SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
RENUNGAN
KEMATIAN
Pandanglah tubuh yang indah ini, penuh
luka, terdiri dari rangkaian tulang,
berpenyakit serta memerlukan banyak
perawatan. Ia tidak kekal serta tidak
tetap keadaannya. Dhammapada 147
KEMATIAN
Artinya ’padam’, yang dapat ditinjau dari 3 makna :
1. Khanika marana
Kepadaman nama-rupa menurut bagian upada, thiti,
dan bhanga.
2. Sammati marana
Kepadaman atau kematian manusia dan binatang.
3. Samuccheda marana
Keparninibbanaan (wafat) dari seorang Arahat.
4 CARA KEMATIAN
1. Habisnya energi karma penyebab (khammakkhaya).
2. Habisnya jangka waktu kehidupan alami (ayukkhaya).
3. Habisnya energi karma penyebab bersamaan dengan
habisnya jangka waktu hidup (ubhayakkhaya).
4. Bekerjanya energi berlawanan yang lebih kuat
(upacchedaka).
Objek dari makhluk yang akan meninggal
1. Kamma arammana (obyek kamma)
sewaktu akan meninggal, terkenang dengan perbuatan yang
pernah dilakukan.
2. Kammanimitta arammana (obyek bayangan kamma)
sewaktu akan meninggal dunia terlihat sarana-sarana perbuatan
yang pernah dilaukan.
3. Gatinimitta arammana (obyek simbol-simbol tempat kelahiran)
sewaktu akan meninggal dunia terlihat simbol-simbol tempat
kelahiran.
TABEL ALAM-ALAM
KEHIDUPAN
Tak terbatas
1. Niraya (Neraka)
1
Tak terbatas
2. Tiracchanayoni (Hewan)
2
Tak terbatas
3. Petayoni (Hantu Kelaparan)
3
Tak terbatas
4. Asurayoni (Semidewa)
DUGATI - ALAM
TAK BAHAGIA
4
Tak terbatas
Manussa (Manusia)
5
500 T.S.
1. Catummaharajika
6
1.000 T.S.
2. Tavatimsa
7
2.000 T.S.
3. Yama
8
4.000 T.S.
4. Tusita
9
8.000 T.S.
5. Nimmanarati
10
16.000 T.S.
6. Paranimmitavasavatti
DE
VA
LO
KA
(AL
AM
SU
RG
A)
SUGATI -
ALAM BAHAGIA
KAMALOKA
(ALAM NAFSU)
11
(11)
1/3 A.K.
1. Brahma Parisajja
12
1/2 A.K.
2. Brahma Purohita
13
1 A.K.
3. Maha Brahma
PATHAMA
JHANA BHUMI-
ALAM JHANA I
14
2 M.K.
1. Parittabha
15
4 M.K.
2. Appamanabha
16
8 M.K.
3. Abhassara
DUTIYA JHANA
BHUMI- ALAM
JHANA II
17
16 M.K.
1. Parittasubha
18
32 M.K.
2. Appamanasubha
19
64 M.K.
3. Subhakinha.
TATIYA JHANA
BHUMI - ALAM
JHANA III
20
500 M.K.
1. Vehapphala
21
500 M.K.
2. Asannasatta
22
1.000 M.K.
3. Aviha
23
2.000 M.K.
4. Atappa
24
4.000 M.K.
5. Sudassa
25
8.000 M.K.
6. Sudassi
26
16.000 M.K.
7. Akanittha
SU
DD
HA
VA
SA
CATUTTHA
JHANA BHUMI
- ALAM JHANA
IV
RUPALOKA
(ALAM BENTUK)
27
(16)
20.000 M.K.
1. Akasanancayatana
28
40.000 M.K.
2. Vinnanancayatana
29
60.000 M.K.
3. Akincannayatana
30
84.000 M.K.
4. N'eva Sanna N'asannayatana
ARUPA LOKA
(ALAM TANPA-
BENTUK)
31
(4)
Tak terbatas
1. Niraya (Neraka)
1
Tak terbatas
2. Tiracchanayoni (Hewan)
2
Tak terbatas
3. Petayoni (Hantu Kelaparan)
3
Tak terbatas
4. Asurayoni (Semidewa)
DUGATI - ALAM
TAK BAHAGIA
4
Tak terbatas
Manussa (Manusia)
5
500 T.S.
1. Catummaharajika
6
1.000 T.S.
2. Tavatimsa
7
2.000 T.S.
3. Yama
8
4.000 T.S.
4. Tusita
9
8.000 T.S.
5. Nimmanarati
10
16.000 T.S.
6. Paranimmitavasavatti
DE
VA
LO
KA
(AL
AM
SU
RG
A)
SUGATI -
ALAM BAHAGIA
KAMALOKA
(ALAM NAFSU)
11
(11)
1/3 A.K.
1. Brahma Parisajja
12
1/2 A.K.
2. Brahma Purohita
13
1 A.K.
3. Maha Brahma
PATHAMA
JHANA BHUMI-
ALAM JHANA I
14
2 M.K.
1. Parittabha
15
4 M.K.
2. Appamanabha
16
8 M.K.
3. Abhassara
DUTIYA JHANA
BHUMI- ALAM
JHANA II
17
16 M.K.
1. Parittasubha
18
32 M.K.
2. Appamanasubha
19
64 M.K.
3. Subhakinha.
TATIYA JHANA
BHUMI - ALAM
JHANA III
20
500 M.K.
1. Vehapphala
21
500 M.K.
2. Asannasatta
22
