SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Ratiyā jāyatī soko, ratiyā jāyatī bhayaṁ Ratiyā vippamuttassa, natthi
soko kuto bhayaṁ
Dari kemelekatan timbul kesedihan,
dari kemelekatan timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.
-(Dhammapada : 214)-
Pada saat dhammacakkha diputar membabarkan 4
kebenaran Mulia
boleh di ringkas dan yang meringkas adalah Sang
Buddha --- bhikkhu Anuraddha
Pubbecaham anuraddha
etarahi ca dukkham ca ceva panna pemi
dukkhasa ca nirodham
artinya:
oh anuruddha dahulu dan sekarang
hanya ini yang aku ajarkan tentang dukkha dan
tentang lenyapnya penderitaan
SALLA SUTTA (SN 36.6)
Anak Panah
Perenungan tentang kematian
1. Kehidupan di dunia ini tidak dapat diramalkan dan tidak menentu. Kehidupan di sini
ini sulit, pendek dan dipenuhi penderitaan.
2. Suatu makhluk, sekali dilahirkan, akan mengalami kematian, dan tidak ada jalan
keluar darinya. Ketika usia tua atau penyebab lain tiba, maka kematian pun datang.
Demikianlah adanya makhluk hidup.
3. Ketika buah-buahan masak, mereka mungkin akan jatuh di pagi hari. Seperti itu pula
halnya suatu makhluk, sekali dilahirkan, bisa mati kapan pun juga.
4. Seperti halnya pot-pot tanah liat yang digarap pembuat tembikar cenderung
berakhir hancur lebur, begitu juga kehidupan makhluk hidup.
5. Baik yang muda maupun yang tua, tak peduli apakah mereka tolol atau bijaksana,
akan terjebak dalam kematian. Semua makhluk bergerak menuju kematian.
6. Mereka dikuasai oleh kematian. Mereka akan pergi ke dunia lain. Tak ada
seorang ayah pun yang dapat menyelamatkan putranya. Tak ada keluarga yang
dapat menyelamatkan sanak saudaranya.
7. Lihatlah: Sementara sanak keluarga memandang, menangis dan meraung-
raung, manusia diusung satu demi satu, bagaikan ternak yang dibawa menuju
ke tempat pembantaian.
8. Jadi, kematian dan usia tua adalah penyakit dunia. Oleh karenanya, orang
bijaksana tidak bersedih hati melihat sifat dunia ini.
9. Engkau tidak mengetahui jalan dari mana dia berasal, atau kemana dia pergi.
Maka tidak ada gunanya menangisi dia.
10. Manusia yang bersedih tidak memperoleh apa pun. Dia tidak lebih
hanyalah seorang tolol yang berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Jika
orang bijaksana melakukan hal ini, berarti dia sama tololnya.
11. Kedamaian pikiran tidak dapat diperoleh dari menangis dan meratap.
Justru sebaliknya, tindakan itu akan membawa menuju penderitaan yang lebih
besar dan rasa sakit yang lebih mendalam
12. Orang yang berkabung akan menjadi pucat dan kurus. Dia melakukan
tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri, dan tetap saja dia tidak dapat
membuat yang mati hidup lagi; tidak ada gunanya dia berkabung.
13. Orang yang tidak dapat meninggalkan kesedihannya hanyalah berkelana
lebih jauh ke dalam penderitaan. Perasaan berkabung itu membuatnya
menjadi budak kesedihan.
14. Lihatlah makhluk yang menghadapi kematian, yang mengalami hasil dari
tindakan-tindakan mereka sebelumnya. Orang-orang amat ketakutan ketika
melihat bahwa mereka terperangkap oleh kematian.
15.Apa yang diharapkan agar terjadi selalu berbeda dari apa yang sebenarnya
terjadi. Dari sini muncul kekecewaan yang besar. Begitulah dunia bekerja.
16. Orang bisa hidup selama seratus tahun, atau bahkan lebih, tetapi akhirnya toh dia terpisah dari
sanak keluarganya, dan dia pun meninggalkan kehidupan di dunia ini.
17. Jadi kita dapat mendengar dan belajar dari orang yang agung ketika dia meninggalkan
kesedihannya. Ketika dia melihat bahwa seseorang telah mati dan meninggalkan kehidupan
mereka, dia berkata ‘dia tidak akan terlihat olehku lagi.
