Tipitaka terdiri dari tiga bagian yaitu Vinaya Pitaka yang berisi aturan disiplin, Sutta Pitaka yang berisi khotbah-khotbah, dan Abhidhamma Pitaka yang berisi uraian filsafat dan metafisika Buddha."
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
Pengayaan abhidhamma (2)
1. Dhammakhanda dalam Tipitaka
Isi dari Tipitaka :
a. Vinaya Pitaka : Keranjang yang berisi disiplin
untuk para Bhikkhu dan Bhikkhuni, jumlah
21.000. Dhammakhandha (pokok Dhamma).
b. Sutta Pitaka : Keranjang yang berisi khotbah,
jumlah 21.000 Dhammakhandha.
c. Abhidhamma Pitaka : Keranjang yang berisi
uraian mengenai filsafat, metafisika, dan ilmu
jiwa Buddha Dhamma, berjumlah 42.000
Dhammakkhandha.
2. 7 kitab suci bagian abhidhamma
7 kitab:
1. Dhammasangani : menguraikan perincian Paramattha Dhamma, yaitu
etika / sari batin.
2. Vibhanga : Pembagian Paramattha dhamma yang terdapat dalam buku
Dhammasangani
3. Dhatukatha : Menguraikan unsur-unsur batin dari Paramattha Dhamma.
4. Puggalapannatti : Menguraikan tentang pannatti, puggala dan
paramattha.
5. Kathavatthu : Menguraikan paramattha Dhamma dalam bentuk tanya
jawab.
6. Yamaka : Menguraikan Paramattha Dhamma secara berpasangan (tanya
jawab).
7. Patthana : Menguraikan dua puluh empat paccaya (hubungan –
hubungan antara batin dan jasmani)
3. Arti Abhidhammatthasangaha
• Abhi : halus, tinggi, luas
• Dhamma : pelajaran dari sang Buddha
• Attha : inti sari
• San : singkatan
• Gaha : gabungan
Singkatan dari gabungan inti sari abhidhamma
pitaka
4. Perbedaan Paramatha dan Pannati
• Paramatha dhamma adalah kebenaran
tertinggi/ mutlak. Contoh : nama rupa
• Pannatti dhamma adalah kebenaran biasa
yang di buat atau di berikan sebutan untuk
mempermudah proses identifikasi. Contoh
nama benda, nama orang, dll.
5. Perbedaan Sankhata dan asankhata
• Sankhata : bersyarat
Tampak timbul, berlangsung dan padam.
Terdiri dari citta, cetasika, dan rupa
• Asankhata : tidak bersyarat
Tidak timbul, tidak berlangsung dan tidak
padam.
Terdiri dari nibbana
6. Pengertian Citta 89-121
Arammanam Cintetiti : Cittam
“ Keadaan yang mengetahui obyek,yang selalu
menerima obyek. Keadaan itu disebut
“kesadaran / pikiran”
9. Perbedaan sahetuka dan ahetuka
kiriya citta
• Sahetuka citta adalah kesadaran yang memiliki
akar.
Ada 2 macam:
Akusala sahetuka citta : akusala citta 12
Kusala sahetuka citta : total 59-91
Sahetuka kiriya citta : maha kiriya citta 8, mahagatta
kiriya citta 9 total 17 citta
• Ahetuka citta adalah kesadaran tanpa akar
Ahetuka citta ada 18.
Ahetuka kiriya citta hanya 3
10. Citta yang menimbulkan senyum
Arahat
• Ada 5 citta yaiti:
Somanassa hasituppada citta 1
Dan
Somanassa maha kiriya citta 4
11. 17 citta vithi /getar kesadaran
1. Atita bhavanga : seperti orang yang tidur
nyenyak atau orang yang tidak bereaksi pada
rangsangan obyek dari luar/ dalam.
2. Bhavanga calana : rangsangan bergetar karena
adanya obyek/rangsangan.
3. Bhavangan paccheda : menangkap obyek baru.
A
B
B
C
B
P
P
D
P
V
S
C
S
R
V
P
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
T
R
T
R
12. 4. Pancadvara : mengarah pada lima pintu
indera.
