SlideShare a Scribd company logo
BERBAGI
MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
OLEH
NASTITISARI DEWI, M.Pd
SMP NEGERI 10 KOTA SUKABUMI
SALAM & BAHAGIA
untuk kita semua di ruangan ini
Apakah makna ‘Budaya Positif’?
Apa contoh penerapan positif yang telah kita
terapkan?
Budaya Positif di sekolah yaitu nilai-
nilai dan kebiasaan-kebiasaan di
sekolah yang berpihak pada peserta
didik agar mereka dapat berkembang
menjadi pribadi yang kritis, penuh
hormat dan bertanggung jawab.
Perubahan Paradigma
● Bukan Tabula Rasa
● Semua anak terlahir dengan bakatnya masing-
masing (unik)
● Budi Pekerti
● Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak
tumbuh dengan selamat dan bahagia
● Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung
● Kodrat alam dan kodrat zaman
● Berpihak pada anak
Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Perubahan Paradigma
● Untuk membangun budaya yang positif, sekolah
perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman,
dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir,
bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri
dan bertanggung jawab.
● Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam
hal ini kontrol guru dalam menghadapi murid.
Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak memaksa.
Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory untuk
meluruskan miskonsepsi tentang kontrol.
● Ilusi guru mengontrol murid.
Perubahan Paradigma-Stimulus Respon Teori Kontrol
Bisakah kita mengontrol seseorang?
Stimulus Respons Teori Kontrol
Kita mencoba mengubah orang
agar berpandangan sama
dengan kita.
Kita berusaha memahami pandangan orang
lain tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan kesepakatan
menciptakan pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Apa makna ‘Disiplin’?
Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib,
kepatuhan, dan peraturan. Kata disiplin sering juga
dikatikan dengan hukuman, padahal itu sungguh
berbeda karena belajar dengan disiplin tidak harus
dengan memberi hukuman. Justru itu adalah salah
satu alternatif terahir dan kalau perlu tidak
digunakan sama sekali
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan atau dalam konteks
pendidikan kita saat ini, dan untuk menciptakan
murid yang merdeka, syarat utamanya adalah
harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang
dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki
motivasi internal. Jika kita belum memiliki motivasi
internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk
mendisplinkan kita
Motivasi
Internal Tujuan
Disiplin Positif
3. Untuk menghargai diri sendiri, menjadi insan
sesuai harapan kita.
“Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila
saya melakukannya?”
Teori Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
“Apa yang akan saya dapatkan apabila
saya melakukannya?”
Motivasi Eksternal
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
“Apa yang akan terjadi apabila sayatidak
melakukannya?”
Budaya
Positif
Lingkungan
Positif
Keyakinan
Kelas
Peraturan
Kelas
Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai
kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih
menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
Keyakinan Kelas
Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau prinsip-
prinsip universal yang disepakati bersama secara
universal, lepas dari latar belakang suku, negara,
bahasa maupun agama
Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih
memotivasi seseorang dari dalam (Intrinsik). Seseorang
akan lebih bersemangat untuk menjalankan keyakinannya
daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
Pembentukan Keyakinan Kelas
● Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan,
yang lebih rinci dan konkrit
● Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan yang universal.
● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak,
sehingga mudah diingat dan dipahami
● Semua warga kelas sebaiknyaikut
berkontibusi dalam membuat kegiatan kelas lewat curah
pendapat.
● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk menghormati semua orang dan
barang milikorang lain
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk mengerjakan segala pekerjaan
atau mengikuti kegiatan yang telah
ditugaskan.
DITERIMA DAN DIMILIKI
Kami meyakini bahwa sangat penting
untuk merasa diterima pada suatu
kelompok dan saling peduli satu
dengan yang lain.
Hormat
Terdengar
Terlihat Berperilaku
Terdengar
Terlihat
Berperilaku
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T& Y
HORMAT
BEKERJA
TampakSeperti Tidak Tampak Seperti
TampakSeperti
BekerjaTidak Tampak Seperti
Diterima dan dimiliki
TampakSeperti Tidak Tampak Seperti
Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T& Y
Hormat
Peraturan Keyakinan kelas/nilai kebajikan yang dituju
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Tanggung jawab
Dilarang Mengganggu Orang Lain
Menghormati Orang Lain dan Diri Sendiri
Hadir di sekolah 15 menit
sebelum pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Komitmen pada Tujuan
(Berkomitmen)
Dilarang Melakukan Kekerasan
Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba
Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran
Menghormati orang lain, Kesabaran
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor
Keselamatan, Keamanan
Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas
Guru membimbing siswa membuat
keyakinan kelas
Siswa menulis dan menempelkan hal yang
diharapkan
Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas
Guru dan siswa merangkum keyakinan
kelas untuk