1.000 M.K.
3. Aviha
23
2.000 M.K.
4. Atappa
24
4.000 M.K.
5. Sudassa
25
8.000 M.K.
6. Sudassi
26
16.000 M.K.
7. Akanittha
SU
DD
HA
VA
SA
CATUTTHA
JHANA BHUMI
- ALAM JHANA
IV
RUPALOKA
(ALAM BENTUK)
27
(16)
20.000 M.K.
1. Akasanancayatana
28
40.000 M.K.
2. Vinnanancayatana
29
60.000 M.K.
3. Akincannayatana
30
84.000 M.K.
4. N'eva Sanna N'asannayatana
ARUPA LOKA
(ALAM TANPA-
BENTUK)
31
(4)
• MK = Maha Kappa
(= 4 Asankheyya Kappa)
• AK = Asankheyya Kappa
• TS = Tahun Surgawi
1 hari di alam Catummaharajika
= 25 tahun di alam manusia.
1 Kappa/kalpa
= 1 mil kubik berisi biji sesawi
dikali 100 tahun untuk setiap biji sesawi.
SALLA SUTTA (SN 36.6)
Anak Panah
Perenungan tentang kematian
1. Kehidupan di dunia ini tidak dapat diramalkan dan tidak menentu. Kehidupan di sini ini
sulit, pendek dan dipenuhi penderitaan.
2. Suatu makhluk, sekali dilahirkan, akan mengalami kematian, dan tidak ada jalan keluar
darinya. Ketika usia tua atau penyebab lain tiba, maka kematian pun datang. Demikianlah
adanya makhluk hidup.
3. Ketika buah-buahan masak, mereka mungkin akan jatuh di pagi hari. Seperti itu pula
halnya suatu makhluk, sekali dilahirkan, bisa mati kapan pun juga.
4. Seperti halnya pot-pot tanah liat yang digarap pembuat tembikar cenderung berakhir
hancur lebur, begitu juga kehidupan makhluk hidup.
5. Baik yang muda maupun yang tua, tak peduli apakah mereka tolol atau bijaksana, akan
terjebak dalam kematian. Semua makhluk bergerak menuju kematian.
6. Mereka dikuasai oleh kematian. Mereka akan
pergi ke dunia lain. Tak ada seorang ayah pun
yang dapat menyelamatkan putranya. Tak ada
keluarga yang dapat menyelamatkan sanak
saudaranya.
7. Lihatlah: Sementara sanak keluarga
memandang, menangis dan meraung-raung,
manusia diusung satu demi satu, bagaikan
ternak yang dibawa menuju ke tempat
pembantaian.
8. Jadi, kematian dan usia tua adalah penyakit
dunia. Oleh karenanya, orang bijaksana tidak
bersedih hati melihat sifat dunia ini.
9. Engkau tidak mengetahui jalan dari mana dia
berasal, atau kemana dia pergi. Maka tidak ada
gunanya menangisi dia.
10. Manusia yang bersedih tidak memperoleh
apa pun. Dia tidak lebih hanyalah seorang tolol
yang berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri.
Jika orang bijaksana melakukan hal ini, berarti
dia sama tololnya.
11. Kedamaian pikiran tidak dapat diperoleh dari menangis dan meratap. Justru sebaliknya,
tindakan itu akan membawa menuju penderitaan yang lebih besar dan rasa sakit yang lebih
mendalam
12. Orang yang berkabung akan menjadi pucat dan kurus. Dia melakukan tindakan kekerasan
terhadap dirinya sendiri, dan tetap saja dia tidak dapat membuat yang mati hidup lagi; tidak ada
gunanya dia berkabung.
13. Orang yang tidak dapat meninggalkan kesedihannya hanyalah berkelana lebih jauh ke dalam
penderitaan. Perasaan berkabung itu membuatnya menjadi budak kesedihan.
14. Lihatlah makhluk yang menghadapi kematian, yang mengalami hasil dari tindakan-tindakan
mereka sebelumnya. Orang-orang amat ketakutan ketika melihat bahwa mereka terperangkap
oleh kematian.
15.Apa yang diharapkan agar terjadi selalu berbeda dari apa yang sebenarnya terjadi. Dari sini
muncul kekecewaan yang besar. Begitulah dunia bekerja.
16. Orang bisa hidup selama seratus tahun, atau bahkan lebih, tetapi akhirnya
toh dia terpisah dari sanak keluarganya, dan dia pun meninggalkan kehidupan
di dunia ini.
