SlideShare a Scribd company logo
1 of 105
Download to read offline
Praktik Pembelajaran yang
Berpihak pada Murid
Penulis modul:
Oscarina Dewi Kusuma, S.Pd., M.Pd.
Siti Luthfah, M. Pd
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2022
Bahan Ajar
Pendidikan Program Guru Penggerak
Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Modul 2.1 “Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar
Murid”
Edisi Ketiga (Januari 2022)
Penulis Modul:
• Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd.
• Siti Luthfah, M. Pd
Edisi Kesatu (September 2020)
Edisi Kedua (Juni 2021)
Edisi Ketiga (Januari 2022)
Editor:
Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan,
Kemdikbudristek
_______________________________________________________________
_____________________________
Hak Cipta © 2022pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknoloi
Lembar Pengesahan
Tahapan Nama Tanda Tangan Tanggal
Review Dr. Rita Dewi Suspalupi, M.Ak.
Verifikasi Dr. Kasiman, M.T.
Validasi Dr. Praptono, M.Ed.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | i
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan
Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan
keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan
berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu
memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu
padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa
dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu
mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan
Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar
episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk
menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders).
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa
depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain,
pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami
memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana
keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya.
Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian
pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi
program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga
menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas,
baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda
penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia
sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job
learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus
ii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di
kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat
dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat
di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan
implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP.
Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim
digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang
Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi
pendidikan Indonesia. Amin.
Jakarta, Januari 2022
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,
Dr. Iwan Syahril, Ph.D.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | iii
Surat dari Instruktur
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Standar Nasional Pendidikan Indonesia
mengamanatkan bahwa Pendidikan haruslah merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya serta masyarakat. Dengan demikian, semua upaya yang kita lakukan
dalam konteks pendidikan, bukan hanya harus kita rencanakan dengan cermat, namun
juga harus sebesar-besarnya ditujukan untuk mengembangkan potensi anak.
Standar Kompetensi lulusan telah mendeskripsikan kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bagaimana
seluruh kriteria ini dapat dicapai oleh semua murid kita adalah soal bagaimana kita
sebagai guru dapat menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua
murid kita, dengan segala keragamannya dapat kita penuhi kebutuhan belajarnya,
sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang
pendidikannya.
Pemerintah sendiri telah menetapkan standar isi yang dipercaya dapat membantu
murid mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Standar isi ini menjadi dasar
untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar isi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, tentunya juga perlu disikapi dengan sepenuh kesadaran
bahwa ada banyak cara dan format untuk menyampaikan isi tersebut kepada murid-
murid. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru mewujudkan hal ini.
Di sisi lain, sebagai konsekuensi logis dari keragaman kebutuhan murid yang berbeda,
maka kita harus mempertimbangkan bagaimana proses pembelajaran harus secara hati-
hati didesain agar dapat berhasil untuk semua murid. Standar Proses sendiri sebenarnya
telah secara jelas mendeskripsikan kriteria pelaksanaan pembelajaran seperti apa yang
harus dipertimbangkan oleh guru dan sekolah beserta prinsip-prinsipnya. Pembelajaran
iv | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
berdiferensiasi yang berfokus pada kebutuhan murid, sangat sejalan dengan prinsip-
prinsip tersebut. Dengan memperhatikan konten, proses, produk, guru dapat
menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran agar
kesemua tahapan proses tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid kita
dan membantu kesuksesan pembelajaran mereka.
Sementara itu, proses pembelajaran berdiferensiasi juga mensyaratkan adanya praktek-
praktek penilaian yang baik. Pemerintah sendiri telah menetapkan Standar Penilaian
Pendidikan, dimana dijelaskan bahwa tujuan dari standar itu adalah menciptakan
proses penilaian yang mengarah pada tercapainya standar kompetensi lulusan. Proses
penilaian dilakukan dan digunakan bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses
pembelajaran, namun yang paling penting adalah bagi perbaikan proses pembelajaran
sehingga semua murid dapat mencapai kemajuan dalam proses belajarnya. Proses
pengumpulan dan pengolahan informasi tentang hasil belajar murid dengan demikian
tentunya harus dilaksanakan secara terus menerus. Dalam praktek pembelajaran
berdiferensiasi, praktek penilaian yang terus menerus ini menjadi satu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh guru, karena strategi pembelajaran yang dipilih oleh
guru akan sangat bergantung pada informasi yang didapat oleh guru melalui proses
penilaian ini.
Modul 2.1 ini merupakan bagian dari paket modul 2 dan juga merupakan bagian dari
serangkaian kegiatan pelatihan daring yang akan mencakup kegiatan belajar mandiri,
sesi diskusi, tanya jawab dan konsultasi secara daring dengan para fasilitator dan peran-
peran lain yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi. Oleh karena itu, modul ini sebaiknya digunakan secara simultan dengan
kegiatan-kegiatan tersebut. Modul ini telah mengalami perbaikan di beberapa
bagiannya.
Kami juga ingin mengingatkan bahwa karena belajar sifatnya adalah personal, maka
proses ini hanya akan bermakna jika Anda dapat membuat koneksi dan menerapkannya
dalam berbagai konteks pemecahan masalah yang Anda hadapi sehari-hari. Kami telah
berusaha untuk memastikan bahwa berbagai strategi yang kami sarankan dalam modul
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | v
ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, namun demikian, kreativitas dan
pemahaman akan kebutuhan masing-masing kondisi kelas yang berbeda tetap dituntut
dari Anda.
Semoga setiap menit yang dihabiskan dalam perjalanan belajar ini akan membantu Anda
menjadi versi diri Anda yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam peranan Anda
sebagai pendidik.
Sekali lagi, selamat belajar dan mengeksplorasi materi yang diberikan dalam modul ini.
Semoga Anda mendapatkan banyak momen AHA di sepanjang prosesnya dan menjadi
Guru Penggerak yang dapat membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Salam,
Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd. & Siti Luthfah, M. Pd
vi | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Daftar Isi
Hlm.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ..................................i
Surat dari Instruktur .........................................................................................................iii
Daftar Isi ...........................................................................................................................vi
Daftar Gambar.................................................................................................................vii
Capaian yang Diharapkan...............................................................................................viii
Ringkasan Alur Belajar MERDEKA......................................................................................x
Glosarium ........................................................................................................................xii
Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri.......................................................................................1
Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep ..............................................................................3
Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep ............................................................................25
Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi.................................................................................34
Pembelajaran 4 - Demonstrasi Kontekstual....................................................................46
Pembelajaran 5 - Elaborasi Pemahaman.........................................................................49
Pembelajaran 6 - Koneksi Antarmateri ...........................................................................55
Pembelajaran 7 - Aksi Nyata............................................................................................56
Surat Penutup..................................................................................................................58
Daftar Pustaka.................................................................................................................61
Daftar Lampiran...............................................................................................................62
Profil Penulis Modul ........................................................................................................82
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | vii
Daftar Gambar
Hlm.
Gambar 1. Carol Ann Tomlinson..................................................................................... 11
Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47) .................................... 15
Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56) ..................................................... 19
Gambar 4. Diagram Frayer ............................................................................................. 32
viii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Capaian yang Diharapkan
Kompetensi Lulusan yang Dituju:
Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai
berikut:
1. Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan
lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat
meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman.
2. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan tujuan
pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.
3. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran
berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.
Capaian Umum Modul 2.1.
Secara umum, capaian modul ini adalah peserta mampu:
1. mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi
kebutuhan belajar murid yang berbeda;
2. menjadi teladan dalam melakukan praktik-praktik reflektif dalam pembelajaran
bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya.
Capaian Khusus Modul 2.1.
