Analisis risiko merupakan proses standar untuk mengevaluasi risiko secara objektif dan transparan. Dokumen menjelaskan proses penyusunan analisis risiko, termasuk mengidentifikasi bahaya, mengumpulkan informasi, menilai risiko, dan merekomendasikan tindakan manajemen risiko. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan agen patogen dan memfasilitasi perdagangan dengan mempertimbangkan faktor epidemiologi, sosial, dan ekonomi.
3. APA ITU ANALISIS RISIKO?
▪ Suatu proses standar terstruktur yang digunakan untuk
mengevaluasi risiko
▪ Dilakukan oleh lembaga berwenang:
- Pemerintah
- Regulator
- Industri
- Bank
▪ Bidang yang menggunakan, seperti:
- Nuklir
- Kimia
- Perbankan
- Kesehatan
- Keamanan pangan
4. APLIKASI ANALISIS RISIKO
DI BIDANG KESEHATAN HEWAN
• Perdagangan internasional
= ANALISIS RISIKO IMPOR (IMPORT RISK ANALYSIS)
- Perjanjian WTO mengenai SPS
• Surveilans penyakit
- Evaluasi strategi
- Bandingkan strategi
• Pengendalian penyakit
- Evaluasi strategi
- Bandingkan strategi
5. ANALISIS RISIKO IMPOR (ARI) =
APLIKASI KHUSUS
• ARI adalah suatu aplikasi khusus analisa risiko.
• Tujuannya adalah untuk menilai risiko hama/penyakit
dikaitkan dengan importasi secara objektif dan
transparan, sehingga:
- Transfer agen patogen dapat dicegah
- Tindakan kesehatan hewan dapat dijustifikasi secara ilmiah
- Hambatan perdagangan dapat diminimalkan.
• Suatu ARI yang baik adalah penting untuk negara/zona
pengimpor dan pengekspor.
6. RISIKO NOL (ZERO RISK)
RISIKO YANG MASIH DAPAT
DITERIMA (ACCEPTABLE RISK)
• Kebijakan ZERO RISK dalam importasi yang konservatif tidak
lagi dapat dipertahankan.
• Mempertahankan kebijakan tersebut adalah kontra produktif.
• ZERO RISK artinya tidak melakukan impor sama sekali.
• Tingkat risiko yang kompatibel dengan perlindungan hewan dan
kesehatan masyarakat, dengan memperhitungkan faktor-faktor
epidemiologik, sosial dan ekonomi.
• Keuntungan yang diperoleh dari impor harus dirasakan oleh
sebagian besar (konsumen).
• Besarnya risiko proporsional dengan volume impor.
7. KAPAN DILAKUKAN ARI?
• Apabila tidak ada standar internasional.
• Apabila standar internasional tidak memuaskan.
• Apabila risiko tidak dimengerti secara jelas apakah
dapat diterima atau tidak diterima.
• Apabila asumsi dapat ditantang.
• Apabila informasi baru kemudian tersedia.
KAPAN TIDAK DILAKUKAN ARI?
• Apabila tidak ada bahaya yang berhasil diidentifikasi.
• Apabila ada standar internasional yang memuaskan.
• Apabila ada kesepakatan yang luas mengenai
kecenderungan risiko yang terjadi.
• Apabila komoditi memenuhi tingkat perlindungan yang
diperlukan oleh negara/zona pengimpor.
9. BAGAIMANA MELAKUKAN
PRAKTIK ANALISA RISIKO ?
Analisis risiko
Penentu kebijakan di
bidang kesehatan hewan
Pertimbangan
masalah-masalah SPS
Pengalaman
staf ekspor/impor
Pengalaman
staf karantina
Persyaratan
impor
10. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM PENYUSUNAN ANALISIS RISIKO
1. Tentukan ruang lingkup dari ARI;
2. Sebutkan pertanyaan yang akan dijawab secara jelas dan eksplisit;
3. Bentuk tim;
4. Bangun suatu strategi komunikasi risiko;
5. Tentukan informasi yang diperlukan;
6. Tentukan pendekatan apa yang akan digunakan;
7. Periksa strategi manajemen risiko yang tersedia;
8. Formulasikan suatu program tindakan-tindakan manajemen risiko;
9. Dokumentasikan asumsi, bukti, data dan ketidakpastian untuk setiap
variabel.
10. Pertimbangkan bagaimana data dan hasil akan dipresentasikan
unutk memfasilitasi komunikasi.
11. Buat suatu telaah sejawat (peer review) dan tangani input;
12. Publikasi analisis risiko secara lengkap.
11. LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN
YANG DIGUNAKAN (BUTIR 6)
• Tentukan informasi apa yang tersedia untuk setiap langkah
dalam penilaian.