17. Jadi kita dapat mendengar dan belajar dari orang yang agung ketika dia
meninggalkan kesedihannya. Ketika dia melihat bahwa seseorang telah mati
dan meninggalkan kehidupan mereka, dia berkata ‘dia tidak akan terlihat
olehku lagi.
18. Ketika sebuah rumah terbakar, apinya dipadamkan dengan air. Seperti itu
pula orang bijaksana, yang terampil, berpengetahuan dan mandiri, segera
memadamkan kesedihan begitu kesedihan itu muncul dalam dirinya, bagaikan
angin yang menghalau segumpal kapas.
19. Orang yang berusaha mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri harus
menarik keluar anak panah yang telah ditancapkannya pada dirinya sendiri.
Kepala anak panah ini adalah kesedihan, nafsu keinginan, keputus-asaan.
20. Orang yang telah mencabut keluar anak panah itu, yang tidak lagi memiliki
kemelekatan, yang telah memperoleh kedamaian pikiran, berjalan melampaui
semua kesedihan. Orang ini, karena telah terbebas dari kesedihan, menjadi
tenang.
ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PĀṬHA
Aṅguttara Nikāya 5.57 Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭāra Sutta
1.Perenungan akan usia tua;
2.Perenungan akan mendapat penyakit;
3.Perenungan akan meninggal dunia;
4.Perenungan akan perpisahan;
5.Perenungan akan KAMMA yang diperoleh.
Angguttara Nikaya 7
Saat ini, para bhikkhu, orang yang hidup Paling lama adalah 100 tahun atau Kurang
dari 100 tahun, yang artinya kalau seorang hidup di 3 musim maka:
satu kehidupan untuk 300 musim:.. 100 musim dingin, musim panas 100, 100 musim
hujan.
satu kehidupan untuk 1.200 bulan: 400 bulan dingin, 400 bulan panas, 400 bulan
hujan
Sekalipun hidup selama 2.400 dua mingguan:.. 800 musim dingin, 800 musim panas,
800 musim hujan
Satu kehidupan untuk 36.000 hari:kita hanya makan 12.000 makan di musim dingin,
12.000 musim panas, 12.000 Makan dimusim hujan
Walupun hidup selama 36.000 hari kita hanya makan 72.000: 24.000 makan di
Musim dingin, 24.000 makanan di Musim panas, 24.000 makanan di Musim Hujan
Dan ini termasuk dihitung Pengambilan Air Susu Ibu dan masa –masa tanpa
makanan Ini adalah hambatan untuk makan: ketika seseorang tidak makan sambil
marah, ketika seseorang tidak makan sambil menderita atau sakit, ketika
seseorang tidak makan sambil menyalankan puasa, atau ketika seseorang tidak
makan karena tidak mendapatkan apapun untuk dimakan(miskin).
1. Seperti embun
di ujung sehelai
rumput cepat
lenyap dengan
terbitnya matahari
dan tidak tinggal
lama.
2. SEPERTI
KETIKA HUJAN-
DEWA MENGIRIM
HUJAN DITETES
TANAH, DAN
GELEMBUNG DI
ATAS AIR CEPAT
HILANG DAN
TIDAKTINGGAL
LAMA
3. SEPERTI KITA
MENGARISYANG
DITARIK DI DALAM
AIR DENGAN
TONGKAT CEPAT
HILANG DANTIDAK
TINGGAL LAMA
4, SAMA SEPERTI SUNGAIYANG
MENGALIRTURUN DARIGUNUNG, PERGI
JAUH, CEPAT SAAT INI, MEMBAWA SEGALA
SESUATU DENGAN HAL ITU, SEHINGGA
TIDAKADA SESAAT, SEKEJAP,YANG
KEDUA DI MANA IA BERDIRI DIAM,
MELAINKAN IA PERGI & BERGEGAS &
MENGALIR , DENGANCARAYANG SAMA
5. HANYA SEBAGAI
ORANG KUAT
MEMBENTUK SETETES
LUDAH DI UJUNG
LIDAHNYA AKAN
MELUDAHKANNYA
DENGAN SEDIKIT
USAHA
6. SAMA SEPERTI
SEPOTONG DAGING
DILEMPARKAN KE DALAM
SEBUAH PANCI BESI
DIPANASKAN SEPANJANG
HARI DENGAN CEPAT
HILANG DANTIDAK
TINGGAL LAMA,
7. SAMA SEPERTI SAPIYANG AKAN
DISEMBELIH DIGIRING KE RUMAH
JAGAL, DENGAN SETIAP LANGKAH
KAKINYA LEBIH DEKAT DENGAN
MENYEMBELIH NYA, LEBIH DEKAT
DENGAN KEMATIAN
singkatnya kehidupan.pptx

