Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
Modul ini membahas tentang budaya positif di sekolah. Terdapat beberapa konsep kunci yang dibahas seperti perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang positif, aman, dan nyaman agar siswa dapat berpikir dan bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
Modul ini membahas tentang budaya positif di sekolah. Terdapat beberapa konsep kunci yang dibahas seperti perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang positif, aman, dan nyaman agar siswa dapat berpikir dan bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Modul ini membahas tentang penerapan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, teori kontrol, motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Modul ini juga menjelaskan peranan guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif melalui pemahaman filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan kompet
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya budaya positif di sekolah, termasuk konsep disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dokumen juga membahas perbedaan antara hukuman dan konsekuensi serta proses restitusi untuk memperbaiki kesalahan siswa."
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Teks tersebut merupakan refleksi penulis mengenai peristiwa positif dan negatif yang dialaminya selama masa sekolah. Peristiwa positif terjadi ketika penulis diajar oleh guru bernama Bu Linda yang mampu menumbuhkan kemampuan dan semangat belajar penulis. Sedangkan peristiwa negatif terjadi ketika penulis dituduh melaporkan guru kimia ke pihak sekolah yang menyebabkan penulis merasa malu dan bingung
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
Dokumen ini membahas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memetakan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu. Beberapa langkah yang diambil antara lain sosialisasi kepada siswa, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi pelaksanaan, serta perbaikan di masa mendatang dengan memperhatikan alokasi waktu dan sarana prasarana.
Modul ini membahas tentang penerapan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, teori kontrol, motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Modul ini juga menjelaskan peranan guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif melalui pemahaman filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan kompet
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya budaya positif di sekolah, termasuk konsep disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dokumen juga membahas perbedaan antara hukuman dan konsekuensi serta proses restitusi untuk memperbaiki kesalahan siswa."
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Teks tersebut merupakan refleksi penulis mengenai peristiwa positif dan negatif yang dialaminya selama masa sekolah. Peristiwa positif terjadi ketika penulis diajar oleh guru bernama Bu Linda yang mampu menumbuhkan kemampuan dan semangat belajar penulis. Sedangkan peristiwa negatif terjadi ketika penulis dituduh melaporkan guru kimia ke pihak sekolah yang menyebabkan penulis merasa malu dan bingung
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Similar to PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf (20)
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
3. Apakah makna ‘Budaya Positif’?
Apa contoh penerapan positif yang telah kita
terapkan?
4. Budaya Positif di sekolah yaitu nilai-nilai
dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang
berpihak pada peserta didik agar mereka
dapat berkembang menjadi pribadi yang
kritis, penuh hormat dan bertanggung
jawab.
6. ● Bukan Tabula Rasa
● Semua anak terlahir dengan bakatnya masing-masing
(unik)
● Budi Pekerti
● Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak tumbuh
dengan selamat dan bahagia
● Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung
● Kodrat alam dan kodrat zaman
● Berpihak pada anak
Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
7. Perubahan Paradigma
● Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu
menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan
nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak,
dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan
bertanggung jawab.
● Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini
kontol guru dalam menghadapi murid.
8. Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory untuk meluruskan
miskonsepsi tentang kontrol.
9. Perubahan Paradigma-Stimulus Respon Teori Kontrol
Bisakah kita mengontrol seseorang?
Stimulus Respons Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang agar
berpandangan sama dengan kita.
Kita berusaha memahami pandangan orang lain
tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan kesepakatan menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
11. Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib,
teratur, dan kepatuhan pada peraturan.
Kata disiplin juga sering dihubungkan dengan
hukuman, padahal itu sungguh berbeda karena belajar
dengan disiplin tidak harus dengan memberi
hukuman. Justru itu adalah salah satu alternatif terahir
dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali
12. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan atau dalam konteks
pendidikan kita saat ini, dan untuk menciptakan
murid yang merdeka, syarat utamanya adalah
harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang
dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita tidak memiliki
motivasi internal, maka kita memerlukan pihak
lain untuk mendisiplinkan kita
13. Motivasi Internal
Tujuan Disiplin
Positif
3. Untuk menghargai diri sendiri, menjadi insan sesuai
harapan kita.
“Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya
melakukannya?”
Teori Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
“Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya?”
Motivasi Eksternal
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
“Apa yang akan terjadi apabila saya tidak
melakukannya?”
15. Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
16. Keyakinan Kelas
Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau prinsip-
prinsip universal yang disepakati bersama secara universal,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun
agama
Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih
memotivasi seseorang dari dalam (Intrinsik). Seseorang akan
lebih bersemangat untuk menjalankan keyakinannya daripada
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
17. Pembentukan Keyakinan Kelas
● Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan, yang
lebih rinci dan konkrit
● Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan yang universal.
● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk
positif.
● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga
mudah diingat dan dipahami
● Semua warga kelas sebaiknya ikut berkontibusi dalam membuat
kegiatan kelas lewat curah pendapat.
● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
18. Peraturan Keyakinan kelas/nilai kebajikan yang dituju
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab
Dilarang Mengganggu Orang Lain
Menghormati Orang Lain dan Diri Sendiri
Hadir di sekolah 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Komitmen pada Tujuan
(Berkomitmen)
Dilarang Melakukan Kekerasan
Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Kesabaran
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
19. Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas
Guru membimbing siswa membuat keyakinan kelas Siswa menulis dan menempelkan hal yang diharapkan
20. Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas
Guru dan siswa merangkum keyakinan kelas untuk
dijadikan kesepakatan kelas.
Guru dan siswa menandatangani kesepakatan
kelas yang telah dibuat.
21. DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi
ketepatan
Penghargaan tidak efektif
Penghargaan merusak hubungan
22. TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Meminta murid tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah karena tidak
mengenakan sepatu hitam.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK.
23. TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena
terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar.
Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak
mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK. Konsekuensi
24. Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka
waktu lama
Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka
waktu pendek
Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin
Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri
Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikankesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak
dihargai
Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk
sementara (time out)
Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
26. Ibu Ani, guru kelas 5 di SD Pelita Hati, sedang
bingung menghadapi ulah salah satu murid di
kelasnya, Agus. Beberapa anak telah datang
dan mengeluhkan Agus yang seringkali
meminta bekal makan siang mereka dengan
paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti
Ibu Ani, Apa yang akan Anda lakukan?
Menurut Anda, kira-kira apa alasan Agus
melakukan hal itu?
PENGUASAAN
27. Dalam konteks penerapan disiplin positif, Ibu Ani sebaiknya mencari tahu alasan Agus melakukan
Tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi Agus.
● Apabila jawaban Agus karena ia lapar dan orang tuanya tidak membawakannya bekal makan
siang. Kebutuhannya adalah bertahan hidup
● Apabila jawaban Agus karena ia senang temannya jadi memperhatikan dia.
Kebutuhannya adalah cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima)
● Apabila jawaban Agus adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut dan menuruti
keinginannya. Kebutuhannya adalah penguasaan (pengakuan atas kemampuan)
● Apabila jawaban Agus karena dia merasa bosan dengan bekal yang dibawakan ibunya karena
selalu membawakan bekal yang sama. Kebutuhannya adalah kebebasan (kebutuhan akan
pilihan)
● Apabila jawaban Agus adalah karena iseng saja dan dia menikmati ekspresi wajah temannya
yang kesal karena diambil makanannya. Kebutuhannya adalah kesenangan.
28. 5 POSISI KONTROL
MOTIVASI:
IDENTITASGAGAL
(Kontrol dariLuar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau
Ketergantungan pada OrangLain
Menghargai Diri Sendiri
PENGHUKUM PEMBUATMERASA
BERSALAH
TEMAN PEMANTAU MANAJER
Guru Berbuat: Menghardik
Menunjuk-nunjuk
Menyakiti
Menyindir
Berceramahdan
mengatakan,
“Seharusnya…”
“Ibu kecewa…”
Membuatkan alasan-alasan
untuk muridnya.
Menghitung danmengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak
melakukannya, awasya!
Rasakan!”
“Kamu seharusnya kamu
sudah tahu.Ibu lelah
sekali mengatakannya.
Ibu stress…”
“Ayolah, lakukandemi
Ibu…”
“Masa kamu tidakmau,
ingat tidak Ibu pernah
bantu…”
“Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
Apa yang bisa kau kerjakanuntuk
memperbaiki masalah ini?”
Hasil: Memberontak
Menyalahkan oranglain
Berbohong
Menyembunyikan
Menyangkal
Berbohong
Ketergantungan Menyesuaikan diri,bila
diawasi
Menguatkan pribadi
Kaitandengan
Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan gurudi
luar Dunia Berkualitas
Murid meletakkan guru
di dalam Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan gurudi
sebagai orang yang sangat
penting di Dunia Berkualitas
Murid meletakkan guru
peraturan dan hukumdi
dunia Berkualitas
Murid meletakkan dirinya sebagai
individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti
juga marah-marahlagi.”
“Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman
saya. Ternyatabegitu.”
“Berapa banyak bintang yang
saya harusperoleh?” “Berapa
halaman yang harus saya
tulis?”
“Bagaimana caranya saya bisa
memperbaiki keadaan?”
Dampakpada
Murid:
Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri,
tergantung
Menitikberatkan pada sanksi
atau hadiahuntuk dirinya.
Mengevaluasi diri, bagaimana cara
memperbaiki diri?
29. Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter
yang lebih kuat (Gossen; 2004)
30. 9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk memperbaiki diri.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.