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak
yang mampu:
1. menunjukkan pemahaman tentang konsep pembelajaran untuk semua murid;
2. mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran
berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan;
3. menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid;
4. menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi
produk;
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | ix
5. mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks
pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri;
6. menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko
dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
x | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Ringkasan Alur Belajar MERDEKA
Modul ini akan menggunakan alur belajar yang disingkat dengan MERDEKA. Alur
MERDEKA dalam modul ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Mulai dari diri (2JP):
CGP akan melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadi saat bersekolah dulu, terkait
dengan bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya belajar dengan
yang lebih baik.
Eksplorasi Konsep (4JP):
CGP akan mengeksplorasi materi-materi berikut ini:
a. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid;
b. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran
berdiferensiasi diperlukan;
c. Kebutuhan belajar murid yang berbeda dan konsekuensinya dalam proses
pembelajaran;
d. Penerapan diferensiasi konten, proses, dan produk dalam pembelajaran;
e. Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi.
Ruang Kolaborasi (6JP):
CGP akan melakukan kerja kelompok untuk membaca, mendiskusikan dan kemudian
menganalisis beberapa skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan
melakukan refleksi kolaboratif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu
yang tersedia.
Demonstrasi Kontekstual (4JP):
CGP akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xi
Elaborasi Pemahaman (2JP):
CGP akan mengelaborasi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan
membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dielaborasi bersama instruktur.
Koneksi Antarmateri (2JP):
CGP akan membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang
telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran
berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya.
Aksi Nyata:
CGP akan mengimplementasikan dan melakukan refleksi terhadap implementasi
pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
xii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Glosarium
Assessment for
learning
Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai
penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang
berkelanjutan (ongoing assessment)
Assessment of
learning
Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
Berfungsi sebagai penilaian sumatif.
Assessment as
learning
Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid
secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga
dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
Daring Merupakan akronim (singkatan) dari dua kata: “dalam” dan
“jaringan”. Dalam Bahasa Inggris, berarti “online”.
Diagram Frayer Grafik visual yang dikembangkan oleh Dorothy Frayer untuk
membantu murid dalam mendefinisikan konsep atau kosakata.
Diagram ini dibagi menjadi empat bagian: definisi, karakteristik,
contoh, dan bukan contoh.
Diferensiasi
Konten
Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten
adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang
perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Diferensiasi
Produk
Merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah
dipelajari.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xiii
Diferensiasi
Proses
Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani
oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan
memahami konten.
Kesiapan belajar
(Readiness)
Kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru.
Kesiapan ini terkait dengan berbagai hal, di antaranya:
pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini
dikuasai oleh murid; miskonsepsi; tingkat perkembangan
kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya.
Lingkungan
Belajar
Lingkungan yang berada di sekitar murid dan yang
mempengaruhi proses belajar mengajar.
Minat Suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan
dan memberikan kepuasan diri.
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu.
Profil Belajar Merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang
dipengaruhi oleh gaya berpikir/belajar, kecerdasan, budaya, latar
belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.
Scaffolding
Suatu teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah
bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan pengurangan
terhadap bantuan tersebut hingga pada akhirnya, murid dapat
menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses
pembelajaran.
1 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri
Kutipan untuk hari ini
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat
merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
(Ki Hajar Dewantara)
Durasi: 2 JP
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa
lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran 1:
1. Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar
murid-muridnya yang berbeda-beda?
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang Pertama!
Untuk mengawali pembelajaran di Modul 2.1 ini, Anda akan melakukan refleksi individu.
Tugas 1:
Membuat Refleksi Individu
Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid
Anda.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 2
- Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang
berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran
menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda
yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa
dampaknya terhadap murid Anda?
- Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran
di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut?
Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut?
- Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan
keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu
dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?
Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di dalam LMS.
Selamat berefleksi, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
Peran Fasilitator:
1. Memastikan semua CGP menyelesaikan tugas 1.
2. Membaca dan mempelajari refleksi yang ditulis oleh CGP.
3. Memberikan umpan balik atau apresiasi kepada CGP.
3 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep
Kutipan untuk hari ini
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan
kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah
seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik,
Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”
(Ki Hajar Dewantara)
Durasi: 3 JP
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat menjelaskan apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada
di kelas mereka.
2. CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang yang dimaksud dengan
pembelajaran berdiferensiasi.
3. CGP dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid.
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang kedua. Sesi
pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri
dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi.
Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi kedua ini, silakan lihat pertanyaan-
pertanyaan pemantik berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda tidak perlu menuliskan jawaban Anda.
Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini:
1. Apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas saya ?
2. Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
murid?
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 4
3. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran yang
telah dilakukan oleh mereka sebelumnya, dan perkembangan keterampilan
mereka?
4. Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar),
motivator, dan tujuan mereka?
5. Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Bagaimana gaya belajar
mereka?
6. Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil
belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan
pembelajaran secara efektif?
Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudian
membaca dan mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
2.1.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid
Seperti yang telah Ibu dan Bapak pelajari di modul sebelumnya, Ki Hajar Dewantara telah
menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki
kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan
belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam
prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.
Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini seharusnya
menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di
sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran
kita.
Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka sebagai pendidik, kita semua
juga tentu harus membuka mata terhadap adanya keberagaman murid-murid di kelas
5 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
kita. Saat berbicara tentang keberagaman murid, maka tentu saja cakupannya sangat
luas. Keberagaman murid mungkin dapat berupa:
- murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat
mengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam
pembelajaran daring;
- murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di
kelas, karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain;
- murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilan
yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya;
- murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami apa
yang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh antara apa
yang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari, akhirnya ia tidak bisa
membuat koneksi;
- murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memiliki
masalah sosial emosional;
- murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu;
- murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar;
- Dan sebagainya.
Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu
berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang
memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa
yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid
dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman
belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakini bahwa:
1. semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.
2. fairness is not sameness. Bahwa bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan
perlakuan kepada semua murid.
3. setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 6
4. praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang
diambil dari pengalaman demi pengalaman.
5. guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran
murid-murid di kelasnya.
6. guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa.
Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan,
kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat.
Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana
pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang
seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang
beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
Kaitan dengan Standar Pendidikan Nasional
Di dalam Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai
oleh peserta didik setelah menyelesaikan masa belajarnya di jenjang pendidikan
tertentu. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yang
diharapkan terwujud dalam diri peserta didik dan merupakan ejawantah dari apa
yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mewujudkan profil
kualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan
tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik
dengan semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru
memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar
(learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat
pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara
maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang
bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga
proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.
7 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
2.1.2 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Bayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini.
Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di
kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa
minat mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas
Anda? Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok?
Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level
membacanya paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk
meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang
menulis dan siapakah yang senang berbicara?
Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali
bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau
membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru
mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus
mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat
berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan
hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki
oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu
alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini.
Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan
setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya.
Sekarang, mari kita bayangkan ilustrasi kelas berikut ini.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 8
Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 orang. Saat ini
ia sedang mengajarkan materi tentang perkalian. Saat diberikan tugas
menyelesaikan soal-soal perkalian, di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu
Renjana melihat ada 3 murid yang selesai lebih dahulu. Karena dia tidak ingin ketiga
anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia
memberikan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain
mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana memberikan
25 soal perkalian.
Tugas 2
Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya,
mengapa? Jika tidak, mengapa?
2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana?
3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah
mengapa Anda melakukan hal tersebut?
Tulislah jawaban Anda dan kemudian unggahlah di dalam LMS.
Jika sudah selesai, silakan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut
Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon
kebutuhan belajar murid.
Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar
dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa
guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja
dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus
mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang.
Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang
gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di
9 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu
yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman
yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu
dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran
berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common
sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-
keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga
murid-muridnya.
2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu
ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang
mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 10
mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan
kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran.
Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai
lebih dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena
tambahan soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu
temannya yang belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan
membutuhkan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan
kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid-
muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat
terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.
Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan
Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaan
pembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsip
yang harus diikuti, dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaran
harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik.
Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan antara prinsip ini dengan topik bahasan
yang baru saja Ibu/bapak pelajari?
2.1.3 Mengetahui Kebutuhan Belajar Murid
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in
Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar
murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
11 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Gambar 1. Carol Ann Tomlinson
Sumber: news.virginia.edu
Ketiga aspek tersebut adalah:
● Kesiapan belajar murid (readiness)
● Minat murid
● Profil belajar murid
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih
baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang
mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut
memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu
memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai
(profil belajar).
Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 12
1. Kesiapan Belajar (Readiness)
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”?
Bayangkanlah situasi berikut ini:
Dalam pelajaran bahasa Indonesia, setelah menjelaskan dan memberikan
kesempatan murid-muridnya untuk mengeksplorasi beragam teks narasi, bu Renjana
meminta murid-muridnya membuat sebuah draf contoh teks narasi sendiri. Ia
kemudian melakukan asesmen terhadap draf teks yang telah dibuat oleh murid-
muridnya. Setelah melakukan asesmen, ia menemukan bahwa ada tiga kelompok
murid di kelasnya.
● Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan
struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup
mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
● Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan
struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas.
● Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan
struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.
Informasi yang didapatkan ini kemudian digunakan oleh bu Renjana untuk
merencanakan pembelajaran di tahapan berikutnya, dimana ia memberikan bantuan
lebih banyak untuk murid-murid yang belum memiliki keterampilan menulis dan
memberikan lebih sedikit bantuan untuk murid-murid yang telah memiliki
keterampilan menulis dengan struktur yang baik.
Dalam contoh di atas, Bu Renjana mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan melihat
kesiapan belajar.
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau
keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan
membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan,
namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka
tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Ada banyak cara untuk
membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang
pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar
CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser
tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan
13 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
“tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang
mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar
yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut sebenarnya
menggambarkan beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan
tingkat kesiapan belajar murid. Dalam modul ini, kita hanya akan mencoba membahas
6 dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan
oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut.
A. Bersifat mendasar -- Bersifat transformatif
Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya,
mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak
bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk
berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-
bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang
membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat
murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka
membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat
bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran
baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat
transformatif.
B. Konkret - Abstrak.
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan
melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehingga
mereka mungkin masih perlu belajar dengan menggunakan beragam alat-alat bantu
berupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau apakah murid sudah siap
bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak, sehingga mereka mungkin mulai
dapat diperkenalkan dengan konsep-konsep yang lebih abstrak.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 14
C. Sederhana - Kompleks.
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu
abstraksi atau esensi pada satu waktu, sementara murid yang lain mungkin sudah bisa
menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
D. Terstruktur - Terbuka (Open Ended)
Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masih memerlukan
struktur yang jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu ditata dengan tahapan yang jelas
dan cukup rinci, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat.
Sementara mungkin murid-murid lainnya sudah siap untuk menjelajah dan
menggunakan kreativitas mereka.
E. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar,
berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan,
mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan
kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal
daripada yang lain.
F. Lambat - Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin
perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai dan diberikan sedikit tantangan.
Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu
daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
15 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47)
Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas
(IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan
yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru
yang akan diajarkan. Adapun tujuan memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua
siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat (Santangelo &
Tomlinson (2009) dalam Joseph et.al (2013: 29)).
Berikut ini adalah contoh seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan kesiapan belajar (Readiness):
Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah:
murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun
datar.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 16
Berdasarkan asesmen yang ia buat saat pembelajaran sebelumnya, ia melihat beberapa
muridnya telah memiliki pemahaman konsep keliling yang baik, namun beberapa murid
lainnya belum memiliki pemahaman tersebut. Ia juga mencatat, bahwa ada anak-anak yang
juga belum lancar melakukan operasi hitung. Ia kemudian melakukan kegiatan pembelajaran
seperti di bawah ini:
Kesiapan belajar Kegiatan Pembelajaran
Untuk murid yang telah
memahami konsep
keliling; dan
dapat melakukan
operasi hitung dasar.
Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang
mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan masing-masing.
Untuk murid yang
telah memahami
konsep keliling namun
belum lancar dalam
melakukan operasi
hitung dasar.
Murid menghitung keliling bangun datar menggunakan
bantuan benda-benda konkret untuk (misalnya menggunakan
lidi). Murid menerapkan strategi “3 before me” (bertanya
kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru
akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak
ada miskonsepsi.
Setelah pelajaran selesai, ia memberikan murid-murid ini
latihan berhitung tambahan untuk memperlancar kemampuan
menghitung mereka.
Untuk murid yang
belum memahami
konsep keliling.
Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang
konsep keliling dan kemudian akan berlatih menyelesaikan soal
dengan bimbingan guru. Guru akan memberikan scaffolding
dalam proses ini.
Catatan:
Scaffolding adalah suatu teknik pembelajaran di mana murid
diberikan sejumlah bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan
pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga murid pada
akhirnya dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam
proses pembelajaran.
17 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
2. Minat Murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada
suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang
berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:
● membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan
kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
● mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
● menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk
mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka,
dan;
● meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat
situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan
oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu.
Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan,
meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya
berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai
alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan
individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu.
Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki
minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan
meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya
dengan cara yang menarik atau menghibur.
Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’
dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas
akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat
mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 18
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya
adalah dengan:
- menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan
humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb);
- menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid;
- mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
- menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan
persoalan (problem-based learning).
Seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Minat setiap murid
tentunya akan berbeda-beda. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan
minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah
untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan
menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Hal
lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah
bahwa minat murid dapat berkembang. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak
hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat
membantu mereka menemukan minat baru.
Untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang mungkin dapat diberikan pada
murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin
digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001)
19 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56)
Perlu diingat bahwa daftar di atas hanya sebagai contoh. Daftar tersebut tentunya masih
dapat ditambah atau diperluas.
Di bawah ini adalah contoh guru yang memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan
minat murid-muridnya:
Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur,
Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka.
Misalnya, anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks
prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki
minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat
sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih
tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 20
3. Profil Belajar Murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik
belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar
adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan
efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya
belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak
memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru
dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa
diantaranya:
● Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan,
tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya
terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu
dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
● Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -
impersonal.
● Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan
mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa
gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer,
dsb);
2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan
guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi,
mendengarkan musik);
3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak,
melakukan kegiatan hands on, dsb).
21 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda,
maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya
mengajar.
● Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori
tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki
delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi
dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily-
kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-
matematika.
Berikut ini adalah contoh bagaimana seorang guru memperhatikan kebutuhan belajar
berdasarkan profil belajar murid:
Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid
dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Kemudian, dari proses memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Neon
mengetahui mana murid-muridnya yang merupakan pemelajar visual, pemelajar
auditori, dan pemelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-
muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut
ini:
1. Saat mengajar, Pak Neon:
- menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses
oleh murid.
- membuat beberapa sudut belajar atau display informasi yang ditempel di
tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak
saat mengakses informasi.
2. Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih
cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, tulisan,
rekaman wawancara maupun performance atau role-play.
Guru dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara. Berikut ini
adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui
kebutuhan belajar murid:
● mengamati perilaku murid-murid mereka;
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 22
● mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik
yang akan dipelajari;
● melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh
informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
● mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
● mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau
aktivitas;
● bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
● membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar
dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
● berbicara dengan guru murid sebelumnya;
● membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat
pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
● menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid
telah berada dalam level yang sesuai;
● melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
● mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka;
● dll.
Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat guru
lakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-
muridnya. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan cara
lainnya?
Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus
melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama
hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan
23 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan
belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat
membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-
muridnya.
-----------------------------------------------------
Selamat! Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran untuk tahapan ini. Untuk
membantu Anda mengonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk
sesi pembelajaran berikutnya, kami mohon Bapak/Ibu dapat menyelesaikan Tugas 3
berikut ini.