18. Ketika sebuah rumah terbakar, apinya dipadamkan dengan air. Seperti itu pula orang bijaksana,
yang terampil, berpengetahuan dan mandiri, segera memadamkan kesedihan begitu kesedihan itu
muncul dalam dirinya, bagaikan angin yang menghalau segumpal kapas.
19. Orang yang berusaha mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri harus menarik keluar anak
panah yang telah ditancapkannya pada dirinya sendiri. Kepala anak panah ini adalah kesedihan,
nafsu keinginan, keputus-asaan.
20. Orang yang telah mencabut keluar anak panah itu, yang tidak lagi memiliki kemelekatan, yang
telah memperoleh kedamaian pikiran, berjalan melampaui semua kesedihan. Orang ini, karena
telah terbebas dari kesedihan, menjadi tenang.
Perpisahan
Perpisahan adalah hal yang pasti.
Kehilangan bisa terjadi pada siapa
saja.Namun, tak semua dari kita tahu
bagaimana cara menghadapi kehilangan.
Tidak jarang, kita harus melalui proses
yang cukup Panjang untuk menerima
sebuah perpisahan. Ada beberapa hal
yang perlu kita ketahui supaya proses
penerimaan ini tak perlu berlarut-larut,
dan agar kesedihan tak akan membuat
kita terus terpuruk.
Berusaha Menggenggam
Terkadang kita merasakan sakit yang amat dalam
ketika mengalami kehilangan. saat seseorang
sedang dirundung duka dan kesedihan akibat
kehilangan, ia bisa berubah menjadi orang yang
super sensitif. Kehilangan sesuatu yang kita
cintai dan kita sayangi merupakan mimpi buruk
dan banyak orang berusaha sekuat tenaga
menghindarinya.
Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat
akan jatuh juga.Demikian pula, Sekuat apa pun
kita berusaha menggenggam, padaakhirnya
akan kehilangan juga.
Melekat Karena Merasa Memiliki
Kita merasa kehilangan karena kita merasa memiliki. "Kita tidak akan pernah
kehilangan jika kita tidak pernah memiliki. Dalam ajaran Buddha kehilangan
termasuk salah satu dukkha yang dialami manusia. Kehilangan seseorang
yang dicinta, kehilangan sanak keluarga, kehilangan hartabenda, kehilangan
pangkat, jabatan, dan sebagainya.
Ketika seseorang mengalami kehilangan, biasanya orang menjadi sedih dan
menangis.Dalam paticcasamuppada, ada yang namanya upadana &
kemelekatan'.Kemelekatan ini yang membuat seseorang amat bersedih
Ketika mengalami kehilangan. bahkan ketika seseorang kehilangan benda
yang kecil sekalipun, ia bisa merasa sedih yang begitu dalam. Kehilangan
hal-hal yang kecil saja membuat kita mederita, apalagi kehilangan hal-hal
yang lebih besar( Apalagi jika kita kehilangan hal-hal yang begitu berartibagi
kita, yang begitu dekat dengan kita. Apakah kita mampu melewatinya
Mengapa Kita Melekat?
Mengapa kita menjadi melekat terhadap suatu hal ? jawabannya
karena kita menyenanginya. misalnya saja para perempuan, Wajar
bila perempuan menyukai boneka, namun jika melekat pada boneka
perlu dipertanyakan.
mengapa begitu melekat terhadap boneka! Tidak bisa tidur tanpa
boneka! Jawabannya? karena aku menyenanginya, karena akusuka
boneka.
Kemelekatan &upadana' berawal / bermula dari na!su keinginan
&tanha'.Karena na!su keinginan kita jadi melekat. Karena melekat kita
jadi ingin menggenggam hal-hal yang kita senangi, menggenggam hal-
hal yang kita senangi begitu erat. Kita ingin mempertahankannya.
Karena melekat kita jadi menderita ketika kehilangan.
Tidak Melekat, Pada yang Dicintai dan yang Tidak Dicintai
Dalam dhammapada syair 210 dikatakan, “janganlah melekat pada apa yang
dicintai atau yang tidak dicintai. Berpisah dengan mereka yang dicintai dan
bertemu dengan mereka yang tidak dicintai, keduanya merupakan penderitaan.