dijadikan kesepakatan kelas.
Guru dan siswa menandatangani
kesepakatan kelas yang telah dibuat.
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Pengaruh Jangka Pendek dan
Jangka Panjang
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi
ketepatan
Penghargaan tidak efektif
Penghargaan merusak hubungan
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”,
karena
terlambat ke sekolah. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke
sekolah. Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret.
Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat
belajar. Konsekuensi
Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah,
karena tidak mengenakan sepatu hitam. Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
pelajaran PJOK. Konsekuensi
Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
Hukuman Konsekuensi
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka
waktu lama
Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka
waktu pendek
Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin
Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikandiri
Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikankesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasatak
dihargai
Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk
sementara (time out)
Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
Kebutuhan Dasar Manusia
PENGUASAAN
KEBEBASAN
KESENANGAN
CINTA KASIH/DITERIMA
Ibu Ani, guru kelas 5 di SD Pelita Hati, sedang
bingung menghadapi ulah salah satu murid di
kelasnya, Agus. Beberapa anak telah datang dan
mengeluhkan Agus yang seringkali meminta bekal
makan siang mereka dengan paksa. Jika anda
menghadapi situasi seperti Ibu Ani, apa yang akan
anda lakukan ? Menurut anda, kira-kira apa alasan
Agus melakukan hal itu ?
P
POWER
Dalam konteks penerapan disiplin positif, Ibu Ani sebaiknya mencari tahu alasan Agus melakukan
Tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhiAgus.
● Apabila jawaban Agus karena ia lapar dan orang tuanya tidak membawakannya bekal
makan siang. Kebutuhannya adalah bertahan hidup
● Apabila jawaban Agus karena ia senang temannya jadi memperhatikan dia.
Kebutuhannya adalah cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima)
● Apabila jawaban Agus adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut dan menuruti
keinginannya. Kebutuhannya adalah penguasaan (pengakuan atas kemampuan)
● Apabila jawaban Agus karena dia merasa bosan dengan bekal yang dibawakan ibunya
karena selalu membawakan bekal yang sama. Kebutuhannya adalah kebebasan (kebutuhan
akan pilihan)
● Apabila jawaban Agus adalah karena iseng saja dan dia menikmati ekspresi wajah temannya
yang kesal karena diambil makanannya. Kebutuhannya adalahkesenangan
.
Dunia Berkualitas
Dunia Berkualitas Anda adalah tempat khusus dalam pikiran Anda, tempat
Anda menyimpan gambaran representasi dari semua yang Anda inginkan:
bisa berisi orangorang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup Anda
dan membuat Anda merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda.
Dr. William Glasser menyebutnya seperti semacam album foto sehingga
isinya tidak akan terlalu banyak, hanya akan terdiri dari beberapa hal saja
yang sangat signifikan dan benar-benar terbaik dalam hidup Anda yang
membuat hidup Anda menjadi lebih bermakna. Kebutuhan dasar bersifat
lebih umum dan universal, sedangkan dunia berkualitas lebih unik dan
personal.
DUNIA BERKUALITAS SAYA
RESTITUSI : LIMA POSISI KONTROL
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;
2004)
LIMA POSISI KONTROL GURU
Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline
(1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan
disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif,
apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan
mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr.
William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan
seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima
posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman,
Pemantau dan Manajer.
PENGHUKUM
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun
verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum,
senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau
alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-
guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:
“Patuhi aturan saya, atau awas!”
“Kamu selalu saja salah!”
“Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”
Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar
pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
PENGHUKUM
Penghukum (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari
menunjuk-nunjuk menghardik):
“Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa
datang tepat waktu?”
Tanyakan kepada diri Anda:
Bagaimana perasaan murid bila guru berbicara seperti itu pada saat muridnya
datang terlambat?
Hasil:
Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi
sesudah kembali duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau
meja tulisnya. Lebih buruk lagi, sepulang sekolah, murid melihat motor atau
mobil bapak/ibu guru dan akan menggores kendaraan tersebut dengan paku.
Pembuat Merasa Bersalah
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat
rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang
lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang
keluar dengan lembut akan seperti:
“Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu”
“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”
“Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”
Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri
mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan
orang-orang disayanginya.
Pembuat Merasa Bersalah
Pembuat Merasa Bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat
pada anak, lesu):
“Adi, kamu ini bagaimana ya? Kamu sudah berjanji dengan ibu tidak akan terlambat lagi.
Kamu kenapa ya senang sekali mengecewakan Ibu. Ibu benar-benar kecewa sekali.”
Bagaimana perasaan murid bila ditegur seperti cara ini?
Hasil:
Murid akan merasa bersalah. Bersalah telah mengecewakan ibu atau bapak gurunya.
Murid akan merasa menjadi orang yang gagal dan tidak sanggup membahagiakan orang
lain. Kadangkala sikap seperti ini lebih berbahaya dari sikap penghukum, karena emosi
akan tertanam rapat di dalam, murid menahan perasaan. Tidak seperti murid dalam
dengan guru penghukum, di mana murid bisa menumpahkan amarahnya walaupun
dengan cara negatif. Murid tertekan seperti inilah yang tiba-tiba bisa meletus amarahnya,
dan bisa menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Teman
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun
positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.
Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk
mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata:
“Ayo bantulah, demi bapak ya?”
“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”
“Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.
Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu
maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid
merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul
adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru
lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
Teman
Teman (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada
murid, mata dan senyum jenaka)
“Adi, ayolah, bagaimana sih kamu. Kemarin kamu sudah janji ke bapak bukan,
kenapa terlambat lagi? (sambil tertawa ringan). Ya, sudah tidak apa-apa, duduk dulu
sana. Nanti Pak Guru bantu. Kamu ini.” (sambil senyum-senyum).
Bagaimana perasaan murid dengan sikap guru seperti ini?
Hasil:
Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang
positif, hanya saja di sisi negatif murid menjadi tergantung pada guru tersebut. Bila
ada masalah, dia merasa bisa mengandalkan guru tersebut untuk membantunya.
Akibat lain dari posisi teman, Adi hanya akan berbuat sesuatu bila yang menyuruh
adalah guru tersebut, dan belum tentu berlaku yang sama dengan guru atau orang
lain.
Pemantau
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab
atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada
peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi,
kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang
yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:
“Peraturannya apa?”
“Apa yang telah kamu lakukan?”
“Sanksi atau konsekuensinya apa?”
Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker,
slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon,
yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
Pemantau
Pemantau (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal):
Guru: “Adi, tahukah kamu jam berapa kita memulai?”
Adi: “Tahu Pak!”
Guru: “Kamu terlambat 15 menit, apakah kamu sudah mengerti konsekuensi yang harus dilakukan
bila terlambat?”
Adi: “Paham Pak, saya harus tinggal kelas pada jam istirahat nanti dan mengerjakan tugas
ketertinggalan saya.”
Guru: “Ya, benar, nanti pada saat jam istirahat kamu harus tinggal di kelas untuk menyelesaikan tugas
yang tertinggal tadi. Saya tunggu”
Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?
Hasil:
Murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah satu peraturan
sekolah. Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi marah atau membuat
merasa berbuat salah. Murid tetap dibuat tidak nyaman yaitu dengan harus tinggal kelas pada waktu
jam istirahat dan mengerjakan tugas. Guru tetap harus memantau murid pada saat mengerjakan
tugas di jam istirahat karena murid tidak bisa ditinggal seorang diri.
Manajer
Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid,
mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di
posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali
kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita
menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada
Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid
diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan
pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana
memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata :
“Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)
“Apakah kamu meyakininya?”
“Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?”
“Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”
“Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”
Manajer
Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat
mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan
murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat.
Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman atau Pemantau, karena
murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari
tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid
dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang
pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.
Manajer (nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid):
Guru: “Adi, apakah kamu mengetahui jam berapa sekolah dimulai?”
Adi: “Tahu Pak, jam 7:00!”
Guru: “Ya, jadi kamu terlambat, kira-kira bagaimana kamu akan memperbaiki masalah ini?”
Adi: “Saya bisa menanyakan teman saya Pak, untuk mengejar tugas yang tertinggal.”
