Sang Buddha menjelaskan bahwa Sunakkhatta hanya dapat melihat makhluk surgawi tetapi tidak mendengar suara mereka karena hanya melakukan meditasi dengan fokus pada satu objek dan arah. Sang Buddha menyarankan untuk melatih fokus pada objek penglihatan dan pendengaran secara bersamaan agar dapat melihat dan mendengar makhluk surgawi. Sang Buddha juga menjelaskan tingkat pencapaian yang lebih tinggi bagi bhikkhu
1. MAHALI SUTTAMAHALI SUTTA
TEMPAT : Kutagarasala, Mahavana,
Vesali
LB : Berkenaan dengan para wakil
Brahmana dari Kosala dan Magadha yang
mengunjungi Sang Buddha dan mengulang
kembali pernyataan Sunakkhata Licchavi
Putta “walaupun hanya 3 tahun saya
dibimbing Sang Buddha, dapat melihat
makhluk-makhluk surga, menyenangkan,
memuaskan keinginan, mempesona tetapi
saya tidak dapat mendengar suara
surgawi dari makhluk-makhluk tersebut”.
2. INTI :
Sang Buddha menjelaskan sebab Sunakkhatta
tidak dapat mendengar suara karena dalam
meditasinya hanya mengembangkan satu cara
tertentu (ekamsambhavito) dengan obyek
melihat makhluk2 surgawi pada satu arah
tertentu
Bila seseorang melaksanakan meditasi dengan
obyek berpasangan melihat dan mendengar
pada salah satu arah maka ia dapat melihat
makhluk surgawi dan mendengar suara-suara
surgawi.
3. Ada hal yang lebih tinggi dan mulia
yang dilaksanakan para bhikkhu :
1. Seorang Bhikkhu yang mampu
melenyapkan samyojana dan
mencapai tingkat-tingkat kesucian.
2. Seorang yang mampu merealisasi
jalan berunsur delapan (Atthangika
magga)
3. Seorang yang meninggalkan
kedunawian dan mengendalikan diri
sesuai patimokkha
4. Seorang bhikkhu yang dapat melihat
bahaya dalam kesalaha-kesalahan
yang paling kecil sekalipun
4. 5. Seorang bhikkhu yang menyempurnakan
perbuatan dan ucapannya.
6. Seorang bhikkhu yang terjaga pintu-pintu
inderanya
7. Seorang bhikkhu yang mempunyai perhatian
murni dan pngertian jelas
8. Seorang bhikkhu yang merasa puas
Seorang bhikkhu yang mempunyai sila
sempurna
1. Menahan diri dari pembunuhan…..
2. Menjahui dusta, bicara kasar, fitnah …
3. Menahan diri tidak merusak benih-benih dan
tumbuh-tumbuhan
5. 4. Menahan diri untuk tidak ikut dalam pertunjukan
(permainan akrobat, adu banteng, pertandingan tinju,
gulat)
5. Menhan diri untuk tidak terikat dengan aneka permainan
(permainan catur dengan papan berpetak, permainan
lempar dadu, menebak pikiran teman bermain
6. Menahan diri untuk tidak menggunakan aneka macam
tempat tidur yang besar dan mewah (seprai dari wol,
seprai dengan sulaman permata, sutra, selimut kulit
kijang yang dijahit dll)
7. Menahan diri dari pemakaian perhiasan dan alat-alat
untuk memperindah diri (pemerah pipi, kalung, bedak wangi
dll)
6. 8. Menahan diri dari percakapan-
percakapan yang rendah (percakapan
tentang hantu-hantu pada jaman dulu,
percakapan tentang wanita,
percakapan tentang wangi-wangian dll)
9. Menahan diri dari tindakan-tindakan
penipuan (meramal tanda-tanda untuk
memperoleh keuntungan)
10. Menahan diri dari mencari
penghidupan dengan cara-cara salah
melalui ilmu-ilmu rendah ( meramal
dengan melihat guratan tangan,
meramal dengan membaca alamat,
meramal dengan membaca tanda mimpi
dll)
7. Sang Buddha menjelaskan jika
seorang bhikkhu dapat melaksanakan
latihan secara bertahap akan
memperoleh
1. Jhana 1
2. Jhana II
3. Jhana III
4. Jhana IV
5. Idhi Viddha
6. Dibbasotta
7. Dibbacakkhu
8. Pubbenivasanussati
9. Asavakhayanana