SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MODUL 4
TINGKAH LAKU SAKIT,
FAKTOR SOSIAL BUDAYA MEMPENGARUHI KESEHATAN
Oleh:
Drs. Maswardi, M.Kes
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
II
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda
dapat menjelaskan tentang faktor sosial budaya yang
mempengaruhi gizi.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan ten-
tang:
1.	 Menjelaskan makanan sebagai
fenomena sosial budaya.
2.	 Menjelaskan peranan makanan
3.	 Menjelaskan larangan/
pantangan terhadap makanan.
4.	 Menjelaskan klasifikasi larangan
makanan.
Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini
saudara akan mempelajari tentang
Makanan sebagai fenomena sosial
budaya, Peranan makanan, Larangan
atau pantangan terhadap makanan,
Klasifikasi larangan makanan.
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
A.	 Sosial Budaya
Yang dimaksud dengan konsep kebudayaan disini termasuk nilai,
sikap, kebiasaan yang dipelajari dan diperoleh sejak kecil. Kebudayaan adalah
suatu rangkaian peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku anggota
masyarakat. Dalam mempelajari kebiasaan makan, perawat harus memahami
karakteristik kebudayaan dan hubungan karakteristik-karakteristik tersebut
yang berguna untuk melakukan perubahan.
Apa karakteristik kebudayaan itu? Menurut Foster ada lima karakteristik
kebudayaan, yaitu (1) Kebudayaan diperoleh dengan cara belajar, (2) Semua
aspek kebudayaan saling berhubungan, (3) Kebudayaan itu berubah secara
tetap dan tidak ada kebudayaan yang statis, (4) Setiap kebudayaan mempunyai
sistem nilai, dan (5) Kebudayaan memungkinkan interaksi antar individu.
Permasalahan malnutrisi di negara-negara berkembang bukan saja
disebabkan oleh karena negara tersebut tidak dapat memproduksi makanan
yang cukup untuk masyarakatnya. Banyak permasalahan malnutrisi disebabkan
oleh adanya kebiasaan, kepercayaan, tabu, yang mencegah manusia untuk
menggunakan makanan yang terbaik di daerahnya.
B.	 Makanan Sebagai Fenomena Sosial Budaya
Banyak manusia yang walaupun lapar tidak mengkonsumsi bahan
makanan yang bergizi sebagai makanan karena alasan agama, larangan
pantangan, dan kepercayaan. Dengan demikian sebagai petugas kesehatan,
Anda perlu membedakan pengertian gizi dan makanan. Apa bedanya ? Foster
menjelaskan bahwa : Nutrisi adalah konsep biokimia suatu bahan makanan
yang mengandung gizi dan berguna untuk memelihara kesehatan. Sedangkan
makanan dalam konsep kebudayaan adalah pernyataan yang menjelaskan
bahwa bahan ini cocok untuk gizi kita. Jadi, dalam konsep kebudayaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
memasukan unsur, nilai, kepercayaan, sehingga timbullah penggolongan apa
yang dimaksud dengan makanan dan bukan makanan. Hal ini menyebabkan
sulitnya meyakinkan masyarakat untuk merubah kebiasaan makan.
Pada masyarakat Hindu, sapi bukanlah makanan, sedangkan pada
masyarakat yang beragama Islam dan Yahudi, babi bukan merupakan makanan.
Berbagai ragam makanan yang bergizi tetapi tidak dianggap makanan di
Amerika, seperti kuda, kodok, anjing, dan burung kecil. Masyarakat Amerika
juga tidak menyukai terong, hati, otak, dan ginjal.
C.	 Peranan Makanan
Di samping bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia, Apa
peranan makanan ? Makanan juga berperan sebagai alat untuk mengadakan
interaksi sosial, untuk lebih jelasnya peranan makanan adalah sebagai berikut
:
1.	 Makanan sebagai pernyataan adanya hubungan sosial.
Apa maksudnya? Nah, pada semua masyarakat, kebiasaan
memberi makanan atau minuman adalah sebagai suatu pernyataan cinta
kasih dan rasa persahabatan. Menerima makanan dari seseorang sama
halnya dengan menerima perasaan yang dinyatakan seseorang. Tidak
memberikan makanan pada seseorang, misalnya Ibu tidak memberikan
makanan kepada anaknya sebagai pernyataan marah. Menolak makanan
yang diberikan seseorang, berarti menolak persahabatan atau cinta kasih.
Pada masyarakat Roma, garam merupakan simbol kekerabatan atau
keramahtamahan.
2.	 Makanan sebagai pernyataan rasa stress.
Ada kecenderungan pada beberapa masyarakat untuk lebih banyak
makan dari biasanya terutama pada saat mengalami stress. Jadi, sikap
terhadap makanan sebagai refleksi perasaan tertekan atau stress. Dan