5. Pancavinnana : lima kesadaran.
6. Sampaticchana : kesadaran penerima
7. Santirana : kesadaran memeriksa obyek
8. Votthapana : kesadaran memutuskan
9. Javana : dorongan / impuls
10. Tadarammana : kesadaran mencatat atau
menerima atau merekam.
17 citta vithi
13. 3 jalan menimbulkan kebijaksanaan
1. Sutamaya panna : panna yang timbul dari
mendengar dan belajar.
2. Cintamaya panna : panna yang timbul dari
pemikiran / penyelidikan.
3. Bhavanamaya panna : panna yang timbul
dari melaksanakan vipassana.
14. 3 Obyek dalam maranasanna vitthi
1. Kamma arammana (obyek kamma) : saat
menjelang ajal terkenang akan perbuatan baik/
buruk yang dilakukan.
2. Kamma nimitta arammana (obyek bayangan
kamma) : Teringat akan alat yang dipakai dalam
melaksanakan kusala atau akusala kamma.
3. Gati Nimitta arammana (obyek simbol kamma) :
Terlihat simbol yang akan membawa pergi ke
alam kebahagiaan atau menyedihkan.
15. 4 sifat cetasika
1. Ekuppâda : Timbul bersama Citta
2. Ekanirodha : Padam bersama
Citta
3. Ekâlambanâ : Memiliki obyek sama
dengan Citta
4. Ekavatthuka : Pemakaian obyek
sama dengan Citta
16. Cetasika 52 dalam aniyata dan niyata
yogi
• Aniyata yogi cetasika ada 11
Cetasika bersekutu sewaktu waktu dan tidak
tetap
• Niyatayogi cetasika ada 41
Cetasika bersekutu sewaktu waktu dan tetap
17. Aniyatayogi cetasika
Cetasika yang bersekutu tidak tetap dan
sewaktu-waktu (11 cetasika)
1. Nanakadaci : bersekutu sewaktu-waktu dan
satu persatu
2. Sahakadaci : bersekutu sewaktu-waktu dan
bersama
3. Kadaci : bersekutu sewaktu- waktu dan
sendiri / tidak berkelompok.
18. Aniyatayogi cetasika
1. Mana (kadaci )
2. Issa, macchariya, Kukkucca (nanakadaci)
3. Thina dan middha (saha kadaci)
4. Virati 3 (nanakadaci dan niyata ekato)
5. Appamanna 2 (nanakadaci)
19. Pemahaman
• Issa, macchariya, kukkucca adalah kelompok dosa
cetasika, namum mereka tidak muncul bersama
umumnya hanya muncul bersama pemimpinnya
yaitu dosa.
• Seperti seorang ayah dengan ketiga anaknya yang
ingin pergi ketempat berbeda. Maka ayahnya
akan bersama anaknya satu persatu. Ketiga anak
tidak bersama.
• Demikian pula dengan virati 3 dan appamanna 2.
20. 5 macam pengupasan rupa
1. Rupa samuddesa : pengupasan secara singkat
dari rupa
2. Rupa vibhanga : pengupasan secara luas dari
rupa.
3. Rupa samutthana : pengupasan asal mula dari
rupa
4. Rupa kalapa : pengupasan rupa yang timbul
secara kelompok
5. Rupa pavatti : pengupasan timbul dan
padamnya rupa menurut urutan.
21. Nipphana dan aniphana rupa
1. Nipphana Rupa 18
18 materi yang sudah telah jadi sendiri,
(timbul sejak dalam kandungan)
2. Anipphana Rupa 10
10 materi yang belum jadi dan harus
menumpangi Nipphana Rupa
22. Rangkuman Nipphana Rupa 18
• Maha Bhuta Rupa 4 ( 4 Unsur dasar yang
besar)
• Pasada Rupa 5 (5 Landasan Indera)
• Visaya Rupa 4-7 ( 4 – 7 obyek Indera)
• Bhava Rupa 2 ( 2 Unsur Kelamin)
• Hadaya Rupa (Unsur Hati)
• Jivita rupa (Unsur kehidupan)
• Ahara Rupa (Unsur makanan)
24. Anipphana Rupa 10
1. Paricchedarupa 1 : Akasa (unsur ruangan)
2. Vinnati Rupa 2 :Unsur isyarat
a. Kaya vinnati : isyarat dengan gerakan badan
b. Vaci vinnati : isyarat dgn kata-kata
3. Vikara Rupa 3-5 : Unsur gaya
a. Lahuta : gaya ringan
b. Muduta : gaya menurut
c. Kammanata : gaya menyesuaikan diri
4. Lakkhana Rupa 4 :
a. Upacaya : Sempurna
b. Santati : Unsur bergantung terus
c. Jarata : Kelapukan
d. Aniccata : Tidak kekal
25. Rupa samuttha 4
1. Kamma samutthana : kamma yang menjadi
asal mula menimbulkan Rupa.
