SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PEMODELAN
EKONOMETRIKA:
SPESIFIKASI MODEL
DAN PENGUJIAN
DIAGNOSTIK
Kelompok 2
Chapter - 13
13.1 Kriteria Pemilihan Model
13.2 Jenis Kesalahan Spesifikasi
13.3 Konsekuensi dari Bias Spesifikasi Model
13.4 Pengujian Bias Spesifikasi
13.5 Kesalahan-Kesalahan Pengukuran
13.6 Spesifikasi Faktor Kesalahan Stokastik
yang Salah
13.7 Model Nested vs Non-Nested
13.8 Pengujian Hipotesis Non-Nested
13.9 Kriteria Pemilihan Model
13.10 Topik Tambahan dalam Pemodelan
Ekonometrika
13.11. Contoh yang Menyimpulkan
13.12 Kesalahan Non-normal dan Regresor
Stokastik
13.13 Sebuah Kata untuk para Praktisi
APA YANG AKAN DIBAHAS?
Chapter -
13
Menurut Hendry dan Richard
13.1 KRITERIA PEMILIHAN MODEL
Menjadi data yang dapat
diterima
Konsisten dengan teori
Memiliki regresi eksogen
yang lemah
Tunjukan keteguhan
paramete
Menunjukan koherensi data
Mencakup
Chapter -
13
Chapter - 13
13.2 JENIS
KESALAHAN
SPESIFIKASI
 Yi = β1 + β2Xi + β3X2 i + β4X3
i + u1i (13.2.1)
Where:
Y = total cost of production and
X = output. Equation (13.2.1) is
the familiar textbook example of
the cubic total cost function.
 Yi = α1 + α2Xi + α3X2 i + u2i
(13.2.2)
the error consisting in omitting a relevant
variable (X3 i )
 Yi = λ1 + λ2Xi + λ3X2 i + λ4X3 i + λ5X4 i + u3i
(13.2.4) (13.2.1)
the error here consisting in including an
unnecessary or irrelevant variable
 u3i = u1i − λ5X4 i
= u1i since λ5 = 0 in the true model
(Why?) (13.2.5)
 Yi = γ1 + γ2Xi + γ3X2 i + γ4X3 i + u
(13.2.6)
would also constitute a specification bias,
the bias here being the use of the wrong
functional form
…Further
Chapter -
13
To sum up, in developing an empirical model, one is
likely to commit one or more of the following
specification errors:
 Omission of a relevant variable(s).
 Inclusion of an unnecessary variable(s).
 Adoption of the wrong functional form.
 Errors of measurement.
 Incorrect specification of the stochastic error term.
 Assumption that the error term is normally distributed
1. Underfitting a Model (Omitting a Relevant
Variable)
13.3 KONSEKUENSI KESALAHAN SPESIFIKASI MODEL
Chapter - 13
Variable X3 berkorelasi
dengan X2, dan bukan nol
maka terjadi bias dan tidak
konsisten.
X2 & X3 tidak berkorelasi.
α̂1 meskipun begitu bias α̂2
sekarang tidak memihak.
Varians gangguan σ2
diperkirakan secara salah.
Varians yang diukur secara
konvensional adalah bias
penduga dari varians
penduga sebenarnya β̂2.
Akibatnya, interval
kepercayaan dan prosedur
pengujian hipotesis yang
biasa dilakukan adalah
cenderung memberikan
kesimpulan yang menyesatkan
tentang signifikansi
statistik dari parameter
yang diperkirakan.
Akibat lainnya, prakiraan
didasarkan pada model dan
prakiraan yang salah
Interval (keyakinan) tidak
akan dapat diandalkan.
2. Inclusion of an Irrelevant Variable
(Overfitting a Model)
Chapter -
13
Estimator OLS dari parameter model “salah” semuanya
tidak memihak dan konsisten, itu adalah,E(α1) =β1,E(α̂2)
=β2, DanE(α̂3) =β3= 0.
 Varians kesalahanσ2diperkirakan dengan benar.
 Interval kepercayaan dan prosedur pengujian
hipotesis tetap valid.
 Namun perkiraannya α umumnya tidak efisien
13.4 PENGUJIAN KESALAHAN
SPESIFIKASI
Chapter - 13
1. Mendeteksi Keberadaan Variabel
yang Tidak Diperlukan (Overfitting
Model)
Suppose we develop a k-variable model to
explain a phenomenon:
Yi = β1 + β2X2i +…..+ βk Xki + ui
(13.4.1)
Salah satu cara sederhana untuk
mengetahuinya adalah dengan menguji
signifikansi estimasi tersebut βk dengan
yang biasa Ttes: T=β̂k/se (β̂k).
 Namun perhatikan baik-baik bahwa kita
tidak boleh menggunakan T dan Ftes untuk
membangun model secara berulang,artinya,
kita tidak boleh mengatakannya pada
awalnya Y berhubungan dengan X2 hanya
karena β̂2 signifikan secara statistik
dan kemudian memperluas model untuk
menyertakannya X3 dan memutuskan untuk
mempertahankan variabel tersebut dalam
model jika β̂3 ternyata signifikan secara
statistik, dan seterusnya.
 Strategi membangun model ini disebut
pendekatan bottom-up(dimulai dengan
model yang lebih kecil dan
mengembangkannya seiring berjalannya
waktu)
1
.
Pemeriksaan Residu 2
.
Statistik Durbin –
Watson
2. Pengujian Variabel yang Dihilangkan dan Bentuk
Fungsional yang Salah
13.4 …LANJUTAN Chapter - 13
pemeriksaan residu merupakan diagnostik
visual yang baik untuk mendeteksi
autokorelasi atau heteroskedastisitas.
Namun residu ini juga dapat diperiksa,
terutama pada data cross-sectional,
untuk mengetahui kesalahan spesifikasi
model, seperti penghilangan variabel
penting atau bentuk fungsional yang
salah. Jika memang terdapat kesalahan
seperti itu, plot residu akan
menunjukkan pola yang berbeda.
Untuk menggunakan uji Durbin–Watson guna mendeteksi
kesalahan spesifikasi model, kami melanjutkan
sebagai berikut:
1. Dari model yang diasumsikan, peroleh sisa kuadrat
terkecil biasa (OLS)
2. Jika diyakini bahwa model yang diasumsikan salah
dispesifikasikan karena model tersebut
mengecualikan model yang relevan variabel penjelas
3. HitungDstatistik dari residu yang diurutkan dengan
cara biasaDrumus, yaitu, ∑N T=2(ûT-û 2 D= ∑N T−1) 2
T=1ûT Catatan:SubskripTadalah indeks observasi di
sini dan tidak berarti bahwa data tersebut
merupakan deret waktu.
4. Dari tabel Durbin–Watson, jika diestimasiDnilainya
signifikan, maka seseorang bisa menerima hipotesis
kesalahan spesifikasi model. Jika hal ini terjadi,
maka tindakan perbaikan akan muncul dengan
Tes Reset
Ramsey
Chapter - 13
 Ramsey telah mengusulkan pengujian umum kesalahan spesifikasi
yang disebut RESET (uji kesalahan spesifikasi regresi).
 pengujian seperti RESET terkadang digambarkan sebagai
pengujiankesalahan spesifikasi, dibandingkan dengan pengujian
spesifikasi.
 namun ide dasarnya adalah bahwa pengujian spesifikasi melihat
beberapa aspek tertentu dari persamaan tertentu, dengan
mempertimbangkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang
jelas.
 sebaliknya, dapat mendeteksi sejumlah alternatif dan
menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah di bawah nol, tanpa
harus memberikan panduan yang jelas mengenai hipotesis
Dapatkan
estimasinya
Regresi
Tambahan
Mencari nilai F
Sig 5%
Menerima
Hipotesis
 Langkah-Langkah:
Uji Lagrange Multiplier
(LM) untuk Penjumlahan
Variable
Chapter - 13
 Uji Ini merupakan alternatif dari tes
RESET Ramsey
 Jika kita membandingkan fungsi biaya
linier dengan fungsi biaya kubik yang
pertama adalah versi terbatas yang
terakhir.
 Regresi terbatas mengasumsikan bahwa
koefisien suku keluaran kuadrat dan
pangkat tiga sama dengan nol
Langkah-Langkah :
1.
•Perkiraan Regresi Terbatas
•Dengan OLS & dapatkan Residunya
2.
•Jika regresi tidak terbatas adalah regresi sebenarnya
•Maka x2 harus dikaitkan dengan X3
3.
•uˆi = α1 + α2Xi + α3X2i + α4X3i + vi (13.4.11)
•Dimana Y adalah istilah kesalahan dengan property biasa
4.
• nR2 ∼asy χ2(number of restrictions) (13.4.12)
• Dimana Asy berarti tanpa gejala, dalam sample besar
5.
• Chi-kuadrat > Chi-kuadrat kritis = menolak regresi terbatas
• Chi-kuadrat < Chi-kuadrat kritis = Menerima regresi terbatas
1
.
Kesalahan
Pengukuran
dalam Variabel
Dependen Y
2
.
Kesalahan
Pengukuran
pada Variabel
Penjelas X
Kesalahan Pengukuran adalah Pembuat Masalah yang Potensial
13.5 KESALAHAN-KESALAHAN PENGUKURAN
Chapter - 13
1.Bias
2.Peningkatan Variabilitas Kesalahan
3.Heterokedastisitas
4.Koefisien Regresi Tidak Konsisten
5.Kesalahan Interpretasi 
Kesalahan Pengambilan Keputusan
Dampak Kesalahan Pengukuran Variabel:
Chapter - 13
Model Regresi Linear:
Kesalahan
Pengukuran dalam
Variabel Dependen
Y
1.
Walaupun kesalahan
pengukuran variable
dependen masih memberi
estimasi yang tidak bias,
standar error akan lebih
besar dibandingkan jika
tidak ada kesalahan
pengukuran.
↳
↳
→
Chapter - 13
Kesalahan
Pengukuran dalam
Variabel Penjelas
X
2.
Model Regresi Linear:
Kesalahan pengukuran
menjadi problem serius
jika muncul pada
variable penjelas,
karena membuat estimasi
yang tidak konsisten dan
koefisien yang
diestimasi akan bias.
↳
↳
↳
Chapter - 13
Tidak ada jawaban memuaskan
untuk problem kesalahan
pengukuran.
Apa itu…?
kesalahan dalam memodelkan sifat kesalahan acak (stokastik)
dalam suatu model statistik. Kesalahan stokastik adalah
ketidakpastian yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model.
Bagaimana menghindarinya?
 memeriksa asumsi-asumsi model secara cermat
 melakukan analisis diagnostik, dan
 memperhatikan kecocokan model terhadap data yang diamati.
Penjelasan lebih lanjut akan
ada pada CHAPTER 14
13.6 SPESIFIKASI FAKTOR
KESALAHAN STOKASTIK YANG
SALAH
Chapter - 13
a
.
Model Nested
Satu model regresi yang merupakan kasus khusus dari model regresi yang
lain lebih umum.
⇒ ⇒ Menggunakan Uji F untuk menguji
hipotesis. Trial dan Error
menentukan
mana model terbaik
Model B bersarang pada Model A.
13.7 MODEL NESTED VS NON-NESTED
Chapter - 13
b
.
Model Non-Nested
Model yang bukan merupakan bagian dari model lainnya.
⇒ ⇒ Menggunakan Uji Model Non-Nested:
Akaike Information Criterion
(AIC)
Model C dengan D adalan model Non-Nested. Model D dan E juga Non-Nested
meskipun variable sama.
Chapter - 13
Chapter - 13
Pendekatan diskriminasi (The
Discrimination Approach):
ketika diberikan dua atau lebih
model yang bersaing, seseorang
memilih model berdasarkan
beberapa kriteria kesesuaian
1
Pendekatan yang cerdas (The
Discerning Approach) :
di mana dalam menyelidiki satu
model, memperhitungkan informasi
yang diberikan oleh model lain
dan mempertimbangkannya secara
singkat.
2
13.8 TESTS OF NON-NESTED HYPOTHESES
(Pengujian Hipotesis Tak Bersarang)
Menurut Harvey, ada dua pendekatan untuk menguji hipotesis non-bersarang:
Pertimbangkan Model C dan D di Bagian 3.7. karena
kedua model melibatkan variabel terikat yang sama,
kita dapat memilih antara dua (atau lebih) model
berdasarkan beberapa kriteria kesesuaian, seperti R-
squared atau adjusted R-squared yang telah dibahas.
Namun perlu diingat bahwa dalam membandingkan dua
model atau lebih, regresinya harus sama. Selain
kriteria tersebut, ada kriteria lain yang juga
digunakan. Ini termasuk kriteria informasi Akaike,
kriteria informasi Schwarz, dan kriteria Mallow Cp.
Pendekatan Diskriminasi
Chapter - 13
The Discerning Approach
Chapter - 13
Pertimbangkan Model C dan D yang diperkenalkan pada Bagian 3.7. Bagaimana
kita memilih di antara kedua model tersebut? Untuk tujuan ini misalkan kita
memperkirakan model bersarang atau model hibrid berikut:
Perhatikan bahwa Model F bersarang atau mencakup Model C dan D. Namun
perhatikan bahwa C tidak bersarang di D dan D tidak bersarang di C, jadi
keduanya adalah model yang tidak bersarang.
Sekarang jika Model C benar, λ4 = λ5 = 0, sedangkan Model D benar jika λ2 = λ3
= 0. Pengujian ini dapat dilakukan dengan uji F biasa, oleh karena itu
dinamakan uji F tidak bersarang.
…Masalah dalam Prosedur pengujian The Discerning Approach
Chapter - 13
 Pertama, jika X dan Z berkorelasi tinggi, maka, seperti disebutkan dalam bab multikolinearitas, kemungkinan
besar satu atau lebih λ secara individual tidak signifikan secara statistik, meskipun berdasarkan uji F kita dapat
menolak hipotesis tersebut bahwa semua koefisien kemiringan secara bersamaan adalah nol. Dalam hal ini, kita
tidak mempunyai cara untuk memutuskan apakah Model C atau Model D adalah model yang benar.
 Kedua, ada masalah lain. Misalkan kita memilih Model C sebagai hipotesis atau model acuan, dan menemukan
bahwa semua koefisiennya signifikan. Sekarang kita menambahkan Z2 atau Z3 atau keduanya ke dalam model
dan menemukan, dengan menggunakan uji F, bahwa kontribusi tambahannya terhadap jumlah kuadrat yang
dijelaskan (ESS) tidak signifikan secara statistik. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memilih Model C.
 Namun misalkan kita memilih Model D sebagai model referensi dan menemukan bahwa semua koefisiennya
signifikan secara statistik. Namun ketika kita menambahkan X2 atau X3 atau keduanya ke model ini, kita
menemukan, sekali lagi dengan menggunakan uji F, bahwa kontribusi tambahannya terhadap ESS tidak
signifikan. Oleh karena itu, kita memilih model D sebagai model yang tepat. Oleh karena itu, “pilihan hipotesis
referensi dapat menentukan hasil dari model pilihan,” terutama jika terdapat multikolinearitas yang parah
pada regresi yang bersaing. Akhirnya, nested model F secara artifisial mungkin tidak memiliki makna ekonomi
apa pun.
Kriteria R2
13.9 KRITERIA PEMILIHAN MODEL
Chapter - 13
Kita tahu bahwa salah satu ukuran goodness of fit suatu model regresi adalah R2. R2
didefinisikan sebagai:
Nilai R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1, semakin baik kesesuaiannya.
Namun ada masalah dengan R2, yaitu :
1.Mengukur dalam sampel goodness of fit dalam arti seberapa dekat perkiraannya nilai Y
dengan nilai sebenarnya dalam sampel yang diberikan. Tidak ada jaminan bahwa ramalannya
akan baik di luar sampel pengamatan.
2.Dalam membandingkan dua atau lebih R2, variabel terikat, atau regresi, harus sama.
3.Yang lebih penting, R2 tidak bisa turun ketika lebih banyak variabel ditambahkan ke
model.
Oleh karena itu, ada godaan untuk memainkan permainan “memaksimalkan R2” hanya dengan
menambahkan lebih banyak variabel ke model. Tentu saja, menambahkan lebih banyak variabel ke
model dapat meningkatkan jumlah R2 tetapi hal ini juga dapat meningkatkan varian kesalahan
Adjusted R2
Chapter - 13
Sebagai penalti untuk menambahkan regressor untuk meningkatkan nilai R2, Henry Theil
mengembangkan adjusted R2 , dimana:
Rumus di atas, menunjukkan bagaimana penyesuaian R2 memberikan penalti untuk
menambahkan lebih banyak regressor. Seperti di Bab 8, tidak seperti R2, adjusted R2
akan meningkat hanya jika absolut nilai t variabel yang ditambahkan lebih besar dari 1.
Oleh karena itu, untuk tujuan perbandingan, adjusted R2 adalah ukuran yang lebih baik
daripada R2. Namun sekali lagi perlu diingat bahwa regresi harus sama agar
perbandingannya valid.
Chapter - 13
Akaike’s Information
Criterion (AIC)
AIC criterion didefinisikan
sebagai
Dalam membandingkan dua model atau
lebih, model dengan nilai AIC
terendah lebih diutamakan.
Chapter - 13
Schwarz’s Information
Criterion (SIC)
Mirip dengan AIC, kriteria SIC didefinisikan
sebagai:
Seperti halnya AIC, semakin rendah nilai SIC maka
semakin baik modelnya. Sekali lagi, seperti AIC, SIC
dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
Mallows’s Cp
Criterion
Mallows’s Cp Criterion didefinisikan:
Dalam memilih model sesuai dengan kriteria Cp, kita akan mencari
model yang mempunyai nilai Cp yang rendah, hampir sama dengan p.
Dengan kata lain, kita akan memilih model dengan p regressor (p < k)
yang memberikan kesesuaian yang cukup baik dengan data.
Chapter - 13
Chapter - 13
Outlier
. . . . .
“Dalam konteks regresi, outlier
didefinisikan sebagai observasi dengan
“sisa yang besar”. Ingat bahwa
, artinya residu yang mewakili selisih
(positif atau negatif) antara nilai regresi