orang yang mengalami stress terkadang mengalami peningkatan berat
badan atau kegemukan.
3.	 Makanan sebagai simbol pernyataan solidaritas kelompok. Makanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
berperan sebagai alat untuk memelihara hubungan keluarga. Apa
contohnya ? contohnya pada masyarakat Indonesia sering melakukan acara
makan bersama pada pertemuan-pertemuan keluarga. Hal ini menunjukan
adanya ikatan yang erat dalam keluarga. Makanan juga simbol identitas
suku bangsa. Misalnya “rendang” sebagai identitas suku Minangkabau,
“gudeg” sebagai identitas masyarakat Jawa Tengah, dan “Oncom” sebagai
identitas suku Sunda.
Gambar 27. Rendang sebagai identitas orang Minangkabau
4.	 Makanan sebagai simbol bahasa.
Makanan sebagai simbol bahasa dijumpai pada ungkapan-
ungkapan dalam bahasa Indonesia. Apa contoh ungkapan itu? Dalam
bahasa Indonesia kita mengenal ungkapan “banyak makan asam garam”
yang berarti orang yang berpengalaman. Ungkapan “cabe rawit” (kecil-
kecil cabe rawit) menunjukkan orang yang pandai, atau ungkapan “muka
masam” menunjukan orang yang marah atau kurang senang.
D.	 Pantangan terhadap makanan
Dalam masyarakat kita mengenal ada makanan yang dipantangkan
atau dilarang. Mengapa ada larangan terhadap makanan ? banyak faktor
yang mendasari pantangan terhadap suatu makanan, misalnya karena tradisi,
kepercayaan, kesehatan, dan magis. Menurut Symons asal dan menyebarnya
larangan makanan adalah :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1.	 Karena tidak hygienis.
Misalnya pada beberapa masyarakat menolak memakan babi,
anjing, tikus, dengan alasan tidak hygienis. Kepercayaan tentang hygienis
makanan dihubungkan pula dengan faktor ketakutan terhaap kontaminasi
magis dan bakteri.
2.	 Karena makanan tersebut asing bagi masyarakat.
Masyarakat primitif beranggapan bahwa binatang yang tidak
dikenal adalah media bagi roh jahat masuk ke dalam tubuh manusia yang
memakan makanan tersebut.
3.	 Untuk mencegah musnahnya binatang tertentu yang sangat bermanfaat
bagi manusia. Misalnya orang-orang barat menolak makan kuda, karena
kuda sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Gambar 28 . Kuda tidak dianggap makanan oleh masyarakat Amerika
4.	 Beberapa masyarakat menolak memakan daging binatang yang
dipeliharanya, kecuali pada waktu perang.
5.	 Adanya kepercayaan bahwa makanan tertentu dapat menimbulkan
ketidaksuburan.
6.	 Karena religi atau kepercayaan, merupakan dasar larangan terhadap
makanan tertentu. Pada masyarakat beragama Islam babi dan anjing
dilarang , sedangkan bagi orang Hindu sapi bukanlah merupakan bahan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
makanan karena kepercayaan.
7.	 Untuk memelihara atau menyimpan makanan yang paling baik untuk
kelompoknya. Misalnya pada beberapa kelompok masyarakat melarang
memakan makanan tertentu dengan tujuan untuk menyimpan dan
menguasainya.
E.	 Klasifikasi Makanan Larangan
Nah, begitu munculnya larangan atau pantangan terhadap suatu
makanan. Namun di masyarakat dikenal pula larangan makanan yang
diklasifikasikansebagaiberikut:(a)Laranganmakananyangbersifat permanen.
Larangan secara permanen sesuai dengan ajaran agama, (b) sedangkan yang
sementara, misalnya orang yang menderita sakit tipus, setelah menjalani
sebuah operasi, larangan pada saat puber, pada saat hamil, dan pada saat
menyapih, dan (c) Larangan menurut besarnya kelompok, misalnya larangan
menurut jenis kelamin, kelas sosial, dan kelompok-kelompok tertentu dalam
sistem kekerabatan.
Klasifikasi makanan yang paling baik banyak menyebar adalah teori
“Humoral Pathologi” (konsep panas dingin). Teori ini mengatakan bahwa
manusia dapat mempertahankan kesehatannya dengan cara keseimbangan
makanan panas dan dingin, hindari makanan yang terlalu panas dan terlalu
dingin. Yang termasuk makanan panas adalah : gula, susu kerbau, telur,
daging, bawang merah, dan bawang putih. Susu tidak boleh dicampur
dengan telur atau daging karena orang yang mengkonsumsinya akan
merasa panas. Konsumsi makanan yang sifatnya panas secara teratur akan
mengakibatkan badan panas dan cepat marah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1.	 Kebiasaan makan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor sosial
