SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
SEDIAAN INHALASI
Biofarmasetika Kelas C Kelompok 4
 Rezka Aulia (2015210202)
 Indarwati (2017210105)
 Nabila Aurevandra Putri Mega (2017210146)
 Nabila Prihatini Khairunnisa (2017210148)
 Nabila Revivti (2017210149)
 Naufal Daffa Setiawan (2017210154)
 Nesha Mutiara (2017210155)
 Ni Kadek Ari Widhiyasari Ayu (2017210156)
 Nisrina Thahira Suwarli (2017210158)
 Nurul Hafizah (2017210164)
 Ocitania Sanasih (2017210167)
 Rafif Fadhlurrahman Ahmad ( 2017210173)
 Rahma Izzati Nassyam (2017210174)
1
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
PERNAFASAN
2
Sistem pernafasan memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh. Fungsi
utamanya adalah untuk menyediakan oksigen, mengeliminasi
karbondioksida, regulasi pH, untuk pembentukan suara dan pertahanan tubuh
terhadap mikroba. Fungsi lain dari sistem pernafasan adalah dapat
mempengaruhi konsentrasi kimia arterial dengan menghilangkan bahan
tertentu dari kapiler paru dan memproduksi dan menambahkan bahan lainnya
ke dalam darah.
Terdapat dua buah paru-paru yang utamanya terdiri dari jutaan alveolus
(kantong tipis berisi udara). Alveolus ini merupakan tempat dari pertukaran
gas antara paru-paru dan darah. Aliran udara agar dapat sampai ke alveolus
adalah melalui saluran nafas dan udara dapat masuk/keluar paru karena
adanya mekanisme inspirasi (perpindahan udara dari lingkungan ke alveolus)
dan ekspirasi (perpindahan udara kearah sebaliknya). Inspirasi dan ekspirasi
ini disebut sebagai siklus respirasi.
3
Sistem pernafasan terdiri dari saluran nafas dan parenkim paru.
Saluran nafas dibagi menjadi 3 regio yaitu :
 Saluran nafas atas
 Zona konduksi
 Zona respirasi.
Saluran nafas atas terdiri dari hidung atau mulut, faring (yang
bercabang menjadi saluran makanan dan saluran nafas), dan laring (dimana
terdapat pita suara).
4
 Zona konduksi dimulai dari trakea, bronkus, dan bronkiolus terminalis
 Zona respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorius, ductus alveolus, dan kantong
alveolus
Pada dinding trakea dan bronkus terdapat cincin kartilago (tulang rawan), yang memberikan
bentuk silindris dan mempertahankan saluran ini agar tidak kolaps. Kartilago ini secara
progresif menjadi semakin kecil pada generasi akhir bronkus dan tidak dijumpai lagi dalam
bronkiolus. Pada trakea dan bronkus tidak semua dindingnya dibentuk oleh tulang rawan,
melainkan juga dibentuk oleh otot polos yang dapat berkontraksi dan relaksasi sehingga akan
mempengaruhi radius saluran nafas. Bronkiolus dicegah untuk tidak kolaps bukan melalui
rigiditas dindingnya, namun oleh tekanan transpulmonal yang juga mengembangkan alveoli.
Dengan demikian apabila alveolus melebar, maka bronkiolus juga akan melebar. Dinding
bronkiolus hampir semuanya terbentuk oleh otot polos kecuali pada bagian bronkiolus
respiratorius yang dibentuk oleh sel epitel paru, jaringan fibrosa, dan beberapa serabut otot
polos.
5
 Kavum nasi atau oral akan menangkap partikel-partikel dari udara karena
adanya rambut pada kavum nasi dan juga mukus. Seluruh saluran nafas, dari