Jika dalam pandangan umum biasanya kita dianjurkan untuk tidak melekat pada
mereka yang kita cintai, mampu melepas apa yang kita cintai, Buddha
memberikan anjuran yang berbeda. Buddha mengajarkan kepada kita untuk tidak
melekat, tidak hanya pada mereka yang dicintai,namun juga pada mereka yang
tidak dicintai, pada mereka yang kita benci. Karena membenci sendiri merupakan
sebuah kemelekatan. Yaitu melekat pada mereka yang dibenci
Langkah langkah Menghadapi Kehilangan
1. Memahami bahwa segala sesuatu tidak kekal (ANICCA)
semua orang pernah mengalami kehilangan . lepaskanlah, segala sesuatu pasti berubah, tidak ada yang
bisa kita pertahankan untuk tidak berubah. Kita tidak bisa melawan hukum alam.
2. Tetap Sabar Ketika Kehilangan yang dicintai ,merasa puas dengan kondisi saat ini (Khanti)
Dunia tidak serta merta hancur ketika kita mengalami kehilangan. Kehilangan justru merupakan awal yang baru
dalam hidup kita. Terima perubahan, terima kehilangan, bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki, maka hatimu
akan menjadi lapang
3. Jangan Bersedih ada teman sejati yang peduli dengan kita (Kalyanamitta)
Masih ada sahabat sejati yang selalu berada di samping kita, mereka akan menyembuhkan luka hati kita, kapan pun
kita berduka karena kehilanganyang kita alami.
4. Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat bagi Orang lain(Atthacariya)
Buat dirimu berharga dan berguna bagi orang lain, berbuat baik, luangkan waktu untuk orang lain, dengan begitu
kamu akan lupa bahwa kamu sedang mengalami kehilangan.Pernahkah kita mengalami kehilangan sesuatu yang
berharga dalam hidup kita, kemudian kita menjadi frustasi? saat kehilangan begitu melukai kita, itu berarti kita
terlalu !okus pada kehilangan tersebut. Kita merasa hidup kita tidak berarti lagi. merasa putus asa. Tidak ada
semangat hidup.
ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PĀṬHA
Aṅguttara Nikāya 5.57 Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭāra Sutta
1.Perenungan akan usia tua;
2.Perenungan akan mendapat penyakit;
3.Perenungan akan meninggal dunia;
4.Perenungan akan perpisahan;
5.Perenungan akan KAMMA yang diperoleh.
kesimpulan
Kehilangan orang yang dicinta dan disayangi adalah hal yang wajar.Adakah seseorang yang tidak pernah mengalami
kehilangan orang yang dicinta ?Kehilangan ibu? Kehilangan ayah ?Kehilangan sanak keluarga dan sahabat? Kita harus ingat
bahwa perpisahan akan terjadi pada siapa saja. siap atau tidak, kita pasti akan mengalaminya. Kita tidak tahu kapan
perpisahan itu bisa terjadi. yang terpenting untuk saat ini adalah menikmati Waktu yang kita punya, bersama orang-orang
terkasih yang ada di sekeliling kita.
Jadi, jelas bahwa kita tidak hanya berusaha menerima ketika kehilangan orang yang dicinta, namun disaat yang sama kita
juga berusaha menerima kehadiran orang-orang yang tidak kita sukai yang tentu ada disekeliling kita. Karena, keduanya
merupakan penderitaan. sungguh baik sekali jika kita mampu menghilangkan perasaan tidak suka kita terhadap orang
lain.
Kita bisa mengatasi duka akibat kehilangan dengan langkah-Langkah mudah tadi sesuai dengan yang diajarkan Buddha.
yaitu pengertian benar tentang anicca, Dengan demikian, dukaakibat kehilangan tidak lagi membuat kita
bermempraktikkan kesabaran, memiliki sahabat sejati, dan melakukan hal yang berman!aat bagi orang lain.larut-larut
dalam kesedihan.Kita jadikan perpisahan sebagai pelecut untuk membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani hidup.
Kita semua bisa melewati kehilangan dengan tetap tersenyum dan lapang dada. Kuncinya adalahmelepas.
MEMAHAMI KEHILANGAN

