SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
1
ANALISIS RISIKO
PANGAN HEWANI
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
BPPH R-IV Yogyakarta – 31 Mei 2004
2
Mandat Joint FAO/WHO Food
Standards Programme
• Melindungi kesehatan konsumen
• Menjamin praktek yang fair dalam
perdagangan pangan
CODEX ALIMENTARIUS
COMMISSION (CAC)
3
Sidang ke-38 Codex
Executive Committee
• Seluruh Codex Committee yang ada harus
mengunakan metoda ANALISA RISIKO (AR)
sebagai dasar dalam menghasilkan rekomendasi,
pedoman atau standar
• Proses AR dalam mekanisme Codex diterapkan
pada:
– Bahan makanan tambahan (feed additives)
– Kontaminan bahan kimiawi (chemical contaminants)
– Residu pestisida (pesticide residues)
– Residu obat hewan (veterinary drugs residues)
– Agen biologik (biological agents)
4
Definisi ANALISA RISIKO
(AR) Menurut CODEX
• Definisi AR ditetapkan dalam Sidang ke-41
Codex Executive Committee, Juni 1994 di Roma
• Definisi RA:
– Suatu proses yang terdiri dari tiga komponen:
• Penilaian resiko (risk assessment),
• Manajeman resiko (risk management), dan
• Komunikasi resiko (risk communications)
5
PERBANDINGAN KOMPONEN
AR ANTARA CAC DAN OIE
Komponen Sistem ANALISA RISIKO (AR)
CAC OIE
Risk assessment
Risk management
Risk communication
Hazard identification
Risk assessment
Risk management
Risk communication
6
PANGAN = FOOD
– Setiap bahan, apakah telah diproses, semi-
proses atau mentah yang ditujukan untuk
konsumsi manusia, termasuk minuman, permen
karet dan setiap bahan yang telah digunakan
dalam manufaktur, penyiapan atau perlakuan
terhadap “pangan” tetapi tidak termasuk
kosmetik, tembakau dan bahan-bahan yang
digunakan hanya sebagai obat.
7
RISK MANAGEMENT
• Definisi:
– Proses mempertimbangkan alternatif
kebijakan menerima, meminimalkan atau
mengurangi risiko yang telah dinilai serta
menseleksi dan mengimplementasi pilihan
tindakan pengendalian yang memadai
8
RISK COMMUNICATION
• Definisi:
– Proses interaktif pertukaran informasi dan
pendapat mengenai risiko diantara para
risk assessor, para risk manager dan
pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk konsumen, industri, komunitas
akademik
9
RISK ASSESSMENT
• RA dibuat apabila:
– Industri akan memasarkan suatu produk baru dari suatu
sumber yang baru
– Risiko penyakit diketahui secara nyata, dimana penyakit
tersebut belum pernah ditemukan sebelumnya
– Suatu agen patogen spesifik diidentifikasikan pada
pangan spesifik diperlukan untuk mendemonstrasikan
bahwa produk pangan tersebut tidak mengandung risiko
yang nyata bagi konsumen
– Sebagai respons terhadap perubahan regulasi, apabila
informasi baru menjadi tersedia menyangkut bahaya
yang ditimbulkan oleh pangan (food-borne hazard)
10
PERBANDINGAN KOMPONEN
RISK ASSESSMENT ANTARA
CAC DAN OIE
Komponen Model Risk Assessment
CAC OIE
Hazard identification
Hazard characterization
Exposure assessment
Risk characterization
Release assessment
Exposure assessment
Consequence assessment
Risk estimation
11
RISK ASSESSMENT
(menurut CAC)
• Definisi:
– Evaluasi ilmiah mengenai gangguan kesehatan
potensial yang dihasilkan dari pemaparan manusia
terhadap bahaya yang dibawa oleh pangan
(foodborne hazard)
• Proses terdiri dari 4 langkah:
1. Hazard identification;
2. Hazard characterization;
3. Exposure assessment; dan
4. Risk characterization
12
DEFINISI (menurut CAC)
1. HAZARD IDENTIFICATION: Identifikasi gangguan
kesehatan yang dikaitkan dengan suatu agen tertentu
2. HAZARD CHARACTERIZATION: Evaluasi kualitatif
dan/atau kuantitatif mengenai bentuk alamiah dari
gangguan kesehatan dihubungkan dengan agen biologik,
kimiawi, dan fisik yang mungkin ada dalam pangan
3. EXPOSURE ASSESSMENT: Evaluasi kualitatif dan/atau
kuantitatif dari tingkat penyerapan (intake) yang mungkin
terjadi
4. RISK CHARACTERIZATION: Integrasi hazard
identification, hazard characterization dan exposure
assessment menjadi perkiraan luasnya dampak
gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada suatu
populasi tertentu.
13
HAZARD CHARACTERIZATION
• Dose-response assessment (CAC) = Consequence
assessment (OIE)
• Dose-response assessment adalah gambaran
hubungan antara luasnya pemaparan (dose)
terhadap agen kimiawi, biologis atau fisik dan
dampak keparahan dan/atau frekuensi yang
berkaitan dengan gangguan kesehatan (response)
• Untuk agen kimiawi, “dose-response assessment”
harus dilakukan, sedangkan untuk agen biologik
atau fisik, “dose-response assessment” harus
dilakukan apabila data tidak diperoleh
14
RISK CHARACTERIZATION
• Risk characterization mengintegrasikan exposure
characterization dan response characterization
• Exposure characterization: Penilaian
kuantitatif/kualitatif tingkat pemaparan manusia
terhadap suatu bahaya tertentu yang cenderung
terjadi
• Response characterization: Penilaian
kuantitatif/kualitatif dose-response dan evaluasi sifat
alamiah dari dampak atau gangguan yang