hidung sampai bronkiolus respiratorius, dipertahankan agar tetap lembab
oleh lapisan mukus yang melapisi seluruh permkaannya. Mukus ini
disekresikan oleh sel goblet mukosa dalam, lapisan epitel saluran nafas, dan
kelenjar submukosa yang kecil. Selain untuk mempertahankan kelembaban,
mukus juga dapat berperan dalam menangkap partikel-partikel kecil dari
udara inspirasi dan menahannya agar tidak sampai ke alveoli. Mukus
nantinya akan dibersihkan oleh adanya gerakan silia oleh epitel bersilia yang
terdapat pada seluruh permukaan saluran nafas. Gerakan silia akan selalu
mendorong ke arah atas atau ke arah faring, sementara gerakan silia pada
sel epitel mukosa hidung mengarah ke bawah menuju faring. Sehingga
mukus-mukus tersebut akan terkumpul pada faring, untuk selanjutnya
dapat ditelan atau dibatukkan. Akibat adanya mekanisme ini paru-paru
dapat dijaga agar tetap bersih dari berbagai macam partikel-partikel tertentu
dan juga bakteri.
 Mekanisme pertahanan lainnya adalah bronkiolus dapat berkonstriksi untuk
membantu mencegah masuknya partikel- partikel tertentu atau iritan
mencapai alveolus.
 Selain itu mekanisme pertahanan terhadap infeksi juga diperankan oleh sel-
sel yang terdapat pada saluran nafas dan alveolus, yaitu makrofag. Sel
tersebut menangkap dan menghancurkan partikel udara dan bakteri yang
terinhalasi yang telah mencapai alveolus. Makrofag ini dapat cidera atau
rusak apabila terpapar asap rokok dan gas-gas polutan
Gambar 2.2 Zona konduksi dan zona
respirasi saluran nafas
6
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN
HAYATI
7
Pertimbangan Frekuensi Pemberian Dosis
Frekuensi dosis suatu obat dikaitkan dengan waktu-paruh eliminasi obat dan juga konsentrasi
terapetik obat. Untuk suatu obat dengan waktu-paruh pendek, pertimbangan sering diberikan untuk
memperpanjang lama kerja obat. Resiko kelebihan dosis yang tidak terpakai dan potensi untuk
penurunan bioavailabilitas obat harus dipertimbangkan jika suatu dosis yang lebih besar diformulasi
untuk mencapai suatu lama kerja yang lebih panjang.
Pertimbangan Terapeutik
Pengetahuan indikasi terapeutik obat merupakan hal yang penting untuk formulator. Suatu obat
yang digunakan untuk suatu kondisi segera dan kondisi akut hendaknya diformulasi sehingga obat
tersebut mencapai sasaran dengan cepat. Suatu obat yang digunakan untuk jangka terapi yang lebih
panjang dapat mencapai sasaran lebih lambat.
Efek Samping Pada Saluran Cerna
Untuk memperbaiki bioavailabilitas obat dan menurunkan efek samping pada saluran cerna, obat-
obat tertentu telah diformulasi dalam kapsul gelatin lunak. Jika obat diformulasi dalam kapsul gelatin
lunak sebagai suatu larutan, maka obat dapat terdispersi dan melarut lebih cepat dengan meninggalkan
sedikit residu obat dalam dinding usus dan menyebabkan iritasi. Sifat bahan tambahan dan keadaan fisik
obat merupakan hal yang penting dan harus ditetapkan secara hati-hati sebelum suatu produk obat
diformulasi.
8
FAKTOR-FAKTOR SPESIFIK DALAM
SEDIAAN INHALASI
 Posisi pasien
 Formulasi obat
 Suhu
 Ukuran pipa endotrakeal
 Keberadaan obstruksi saluran nafas atau ventilator yang tidak sinkron
 Pola aliran
