SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Zat Anti Gizi
Ari Tri Astuti, S.Gz, Dietisien
Kimia Makanan dan Analisa Zat Gizi
KOMPONEN
GIZI
ZAT GIZI

*KH
*protein
*lemak
*vitamin
*mineral

KOMPONEN NON GIZI
ZAT ANTIGIZI

ZAT
AKTIF
PANGAN

*antivitamin

*Flavonoid *fenolik
*Kurkumin
*pektin
*terpenoid

-avidin (antibiotin)
-antipiridoksin
-Niasinogen
-Askorbase
-tiaminase

*antiprotein

-antitripsin
-tanin
-antiproteinase

*antimineral
-Asam fitat
-tanin
-goitrogen

ZAT WARNA
& FLAVOR

ZAT RACUN

*senyawa
nitrogen
*metabolit

*asam organik
-sitrat
-malat
-asam asetat

*polifenolat
Zat Anti Gizi


Suatu senyawa yg apabila diberikan baik langsung
maupun tidak langsung pada organisme hidup dalam
jumlah tertentu dapat mengakibatkan gangguan
metabolisme dan/atau tidak tersedianya suatu unsur
gizi bagi tubuh



Contoh :
Antivitamin
Antiprotein
Antimineral
Anti Vitamin


Senyawa yg dapat menghambat aktivitas vitamin/ menghancurkan
molekul vitamin sehingga tidak lagi berfungsi
Anti Vitamin

Efek

Avidin (anti biotin)

Avidin dalam telur sebagai senyawa antibiotin dan antitiamin

Anti piridoksin

Mengganggu ketersediaan vitamin B6, trdapat dlm minyak, bijibijian

Niasinogen

Mengganggu ketersediaan niasin krn terjadi kompleks dgn
niasinogen, trdpt dlm jagung

Askorbase

Mempercepat oksidasi asam askorbat, dlm sayuran seperti kubis,
labu dan timun

Tiaminase

Enzim yg merusak tiamin, terdapat dlm ikan mentah

Lipoksidase

Zat anti vitamin A, mengosidasi karoten, terdapat dlm kacang

Anti Vitamin D

Terdapat dlm bungkil kedelai

Anti Vitamin E

Trdpt dlm kacang-kacangan (kc kapri, kc merah)
Thiaminase




Thiaminase merupakan enzim yamg berhubungan dengan
vitamin B1 dengan adanya deteksi yaitu 4-metil-5hidroksimetil-pirimidine, sebagai hasil dari pemecahan
rantai metilin dalam thiamin yang terdapat dalam ekstrak
yang tidak dididihkan.
Pada manusia : menyebabkan defisiensi B1 yang cukup
membahayakan, dapat menimbulkan gejala avitaminosis
thiamin seperti convulsion (uncontrollable movement of
body’s muscle), gangguan tersebut hilang secara cepat
setelah diinjeksi dengan vitamin B1
Thiaminase
 Sifat

:
 Faktor thiaminolitik mempunyai sifat- sifat protein, dan
efeknya sama terutama dipengaruhi oleh suhu dan pH
medium.
 Dengan pendidihan akan kehilangan aktivitasnya.
 Aktifitas optimum thiaminase pada pH 6,6 – 7,0 aktifitas
tersebut naik dengan penambahan suhu antara 30 °C –
40° C dan pada suhu 65 -70 °C aktivitasnya tinggal
setengah.
Thiaminase







Terdapat pada:
Tubuh beberapa binatang air seperti ikan dan molusca 
siput, kerang, cumi, dalam beberapa tanaman (pteridophyta 
tumbuhan paku) serta dalam bakteri tertentu.
Cara mengurangi thiaminase :
mengurangi konsumsi makanan laut mentah danpemanasan
yang cukup selama pengolahan makanan.
Dengan pemanasan 100°C selama 20 menit thiaminase
hampir dapat dinonaktifkan.
Anti Protein
Anti Protein

Efek

Antiproteinase

Menghambat kerja enzim pemecah protein sperti
kimotripsin, elastase. Terdapat dlm kentang

Antitripsin

Suatu antiprotease yg menghambat proteolisis,
mampu membentuk tripsin-antitripsin kompleks,
dlm kacang (kedele & kecipir)

Polifenol

Polifenol dgn protein membentuk senyawa
kompleks tanin yg mampu mengikat dan
mengendapkan protein shg fungsinya terganggu
(tanin&fitat)
Tripsin Inhibitor (Anti Tripsin)
Merupakan kelompok penghambat enzim  substansi
yg mengurangi aktivitas enzim
 Banyak terdapat pd kacang-kacangan
 Dpt mempengaruhi penggunaan protein dan
metabolisme tubuh
 Percobaan pd ayam  anti tripsin dpt menghambat
proteolisis dlm usus krn terbentuknya tripsin – anti
tripsin komplek yg tdk aktif
 Percobaan pd tikus  anti tripsin dpt menaikkan
kebutuhan as amino yg mengandung sulfur

Cara Inaktivasi Anti Tripsin
Menggunakan panas
 Pemanasan 121 oC selama 30 menit mengurangi
aktivitas anti tripsin kacang tanah mjd 1/5nya
 Dg menaikkan pH dari 6,8 ke 9,9 dan pemanasan 98
o
C pada susu kedelai dapat mengurangi wkt yg
diperlukan utk inaktivasi anti tripsin dari 76 mjd 11
menit
 Dg penambahan NaOH, inaktivasi anti tripsin
membutuhkan wkt 15 mnt pd 195 F, sdgkan tanpa
NaOH diperlukan suhu 215 F.