• Tentukan populasi yang menjadi perhatian.
• Perkirakan kemungkinan bahaya yang akan diimpor.
• Perkirakan kemungkinan hewan peka atau manusia yang
akan terdedah dengan bahaya tersebut.
• Perkirakan kemungkinan dampak bagi hewan peka atau
manusia sebagai akibat terdedah bahaya.
• Pastikan tindakan-tindakan manajemen risiko dapat
menjamin pengurangan dampak.
Sumber: OIE Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal
Products. Volume 1, 2010.
12. KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN
• Keahlian lebih penting daripada struktural.
• Oleh karena diperlukan suatu cakupan keahlian yang
berbeda, pendekatan tim umumnya akan menjadi lebih
baik apabila terdiri dari anggota tim dengan multi-
disiplin seperti:
- Ahli analisis risiko (Risk Analyst)
- Ahli epidemiologi (Epidemiologist)
- Ahli virulogi (Virulogist)
- Ahli keamanan pangan (Food safety specialist)
- Ahli stastistik (Statistician)
- Ahli ekonomi (Veterinary economist).
13. SUMBER INFORMASI UNTUK
ANALISIS RISIKO DARI WEBSITE OIE
• Official country disease status.
• Animal Disease data.
• Terrestrial Animal Health Code.
• Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial
Animals.
• OIE Scientific and Technical Review.
• OIE World Animal Health.
• OIE Bulletin.
• World Animal Health Information Database (WAHID).
14. SUMBER INFORMASI LAIN UNTUK
ANALISIS RISIKO
• ProMED-mail
• FAO EMPRESS
• FAO GLEWS
• Negara pengekspor:
- Laporan tahunan kesehatan hewan nasional
- PVS report
- Website
- Kuesioner desk review
• Jurnal veteriner ilmiah, textbook dan website yang
dikhususkan untuk penyakit hewan.
• Import Risk Analysis report dari negara lain.
15. TENTUKAN RUANG LINGKUP
ANALISIS RISIKO
Suatu analisis risiko dapat berdasarkan:
• Suatu komoditas tertentu (contoh: semen babi).
• Suatu kategori dari komoditi (contoh: kulit mentah dan
kulit olahan).
• Suatu spesies hewan atau kelompok spesies yang sama
(contoh: ruminansia).
• Suatu penyakit tertentu (contoh: Penyakit mulut dan
kuku).
16. URAIKAN KOMODITI YANG AKAN DIIMPOR
• Sifat alamiah dari komoditi tersebut.
• Sumber dari komoditi tersebut di negara
pengekspor.
• Tujuan penggunaannya di negara pengimpor.
- Contoh: daging beku ayam (Gallus gallus) dan
produk daging ayam dari Amerika Serikat untuk
konsumsi manusia.
• Perkiraan volume perdagangan per tahun.
17. JENIS KOMODITI MENURUT OIE
• Hewan hidup
• Produk asal hewan yang digunakan untuk:
- konsumsi manusia
- pakan ternak
- farmasetikal atau surgical
- pertanian atau industri
• Semen, embrio/ova
• Produk biologik
• Material patologik
18. 2. Identifikasi
semua potensi
bahaya
1. Susun
pertanyaan
yang sesuai
Kerjasama
Tim
3. Rancang
alur model
(pathway)
4. Kumpulkan
informasi yang
diperlukan
5. Perkirakan
risiko
KERANGKA ELEMEN
PENILAIAN RISIKO
19. 1. SUSUN PERTANYAAN YANG SESUAI
• Apa bahaya spesifik yang dikhawatirkan? (tidak ada
bahaya, tidak ada risiko)
- Agen patogen X atau kontaminan X
• Risiko spesifik apa yang akan kita nilai? /kurangi?
/cegah? /kelola?
- Risiko importasi hewan yang terinfeksi dengan agen
patogen X atau importasi daging kaleng yang
terkontaminasi dengan logam berat X.
(kalau pertanyaannya “Apa risiko gangguan kesehatan konsumen
dikaitkan dengan importasi daging kaleng?”, maka diperlukan
semua daftar bahaya baik mikrobiologik maupun toksikologik yang
dikaitkan dengan daging, jenis kemasan dan pemrosesan).
20. 1. SUSUN PERTANYAAN YANG SESUAI
(LANJUTAN)
• Bagaimana pengangkutan atau transit dari hewan
atau daging kaleng tersebut?
- Metodanya atau lamanya pengangkutan atau transit.
• Apa ada kecenderungan terjadi interaksi antara
hewan dengan kemungkinan terjadinya infeksi atau
daging kaleng dengan kemungkinan pencemaran/
kontaminasi?