More Related Content

Similar to singkatnya kehidupan.pptx

Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtk
Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtkTafsir at takwir 1 14 materi bpi gtk
Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtkKeagamaanPembinaanSi
 
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat fardu
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat farduRisalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat fardu
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat farduAhmad Junaidi Mohd Said
 
Tafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrTafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrMuhammad Idris
 
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya Jawa
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya JawaEtnografi Kematian dalam Perspektif Budaya Jawa
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya JawaImam Sunarno
 
Pelatihan jenazah
Pelatihan jenazahPelatihan jenazah
Pelatihan jenazahabu zubair
 
Makalah dirasah islamiyah
Makalah dirasah islamiyahMakalah dirasah islamiyah
Makalah dirasah islamiyahAinul Mukarrob
 
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesia
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesiaMenjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesia
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Peribahasa ting 1 5
Peribahasa ting 1 5Peribahasa ting 1 5
Peribahasa ting 1 5KPM
 
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriAdab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriIzna Adiningsih
 
Bagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirBagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirUmmi Fitri
 
Bagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirBagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirDini Ni
 
31 alam kehidupan
31 alam kehidupan31 alam kehidupan
31 alam kehidupanSanta Peace
 

Similar to singkatnya kehidupan.pptx (20)

Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtk
Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtkTafsir at takwir 1 14 materi bpi gtk
Tafsir at takwir 1 14 materi bpi gtk
 
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat fardu
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat farduRisalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat fardu
Risalah dakwah 062 seksaan mengabai dan meninggalkan solat fardu
 
