2. Jaṭāsuttaṃ SN 1.23
Dewa : "Antojaṭā bahijaṭā, jaṭāya jaṭitā pajā;
Taṃ taṃ gotama pucchāmi, ko imaṃ vijaṭaye
jaṭaṃ."
"Terdapatlah taṇha yang mengikat internal dan
mengikat eksternal, makhluk-makhluk terikat
oleh taṇha tersebut oleh sebab itu pertapa
gotama. Kepada anda saya bertanya, Siapakah
yang dapat menguraikan kekusutan (taṇha)
ini ."
Buddha : "Sīle patiṭṭhāya naro sapañño, cittaṃ
paññañca bhāvayaṃ;
Ātāpī nipako bhikkhu, so imaṃ vijaṭaye jaṭaṃ."
"Terdapatlah bhikkhu, seorang yang memiliki
kebijaksanaan dengan tiga akar, yang memiliki,
usaha yang bisa menghanguskan kilesa, yang
bisa mengemban kebijaksanaan setelah
mengukuhkan catupārisuddhi sīla, kemudian
mengembangkan samadhi dan kebijaksanaan
vipassanā. Bhikkhu tersebut dapat
menguraikan kekusutan dalam menguraikan
kekusutan (taṇha) ini.
Ṭīkā : [Tattha sīle patiṭṭhāyāti catupārisuddhisīle ṭhatvā.
Cittaṃ paññañca bhāvayanti samādhiñceva vipassanañca
bhāvayamāno. Cittasīsena hettha aṭṭha samāpattiyo kathitā,
paññānāmena vipassanā. Tattha paṭhamā jātipaññā, dutiyā
vipassanāpaññā, tatiyā sabbakiccapariṇāyikā
pārihāriyapaññā.]
3. Sīlavisuddhi | 30 Mei 2021
Sīla - Apa itu Sīla?
1. Cetanā sīla
2. Cetasika sīla
3. Saṃvaro sīla
4. Avītikkamo sīla
4. CFMP
Ciri :
- Sīlanaṃ lakkhaṇaṃ - Latihan atau
pengendalian diri.
- Kusalānañca dhammānaṃ patiṭṭhānavasena
vuttaṃ sīlanaṃ - Fondasi dari hal-hal bajik.
- Kāyakammādīnaṃ samādhānavasena -
Memandu atau menuntun perilaku dari pikiran,
ucapan, dan perbuatan.
Fungsi :
- Kicca - dussīlyaviddhaṃsanatā -
Menghancurkan niat dussīla.
- Sampatti - anavajjaguṇo - Tidak tercela
Manifestasi :
Sīlaṃ kāyasoceyyaṃ vacīsoceyyaṃ
manosoceyyanti evaṃ
vuttasoceyya-paccupaṭṭhānaṃ.
Pemurnian ucapan, pemurnian
perbuatan, dan pemurnian pikiran.
Penyebab Terdekatnya :
Hirottappañca panassa viññūhi
padaṭṭhānanti vaṇṇitaṃ.
Malu dan takut berbuat jahat.
5. Manfaat dari Sīla
Aṅguttara Nikāya 11.1
❖ avippaṭisāra - Tidak menyesal ,dst.
Dīgha Nikāya par.150
❖ Mahantaṃ bhogakkhandhaṃ, orang
yang memiliki sīla, mendapatkan
banyak rejeki yang besar, sebagai
akibat dari ketekunannya.
❖ Kalyāṇo kittisaddo, nama baiknya
dikenal luas.
❖ Visārado dan Amaṅkubhūto, jika dia
memasuki kumpulan khalayak,
apakah bangsawan, apakah pendeta,
apakah perumah tangga atau pertapa,
Ia berani (visārado) dan tidak menjadi
tidak senang (amaṅkubhūto).
❖ Asammūḷho kālaṃ karoti, tidak
bingung saat meninggal.
❖ Sugatiṃ upapajjati, setelah
meninggal terlahir di alam yang
baik.
Majjhima Nikāya 1.65
❖ Piyamanāpatādayo
āsavakkhayapariyosānā, disukai,
dicintai, dan dihormati oleh
Sabrahmacārī .... sampai
penghancuran kekotoran batin.