sebenarnya dan nilai estimasi dari model
regresi.
A. MODEL PENENTUAN UPAH PER JAM
13.11 MENYIMPULKAN CONTOH
Model upah tipe Mincer digunakan untuk memeriksa faktor-faktor yang memengaruhi upah
per jam. Model ini memiliki bentuk sebagai berikut:
• Ln wage𝑖 = β1 + β2Edu𝑖 + β3Exp𝑖 + β4Fe𝑖 + β5𝑁𝑊𝑖 + β6UN𝑖 + β7WK𝑖 + u𝑖 (13.11.1)
 Ln wage = logaritma alami dari upah per jam ($)
 Edu = pendidikan dalam tahun
 Exp = pengalaman pasar kerja
 Fe = 1 jika perempuan, 0 jika tidak
 NW = 1 jika bukan orang kulit putih, 0 jika tidak
 UN = 1 jika dalam serikat, 0 jika tidak
 WK = 1 untuk pekerja yang dibayar tidak per jam, 0 jika tidak
Chapter - 13
• Tabel
1
 Untuk pekerja yang dibayar tidak per
jam, upah per jam dihitung sebagai
pendapatan mingguan dibagi dengan jam
kerja biasa.
 Data terdiri dari 1.289 orang yang
diwawancarai pada bulan Maret 1985
dalam Survei Penduduk Saat Ini (CPS)
oleh Biro Sensus AS, yang dikumpulkan
oleh Paul Rudd.
 Pendidikan dan pengalaman diharapkan
memiliki dampak positif pada upah.
Variabel dummy Fe dan NW diharapkan
memiliki dampak negatif jika ada
diskriminasi, sementara UN diharapkan
memiliki dampak positif karena
ketidakpastian pendapatan.
 Ketika semua variabel dummy bernilai
nol, persamaan menyederhanakan
menjadi:
 Koefisien yang diestimasi
secara individu sangat
signifikan dengan nilai p-nilai
yang rendah, menunjukkan bahwa
signifikan.
 F-statistik juga tinggi,
menunjukkan bahwa secara
kolektif, semua variabel juga
penting secara statistik.
 Pekerja perempuan dan pekerja
non-putih rata-rata memiliki
upah yang lebih rendah
dibandingkan dengan pekerja
referensi, sementara pekerja
serikat dan yang dibayar
mingguan memiliki upah rata-
Chapter - 13
 Uji F dapat digunakan untuk menilai kontribusi tambahan
dari variabel tambahan dan menguji hipotesis nol tentang
efeknya pada model yang diestimasi. Hipotesis nol adalah
bahwa ketiga variabel tambahan ini tidak memiliki efek
pada model yang diestimasi.
 Hipotesis nol artinya bahwa interaksi antara pekerja
perempuan dan non-putih, pekerja perempuan dan anggota
serikat, serta pekerja perempuan dan yang dibayar
mingguan tidak memiliki dampak signifikan pada model yang
diestimasi, tidak ditolak. Nilai F yang diestimasi
sebesar 0.8053 tidak signifikan secara statistik, dengan
nilai p sekitar 49 persen.
 Model (13.11.1) mengusulkan bahwa pengaruh pengalaman
terhadap log upah adalah linear, yang berarti kenaikan
relatif dalam upah tetap sama untuk setiap peningkatan
tahun dalam pengalaman kerja, jika variabel lain tetap.
Chapter - 13
 Untuk melihat apakah ini terjadi dalam contoh tersebut, istilah pengalaman kuadrat
ditambahkan ke dalam model awal
 Istilah pengalaman kuadrat dalam model tidak hanya negatif tetapi juga sangat
signifikan secara statistik, sesuai dengan perilaku pasar tenaga kerja di mana
laju pertumbuhan upah melambat seiring berjalannya waktu.
 Kriteria Akaike dan Schwarz digunakan untuk menguji kebaikan sesuaian model yang
diestimasi. Perbedaannya dengan kriteria R2 adalah semakin rendah nilai
statistiknya, semakin baik modelnya.
 Meskipun nilai R2 dalam kedua tabel terlihat rendah, hal ini umum terjadi dalam
data cross-section dengan jumlah observasi yang besar. Namun, nilai R2 yang rendah
tersebut masih signifikan secara statistik karena statistik F yang dihitung sangat
signifikan.
 Selanjutnya, karena data berjenis cross-section, ada kemungkinan
heteroskedastisitas dalam model. Tes heteroskedastisitas yang diterapkan
menunjukkan bahwa model memang menderita heteroskedastisitas.
Tabel 2
Chapter - 13
 Untuk memperbaiki heteroskedastisitas, standar kesalahan
konsisten heteroskedastisitas White diterapkan, yang
hasilnya disajikan dalam tabel diatas
 Meskipun terjadi perubahan dalam standar kesalahan yang
diestimasi, kesimpulan bahwa semua regresor penting, baik
secara individu maupun secara kolektif, dalam menjelaskan
perilaku upah relatif.
 Selanjutnya, perlu untuk memeriksa apakah istilah
kesalahan terdistribusi secara normal.
Tabel 3
Chapter - 13
Statistik Jarque-Bera menolak hipotesis bahwa kesalahan terdistribusi secara
normal karena nilai statistik JB tinggi dan nilai p praktis nol. Perlu dicatat
bahwa untuk variabel yang terdistribusi secara normal, koefisien kemiringan dan
kurtosis berturut-turut adalah 0 dan 3.
Meskipun kesalahan tidak terdistribusi secara normal, ini tidak menghalangi
penggunaan uji t dan F secara sah untuk menguji hipotesis dalam regresi upah.
Estimator OLS secara asimtotik terdistribusi secara normal dengan catatan bahwa
istilah kesalahan memiliki varians terbatas, homoskedastik, dan nilai rata-rata
istilah kesalahan, dengan nilai variabel penjelas, adalah nol. Sebagai hasilnya,
uji t dan F biasa dapat terus digunakan, terutama jika sampelnya cukup besar.
Estimator OLS adalah estimator linear tak biasa terbaik (BLUE) di bawah asumsi
Gauss-Markov, bahkan tanpa asumsi normalitas. Dengan ukuran sampel 1.289 observasi
dalam regresi upah, ukuran sampel tersebut terlihat cukup besar untuk melanjutkan
Chapter - 13
 Grafik di Gambar 13.6 memberikan nilai aktual dan yang diestimasi dari variabel tergantung (ln upah)
serta residu, yang merupakan perbedaan antara nilai aktual dan yang diestimasi dari variabel yang di-
regresi, dalam regresi upah.
 Meskipun nilai rata-rata dari residu selalu nol, grafik tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa residu
yang tampak besar (dalam nilai absolut) dibandingkan dengan sebagian besar residu lainnya, menunjukkan
kemungkinan adanya pencilan dalam data.
 Statistik mentah tentang tiga variabel kuantitatif disediakan dalam Tabel 13.8
untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah benar-benar ada pencilan dalam
regresi upah
Chapter - 13
 Fungsi konsumsi untuk AS dari tahun 1947 hingga 2000 adalah:
 ln TC𝑡 = β1 + β2 ln 𝑌𝐷𝑡 + β3ln W + β4Interest𝑡 + u𝑡
 Di mana TC, YD, W, dan Suku Bunga masing-masing adalah pengeluaran
konsumsi total, pendapatan pribadi yang dapat digunakan, kekayaan,
dan tingkat bunga, semuanya dalam nilai riil. Berikut adalah hasil
berdasarkan data yang dipresentasikan:
B. FUNGSI KONSUMSI RIIL AMERIKA
SERIKAT, 1947-2000
Chapter - 13
 Variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi total.
 Koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan dampak relatifnya terhadap konsumsi.
 Analisis data menyoroti hubungan antara pengeluaran konsumsi, pendapatan pribadi yang dapat digunakan,
kekayaan, dan tingkat bunga, serta memberikan wawasan tentang perilaku konsumsi di AS selama periode
1947-2000.
 Pengeluaran konsumsi total (TC), pendapatan pribadi yang dapat digunakan (YD), dan kekayaan dimodelkan
dalam bentuk logaritmik, sehingga koefisien kemiringan yang diestimasi dari YD dan kekayaan masing-masing
adalah elastisitas pendapatan dan kekayaan. Elastisitas ini positif dan sangat signifikan secara
statistik, dengan nilai sekitar 0,80 untuk pendapatan dan 0,20 untuk kekayaan.
 Koefisien dari variabel tingkat bunga merepresentasikan semi-elastisitas. Ditemukan bahwa jika tingkat
bunga naik sebesar 1 persen, pengeluaran konsumsi riil turun sekitar 0,27 persen. Semi-elastisitas ini
juga sangat signifikan secara statistik.
 Nilai R-squared sangat tinggi, hampir mencapai 100 persen, menunjukkan bahwa model secara baik
menjelaskan variasi dalam pengeluaran konsumsi.
 Nilai F juga sangat signifikan secara statistik, menunjukkan bahwa secara individu maupun secara