Guru: “Baik, itu bisa dilakukan. Apakah besok akan ada masalah untuk kamu agar bisa hadir tepat waktu ke
sekolah?”
Adi: “Tidak Pak, saya bisa hadir tepat waktu.”
Guru: “Baik. Saya hargai usahamu untuk memperbaiki diri”
Manajer
Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?
Pada posisi Manajer maka suara guru sebaiknya tulus. Tidak perlu marah, tidak
perlu meninggikan suara, apalagi menunjuk-nunjuk jari ke murid, berkacak
pinggang, atau bersikap seolah-olah menyesal, tampak sedih sekali akan
perbuatan murid ataupun bersenda gurau menempatkan diri sebagai teman
murid.
Fokus ada pada murid, bukan untuk membahagiakan guru atau orang tua.
Murid sudah mengetahui adanya suatu masalah, dan sesuatu perlu terjadi. Bila
guru mengambil posisi Pemantau, guru akan melihat apa konsekuensinya apa
peraturannya? Namun pada posisi Manajer, guru akan mengembalikan
tanggung jawab pada murid untuk mencari jalan keluar permasalahannya, tentu
dengan bimbingan guru.
https://youtu.be/YxKXGnQz1P0
5 POSISI KONTROL
MOTIVASI:
IDENTITASGAGAL
(Kontrol dariLuar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau
Ketergantungan pada Orang Lain
Menghargai Diri Sendiri
PENGHUKUM PEMBUAT MERASA
BERSALAH
TEMAN PEMANTAU MANAJER
Guru Berbuat: Menghardik
Menunjuk-nunjuk
Menyakiti
Menyindir
Berceramah dan
mengatakan,
“Seharusnya…”
“Ibu kecewa…”
Membuatkan alasan-alasan
untuk muridnya.
Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak
melakukannya, awas ya!
Rasakan!”
“Kamu seharusnya kamu
sudah tahu. Ibu lelah
sekali mengatakannya.
Ibu stress…”
“Ayolah, lakukandemi
Ibu…”
“Masa kamutidakmau,
ingat tidak Ibu pernah
bantu…”
“Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
Apa yang bisa kau kerjakan untuk
memperbaiki masalahini?”
Hasil: Memberontak
Menyalahkanoranglain
Berbohong
Menyembunyikan
Menyangkal
Berbohong
Ketergantungan Menyesuaikan diri,bila
diawasi
Menguatkan pribadi
Kaitandengan
Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru di
luar DuniaBerkualitas
Murid meletakkan guru
di dalam Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru di
sebagai orang yang sangat
penting di Dunia Berkualitas
Murid meletakkan guru
peraturan dan hukum di
dunia Berkualitas
Murid meletakkan dirinya sebagai
individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja.Nanti
juga marah-marahlagi.”
“Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman
saya. Ternyatabegitu.”
“Berapa banyak bintang yang
saya harusperoleh?” “Berapa
halaman yang harus saya
tulis?”
“Bagaimana caranya saya bisa
memperbaiki keadaan?”
Dampak pada
Murid:
Mengulangi kesalahan Merasa rendahdiri Lemah, tidak mandiri,
tergantung
Menitikberatkan pada sanksi
atau hadiahuntuk dirinya.
Mengevaluasi diri, bagaimanacara
memperbaiki diri?
Tugas
Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…”
“Kamu tidak pernah benar
melakukannya….”
“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…”
“Apakah kamu mau mendapatkan
stiker bintang hari ini?”
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan
masalah ini?”
“Kamu selalu yang paling terakhir…”
Tugas
Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
“Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah
“Kamu tidak pernah benar
melakukannya….”
Penghukum
“Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman
“Apakah kamu mau mendapatkan
stiker bintang hari ini?”
Pemantau
“Bagaimana kamu bisa menyelesaikan
masalah ini?”
Manajer
“Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum
Bergerak antara
Peraturan
Pemantau
Konsekuensi/Hadiah
Nilai-nilai
Manajer
Memperbaikinya
Kalau kamu tidak……
Saya akan
(Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman)
Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini?
(Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita
butuhkan )
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
9 Ciri-ciri Restitusi
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk memperbaiki diri.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
Segitiga Restitusi
Menstabilkan Identitas
Guru Berkata:
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Bapak/Ibu juga buat salah
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar,
siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk
menyelesaikan masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus,
apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Untuk membuat anak yang merasa
gagal karena berbuat salah menjadi
positif terhadap dirinya
Validasi Kebutuhan
Membantu murid mengenali basic
need/kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya
ketika melakukan kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia
tujuannya adalah memenuhi basic needs,
apakah itu power, freedom, love and belonging,
fun atau survival….
Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang
baru,
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus
memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
VALIDASI KESALAHAN
Menanyakan Keyakinan
Guru Berkata:
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu
melakukan itu, kamu menjadi orang
yang seperti apa?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan
dengan norma sosial dan nilai-nilai yang
mendasari manusia berinteraksi dengan
orang lain.
PROSES SEGITIGA RESTITUSI DIDASARKAN PADA TEORI
KONTROL
CONTOH PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
Penerapan Segitiga Restitusi
Menangani siswa bermasalah dengan menerapkan segitiga restitusi
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
JasabangImanSuhada
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
AvepAhmadMuasirSpd
 