Tugas 3
Setelah membaca materi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi!
2. Mengapa kita perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid?
3. Sebagai guru, apa yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebutuhan
belajar murid-murid kita? Apa saja yang perlu dipertimbangkan?
Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di LMS.
Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan
Kemampuan guru untuk memahami tujuan pembelajaran dengan baik akan menjadi salah
satu kunci bagi suksesnya implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat
memahami tujuan pembelajaran, guru perlu mengetahui apa sebenarnya kompetensi yang
diharapkan, baik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, yang harus dapat
dicapai oleh murid dalam suatu mata pelajaran di jenjang dan waktu tertentu. Kompetensi-
kompetensi ini dapat dibaca oleh guru di dalam dokumen Standar Isi. Oleh karena itu, guru
perlu secara cermat membaca dan memahami Standar Isi dengan baik agar dapat
menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai. Jika guru telah memiliki pemahaman yang
baik terkait dengan tujuan, akan lebih mudah bagi guru untuk menentukan tahapan-
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 24
tahapan dalam proses belajar murid dan memutuskan strategi pembelajaran seperti apa
yang akan dilakukan.
Peran Fasilitator:
1. Mendorong dan memotivasi CGP untuk menyelesaikan tugas 3.
2. Fasilitator juga akan memberikan masukan kepada CGP melalui LMS.
Catatan untuk Fasilitator:
Selain teori yang disampaikan oleh Tomlinson, Fasilitator juga perlu mempelajari teori-teori
tentang pembelajaran lainnya. Teori multiple intelligence dari Howard Gardner, teori
pembelajaran konstruktivisme dari Vygotsky, concept based learning dari Lynn Ericson,
understanding by design dari Wiggins and Mc. Tighe juga akan menjadi literatur penting
dalam pembahasan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini. Fasilitator juga harus
memahami bahwa diferensiasi pembelajaran bukan hanya dapat dilakukan dalam 3 bentuk
(konten, proses, produk), tetapi juga bentuk lainnya, misalnya diferensiasi lingkungan
belajar. Jika nanti dalam proses diskusi, CGP ada yang membawa topik ini dalam diskusi, maka
fasilitator harus mengapresiasi pengetahuan CGP tersebut.
25 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep
Kutipan untuk hari ini
Apakah satu ukuran selalu cocok untuk semua? (Justin Tarte)
Durasi: 1 JP
Moda: Forum diskusi asinkronus
Tujuan Pembelajaran Khusus:
● CGP dapat menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan
diferensiasi produk;
● CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran
berdiferensiasi.
Selamat datang Ibu/Bapak Calon Guru Penggerak di sesi Pembelajaran ini! Untuk
mengawali pembelajaran di tahapan ini, silahkan membaca pertanyaan pemantik
berikut ini. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak perlu dijawab langsung, namun hanya
digunakan untuk memprovokasi pemikiran Ibu/Bapak.
Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini:
1. Bagaimana saya mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat
memenuhi kebutuhan belajar murid saya?
2. Bagaimana murid saya harus belajar, difasilitasi pembelajarannya dan
berinteraksi satu sama lain?
3. Bagaimana mereka menunjukkan pemahaman atau hasil pembelajaran mereka?
Apa yang akan mereka hasilkan sebagai produk?
4. Apa peran penilaian formatif dan sumatif dalam pembelajaran berdiferensiasi ?
Cermati 2 video berikut ini dan catatlah minimal 3 hal penting yang disampaikan video
tersebut.
Berikut ini video yang harus Anda lihat yang terdapat dalam LMS:
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 26
1. Video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses dan produk
2. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi
Setelah menyaksikan video-video tersebut, untuk lebih memperdalam pemahaman
tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi, silahkan membaca artikel tentang
penilaian berikut ini.
Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Anda tentu tahu dan mungkin pernah berhubungan dengan seorang dokter. Dalam
bekerja, ketika seorang dokter membantu pasiennya, maka yang akan ia lakukan
adalah menegakkan diagnosis. Diagnosis yang ia buat tentunya didasarkan pada
pengetahuan dan ilmu sains kedokteran yang telah ia pelajari. Namun, dokter tidak
hanya dapat bekerja berdasarkan diagnosis. Ia juga perlu membangun rasa percaya
pasien agar si pasien mau mengikuti apa yang ia sarankan untuk mereka. Tanpa rasa
percaya dari si pasien, apa yang disarankan oleh dokter mungkin tidak akan dilakukan
oleh si pasien. Nah, agar dapat tercipta rasa saling percaya, maka dokter yang baik
akan membangun hubungan komunikasi yang baik, jujur, dan terbuka kepada
pasiennya. Dokter hanya akan meresepkan obat setelah ia menegakkan diagnosis.
Sama seperti seorang dokter, seorang guru juga akan berada dalam situasi yang
mungkin serupa. Saat ia mengajar, ia akan mendasarkan praktiknya pada
pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki yang berhubungan dengan mata
pelajaran yang ia ampu dan ilmu pedagogi. Namun demikian, ia juga harus
membangun komunikasi dan kepercayaan murid-muridnya, agar murid-muridnya
tersebut mau mengikuti instruksi dan saran-saran yang ia berikan. Tanpa membangun
rasa percaya dan komunikasi yang baik, tidak akan terjadi hubungan positif antara
murid dan guru, sehingga akan sulit bagi guru untuk memotivasi murid untuk
mencapai tujuannya. Baik guru maupun dokter sebenarnya sama-sama melakukan
asesmen. Lewat proses asesmen ini, Dokter akan menghasilkan diagnosa tentang
pasiennya sedangkan guru akan menemukan kebutuhan belajar muridnya.
Guru juga perlu berkomunikasi dan membangun hubungan saling percaya dengan
murid-muridnya untuk mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari
murid-muridnya. Kesemua informasi tersebut kemudian akan digunakan oleh guru
untuk merancang pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid mereka, dengan
27 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
harapan murid-murid akan merespon dengan baik pembelajaran yang telah
dirancangnya. Proses mengidentifikasi kebutuhan murid inilah yang terkadang
terlewat dilakukan oleh guru. Padahal, sama seperti seorang dokter, ia tidak bisa
meresepkan obat tanpa diagnosis. Demikian pula seharusnya seorang guru. Tanpa
mengetahui kebutuhan belajar murid, akan sulit baginya untuk bisa memberikan
pengalaman belajar yang tepat untuk murid-muridnya.
Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memegang peranan
yang sangat penting. Guru diharapkan memiliki pemahaman yang berkembang secara
terus menerus tentang kemajuan akademik murid-muridnya agar ia bisa
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut. Guru diharapkan
dapat mengetahui dimana posisi murid-muridnya saat mereka akan belajar dan
mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ini tentunya akan
berbeda-beda untuk setiap murid, untuk setiap mata pelajaran, untuk setiap materi,
dan bahkan untuk setiap waktu, karena kondisi psikologis dan kemampuan seorang
anak mungkin saja berbeda dari waktu ke waktu. Penilaian, dalam hal ini akan
berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran
berdiferensiasi.
Tomlinson & Moon (2013: 18) mengatakan bahwa penilaian adalah proses
mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan
membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang
membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar
mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif.
Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:
1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya
proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif.
Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment)
2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan
murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga
dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 28
Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan
yang sangat penting. Mengapa? Berbeda dengan penilaian sumatif yang biasanya
dilakukan setelah sebuah unit atau proses pembelajaran selesai -- sehingga biasanya
hasilnya digunakan untuk membuat keputusan tentang sang anak, misalnya untuk
memutuskan nilai rapor anak, kenaikan kelas, dsb -- maka penilaian formatif dilakukan
saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat
memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten,
sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang
dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk
mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini,
guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran
yang ia lakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan
kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut.