kolektif, semua variabel penjelas memiliki dampak signifikan terhadap pengeluaran konsumsi.
 Namun, statistik Durbin-Watson menunjukkan bahwa kesalahan dalam model memiliki korelasi serial positif,
yang tidak mengejutkan dalam regresi deret waktu.
Chapter - 13
Untuk memeriksa apakah ada kesalahan spesifikasi, ditambahkan regresi di atas
Dalam model ini, interaksi antara logaritma pendapatan yang dapat digunakan dan
kekayaan merupakan variabel tambahan yang sangat signifikan. Meskipun variabel suku
bunga tetap mempertahankan tanda negatif, namun menjadi kurang signifikan dengan
nilai p sekitar 8 persen. Selain itu, nilai statistik Durbin-Watson (d) meningkat
dari sekitar 1,28 menjadi sekitar 1,53.
Meskipun nilai d berada di antara nilai kritis 1,378 dan 1,721, menunjukkan
ketidakpastian tentang keberadaan autokorelasi, nilai d yang diamati lebih dekat
dengan nilai batas atas. Beberapa penulis menyarankan untuk menggunakan nilai batas
atas dari statistik d sebagai batas signifikansi yang hampir benar. Dengan demikian,
pada contoh ini, disimpulkan bahwa model menderita autokorelasi positif.
Uji Breusch-Godfrey juga dilakukan dengan menambahkan dua istilah yang tertinggal
dari residu yang diestimasi, memberikan hasil yang mencerminkan adanya autokorelasi
positif dalam model tersebut.
Chapter - 13
 F yang dilaporkan di bagian atas menguji hipotesis bahwa kedua residu tertinggal yang
termasuk dalam model memiliki nilai nol. Hipotesis ini ditolak karena F signifikan pada
sekitar tingkat 5 persen.
 Secara keseluruhan, tampaknya terdapat autokorelasi dalam error. Ada beberapa cara untuk
menghilangkan autokorelasi.
 Dalam Tabel 13.12, hasil analisis regresi
dilaporkan dengan menggunakan kesalahan
standar HAC atau Newey-West untuk
memperhitungkan autokorelasi. Dengan
ukuran sampel sebanyak 54 observasi,
penggunaan kesalahan standar HAC dianggap
sesuai. Meskipun koefisien regresi tetap
sama seperti yang tercantum dalam Tabel
13.9, terdapat perbedaan yang cukup
signifikan dalam kesalahan standarnya.
Chapter - 13
 Kita dapat melihat masalah ini dengan cara yang berbeda. Di Bab 8 kita membahas uji
stabilitas parameter. Untuk melihat apakah ada perubahan yang signifikan secara
statistik dalam koefisien regresi fungsi konsumsi, kami menggunakan uji Chow yang
dibahas di Bagian 8.7 Bab 8 dan mendapatkan hasil yang diberikan di Tabel 13.14.
 Uji kegagalan prediksi Chow, yang menguji apakah perilaku pengeluaran konsumen terkait dengan
pendapatan, kekayaan, dan tingkat bunga berbeda selama periode resesi, khususnya resesi tahun
1990. Uji ini mempertimbangkan periode sampel dari 1947 hingga 2000 yang meliputi beberapa
siklus bisnis, termasuk resesi pada tahun 1990 dan 2000. Hasil uji kegagalan prediksi Chow
menggunakan EViews versi 6 disajikan dalam Tabel 13.13.
 Statistik F yang diberikan di bagian atas Tabel 13.13 menyarankan bahwa mungkin tidak ada
perbedaan substansial dalam fungsi konsumsi sebelum dan sesudah tahun 1990, karena nilainya
tidak signifikan pada tingkat 5 persen. Tetapi jika Anda memilih tingkat signifikansi 10 persen,
nilai F secara statistik signifikan.
Chapter - 13
Tampaknya, terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
dalam fungsi konsumsi sebelum dan sesudah tahun 1990, karena
statistik F yang dihitung, sesuai dengan Persamaan (8.7.4),
menunjukkan signifikansi yang tinggi dengan nilai p hanya 0,0052.
Meskipun semua tes diagnostik yang tersedia telah digunakan pada
data konsumsi, analisis yang telah disajikan sampai saat ini
seharusnya memberikan gambaran yang memadai tentang cara menerapkan
berbagai tes yang relevan.
Chapter - 13
A. APA YANG
TERJADI JIKA
ISTILAH KESALAHAN
TIDAK
TERDISTRIBUSI
SECARA NORMAL?
13.12 ERROR TIDAK NORMAL
DAN REGRESI STOKASTIK
 Dalam model regresi linier normal klasik (CNLRM), diasumsikan
bahwa istilah kesalahan u mengikuti distribusi normal. Asumsi ini
dibenarkan menggunakan teorema batas sentral (CLT).
Konsekuensinya, estimator OLS (Ordinary Least Squares) juga
terdistribusi secara normal, memungkinkan penggunaan uji t dan F
tanpa memandang ukuran sampel. Uji normalitas Jarque–Bera dan
Anderson–Darling digunakan untuk memeriksa distribusi kesalahan
yang diestimasi.
 Namun, jika kesalahan tidak terdistribusi secara normal, maka
probabilitas distribusi dari estimator OLS menjadi krusial untuk
melakukan pengujian hipotesis tentang nilai sebenarnya dari
estimator. Asumsi normalitas adalah penting, terutama dalam
sampel kecil.
 Jika asumsi normalitas tidak dapat dipertahankan, ada dua
pilihan: bootstrapping dan pendekatan asimtotik. Bootstrapping
melibatkan pengulangan sampel untuk memperoleh distribusi sampel
dari estimator OLS. Pendekatan asimtotik menunjukkan bahwa
estimator OLS secara asimtotik terdistribusi normal dalam sampel
Chapter - 13
B. VARIABEL PENJELASAN
STOKASTIK
o Dalam analisis regresi, salah satu asumsi penting adalah bahwa variabel penjelas, atau
regresor, dapat berupa tetap atau non-stokastik, atau jika stokastik, mereka independen dari
istilah kesalahan. Kasus regresor tetap mengacu pada regresor yang tidak berubah dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya, sementara kasus regresor acak melibatkan regresor yang dapat
berubah dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
o Dalam kasus regresor tetap, sifat-sifat estimator OLS sudah dikenal dan tetap berlaku. Dalam
kasus regresor acak, jika asumsi diterapkan bahwa analisis dilakukan pada nilai-nilai yang
diberikan dari regresor, sifat-sifat estimator OLS yang sudah dipelajari dalam kasus regresor
tetap tetap berlaku. Namun, jika regresor dan istilah kesalahan didistribusikan secara
independen dalam kasus regresor acak, meskipun estimator OLS masih tidak bias, mereka tidak
lagi efisien.
o Masalah menjadi kompleks ketika istilah kesalahan tidak terdistribusi secara normal, atau
regresor adalah stokastik, atau keduanya. Sulit untuk membuat pernyataan umum tentang sifat
estimator OLS dalam sampel terbatas dalam situasi ini. Namun, di bawah kondisi tertentu,
teorema batas sentral dapat digunakan untuk menetapkan normalitas asimtotik dari estimator
OLS. Bukti-bukti lebih lanjut dapat ditemukan di literatur yang relevan.
Chapter - 13
13.13 SEBUAH UTASAN BAGI PARA
PRAKTISI
 Dengan mempertimbangkan banyak aspek, terlihat bahwa membangun model merupakan gabungan antara
seni dan ilmu pengetahuan. Bagi seorang peneliti, hal ini bisa menjadi rumit dengan berbagai
teori dan alat diagnostik yang tersedia. Namun, peringatan Martin Feldstein memberikan
pengingat penting bahwa dalam ekonometri terapan, model yang berguna tidak selalu harus
"benar" atau "realistis", melainkan yang sederhana, masuk akal, dan informatif.
 Peter Kennedy dari Universitas Simon Fraser di Kanada menganjurkan "Sepuluh Perintah
Ekonometri Terapan" berikut:
1. Gunakanlah akal sehat dan teori ekonomi.
2. Ajukanlah pertanyaan yang tepat (yaitu, letakkan relevansi di atas keanggunan
matematika).
3. Ketahuilah konteksnya (jangan melakukan analisis statistik yang tidak tahu).
4. Periksalah data.
5. Janganlah memuja kompleksitas. Gunakan prinsip KISS, yaitu, tetaplah sederhana
secara stokastik.
6. Perhatikanlah hasil-hasilmu dengan cermat.
7. Waspada akan biaya penambangan data.
8. Bersedia untuk berkompromi (jangan memuja resep buku teks).
9. Janganlah bingung antara signifikansi dengan substansi (janganlah bingung antara
signifikansi statistik dengan signifikansi praktis).
Terima
Kasih
Kelompok 2