disebabkan suatu bahaya yang telah diidentifikasi
15
Dua Skenario Utama
Exposure characterization
1. Dengan skenario yang dibatasi, tingkat
probabilitas diperkirakan pada kondisi ‘status
quo’, dimana penerapan pilihan manajemen
risiko baru tidak ada (absen)
2. Tingkat probabilitas diperkirakan dengan
berbagai bentuk usulan skenario manajemen
risiko
16
PROBABILITY OF EXPOSURE
1. Probabilitas kontaminasi (probability of
contamination) pangan sepanjang mata rantai
pangan oleh agen penyakit
2. Probabilitas pemaparan yang nyata (probability of
significant exposure) dari induk semang (orang)
terhadap takaran dosis yang cukup untuk
menimbulkan penyakit
3. Potensi untuk penyebaran yang meluas dan/atau
penyebaran sekunder dari penyakit tersebut
17
Probability of Contamination
• Probabilitas kontaminasi sepanjang mata rantai
pangan ditetapkan dengan mempertimbangkan:
– Sumber hewan atau tumbuhan
– Prevalensi dan distribusi agen penyakit
– Panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi,
penyiapan
– Food safety codes of practice
– Program pencegahan sepanjang mata rantai
pangan
18
Pedoman Peringkat
Probability of Contamination
atau Probability of
Significant Exposure
• N = diabaikan (negligible)
• L = rendah (low)
• M = sedang (medium)
• H = tinggi (high)
19
Probability of Significant
Exposure
• Perkiraan terhadap ambang batas kritis
dari suatu pendedahan (exposure) atau
inokulum yang dibutuhkan untuk
menimbulkan penyakit
20
Pertimbangan Probability
of Significant Exposure
• Survival dari agen penyakit, potensi pertumbuhan,
penurunan atau larut dalam pangan, termasuk
pengolahan
• Faktor-faktor penyimpanan, distribusi dan penyiapan
termasuk temperatur, waktu, pH, air
• Kompetisi dan interaksi mikroba
• Efektifitas dan waktu pengendalian yang tepat untuk
menghilangkan atau menghambat bahaya
• Tujuan pemanfaatan dan pola konsumsi pangan hewani
• Variabilitas (keragaman) dan distribusi orang-orang
yang peka (susceptible people)
21
Acceptable Daily Intake (ADI)
• Definisi:
– Perkiraan jumlah feed additive (BTM) (yang
diekspresikan dalam berat badan) yang dapat
dicerna oleh tubuh per hari dalam kurun waktu
tertentu tanpa menimbulkan risiko berarti (zero
risk)
• Level minimal dimana hewan yang dikaji
memperlihatkan penyimpangan (deviasi) dari
perilaku fisiologik normal
• ADI digunakan untuk feed additive, kontaminan
kimiawi, dan residu obat hewan
22
Pendekatan Treshold (ambang)
terhadap Dose-response
• No-observed-effect-level (NOEL) = level pemaparan
dimana hewan yang diberi perlakuan tidak berbeda
secara nyata dari hewan kontrol
Dose-reponse
NOEL
Dose(mg/kg/hari)
%Response
• NOEL
memperkirakan
ambang (treshold)
dimana dibawah
level ini gangguan
kesehatan tidak
terjadi
23
Code of Hygienic Practice
• Konsep disesuaikan dengan “risk-based meat
hygiene programmes” (terdiri dari performans
parameter dan/atau proses parameter yang
dikembangkan menurut prinsip-prinsip RA)
• Performance parameter adalah penggambaran
daripada pengendalian level of hazard pada suatu
step tertentu yang dianggap diperlukan untuk
mencapai ALOP
• Process parameter adalah pengukuran atau
karakteristik terukur pada suatu langkah tertentu atau
kombinasi langkah-langkah tertentu yang dianggap
dapat mencapai performans parameter
24
Risk-based Food Hygiene
Programme (daging, susu dan telur)
• From Farm to Table Risk Assessment
– Pendekatan risiko (risk-based) harus diaplikasikan
pada setiap titik pada mata rantai pangan (food chain)
• Ruang lingkup:
– Produksi primer - Informasi produk dan
– Disain dan fasilitas consumer awareness
– Kontrol operasional - Training
– Higiene personal
– Transportasi
25
Maximum Residue Level
(MRL)
• Definisi:
– Level residu didalam tubuh yang masih
bisa ditoleransi
26
Microbiological Risk
Management
• Risk profile
• Farm to fork risk assesment
– Salmonella Spp.
– Camphylobacter Spp.
– E. coli (O157:H7)
• Risk management
– Breeder - Pengolahan
– Hatchery - Distribusi
– Broiler - Katering
– Transportasi - Konsumsi
– Pemotongan
27
Dukungan Regulasi (Regulatory
System) yang Diperlukan
• Good Hygiene Practice (GPH)
• Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP)
• Hazard Critical Control Point (HACCP)
• Semua regulasi tentang ante- dan post-mortem
• Regulasi tentang persyaratan standar pengujian
mikrobiologik
• Regulasi tentang MRL
• Regulasi tentang pembuangan “specified risk
material” (SRM), menghindarkan kemungkinan
penularan BSE
• Regulasi tentang program pengendalian dan
pemberantasan zoonosis
28
PENUTUP
• ‘Scientific risk assessment’ digunakan sebagai
basis untuk keputusan yang menyangkut aspek
kesehatan dan keamanan pangan hewani
• Untuk dapat memenuhi kewajiban Perjanjian SPS,
pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesia
(pemerintah, akademisi dan swasta) harus lebih
intensif mengembangkan kemampuan SDM yang
dibutuhkan dalam mengaplikasikan metoda Risk
Analysis
Terima kasih
29