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptxRUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
thelegendofhercules
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Milawati44
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
MonaMayaMita1
 
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptxslide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
MuhararMuharar
 
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
DedeSolehudin4
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptxAKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
IlaMayaSuprapti2
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
AngkrangHitech1
 
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
SalahiyahSalahiyah
 
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdfPPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
MustafaSamutti1
 
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
DedeSolehudin4
 
kerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptxkerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptx
deskaaisyiahanifa
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
murtadisonyo
 
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
NurilFile
 
koneksi antar materi 2.1.pptx
koneksi antar materi 2.1.pptxkoneksi antar materi 2.1.pptx
koneksi antar materi 2.1.pptx
yusnida5
 
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docxTugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
CalvinMalvigie
 
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
BASUKI ERYANTO
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
RofinaSaina
 

What's hot (20)

Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
 
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptxRUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
RUANG KOLABORASI 3.3_SESI 1.pptx
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
 
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptxslide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3.pptx
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptxAKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
 
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
3.1 a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1_.pptx
 
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdfPPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
PPT AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 2.3.pptx
 
kerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptxkerangka pemikiran KHD.pptx
kerangka pemikiran KHD.pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
Penerapan Pembelajaran 5 Kompetensi Sosial dan Emosional
 
koneksi antar materi 2.1.pptx
koneksi antar materi 2.1.pptxkoneksi antar materi 2.1.pptx
koneksi antar materi 2.1.pptx
 
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docxTugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
 
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri.pdf
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
 

Similar to BERBAGI MODUL 1.4.pptx

PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdfPPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
ssuserdab611
 
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdfModul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
JuandiAziWijaya1
 
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptxPPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
MarsintaRaniFradana
 
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
BrainyChen1
 
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
sissmart2
 
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptxAksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
SuhardiansyahJumSpd
 
Modul 1.4 Budaya Positif.pptx
Modul 1.4 Budaya Positif.pptxModul 1.4 Budaya Positif.pptx
Modul 1.4 Budaya Positif.pptx
RudiSaputra32
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
AjiFauzi8
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptx
EnangCuhendi1
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
windasihombing3
 
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publikSlide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
dewiyani03
 
Materi Webinar Etam april - webinar.pdf
Materi Webinar Etam  april - webinar.pdfMateri Webinar Etam  april - webinar.pdf
Materi Webinar Etam april - webinar.pdf
miftahaudy
 
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
AndrianSaputra18
 
Berbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptxBerbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptx
AyuWs4
 
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Agus Cahyono
 
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptxPPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
SITICHOSIYDAH
 
Budaya Positif.pptx
Budaya Positif.pptxBudaya Positif.pptx
Budaya Positif.pptx
deny941
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
anggiekurnia
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAKAKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
wiwik100
 
Budaya Positif
Budaya PositifBudaya Positif
Budaya Positif
AvanzaNingSucipto
 

Similar to BERBAGI MODUL 1.4.pptx (20)

PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdfPPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
PPT Modul 1.4 pengimbasan aksi nyata efri.pdf
 
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdfModul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
Modul 1.4 Elaborasi Pemahaman Angk.3 1.pptx.pdf
 
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptxPPT Modul 1.4.pdf.pptx
PPT Modul 1.4.pdf.pptx
 
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
 
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
Modul 1.4 Budaya Positif A.10 pendidikan guru penggerak angkatan 10
 
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptxAksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
 
Modul 1.4 Budaya Positif.pptx
Modul 1.4 Budaya Positif.pptxModul 1.4 Budaya Positif.pptx
Modul 1.4 Budaya Positif.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptx
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
 
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publikSlide Manggung  1.4 A6.pptx untuk di publik
Slide Manggung 1.4 A6.pptx untuk di publik
 
Materi Webinar Etam april - webinar.pdf
Materi Webinar Etam  april - webinar.pdfMateri Webinar Etam  april - webinar.pdf
Materi Webinar Etam april - webinar.pdf
 
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
 
Berbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptxBerbagi Budaya Positif.pptx
Berbagi Budaya Positif.pptx
 
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
 
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptxPPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
PPT BUDAYA POSITIF DALAM RANGKA PENEGAKAN DISIPLIN DI SEKOLAH.pptx
 
Budaya Positif.pptx
Budaya Positif.pptxBudaya Positif.pptx
Budaya Positif.pptx
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAKAKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
 
Budaya Positif
Budaya PositifBudaya Positif
Budaya Positif
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