 Laju respirasi
 Dosis dan frekuensi yang diterapkan atau posisi nebulizer dalam
rangkaian.
9
JENIS INHALASI YANG DIPAKAI
SECARA UMUM
10
DOSIS & DURASI BRONKODILATOR
INHALASI
Obat Formulasi Dosis Onset kerja
(menit)
Waktu efek puncak
(menit)
Frekuensi
penggunaan / hari
2 agonis
Fenoterol hydrobromide Larutan :
5mg/mL
Aerosol : 100
g/jet
5-8 tetes 5-10
1 jet setiap 5
menit
15 3-6
Albuterol Aerosol : 100
g/jet
2 jet 5-15 30-60 4-6
Agen Antikolinergik
Ipratropium bromide Larutan :
0,25 mg/ml
Aerosol :
20 g/jet
20-40 tetes 15
4 jet
90-120 4-6
11
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DEPOSISI AEROSOL
12
EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI
SEDIAAN INHALASI
13
TUJUAN
1) Efek sistemik: untuk memperkirakan aktivitas farmakologik atau terapetik, atau
menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar yang
didapat dari cara pemberian intravena (bioavaiabilitas absolut) atau jika
mungkin cara pemberian lainnya.
2) Efek lokal (setempat): untuk melaksanakan studi ketersediaan hayati relatif
dengan membandingkan berbagai formulasi yang berbeda untuk memilih
formula yang lebih aktif secara lokal, efeknya lebih lama, lebih spesifik, lebih cepat
sebagai fungsi dari ukuran partikel yang harus sehomogen mungkin.
14
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati Sediaan
Aerosol:
1) Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik partikel aerosol.
2) Daerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yang
sesuai dan terukur.
3) Laju penyerapan, metabolisme dan atau pembersihan untuk menghindari
efek sekunder.
4) Bahan tambahan dalam sediaan terhadap partikel.
5) Metode pembuatan.
15
SUBJEK
1) Subjek Hewan
Subjek kelinci dari suatu larutan feri klorida yang terbagi halus
yang dapat diidentifikasi dalam bronkus kecil melalui reaksi kalium
ferosianat membuktikan aktivitas bahan obat dalam sediaan aerosol.
Kelemahan: harus hati-hati dalam menarik kesimpulan dan
menghubungkannya dengan manusia karena perbedaan anatomi
fisiologi antara hewan dan manusia.
16
2) Subjek Manusia
a. harus diuji keadaan subjek percobaan
b. sering timbul berbagai masalah, misalnya pengukuran sifat
reologi lapisan mukosa normal yang selanjutnya berpengaruh pada protokol
percobaan.
c. Hal-hal yang harus diperhaikan adalah:
1) Jumlah aerosol yang dihirup
2) Jumlah zat aktif yang terikat dan atau terserap
d. Jumlah aerosol yang dihirup dapat ditentukan dengan rumus:
C = P/W
Keterangan:
C = konsentrasi per menit dalam volume udara
P = volume larutan pendispersi
V = debit udara pada waktu yang sama
17
e. Penentuan kadar secara kimia lebih akurat, tetapi partikel-partikel
dijerat terlebih dahulu menggunakan barbotage, dalam wadah tertutup,
dan dengan ruang elektrostatik.
f. Penentuan jumlah aerosol yang terikat atau terserap dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain:
- Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam aerosol.
- Studi radiologi pencacahan zat aktif yang kedap cahaya.
- Evaluasi kadar obat dalam darah atau efek farmakologi.
- Evaluasi perubahan sifat alir getah bronkus secara in vivo, atau lendir.
18
Terima kasih
19