6. ❖ Cāritta Sīla (yang harus dilatih) dan
Vāritta Sīla (yang harus dihindari)
❖ Lokiya Sīla (duniawi) dan Lokuttara Sīla
(adiduniawi)
❖ Hīna Sīla (inferior), Majjhima Sīla
(menengah), dan Paṇīta Sīla (superior)
❖ Pātimokkha Saṃvara Sīla (pengendalian
pātimokkha), Indriya Saṃvara Sīla
(pengendalian indra), Ājīvapārisuddhi Sīla
(pemurnian mata pencaharian), Paccaya
Sannissita Sīla (perenungan kebutuhan)
Kategori Sīla
7. Pātimokkha
"Tañhi yo naṃ pāti rakkhati,
taṃ mokkheti mocayati
āpāyikādīhi dukkhehi, tasmā
pātimokkhan'ti vuccati."
"Bagi mereka yang menjaga dan
melindunginya, mereka akan terbebas
dan lepas dari penderitaan āpāya,
oleh sebab itu disebut pātimokkha".
❖ Untuk Bhikkhu = 227 Sīla,
❖ Untuk Yogī = 8 atau 10 Sīla,
❖ Untuk Umat Awam = 5,8 atau 10 Sīla,
9. Ājīvapārisuddhi Sīla
Untuk Bhikkhu :
peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan mata
pencaharian benar (kuladūsana,
anesanā,dll.)
Saddhādeyyavinipāta
Anujānāmi, bhikkhave,
mātāpitūnaṃ dātuṃ. Na ca,
bhikkhave, saddhādeyyaṃ
vinipātetabbaṃ. Yo vinipāteyya,
āpatti dukkaṭassāti. (Mahāvagga
Pāḷi - Myn-412)
Untuk Umat Awam :
❖ Melakukan mata pencaharian
yang benar, Tidak melanggar 5
sīla,
❖ Tidak melakukan 5 jenis
perdagangan (Vaṇijjā Sutta)
10. ‘‘Pañcimā, bhikkhave, vaṇijjā upāsakena
akaraṇīyā. Katamā pañca?
Satthavaṇijjā, sattavaṇijjā,
maṃsavaṇijjā, majjavaṇijjā, visavaṇijjā
....’’. (Aṅguttara Nikāya V.177)
"Lima ini para Bhikkhu, perdagangan
yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
upāsaka, apakah lima itu? berdagang
senjata, berdagang makhluk, berdagang
daging, berdagang minuman keras,
berdagang racun.."
Vaṇijjā Sutta
11. ❖ Upāsakenā'ti tisaraṇagatena - Seorang yang mengambil tiga perlindungan.
❖ Satthavaṇijjā (Berdagang Senjata) - Apakah setelah membuat sendiri, atau
menyuruh orang lain membuatkannya, atau mendapatkan senjata yang sudah
jadi, kemudian menjualnya.
❖ Sattavaṇijjā'ti manussavikkayo (Berdagang Makhluk) - Berdagang manusia.
abhujissabhāvakaraṇato - untuk dijadikan budak.
❖ Maṃsavaṇijjā'ti (Berdagang Daging) - Setelah membesarkan babi, rusa dan
lain-lain, setelah mendapatkan daging lalu kemudian menjualnya. Berusaha
mendapatkan /memasok /mempersiapkan daging tersebut, lalu menjualnya.
❖ Majjavaṇijjā'ti (Berdagang Minuman Keras). Vadhahetuto - pengkondisi
embunuhan.
❖ Visavaṇijjāti. (Berdagang Racun). Pamādaṭṭhānato - sebagai basis kelalaian.
Aṭṭhakathā & Ṭīkā
12. Paccayasannissitasīlaṃ
Cattāro hi paribhogā –
theyyaparibhogo - menggunakan sebagai pencuri,
iṇaparibhogo - menggunakan sebagai hutang,
dāyajjaparibhogo - menggunakan sebagai warisan,
sāmiparibhogoti - menggunakan sebagai pemilik
atau master . VA.II.Par. 585