BERBAGI MODUL 1.4.pptx

  • 1. BERBAGI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF OLEH NASTITISARI DEWI, M.Pd SMP NEGERI 10 KOTA SUKABUMI
  • 2. SALAM & BAHAGIA untuk kita semua di ruangan ini
  • 3. Apakah makna ‘Budaya Positif’? Apa contoh penerapan positif yang telah kita terapkan?
  • 4. Budaya Positif di sekolah yaitu nilai- nilai dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada peserta didik agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.
  • 6. ● Bukan Tabula Rasa ● Semua anak terlahir dengan bakatnya masing- masing (unik) ● Budi Pekerti ● Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak tumbuh dengan selamat dan bahagia ● Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung ● Kodrat alam dan kodrat zaman ● Berpihak pada anak Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
  • 7. Perubahan Paradigma ● Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan bertanggung jawab. ● Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini kontrol guru dalam menghadapi murid.
  • 8. Perubahan Paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol) ● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. ● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat ● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak memaksa. Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory untuk meluruskan miskonsepsi tentang kontrol. ● Ilusi guru mengontrol murid.
  • 9. Perubahan Paradigma-Stimulus Respon Teori Kontrol Bisakah kita mengontrol seseorang? Stimulus Respons Teori Kontrol Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan sama dengan kita. Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan. Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda. Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain. Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan kesepakatan menciptakan pilihan-pilihan baru. Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
  • 11. Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib, kepatuhan, dan peraturan. Kata disiplin sering juga dikatikan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda karena belajar dengan disiplin tidak harus dengan memberi hukuman. Justru itu adalah salah satu alternatif terahir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali
  • 12. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, dan untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita belum memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisplinkan kita
  • 13. Motivasi Internal Tujuan Disiplin Positif 3. Untuk menghargai diri sendiri, menjadi insan sesuai harapan kita. “Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya melakukannya?” Teori Motivasi Perilaku Manusia Motivasi Eksternal 2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi “Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya?” Motivasi Eksternal 1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman “Apa yang akan terjadi apabila sayatidak melakukannya?”
  • 15. Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua? ● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1.5 meter? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti pelatihan? Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
  • 16. Keyakinan Kelas Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau prinsip- prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam (Intrinsik). Seseorang akan lebih bersemangat untuk menjalankan keyakinannya daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
  • 17. Pembentukan Keyakinan Kelas ● Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit ● Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan yang universal. ● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. ● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami ● Semua warga kelas sebaiknyaikut berkontibusi dalam membuat kegiatan kelas lewat curah pendapat. ● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
  • 18. Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
  • 19. HORMAT Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang dan barang milikorang lain BEKERJA Kami meyakini bahwa sangat penting untuk mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan. DITERIMA DAN DIMILIKI Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain. Hormat Terdengar Terlihat Berperilaku Terdengar Terlihat Berperilaku Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T& Y HORMAT BEKERJA TampakSeperti Tidak Tampak Seperti TampakSeperti BekerjaTidak Tampak Seperti Diterima dan dimiliki TampakSeperti Tidak Tampak Seperti
  • 20. Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T& Y Hormat
  • 21. Peraturan Keyakinan kelas/nilai kebajikan yang dituju Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain dan Diri Sendiri Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Komitmen pada Tujuan (Berkomitmen) Dilarang Melakukan Kekerasan Keselamatan, Menghormati Orang Lain. Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, Kesabaran Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, Keamanan
  • 22. Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas Guru membimbing siswa membuat keyakinan kelas Siswa menulis dan menempelkan hal yang diharapkan
  • 23. Contoh Penerapan Membuat Keyakinan Kelas Guru dan siswa merangkum keyakinan kelas untuk dijadikan kesepakatan kelas. Guru dan siswa menandatangani kesepakatan kelas yang telah dibuat.
  • 24. DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penghargaan menghukum Penghargaan mengurangi ketepatan Penghargaan tidak efektif Penghargaan merusak hubungan
  • 25. TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. Hukuman Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah. Hukuman Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Konsekuensi Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. Konsekuensi Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK. Konsekuensi
  • 26. Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi Hukuman Konsekuensi Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka waktu lama Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka waktu pendek Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin Paksaan Stimulus-tanggapan Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikandiri Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik Anak belajar untuk menyembunyikankesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasatak dihargai Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk sementara (time out) Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
