2. Perubahan Paradigma
Positif Disiplin Positif Nilai-nilai Kebajikan
Motivasi Perilaku
Manusia
Posisi Kontrol Guru Keyakinan Kelas
Kebutuhan Dasar
Manusia
Segitiga Restitusi
3. Pembelajaran dengan paradigma
baru merupakan pembelajaran yang
dirancang berdasarkan prinsip
pembelajaran "Berdiferensiasi" sehingga
peserta didik belajar sesuai
kebutuhannya berdasarkan tahap
perkembangan sesuai teori psikologi
modern untuk mewujudkan "Profil
Pelajar Pancasila"
4. Ilusi bahwa orang dewasa berhak
memaksa
Ilusi bahwa semua penguatan
positif efektif dan bermanfaat
Miskonsepsi Tentang Teori Kontrol
Ilusi guru mengontrol Murid Ilusi bahwa kritik dan membuat
rasa bersalah mampu menguatkan
karakter
5.
6. Disiplin berasal dari kata “Disciplina”
yang artinya belajar. Disiplin
mengacu pada disiplin diri yang
memiliki tanggungjawab terhadap
apa yang dilakukannya berdasarkan
nilai-nilai yang diyakini
Disiplin positif merupakan salah satu
cara penerapan disiplin yang
bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran serta memberdayakan
peserta didik tanpa imbalan
penghargaan (reward), ancaman
atau hukuman
Sebagai pendidik tujuan kita adalah menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin diri
sehingga mereka berperilaku mengacu kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki
motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik
7. Nilai-nilai yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun
latar belakangnya
CONTOH NILAI KEBAJIKAN INSTITUSI/ORGANISASI
Profil Pelajar
Pancasila
IBO Primary Years
Program (PYP)
Beriman bertaqwa
kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia,
Berkebinekaan Global,
Gotong Royong,
Mandiri, Bernalar
Kritis, Kreatif
Toleransi, Rasa Hormat,
Integritas, Mandiri,
Menghargai, Antusias,
Empati, Keingintahuan,
Kreativitas, Kerjasama,
Percaya Diri, dan
Komitmen
Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
Kemandirian dan Tanggung jawab
Kejujuran (Amanah), Diplomatis
Hormat dan Santun
Dermawan, Suka Menolong dan
Gotong Royong, Percaya Diri,
Kreatif dan Pekerja Keras
Kepemimpinan dan Keadilan
Baik dan Rendah Hati
Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
Sembilan Pilar Karakter (Indonesian
Heritage Foundation/IHF)
8. Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan manusia adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia untuk
mempertahankan keseimbangan kondisi
fisiologis dan psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan
9. 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Dr. William Glasser
Bertahan Hidup
Kasih Sayang dan Rasa
Diterima
Penguasaan
Kesenangan Kebebasan
11. Penghargaan
• Tidak efektif
• Merusak hubungan
(sifat iri)
• Mematikan kreativitas
• Menghukum dengan
sistem ranking
• Merampas hak
menghargai dirinya
• Menyakitkan
• Tidak nyaman
• Murid takut
• Memaksa
• Murid menyembunyikan
kesalahan
• Murid menjadi rendah
diri
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas Gagal
Hukuman
12. • Murid bertanggungjawab untuk
perilakunya
• Fokus pada pemecahan
masalah jangka panjang
• Murid menghormati dirinya
dan orang lain
• Teori kontrol (dirinya
memegang kontrol)
• Murid bersemangat
memperbaiki kesalahan
• Penguatan jangka
pendek
• Perlu monitoring
berkelanjutan
• Stimulus (respon)
• Murid menghormati
peraturan
• Kehilangan waktu untuk
merenungi kesalahan
Sukses
Konsekuensi
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas
Restitusi
13. Ciri-ciri Restitusi
• Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk
belajar dari kesalahan.
• Memperbaiki hubungan.
• Tawaran, bukan paksaan.
• Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
• Restitusi mencari kebutuhan dasar yang
mendasari tindakan.
• Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
• Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
• Restitusi fokus pada solusi.
• Restitusi mengembalikan murid yang berbuat
salah pada kelompoknya
Proses menciptakan kondisi
bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter
yang lebih kuat (Gossen;
2004)
KONSEP DISIPLIN
PENDEKATAN RESTITUSI
SEBUAH CARA MENANAMKAN DISIPLIN POSITIF PADA MURID
Pengertian Restitusi
14. • Guru menghukum
siswa tersebut
hormat bendera
selama 10 menit
• Guru marah dan
murid takut
Contoh Kasus : Siswa sering tidak mengerjakan PR
• Guru tegas dan
siswa menghormati
peraturan
• Guru menanyakan
keyakinan kelas/
dirinya dan
membantu siswa
menyelesaikan
masalahnya
• Guru terbuka dan
siswa menghormati
dirinya dan orang
PERBEDAAN
Hukuman Konsekuensi
• Guru memberikan
konsekuensi untuk
mengerjakan PRnya
saat istirahat atau
dikerjakan sebanyak
3x lipat
Restitusi
i
16. PENGHUKUM
PEMBUAT RASA
BERSALAH
TEMAN
PEMANTAU
MANAJER
“Patuhi aturan sekolah,
lalu berdiri di depan
barisan
“Berapa kali Bu Guru harus
memberi tahu kamu ? Bu Guru
kecewa sama kamu !
“Kamu sudah melanggar,
apa peraturan dan
konsekuensinya ?”
“Ayolah yang tertib, buat Bu Guru
bangga,. Kali ini tidak apa-apa kamu
salah!”
“Apakah kamu tahu kesalahanmu ?.
Kira-kira bagaimana kamu akan
meperbaiki kesalahan ini ?”
Kasus : Siswa tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera
CONTOH PENERAPAN 5 POSISI KONTROL
17. • Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
penggunaan helm pada saat
mengendarai kendaraan roda
dua/motor?
• Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
penggunaan masker dan
mencuci tangan setiap saat?
Mengapa keyakinan kelas, mengapa
tidak peraturan kelas saja?
KEYAKINAN KELAS
18. GURU BERSAMA SISWA MEMBUAT KEYAKINAN KELAS
KEGIATAN MEMBUAT KEYAKINAN KELAS
BERDISKUSI
TENTANG PERATURAN
MENYUSUN PERATURAN
MENJADI KEYAKINAN
MENEMPELKAN
KEYAKINAN DI KELAS
19. Semua warga kelas
hendaknya ikut
berkontribusi dalam
pembuatan keyakinan
kelas
Bersedia meninjau
kembali keyakinan kelas
dari waktu ke waktu.
BAGAIMANA PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS ?
Lebih ‘abstrak’ daripada
peraturan
Dibuat dalam bentuk
positif
Sedikit saja biar muda
diingat
Dapat diterapkan di
kelas
Berupa pernyataan
universal
20. Kita semua akan melakukan hal
terbaik yang bisa kita lakukan
SEGITIGA RESTITUSI
MENSTABILKAN IDENTITAS
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Semua perilaku memiliki alasan
MENANYAKAN KEYAKINAN
Kita semua memiliki motivasi internal