More Related Content

Similar to MEMAHAMI KEHILANGAN

Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMakalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMartin Renyut N
 
Tafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrTafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrMuhammad Idris
 
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muAlloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muYuni Ridaning Wahyu
 
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbRisalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbNur Anita Okaya
 
Motivasi bab2
Motivasi bab2Motivasi bab2
Motivasi bab2Ega Bekti
 
Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Artaya Honest
 
Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Artaya Honest
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxRuby Santamoko
 
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)Bernadi Mubarok
 
Pelayanan kematian
Pelayanan kematianPelayanan kematian
Pelayanan kematianRobert K
 
Jalani hidup ini dengan tenang
Jalani hidup ini dengan tenangJalani hidup ini dengan tenang
Jalani hidup ini dengan tenangRusni Abd Kadir
 
Mutiara kata pembuka hati
Mutiara kata pembuka hatiMutiara kata pembuka hati
Mutiara kata pembuka hatiRahmat Hidayat
 
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Putu Yudiantara
 

Similar to MEMAHAMI KEHILANGAN (20)

Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMakalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
 
Tafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashrTafsir Al azhar 103 al ashr
Tafsir Al azhar 103 al ashr
 
A
AA
A
 
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muAlloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
 
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbRisalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
 
Motivasi bab2
Motivasi bab2Motivasi bab2
Motivasi bab2
 
Motivasi bab2
Motivasi bab2Motivasi bab2
Motivasi bab2
 
Motivasi bab2
Motivasi bab2Motivasi bab2
Motivasi bab2
 
WISE WORDS-Kata-Kata Hikmah untuk perbaikan diri
WISE WORDS-Kata-Kata Hikmah untuk perbaikan diriWISE WORDS-Kata-Kata Hikmah untuk perbaikan diri
WISE WORDS-Kata-Kata Hikmah untuk perbaikan diri
 
Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2
 
Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2Bhagawadgita by artaya honest2
Bhagawadgita by artaya honest2
 
Ego.pptx
Ego.pptxEgo.pptx
Ego.pptx
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptx
 
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)
Lie zi speaks ( chinesse Quote and ancient religion)
 
Termotifasi
TermotifasiTermotifasi
Termotifasi
 
Pelayanan kematian
Pelayanan kematianPelayanan kematian
Pelayanan kematian
 
Jalani hidup ini dengan tenang
Jalani hidup ini dengan tenangJalani hidup ini dengan tenang
Jalani hidup ini dengan tenang
 
Mutiara kata pembuka hati
Mutiara kata pembuka hatiMutiara kata pembuka hati
Mutiara kata pembuka hati
 
Ikhtiar menggapai bening hati
Ikhtiar menggapai bening hatiIkhtiar menggapai bening hati
Ikhtiar menggapai bening hati
 
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
 

More from Ruby Santamoko

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdfRuby Santamoko
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfRuby Santamoko
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfRuby Santamoko
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptRuby Santamoko
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxRuby Santamoko
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxRuby Santamoko
 

More from Ruby Santamoko (20)

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
 
canki sutta.pptx
canki sutta.pptxcanki sutta.pptx
canki sutta.pptx
 
Bea cukai
Bea cukaiBea cukai
Bea cukai
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