- Selama pengangkutan atau pemrosesan.
• Apa batasan waktu yang kita inginkan ?
- Risiko per tahun atau per pengapalan.
21. 2. IDENTIFIKASI SEMUA POTENSI BAHAYA
• Apa kegagalan yang mungkin terjadi dalam suatu
mata rantai pemeriksaan kesehatan hewan rutin yang
dilakukan berulang kali?
– Pengawasan di peternakan
– Pemeriksaan pada saat pengangkutan
– Pemeriksaan ante mortem
– Pemeriksaan post mortem
– Pengujian laboratorium
– Penghilangan tulang dan kelenjar
– Pendinginan.
22. 3. RANCANG ALUR MODEL (PATHWAY)
• Daftar seluruh langkah yang diperlukan untuk suatu
risiko terjadi.
• Langkah biologik dimana bahaya dapat masuk atau
berkembang biak melalui hewan
- Seleksi hewan yang akan diimpor
- Pengujian pra-ekspor
- Karantina
- Pengujian impor.
• Buat dalam bentuk skematik, sehingga membentuk alur
model (pathway).
23. • Untuk setiap langkah dalam alur model.
• Sumber informasi:
- Literatur, eksperimental, pendapat ahli
• Pertimbangkan validitas.
• Sepenuhnya ada acuan (fully reference) dan
transparan.
4. KUMPULKAN INFORMASI YANG
DIPERLUKAN
24. • Kaji ulang informasi pada setiap langkah.
• Tetapkan yang sebenarnya.
• Capai kesimpulan:
- Relatif tinggi
- Rendah
- Diabaikan
- Lain-lain.
5. PERKIRAKAN RISIKO
25. • Sirkulasikan alur model (pathway).
• Diskusikan dengan sejawat lain:
- Dokter hewan
- Ahli mikrobiologi
- Ahli epidemiologi
- Ahli matematika
- Ahli Penilai risiko
- Ahli ekonomi.
• Perbaharui (apabila diperlukan).
UMPAN BALIK DAN MASUKAN
TERHADAP ALUR MODEL (PATHWAY)
26. APA ARTI ‘BATASAN KESALAHAN’ YANG
AMAN (SAFETY MARGIN OF ERROR) ?
• Definisi: Pemasukan suatu tahapan atau proses yang lebih ketat
dari normal yang dianggap perlu dilakukan secara efektif untuk
mengurangi risiko sampai tingkat yang dapat diabaikan, dengan
hasil bahwa output atau produk secara nyata hampir tanpa risiko.
• Sebagai contoh:
- Tidak mungkin kelompok ternak atau produk ternak tertentu pada
saat pemotongan secara absolut dijamin bebas dari agen patogen
tertentu.
- Oleh karenanya sangat dimungkinkan setiap tahapan pemrosesan
daging akan tercapai tanpa ketentuan yang absolut.
- Dengan demikian metoda pemrosesan dengan data yang tersedia
tentang potensi kemampuan inaktivasi atau pemusnahan agen
patogen sangat diperlukan.
27. INFORMASI YANG PERLU DIMASUKKAN KE
DALAM LAPORAN ANALISIS RISIKO
• Kemukakan pertanyaan yang telah dijawab;
• Jelaskan struktur analisis risiko secara jelas, dengan bantuan
misalnya: suatu skenario pohon;
• Fokus kepada informasi yang secara langsung relevan dengan rantai
logika dari analisis yang dibuat;
• Dokumentasikan semua bukti, data dan asumsi-asumsi, termasuk
referensi;
• Gunakan tabel dan grafik, jika dianggap perlu;
• Jika dibuat suatu analisis kuantitatif, hindarkan melaporkan hasil
dengan menggunakan lebih dari satu atau dua desimal;
• Pastikan laporan sefokus dan sedapat mungkin tidak berantakan;
• Gunakan statistic apapun seminimum mungkin;
• Komunikasikan hasinya secara verbal apabila dianggap praktis.
28. TEMPLATE LAPORAN ANALISIS RISIKO
1. Waktu pembuatan laporan
2. Judul:
3. Konteks:
4. Tujuan:
5. Strategi komunikasi risiko
6. Ringkasan eksekutif
7. Identifikasi bahaya
8. Tindakan sanitari dalam OIE Code
9. Penilaian risiko
a) Penilaian pemasukan
b) Penilaian pendedahan
c) Penilaian dampak
d) Estimasi risiko
10. Manajemen risiko
11. Kesimpulan dan rekomendasi
12. Referrensi
Sumber: OIE Handbook on Import
Risk Analysis for Animals and Animal
Products. Volume 1, 2010.