Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penjaminan mutu pakan dengan menggunakan pendekatan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sebagai sistem kontrol yang berfokus pada pencegahan terjadinya masalah keamanan pangan melalui identifikasi dan pengendalian titik kritis selama proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir.
2. PENTINGNYA PENJAMINAN MUTU PAKAN
BAGIAN INTEGRAL
SKEMA PENJAMINAN
MUTU PANGAN
KUALITAS DAN
KUANTITAS
MUTU PANGAN
KONTAMINASI AWAL DARI PRODUK
PANGAN ASAL TERNAK BERASAL
DARI PAKAN
4. KEAMANAN PAKAN
PENGAWASAN MUTU
(QUALITY CONTROL)
YANG DIPERIKSA ADALAH PRODUK
AKHIR
YANG BERTANGGUNG JAWAB ADALAH
BAGIAN MANUFAKTUR DAN MUTU
KESALAHAN SUKAR UNTUK
DIHINDARKAN
MEMPERTAHANKAN MUTU YANG BAIK
MUTU MEMBUTUHKAN BIAYA
MUTU SEBAGAI SEBUAH TAKTIK
PENJAMINAN MUTU
(QUALITY ASSURANCE)
YANG DIPERIKSA SEMUA TAHAPAN
PRODUKSI
YANG BERTANGGUNG JAWAB SELURUH
KOMPONEN PERUSAHAAN
KESALAHAN MUDAH UNTUK DILACAK
DAN DIHINDARI
MUTU DITINGKATKAN SECARA TERUS
MENERUS
MUTU MENINGKATKAN KEUNTUNGAN
MUTU SEBAGAI SEBUAH STRATEGI
5. ASPEK DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU
PROFIL
KONSUMEN
MUTU PAKAN
LAYANAN
KONSUMEN
HUBUNGAN
MASYARAKAT
SKEMA
SERTIFIKASI
MUTU (ISO)
6. PENJAMINAN MUTU PAKAN BERBASIS
HACCP
Mengapa HACCP Perlu Dipelajari
• Semua sistem manajemen
keamanan pangan yang diterapkan
saat ini semuanya berbasis
HACCP
7. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang
dikembangkan untuk menjamin keamanan pakan dengan
pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat
memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang
aman bagi konsumen.
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan
terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi
titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses
produksi.
9. Di Indonesia
• Standar HACCP diatur dalam : SNI 01-
4852- 1998 : Sistem Analisa Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta
Pedoman Penerapannya.
• PEDOMAN BSN 1004 – 1999 : Panduan
Penyusunan Rencana Sistem Analisa
Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis
(HACCP)
10. menghasilkan pakan dan bahan baku yang aman
untuk konsumen produk ternak, aman bagi ternak
dan aman bagi lingkungan;
melaksanakan program penjaminan mutu pakan
dengan penuh tanggung jawab bagi seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu mitra
dalam jejaring, konsumen, dan politisi.
TUJUAN PENERAPAN HACCP
11. Mekanisme Kerja SistemHACCP
Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya
yang berpotensi mencemari (proaktif)
Melakukan tindakan pencegahan bahaya
(preventif)
Memantau pengendalian bahaya untuk
memastikan efektifitas (efektif)
Verifikasi efektivitas keseluruhan sistem
12. Pengendalian Produk Secara
Komprehensif
1. Risiko Keamanan Rendah : QC/TQC
• Sanitasi
• GMP
• Peralatan
• Peraturan
• Mutu Produk
2. Risiko Keamanan Tinggi : HACCP
• TKK Biologis
• TKK Fisik
• TKK Kimia
13. Mendorong Industri
Pakan Mencapai Kondisi
Terbaik Secara Bertahap
Pelatihan dan Penerapan Prinsip Keamanan Pakan
Penerapan manajemen
keamanan pakan
berdasarkan prinsip
HACCP
Penerapan Cara
Produksi Pakan yang
Baik (CPPB), dsb
Quality
System
Sertifikasi Manajeman
Mutu Internasional
(ISO, dsb.)
15. Penaksiran Resiko Membentuk Basis Bagi Manajemen Resiko, Dan Menghasilkan
Identifikasi Resiko Yang Relevan Beserta Titik-titik Kritis (Critical Points)
Dalam Mata Rantai Produksi (Disebut Juga Sebagai Evaluasi Resiko);
• Penetapan Peraturan-peraturan Dalam Pengawasan Dalam Upaya
Menghilangkan Atau Menekan Dan Mengawasi Resiko-resiko Tersebut Pada
Suatu Tingkat Yang Dapat Diterima, Temasuk Registrasi Dan Daya Lacak
(Traceability) Dari Produk;
• Penetapan Stardar Produk Dan Nilai-nilai Kaji Tindak Bagi Kontaminan Yang
Tidak Dikehendaki Dalam Bahan Baku Atau Pakan;
• Menampilkan Strategi Pengaturan (Dalam Bentuk Monitoring Dan Verifikasi)
Terhadap Bahan Baku Dan Pakan Untuk Memastikan Bahwa Pengaturan Dalam
Pengawasan Sudah Atau Belum Efektif.