  • 28. Ibu Ani, guru kelas 5 di SD Pelita Hati, sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Agus. Beberapa anak telah datang dan mengeluhkan Agus yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan paksa. Jika anda menghadapi situasi seperti Ibu Ani, apa yang akan anda lakukan ? Menurut anda, kira-kira apa alasan Agus melakukan hal itu ? P POWER
  • 29. Dalam konteks penerapan disiplin positif, Ibu Ani sebaiknya mencari tahu alasan Agus melakukan Tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhiAgus. ● Apabila jawaban Agus karena ia lapar dan orang tuanya tidak membawakannya bekal makan siang. Kebutuhannya adalah bertahan hidup ● Apabila jawaban Agus karena ia senang temannya jadi memperhatikan dia. Kebutuhannya adalah cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima) ● Apabila jawaban Agus adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut dan menuruti keinginannya. Kebutuhannya adalah penguasaan (pengakuan atas kemampuan) ● Apabila jawaban Agus karena dia merasa bosan dengan bekal yang dibawakan ibunya karena selalu membawakan bekal yang sama. Kebutuhannya adalah kebebasan (kebutuhan akan pilihan) ● Apabila jawaban Agus adalah karena iseng saja dan dia menikmati ekspresi wajah temannya yang kesal karena diambil makanannya. Kebutuhannya adalahkesenangan .
  • 30. Dunia Berkualitas Dunia Berkualitas Anda adalah tempat khusus dalam pikiran Anda, tempat Anda menyimpan gambaran representasi dari semua yang Anda inginkan: bisa berisi orangorang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup Anda dan membuat Anda merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda. Dr. William Glasser menyebutnya seperti semacam album foto sehingga isinya tidak akan terlalu banyak, hanya akan terdiri dari beberapa hal saja yang sangat signifikan dan benar-benar terbaik dalam hidup Anda yang membuat hidup Anda menjadi lebih bermakna. Kebutuhan dasar bersifat lebih umum dan universal, sedangkan dunia berkualitas lebih unik dan personal.
  • 32. RESTITUSI : LIMA POSISI KONTROL Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
  • 33. LIMA POSISI KONTROL GURU Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.
  • 34. PENGHUKUM Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru- guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: “Patuhi aturan saya, atau awas!” “Kamu selalu saja salah!” “Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai” Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
  • 35. PENGHUKUM Penghukum (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik): “Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa datang tepat waktu?” Tanyakan kepada diri Anda: Bagaimana perasaan murid bila guru berbicara seperti itu pada saat muridnya datang terlambat? Hasil: Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah kembali duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya. Lebih buruk lagi, sepulang sekolah, murid melihat motor atau mobil bapak/ibu guru dan akan menggores kendaraan tersebut dengan paku.
  • 36. Pembuat Merasa Bersalah Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti: “Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu” “Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?” “Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?” Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
  • 37. Pembuat Merasa Bersalah Pembuat Merasa Bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat pada anak, lesu): “Adi, kamu ini bagaimana ya? Kamu sudah berjanji dengan ibu tidak akan terlambat lagi. Kamu kenapa ya senang sekali mengecewakan Ibu. Ibu benar-benar kecewa sekali.” Bagaimana perasaan murid bila ditegur seperti cara ini? Hasil: Murid akan merasa bersalah. Bersalah telah mengecewakan ibu atau bapak gurunya. Murid akan merasa menjadi orang yang gagal dan tidak sanggup membahagiakan orang lain. Kadangkala sikap seperti ini lebih berbahaya dari sikap penghukum, karena emosi akan tertanam rapat di dalam, murid menahan perasaan. Tidak seperti murid dalam dengan guru penghukum, di mana murid bisa menumpahkan amarahnya walaupun dengan cara negatif. Murid tertekan seperti inilah yang tiba-tiba bisa meletus amarahnya, dan bisa menyakiti diri sendiri atau orang lain.
  • 38. Teman Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: “Ayo bantulah, demi bapak ya?” “Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?” “Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”. Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
  • 39. Teman Teman (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada murid, mata dan senyum jenaka) “Adi, ayolah, bagaimana sih kamu. Kemarin kamu sudah janji ke bapak bukan, kenapa terlambat lagi? (sambil tertawa ringan). Ya, sudah tidak apa-apa, duduk dulu sana. Nanti Pak Guru bantu. Kamu ini.” (sambil senyum-senyum). Bagaimana perasaan murid dengan sikap guru seperti ini? Hasil: Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang positif, hanya saja di sisi negatif murid menjadi tergantung pada guru tersebut. Bila ada masalah, dia merasa bisa mengandalkan guru tersebut untuk membantunya. Akibat lain dari posisi teman, Adi hanya akan berbuat sesuatu bila yang menyuruh adalah guru tersebut, dan belum tentu berlaku yang sama dengan guru atau orang lain.
  • 40. Pemantau Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: “Peraturannya apa?” “Apa yang telah kamu lakukan?” “Sanksi atau konsekuensinya apa?” Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
  • 41. Pemantau Pemantau (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal): Guru: “Adi, tahukah kamu jam berapa kita memulai?” Adi: “Tahu Pak!” Guru: “Kamu terlambat 15 menit, apakah kamu sudah mengerti konsekuensi yang harus dilakukan bila terlambat?” Adi: “Paham Pak, saya harus tinggal kelas pada jam istirahat nanti dan mengerjakan tugas ketertinggalan saya.” Guru: “Ya, benar, nanti pada saat jam istirahat kamu harus tinggal di kelas untuk menyelesaikan tugas yang tertinggal tadi. Saya tunggu” Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini? Hasil: Murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah satu peraturan sekolah. Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi marah atau membuat merasa berbuat salah. Murid tetap dibuat tidak nyaman yaitu dengan harus tinggal kelas pada waktu jam istirahat dan mengerjakan tugas. Guru tetap harus memantau murid pada saat mengerjakan tugas di jam istirahat karena murid tidak bisa ditinggal seorang diri.