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanMega Zhang
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 

What's hot (20)

Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 

Similar to Optimasi Ketersediaan Sediaan Inhalasi

Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
Konsep Dasar Sistem Pernapasan
Konsep Dasar Sistem PernapasanKonsep Dasar Sistem Pernapasan
Konsep Dasar Sistem Pernapasanpjj_kemenkes
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxBagusAhmad12
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxAuliaPutri98
 
Tugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulTugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulPipaaah
 
Tugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulTugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulPipaaah
 
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...nerserna
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganpjj_kemenkes
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganpjj_kemenkes
 
2. anatomi sistem pernapasan
2. anatomi sistem pernapasan2. anatomi sistem pernapasan
2. anatomi sistem pernapasanSuryahusadha
 

Similar to Optimasi Ketersediaan Sediaan Inhalasi (20)

Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
Konsep Dasar Sistem Pernapasan
Konsep Dasar Sistem PernapasanKonsep Dasar Sistem Pernapasan
Konsep Dasar Sistem Pernapasan
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
 
Tugas inhalasi
Tugas inhalasiTugas inhalasi
Tugas inhalasi
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
Tugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulTugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurul
 
Tugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurulTugas 4 tik afifah nurul
Tugas 4 tik afifah nurul
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
pemberian-oksigen
pemberian-oksigenpemberian-oksigen
pemberian-oksigen
 
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...
Setalah membaca bab 1 ini mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kepera...
 
ASKEP copd
ASKEP copdASKEP copd
ASKEP copd
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
 
2. anatomi sistem pernapasan
2. anatomi sistem pernapasan2. anatomi sistem pernapasan
2. anatomi sistem pernapasan
 

More from Nesha Mutiara

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensNesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitNesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Nesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