More Related Content

What's hot

Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Amirotul Khusna
 
Zat anti gizi
Zat anti gizi Zat anti gizi
Zat anti gizi Licia Dewi
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8Nora Ramkita
 
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganSutyawan
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganTitis Sari
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziUbaidillah Solo
 
E book pangan fungsional isbn
E book pangan fungsional isbnE book pangan fungsional isbn
E book pangan fungsional isbnKang Ari Tea
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi GiziFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizipjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Susu
SusuSusu
Susu
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Zat anti gizi
Zat anti gizi Zat anti gizi
Zat anti gizi
 
SKRIPSI GIZI-ANEMIA
SKRIPSI GIZI-ANEMIASKRIPSI GIZI-ANEMIA
SKRIPSI GIZI-ANEMIA
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
Haccp
HaccpHaccp
Haccp
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8Soal skenario 4 kelompok 8
Soal skenario 4 kelompok 8
 
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Probiotik
ProbiotikProbiotik
Probiotik
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi Pangan
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
 
E book pangan fungsional isbn
E book pangan fungsional isbnE book pangan fungsional isbn
E book pangan fungsional isbn
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi GiziFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
 

Similar to Analisis Risiko Pangan Hewani - BPPH R-4 Yogyakarta, 31 Mei 2004

Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Tata Naipospos
 
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Septi Dwisidi Hapsari
 
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Septi Dwisidi Hapsari
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
 
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxMateri 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxIlmiAja
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Tata Naipospos
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Tata Naipospos
 
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfadhehilda1
 
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri panganHaccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri panganRian Indrajaya
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Sawarni H
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMindah784916
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...Tata Naipospos
 

Similar to Analisis Risiko Pangan Hewani - BPPH R-4 Yogyakarta, 31 Mei 2004 (20)

Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...
 