Kitab batara guru
Kitab batara guruKitab batara guru
Kitab batara guru
 
Kitab batara guru
Kitab batara guruKitab batara guru
Kitab batara guru
 
Kitab batara guru
Kitab batara guruKitab batara guru
Kitab batara guru
 
Buka hati ESQ
Buka hati ESQBuka hati ESQ
Buka hati ESQ
 
Tafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrTafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashr
 
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya Jawa
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya JawaEtnografi Kematian dalam Perspektif Budaya Jawa
Etnografi Kematian dalam Perspektif Budaya Jawa
 
Pelatihan jenazah
Pelatihan jenazahPelatihan jenazah
Pelatihan jenazah
 
Tanda2 kematian
Tanda2 kematianTanda2 kematian
Tanda2 kematian
 
Makalah dirasah islamiyah
Makalah dirasah islamiyahMakalah dirasah islamiyah
Makalah dirasah islamiyah
 
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesia
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesiaMenjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesia
Menjelajah dunia semut. indonesian. bahasa indonesia
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Peribahasa ting 1 5
Peribahasa ting 1 5Peribahasa ting 1 5
Peribahasa ting 1 5
 
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriAdab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
 
ambhata sutta
ambhata suttaambhata sutta
ambhata sutta
 
Bagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirBagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikir
 
Bagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikirBagaimana seorang muslim berpikir
Bagaimana seorang muslim berpikir
 
31 alam kehidupan
31 alam kehidupan31 alam kehidupan
31 alam kehidupan
 

More from Ruby Santamoko

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdfRuby Santamoko
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfRuby Santamoko
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfRuby Santamoko
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptRuby Santamoko
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxRuby Santamoko
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxRuby Santamoko
 

More from Ruby Santamoko (20)

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
 
canki sutta.pptx
canki sutta.pptxcanki sutta.pptx
canki sutta.pptx
 
Bea cukai
Bea cukaiBea cukai
Bea cukai
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