Optimasi Ketersediaan Sediaan Inhalasi

  • 1. SEDIAAN INHALASI Biofarmasetika Kelas C Kelompok 4  Rezka Aulia (2015210202)  Indarwati (2017210105)  Nabila Aurevandra Putri Mega (2017210146)  Nabila Prihatini Khairunnisa (2017210148)  Nabila Revivti (2017210149)  Naufal Daffa Setiawan (2017210154)  Nesha Mutiara (2017210155)  Ni Kadek Ari Widhiyasari Ayu (2017210156)  Nisrina Thahira Suwarli (2017210158)  Nurul Hafizah (2017210164)  Ocitania Sanasih (2017210167)  Rafif Fadhlurrahman Ahmad ( 2017210173)  Rahma Izzati Nassyam (2017210174) 1
  • 2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN 2
  • 3. Sistem pernafasan memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan oksigen, mengeliminasi karbondioksida, regulasi pH, untuk pembentukan suara dan pertahanan tubuh terhadap mikroba. Fungsi lain dari sistem pernafasan adalah dapat mempengaruhi konsentrasi kimia arterial dengan menghilangkan bahan tertentu dari kapiler paru dan memproduksi dan menambahkan bahan lainnya ke dalam darah. Terdapat dua buah paru-paru yang utamanya terdiri dari jutaan alveolus (kantong tipis berisi udara). Alveolus ini merupakan tempat dari pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Aliran udara agar dapat sampai ke alveolus adalah melalui saluran nafas dan udara dapat masuk/keluar paru karena adanya mekanisme inspirasi (perpindahan udara dari lingkungan ke alveolus) dan ekspirasi (perpindahan udara kearah sebaliknya). Inspirasi dan ekspirasi ini disebut sebagai siklus respirasi. 3
  • 4. Sistem pernafasan terdiri dari saluran nafas dan parenkim paru. Saluran nafas dibagi menjadi 3 regio yaitu :  Saluran nafas atas  Zona konduksi  Zona respirasi. Saluran nafas atas terdiri dari hidung atau mulut, faring (yang bercabang menjadi saluran makanan dan saluran nafas), dan laring (dimana terdapat pita suara). 4
  • 5.  Zona konduksi dimulai dari trakea, bronkus, dan bronkiolus terminalis  Zona respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorius, ductus alveolus, dan kantong alveolus Pada dinding trakea dan bronkus terdapat cincin kartilago (tulang rawan), yang memberikan bentuk silindris dan mempertahankan saluran ini agar tidak kolaps. Kartilago ini secara progresif menjadi semakin kecil pada generasi akhir bronkus dan tidak dijumpai lagi dalam bronkiolus. Pada trakea dan bronkus tidak semua dindingnya dibentuk oleh tulang rawan, melainkan juga dibentuk oleh otot polos yang dapat berkontraksi dan relaksasi sehingga akan mempengaruhi radius saluran nafas. Bronkiolus dicegah untuk tidak kolaps bukan melalui rigiditas dindingnya, namun oleh tekanan transpulmonal yang juga mengembangkan alveoli. Dengan demikian apabila alveolus melebar, maka bronkiolus juga akan melebar. Dinding bronkiolus hampir semuanya terbentuk oleh otot polos kecuali pada bagian bronkiolus respiratorius yang dibentuk oleh sel epitel paru, jaringan fibrosa, dan beberapa serabut otot polos. 5
  • 6.  Kavum nasi atau oral akan menangkap partikel-partikel dari udara karena adanya rambut pada kavum nasi dan juga mukus. Seluruh saluran nafas, dari hidung sampai bronkiolus respiratorius, dipertahankan agar tetap lembab oleh lapisan mukus yang melapisi seluruh permkaannya. Mukus ini disekresikan oleh sel goblet mukosa dalam, lapisan epitel saluran nafas, dan kelenjar submukosa yang kecil. Selain untuk mempertahankan kelembaban, mukus juga dapat berperan dalam menangkap partikel-partikel kecil dari udara inspirasi dan menahannya agar tidak sampai ke alveoli. Mukus nantinya akan dibersihkan oleh adanya gerakan silia oleh epitel bersilia yang terdapat pada seluruh permukaan saluran nafas. Gerakan silia akan selalu mendorong ke arah atas atau ke arah faring, sementara gerakan silia pada sel epitel mukosa hidung mengarah ke bawah menuju faring. Sehingga mukus-mukus tersebut akan terkumpul pada faring, untuk selanjutnya dapat ditelan atau dibatukkan. Akibat adanya mekanisme ini paru-paru dapat dijaga agar tetap bersih dari berbagai macam partikel-partikel tertentu dan juga bakteri.  Mekanisme pertahanan lainnya adalah bronkiolus dapat berkonstriksi untuk membantu mencegah masuknya partikel- partikel tertentu atau iritan mencapai alveolus.  Selain itu mekanisme pertahanan terhadap infeksi juga diperankan oleh sel- sel yang terdapat pada saluran nafas dan alveolus, yaitu makrofag. Sel tersebut menangkap dan menghancurkan partikel udara dan bakteri yang terinhalasi yang telah mencapai alveolus. Makrofag ini dapat cidera atau rusak apabila terpapar asap rokok dan gas-gas polutan Gambar 2.2 Zona konduksi dan zona respirasi saluran nafas 6