2. Citta samutthana : Pikiran yang menjadi asal
mula menimbulkan Rupa
3. Utu Samutthana : Temperatur / suhu yang
menjadi asal mula menimbulkan Rupa.
4. Ahara Samutthana : Sari makanan yang
menjadi asal mula menimbulkan Rupa.
26. Kamma samutthana
• Perbuatan yang menjadi asal mula
menimbulkan Rupa adalah Kamma 25.
• Kamma 25 :
1. Akusala citta 12 (perbuatan yang buruk)
2. Mahakusala citta 8 (perbuatan yang baik)
3. Rupa vacara kusala citta 5 (kesadaran /
pikiran baik yang mencapai Rupa Jhana)
27. Kamma samutthana
• Kamma Samutthana menyebabkan
Kammajarupa.
• Kammajarupa 18 :Pasti (Ekanta) Tidak Pasti (Anekanta)
Pasadarupa 5 (Landasan Mata,
Telinga, Hidung, Lidah,
Jasmani)
Mahabhuta rupa 4 (Padat,
Cair, Panas, Gerak)
Bhavarupa 2 ( laki-laki dan
wanita)
Gocararupa 3 (Bentuk, Bau,
Rasa)
Jivitarupa 1 (unsur kehidupan
jasmani)
Ahararupa (makanan)
Hadayarupa 1(Unsur hati
sanubari)
Paricchedarupa 1 ( unsur dr
ruangan)
28. Citta samutthana
1. Pikiran yang menjadi asal mula menimbulkan Rupa
adalah citta 75 bulatan (tidak termasuk
Dvipancavinnana citta 10, Arupa vipaka 4)
2. Citta 75 bulatan :
a.akusala citta 12 (pikiran yang buruk)
b.ahetuka citta 8 (18-10)
c. kamavacara sobhana citta 24 (berkelana di kama
bhumi)
d. Rupavacara citta 15 (mencapai obyek dr rupa jhana)
e. arupavacara 8 (12-4)
f. lokuttara citta 8-40
29. Citta samutthana
• Citta Samutthana menyebabkan Cittajarupa.
• Cittajarupa 15 adalah 15Rupa yang timbul dari
pikiran :
Pasti (Ekanta) Tidak Pasti (Anekanta)
Kayavinnattirupa (unsur
isyarat dengan badan)
Avinibbhoga rupa 8 : padat,
cair, panas, gerak, warna,
suara, bau, makanan)
Vacivinnattirupa (unsur isyarat
dengan perkataan)
Paricchedarupa 1 ( unsur dr
ruangan)
Vikararupa 3 (gaya ringan,
menurut, dan menyesuaikan
diri)
Saddarupa 1 ( suara)
30. Utu Samutthana
:Temperatur / suhu yang menjadi asal mula
menimbulkan Rupa adalah Tejo dhatu (Api /
panas)
Cat : api (unha tejo), dingin (sita tejo)
Yang menimbulkan rupa adalah bagian dalam
(ajjhatta utu) dan bagian luar (bahinddha utu)
Utujarupa 13 adalah 13 rupa yang timbul dari
utu / tejo.
31. Utu samutthana
• Utu Samutthana menyebabkan Utujarupa.
• Utujarupa 13
Pasti (Ekanta) Tidak Pasti (Anekanta)
Tdk ada Avinibbhoga rupa 8 : padat,
cair, panas, gerak, warna,
suara, bau, makanan)
Paricchedarupa 1 ( unsur dr
ruangan)
Vikararupa 3 (gaya ringan,
menurut, dan menyesuaikan
diri)
Saddarupa 1 ( suara)
32. Ahara Samutthana
Sari makanan yang menjadi asal mula
menimbulkan Rupa
Aharajarupa 12 : 12 rupa yang timbul dari
makanan.