Anti Mineral
Anti Mineral

Efek

Tanin

Merupakan senyawa polifenol yg mampu mengkelat
zat besi, banyak terdapat dlm teh hijau, teh hitam,
kacang, sagu, kunyit

Fitat

Mempunyai afinitas tinggi dlm pengikatan Fe dan
mengganggu ketersediaan biologis kalsium, selenium,
tembaga dan Zink
Trdpt dlm kacang polongan terutama kedele & koro

Goitrogen (anti
tyroid)

menghambat sintesis hormon tiroid (tiroksin dan
triiodotironin), bentuk : Thiosianat,
isotiosianat,cheiroline,progoitrin-goitrin,polifenol,
hemaglutinin (phytotoxin)
Fitat





Banyak terdapat pada legum (polong-polongan, kacangkacangan) dan bijian lain
Bersifat antigizi karena dg adanya fitat maka mineralmineral esensial menjadi tidak tersedia karena tidak bisa
dicerna dan diserap
Fitat kira-kira menyusun 1-2% berat dari serealia dan
bijian penghasil minyak.
Fungsi Fitat dalam Tanaman






Sbg sumber energi untuk proses perkecambahan
Sbg sumber fosfor atau sbg penyimpan unsur P (53% dari
total P yg dikandung biji gandum)
Garam fitat (Ca-Mg-fitat atau Na-K-fitat) berfungsi sbg
sumber kation untuk proses perkecambahan
Dalam serealia, 60-80% jumlah P yang dikandung berada
dalam bentuk asam fitat
Dalam kacang-kacangan, P fitat 79-89%
Senyawa Fitat-Mineral dan Sifatnya
Asam fitat dapat berikatan dengan ion logam misal
Zn2+, Cu2+, Mn2+, Mg2+, Fe3+, Ca2+
 Manusia dan hewan tdk mempunyai sistem enzim
endogen yg dpt menghidrolisis molekul fitat  ion
logam tdk dpt dicerna atau diserap
 Asam fitat menunjukkan sifat rakhitogenik  dpt
menimbulkan penyakit tulang krn tubuh kekurangan
kalsium (Ca)
 Asam fitat mengikat mineral mbtk garam tidak larut

Perlakuan untuk Mengurangi Asam
Fitat





Perendaman dan perkecambahan
Perebusan dan pemasakan
Fermentasi
Pengolahan produk baru
Perendaman dan Perkecambahan













Perendaman pada suhu 60 oC selama 3 jam menyebabkan penurunan
kandungan asam fitat yg maksimal (60%)
Perendaman pd pH 5,5 menurunkan maksimal (61%)
Kelemahan : proses perendaman juga menurunkan kandungan nutrisi
lain krn difusi dari biji ke air perendam (fosfor anorganik 0,04%, gula
0,01%, protein 4,69%)
Perkecambahan kcg hijau pd 25 oC selama 3, 5, dan 10 hari menurunkan
P fitat sebesar 17,07%, 24,39%, 51,22%
Perkecambahan selama 5 hari pd kcg panjang, kcg merah, dan kcg hijau
masing-masing sebesar 77,44%, 35,90%, 30,24%
Proses perendaman kedelai menyebabkan terjadinya penyerapan air
perendaman ke dalam biji kedelai shg enzim yg ada dlm biji tmsk enzim
fitase mjd aktif
Aktivitas optimum enzim fitase pd 5,0-5,2, suhu 50-52 oC
Perubahan fitat krn perendaman
Asam fitat dan senyawa fitat yg mdh larut air akan
mengalami difusi ke dlm air rendaman  berkurang
 Asam fitat dalam biji kedelai sebelum sempat
mengalami difusi ke dalam air rendaman akan
berikatan dg mineral yg tdpt dlm biji  tdk berubah
 Asam fitat dan senyawa fitat dlm biji akan terhidrolisis
oleh enzim fitase  berkurang

Perebusan dan pemasakan




Perebusan biji kcg hijau dg autoklaf pada suhu 116 C
selama 5 menit menurunkan asam fitat 0,54% mjd 0,42%
Perebusan pd jangka wkt lama tidak menurunkan as fitat
lagi krn enzim fitase inaktif
Hidrolisis asam fitat selama pemasakan tgt pada aktivitas
enzim fitase, pH, dan kandungan ion kalsium
Fermentasi




Rhizopus oligosporus NRRL 2710 selama proses
pembuatan tempe mengurangi kandungan fitat 33%
(Sudarmaji dan Markakis, 1977)
Neurospora sitophila ATCC 14151 utk membuat oncom
mengurangi fitat 9,33% (Fardiaz dan Markakis, 1981)
Pengolahan produk baru



Konsentrat protein kedelai (pemisahan fitat selama
proses ekstraksi)
Isolat protein kedelai (ultrafiltrasi)
Goitrogenik