More Related Content

Similar to Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model

Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
CHRISTIANTO6
 
Bab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuranBab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuran
inggitmichael
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
yulisbaso2020
 

Similar to Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model (20)

Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121
 
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
 
Penanganan Autokorelasi
Penanganan AutokorelasiPenanganan Autokorelasi
Penanganan Autokorelasi
 
Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)
 
12714108.ppt
12714108.ppt12714108.ppt
12714108.ppt
 
169 525-1-pb
169 525-1-pb169 525-1-pb
169 525-1-pb
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Bab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuranBab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuran
 
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptxKuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
 
uji-hipotesis.ppt
uji-hipotesis.pptuji-hipotesis.ppt
uji-hipotesis.ppt
 
Modul linear-ganda
Modul linear-gandaModul linear-ganda
Modul linear-ganda
 
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
 
Analisis regresi linier
Analisis regresi linier Analisis regresi linier
Analisis regresi linier
 
Simulasi 2
Simulasi 2Simulasi 2
Simulasi 2
 
Materi 2 Konsep Dasar Simulasi.pptx
Materi 2 Konsep Dasar Simulasi.pptxMateri 2 Konsep Dasar Simulasi.pptx
Materi 2 Konsep Dasar Simulasi.pptx
 
[Sesi 2] Regression 02 - Non Linear Regression (1).pptx
[Sesi 2] Regression 02 - Non Linear Regression (1).pptx[Sesi 2] Regression 02 - Non Linear Regression (1).pptx
[Sesi 2] Regression 02 - Non Linear Regression (1).pptx
 
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
 
Identifikasi dan Pengaruh Keberadaan Data Pencilan (Outlier).
Identifikasi dan Pengaruh Keberadaan Data Pencilan (Outlier).Identifikasi dan Pengaruh Keberadaan Data Pencilan (Outlier).
Identifikasi dan Pengaruh Keberadaan Data Pencilan (Outlier).
 
Modul Tutorial Arima
Modul Tutorial ArimaModul Tutorial Arima
Modul Tutorial Arima
 

Recently uploaded

Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 

Recently uploaded (15)

Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model

  • 2. 13.1 Kriteria Pemilihan Model 13.2 Jenis Kesalahan Spesifikasi 13.3 Konsekuensi dari Bias Spesifikasi Model 13.4 Pengujian Bias Spesifikasi 13.5 Kesalahan-Kesalahan Pengukuran 13.6 Spesifikasi Faktor Kesalahan Stokastik yang Salah 13.7 Model Nested vs Non-Nested 13.8 Pengujian Hipotesis Non-Nested 13.9 Kriteria Pemilihan Model 13.10 Topik Tambahan dalam Pemodelan Ekonometrika 13.11. Contoh yang Menyimpulkan 13.12 Kesalahan Non-normal dan Regresor Stokastik 13.13 Sebuah Kata untuk para Praktisi APA YANG AKAN DIBAHAS? Chapter - 13
  • 3. Menurut Hendry dan Richard 13.1 KRITERIA PEMILIHAN MODEL Menjadi data yang dapat diterima Konsisten dengan teori Memiliki regresi eksogen yang lemah Tunjukan keteguhan paramete Menunjukan koherensi data Mencakup Chapter - 13
  • 4. Chapter - 13 13.2 JENIS KESALAHAN SPESIFIKASI  Yi = β1 + β2Xi + β3X2 i + β4X3 i + u1i (13.2.1) Where: Y = total cost of production and X = output. Equation (13.2.1) is the familiar textbook example of the cubic total cost function.  Yi = α1 + α2Xi + α3X2 i + u2i (13.2.2) the error consisting in omitting a relevant variable (X3 i )  Yi = λ1 + λ2Xi + λ3X2 i + λ4X3 i + λ5X4 i + u3i (13.2.4) (13.2.1) the error here consisting in including an unnecessary or irrelevant variable  u3i = u1i − λ5X4 i = u1i since λ5 = 0 in the true model (Why?) (13.2.5)  Yi = γ1 + γ2Xi + γ3X2 i + γ4X3 i + u (13.2.6) would also constitute a specification bias, the bias here being the use of the wrong functional form
  • 5. …Further Chapter - 13 To sum up, in developing an empirical model, one is likely to commit one or more of the following specification errors:  Omission of a relevant variable(s).  Inclusion of an unnecessary variable(s).  Adoption of the wrong functional form.  Errors of measurement.  Incorrect specification of the stochastic error term.  Assumption that the error term is normally distributed
  • 6. 1. Underfitting a Model (Omitting a Relevant Variable) 13.3 KONSEKUENSI KESALAHAN SPESIFIKASI MODEL Chapter - 13 Variable X3 berkorelasi dengan X2, dan bukan nol maka terjadi bias dan tidak konsisten. X2 & X3 tidak berkorelasi. α̂1 meskipun begitu bias α̂2 sekarang tidak memihak. Varians gangguan σ2 diperkirakan secara salah. Varians yang diukur secara konvensional adalah bias penduga dari varians penduga sebenarnya β̂2. Akibatnya, interval kepercayaan dan prosedur pengujian hipotesis yang biasa dilakukan adalah cenderung memberikan kesimpulan yang menyesatkan tentang signifikansi statistik dari parameter yang diperkirakan. Akibat lainnya, prakiraan didasarkan pada model dan prakiraan yang salah Interval (keyakinan) tidak akan dapat diandalkan.
  • 7. 2. Inclusion of an Irrelevant Variable (Overfitting a Model) Chapter - 13 Estimator OLS dari parameter model “salah” semuanya tidak memihak dan konsisten, itu adalah,E(α1) =β1,E(α̂2) =β2, DanE(α̂3) =β3= 0.  Varians kesalahanσ2diperkirakan dengan benar.  Interval kepercayaan dan prosedur pengujian hipotesis tetap valid.  Namun perkiraannya α umumnya tidak efisien
  • 8. 13.4 PENGUJIAN KESALAHAN SPESIFIKASI Chapter - 13 1. Mendeteksi Keberadaan Variabel yang Tidak Diperlukan (Overfitting Model) Suppose we develop a k-variable model to explain a phenomenon: Yi = β1 + β2X2i +…..+ βk Xki + ui (13.4.1) Salah satu cara sederhana untuk mengetahuinya adalah dengan menguji signifikansi estimasi tersebut βk dengan yang biasa Ttes: T=β̂k/se (β̂k).  Namun perhatikan baik-baik bahwa kita tidak boleh menggunakan T dan Ftes untuk membangun model secara berulang,artinya, kita tidak boleh mengatakannya pada awalnya Y berhubungan dengan X2 hanya karena β̂2 signifikan secara statistik dan kemudian memperluas model untuk menyertakannya X3 dan memutuskan untuk mempertahankan variabel tersebut dalam model jika β̂3 ternyata signifikan secara statistik, dan seterusnya.  Strategi membangun model ini disebut pendekatan bottom-up(dimulai dengan model yang lebih kecil dan mengembangkannya seiring berjalannya waktu)
  • 9. 1 . Pemeriksaan Residu 2 . Statistik Durbin – Watson 2. Pengujian Variabel yang Dihilangkan dan Bentuk Fungsional yang Salah 13.4 …LANJUTAN Chapter - 13 pemeriksaan residu merupakan diagnostik visual yang baik untuk mendeteksi autokorelasi atau heteroskedastisitas. Namun residu ini juga dapat diperiksa, terutama pada data cross-sectional, untuk mengetahui kesalahan spesifikasi model, seperti penghilangan variabel penting atau bentuk fungsional yang salah. Jika memang terdapat kesalahan seperti itu, plot residu akan menunjukkan pola yang berbeda. Untuk menggunakan uji Durbin–Watson guna mendeteksi kesalahan spesifikasi model, kami melanjutkan sebagai berikut: 1. Dari model yang diasumsikan, peroleh sisa kuadrat terkecil biasa (OLS) 2. Jika diyakini bahwa model yang diasumsikan salah dispesifikasikan karena model tersebut mengecualikan model yang relevan variabel penjelas 3. HitungDstatistik dari residu yang diurutkan dengan cara biasaDrumus, yaitu, ∑N T=2(ûT-û 2 D= ∑N T−1) 2 T=1ûT Catatan:SubskripTadalah indeks observasi di sini dan tidak berarti bahwa data tersebut merupakan deret waktu. 4. Dari tabel Durbin–Watson, jika diestimasiDnilainya signifikan, maka seseorang bisa menerima hipotesis kesalahan spesifikasi model. Jika hal ini terjadi, maka tindakan perbaikan akan muncul dengan
  • 10. Tes Reset Ramsey Chapter - 13  Ramsey telah mengusulkan pengujian umum kesalahan spesifikasi yang disebut RESET (uji kesalahan spesifikasi regresi).  pengujian seperti RESET terkadang digambarkan sebagai pengujiankesalahan spesifikasi, dibandingkan dengan pengujian spesifikasi.  namun ide dasarnya adalah bahwa pengujian spesifikasi melihat beberapa aspek tertentu dari persamaan tertentu, dengan mempertimbangkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang jelas.  sebaliknya, dapat mendeteksi sejumlah alternatif dan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah di bawah nol, tanpa harus memberikan panduan yang jelas mengenai hipotesis Dapatkan estimasinya Regresi Tambahan Mencari nilai F Sig 5% Menerima Hipotesis  Langkah-Langkah:
  • 11. Uji Lagrange Multiplier (LM) untuk Penjumlahan Variable Chapter - 13  Uji Ini merupakan alternatif dari tes RESET Ramsey  Jika kita membandingkan fungsi biaya linier dengan fungsi biaya kubik yang pertama adalah versi terbatas yang terakhir.  Regresi terbatas mengasumsikan bahwa koefisien suku keluaran kuadrat dan pangkat tiga sama dengan nol Langkah-Langkah : 1. •Perkiraan Regresi Terbatas •Dengan OLS & dapatkan Residunya 2. •Jika regresi tidak terbatas adalah regresi sebenarnya •Maka x2 harus dikaitkan dengan X3 3. •uˆi = α1 + α2Xi + α3X2i + α4X3i + vi (13.4.11) •Dimana Y adalah istilah kesalahan dengan property biasa 4. • nR2 ∼asy χ2(number of restrictions) (13.4.12) • Dimana Asy berarti tanpa gejala, dalam sample besar 5. • Chi-kuadrat > Chi-kuadrat kritis = menolak regresi terbatas • Chi-kuadrat < Chi-kuadrat kritis = Menerima regresi terbatas
  • 12. 1 . Kesalahan Pengukuran dalam Variabel Dependen Y 2 . Kesalahan Pengukuran pada Variabel Penjelas X Kesalahan Pengukuran adalah Pembuat Masalah yang Potensial 13.5 KESALAHAN-KESALAHAN PENGUKURAN Chapter - 13
  • 13. 1.Bias 2.Peningkatan Variabilitas Kesalahan 3.Heterokedastisitas 4.Koefisien Regresi Tidak Konsisten 5.Kesalahan Interpretasi  Kesalahan Pengambilan Keputusan Dampak Kesalahan Pengukuran Variabel: Chapter - 13
  • 14. Model Regresi Linear: Kesalahan Pengukuran dalam Variabel Dependen Y 1. Walaupun kesalahan pengukuran variable dependen masih memberi estimasi yang tidak bias, standar error akan lebih besar dibandingkan jika tidak ada kesalahan pengukuran. ↳ ↳ → Chapter - 13
  • 15. Kesalahan Pengukuran dalam Variabel Penjelas X 2. Model Regresi Linear: Kesalahan pengukuran menjadi problem serius jika muncul pada variable penjelas, karena membuat estimasi yang tidak konsisten dan koefisien yang diestimasi akan bias. ↳ ↳ ↳ Chapter - 13 Tidak ada jawaban memuaskan untuk problem kesalahan pengukuran.
  • 16. Apa itu…? kesalahan dalam memodelkan sifat kesalahan acak (stokastik) dalam suatu model statistik. Kesalahan stokastik adalah ketidakpastian yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Bagaimana menghindarinya?  memeriksa asumsi-asumsi model secara cermat  melakukan analisis diagnostik, dan  memperhatikan kecocokan model terhadap data yang diamati. Penjelasan lebih lanjut akan ada pada CHAPTER 14 13.6 SPESIFIKASI FAKTOR KESALAHAN STOKASTIK YANG SALAH Chapter - 13
  • 17. a . Model Nested Satu model regresi yang merupakan kasus khusus dari model regresi yang lain lebih umum. ⇒ ⇒ Menggunakan Uji F untuk menguji hipotesis. Trial dan Error menentukan mana model terbaik Model B bersarang pada Model A. 13.7 MODEL NESTED VS NON-NESTED Chapter - 13
  • 18. b . Model Non-Nested Model yang bukan merupakan bagian dari model lainnya. ⇒ ⇒ Menggunakan Uji Model Non-Nested: Akaike Information Criterion (AIC) Model C dengan D adalan model Non-Nested. Model D dan E juga Non-Nested meskipun variable sama. Chapter - 13
  • 19. Chapter - 13 Pendekatan diskriminasi (The Discrimination Approach): ketika diberikan dua atau lebih model yang bersaing, seseorang memilih model berdasarkan beberapa kriteria kesesuaian 1 Pendekatan yang cerdas (The Discerning Approach) : di mana dalam menyelidiki satu model, memperhitungkan informasi yang diberikan oleh model lain dan mempertimbangkannya secara singkat. 2 13.8 TESTS OF NON-NESTED HYPOTHESES (Pengujian Hipotesis Tak Bersarang) Menurut Harvey, ada dua pendekatan untuk menguji hipotesis non-bersarang:
  • 20. Pertimbangkan Model C dan D di Bagian 3.7. karena kedua model melibatkan variabel terikat yang sama, kita dapat memilih antara dua (atau lebih) model berdasarkan beberapa kriteria kesesuaian, seperti R- squared atau adjusted R-squared yang telah dibahas. Namun perlu diingat bahwa dalam membandingkan dua model atau lebih, regresinya harus sama. Selain kriteria tersebut, ada kriteria lain yang juga digunakan. Ini termasuk kriteria informasi Akaike, kriteria informasi Schwarz, dan kriteria Mallow Cp. Pendekatan Diskriminasi Chapter - 13