Pasti (Ekanta) Tidak Pasti (Anekanta)
Tidak ada Avinibbhoga rupa 8 : padat,
cair, panas, gerak, warna,
suara, bau, makanan)
Paricchedarupa 1 ( unsur dr
ruangan)
Vikararupa 3 (gaya ringan,
menurut, dan menyesuaikan
diri)
33. Rangkuman singkat
• Rupa yang timbul dari kamma disebut kamma jarupa
berjumlah 18 rupa.
(Kammasamutthana 25 = kammajarupa 18)
• Rupa yang timbul dari citta disebut cittajarupa berjumlah
15 rupa.
(Cittasamutthana 75 = cittajarupa 15)
• Rupa yang timbul dari utu disebut utujarupa berjumlah 13
rupa.
(Utusamutthana 1 = utujarupa 13)
• Rupa yang timbul dari ahara disebut ahara jarupa
berjumlah 12 rupa.
(aharasamutthana 1 = aharajarupa 12)
34. Citta cetasika adalah nama dhamma,
nibbana juga nama dhamma, tapi
nibbana bukan nama khandha
Rupa : rupadhamma ; rupakhanda
Nama : arupadhamma ; namadhamma ;
namakhanda
Nibbana : arupadhamma ; namadhamma ;
khanda vimutti (terbebas dari khanda)
36. Putthujana di Arupa tidak dapat
mencapai Magga phala
• Karena untuk merealisasi kesucian harus
mengamati nama dan rupa, sebelum
mencapai sotapatti phala seseorang belum
menuntaskan pengamatan rupa, maka jika
lahir di arupa alam yang tidak mempunyai
rupa, mereka tidak bisa menyelesaikannya
sehingga tidak mampu menembus kebenaran.
37. Ariya puggala tidak lahir di asannasatta
• Asannasatta adalah alam tanpa pencerapan
atau batin. Kesucian harus diraih dengan
pengamatan pada batin dan jasmani. Sehingga
dengan tanpa batin tidak akan mampu
mengamati proses batin itu sendiri. Otomatis
jika terlahir di asannasatta tidak mampu
menembus kebenaran.
38. Kamma berdasarkan fungsi (kicca):
Kamma fungsi
Janaka Kamma Kamma Penghasil
Upatthambaka Kamma Kamma Membantu/Pendorong
Upapilaka Kamma Kamma Menekan
Upaghataka Kamma Kamma Memotong
40. Dvi mulani dengan 3 bhava
• Bhava 3 :
1. Kama bhava
2. Rupa bhava
3. Arupa bhava
dvemulani : avijja dan tanha
Merupakan akar dari dukkha vatta (lingkaran
penderitaan yaitu : bhava 3
41. Pemahaman Nibbana
• Bebas dari kala (atita, paccupana, anagata)
:kalavimutti
• Asankhata dhamma (keadaan tak bersyarat)
1. Saupadisesa : padamnya kilesa secara total,
tetapi pancakhanda masih ada.
2. Anupadisesa : padamnya kilesa secara total
dan padamnya pancakhanda
42. Nibbana 3
1. Animitta : keadaan nibbana yang terbebas
dari obyek bayangan.
2. Appanihita : keadaan nibbana yang terbebas
dari obyek keinginan.
3. Sunnata nibbana : keadaan nibbana yang
terbebas dari kiklesa dan khanda 5, tidak ada
apa-apa yang tertinggal, habis, kosong.
43. Penjelasan
Animitta nibbana : vipassana melihat anicca,
memusatkan pikiran pada anicca, mencapai
magga dan phala dan ada nibbana sebagai
obyek. (hasil masa lampau dr kekuatan sila)
44. Appanihita nibbana
Appanihita nibbana : vipassana melihat dukkha
memusatkan pikiran pada dukkha, mencapai
magga dan phala dan ada nibbana sebagai
obyek. (hasil masa lampau dr kekuatan
samadhi)