Terdiri dari 2 atau 3 gugus asam amino yang menimbulkan pembengkakan
kelenjar gondok.
Goitrogen adalah zat
yang menghambat sintesis hormon tiroid (tiroksin dan triiodotironin).
Penghambatan ini menyebabkan, melalui umpan balik negatif peningkatan
output Thyrotropin (thyroid-stimulating hormone)
Peningkatan Thyrotropin merangsang sekresi kelebihan hormontiroid dan
pertumbuhan berlebih dari sel-sel tiroid sehingga
menyebabkan pembesarankelenjar tiroid (goiter)  kekurangan yodium
kronis
Beberapa goitrogen (misalnya, tiosianat) mengurangi atau
menghambat penyerapan iodida
Beberapa makanan, seperti singkong, padi-padian, ubi jalar, kacang-kacangan
tertentu, dan anggota keluarga kubis mengandung goitrogens
Goitrogens dapat dihancurkan dengan memasak.
Faktor Flatulensi
Legum mrpk sumber protein dan karbohidrat tinggi
 Kelemahan : dpt menimbulkan gangguan
gastrointestinal yg dapat menyebabkan flatus, sakit
kepala, pusing, perut berbunyi, sakit, kejang, mual
dan diare
 Penyebab flatus  tjd jika mikroflora usus
menggunakan substrat yg msk usus besar dan
menghasilkan gas CO2, H2, dan kadang-kadang CH4
 Senyawa KH yg menyebabkan flatus : raffinosa,
stakiosa, verbaskosa (KH tdk tercerna)

Faktor Toksik Pangan Nabati
Solanin







Famili solanaceae terdiri dari banyak tanaman yg penting
bagi manusia, namun banyak diantaranya yg mengandung
glikoalkanoid yg bersifat racun bagi hewan maupun
manusia.
Terdpt pd konsentrasi tinggi pd kentang yg berwarna
hijau dan tomat hijau yg masih muda.
Kentang yg baru dipanen & blm terkena sinar matahari
mengandung glikoalkaloid.
Kadar glikoalkaloid awal yg rendah ±50 mcg/g pd kentang
berperan sbg komponen flavor.
Konsentrasi glikoalkaloid tertinggi ditemukan pd kulit
kentang.
Solanin
Konsentrasi yg lebih tinggi dari yg tdpt pd umbi
ditemukan pd tunas, daun, dan biji kentang.
 Bila terkena sinar matahari, maka kentang akan
berubah warna mjd hijau, diikuti dgn peningkatan
kadar glikoalkaloid.
 Kadar awal glikoalkaloid bervariasi antara 10-150
mcg/g, bila terkena sinar matahari bisa meningkat 2 –
5 kalinya.

Solanin


Kadar glikoalkaloid pd kentang hijau dipengaruhi oleh bbrp
faktor :






Kadar awal pd umbi
Kematangan umbi
Intensitas penyinaran
Mutu sinar
Suhu ruangan

“light induced glycoalcaloids”
Solanin


Glikoalkaloid dpt pula disintesa oleh kentang karena akibat
tekanan fisik :







Penghancuran
Pemotongan
Pengirisan

“wound induced glycoalcaloids”

Glikoalkaloid tdk dpt dihancurkan dgn mudah oleh
pemanasan, pemanggangan, dan perebusan.
Kentang2 yg sdh diiris sebaiknya disimpan di tempat yg
dingin dan diolah sesegera mungkin.
Caffein (Purin Alkaloid)








Ditemukan dlm teh, kopi, coklat, dan minuman cola.
Dikenal sbg stimulan efek ketergantungan dan bukan
zat gizi.
Biji kopi panggang mengandung 1%-2% kafein dan 50-125
mg kafein tiap gelas kopi. Teh hitam mengandung 3-4%
kafein (50 mg per gelas).
Efek kafein  merangsang sekresi hormon katekolamin
epinefrin dan norepinefrin (dikenal dg adrenalin &
noradrenalin)  kadar glukosa, trigliserid, dan kolesterol
darah meningkat.
Kafein juga memberikan efek diuresis.
Sianida (HCN)




Sianida dlm jumlah sedikit sekali tersebar luas di tanaman,
terutama dlm bntk sianogenik glukosida.
Konsentrasi relatif tinggi ditemukan di dlm kacangkacangan, umbi-umbian, dan biji buah.
Daftar sianogenik glukosida yg tercatat mengandung toksis
pd manusia ada 4 mcm :





Amigladin  diidentifikasi dlm almond pahit
Dhurrin  terdpt dlm sorghum dan rumput-rumputan
Linamarin
glukosida yg tdpt pd kacang-kacangan dan ubi
kayu
Lotaustralin
Sianida (HCN)
 Beberapa

nama sumber sianogenik glukosida yg
biasa dikonsumsi manusia: ubi kayu, ubi jalar,
rebung dll
 Umumnya sianida yg dhasilkan oleh bhn2
nabati tsb antara 10-180 mg/100 g bhn.
Sianida (HCN)





Sianida yg terakumulasi dgn cepat akan diabsorbsi dari
alat pencernaan bagian atas.
Sianida jg dpt menembus kulit dan gas HCN dgn cepat
dpt jg diabsorbsi dari paru2.
Manusia scr terus-menerus berhadapan dgn sianida dari
makanan, polusi, & asap rokok.
Pencegahan keracunan HCN dpt dilakukan dgn :
 Penghilangan HCN yg terbentuk selama
pengupasan/penghancuran bahan, misalnya dgn cara
pencucian/perebusan serta penghilangan air perebus.
 Menghindari sebanyak mungkin mengkonsumsi bhn2 hasil
pertanian yg banyak mengandung sianogenik glukosida
Faktor Toksik Pangan Hewani
Daging




Bbrp faktor toksik yg terdpt pd daging umumnya tdk
diproduksi oleh hewan penghasil daging, tetapi terdpt dlm
daging akibat penambahan sewaktu pengolahan misalnya
nitrit/nitrat dan sbg kontaminan contohnya antibiotika
pada hewan.
Nitrat/Nitrit




Digunakan sbg bahan “curing” utk membuat warna daging mjd
lebih menarik  nitrat & nitrit dpt berinteraksi dgn pigmen
heme dlm daging.
Nitrit dpt bertindak sbg bhn anti-bakteri.
Daging