budaya masyarakat. Dengan menyadari pentingnya faktor-faktor sosial
dan budaya yang mempengaruhi gizi masyarakat maka usaha untuk
memperbaiki pola-pola makan harus disesuaikan dengan pola-pola sosial
budaya masyarakat sasaran.
2.	 Makanan berperan sebagai : (a) Pernyataan adanya hubungan sosial, (b)
Pernyataan rasa stress, (c) Pernyataan solidaritas kelompok, (d) Simbol
bahasa
3.	 Asal mulanya larangan atau pantangan makanan adalah : (a) Tidak
hygienis, (b) Karena makanan itu asing bagi masyarkat, (c) untuk mencegah
musnahnya binatang tertentu yang bermanfaat bagi manusia, (d) Menolak
memakan binatang yang dipeliharanya, (e) Menimbulkan ketidaksuburan,
(f) Karena Religi dan kepercayaan, dan (g) Untuk menyimpan makanan
yang baik untuk kelompoknya.
4.	 Klasifikasi larangan makanan yaitu : (a) Larangan makanan yang bersifat
permanen, (b) Larangan bersifat sementara, dan (c) Larangan menurut
besarnya kelompok di masyarakat.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.	 Peran sosial makanan adalah, kecuali :
a.	 Sebagai simbol bahasa
b.	 Pernyataan rasa stress
c.	 Pernyataan humoral pathologi
d.	 Pernyataan adanya hubungan sosial
2.	 Asal menyebarnya Tabu makanan menurut Symons adalah :
a.	 Karena hygienis
b.	 Makanan itu asing bagi masyarakat
c.	 Menimbulkan ketidaksuburan
d.	 Menolak memakan binatang peliharaan
3.	 Yang bukan merupakan karakteristik kebudayaan menurut Foster adalah :
a.	 Kebudayaan itu mempunyai sistem nilai
b.	 Semua aspek kebudayaan saling berhubungan
c.	 Kebudayaan diperoleh dengan belajar
d.	 Kebudayaan itu statis
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
4.	 Penyebab malnutrisi secara sosial budaya disebabkan oleh, kecuali :
a.	 Kepercayaan
b.	 Produksi makanan kurang
c.	 Kebiasaan makan
d.	 Tabu atau pantangan
5.	 Teori tentang keseimbangan panas dan dingin, (makanan panas dan
dingin) dikenal dengan teori:
a.	 Humoral pathologi
b.	 Klasifikasi makanan
c.	 Tabu makanan
d.	 Fenomena nutrisi dan makanan
6.	 Makanan merupakan pernyataan cinta kasih dan persahabatan adalah
peranan sosial makanan sebagai :
a.	 Pernyataan solidaritas kelompok
b.	 Pernyataan rasa stress
c.	 Pernyataan ada hubungan sosial
d.	 Simbol bahasa
7.	 Orang-orang Barat menolak makan kuda, karena :
a.	 Tidak hygienis
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 Asing bagi masyarakat
c.	 Kuda banyak manfaatnya bagi masyarakat
d.	 Menimbulkan ketidaksuburan
8.	 Larangan makanan sementara terutama pada masa, kecuali :
a.	 Pada waktu hamil
b.	 Pada waktu sehat
c.	 Pada saat puber
d.	 Pada saat menyapih
9.	 Pada masyarakat Roma, garam merupakan simbol :
a.	 Simbol bahasa
b.	 Solidaritas kelompok
c.	 Pernyataan rasa stress
d.	 Kekerabatan dan keramah-tamahan
10.	Rendang merupakan identitas suku :
a.	 Minangkabau
b.	 Sunda
c.	 Jawa
d.	 Betawi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat dan jelas !
1.	 Tulislah 5 (lima) karakteristik kebudayaan menurut Foster !
2.	 Tulislah 3 (tiga) klasifikasi larangan makanan !
3.	 Jelaskanlah klasifikasi makanan menurut teori Humoral Pathologi !
Tugas Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Pedoman Penilaian Tes Formatif
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang ada
pada bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar dengan
menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda pada
materi kegiatan belajar 2 ini.
Rumus :
Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100%
						10
Arti nilai tingkat penguasaan.
90%-100% 	 = Sangat baik
80% - 89% 	 = Baik
70% - 79% 	 = Cukup
<70%		 = Kurang
Umpan Balik
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Pedoman Penilaian Tugas Mandiri
Soal nomor 1 diberi skor 40
Soal nomor 2 diberi skor 30
Soal nomor 3 diberi skor 30
Total skor adalah : 100
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah
menguasai materi kegiatan 2 ini dengan baik. Teruskanlah ke materi kegiatan belajar 3.
Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%, pelajarilah kembali materi
kegiatan belajar 2, terutama hal-hal yang belum Anda pahami dengan baik. Apabila
Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau hubungi dosen pembimbing atau
fasilitator yang mengajar mata kuliah ini.