MEMAHAMI KEHILANGAN

  • 1.
  • 2. Ratiyā jāyatī soko, ratiyā jāyatī bhayaṁ Ratiyā vippamuttassa, natthi soko kuto bhayaṁ Dari kemelekatan timbul kesedihan, dari kemelekatan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan. -(Dhammapada : 214)-
  • 3.
  • 4.
  • 5. Pada saat dhammacakkha diputar membabarkan 4 kebenaran Mulia boleh di ringkas dan yang meringkas adalah Sang Buddha --- bhikkhu Anuraddha Pubbecaham anuraddha etarahi ca dukkham ca ceva panna pemi dukkhasa ca nirodham artinya: oh anuruddha dahulu dan sekarang hanya ini yang aku ajarkan tentang dukkha dan tentang lenyapnya penderitaan
  • 6. SALLA SUTTA (SN 36.6) Anak Panah Perenungan tentang kematian 1. Kehidupan di dunia ini tidak dapat diramalkan dan tidak menentu. Kehidupan di sini ini sulit, pendek dan dipenuhi penderitaan. 2. Suatu makhluk, sekali dilahirkan, akan mengalami kematian, dan tidak ada jalan keluar darinya. Ketika usia tua atau penyebab lain tiba, maka kematian pun datang. Demikianlah adanya makhluk hidup. 3. Ketika buah-buahan masak, mereka mungkin akan jatuh di pagi hari. Seperti itu pula halnya suatu makhluk, sekali dilahirkan, bisa mati kapan pun juga. 4. Seperti halnya pot-pot tanah liat yang digarap pembuat tembikar cenderung berakhir hancur lebur, begitu juga kehidupan makhluk hidup. 5. Baik yang muda maupun yang tua, tak peduli apakah mereka tolol atau bijaksana, akan terjebak dalam kematian. Semua makhluk bergerak menuju kematian.
  • 7. 6. Mereka dikuasai oleh kematian. Mereka akan pergi ke dunia lain. Tak ada seorang ayah pun yang dapat menyelamatkan putranya. Tak ada keluarga yang dapat menyelamatkan sanak saudaranya. 7. Lihatlah: Sementara sanak keluarga memandang, menangis dan meraung- raung, manusia diusung satu demi satu, bagaikan ternak yang dibawa menuju ke tempat pembantaian. 8. Jadi, kematian dan usia tua adalah penyakit dunia. Oleh karenanya, orang bijaksana tidak bersedih hati melihat sifat dunia ini. 9. Engkau tidak mengetahui jalan dari mana dia berasal, atau kemana dia pergi. Maka tidak ada gunanya menangisi dia. 10. Manusia yang bersedih tidak memperoleh apa pun. Dia tidak lebih hanyalah seorang tolol yang berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Jika orang bijaksana melakukan hal ini, berarti dia sama tololnya.
  • 8. 11. Kedamaian pikiran tidak dapat diperoleh dari menangis dan meratap. Justru sebaliknya, tindakan itu akan membawa menuju penderitaan yang lebih besar dan rasa sakit yang lebih mendalam 12. Orang yang berkabung akan menjadi pucat dan kurus. Dia melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri, dan tetap saja dia tidak dapat membuat yang mati hidup lagi; tidak ada gunanya dia berkabung. 13. Orang yang tidak dapat meninggalkan kesedihannya hanyalah berkelana lebih jauh ke dalam penderitaan. Perasaan berkabung itu membuatnya menjadi budak kesedihan. 14. Lihatlah makhluk yang menghadapi kematian, yang mengalami hasil dari tindakan-tindakan mereka sebelumnya. Orang-orang amat ketakutan ketika melihat bahwa mereka terperangkap oleh kematian. 15.Apa yang diharapkan agar terjadi selalu berbeda dari apa yang sebenarnya terjadi. Dari sini muncul kekecewaan yang besar. Begitulah dunia bekerja.