Nitrit dan nitrat dpt membentuk senyawa nitrosamin yg
bersifat karsinogenik  nitrosamida yg terbentuk dlm
lambung manusia dpt menimbulkan kanker lambung.
Steak, barbeque, ikan asap yg dibuat di atas api dpt
terkontaminasi karsinogen dari jelaga & permukaan yg
hangus.
Udang dan Ikan






Tetrodotoksin  udang-udangan (crustaceae) dan
puffer fish. Efek bg kesehatan  menghambat masuknya
Na dalam membran sel pd serabut saraf  pusing,
lumpuh, tidak bisa bernafas
Saxitoksin  menyebabkan PSP (paralisis Shellfish
Poisoning). Th 1968, 78 org keracunan setelah makan
mussels di pantai utara Inggris
Histamin  dibentuk dari histidin di otot saat ikan
dibiarkan beberapa jam pd suhu >10oC. Dikatalisis oleh
enzim dekarboksilasi yg dihasilkan bakteri Proteus
morganii. Tdpt pd ikan mackarel, tuna, sardines
Telur Mentah
Putih telur mentah banyak mengandung zat anti gizi
berupa avidin dan ovomukoida, yang bisa menimbulkan
efek negatif pada kesehatan terutama pada bayi dan anakanak, karena menghambat absorbsi biotin
Risiko lain jika mengonsumsi telur mentah adalah
kemungkinan terjangkitnya bakteri Salmonella yang masuk
melalui pori-pori kulit telur

Allergen Pangan
Reaksi alergi






Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh mengenali
alergen dlm makanan biasanya berupa protein sebagai
benda asing shg tubuh akan memproduksi antibodi untuk
mengatasi "invasion."
Kira2 hanya 2% orang dewasa dan 2-8% anak-anak alergi
thd makanan tertentu
Bahan makanan yg dapat menimbulkan alergi : peanuts,
soybeans, milk, eggs, fish, crustacea wheat
Cara pencegahan : food biotechnology, pelabelan pada produk
makanan jadi
Gejala Reaksi Alergi
Symptoms typically appear within minutes to two
hours after a person has eaten the food to which he
or she is allergic.
 Swelling of the tongue and throat
 Difficulty breathing
 Vomiting
 Abdominal cramps
 Diarrhea
 Drop in blood pressure
 Loss of consciousness, and death.

Quotes of the day :
Jangan takut karena masalah yang kau hadapi tidak lebih besar dari
jalan keluar yang telah Tuhan siapkan untukmu
One of the best things in life is seeing a smile on a person face and
knowing that you put it there

More Related Content

What's hot

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak pure chems
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikAgnescia Sera
 
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)imroatulM
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanLiswan Suhly
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganAgnescia Sera
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimiaaryopuv
 

What's hot (20)

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Fortifikasi
FortifikasiFortifikasi
Fortifikasi
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Kimia pangan : mineral
Kimia pangan : mineralKimia pangan : mineral
Kimia pangan : mineral
 
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
Pangan fungsional
Pangan fungsionalPangan fungsional
Pangan fungsional
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEINPPT PROTEIN
PPT PROTEIN
 
Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 

Viewers also liked

Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisihylmihalim
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianRMontong
 
Dasar Dasar Pakan Ternak
Dasar Dasar Pakan TernakDasar Dasar Pakan Ternak
Dasar Dasar Pakan TernaklombkTBK
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir gizi
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir giziITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir gizi
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir giziFransiska Puteri
 
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do Marreco
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do MarrecoUma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do Marreco
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do MarrecoJoão Felix
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i
02 pengolahan & pengawetan hijauan i02 pengolahan & pengawetan hijauan i
02 pengolahan & pengawetan hijauan ianrionti
 
Efek alkohol&btp
Efek alkohol&btpEfek alkohol&btp
Efek alkohol&btpLicia Dewi
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Norman Syarif
 
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisa usaha tani fkh 2012
Analisa usaha tani fkh 2012Analisa usaha tani fkh 2012
Analisa usaha tani fkh 2012djubaidin
 
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 sosiologi kesehatan & gizi kesmas  sosiologi kesehatan & gizi kesmas
sosiologi kesehatan & gizi kesmas Licia Dewi
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besiLicia Dewi
 
Pakan dan nutrisi fkh
Pakan dan nutrisi fkhPakan dan nutrisi fkh
Pakan dan nutrisi fkhdjubaidin
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuErnalia Rosita
 

Viewers also liked (20)

Zat Anti Nutrisi
Zat Anti NutrisiZat Anti Nutrisi
Zat Anti Nutrisi
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisi
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberian
 
Dasar Dasar Pakan Ternak
Dasar Dasar Pakan TernakDasar Dasar Pakan Ternak
Dasar Dasar Pakan Ternak
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir gizi
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir giziITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir gizi
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Senyawa nir gizi
 
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do Marreco
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do MarrecoUma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do Marreco
Uma Abordagem Sobre a Origem do Pato e do Marreco
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i
02 pengolahan & pengawetan hijauan i02 pengolahan & pengawetan hijauan i
02 pengolahan & pengawetan hijauan i
 
Tabel nutrisi
Tabel nutrisiTabel nutrisi
Tabel nutrisi
 
Efek alkohol&btp
Efek alkohol&btpEfek alkohol&btp
Efek alkohol&btp
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)
 
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran NafasBakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
 
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisa usaha tani fkh 2012
Analisa usaha tani fkh 2012Analisa usaha tani fkh 2012
Analisa usaha tani fkh 2012
 
cost-benefit analysis
cost-benefit analysiscost-benefit analysis
cost-benefit analysis
 