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptxPRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
 
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
 
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
 
Haccp baru
Haccp baruHaccp baru
Haccp baru
 
Haccp baru
Haccp baruHaccp baru
Haccp baru
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
 
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptxMateri 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
Materi 10 - HACCP Pangan Siap Saji.pptx
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
 
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
 
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri panganHaccp dan implementasinya dalam industri pangan
Haccp dan implementasinya dalam industri pangan
 
Pmm teori haccp
Pmm teori haccpPmm teori haccp
Pmm teori haccp
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
 
Tinjauan HACCP
Tinjauan HACCPTinjauan HACCP
Tinjauan HACCP
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. III - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 F...
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
HACCP (2).pptx
HACCP (2).pptxHACCP (2).pptx
HACCP (2).pptx
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

Analisis Risiko Pangan Hewani - BPPH R-4 Yogyakarta, 31 Mei 2004

  • 1. 1 ANALISIS RISIKO PANGAN HEWANI Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD BPPH R-IV Yogyakarta – 31 Mei 2004
  • 2. 2 Mandat Joint FAO/WHO Food Standards Programme • Melindungi kesehatan konsumen • Menjamin praktek yang fair dalam perdagangan pangan CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION (CAC)
  • 3. 3 Sidang ke-38 Codex Executive Committee • Seluruh Codex Committee yang ada harus mengunakan metoda ANALISA RISIKO (AR) sebagai dasar dalam menghasilkan rekomendasi, pedoman atau standar • Proses AR dalam mekanisme Codex diterapkan pada: – Bahan makanan tambahan (feed additives) – Kontaminan bahan kimiawi (chemical contaminants) – Residu pestisida (pesticide residues) – Residu obat hewan (veterinary drugs residues) – Agen biologik (biological agents)
  • 4. 4 Definisi ANALISA RISIKO (AR) Menurut CODEX • Definisi AR ditetapkan dalam Sidang ke-41 Codex Executive Committee, Juni 1994 di Roma • Definisi RA: – Suatu proses yang terdiri dari tiga komponen: • Penilaian resiko (risk assessment), • Manajeman resiko (risk management), dan • Komunikasi resiko (risk communications)
  • 5. 5 PERBANDINGAN KOMPONEN AR ANTARA CAC DAN OIE Komponen Sistem ANALISA RISIKO (AR) CAC OIE Risk assessment Risk management Risk communication Hazard identification Risk assessment Risk management Risk communication
  • 6. 6 PANGAN = FOOD – Setiap bahan, apakah telah diproses, semi- proses atau mentah yang ditujukan untuk konsumsi manusia, termasuk minuman, permen karet dan setiap bahan yang telah digunakan dalam manufaktur, penyiapan atau perlakuan terhadap “pangan” tetapi tidak termasuk kosmetik, tembakau dan bahan-bahan yang digunakan hanya sebagai obat.
  • 7. 7 RISK MANAGEMENT • Definisi: – Proses mempertimbangkan alternatif kebijakan menerima, meminimalkan atau mengurangi risiko yang telah dinilai serta menseleksi dan mengimplementasi pilihan tindakan pengendalian yang memadai
  • 8. 8 RISK COMMUNICATION • Definisi: – Proses interaktif pertukaran informasi dan pendapat mengenai risiko diantara para risk assessor, para risk manager dan pihak-pihak yang berkepentingan termasuk konsumen, industri, komunitas akademik