  • 21. The Discerning Approach Chapter - 13 Pertimbangkan Model C dan D yang diperkenalkan pada Bagian 3.7. Bagaimana kita memilih di antara kedua model tersebut? Untuk tujuan ini misalkan kita memperkirakan model bersarang atau model hibrid berikut: Perhatikan bahwa Model F bersarang atau mencakup Model C dan D. Namun perhatikan bahwa C tidak bersarang di D dan D tidak bersarang di C, jadi keduanya adalah model yang tidak bersarang. Sekarang jika Model C benar, λ4 = λ5 = 0, sedangkan Model D benar jika λ2 = λ3 = 0. Pengujian ini dapat dilakukan dengan uji F biasa, oleh karena itu dinamakan uji F tidak bersarang.
  • 22. …Masalah dalam Prosedur pengujian The Discerning Approach Chapter - 13  Pertama, jika X dan Z berkorelasi tinggi, maka, seperti disebutkan dalam bab multikolinearitas, kemungkinan besar satu atau lebih λ secara individual tidak signifikan secara statistik, meskipun berdasarkan uji F kita dapat menolak hipotesis tersebut bahwa semua koefisien kemiringan secara bersamaan adalah nol. Dalam hal ini, kita tidak mempunyai cara untuk memutuskan apakah Model C atau Model D adalah model yang benar.  Kedua, ada masalah lain. Misalkan kita memilih Model C sebagai hipotesis atau model acuan, dan menemukan bahwa semua koefisiennya signifikan. Sekarang kita menambahkan Z2 atau Z3 atau keduanya ke dalam model dan menemukan, dengan menggunakan uji F, bahwa kontribusi tambahannya terhadap jumlah kuadrat yang dijelaskan (ESS) tidak signifikan secara statistik. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memilih Model C.  Namun misalkan kita memilih Model D sebagai model referensi dan menemukan bahwa semua koefisiennya signifikan secara statistik. Namun ketika kita menambahkan X2 atau X3 atau keduanya ke model ini, kita menemukan, sekali lagi dengan menggunakan uji F, bahwa kontribusi tambahannya terhadap ESS tidak signifikan. Oleh karena itu, kita memilih model D sebagai model yang tepat. Oleh karena itu, “pilihan hipotesis referensi dapat menentukan hasil dari model pilihan,” terutama jika terdapat multikolinearitas yang parah pada regresi yang bersaing. Akhirnya, nested model F secara artifisial mungkin tidak memiliki makna ekonomi apa pun.
  • 23. Kriteria R2 13.9 KRITERIA PEMILIHAN MODEL Chapter - 13 Kita tahu bahwa salah satu ukuran goodness of fit suatu model regresi adalah R2. R2 didefinisikan sebagai: Nilai R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1, semakin baik kesesuaiannya. Namun ada masalah dengan R2, yaitu : 1.Mengukur dalam sampel goodness of fit dalam arti seberapa dekat perkiraannya nilai Y dengan nilai sebenarnya dalam sampel yang diberikan. Tidak ada jaminan bahwa ramalannya akan baik di luar sampel pengamatan. 2.Dalam membandingkan dua atau lebih R2, variabel terikat, atau regresi, harus sama. 3.Yang lebih penting, R2 tidak bisa turun ketika lebih banyak variabel ditambahkan ke model. Oleh karena itu, ada godaan untuk memainkan permainan “memaksimalkan R2” hanya dengan menambahkan lebih banyak variabel ke model. Tentu saja, menambahkan lebih banyak variabel ke model dapat meningkatkan jumlah R2 tetapi hal ini juga dapat meningkatkan varian kesalahan
  • 24. Adjusted R2 Chapter - 13 Sebagai penalti untuk menambahkan regressor untuk meningkatkan nilai R2, Henry Theil mengembangkan adjusted R2 , dimana: Rumus di atas, menunjukkan bagaimana penyesuaian R2 memberikan penalti untuk menambahkan lebih banyak regressor. Seperti di Bab 8, tidak seperti R2, adjusted R2 akan meningkat hanya jika absolut nilai t variabel yang ditambahkan lebih besar dari 1. Oleh karena itu, untuk tujuan perbandingan, adjusted R2 adalah ukuran yang lebih baik daripada R2. Namun sekali lagi perlu diingat bahwa regresi harus sama agar perbandingannya valid.
  • 25. Chapter - 13 Akaike’s Information Criterion (AIC) AIC criterion didefinisikan sebagai Dalam membandingkan dua model atau lebih, model dengan nilai AIC terendah lebih diutamakan.
  • 26. Chapter - 13 Schwarz’s Information Criterion (SIC) Mirip dengan AIC, kriteria SIC didefinisikan sebagai: Seperti halnya AIC, semakin rendah nilai SIC maka semakin baik modelnya. Sekali lagi, seperti AIC, SIC dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
  • 27. Mallows’s Cp Criterion Mallows’s Cp Criterion didefinisikan: Dalam memilih model sesuai dengan kriteria Cp, kita akan mencari model yang mempunyai nilai Cp yang rendah, hampir sama dengan p. Dengan kata lain, kita akan memilih model dengan p regressor (p < k) yang memberikan kesesuaian yang cukup baik dengan data. Chapter - 13
  • 28. Chapter - 13 Outlier . . . . . “Dalam konteks regresi, outlier didefinisikan sebagai observasi dengan “sisa yang besar”. Ingat bahwa , artinya residu yang mewakili selisih (positif atau negatif) antara nilai regresi sebenarnya dan nilai estimasi dari model regresi.
  • 29. A. MODEL PENENTUAN UPAH PER JAM 13.11 MENYIMPULKAN CONTOH Model upah tipe Mincer digunakan untuk memeriksa faktor-faktor yang memengaruhi upah per jam. Model ini memiliki bentuk sebagai berikut: • Ln wage𝑖 = β1 + β2Edu𝑖 + β3Exp𝑖 + β4Fe𝑖 + β5𝑁𝑊𝑖 + β6UN𝑖 + β7WK𝑖 + u𝑖 (13.11.1)  Ln wage = logaritma alami dari upah per jam ($)  Edu = pendidikan dalam tahun  Exp = pengalaman pasar kerja  Fe = 1 jika perempuan, 0 jika tidak  NW = 1 jika bukan orang kulit putih, 0 jika tidak  UN = 1 jika dalam serikat, 0 jika tidak  WK = 1 untuk pekerja yang dibayar tidak per jam, 0 jika tidak Chapter - 13
  • 30. • Tabel 1  Untuk pekerja yang dibayar tidak per jam, upah per jam dihitung sebagai pendapatan mingguan dibagi dengan jam kerja biasa.  Data terdiri dari 1.289 orang yang diwawancarai pada bulan Maret 1985 dalam Survei Penduduk Saat Ini (CPS) oleh Biro Sensus AS, yang dikumpulkan oleh Paul Rudd.  Pendidikan dan pengalaman diharapkan memiliki dampak positif pada upah. Variabel dummy Fe dan NW diharapkan memiliki dampak negatif jika ada diskriminasi, sementara UN diharapkan memiliki dampak positif karena ketidakpastian pendapatan.  Ketika semua variabel dummy bernilai nol, persamaan menyederhanakan menjadi:  Koefisien yang diestimasi secara individu sangat signifikan dengan nilai p-nilai yang rendah, menunjukkan bahwa signifikan.  F-statistik juga tinggi, menunjukkan bahwa secara kolektif, semua variabel juga penting secara statistik.  Pekerja perempuan dan pekerja non-putih rata-rata memiliki upah yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja referensi, sementara pekerja serikat dan yang dibayar mingguan memiliki upah rata- Chapter - 13
  • 31.  Uji F dapat digunakan untuk menilai kontribusi tambahan dari variabel tambahan dan menguji hipotesis nol tentang efeknya pada model yang diestimasi. Hipotesis nol adalah bahwa ketiga variabel tambahan ini tidak memiliki efek pada model yang diestimasi.  Hipotesis nol artinya bahwa interaksi antara pekerja perempuan dan non-putih, pekerja perempuan dan anggota serikat, serta pekerja perempuan dan yang dibayar mingguan tidak memiliki dampak signifikan pada model yang diestimasi, tidak ditolak. Nilai F yang diestimasi sebesar 0.8053 tidak signifikan secara statistik, dengan nilai p sekitar 49 persen.  Model (13.11.1) mengusulkan bahwa pengaruh pengalaman terhadap log upah adalah linear, yang berarti kenaikan relatif dalam upah tetap sama untuk setiap peningkatan tahun dalam pengalaman kerja, jika variabel lain tetap. Chapter - 13
  • 32.  Untuk melihat apakah ini terjadi dalam contoh tersebut, istilah pengalaman kuadrat ditambahkan ke dalam model awal  Istilah pengalaman kuadrat dalam model tidak hanya negatif tetapi juga sangat signifikan secara statistik, sesuai dengan perilaku pasar tenaga kerja di mana laju pertumbuhan upah melambat seiring berjalannya waktu.  Kriteria Akaike dan Schwarz digunakan untuk menguji kebaikan sesuaian model yang diestimasi. Perbedaannya dengan kriteria R2 adalah semakin rendah nilai statistiknya, semakin baik modelnya.  Meskipun nilai R2 dalam kedua tabel terlihat rendah, hal ini umum terjadi dalam data cross-section dengan jumlah observasi yang besar. Namun, nilai R2 yang rendah tersebut masih signifikan secara statistik karena statistik F yang dihitung sangat signifikan.  Selanjutnya, karena data berjenis cross-section, ada kemungkinan heteroskedastisitas dalam model. Tes heteroskedastisitas yang diterapkan menunjukkan bahwa model memang menderita heteroskedastisitas. Tabel 2 Chapter - 13
  • 33.  Untuk memperbaiki heteroskedastisitas, standar kesalahan konsisten heteroskedastisitas White diterapkan, yang hasilnya disajikan dalam tabel diatas  Meskipun terjadi perubahan dalam standar kesalahan yang diestimasi, kesimpulan bahwa semua regresor penting, baik secara individu maupun secara kolektif, dalam menjelaskan perilaku upah relatif.  Selanjutnya, perlu untuk memeriksa apakah istilah kesalahan terdistribusi secara normal. Tabel 3 Chapter - 13
  • 34. Statistik Jarque-Bera menolak hipotesis bahwa kesalahan terdistribusi secara normal karena nilai statistik JB tinggi dan nilai p praktis nol. Perlu dicatat bahwa untuk variabel yang terdistribusi secara normal, koefisien kemiringan dan kurtosis berturut-turut adalah 0 dan 3. Meskipun kesalahan tidak terdistribusi secara normal, ini tidak menghalangi penggunaan uji t dan F secara sah untuk menguji hipotesis dalam regresi upah. Estimator OLS secara asimtotik terdistribusi secara normal dengan catatan bahwa istilah kesalahan memiliki varians terbatas, homoskedastik, dan nilai rata-rata istilah kesalahan, dengan nilai variabel penjelas, adalah nol. Sebagai hasilnya, uji t dan F biasa dapat terus digunakan, terutama jika sampelnya cukup besar. Estimator OLS adalah estimator linear tak biasa terbaik (BLUE) di bawah asumsi Gauss-Markov, bahkan tanpa asumsi normalitas. Dengan ukuran sampel 1.289 observasi dalam regresi upah, ukuran sampel tersebut terlihat cukup besar untuk melanjutkan Chapter - 13