Lalu seperti apa dan bagaimana melakukan penilaian formatif ini? Karena sifatnya
memonitor pembelajaran, maka penilaian formatif ini dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi dan tidak hanya dapat dilakukan secara tertulis.
Penilaian ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan setiap
hari, misalnya lewat mengamati, menanya, merefleksi, berdiskusi (baik dengan teman
sebaya maupun guru), dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif, selain yang mungkin
telah sering dilakukan guru dalam bentuk tes tertulis:
1. Tiket Keluar. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada semua
murid sebelum kelas berakhir. Murid menulis jawaban mereka pada kartu atau
selembar kertas dan menyerahkannya saat mereka keluar kelas. Teknik
penilaian formatif ini melibatkan semua murid dan memberikan bukti yang
sangat penting tentang pembelajaran saat itu bagi guru.
2. Tiket Masuk. Guru juga bisa memberikan sebuah pertanyaan kepada semua
murid sebelum pelajaran dimulai. Jawaban murid dapat digunakan untuk
menilai pemahaman awal murid terkait dengan materi yang akan didiskusikan
atau sebagai ringkasan pemahaman murid terhadap materi hari sebelumnya.
3. Berbagi 30 Detik. Dengan strategi ini, murid secara bergiliran berbagi apa yang
telah ia pelajari dalam pelajaran selama 30 detik. Target yang Anda cari dalam
kegiatan ini adalah bagaimana pemahaman murid dikaitkan dengan kriteria
keberhasilan yang diharapkan. Dapat dijadikan sebagai rutinitas di akhir
29 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
pelajaran sehingga semua murid memiliki kesempatan untuk berpartisipasi,
berbagi wawasan, dan mengklarifikasi apa yang dipelajari.
4. Nama dalam toples. Guru bisa meminta murid menulis nama mereka di
selembar potongan kertas & kemudian memasukkannya dalam toples. Guru
kemudian bisa mengajukan sebuah pertanyaan tentang konsep kunci yang
sedang dipelajari, kemudian secara random mengambil sebuah potongan
kertas di toples, dan meminta beberapa anak yang namanya tertulis di
potongan kertas tersebut menjawab pertanyaan secara bergantian.
5. 3-2-1. Di akhir pembelajaran, strategi ini memberikan murid cara untuk
merangkum atau bahkan mempertanyakan apa yang baru saja mereka
pelajari. Tiga petunjuk dapat disediakan bagi murid untuk menanggapi yaitu: 3
hal yang tidak murid ketahui sebelumnya, 2 hal yang mengejutkan murid
tentang topik tersebut, 1 hal yang ingin murid mulai lakukan dengan apa yang
telah dipelajari.
6. Refleksi. Apapun bentuk refleksi yang dilakukan, refleksi dapat menjadi alat
penilaian formatif yang sangat berguna bagi guru untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman murid dan apa yang masih menjadi kebingungan mereka.
7. Pojok pemahaman. Minta murid pergi ke pojok-pojok kelas sesuai dengan
pemahaman mereka. Jika mereka tidak memahami topik yang sedang dibahas,
mereka dapat pergi ke salah satu sudut dengan murid yang memiliki tingkat
pemahaman yang sama. Sementara jika sudah memahami, mereka dapat pergi
ke sudut yang lain. Ini dapat menjadi informasi buat guru, misalnya jika guru
ingin memasangkan murid yang “sudah mengerti” dengan murid yang
kesulitan dan meminta murid berkolaborasi untuk memahami materi yang
menantang.
8. Strategi 5 jari. Minta murid mendeskripsikan pemahaman mereka terkait topik
yang diajarkan dengan menggunakan 5 jari. 5 jika mereka sudah paham sekali,
1 jika mereka tidak paham sama sekali. Cara ini cukup cepat dan mudah untuk
mengetahui gambaran umum pemahaman murid. Jika guru ingin mengetahui
secara lebih spesifik, tentu saja guru perlu untuk menggali lebih dalam dari
sumber-sumber lainnya.
Masih banyak lagi strategi penilaian formatif yang dapat digunakan oleh guru, tanpa
harus selalu membuat penilaian tertulis. Penilaian secara tertulis tentu saja juga masih
akan diperlukan, namun guru dapat memvariasikannya dengan strategi-strategi
penilaian yang lain juga. Mendengarkan dengan saksama saat murid berdiskusi atau
bertanya, memperhatikan hasil pekerjaan tertulis mereka, juga dapat menjadi cara
yang sangat berguna untuk mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada intinya,
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 30
kemampuan menilai dan menganalisis hasil penilaian ini akan menjadi keterampilan
yang sangat penting bagi guru, jika mereka ingin dapat mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi dengan sukses.
*Beberapa contoh strategi disini diambil dari artikel yang berjudul “27 easy
formative assessment strategies for gathering evidence of student learning” yang
dapat diakses melalui tautan berikut ini https://www.nwea.org/blog/2019/27-easy-
formative-assessment-strategies-for-gathering-evidence-of-student-learning/
Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan
Di dalam Standar Penilaian, disebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dari deskripsi tentang
tujuan ini, dapat kita lihat benang merah antara pembelajaran berdiferensiasi dengan
upaya pemenuhan Standar Penilaian ini. Mengapa? Karena di dalam konsep
pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memiliki peranan yang sangat penting.
Kemampuan guru yang baik dalam melakukan penilaian menggunakan berbagai
strategi serta menganalisis hasilnya, akan membantu guru untuk dengan tepat
menyesuaikan strategi pembelajaran, dukungan yang harus ia berikan kepada murid-
muridnya, serta konten seperti apa yang harus disampaikan. Semua penyesuaian
terkait pembelajaran yang dibuat oleh guru tersebut akan bergantung pada data hasil
penilaian yang dilakukan oleh guru. Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan
tersebut?
Setelah menyimak video dan membaca artikel tersebut, Bapak/Ibu akan mendapatkan
kesempatan untuk mendiskusikan isi video dan artikel tersebut dengan rekan satu kelas
Anda secara asinkron. Anda akan diminta memberikan pendapat tentang isi video dan
artikel yang telah disaksikan dan dibaca tersebut.
31 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Namun, sebelum Anda melakukan diskusi pada waktu yang telah ditentukan, mohon
untuk membaca aturan untuk forum diskusi tersebut.
Aturan forum diskusi asinkron:
1. Pastikan Anda sudah melihat video penjelasan tentang diferensiasi konten,
proses, dan produk, video tentang lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran berdiferensiasi, serta membaca artikel tentang peran penilaian
dalam pembelajaran berdiferensiasi.
2. Diskusi asinkron ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama
tentang strategi melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
3. Sikap berpikiran terbuka (open-minded) dan saling menghormati menjadi nilai
dasar dari proses diskusi ini.
4. Baik fasilitator maupun CGP lain dapat menawarkan pandangan pribadi,
tanggapan, juga respon atau menjawab hal-hal yang sedang didiskusikan.
Pertanyaan untuk diskusi daring:
1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut?
2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat?
3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa?
4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih
Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?
Karena ini adalah bagian akhir dari eksplorasi konsep sebelum Anda masuk ke alur
belajar berikutnya, maka setelah sesi pembelajaran ini selesai, Anda akan diminta untuk
menyimpulkan pemahaman Anda tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan
menggunakan Diagram Frayer.
Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas
kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 32
mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan
pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan
contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. Informasi ini
ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan
representasi visual.
Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh
Dorothy Frayer, seorang educational psychologist.
Gambar 4. Diagram Frayer
Tugas 4:
Silakan lengkapi diagram frayer tentang Pembelajaran Berdiferensiasi di atas.
Jelaskanlah:
- Apa definisi pembelajaran berdiferensiasi?
- Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembelajaran berdiferensiasi?
- Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi?
- Yang bukan merupakan contoh pembelajaran berdiferensiasi?
33 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Setelah Anda melengkapi diagram tersebut, unggahlah pekerjaan Anda tersebut ke
dalam folder pengumpulan tugas yang tersedia di LMS.