singkatnya kehidupan.pptx

  • 1.
  • 3. KEMATIAN Pandanglah tubuh yang indah ini, penuh luka, terdiri dari rangkaian tulang, berpenyakit serta memerlukan banyak perawatan. Ia tidak kekal serta tidak tetap keadaannya. Dhammapada 147
  • 4. KEMATIAN Artinya ’padam’, yang dapat ditinjau dari 3 makna : 1. Khanika marana Kepadaman nama-rupa menurut bagian upada, thiti, dan bhanga. 2. Sammati marana Kepadaman atau kematian manusia dan binatang. 3. Samuccheda marana Keparninibbanaan (wafat) dari seorang Arahat.
  • 5. 4 CARA KEMATIAN 1. Habisnya energi karma penyebab (khammakkhaya). 2. Habisnya jangka waktu kehidupan alami (ayukkhaya). 3. Habisnya energi karma penyebab bersamaan dengan habisnya jangka waktu hidup (ubhayakkhaya). 4. Bekerjanya energi berlawanan yang lebih kuat (upacchedaka).
  • 6. Objek dari makhluk yang akan meninggal 1. Kamma arammana (obyek kamma) sewaktu akan meninggal, terkenang dengan perbuatan yang pernah dilakukan. 2. Kammanimitta arammana (obyek bayangan kamma) sewaktu akan meninggal dunia terlihat sarana-sarana perbuatan yang pernah dilaukan. 3. Gatinimitta arammana (obyek simbol-simbol tempat kelahiran) sewaktu akan meninggal dunia terlihat simbol-simbol tempat kelahiran.
  • 7. TABEL ALAM-ALAM KEHIDUPAN Tak terbatas 1. Niraya (Neraka) 1 Tak terbatas 2. Tiracchanayoni (Hewan) 2 Tak terbatas 3. Petayoni (Hantu Kelaparan) 3 Tak terbatas 4. Asurayoni (Semidewa) DUGATI - ALAM TAK BAHAGIA 4 Tak terbatas Manussa (Manusia) 5 500 T.S. 1. Catummaharajika 6 1.000 T.S. 2. Tavatimsa 7 2.000 T.S. 3. Yama 8 4.000 T.S. 4. Tusita 9 8.000 T.S. 5. Nimmanarati 10 16.000 T.S. 6. Paranimmitavasavatti DE VA LO KA (AL AM SU RG A) SUGATI - ALAM BAHAGIA KAMALOKA (ALAM NAFSU) 11 (11) 1/3 A.K. 1. Brahma Parisajja 12 1/2 A.K. 2. Brahma Purohita 13 1 A.K. 3. Maha Brahma PATHAMA JHANA BHUMI- ALAM JHANA I 14 2 M.K. 1. Parittabha 15 4 M.K. 2. Appamanabha 16 8 M.K. 3. Abhassara DUTIYA JHANA BHUMI- ALAM JHANA II 17 16 M.K. 1. Parittasubha 18 32 M.K. 2. Appamanasubha 19 64 M.K. 3. Subhakinha. TATIYA JHANA BHUMI - ALAM JHANA III 20 500 M.K. 1. Vehapphala 21 500 M.K. 2. Asannasatta 22 1.000 M.K. 3. Aviha 23 2.000 M.K. 4. Atappa 24 4.000 M.K. 5. Sudassa 25 8.000 M.K. 6. Sudassi 26 16.000 M.K. 7. Akanittha SU DD HA VA SA CATUTTHA JHANA BHUMI - ALAM JHANA IV RUPALOKA (ALAM BENTUK) 27 (16) 20.000 M.K. 1. Akasanancayatana 28 40.000 M.K. 2. Vinnanancayatana 29 60.000 M.K. 3. Akincannayatana 30 84.000 M.K. 4. N'eva Sanna N'asannayatana ARUPA LOKA (ALAM TANPA- BENTUK) 31 (4) Tak terbatas 1. Niraya (Neraka) 1 Tak terbatas 2. Tiracchanayoni (Hewan) 2 Tak terbatas 3. Petayoni (Hantu Kelaparan) 3 Tak terbatas 4. Asurayoni (Semidewa) DUGATI - ALAM TAK BAHAGIA 4 Tak terbatas Manussa (Manusia) 5 500 T.S. 1. Catummaharajika 6 1.000 T.S. 2. Tavatimsa 7 2.000 T.S. 3. Yama 8 4.000 T.S. 4. Tusita 9 8.000 T.S. 5. Nimmanarati 10 16.000 T.S. 6. Paranimmitavasavatti DE VA LO KA (AL AM SU RG A) SUGATI - ALAM BAHAGIA KAMALOKA (ALAM NAFSU) 11 (11) 1/3 A.K. 1. Brahma Parisajja 12 1/2 A.K. 2. Brahma Purohita 13 1 A.K. 3. Maha Brahma PATHAMA JHANA BHUMI- ALAM JHANA I 14 2 M.K. 1. Parittabha 15 4 M.K. 2. Appamanabha 16 8 M.K. 3. Abhassara DUTIYA JHANA BHUMI- ALAM JHANA II 17 16 M.K. 1. Parittasubha 18 32 M.K. 2. Appamanasubha 19 64 M.K. 3. Subhakinha. TATIYA JHANA BHUMI - ALAM JHANA III 20 500 M.K. 1. Vehapphala 21 500 M.K. 2. Asannasatta 22 1.000 M.K. 3. Aviha 