More Related Content

What's hot

Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recallYuniar_
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Pola makan dan kebiasaan makan
Pola makan dan kebiasaan makanPola makan dan kebiasaan makan
Pola makan dan kebiasaan makancindrya
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziToserba Ku
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompokYohanes Kristianto
 
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiaDiet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiatasyakhae2016
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaFakhriyah Elita
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)Shela Rizky Tarinda
 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanAgnescia Sera
 

What's hot (20)

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
Pola makan dan kebiasaan makan
Pola makan dan kebiasaan makanPola makan dan kebiasaan makan
Pola makan dan kebiasaan makan
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan gizi
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
 
Kasus obes dewasa
Kasus obes dewasaKasus obes dewasa
Kasus obes dewasa
 
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiaDiet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 

Similar to FAKTORSB

Modul 4 sosiologi kb 2
Modul 4 sosiologi kb 2Modul 4 sosiologi kb 2
Modul 4 sosiologi kb 2Uwes Chaeruman
 
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTSri Nur Ramliah
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi GiziFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizipjj_kemenkes
 
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Lia Oktaviani
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANApapunituzar
 
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelNasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelLalu Anwar
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaRahmat Ramadhani
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Aan Saja
 
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanPenyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanDevi Kusumandani
 
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)radar radius
 

Similar to FAKTORSB (20)

Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.pptAntropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
 
Modul 4 sosiologi kb 2
Modul 4 sosiologi kb 2Modul 4 sosiologi kb 2
Modul 4 sosiologi kb 2
 
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makananMakalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makananMakalah kel-dua-gizi-dan-makanan
Makalah kel-dua-gizi-dan-makanan
 
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi GiziFaktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
 
Makalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budayaMakalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budaya
 
B6d2e1
B6d2e1B6d2e1
B6d2e1
 
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
 
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelNasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
 
Makalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budayaMakalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budaya
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balita
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
 
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan KesehatanPenyuluhan gizi dan Kesehatan
Penyuluhan gizi dan Kesehatan
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
Ukbm bio kd 3.7 sispencer (1)
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