  • 42. Manajer Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata : “Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas) “Apakah kamu meyakininya?” “Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?” “Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?” “Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”
  • 43. Manajer Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat. Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman. Manajer (nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid): Guru: “Adi, apakah kamu mengetahui jam berapa sekolah dimulai?” Adi: “Tahu Pak, jam 7:00!” Guru: “Ya, jadi kamu terlambat, kira-kira bagaimana kamu akan memperbaiki masalah ini?” Adi: “Saya bisa menanyakan teman saya Pak, untuk mengejar tugas yang tertinggal.” Guru: “Baik, itu bisa dilakukan. Apakah besok akan ada masalah untuk kamu agar bisa hadir tepat waktu ke sekolah?” Adi: “Tidak Pak, saya bisa hadir tepat waktu.” Guru: “Baik. Saya hargai usahamu untuk memperbaiki diri”
  • 44. Manajer Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini? Pada posisi Manajer maka suara guru sebaiknya tulus. Tidak perlu marah, tidak perlu meninggikan suara, apalagi menunjuk-nunjuk jari ke murid, berkacak pinggang, atau bersikap seolah-olah menyesal, tampak sedih sekali akan perbuatan murid ataupun bersenda gurau menempatkan diri sebagai teman murid. Fokus ada pada murid, bukan untuk membahagiakan guru atau orang tua. Murid sudah mengetahui adanya suatu masalah, dan sesuatu perlu terjadi. Bila guru mengambil posisi Pemantau, guru akan melihat apa konsekuensinya apa peraturannya? Namun pada posisi Manajer, guru akan mengembalikan tanggung jawab pada murid untuk mencari jalan keluar permasalahannya, tentu dengan bimbingan guru.
  • 46. 5 POSISI KONTROL MOTIVASI: IDENTITASGAGAL (Kontrol dariLuar) IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol dari Luar) IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol Diri) Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Ketergantungan pada Orang Lain Menghargai Diri Sendiri PENGHUKUM PEMBUAT MERASA BERSALAH TEMAN PEMANTAU MANAJER Guru Berbuat: Menghardik Menunjuk-nunjuk Menyakiti Menyindir Berceramah dan mengatakan, “Seharusnya…” “Ibu kecewa…” Membuatkan alasan-alasan untuk muridnya. Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Guru Berkata: “Kalau kamu tidak melakukannya, awas ya! Rasakan!” “Kamu seharusnya kamu sudah tahu. Ibu lelah sekali mengatakannya. Ibu stress…” “Ayolah, lakukandemi Ibu…” “Masa kamutidakmau, ingat tidak Ibu pernah bantu…” “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini? Apa yang bisa kau kerjakan untuk memperbaiki masalahini?” Hasil: Memberontak Menyalahkanoranglain Berbohong Menyembunyikan Menyangkal Berbohong Ketergantungan Menyesuaikan diri,bila diawasi Menguatkan pribadi Kaitandengan Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru di luar DuniaBerkualitas Murid meletakkan guru di dalam Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru di sebagai orang yang sangat penting di Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru peraturan dan hukum di dunia Berkualitas Murid meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam Dunia Berkualitas Murid Berkata: “Ah, biarkan saja.Nanti juga marah-marahlagi.” “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya. Ternyatabegitu.” “Berapa banyak bintang yang saya harusperoleh?” “Berapa halaman yang harus saya tulis?” “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan?” Dampak pada Murid: Mengulangi kesalahan Merasa rendahdiri Lemah, tidak mandiri, tergantung Menitikberatkan pada sanksi atau hadiahuntuk dirinya. Mengevaluasi diri, bagaimanacara memperbaiki diri?
  • 47. Tugas Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan? “Saya kecewa sekali dengan kamu…” “Kamu tidak pernah benar melakukannya….” “Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” “Apakah kamu mau mendapatkan stiker bintang hari ini?” “Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?” “Kamu selalu yang paling terakhir…”
  • 48. Tugas Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan? “Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah “Kamu tidak pernah benar melakukannya….” Penghukum “Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman “Apakah kamu mau mendapatkan stiker bintang hari ini?” Pemantau “Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?” Manajer “Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum
  • 49. Bergerak antara Peraturan Pemantau Konsekuensi/Hadiah Nilai-nilai Manajer Memperbaikinya Kalau kamu tidak…… Saya akan (Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini? (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita butuhkan )
  • 50. Apa itu ‘Restitusi’? Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
  • 51. 9 Ciri-ciri Restitusi 1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan. 2. Memperbaiki hubungan. 3. Tawaran, bukan paksaan. 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri. 5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan. 6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk memperbaiki diri. 7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan. 8. Restitusi fokus pada solusi. 9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
  • 53. Menstabilkan Identitas Guru Berkata: Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang sempurna Bapak/Ibu juga buat salah Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri? Untuk membuat anak yang merasa gagal karena berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya
  • 54. Validasi Kebutuhan Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu. Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah memenuhi basic needs, apakah itu power, freedom, love and belonging, fun atau survival…. Guru Berkata: • Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan? • Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya • Apa yang penting bagi kamu? • Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru, • Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul? • Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi? VALIDASI KESALAHAN
  • 55. Menanyakan Keyakinan Guru Berkata: Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa? Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa? Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain.
  • 56. PROSES SEGITIGA RESTITUSI DIDASARKAN PADA TEORI KONTROL
  • 58.
  • 59.
  • 60. Penerapan Segitiga Restitusi Menangani siswa bermasalah dengan menerapkan segitiga restitusi