  • 9. 9 RISK ASSESSMENT • RA dibuat apabila: – Industri akan memasarkan suatu produk baru dari suatu sumber yang baru – Risiko penyakit diketahui secara nyata, dimana penyakit tersebut belum pernah ditemukan sebelumnya – Suatu agen patogen spesifik diidentifikasikan pada pangan spesifik diperlukan untuk mendemonstrasikan bahwa produk pangan tersebut tidak mengandung risiko yang nyata bagi konsumen – Sebagai respons terhadap perubahan regulasi, apabila informasi baru menjadi tersedia menyangkut bahaya yang ditimbulkan oleh pangan (food-borne hazard)
  • 10. 10 PERBANDINGAN KOMPONEN RISK ASSESSMENT ANTARA CAC DAN OIE Komponen Model Risk Assessment CAC OIE Hazard identification Hazard characterization Exposure assessment Risk characterization Release assessment Exposure assessment Consequence assessment Risk estimation
  • 11. 11 RISK ASSESSMENT (menurut CAC) • Definisi: – Evaluasi ilmiah mengenai gangguan kesehatan potensial yang dihasilkan dari pemaparan manusia terhadap bahaya yang dibawa oleh pangan (foodborne hazard) • Proses terdiri dari 4 langkah: 1. Hazard identification; 2. Hazard characterization; 3. Exposure assessment; dan 4. Risk characterization
  • 12. 12 DEFINISI (menurut CAC) 1. HAZARD IDENTIFICATION: Identifikasi gangguan kesehatan yang dikaitkan dengan suatu agen tertentu 2. HAZARD CHARACTERIZATION: Evaluasi kualitatif dan/atau kuantitatif mengenai bentuk alamiah dari gangguan kesehatan dihubungkan dengan agen biologik, kimiawi, dan fisik yang mungkin ada dalam pangan 3. EXPOSURE ASSESSMENT: Evaluasi kualitatif dan/atau kuantitatif dari tingkat penyerapan (intake) yang mungkin terjadi 4. RISK CHARACTERIZATION: Integrasi hazard identification, hazard characterization dan exposure assessment menjadi perkiraan luasnya dampak gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada suatu populasi tertentu.
  • 13. 13 HAZARD CHARACTERIZATION • Dose-response assessment (CAC) = Consequence assessment (OIE) • Dose-response assessment adalah gambaran hubungan antara luasnya pemaparan (dose) terhadap agen kimiawi, biologis atau fisik dan dampak keparahan dan/atau frekuensi yang berkaitan dengan gangguan kesehatan (response) • Untuk agen kimiawi, “dose-response assessment” harus dilakukan, sedangkan untuk agen biologik atau fisik, “dose-response assessment” harus dilakukan apabila data tidak diperoleh
  • 14. 14 RISK CHARACTERIZATION • Risk characterization mengintegrasikan exposure characterization dan response characterization • Exposure characterization: Penilaian kuantitatif/kualitatif tingkat pemaparan manusia terhadap suatu bahaya tertentu yang cenderung terjadi • Response characterization: Penilaian kuantitatif/kualitatif dose-response dan evaluasi sifat alamiah dari dampak atau gangguan yang disebabkan suatu bahaya yang telah diidentifikasi
  • 15. 15 Dua Skenario Utama Exposure characterization 1. Dengan skenario yang dibatasi, tingkat probabilitas diperkirakan pada kondisi ‘status quo’, dimana penerapan pilihan manajemen risiko baru tidak ada (absen) 2. Tingkat probabilitas diperkirakan dengan berbagai bentuk usulan skenario manajemen risiko
  • 16. 16 PROBABILITY OF EXPOSURE 1. Probabilitas kontaminasi (probability of contamination) pangan sepanjang mata rantai pangan oleh agen penyakit 2. Probabilitas pemaparan yang nyata (probability of significant exposure) dari induk semang (orang) terhadap takaran dosis yang cukup untuk menimbulkan penyakit 3. Potensi untuk penyebaran yang meluas dan/atau penyebaran sekunder dari penyakit tersebut
  • 17. 17 Probability of Contamination • Probabilitas kontaminasi sepanjang mata rantai pangan ditetapkan dengan mempertimbangkan: – Sumber hewan atau tumbuhan – Prevalensi dan distribusi agen penyakit – Panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi, penyiapan – Food safety codes of practice – Program pencegahan sepanjang mata rantai pangan
  • 18. 18 Pedoman Peringkat Probability of Contamination atau Probability of Significant Exposure • N = diabaikan (negligible) • L = rendah (low) • M = sedang (medium) • H = tinggi (high)