  • 8. Pertimbangan Frekuensi Pemberian Dosis Frekuensi dosis suatu obat dikaitkan dengan waktu-paruh eliminasi obat dan juga konsentrasi terapetik obat. Untuk suatu obat dengan waktu-paruh pendek, pertimbangan sering diberikan untuk memperpanjang lama kerja obat. Resiko kelebihan dosis yang tidak terpakai dan potensi untuk penurunan bioavailabilitas obat harus dipertimbangkan jika suatu dosis yang lebih besar diformulasi untuk mencapai suatu lama kerja yang lebih panjang. Pertimbangan Terapeutik Pengetahuan indikasi terapeutik obat merupakan hal yang penting untuk formulator. Suatu obat yang digunakan untuk suatu kondisi segera dan kondisi akut hendaknya diformulasi sehingga obat tersebut mencapai sasaran dengan cepat. Suatu obat yang digunakan untuk jangka terapi yang lebih panjang dapat mencapai sasaran lebih lambat. Efek Samping Pada Saluran Cerna Untuk memperbaiki bioavailabilitas obat dan menurunkan efek samping pada saluran cerna, obat- obat tertentu telah diformulasi dalam kapsul gelatin lunak. Jika obat diformulasi dalam kapsul gelatin lunak sebagai suatu larutan, maka obat dapat terdispersi dan melarut lebih cepat dengan meninggalkan sedikit residu obat dalam dinding usus dan menyebabkan iritasi. Sifat bahan tambahan dan keadaan fisik obat merupakan hal yang penting dan harus ditetapkan secara hati-hati sebelum suatu produk obat diformulasi. 8
  • 9. FAKTOR-FAKTOR SPESIFIK DALAM SEDIAAN INHALASI  Posisi pasien  Formulasi obat  Suhu  Ukuran pipa endotrakeal  Keberadaan obstruksi saluran nafas atau ventilator yang tidak sinkron  Pola aliran  Laju respirasi  Dosis dan frekuensi yang diterapkan atau posisi nebulizer dalam rangkaian. 9
  • 10. JENIS INHALASI YANG DIPAKAI SECARA UMUM 10
  • 11. DOSIS & DURASI BRONKODILATOR INHALASI Obat Formulasi Dosis Onset kerja (menit) Waktu efek puncak (menit) Frekuensi penggunaan / hari 2 agonis Fenoterol hydrobromide Larutan : 5mg/mL Aerosol : 100 g/jet 5-8 tetes 5-10 1 jet setiap 5 menit 15 3-6 Albuterol Aerosol : 100 g/jet 2 jet 5-15 30-60 4-6 Agen Antikolinergik Ipratropium bromide Larutan : 0,25 mg/ml Aerosol : 20 g/jet 20-40 tetes 15 4 jet 90-120 4-6 11
  • 14. TUJUAN 1) Efek sistemik: untuk memperkirakan aktivitas farmakologik atau terapetik, atau menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar yang didapat dari cara pemberian intravena (bioavaiabilitas absolut) atau jika mungkin cara pemberian lainnya. 2) Efek lokal (setempat): untuk melaksanakan studi ketersediaan hayati relatif dengan membandingkan berbagai formulasi yang berbeda untuk memilih formula yang lebih aktif secara lokal, efeknya lebih lama, lebih spesifik, lebih cepat sebagai fungsi dari ukuran partikel yang harus sehomogen mungkin. 14
  • 15. Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati Sediaan Aerosol: 1) Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik partikel aerosol. 2) Daerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yang sesuai dan terukur. 3) Laju penyerapan, metabolisme dan atau pembersihan untuk menghindari efek sekunder. 4) Bahan tambahan dalam sediaan terhadap partikel. 5) Metode pembuatan. 15
  • 16. SUBJEK 1) Subjek Hewan Subjek kelinci dari suatu larutan feri klorida yang terbagi halus yang dapat diidentifikasi dalam bronkus kecil melalui reaksi kalium ferosianat membuktikan aktivitas bahan obat dalam sediaan aerosol. Kelemahan: harus hati-hati dalam menarik kesimpulan dan menghubungkannya dengan manusia karena perbedaan anatomi fisiologi antara hewan dan manusia. 16
  • 17. 2) Subjek Manusia a. harus diuji keadaan subjek percobaan b. sering timbul berbagai masalah, misalnya pengukuran sifat reologi lapisan mukosa normal yang selanjutnya berpengaruh pada protokol percobaan. c. Hal-hal yang harus diperhaikan adalah: 1) Jumlah aerosol yang dihirup 2) Jumlah zat aktif yang terikat dan atau terserap d. Jumlah aerosol yang dihirup dapat ditentukan dengan rumus: C = P/W Keterangan: C = konsentrasi per menit dalam volume udara P = volume larutan pendispersi V = debit udara pada waktu yang sama 17
  • 18. e. Penentuan kadar secara kimia lebih akurat, tetapi partikel-partikel dijerat terlebih dahulu menggunakan barbotage, dalam wadah tertutup, dan dengan ruang elektrostatik. f. Penentuan jumlah aerosol yang terikat atau terserap dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: - Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam aerosol. - Studi radiologi pencacahan zat aktif yang kedap cahaya. - Evaluasi kadar obat dalam darah atau efek farmakologi. - Evaluasi perubahan sifat alir getah bronkus secara in vivo, atau lendir. 18