FAKTORSB

  • 1.
  • 2. MODUL 4 TINGKAH LAKU SAKIT, FAKTOR SOSIAL BUDAYA MEMPENGARUHI KESEHATAN Oleh: Drs. Maswardi, M.Kes PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif II Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda dapat menjelaskan tentang faktor sosial budaya yang mempengaruhi gizi. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan ten- tang: 1. Menjelaskan makanan sebagai fenomena sosial budaya. 2. Menjelaskan peranan makanan 3. Menjelaskan larangan/ pantangan terhadap makanan. 4. Menjelaskan klasifikasi larangan makanan. Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini saudara akan mempelajari tentang Makanan sebagai fenomena sosial budaya, Peranan makanan, Larangan atau pantangan terhadap makanan, Klasifikasi larangan makanan. Faktor Sosial Budaya Mempengaruhi Gizi
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi A. Sosial Budaya Yang dimaksud dengan konsep kebudayaan disini termasuk nilai, sikap, kebiasaan yang dipelajari dan diperoleh sejak kecil. Kebudayaan adalah suatu rangkaian peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat. Dalam mempelajari kebiasaan makan, perawat harus memahami karakteristik kebudayaan dan hubungan karakteristik-karakteristik tersebut yang berguna untuk melakukan perubahan. Apa karakteristik kebudayaan itu? Menurut Foster ada lima karakteristik kebudayaan, yaitu (1) Kebudayaan diperoleh dengan cara belajar, (2) Semua aspek kebudayaan saling berhubungan, (3) Kebudayaan itu berubah secara tetap dan tidak ada kebudayaan yang statis, (4) Setiap kebudayaan mempunyai sistem nilai, dan (5) Kebudayaan memungkinkan interaksi antar individu. Permasalahan malnutrisi di negara-negara berkembang bukan saja disebabkan oleh karena negara tersebut tidak dapat memproduksi makanan yang cukup untuk masyarakatnya. Banyak permasalahan malnutrisi disebabkan oleh adanya kebiasaan, kepercayaan, tabu, yang mencegah manusia untuk menggunakan makanan yang terbaik di daerahnya. B. Makanan Sebagai Fenomena Sosial Budaya Banyak manusia yang walaupun lapar tidak mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi sebagai makanan karena alasan agama, larangan pantangan, dan kepercayaan. Dengan demikian sebagai petugas kesehatan, Anda perlu membedakan pengertian gizi dan makanan. Apa bedanya ? Foster menjelaskan bahwa : Nutrisi adalah konsep biokimia suatu bahan makanan yang mengandung gizi dan berguna untuk memelihara kesehatan. Sedangkan makanan dalam konsep kebudayaan adalah pernyataan yang menjelaskan bahwa bahan ini cocok untuk gizi kita. Jadi, dalam konsep kebudayaan
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif memasukan unsur, nilai, kepercayaan, sehingga timbullah penggolongan apa yang dimaksud dengan makanan dan bukan makanan. Hal ini menyebabkan sulitnya meyakinkan masyarakat untuk merubah kebiasaan makan. Pada masyarakat Hindu, sapi bukanlah makanan, sedangkan pada masyarakat yang beragama Islam dan Yahudi, babi bukan merupakan makanan. Berbagai ragam makanan yang bergizi tetapi tidak dianggap makanan di Amerika, seperti kuda, kodok, anjing, dan burung kecil. Masyarakat Amerika juga tidak menyukai terong, hati, otak, dan ginjal. C. Peranan Makanan Di samping bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia, Apa peranan makanan ? Makanan juga berperan sebagai alat untuk mengadakan interaksi sosial, untuk lebih jelasnya peranan makanan adalah sebagai berikut : 1. Makanan sebagai pernyataan adanya hubungan sosial. Apa maksudnya? Nah, pada semua masyarakat, kebiasaan memberi makanan atau minuman adalah sebagai suatu pernyataan cinta kasih dan rasa persahabatan. Menerima makanan dari seseorang sama halnya dengan menerima perasaan yang dinyatakan seseorang. Tidak memberikan makanan pada seseorang, misalnya Ibu tidak memberikan makanan kepada anaknya sebagai pernyataan marah. Menolak makanan yang diberikan seseorang, berarti menolak persahabatan atau cinta kasih. Pada masyarakat Roma, garam merupakan simbol kekerabatan atau keramahtamahan. 2. Makanan sebagai pernyataan rasa stress. Ada kecenderungan pada beberapa masyarakat untuk lebih banyak makan dari biasanya terutama pada saat mengalami stress. Jadi, sikap terhadap makanan sebagai refleksi perasaan tertekan atau stress. Dan orang yang mengalami stress terkadang mengalami peningkatan berat badan atau kegemukan. 3. Makanan sebagai simbol pernyataan solidaritas kelompok. Makanan