  • 19. 19 Probability of Significant Exposure • Perkiraan terhadap ambang batas kritis dari suatu pendedahan (exposure) atau inokulum yang dibutuhkan untuk menimbulkan penyakit
  • 20. 20 Pertimbangan Probability of Significant Exposure • Survival dari agen penyakit, potensi pertumbuhan, penurunan atau larut dalam pangan, termasuk pengolahan • Faktor-faktor penyimpanan, distribusi dan penyiapan termasuk temperatur, waktu, pH, air • Kompetisi dan interaksi mikroba • Efektifitas dan waktu pengendalian yang tepat untuk menghilangkan atau menghambat bahaya • Tujuan pemanfaatan dan pola konsumsi pangan hewani • Variabilitas (keragaman) dan distribusi orang-orang yang peka (susceptible people)
  • 21. 21 Acceptable Daily Intake (ADI) • Definisi: – Perkiraan jumlah feed additive (BTM) (yang diekspresikan dalam berat badan) yang dapat dicerna oleh tubuh per hari dalam kurun waktu tertentu tanpa menimbulkan risiko berarti (zero risk) • Level minimal dimana hewan yang dikaji memperlihatkan penyimpangan (deviasi) dari perilaku fisiologik normal • ADI digunakan untuk feed additive, kontaminan kimiawi, dan residu obat hewan
  • 22. 22 Pendekatan Treshold (ambang) terhadap Dose-response • No-observed-effect-level (NOEL) = level pemaparan dimana hewan yang diberi perlakuan tidak berbeda secara nyata dari hewan kontrol Dose-reponse NOEL Dose(mg/kg/hari) %Response • NOEL memperkirakan ambang (treshold) dimana dibawah level ini gangguan kesehatan tidak terjadi
  • 23. 23 Code of Hygienic Practice • Konsep disesuaikan dengan “risk-based meat hygiene programmes” (terdiri dari performans parameter dan/atau proses parameter yang dikembangkan menurut prinsip-prinsip RA) • Performance parameter adalah penggambaran daripada pengendalian level of hazard pada suatu step tertentu yang dianggap diperlukan untuk mencapai ALOP • Process parameter adalah pengukuran atau karakteristik terukur pada suatu langkah tertentu atau kombinasi langkah-langkah tertentu yang dianggap dapat mencapai performans parameter
  • 24. 24 Risk-based Food Hygiene Programme (daging, susu dan telur) • From Farm to Table Risk Assessment – Pendekatan risiko (risk-based) harus diaplikasikan pada setiap titik pada mata rantai pangan (food chain) • Ruang lingkup: – Produksi primer - Informasi produk dan – Disain dan fasilitas consumer awareness – Kontrol operasional - Training – Higiene personal – Transportasi
  • 25. 25 Maximum Residue Level (MRL) • Definisi: – Level residu didalam tubuh yang masih bisa ditoleransi
  • 26. 26 Microbiological Risk Management • Risk profile • Farm to fork risk assesment – Salmonella Spp. – Camphylobacter Spp. – E. coli (O157:H7) • Risk management – Breeder - Pengolahan – Hatchery - Distribusi – Broiler - Katering – Transportasi - Konsumsi – Pemotongan
  • 27. 27 Dukungan Regulasi (Regulatory System) yang Diperlukan • Good Hygiene Practice (GPH) • Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) • Hazard Critical Control Point (HACCP) • Semua regulasi tentang ante- dan post-mortem • Regulasi tentang persyaratan standar pengujian mikrobiologik • Regulasi tentang MRL • Regulasi tentang pembuangan “specified risk material” (SRM), menghindarkan kemungkinan penularan BSE • Regulasi tentang program pengendalian dan pemberantasan zoonosis
  • 28. 28 PENUTUP • ‘Scientific risk assessment’ digunakan sebagai basis untuk keputusan yang menyangkut aspek kesehatan dan keamanan pangan hewani • Untuk dapat memenuhi kewajiban Perjanjian SPS, pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesia (pemerintah, akademisi dan swasta) harus lebih intensif mengembangkan kemampuan SDM yang dibutuhkan dalam mengaplikasikan metoda Risk Analysis