16. • Sesuai Standar Codex Allimentarius Commision
• Cara produksi yang baik (GMP) merupakan
prasyaratdalam menyusun dan penerapan
HACCP
• Seluruh mata rantai pasokan (whole supply
chain)
• Pendekatan berdasarkan multidisipliner
• Komitmen dan keterlibatan managemen dan
karyawan
PENERAPAN HACCP
17. pengembangan sistem penjaminan mutu pakan (GMP
berbasis HACCP) difokuskan untuk :
sebuah langkah proaktif, pendekatan analisis resiko
pada keseluruhan mata rantai produksi bahan pakan dan
HACCP pada tataran perusahaan;
melakukan penyuluhan pada tataran hilir tentang
sistem penjaminan mutu, terutama kepada para
pemasok bahan baku;
mengembangkan sistem peringatan dini (early warning
system, EWS) bagi terjadinya kondisi kontaminasi yang
tidak dikehendaki.
18. SKEMA
GP-HACCP
PENGAKUAN PROSEDUR
PERSYARATAN PENJAMIN MUTU PERUSAHAAN SETARA DAN BERBASIS ISO 9002 SERTA
PERSYARATAN SETINGKAT HACCP
PERATURAN PENGAWASAN GENERIK PROSES PRODUKSI
PERSYARATAN MINIMUM INSPEKSI PERUSAHAAN
SATU SET STANDAR PRODUK
19. PERATURAN PENGAWASAN GENERIK
PROSES PRODUKSI
Penggunaan bahan aditif,
Obat-obatan yang tidak diinginkan dan higinis
(salmonella).
Pengawasan tambahan ini ditentukan bagi produksi dan
pasokan bahan baku pakan, pre-mixture, dan zat-zat
kandungan pakan, bahan pakan “murni” (straight
feedstuff), lemak pakan (yang ditambahkan dalam ransum
jadi), penyimpanan dan pengangkutan baik bahan pakan
maupun pakan jadi;
20. STANDAR PRODUK
standar hukum regional (seperti Uni Eropa)
standar hukum nasional sebagai tambahan
Sejumlah standar hukum “super” yang
disetujui oleh mitra-mitra dalam mata rantai.
22. Prinsip - Prinsip HACCP
Prinsip 1: Adakan analisis bahaya
Prinsip 2: Tentukan titik-titik kendali kritis,TKK
Prinsip 3: Tetapkan batas-batas kritis
Prinsip 4: Tetapkan sistem untuk memantau pengendalian TKK
Prinsip 5: Tetapkan tindakan koreksi yang akan diambil apabila
pemantauan menunjukkan bahwa TKK tertentu tidak terkendali
Prinsip 6: Tetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa
sistem HACCP bekerja secara efektif
Prinsip 7: Tetapkan dokumentasi yang berkaitan dengan semua
prosedur dan catatan yang sesuai dengan prinsip HACCP dan
penerapannya.
23. AZAS-AZAZ HACCP
GMP
SOP :
judul, nomor halaman dan jumlah halaman, persetujuan,
revisi, tanggal ditetapkan, referensi, kebijakan, prosedur,
penyimpangan dan tindakan perbaikan, verifikasi, catatan
dan dokumen pendukung, dan terakhir adalah inspeksi visual.
24. BIDANG EVALUASI
BANGUNAN UTAMA
LAHAN DAN EKSTERIOR BANGUNAN,
INTERIOR PABRIK PAKAN,
PENCAHAYAAN,
TEMPAT AKUMULASI DEBU,
PEMBUANGAN SAMPAH/LIMBAH
FASILITAS KARYAWAN
AIR
PEMANAS
25. penerimaan, penyimpanan dan pengangkutan
meliputi inspeksi pembawa barang-barang yang
masuk dan keluar,
disain area penerimaan,
inspeksi bahan baku,
pergudangan,
penanganan medikasi
penyimpanan botol,
pengembalian dan pengerjaan ulang,
manajemen bahan bahan kimia;
29. PROSES PRODUKSI DAN DOKUMENTASI
PROSEDUR SAMPLING
RANGKAIAN/URUTAN
“FLUSHING”
REKONSILIASI DAN
MEDIKASI HARIAN
IDENTIFIKASI
TELAAH LABEL FORMULA MASTER
KELUHAN
PELANGGAN