23 2.000 M.K. 4. Atappa 24 4.000 M.K. 5. Sudassa 25 8.000 M.K. 6. Sudassi 26 16.000 M.K. 7. Akanittha SU DD HA VA SA CATUTTHA JHANA BHUMI - ALAM JHANA IV RUPALOKA (ALAM BENTUK) 27 (16) 20.000 M.K. 1. Akasanancayatana 28 40.000 M.K. 2. Vinnanancayatana 29 60.000 M.K. 3. Akincannayatana 30 84.000 M.K. 4. N'eva Sanna N'asannayatana ARUPA LOKA (ALAM TANPA- BENTUK) 31 (4) • MK = Maha Kappa (= 4 Asankheyya Kappa) • AK = Asankheyya Kappa • TS = Tahun Surgawi 1 hari di alam Catummaharajika = 25 tahun di alam manusia. 1 Kappa/kalpa = 1 mil kubik berisi biji sesawi dikali 100 tahun untuk setiap biji sesawi.
  • 8. SALLA SUTTA (SN 36.6) Anak Panah Perenungan tentang kematian 1. Kehidupan di dunia ini tidak dapat diramalkan dan tidak menentu. Kehidupan di sini ini sulit, pendek dan dipenuhi penderitaan. 2. Suatu makhluk, sekali dilahirkan, akan mengalami kematian, dan tidak ada jalan keluar darinya. Ketika usia tua atau penyebab lain tiba, maka kematian pun datang. Demikianlah adanya makhluk hidup. 3. Ketika buah-buahan masak, mereka mungkin akan jatuh di pagi hari. Seperti itu pula halnya suatu makhluk, sekali dilahirkan, bisa mati kapan pun juga. 4. Seperti halnya pot-pot tanah liat yang digarap pembuat tembikar cenderung berakhir hancur lebur, begitu juga kehidupan makhluk hidup. 5. Baik yang muda maupun yang tua, tak peduli apakah mereka tolol atau bijaksana, akan terjebak dalam kematian. Semua makhluk bergerak menuju kematian.
  • 9. 6. Mereka dikuasai oleh kematian. Mereka akan pergi ke dunia lain. Tak ada seorang ayah pun yang dapat menyelamatkan putranya. Tak ada keluarga yang dapat menyelamatkan sanak saudaranya. 7. Lihatlah: Sementara sanak keluarga memandang, menangis dan meraung-raung, manusia diusung satu demi satu, bagaikan ternak yang dibawa menuju ke tempat pembantaian. 8. Jadi, kematian dan usia tua adalah penyakit dunia. Oleh karenanya, orang bijaksana tidak bersedih hati melihat sifat dunia ini. 9. Engkau tidak mengetahui jalan dari mana dia berasal, atau kemana dia pergi. Maka tidak ada gunanya menangisi dia. 10. Manusia yang bersedih tidak memperoleh apa pun. Dia tidak lebih hanyalah seorang tolol yang berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Jika orang bijaksana melakukan hal ini, berarti dia sama tololnya.
  • 10. 11. Kedamaian pikiran tidak dapat diperoleh dari menangis dan meratap. Justru sebaliknya, tindakan itu akan membawa menuju penderitaan yang lebih besar dan rasa sakit yang lebih mendalam 12. Orang yang berkabung akan menjadi pucat dan kurus. Dia melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri, dan tetap saja dia tidak dapat membuat yang mati hidup lagi; tidak ada gunanya dia berkabung. 13. Orang yang tidak dapat meninggalkan kesedihannya hanyalah berkelana lebih jauh ke dalam penderitaan. Perasaan berkabung itu membuatnya menjadi budak kesedihan. 14. Lihatlah makhluk yang menghadapi kematian, yang mengalami hasil dari tindakan-tindakan mereka sebelumnya. Orang-orang amat ketakutan ketika melihat bahwa mereka terperangkap oleh kematian. 15.Apa yang diharapkan agar terjadi selalu berbeda dari apa yang sebenarnya terjadi. Dari sini muncul kekecewaan yang besar. Begitulah dunia bekerja.