Peran Fasilitator:
1. Memastikan CGP sudah menonton video-video berikut ini:
a. Video Pembelajaran berdiferensiasi melalui diferensiasi konten, proses dan
produk
b. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi
2. Memastikan CGP sudah membaca artikel peran penilaian dalam pembelajaran
berdiferensiasi.
3. Mengingatkan CGP untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi daring.
4. Ikut menanggapi diskusi di forum diskusi daring dan menilai keaktifan CGP dalam
diskusi.
Beberapa informasi tambahan untuk fasilitator:
Silakan membaca beberapa literatur tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk
membantu Anda memfasilitasi diskusi. Salah satu yang menjadi acuan dalam modul ini
adalah pemikiran-pemikiran Carol Ann Tomlinson dan beberapa artikel mengenai
pembelajaran berdiferensiasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 34
Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi
Kutipan untuk hari ini
“Kolaborasi sering didengung-dengungkan sebagai 21st century skills, tapi sebenarnya
kolaborasi ini adalah nilai luhur bangsa Indonesia yaitu gotong royong”
(Iwan Syahril)
Durasi: 6 JP
Moda: Diskusi Daring
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk menganalisis implementasi
pembelajaran berdiferensiasi.
Selamat datang kembali! Anda telah memasuki sesi pembelajaran ke-tiga!
Semoga Anda senantiasa berada dalam keadaan sehat dan semangat dalam mengikuti
rangkaian proses pembelajaran ini.
Pertanyaan Pemantik untuk pembelajaran ke-3:
Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran, bagaimana saya dapat:
1. memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya?
2. memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid
menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran?
3. memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi
murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas?
4. memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya
dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan
untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar
mereka?
35 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk
berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya
akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini
disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Anda bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran
yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap
kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini:
1. Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid
yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut
menentukan kebutuhan belajar muridnya?
2. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
3. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis akan difasilitasi oleh
Bapak/Ibu Fasilitator.
Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut ini:
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 36
Beberapa Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi
Situasi 1 - TK
Bu Ceria adalah guru TK A. Walaupun dalam masa pandemi, ia tetap ingin memastikan murid-
muridnya terfasilitasi dengan baik 6 aspek perkembangannya. Salah satunya adalah aspek
perkembangan kognitif. Hari ini Bu Ceria ingin murid-muridnya memperdalam pemahaman
mereka tentang konsep korespondensi 1-1. Kemarin, sebenarnya ia telah memperkenalkan
materi ini juga. Namun, saat ia melakukan tanya jawab singkat, ia masih melihat 4 orang murid
sepertinya belum memiliki pemahaman yang baik tentang hal ini. Oleh karena itu, hari ini Bu
Ceria telah mengatur pembelajarannya sebagai berikut:
1. Ia akan mengadakan pertemuan daring melalui Zoom dengan semua murid-muridnya
selama 30 menit di pagi hari. Di dalam pertemuan ini, ia akan secara sekilas mereview
kembali konsep korespondensi 1-1 ini melalui contoh. Mengapa sekilas? karena Bu
Ceria sebenarnya telah melihat sebagian besar murid-muridnya telah memahami
konsep tersebut.
2. Di akhir pertemuan daring, Bu Ceria menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh murid-
muridnya di rumah secara asinkron. Karena ia ingin murid-murid dapat menerapkan
konsep yang telah dipelajari sebelumnya, maka Instruksi yang ia berikan tersebut
adalah:
- Meminta murid-muridnya untuk mencari benda sebanyak yang ia instruksikan dan
kemudian menggambarnya. Misalnya:
a. 5 sendok di rumah
b. 7 lembar daun kering di luar rumah
c. 8 batu kerikil di sekitar rumah
d. 10 buah tutup botol di dapur
e. dsb.
3. Untuk memudahkan murid-muridnya, Bu Ceria menyajikan instruksinya dalam dua
moda.
a. secara tertulis yang kemudian ia kirim melalui pesan Whatsapp kepada orang
tua murid.
b. dengan audio, yang ia kirim juga melalui pesan suara di Whatsapp.
4. Saat murid bekerja, Bu Ceria meminta murid (dengan bantuan orang tua) untuk memfoto
pekerjaan mereka dan mengirimkan kepadanya melalui Whatsapp, untuk kemudian ia nilai.
37 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
5. Karena tugas yang diberikan bu Ceria bersifat asinkron, maka bu Ceria memberikan
kesempatan bagi murid untuk bekerja di waktu mereka sendiri, sehingga jika ada orang tua
yang karena suatu hal belum dapat membantu, mereka dapat membantu anak-anaknya di
waktu yang lebih sesuai dengan mereka. Namun demikian, bu Ceria tetap memberikan
batas waktu pengerjaan untuk murid.
6. Untuk membantu 4 muridnya yang masih membutuhkan bantuan lebih, Bu Ceria telah
mengatur dan membuat janji dengan orang tua dari keempat murid tersebut untuk
bertemu secara daring dan memberikan penjelasan ulang. Bu Ceria menghabiskan
beberapa menit untuk memeriksa pemahaman konseptual tentang korespondensi 1-1
dengan 4 anak tersebut. Saat bu Ceria merasa murid-murid tersebut telah mulai
memahami konsepnya, dia kemudian memberikan kesempatan untuk murid mencoba
mengerjakan tugas yang diberikan. Bu Ceria juga merekam penjelasannya dalam sebuah
video singkat, yang ia kirimkan kepada orangtua keempat murid tersebut agar dapat dilihat
kembali oleh murid-muridnya jika mereka masih bingung.
Situasi 2 - SD
Pak Dermawan adalah guru Sekolah Dasar. Minggu depan, ia akan mengajar murid-muridnya
materi tentang cara kerja salah satu sistem organ tubuh manusia yaitu sistem organ
pencernaan. Saat merencanakan pembelajaran, Pak Dermawan mempersiapkan beberapa
sumber belajar yang menurutnya akan membantu murid-muridnya belajar sesuai dengan
kebutuhannya. Sumber daya belajar yang ia siapkan diantaranya adalah:
1. Sebuah poster diagram yang menunjukkan bagian-bagian organ pencernaan yang
dipinjam dari perpustakaan.
2. Berbagai bacaan yang memuat pembahasan tentang bagaimana organ pencernaan
bekerja dari beberapa sumber. Ada yang berupa:
- Beberapa buku bacaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda (yang juga ia pinjam
dari perpustakaan) yang memuat informasi tentang cara kerja sistem organ
pencernaan.
- artikel yang ia ambil dari majalah anak (kebetulan ada pembahasan tentang sistem
pencernaan dengan bahasa yang lebih sederhana).
- Komik sains milik salah satu muridnya (di minggu sebelumnya, ia sudah
menanyakan pada murid-muridnya apakah ada yang memiliki sumber belajar yang
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 38
berhubungan dengan sistem organ pencernaan. Kebetulan, ada satu muridnya
yang memiliki komik sains, dan diminta untuk membawanya ke sekolah).
3. Di kelas Pak Dermawan tidak ada komputer. Tetapi Pak Dermawan tetap mencoba
mengunduh lewat handphonenya sebuah video singkat yang menjelaskan tentang
bagaimana organ pencernaan bekerja. Video ini kemudian ia tonton sebelumnya
(untuk memastikan isinya sesuai dan cocok dengan apa yang ia ingin anak-anak
pahami), dan kemudian ia simpan di handphonenya tersebut. Rencananya, ia hanya
akan menunjukkan video itu melalui handphone jika ada murid tertentu yang masih
membutuhkan bantuan lebih.
4. Pak Dermawan juga membuat kartu-kartu pertanyaan yang dapat digunakan untuk
membantu murid mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang cara kerja
sistem organ pencernaan (dengan menjawab pertanyaan)
5. Pak Dermawan lalu mempersiapkan daftar kegiatan lengkap dengan instruksinya.
Misalnya:
- membaca buku/artikel/komik/ dsb;
- mengamati poster/diagram, mendiskusikannya, dan kemudian membuat
ringkasan untuk menunjukkan pemahaman tentang isi poster tersebut;
- mewawancarai petugas UKS;
- menjawab kartu-kartu pertanyaan.