  • 9. 16. Orang bisa hidup selama seratus tahun, atau bahkan lebih, tetapi akhirnya toh dia terpisah dari sanak keluarganya, dan dia pun meninggalkan kehidupan di dunia ini. 17. Jadi kita dapat mendengar dan belajar dari orang yang agung ketika dia meninggalkan kesedihannya. Ketika dia melihat bahwa seseorang telah mati dan meninggalkan kehidupan mereka, dia berkata ‘dia tidak akan terlihat olehku lagi. 18. Ketika sebuah rumah terbakar, apinya dipadamkan dengan air. Seperti itu pula orang bijaksana, yang terampil, berpengetahuan dan mandiri, segera memadamkan kesedihan begitu kesedihan itu muncul dalam dirinya, bagaikan angin yang menghalau segumpal kapas. 19. Orang yang berusaha mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri harus menarik keluar anak panah yang telah ditancapkannya pada dirinya sendiri. Kepala anak panah ini adalah kesedihan, nafsu keinginan, keputus-asaan. 20. Orang yang telah mencabut keluar anak panah itu, yang tidak lagi memiliki kemelekatan, yang telah memperoleh kedamaian pikiran, berjalan melampaui semua kesedihan. Orang ini, karena telah terbebas dari kesedihan, menjadi tenang.
  • 10. Perpisahan Perpisahan adalah hal yang pasti. Kehilangan bisa terjadi pada siapa saja.Namun, tak semua dari kita tahu bagaimana cara menghadapi kehilangan. Tidak jarang, kita harus melalui proses yang cukup Panjang untuk menerima sebuah perpisahan. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui supaya proses penerimaan ini tak perlu berlarut-larut, dan agar kesedihan tak akan membuat kita terus terpuruk.
  • 11. Berusaha Menggenggam Terkadang kita merasakan sakit yang amat dalam ketika mengalami kehilangan. saat seseorang sedang dirundung duka dan kesedihan akibat kehilangan, ia bisa berubah menjadi orang yang super sensitif. Kehilangan sesuatu yang kita cintai dan kita sayangi merupakan mimpi buruk dan banyak orang berusaha sekuat tenaga menghindarinya. Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga.Demikian pula, Sekuat apa pun kita berusaha menggenggam, padaakhirnya akan kehilangan juga.
  • 12. Melekat Karena Merasa Memiliki Kita merasa kehilangan karena kita merasa memiliki. "Kita tidak akan pernah kehilangan jika kita tidak pernah memiliki. Dalam ajaran Buddha kehilangan termasuk salah satu dukkha yang dialami manusia. Kehilangan seseorang yang dicinta, kehilangan sanak keluarga, kehilangan hartabenda, kehilangan pangkat, jabatan, dan sebagainya. Ketika seseorang mengalami kehilangan, biasanya orang menjadi sedih dan menangis.Dalam paticcasamuppada, ada yang namanya upadana & kemelekatan'.Kemelekatan ini yang membuat seseorang amat bersedih Ketika mengalami kehilangan. bahkan ketika seseorang kehilangan benda yang kecil sekalipun, ia bisa merasa sedih yang begitu dalam. Kehilangan hal-hal yang kecil saja membuat kita mederita, apalagi kehilangan hal-hal yang lebih besar( Apalagi jika kita kehilangan hal-hal yang begitu berartibagi kita, yang begitu dekat dengan kita. Apakah kita mampu melewatinya
  • 13. Mengapa Kita Melekat? Mengapa kita menjadi melekat terhadap suatu hal ? jawabannya karena kita menyenanginya. misalnya saja para perempuan, Wajar bila perempuan menyukai boneka, namun jika melekat pada boneka perlu dipertanyakan. mengapa begitu melekat terhadap boneka! Tidak bisa tidur tanpa boneka! Jawabannya? karena aku menyenanginya, karena akusuka boneka. Kemelekatan &upadana' berawal / bermula dari na!su keinginan &tanha'.Karena na!su keinginan kita jadi melekat. Karena melekat kita jadi ingin menggenggam hal-hal yang kita senangi, menggenggam hal- hal yang kita senangi begitu erat. Kita ingin mempertahankannya. Karena melekat kita jadi menderita ketika kehilangan.
