2. COPD
Yaitu Penyakit paru obstruktif (PPOK) adalah
penyakit paru yang ditandai dengan
hambatan aliran udara disaluran napas yang
tidak sepenuhnya reversible. Hambatan aliran
udara ini bersifat progresif dan behubungan
dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun/ berbahaya.
Istilah penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau
Chronic Obstructif Pulmonary Disease (COPD)
ditujukan untuk mengelempokkan penyakit-penyakit
yang mempunyai gejala berupa terhambatnya arus
udara pernapasan..
3. ETIOLOGI COPD
• Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko
munculnya COPD (Mansjoer, 1999) adalah:
1.Kebiasaan merokok
2.Polusi udara
3.Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja
4.Riwayat infeksi saluran nafas
5.Bersifat genetik
4. PATOFISIOLOGI
Perubahan patologi pada COPD mencakup saluran nafas yang
besar dan kecil bahkan unit respiratori terminal. terdapat
dasar patologi yaitu bronkitis kronis dengan hipersekresi
mukusnya dan emfisema paru yang ditandai dengan
pembesaran permanen dari ruang udara yang ada,
mulai dari distal bronkiolus terminalis, diikuti destruksi
dindingnya tanpa fibrosis yang nyata.
5. TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan Brunner & Suddarth (2005) adalah sebagai
berikut :
a.Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim
dingin.
b. Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen
dalam jumlah yang sangat banyak.
c. Dispnea.
d.Nafas pendek dan cepat (Takipnea).
e.Anoreksia.
f.Penurunan berat badan dan kelemahan.
6. MANIFESTASI KLINIS COPD
Semua penyakit pernapasan dikaraktaristikan
oleh obstruksi koronis pada aliran udara. Penyebab
utama bermacam-macam misalnya ;
1. Inlamasi jalan napas
2. Pelengketan mukosa
3. Penyempitan lumen jalan napas
4. Kerusakan jalan napas
5. Takipnea
6. Ortopnea
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dalam COPD adalah
sebagai berikut:
a.Pemeriksaan radiologis
b.Pemeriksaan faal paru
c.Analisis gas darah
d.Pemeriksaaan EKG (elektrokardiogram)
8. Penatalaksanaan
medis
Penatalaksanaan pada penderita COPD prinsifnya ialah untuk
meringankan keluhan simtomatik, memperbaiki serta
mempertahankan fungsi paru dan usaha pencegahan harus
dilakukan seperti penghentian merokok, menghindari polusi
udara.
penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah
a. Pemberian obat oral
b. Fisioterafi dan rehabilitasi.
Berguna untuk ;
Mengeluarkan mukus dari saluran pernapasan
9. Pengkajian
• 1. Identitas klien
• 2. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.
• 3. Pola nutris metabolik.
• 4. Pola eliminasi.
• 5. Pola aktivitas dan latihan
• 6. Pola tidur dan istirahat
• 7. Pola persepsi kogniti
• 8. Pola persepsi dan konsep diri
• 9. Pola peran hubungan dengan sesama
• 10. Pola produksi seksual
• 11. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress.
• 12. Pola system kepercayaan
10. Diagnosa Keperawatan
1.Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan gangguan peningkatan produksi secret,
sekresi tertahan, tebal dan kental.
2.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen berkurang. (obstruksi
jalan napas oleh secret, spasme bronkus).
3.Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan proses peradangan pada selaput paru-
paru.
11. Perencanaan Keperawatan
• 1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan gangguan peningkatan produksi secret, sekresi
tertahan, tebal dan kental.
•
• Tujuan : Ventilasi/oksigenisasi adekuat untuk
kebutuhan
• individu.
•
• Kriteria hasil : Mempertahankan jalan napas paten dan
bunyi napas
• bersih/jelas.
12. INTERVENSI DAN IMPLEMENTAS
1. Kaji/pantau frekuensi pernapasan, catat rasio
inspirasi/ekspirasi.
2. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya
peninggian kepala tempat tidur, duduk dan sandaran
tempat tidur.
3. Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas
misalnya : mengi, krokels dan ronki.
4. Catat adanya /derajat disepnea, misalnya :
keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
pernapasan, dan penggunaan obat bantu.
5. Dorong/bantu latihan napas abdomen atau bibir.
6. Observasi karakteristik batuk, misalnya :
menetap, batuk pendek, basah, bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan jalan napas.
7. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari
sesuai toleransi jantung.
13. EVALUASI
1. Menunjukkan perbaikan pertukaran gas dengan
menggunakan bronkodilator dan terapi oksigen sesuai
yang di resepkan.
2. Mencapai bersihan jalan nafas
3. Merperbaiki jlan lnafas
4. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam batasan
toleransi
5. Menncapai toleransi aktivitas, dan melakukanlatihan
serta melakukan aktivitas dengan sesak napas lebih
sedikit.
6. Mendapatkan mekanisme koping yang efektif serta ikut
serta dalam
program rehabilitas paru.
7. Patuh terhadap program terapeutik.
8. Bebas dari komplikasi.