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif berperan sebagai alat untuk memelihara hubungan keluarga. Apa contohnya ? contohnya pada masyarakat Indonesia sering melakukan acara makan bersama pada pertemuan-pertemuan keluarga. Hal ini menunjukan adanya ikatan yang erat dalam keluarga. Makanan juga simbol identitas suku bangsa. Misalnya “rendang” sebagai identitas suku Minangkabau, “gudeg” sebagai identitas masyarakat Jawa Tengah, dan “Oncom” sebagai identitas suku Sunda. Gambar 27. Rendang sebagai identitas orang Minangkabau 4. Makanan sebagai simbol bahasa. Makanan sebagai simbol bahasa dijumpai pada ungkapan- ungkapan dalam bahasa Indonesia. Apa contoh ungkapan itu? Dalam bahasa Indonesia kita mengenal ungkapan “banyak makan asam garam” yang berarti orang yang berpengalaman. Ungkapan “cabe rawit” (kecil- kecil cabe rawit) menunjukkan orang yang pandai, atau ungkapan “muka masam” menunjukan orang yang marah atau kurang senang. D. Pantangan terhadap makanan Dalam masyarakat kita mengenal ada makanan yang dipantangkan atau dilarang. Mengapa ada larangan terhadap makanan ? banyak faktor yang mendasari pantangan terhadap suatu makanan, misalnya karena tradisi, kepercayaan, kesehatan, dan magis. Menurut Symons asal dan menyebarnya larangan makanan adalah :
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1. Karena tidak hygienis. Misalnya pada beberapa masyarakat menolak memakan babi, anjing, tikus, dengan alasan tidak hygienis. Kepercayaan tentang hygienis makanan dihubungkan pula dengan faktor ketakutan terhaap kontaminasi magis dan bakteri. 2. Karena makanan tersebut asing bagi masyarakat. Masyarakat primitif beranggapan bahwa binatang yang tidak dikenal adalah media bagi roh jahat masuk ke dalam tubuh manusia yang memakan makanan tersebut. 3. Untuk mencegah musnahnya binatang tertentu yang sangat bermanfaat bagi manusia. Misalnya orang-orang barat menolak makan kuda, karena kuda sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Gambar 28 . Kuda tidak dianggap makanan oleh masyarakat Amerika 4. Beberapa masyarakat menolak memakan daging binatang yang dipeliharanya, kecuali pada waktu perang. 5. Adanya kepercayaan bahwa makanan tertentu dapat menimbulkan ketidaksuburan. 6. Karena religi atau kepercayaan, merupakan dasar larangan terhadap makanan tertentu. Pada masyarakat beragama Islam babi dan anjing dilarang , sedangkan bagi orang Hindu sapi bukanlah merupakan bahan
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif makanan karena kepercayaan. 7. Untuk memelihara atau menyimpan makanan yang paling baik untuk kelompoknya. Misalnya pada beberapa kelompok masyarakat melarang memakan makanan tertentu dengan tujuan untuk menyimpan dan menguasainya. E. Klasifikasi Makanan Larangan Nah, begitu munculnya larangan atau pantangan terhadap suatu makanan. Namun di masyarakat dikenal pula larangan makanan yang diklasifikasikansebagaiberikut:(a)Laranganmakananyangbersifat permanen. Larangan secara permanen sesuai dengan ajaran agama, (b) sedangkan yang sementara, misalnya orang yang menderita sakit tipus, setelah menjalani sebuah operasi, larangan pada saat puber, pada saat hamil, dan pada saat menyapih, dan (c) Larangan menurut besarnya kelompok, misalnya larangan menurut jenis kelamin, kelas sosial, dan kelompok-kelompok tertentu dalam sistem kekerabatan. Klasifikasi makanan yang paling baik banyak menyebar adalah teori “Humoral Pathologi” (konsep panas dingin). Teori ini mengatakan bahwa manusia dapat mempertahankan kesehatannya dengan cara keseimbangan makanan panas dan dingin, hindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin. Yang termasuk makanan panas adalah : gula, susu kerbau, telur, daging, bawang merah, dan bawang putih. Susu tidak boleh dicampur dengan telur atau daging karena orang yang mengkonsumsinya akan merasa panas. Konsumsi makanan yang sifatnya panas secara teratur akan mengakibatkan badan panas dan cepat marah.