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 sosiologi kesehatan & gizi kesmas  sosiologi kesehatan & gizi kesmas
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
Pakan dan nutrisi fkh
Pakan dan nutrisi fkhPakan dan nutrisi fkh
Pakan dan nutrisi fkh
 
Stress
StressStress
Stress
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
 

Similar to Zat anti gizi

Kacang kacangan
Kacang kacanganKacang kacangan
Kacang kacanganridhar
 
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptDasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptSieningsih
 
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakanptkonline
 
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdfmursidtrisusilo1
 
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptx
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptxPresentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptx
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptxicak3
 
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupukPotensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuksakinha
 
Jimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimon Andalas
 
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)pure chems
 
Komponen kimia bahan pangan
Komponen kimia bahan panganKomponen kimia bahan pangan
Komponen kimia bahan panganSiti Liputo
 
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaranFARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajarananggunpalupi753
 
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptx
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptxPPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptx
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptxNurulWidyawati
 
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdfIlmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdffadhilatul huryah
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxssuser93c5b4
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananpembiayaanjaminankes
 
Clens up presentation
Clens up presentationClens up presentation
Clens up presentationzulkifridjou
 
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasIptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasAgnescia Sera
 

Similar to Zat anti gizi (20)

Zat anti gizi
Zat anti giziZat anti gizi
Zat anti gizi
 
Kacang kacangan
Kacang kacanganKacang kacangan
Kacang kacangan
 
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptDasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
 
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
 
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf
1. Isoflavon,antioksidan sbg pangfus.pdf
 
14. Bab 2.pdf
14. Bab 2.pdf14. Bab 2.pdf
14. Bab 2.pdf
 
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptx
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptxPresentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptx
Presentasi Sesi 3. Modul 3 KB 1. Kontaminasi Cemaran Senyawa Kimia.pptx
 
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupukPotensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
 
Jimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk Perikanan
 
Gizi kacang kacangan
Gizi kacang kacanganGizi kacang kacangan
Gizi kacang kacangan
 
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
 
Komponen kimia bahan pangan
Komponen kimia bahan panganKomponen kimia bahan pangan
Komponen kimia bahan pangan
 
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaranFARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
 
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptx
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptxPPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptx
PPT-UEU-Patofisiologi-Penyakit-Menular-Defisiensi-6 (1).pptx
 
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdfIlmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
Ilmu Gizi dan Kesehatan Pertemuan 1.pdf
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptx
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
 
Clens up presentation
Clens up presentationClens up presentation
Clens up presentation
 
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitasIptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
Iptek pangan fungsional, ao, gizi untuk kecantikan & fertilitas
 
Prinsip diet pada menopaus
Prinsip diet pada menopausPrinsip diet pada menopaus
Prinsip diet pada menopaus
 

More from Licia Dewi

Makanan kontinental
Makanan kontinental Makanan kontinental
Makanan kontinental Licia Dewi
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaLicia Dewi
 
Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiLicia Dewi
 
pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik Licia Dewi
 

More from Licia Dewi (8)

Makanan kontinental
Makanan kontinental Makanan kontinental
Makanan kontinental
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Gizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerjaGizi tenaga kerja
Gizi tenaga kerja
 
Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigi
 
pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik pewarisan sifat genetik
pewarisan sifat genetik
 
Minuman
MinumanMinuman
Minuman
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
Unggas
Unggas   Unggas
Unggas
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