  • 35.  Grafik di Gambar 13.6 memberikan nilai aktual dan yang diestimasi dari variabel tergantung (ln upah) serta residu, yang merupakan perbedaan antara nilai aktual dan yang diestimasi dari variabel yang di- regresi, dalam regresi upah.  Meskipun nilai rata-rata dari residu selalu nol, grafik tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa residu yang tampak besar (dalam nilai absolut) dibandingkan dengan sebagian besar residu lainnya, menunjukkan kemungkinan adanya pencilan dalam data.  Statistik mentah tentang tiga variabel kuantitatif disediakan dalam Tabel 13.8 untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah benar-benar ada pencilan dalam regresi upah Chapter - 13
  • 36.  Fungsi konsumsi untuk AS dari tahun 1947 hingga 2000 adalah:  ln TC𝑡 = β1 + β2 ln 𝑌𝐷𝑡 + β3ln W + β4Interest𝑡 + u𝑡  Di mana TC, YD, W, dan Suku Bunga masing-masing adalah pengeluaran konsumsi total, pendapatan pribadi yang dapat digunakan, kekayaan, dan tingkat bunga, semuanya dalam nilai riil. Berikut adalah hasil berdasarkan data yang dipresentasikan: B. FUNGSI KONSUMSI RIIL AMERIKA SERIKAT, 1947-2000 Chapter - 13
  • 37.  Variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi total.  Koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan dampak relatifnya terhadap konsumsi.  Analisis data menyoroti hubungan antara pengeluaran konsumsi, pendapatan pribadi yang dapat digunakan, kekayaan, dan tingkat bunga, serta memberikan wawasan tentang perilaku konsumsi di AS selama periode 1947-2000.  Pengeluaran konsumsi total (TC), pendapatan pribadi yang dapat digunakan (YD), dan kekayaan dimodelkan dalam bentuk logaritmik, sehingga koefisien kemiringan yang diestimasi dari YD dan kekayaan masing-masing adalah elastisitas pendapatan dan kekayaan. Elastisitas ini positif dan sangat signifikan secara statistik, dengan nilai sekitar 0,80 untuk pendapatan dan 0,20 untuk kekayaan.  Koefisien dari variabel tingkat bunga merepresentasikan semi-elastisitas. Ditemukan bahwa jika tingkat bunga naik sebesar 1 persen, pengeluaran konsumsi riil turun sekitar 0,27 persen. Semi-elastisitas ini juga sangat signifikan secara statistik.  Nilai R-squared sangat tinggi, hampir mencapai 100 persen, menunjukkan bahwa model secara baik menjelaskan variasi dalam pengeluaran konsumsi.  Nilai F juga sangat signifikan secara statistik, menunjukkan bahwa secara individu maupun secara kolektif, semua variabel penjelas memiliki dampak signifikan terhadap pengeluaran konsumsi.  Namun, statistik Durbin-Watson menunjukkan bahwa kesalahan dalam model memiliki korelasi serial positif, yang tidak mengejutkan dalam regresi deret waktu. Chapter - 13
  • 38. Untuk memeriksa apakah ada kesalahan spesifikasi, ditambahkan regresi di atas Dalam model ini, interaksi antara logaritma pendapatan yang dapat digunakan dan kekayaan merupakan variabel tambahan yang sangat signifikan. Meskipun variabel suku bunga tetap mempertahankan tanda negatif, namun menjadi kurang signifikan dengan nilai p sekitar 8 persen. Selain itu, nilai statistik Durbin-Watson (d) meningkat dari sekitar 1,28 menjadi sekitar 1,53. Meskipun nilai d berada di antara nilai kritis 1,378 dan 1,721, menunjukkan ketidakpastian tentang keberadaan autokorelasi, nilai d yang diamati lebih dekat dengan nilai batas atas. Beberapa penulis menyarankan untuk menggunakan nilai batas atas dari statistik d sebagai batas signifikansi yang hampir benar. Dengan demikian, pada contoh ini, disimpulkan bahwa model menderita autokorelasi positif. Uji Breusch-Godfrey juga dilakukan dengan menambahkan dua istilah yang tertinggal dari residu yang diestimasi, memberikan hasil yang mencerminkan adanya autokorelasi positif dalam model tersebut. Chapter - 13
  • 39.  F yang dilaporkan di bagian atas menguji hipotesis bahwa kedua residu tertinggal yang termasuk dalam model memiliki nilai nol. Hipotesis ini ditolak karena F signifikan pada sekitar tingkat 5 persen.  Secara keseluruhan, tampaknya terdapat autokorelasi dalam error. Ada beberapa cara untuk menghilangkan autokorelasi.  Dalam Tabel 13.12, hasil analisis regresi dilaporkan dengan menggunakan kesalahan standar HAC atau Newey-West untuk memperhitungkan autokorelasi. Dengan ukuran sampel sebanyak 54 observasi, penggunaan kesalahan standar HAC dianggap sesuai. Meskipun koefisien regresi tetap sama seperti yang tercantum dalam Tabel 13.9, terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam kesalahan standarnya. Chapter - 13
  • 40.  Kita dapat melihat masalah ini dengan cara yang berbeda. Di Bab 8 kita membahas uji stabilitas parameter. Untuk melihat apakah ada perubahan yang signifikan secara statistik dalam koefisien regresi fungsi konsumsi, kami menggunakan uji Chow yang dibahas di Bagian 8.7 Bab 8 dan mendapatkan hasil yang diberikan di Tabel 13.14.  Uji kegagalan prediksi Chow, yang menguji apakah perilaku pengeluaran konsumen terkait dengan pendapatan, kekayaan, dan tingkat bunga berbeda selama periode resesi, khususnya resesi tahun 1990. Uji ini mempertimbangkan periode sampel dari 1947 hingga 2000 yang meliputi beberapa siklus bisnis, termasuk resesi pada tahun 1990 dan 2000. Hasil uji kegagalan prediksi Chow menggunakan EViews versi 6 disajikan dalam Tabel 13.13.  Statistik F yang diberikan di bagian atas Tabel 13.13 menyarankan bahwa mungkin tidak ada perbedaan substansial dalam fungsi konsumsi sebelum dan sesudah tahun 1990, karena nilainya tidak signifikan pada tingkat 5 persen. Tetapi jika Anda memilih tingkat signifikansi 10 persen, nilai F secara statistik signifikan. Chapter - 13
  • 41. Tampaknya, terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam fungsi konsumsi sebelum dan sesudah tahun 1990, karena statistik F yang dihitung, sesuai dengan Persamaan (8.7.4), menunjukkan signifikansi yang tinggi dengan nilai p hanya 0,0052. Meskipun semua tes diagnostik yang tersedia telah digunakan pada data konsumsi, analisis yang telah disajikan sampai saat ini seharusnya memberikan gambaran yang memadai tentang cara menerapkan berbagai tes yang relevan. Chapter - 13
  • 42. A. APA YANG TERJADI JIKA ISTILAH KESALAHAN TIDAK TERDISTRIBUSI SECARA NORMAL? 13.12 ERROR TIDAK NORMAL DAN REGRESI STOKASTIK  Dalam model regresi linier normal klasik (CNLRM), diasumsikan bahwa istilah kesalahan u mengikuti distribusi normal. Asumsi ini dibenarkan menggunakan teorema batas sentral (CLT). Konsekuensinya, estimator OLS (Ordinary Least Squares) juga terdistribusi secara normal, memungkinkan penggunaan uji t dan F tanpa memandang ukuran sampel. Uji normalitas Jarque–Bera dan Anderson–Darling digunakan untuk memeriksa distribusi kesalahan yang diestimasi.  Namun, jika kesalahan tidak terdistribusi secara normal, maka probabilitas distribusi dari estimator OLS menjadi krusial untuk melakukan pengujian hipotesis tentang nilai sebenarnya dari estimator. Asumsi normalitas adalah penting, terutama dalam sampel kecil.  Jika asumsi normalitas tidak dapat dipertahankan, ada dua pilihan: bootstrapping dan pendekatan asimtotik. Bootstrapping melibatkan pengulangan sampel untuk memperoleh distribusi sampel dari estimator OLS. Pendekatan asimtotik menunjukkan bahwa estimator OLS secara asimtotik terdistribusi normal dalam sampel Chapter - 13
  • 43. B. VARIABEL PENJELASAN STOKASTIK o Dalam analisis regresi, salah satu asumsi penting adalah bahwa variabel penjelas, atau regresor, dapat berupa tetap atau non-stokastik, atau jika stokastik, mereka independen dari istilah kesalahan. Kasus regresor tetap mengacu pada regresor yang tidak berubah dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya, sementara kasus regresor acak melibatkan regresor yang dapat berubah dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. o Dalam kasus regresor tetap, sifat-sifat estimator OLS sudah dikenal dan tetap berlaku. Dalam kasus regresor acak, jika asumsi diterapkan bahwa analisis dilakukan pada nilai-nilai yang diberikan dari regresor, sifat-sifat estimator OLS yang sudah dipelajari dalam kasus regresor tetap tetap berlaku. Namun, jika regresor dan istilah kesalahan didistribusikan secara independen dalam kasus regresor acak, meskipun estimator OLS masih tidak bias, mereka tidak lagi efisien. o Masalah menjadi kompleks ketika istilah kesalahan tidak terdistribusi secara normal, atau regresor adalah stokastik, atau keduanya. Sulit untuk membuat pernyataan umum tentang sifat estimator OLS dalam sampel terbatas dalam situasi ini. Namun, di bawah kondisi tertentu, teorema batas sentral dapat digunakan untuk menetapkan normalitas asimtotik dari estimator OLS. Bukti-bukti lebih lanjut dapat ditemukan di literatur yang relevan. Chapter - 13
  • 44. 13.13 SEBUAH UTASAN BAGI PARA PRAKTISI  Dengan mempertimbangkan banyak aspek, terlihat bahwa membangun model merupakan gabungan antara seni dan ilmu pengetahuan. Bagi seorang peneliti, hal ini bisa menjadi rumit dengan berbagai teori dan alat diagnostik yang tersedia. Namun, peringatan Martin Feldstein memberikan pengingat penting bahwa dalam ekonometri terapan, model yang berguna tidak selalu harus "benar" atau "realistis", melainkan yang sederhana, masuk akal, dan informatif.  Peter Kennedy dari Universitas Simon Fraser di Kanada menganjurkan "Sepuluh Perintah Ekonometri Terapan" berikut: 1. Gunakanlah akal sehat dan teori ekonomi. 2. Ajukanlah pertanyaan yang tepat (yaitu, letakkan relevansi di atas keanggunan matematika). 3. Ketahuilah konteksnya (jangan melakukan analisis statistik yang tidak tahu). 4. Periksalah data. 5. Janganlah memuja kompleksitas. Gunakan prinsip KISS, yaitu, tetaplah sederhana secara stokastik. 6. Perhatikanlah hasil-hasilmu dengan cermat. 7. Waspada akan biaya penambangan data. 8. Bersedia untuk berkompromi (jangan memuja resep buku teks). 9. Janganlah bingung antara signifikansi dengan substansi (janganlah bingung antara signifikansi statistik dengan signifikansi praktis).