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 7 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1. Kebiasaan makan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya masyarakat. Dengan menyadari pentingnya faktor-faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi gizi masyarakat maka usaha untuk memperbaiki pola-pola makan harus disesuaikan dengan pola-pola sosial budaya masyarakat sasaran. 2. Makanan berperan sebagai : (a) Pernyataan adanya hubungan sosial, (b) Pernyataan rasa stress, (c) Pernyataan solidaritas kelompok, (d) Simbol bahasa 3. Asal mulanya larangan atau pantangan makanan adalah : (a) Tidak hygienis, (b) Karena makanan itu asing bagi masyarkat, (c) untuk mencegah musnahnya binatang tertentu yang bermanfaat bagi manusia, (d) Menolak memakan binatang yang dipeliharanya, (e) Menimbulkan ketidaksuburan, (f) Karena Religi dan kepercayaan, dan (g) Untuk menyimpan makanan yang baik untuk kelompoknya. 4. Klasifikasi larangan makanan yaitu : (a) Larangan makanan yang bersifat permanen, (b) Larangan bersifat sementara, dan (c) Larangan menurut besarnya kelompok di masyarakat. Rangkuman
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Peran sosial makanan adalah, kecuali : a. Sebagai simbol bahasa b. Pernyataan rasa stress c. Pernyataan humoral pathologi d. Pernyataan adanya hubungan sosial 2. Asal menyebarnya Tabu makanan menurut Symons adalah : a. Karena hygienis b. Makanan itu asing bagi masyarakat c. Menimbulkan ketidaksuburan d. Menolak memakan binatang peliharaan 3. Yang bukan merupakan karakteristik kebudayaan menurut Foster adalah : a. Kebudayaan itu mempunyai sistem nilai b. Semua aspek kebudayaan saling berhubungan c. Kebudayaan diperoleh dengan belajar d. Kebudayaan itu statis Tes Formatif
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4. Penyebab malnutrisi secara sosial budaya disebabkan oleh, kecuali : a. Kepercayaan b. Produksi makanan kurang c. Kebiasaan makan d. Tabu atau pantangan 5. Teori tentang keseimbangan panas dan dingin, (makanan panas dan dingin) dikenal dengan teori: a. Humoral pathologi b. Klasifikasi makanan c. Tabu makanan d. Fenomena nutrisi dan makanan 6. Makanan merupakan pernyataan cinta kasih dan persahabatan adalah peranan sosial makanan sebagai : a. Pernyataan solidaritas kelompok b. Pernyataan rasa stress c. Pernyataan ada hubungan sosial d. Simbol bahasa 7. Orang-orang Barat menolak makan kuda, karena : a. Tidak hygienis
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Asing bagi masyarakat c. Kuda banyak manfaatnya bagi masyarakat d. Menimbulkan ketidaksuburan 8. Larangan makanan sementara terutama pada masa, kecuali : a. Pada waktu hamil b. Pada waktu sehat c. Pada saat puber d. Pada saat menyapih 9. Pada masyarakat Roma, garam merupakan simbol : a. Simbol bahasa b. Solidaritas kelompok c. Pernyataan rasa stress d. Kekerabatan dan keramah-tamahan 10. Rendang merupakan identitas suku : a. Minangkabau b. Sunda c. Jawa d. Betawi
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 11 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Jawablah pertanyaan ini dengan tepat dan jelas ! 1. Tulislah 5 (lima) karakteristik kebudayaan menurut Foster ! 2. Tulislah 3 (tiga) klasifikasi larangan makanan ! 3. Jelaskanlah klasifikasi makanan menurut teori Humoral Pathologi ! Tugas Mandiri
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pedoman Penilaian Tes Formatif Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang ada pada bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar dengan menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda pada materi kegiatan belajar 2 ini. Rumus : Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100% 10 Arti nilai tingkat penguasaan. 90%-100% = Sangat baik 80% - 89% = Baik 70% - 79% = Cukup <70% = Kurang Umpan Balik
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pedoman Penilaian Tugas Mandiri Soal nomor 1 diberi skor 40 Soal nomor 2 diberi skor 30 Soal nomor 3 diberi skor 30 Total skor adalah : 100 Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah menguasai materi kegiatan 2 ini dengan baik. Teruskanlah ke materi kegiatan belajar 3. Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%, pelajarilah kembali materi kegiatan belajar 2, terutama hal-hal yang belum Anda pahami dengan baik. Apabila Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau hubungi dosen pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata kuliah ini.