Zat anti gizi

  • 1. Zat Anti Gizi Ari Tri Astuti, S.Gz, Dietisien Kimia Makanan dan Analisa Zat Gizi
  • 2.
  • 3. KOMPONEN GIZI ZAT GIZI *KH *protein *lemak *vitamin *mineral KOMPONEN NON GIZI ZAT ANTIGIZI ZAT AKTIF PANGAN *antivitamin *Flavonoid *fenolik *Kurkumin *pektin *terpenoid -avidin (antibiotin) -antipiridoksin -Niasinogen -Askorbase -tiaminase *antiprotein -antitripsin -tanin -antiproteinase *antimineral -Asam fitat -tanin -goitrogen ZAT WARNA & FLAVOR ZAT RACUN *senyawa nitrogen *metabolit *asam organik -sitrat -malat -asam asetat *polifenolat
  • 4. Zat Anti Gizi  Suatu senyawa yg apabila diberikan baik langsung maupun tidak langsung pada organisme hidup dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan gangguan metabolisme dan/atau tidak tersedianya suatu unsur gizi bagi tubuh  Contoh : Antivitamin Antiprotein Antimineral
  • 5. Anti Vitamin  Senyawa yg dapat menghambat aktivitas vitamin/ menghancurkan molekul vitamin sehingga tidak lagi berfungsi Anti Vitamin Efek Avidin (anti biotin) Avidin dalam telur sebagai senyawa antibiotin dan antitiamin Anti piridoksin Mengganggu ketersediaan vitamin B6, trdapat dlm minyak, bijibijian Niasinogen Mengganggu ketersediaan niasin krn terjadi kompleks dgn niasinogen, trdpt dlm jagung Askorbase Mempercepat oksidasi asam askorbat, dlm sayuran seperti kubis, labu dan timun Tiaminase Enzim yg merusak tiamin, terdapat dlm ikan mentah Lipoksidase Zat anti vitamin A, mengosidasi karoten, terdapat dlm kacang Anti Vitamin D Terdapat dlm bungkil kedelai Anti Vitamin E Trdpt dlm kacang-kacangan (kc kapri, kc merah)
  • 6. Thiaminase   Thiaminase merupakan enzim yamg berhubungan dengan vitamin B1 dengan adanya deteksi yaitu 4-metil-5hidroksimetil-pirimidine, sebagai hasil dari pemecahan rantai metilin dalam thiamin yang terdapat dalam ekstrak yang tidak dididihkan. Pada manusia : menyebabkan defisiensi B1 yang cukup membahayakan, dapat menimbulkan gejala avitaminosis thiamin seperti convulsion (uncontrollable movement of body’s muscle), gangguan tersebut hilang secara cepat setelah diinjeksi dengan vitamin B1
  • 7. Thiaminase  Sifat :  Faktor thiaminolitik mempunyai sifat- sifat protein, dan efeknya sama terutama dipengaruhi oleh suhu dan pH medium.  Dengan pendidihan akan kehilangan aktivitasnya.  Aktifitas optimum thiaminase pada pH 6,6 – 7,0 aktifitas tersebut naik dengan penambahan suhu antara 30 °C – 40° C dan pada suhu 65 -70 °C aktivitasnya tinggal setengah.
  • 8. Thiaminase      Terdapat pada: Tubuh beberapa binatang air seperti ikan dan molusca  siput, kerang, cumi, dalam beberapa tanaman (pteridophyta  tumbuhan paku) serta dalam bakteri tertentu. Cara mengurangi thiaminase : mengurangi konsumsi makanan laut mentah danpemanasan yang cukup selama pengolahan makanan. Dengan pemanasan 100°C selama 20 menit thiaminase hampir dapat dinonaktifkan.
  • 9. Anti Protein Anti Protein Efek Antiproteinase Menghambat kerja enzim pemecah protein sperti kimotripsin, elastase. Terdapat dlm kentang Antitripsin Suatu antiprotease yg menghambat proteolisis, mampu membentuk tripsin-antitripsin kompleks, dlm kacang (kedele & kecipir) Polifenol Polifenol dgn protein membentuk senyawa kompleks tanin yg mampu mengikat dan mengendapkan protein shg fungsinya terganggu (tanin&fitat)
  • 10. Tripsin Inhibitor (Anti Tripsin) Merupakan kelompok penghambat enzim  substansi yg mengurangi aktivitas enzim  Banyak terdapat pd kacang-kacangan  Dpt mempengaruhi penggunaan protein dan metabolisme tubuh  Percobaan pd ayam  anti tripsin dpt menghambat proteolisis dlm usus krn terbentuknya tripsin – anti tripsin komplek yg tdk aktif  Percobaan pd tikus  anti tripsin dpt menaikkan kebutuhan as amino yg mengandung sulfur 
  • 11. Cara Inaktivasi Anti Tripsin Menggunakan panas  Pemanasan 121 oC selama 30 menit mengurangi aktivitas anti tripsin kacang tanah mjd 1/5nya  Dg menaikkan pH dari 6,8 ke 9,9 dan pemanasan 98 o C pada susu kedelai dapat mengurangi wkt yg diperlukan utk inaktivasi anti tripsin dari 76 mjd 11 menit  Dg penambahan NaOH, inaktivasi anti tripsin membutuhkan wkt 15 mnt pd 195 F, sdgkan tanpa NaOH diperlukan suhu 215 F. 
  • 12. Anti Mineral Anti Mineral Efek Tanin Merupakan senyawa polifenol yg mampu mengkelat zat besi, banyak terdapat dlm teh hijau, teh hitam, kacang, sagu, kunyit Fitat Mempunyai afinitas tinggi dlm pengikatan Fe dan mengganggu ketersediaan biologis kalsium, selenium, tembaga dan Zink Trdpt dlm kacang polongan terutama kedele & koro Goitrogen (anti tyroid) menghambat sintesis hormon tiroid (tiroksin dan triiodotironin), bentuk : Thiosianat, isotiosianat,cheiroline,progoitrin-goitrin,polifenol, hemaglutinin (phytotoxin)
  • 13. Fitat    Banyak terdapat pada legum (polong-polongan, kacangkacangan) dan bijian lain Bersifat antigizi karena dg adanya fitat maka mineralmineral esensial menjadi tidak tersedia karena tidak bisa dicerna dan diserap Fitat kira-kira menyusun 1-2% berat dari serealia dan bijian penghasil minyak.
