Guru bernama Pak Dermawan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Dia melakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan awal dan minat murid, lalu menentukan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Pak Dermawan menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk dengan memberikan bahan ajar, aktivitas, dan tugas yang disesuaikan dengan kesiapan set
Pemaparan VISI GURU PENGGERAK_Pendampingan Individu Ke-2.pptxRinaNugrahennySunard
Visi sekolah merupakan impian/harapan cita-cita yang ingin dicapai oleh warga sekolah.
Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Pemaparan VISI GURU PENGGERAK_Pendampingan Individu Ke-2.pptxRinaNugrahennySunard
Visi sekolah merupakan impian/harapan cita-cita yang ingin dicapai oleh warga sekolah.
Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Pertanyaan Pemandu
Apakah kebutuhan belajar
murid yang berusaha dipenuhi
oleh guru tersebut?
Bagaimana cara guru tersebut
menentukan kebutuhan
belajar muridnya?
Strategi pembelajaran
berdiferensiasi apa yang
digunakan?
Bagaimana guru tersebut
melakukan penilaian?
4. Apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha
dipenuhi oleh guru tersebut?
Kesiapan belajar Minat belajar Proťl belajar
01 02 03
5. 1.
2.
3.
4.
Melakukan asesmen awal, Pak Dermawan di minggu sebelumnya sudah
menanyakan pada murid-muridnya apakah ada yang memiliki sumber belajar
yang berhubungan dengan sistem organ pencernaan. Ada satu muridnya
yang memiliki komik sains, dan diminta untuk membawanya ke sekolah.
Pak Dermawan mencari tahu pengetahuan awal (kemampuan membaca)
yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari.
Pak Dermawan mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan minat siswa (minat membaca).
Pak Dermawan mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan Profil Belajar murid.
Bagaimana cara guru tersebut menentukan
kebutuhan belajar muridnya?
7. Pak Dermawan melakukan diferensiasi konten berdasarkan kesiapan
belajar murid dapat dilihat ketika Pak Dermawan menyajikan beberapa
buku bacaan berdasarkan tingkat kesulitan berbeda-beda tentang cara
kerja siswa organ pencernaan. hal ini sesuai dengan perspektif yang
terdapat dalam Equalizer Tomlinson yaitu penyajian materi dari yang
sederhana sampai kompleks.
Pak Dermawan melakukan diferensiasi konten berdasarkan kesiapan
belajar materi terstruktur-terbuka. Saat menyelesaikan tugas, kadang-
kadang ada murid-murid yang masih memerlukan struktur yang jelas,
sehingga tugas untuk mereka perlu ditata dengan tahapan yang jelas dan
cukup rinci, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan
untuk dibuat. Hal ini dapat dilihat ketika Pak Dermawan menyiapkan
daftar kegiatan lengkap dengan instruksinya.
DIFERENSIASI KONTEN
8. DIFERENSIASI
PROSES
Pada awal pembelajaran, Pak Dermawan menyediakan
pertanyaan pemandu agar murid-muridnya memahami
apa yang dimaksud dengan “sistem”.
Pak Dermawan mengembangkan kegiatan bervariasi
yang mengakomodasi beragam gaya belajar. Murid-
muridnya melakukan kegiatan bervariasi, misalnya:
mengamati poster, membaca bacaan (buku, artikel,
komik sains), mencermati video, mewawancarai
petugas UKS, dan menjawab kartu-kartu pertanyaan.
10. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
1)
2)
✔
✔
Assesement as learning. Pak Darmawan melakukan Observasi (pengamatan) kegiatan peserta didik
sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dan
memberikan pertanyaan lanjutan untuk siswa yang membutuhkan tantangan lebih. Pak Darmawan
mencatat semua informasi yang didapat dan menggunakan informasi tersebut untuk menyesuaikan
tingkat bantuan yang diberikan kepada murid
Assessment for learning. Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran
dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Pak
Dermawan melakukan penilaian berjenjang (tier assessment) sebagai berikut:
Untuk murid-murid yang kemampuannya kurang, ia menugaskan mereka untuk menjelaskan alur
pencernaan dalam sebuah diagram alur sederhana yang dilengkapi penjelasan singkat, dengan
menggunakan kosakata sederhana, sesuai dengan yang telah mereka pelajari dan bahkan telah
di display di kelas.
Untuk murid-murid yang kemampuannya sedang, ia meminta mereka membuat sebuah cerita
narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi.
Untuk murid-murid yang kemampuannya tinggi, ia meminta mereka membuat sebuah cerita
✔ kreatif dari perspektif ‘seorang’ makanan yang menarasikan alur pencernaan. Melalui tugas ini,
penyusunan kalimat dan pemilihan kosakata yang digunakan tentunya sudah lebih sulit.
11. “Serupa seperti para pengukir yang memiliki
pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu,
jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya
memiliki pengetahuan mendalam tentang seni
mendidik. Bedanya, Guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir dan batin.”
(Ki Hajar Dewantara)