Aktivitas-aktivitas tersebut, walaupun berbeda-beda, namun semuanya bertujuan agar
murid memahami cara kerja sistem pencernaan.
Pak Dermawan pun siap mengajar.
6. Di awal pembelajaran, Pak Dermawan memberikan penjelasan kepada semua murid
yang ada di kelasnya tentang tujuan pembelajaran dan konsep kunci yang ia ingin anak-
anak kuasai. Lewat proses tanya jawab dan contoh-contoh, ia juga memastikan bahwa
murid-muridnya memahami apa yang dimaksud dengan ‘sistem’.
7. Setelah itu, ia meminta murid-muridnya mulai bekerja dalam kelompok. Untuk
penugasan kali ini, Pak Dermawan telah mengelompokkan murid berdasarkan tingkat
kemampuan murid membaca. Hal ini karena tugas pertama yang harus dilakukan oleh
setiap kelompok adalah membaca materi bacaan terlebih dulu. Pak Dermawan
menyesuaikan teks yang dibaca tiap kelompok dengan kemampuan membaca mereka.
8. Pak Dermawan menjelaskan pada murid-muridnya, bahwa dalam satu minggu tersebut,
setiap kelompok akan mendapat target untuk menyelesaikan kegiatan yang telah
disiapkan oleh Pak Dermawan tersebut. Keputusan tentang kegiatan mana yang ingin
dilakukan lebih dulu diserahkan sepenuhnya kepada murid. Yang jelas, mereka
39 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
diberikan kesempatan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut pada saat jam pelajaran
IPA di minggu tersebut.
9. Selama proses murid melakukan kegiatan, Pak Dermawan memastikan ia
mengobservasi dan memantau pemahaman murid-muridnya. Ia mendatangi tiap
kelompok, mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada murid-
murid yang memerlukan bantuan atau perlu diberikan tantangan lebih. Ia misalnya
menunjukkan video lewat handphonenya kepada beberapa anak yang tampak masih
kesulitan. Membantu mereka memahami konsep-konsep kunci dengan kosakata-
kosakata sederhana yang kemudian ia display di kelas. Pak Dermawan juga membuat
catatan-catatan penilaian selama proses ini. Setiap jawaban murid, pertanyaan murid,
ia perhatikan. Ia gunakan informasi ini untuk menyesuaikan tingkat bantuan yang ia
berikan pada murid.
10. Pak Dermawan kemudian melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana murid-
muridnya memahami materi tersebut. Ia kemudian membuat penilaian berjenjang (tier
assessment)
- Untuk murid-murid yang kemampuannya kurang, ia menugaskan mereka untuk
menjelaskan alur pencernaan dalam sebuah diagram alur sederhana yang
dilengkapi penjelasan singkat, dengan menggunakan kosakata sederhana, sesuai
dengan yang telah mereka pelajari dan bahkan telah di display di kelas.
- Untuk murid-murid yang kemampuannya sedang, ia meminta mereka membuat
sebuah cerita narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih
bervariasi.
- Untuk murid-murid yang kemampuannya tinggi, ia meminta mereka membuat
sebuah cerita kreatif dari perspektif ‘seorang’ makanan yang menarasikan alur
pencernaan. Melalui tugas ini, penyusunan kalimat dan pemilihan kosakata yang
digunakan tentunya sudah lebih sulit.
Situasi 3 - SMP
Pak Dudidam, seorang guru SMP, ingin mengajarkan murid-muridnya materi tentang iklan.
Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid dapat menangkap makna secara kontekstual
terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari iklan tentang produk dan jasa.
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 40
Pak Dudidam lalu membuat skenario pembelajaran sbb:
1. Diskusi Seluruh Kelas
Di awal pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid
pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu seperti:
- Apa yang membedakan antara iklan dengan bentuk tulisan lain?
- Iklan apa yang benar-benar menarik untuk kalian?
- Apakah dibutuhkan biaya untuk membuat sebuah iklan?
- Jenis pekerjaan apa yang tersedia dalam periklanan?
2. Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil
Setelah itu, Pak Dudidam meminta murid melakukan kegiatan Tulis---Berbagi dengan
pasangan--Berbagi dengan pasangan lain.
- Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang menarik
bagi mereka.
- Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu teman lain (secara
berpasangan). Saat berbagi, mereka boleh menambahkan pendapat.
- Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain.
- Setelah itu Pak Dudidam melakukan diskusi dengan seluruh Kelas. Ia akan
menggunakan daftar iklan yang ditulis oleh masing-masing kelompok sebagai
contoh, kemudian membahasnya dengan menekankan pada:
● Target audiens sasaran
● pesan utama
● mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain.
- Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan.
3. Kerja kelompok Kecil.
- Murid akan diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai
lima orang untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan berbagai jenis iklan.
- Setiap kelompok akan diberikan selembar kertas dan bekerja di meja mereka.
- Setiap lembar kertas grafik memiliki T-Chart untuk menuliskan kelebihan dan
kekurangan untuk jenis iklan tertentu (misalnya, radio, TV, Internet, cetak,
billboard).
- Setiap kelompok akan melakukan brainstorming dan mencatat dua kelebihan dan
dua kekurangan dari jenis iklan tertentu
- Dengan menggunakan isyarat yang diberikan guru, setiap kelompok kemudian
pindah ke meja kelompok lain.
41 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
- Mereka membaca masukan yang telah ditulis sebelumnya dan menambahkan dua
kelebihan dan kekurangan lagi
- Terus berlanjut demikian, sampai setiap kelompok memiliki kesempatan untuk
membahas semua jenis iklan.
4. Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar. Ia lalu
memfasilitasi diskusi yang diperlukan untuk memperjelas dan/atau memperluas
pemahaman konsep seperti: target audiens, kejelasan pesan, dan penggunaan fitur
kebahasaan dan desain seperti pemilihan judul, teks , gambar, dan format.
5. Pak Dudidam lalu memberikan tugas Individu. Ia membedakan penugasannya sesuai
dengan kemampuan murid. Tugas yang harus dikerjakan murid adalah: Membuat iklan
yang secara efektif akan mempromosikan produk atau jasa atau acara, sesuai dengan
yang dijelaskan dalam skenario yang diberikan
6. Pak Dudidam menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan
dan pemahaman konsep murid-muridnya. Perbedaan skenarionya adalah:
- Skenario 1 bersifat lebih konkret dan terstruktur dengan petunjuk langkah
demi langkah dan mencakup semua informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas;
- Skenario 2 kurang terstruktur dan lebih terbuka dibandingkan Skenario 1;
- dan Skenario 3 bersifat konseptual dan terbuka dan membutuhkan riset.
7. Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di kelas yang mendukung cara
mereka belajar dengan baik, misalnya, sendirian di tempat yang tenang, dekat teman
untuk memudahkan bertanya jika bingung, atau di area ruangan yang lebih ramai
bersama murid -murid lain yang memungkinkan mereka untuk saling berbagi ide.
Situasi 4 - SMA
Bu Derana adalah seorang guru Biologi SMA. Ia mengajar murid-murid Kelas 10. Adapun tujuan
pembelajarannya adalah: ‘Murid dapat menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati
di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya’.
Karena situasi sedang pandemi, bu Derana kemudian menggunakan metode flip learning.
Dimana sebelum pertemuan daring dengan guru, Ia meminta murid-muridnya untuk
mempelajari dulu materinya. Bu Derana telah menyiapkan paparan tentang materi
keanekaragaman hayati yang dapat diakses secara mandiri oleh murid-muridnya. Di dalam
paparan ini, bu Derana menjelaskan tentang konsep kunci dari keanekaragaman hayati dan
tingkatannya (keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, keanekaragaman
genetik). Ibu Derana juga menyediakan beberapa sumber belajar yang berkaitan dengan
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 42
wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia. Sumber yang ia sediakan misalnya artikel
dari koran, video-video dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari internet.