  • 14. Fungsi Fitat dalam Tanaman      Sbg sumber energi untuk proses perkecambahan Sbg sumber fosfor atau sbg penyimpan unsur P (53% dari total P yg dikandung biji gandum) Garam fitat (Ca-Mg-fitat atau Na-K-fitat) berfungsi sbg sumber kation untuk proses perkecambahan Dalam serealia, 60-80% jumlah P yang dikandung berada dalam bentuk asam fitat Dalam kacang-kacangan, P fitat 79-89%
  • 15. Senyawa Fitat-Mineral dan Sifatnya Asam fitat dapat berikatan dengan ion logam misal Zn2+, Cu2+, Mn2+, Mg2+, Fe3+, Ca2+  Manusia dan hewan tdk mempunyai sistem enzim endogen yg dpt menghidrolisis molekul fitat  ion logam tdk dpt dicerna atau diserap  Asam fitat menunjukkan sifat rakhitogenik  dpt menimbulkan penyakit tulang krn tubuh kekurangan kalsium (Ca)  Asam fitat mengikat mineral mbtk garam tidak larut 
  • 16. Perlakuan untuk Mengurangi Asam Fitat     Perendaman dan perkecambahan Perebusan dan pemasakan Fermentasi Pengolahan produk baru
  • 17. Perendaman dan Perkecambahan        Perendaman pada suhu 60 oC selama 3 jam menyebabkan penurunan kandungan asam fitat yg maksimal (60%) Perendaman pd pH 5,5 menurunkan maksimal (61%) Kelemahan : proses perendaman juga menurunkan kandungan nutrisi lain krn difusi dari biji ke air perendam (fosfor anorganik 0,04%, gula 0,01%, protein 4,69%) Perkecambahan kcg hijau pd 25 oC selama 3, 5, dan 10 hari menurunkan P fitat sebesar 17,07%, 24,39%, 51,22% Perkecambahan selama 5 hari pd kcg panjang, kcg merah, dan kcg hijau masing-masing sebesar 77,44%, 35,90%, 30,24% Proses perendaman kedelai menyebabkan terjadinya penyerapan air perendaman ke dalam biji kedelai shg enzim yg ada dlm biji tmsk enzim fitase mjd aktif Aktivitas optimum enzim fitase pd 5,0-5,2, suhu 50-52 oC
  • 18. Perubahan fitat krn perendaman Asam fitat dan senyawa fitat yg mdh larut air akan mengalami difusi ke dlm air rendaman  berkurang  Asam fitat dalam biji kedelai sebelum sempat mengalami difusi ke dalam air rendaman akan berikatan dg mineral yg tdpt dlm biji  tdk berubah  Asam fitat dan senyawa fitat dlm biji akan terhidrolisis oleh enzim fitase  berkurang 
  • 19. Perebusan dan pemasakan    Perebusan biji kcg hijau dg autoklaf pada suhu 116 C selama 5 menit menurunkan asam fitat 0,54% mjd 0,42% Perebusan pd jangka wkt lama tidak menurunkan as fitat lagi krn enzim fitase inaktif Hidrolisis asam fitat selama pemasakan tgt pada aktivitas enzim fitase, pH, dan kandungan ion kalsium
  • 20. Fermentasi   Rhizopus oligosporus NRRL 2710 selama proses pembuatan tempe mengurangi kandungan fitat 33% (Sudarmaji dan Markakis, 1977) Neurospora sitophila ATCC 14151 utk membuat oncom mengurangi fitat 9,33% (Fardiaz dan Markakis, 1981)
  • 21. Pengolahan produk baru   Konsentrat protein kedelai (pemisahan fitat selama proses ekstraksi) Isolat protein kedelai (ultrafiltrasi)
  • 22. Goitrogenik        Terdiri dari 2 atau 3 gugus asam amino yang menimbulkan pembengkakan kelenjar gondok. Goitrogen adalah zat yang menghambat sintesis hormon tiroid (tiroksin dan triiodotironin). Penghambatan ini menyebabkan, melalui umpan balik negatif peningkatan output Thyrotropin (thyroid-stimulating hormone) Peningkatan Thyrotropin merangsang sekresi kelebihan hormontiroid dan pertumbuhan berlebih dari sel-sel tiroid sehingga menyebabkan pembesarankelenjar tiroid (goiter)  kekurangan yodium kronis Beberapa goitrogen (misalnya, tiosianat) mengurangi atau menghambat penyerapan iodida Beberapa makanan, seperti singkong, padi-padian, ubi jalar, kacang-kacangan tertentu, dan anggota keluarga kubis mengandung goitrogens Goitrogens dapat dihancurkan dengan memasak.
  • 23. Faktor Flatulensi Legum mrpk sumber protein dan karbohidrat tinggi  Kelemahan : dpt menimbulkan gangguan gastrointestinal yg dapat menyebabkan flatus, sakit kepala, pusing, perut berbunyi, sakit, kejang, mual dan diare  Penyebab flatus  tjd jika mikroflora usus menggunakan substrat yg msk usus besar dan menghasilkan gas CO2, H2, dan kadang-kadang CH4  Senyawa KH yg menyebabkan flatus : raffinosa, stakiosa, verbaskosa (KH tdk tercerna) 
  • 25. Solanin      Famili solanaceae terdiri dari banyak tanaman yg penting bagi manusia, namun banyak diantaranya yg mengandung glikoalkanoid yg bersifat racun bagi hewan maupun manusia. Terdpt pd konsentrasi tinggi pd kentang yg berwarna hijau dan tomat hijau yg masih muda. Kentang yg baru dipanen & blm terkena sinar matahari mengandung glikoalkaloid. Kadar glikoalkaloid awal yg rendah ±50 mcg/g pd kentang berperan sbg komponen flavor. Konsentrasi glikoalkaloid tertinggi ditemukan pd kulit kentang.
  • 26. Solanin Konsentrasi yg lebih tinggi dari yg tdpt pd umbi ditemukan pd tunas, daun, dan biji kentang.  Bila terkena sinar matahari, maka kentang akan berubah warna mjd hijau, diikuti dgn peningkatan kadar glikoalkaloid.  Kadar awal glikoalkaloid bervariasi antara 10-150 mcg/g, bila terkena sinar matahari bisa meningkat 2 – 5 kalinya. 