  • 14. Tidak Melekat, Pada yang Dicintai dan yang Tidak Dicintai Dalam dhammapada syair 210 dikatakan, “janganlah melekat pada apa yang dicintai atau yang tidak dicintai. Berpisah dengan mereka yang dicintai dan bertemu dengan mereka yang tidak dicintai, keduanya merupakan penderitaan. Jika dalam pandangan umum biasanya kita dianjurkan untuk tidak melekat pada mereka yang kita cintai, mampu melepas apa yang kita cintai, Buddha memberikan anjuran yang berbeda. Buddha mengajarkan kepada kita untuk tidak melekat, tidak hanya pada mereka yang dicintai,namun juga pada mereka yang tidak dicintai, pada mereka yang kita benci. Karena membenci sendiri merupakan sebuah kemelekatan. Yaitu melekat pada mereka yang dibenci
  • 15. Langkah langkah Menghadapi Kehilangan 1. Memahami bahwa segala sesuatu tidak kekal (ANICCA) semua orang pernah mengalami kehilangan . lepaskanlah, segala sesuatu pasti berubah, tidak ada yang bisa kita pertahankan untuk tidak berubah. Kita tidak bisa melawan hukum alam. 2. Tetap Sabar Ketika Kehilangan yang dicintai ,merasa puas dengan kondisi saat ini (Khanti) Dunia tidak serta merta hancur ketika kita mengalami kehilangan. Kehilangan justru merupakan awal yang baru dalam hidup kita. Terima perubahan, terima kehilangan, bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki, maka hatimu akan menjadi lapang 3. Jangan Bersedih ada teman sejati yang peduli dengan kita (Kalyanamitta) Masih ada sahabat sejati yang selalu berada di samping kita, mereka akan menyembuhkan luka hati kita, kapan pun kita berduka karena kehilanganyang kita alami. 4. Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat bagi Orang lain(Atthacariya) Buat dirimu berharga dan berguna bagi orang lain, berbuat baik, luangkan waktu untuk orang lain, dengan begitu kamu akan lupa bahwa kamu sedang mengalami kehilangan.Pernahkah kita mengalami kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, kemudian kita menjadi frustasi? saat kehilangan begitu melukai kita, itu berarti kita terlalu !okus pada kehilangan tersebut. Kita merasa hidup kita tidak berarti lagi. merasa putus asa. Tidak ada semangat hidup.
  • 16. ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PĀṬHA Aṅguttara Nikāya 5.57 Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭāra Sutta 1.Perenungan akan usia tua; 2.Perenungan akan mendapat penyakit; 3.Perenungan akan meninggal dunia; 4.Perenungan akan perpisahan; 5.Perenungan akan KAMMA yang diperoleh.
  • 17. kesimpulan Kehilangan orang yang dicinta dan disayangi adalah hal yang wajar.Adakah seseorang yang tidak pernah mengalami kehilangan orang yang dicinta ?Kehilangan ibu? Kehilangan ayah ?Kehilangan sanak keluarga dan sahabat? Kita harus ingat bahwa perpisahan akan terjadi pada siapa saja. siap atau tidak, kita pasti akan mengalaminya. Kita tidak tahu kapan perpisahan itu bisa terjadi. yang terpenting untuk saat ini adalah menikmati Waktu yang kita punya, bersama orang-orang terkasih yang ada di sekeliling kita. Jadi, jelas bahwa kita tidak hanya berusaha menerima ketika kehilangan orang yang dicinta, namun disaat yang sama kita juga berusaha menerima kehadiran orang-orang yang tidak kita sukai yang tentu ada disekeliling kita. Karena, keduanya merupakan penderitaan. sungguh baik sekali jika kita mampu menghilangkan perasaan tidak suka kita terhadap orang lain. Kita bisa mengatasi duka akibat kehilangan dengan langkah-Langkah mudah tadi sesuai dengan yang diajarkan Buddha. yaitu pengertian benar tentang anicca, Dengan demikian, dukaakibat kehilangan tidak lagi membuat kita bermempraktikkan kesabaran, memiliki sahabat sejati, dan melakukan hal yang berman!aat bagi orang lain.larut-larut dalam kesedihan.Kita jadikan perpisahan sebagai pelecut untuk membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Kita semua bisa melewati kehilangan dengan tetap tersenyum dan lapang dada. Kuncinya adalahmelepas.