  • 11. 16. Orang bisa hidup selama seratus tahun, atau bahkan lebih, tetapi akhirnya toh dia terpisah dari sanak keluarganya, dan dia pun meninggalkan kehidupan di dunia ini. 17. Jadi kita dapat mendengar dan belajar dari orang yang agung ketika dia meninggalkan kesedihannya. Ketika dia melihat bahwa seseorang telah mati dan meninggalkan kehidupan mereka, dia berkata ‘dia tidak akan terlihat olehku lagi. 18. Ketika sebuah rumah terbakar, apinya dipadamkan dengan air. Seperti itu pula orang bijaksana, yang terampil, berpengetahuan dan mandiri, segera memadamkan kesedihan begitu kesedihan itu muncul dalam dirinya, bagaikan angin yang menghalau segumpal kapas. 19. Orang yang berusaha mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri harus menarik keluar anak panah yang telah ditancapkannya pada dirinya sendiri. Kepala anak panah ini adalah kesedihan, nafsu keinginan, keputus-asaan. 20. Orang yang telah mencabut keluar anak panah itu, yang tidak lagi memiliki kemelekatan, yang telah memperoleh kedamaian pikiran, berjalan melampaui semua kesedihan. Orang ini, karena telah terbebas dari kesedihan, menjadi tenang.
  • 12. ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PĀṬHA Aṅguttara Nikāya 5.57 Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭāra Sutta 1.Perenungan akan usia tua; 2.Perenungan akan mendapat penyakit; 3.Perenungan akan meninggal dunia; 4.Perenungan akan perpisahan; 5.Perenungan akan KAMMA yang diperoleh.
  • 14. Saat ini, para bhikkhu, orang yang hidup Paling lama adalah 100 tahun atau Kurang dari 100 tahun, yang artinya kalau seorang hidup di 3 musim maka: satu kehidupan untuk 300 musim:.. 100 musim dingin, musim panas 100, 100 musim hujan. satu kehidupan untuk 1.200 bulan: 400 bulan dingin, 400 bulan panas, 400 bulan hujan Sekalipun hidup selama 2.400 dua mingguan:.. 800 musim dingin, 800 musim panas, 800 musim hujan Satu kehidupan untuk 36.000 hari:kita hanya makan 12.000 makan di musim dingin, 12.000 musim panas, 12.000 Makan dimusim hujan Walupun hidup selama 36.000 hari kita hanya makan 72.000: 24.000 makan di Musim dingin, 24.000 makanan di Musim panas, 24.000 makanan di Musim Hujan Dan ini termasuk dihitung Pengambilan Air Susu Ibu dan masa –masa tanpa makanan Ini adalah hambatan untuk makan: ketika seseorang tidak makan sambil marah, ketika seseorang tidak makan sambil menderita atau sakit, ketika seseorang tidak makan sambil menyalankan puasa, atau ketika seseorang tidak makan karena tidak mendapatkan apapun untuk dimakan(miskin).
  • 15. 1. Seperti embun di ujung sehelai rumput cepat lenyap dengan terbitnya matahari dan tidak tinggal lama.
  • 16. 2. SEPERTI KETIKA HUJAN- DEWA MENGIRIM HUJAN DITETES TANAH, DAN GELEMBUNG DI ATAS AIR CEPAT HILANG DAN TIDAKTINGGAL LAMA
  • 17. 3. SEPERTI KITA MENGARISYANG DITARIK DI DALAM AIR DENGAN TONGKAT CEPAT HILANG DANTIDAK TINGGAL LAMA
  • 18. 4, SAMA SEPERTI SUNGAIYANG MENGALIRTURUN DARIGUNUNG, PERGI JAUH, CEPAT SAAT INI, MEMBAWA SEGALA SESUATU DENGAN HAL ITU, SEHINGGA TIDAKADA SESAAT, SEKEJAP,YANG KEDUA DI MANA IA BERDIRI DIAM, MELAINKAN IA PERGI & BERGEGAS & MENGALIR , DENGANCARAYANG SAMA
  • 19. 5. HANYA SEBAGAI ORANG KUAT MEMBENTUK SETETES LUDAH DI UJUNG LIDAHNYA AKAN MELUDAHKANNYA DENGAN SEDIKIT USAHA
  • 20. 6. SAMA SEPERTI SEPOTONG DAGING DILEMPARKAN KE DALAM SEBUAH PANCI BESI DIPANASKAN SEPANJANG HARI DENGAN CEPAT HILANG DANTIDAK TINGGAL LAMA,
  • 21. 7. SAMA SEPERTI SAPIYANG AKAN DISEMBELIH DIGIRING KE RUMAH JAGAL, DENGAN SETIAP LANGKAH KAKINYA LEBIH DEKAT DENGAN MENYEMBELIH NYA, LEBIH DEKAT DENGAN KEMATIAN