  • 27. Solanin  Kadar glikoalkaloid pd kentang hijau dipengaruhi oleh bbrp faktor :      Kadar awal pd umbi Kematangan umbi Intensitas penyinaran Mutu sinar Suhu ruangan “light induced glycoalcaloids”
  • 28. Solanin  Glikoalkaloid dpt pula disintesa oleh kentang karena akibat tekanan fisik :      Penghancuran Pemotongan Pengirisan “wound induced glycoalcaloids” Glikoalkaloid tdk dpt dihancurkan dgn mudah oleh pemanasan, pemanggangan, dan perebusan. Kentang2 yg sdh diiris sebaiknya disimpan di tempat yg dingin dan diolah sesegera mungkin.
  • 29. Caffein (Purin Alkaloid)      Ditemukan dlm teh, kopi, coklat, dan minuman cola. Dikenal sbg stimulan efek ketergantungan dan bukan zat gizi. Biji kopi panggang mengandung 1%-2% kafein dan 50-125 mg kafein tiap gelas kopi. Teh hitam mengandung 3-4% kafein (50 mg per gelas). Efek kafein  merangsang sekresi hormon katekolamin epinefrin dan norepinefrin (dikenal dg adrenalin & noradrenalin)  kadar glukosa, trigliserid, dan kolesterol darah meningkat. Kafein juga memberikan efek diuresis.
  • 30. Sianida (HCN)    Sianida dlm jumlah sedikit sekali tersebar luas di tanaman, terutama dlm bntk sianogenik glukosida. Konsentrasi relatif tinggi ditemukan di dlm kacangkacangan, umbi-umbian, dan biji buah. Daftar sianogenik glukosida yg tercatat mengandung toksis pd manusia ada 4 mcm :     Amigladin  diidentifikasi dlm almond pahit Dhurrin  terdpt dlm sorghum dan rumput-rumputan Linamarin glukosida yg tdpt pd kacang-kacangan dan ubi kayu Lotaustralin
  • 31. Sianida (HCN)  Beberapa nama sumber sianogenik glukosida yg biasa dikonsumsi manusia: ubi kayu, ubi jalar, rebung dll  Umumnya sianida yg dhasilkan oleh bhn2 nabati tsb antara 10-180 mg/100 g bhn.
  • 32. Sianida (HCN)     Sianida yg terakumulasi dgn cepat akan diabsorbsi dari alat pencernaan bagian atas. Sianida jg dpt menembus kulit dan gas HCN dgn cepat dpt jg diabsorbsi dari paru2. Manusia scr terus-menerus berhadapan dgn sianida dari makanan, polusi, & asap rokok. Pencegahan keracunan HCN dpt dilakukan dgn :  Penghilangan HCN yg terbentuk selama pengupasan/penghancuran bahan, misalnya dgn cara pencucian/perebusan serta penghilangan air perebus.  Menghindari sebanyak mungkin mengkonsumsi bhn2 hasil pertanian yg banyak mengandung sianogenik glukosida
  • 34. Daging   Bbrp faktor toksik yg terdpt pd daging umumnya tdk diproduksi oleh hewan penghasil daging, tetapi terdpt dlm daging akibat penambahan sewaktu pengolahan misalnya nitrit/nitrat dan sbg kontaminan contohnya antibiotika pada hewan. Nitrat/Nitrit   Digunakan sbg bahan “curing” utk membuat warna daging mjd lebih menarik  nitrat & nitrit dpt berinteraksi dgn pigmen heme dlm daging. Nitrit dpt bertindak sbg bhn anti-bakteri.
  • 35. Daging   Nitrit dan nitrat dpt membentuk senyawa nitrosamin yg bersifat karsinogenik  nitrosamida yg terbentuk dlm lambung manusia dpt menimbulkan kanker lambung. Steak, barbeque, ikan asap yg dibuat di atas api dpt terkontaminasi karsinogen dari jelaga & permukaan yg hangus.
  • 36. Udang dan Ikan    Tetrodotoksin  udang-udangan (crustaceae) dan puffer fish. Efek bg kesehatan  menghambat masuknya Na dalam membran sel pd serabut saraf  pusing, lumpuh, tidak bisa bernafas Saxitoksin  menyebabkan PSP (paralisis Shellfish Poisoning). Th 1968, 78 org keracunan setelah makan mussels di pantai utara Inggris Histamin  dibentuk dari histidin di otot saat ikan dibiarkan beberapa jam pd suhu >10oC. Dikatalisis oleh enzim dekarboksilasi yg dihasilkan bakteri Proteus morganii. Tdpt pd ikan mackarel, tuna, sardines
  • 37. Telur Mentah Putih telur mentah banyak mengandung zat anti gizi berupa avidin dan ovomukoida, yang bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan terutama pada bayi dan anakanak, karena menghambat absorbsi biotin Risiko lain jika mengonsumsi telur mentah adalah kemungkinan terjangkitnya bakteri Salmonella yang masuk melalui pori-pori kulit telur 
  • 39. Reaksi alergi     Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh mengenali alergen dlm makanan biasanya berupa protein sebagai benda asing shg tubuh akan memproduksi antibodi untuk mengatasi "invasion." Kira2 hanya 2% orang dewasa dan 2-8% anak-anak alergi thd makanan tertentu Bahan makanan yg dapat menimbulkan alergi : peanuts, soybeans, milk, eggs, fish, crustacea wheat Cara pencegahan : food biotechnology, pelabelan pada produk makanan jadi
  • 40. Gejala Reaksi Alergi Symptoms typically appear within minutes to two hours after a person has eaten the food to which he or she is allergic.  Swelling of the tongue and throat  Difficulty breathing  Vomiting  Abdominal cramps  Diarrhea  Drop in blood pressure  Loss of consciousness, and death. 
  • 41.
  • 42.
  • 43. Quotes of the day : Jangan takut karena masalah yang kau hadapi tidak lebih besar dari jalan keluar yang telah Tuhan siapkan untukmu One of the best things in life is seeing a smile on a person face and knowing that you put it there