Untuk membantu murid-muridnya belajar mandiri, bu Derana menyiapkan beberapa
pertanyaan pemandu. Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian diminta
mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka dimana setiap murid akan diminta untuk
memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya. Ibu Derana memastikan setiap
anak mendapatkan umpan balik dari temannya. Ibu Derana lalu meminta murid membuat
jurnal refleksi yang harus dilengkapi sebelum mereka masuk ke tahapan pembelajaran sinkron
melalui pertemuan Google meet.
Dalam tahap forum diskusi sinkronus, Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk memulai.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya:
● Tingkatan keanekaragaman hayati mana yang paling penting dilindungi terlebih
dahulu? Mengapa?
● Kapan terancamnya keanekaragaman hayati ekosistem dapat mengancam
keanekaragaman hayati spesies dan genetis? Mengapa?
● Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dapat memperkaya materi dan pemahaman
murid akan konsep.
Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk
mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada murid-murid yang
tampak belum paham.
Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info digital
yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah Indonesia yang membawa dampak
negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut rekomendasi
penanganannya. Bu Derana memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya berdasarkan
kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas sesuai kenyamanan
murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman suara, dsb) asalkan semua
informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang diberikan dan telah didiskusikan
bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri, berdasarkan tenggat waktu yang telah
disediakan.
Selama murid-murid bekerja, Bu Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk
bertemu dengan beberapa murid yang berdasarkan hasil penilaiannya masih memerlukan
43 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
bantuan. Di dalam slot waktu khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta
memberikan banyak contoh.
Situasi 5 - SMK
Pak Ceta adalah seorang guru mata pelajaran Teknologi Perkantoran di sebuah SMK. Ia
recananya akan melakukan sebuah pembelajaran tentang transaksi online untuk murid kelas
X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Saat merencanakan pembelajaran
tentunya pak Ceta membuat tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Tujuan
pembelajarannya adalah murid-murid dapat memahami ruang lingkup transaksi online dengan
cermat & kritis. Adapun ruang lingkup transaksi online ini akan terdiri dari materi mengenai
pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan jenis-jenis transaksi
online.
Sehubungan dengan pandemi saat ini. Pembelajaran pun terpaksa harus dilakukan secara
daring. Pak Ceta memutuskan untuk membuat sesi melalui google meet dan juga dilanjutkan
dengan sesi WA grup kelas. Ia membuat skenario pembelajaran sebagai berikut:
1. Pak Ceta akan membuat sesi daring melalui google meet dengan murid-muridnya di
satu kelas. Setelah melakukan pembukaan dengan berdoa dan bertanya tentang
perasaan murid, Pak ceta lalu menjelaskan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai
pada sesi pembelajaran tersebut. Pada proses pembelajaran kali ini, pak Ceta
menggunakan discovery learning di mana nantinya murid-murid akan menggali
informasi sebanyak-banyaknya secara mandiri, lalu dilanjutkan dengan sesi penguatan
dan menarik benang merah dari informasi yang diperoleh secara bersama-sama.
2. Pak Ceta lalu menjelaskan tahap pembelajaran yang akan dilakukan oleh murid-
muridnya melalui slide presentasi yang informatif (terdapat bagan timeline pengerjaan
tugas, penjelasan dan gambarannya).
- Ia menjelaskan bahwa topik yang harus digali oleh murid secara mandiri di
rumah adalah tentang ruang lingkup transaksi online yang terdiri dari materi
mengenai pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan
jenis-jenis transaksi online.
- Setelah itu murid-murid dibebaskan untuk membuat rangkuman dari informasi
yang didapatkan dalam ragam bentuk (poster, ppt, note, mindmap, dll) agar
lebih mudah dan dirasa dapat menggambarkan pemahaman mereka.
- Setelah itu di sesi selanjutnya, murid-murid akan kembali ke ruang online google
meet kelas dan berbagi mengenai informasi yang diperoleh. Lalu Pak Ceta akan
memandu proses penarikan benang merah.
3. Di akhir pertemuan daring pak Ceta memberikan waktu untuk muridnya mengajukan
Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 44
pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dimengerti. Setelah itu ia juga mempersilahkan
muridnya untuk menghubungi via WA kelas jikalau ada kebingungan saat menggali
informasi secara mandiri di rumah. Tak lupa ia memberikan semangat.
4. Untuk memudahkan murid-murid, Pak Ceta pun membagikan slide presentasinya ke
dalam WA kelas. Tak lupa pak Ceta pun memantau proses pekerjaan mandiri murid
melalui pertanyaan singkat di grup WA dan mengingatkan para murid ketika menggali
informasi tak lupa mencatat sumber informasinya.
5. Saat proses memantau ini, Pak Ceta juga melakukan asesmen informal. Ketika
kemudian ia menemukan beberapa murid-muridnya ternyata masih ada miskonsepsi
dan perlu bantuan, maka pak Ceta kemudian menghubungi murid-muridnya tersebut
untuk meminta mereka bertemu dengan Pak Ceta dalam sebuah kelompok kecil secara
daring. Di dalam pertemuan kelompok kecil tambahan ini, Pak Ceta memberikan
petunjuk ulang atau bantuan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu murid
mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
6. Setelah selesai dengan tugas mandirinya. Para murid pun kembali bertemu pak Ceta di
sesi pembelajaran daring selanjutnya
- Pak Ceta dan murid-muridnya berdiskusi serta berbagi informasi melalui sharing
langsung dan kemudian menarik kesimpulan bersama-sama.
- Setelah itu pak Ceta akan meminta murid untuk bekerja dalam kelompok. Di
dalam kelompok-kelompok tersebut pak Ceta meminta muridnya untuk kembali
berdiskusi dan saling menguatkan pemahaman serta membuat rangkuman
pemahaman topik transaksi online secara berkelompok dalam ragam bentuk
(poster, ppt, note, mindmap, dll). Kemudian ia juga memberikan rubrik penilaian
agar para murid lebih mengoptimalkan penggambaran pemahamannya
mengenai topik transaksi online.
Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
Peran fasilitator:
1. Memastikan semua CGP telah menyelesaikan tagihan tugas-tugas yang diberikan pada
sesi pembelajaran sebelumnya.
2. Membaca kebutuhan belajar CGP dan memoderatori proses diskusi yang efektif.
3. Memfasilitasi tautan untuk pertemuan kelompok kecil.
4. Memastikan CGP paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut.
45 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
5. Mengatur jadwal untuk pertemuan kelompok-kelompok kecil dan kelompok besar.
6. Melakukan penilaian dengan rubrik seperti yang terlampir di Lampiran 1
Catatan untuk fasilitator:
Fasilitator dapat menggunakan collaborative learning strategy untuk memfasilitasi kerja
kelompok ini.
● Dalam sesi ini, CGP akan diminta bekerja secara berkelompok untuk menganalisa
sebuah skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi dengan pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia.
● Seluruh CGP berkumpul terlebih dahulu dalam kelompok besar di Zoom atau google
meet.
● Saat dalam kelompok besar, fasilitator menjelaskan tugas yang akan diberikan serta
mendiskusikan beberapa pertanyaan - pertanyaan pemandu untuk memperdalam
pemahaman CGP.
● Fasilitator menyiapkan tautan untuk pertemuan kelompok kecil sejumlah kelompok
yang akan dibuat (misalnya 3 tautan untuk tiga kelompok). Silahkan bagikan tautan
tersebut, melalui fitur Chat Zoom atau google meet saat CGP bertemu di ruang
kolaborasi. Sebagai alternatif, proses ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
fitur breakout room pada Zoom.
● Setelah itu fasilitator meminta CGP untuk bekerja dalam kelompok kecil di platform
google meet atau menggunakan Zoom (breakout room) masing-masing.
● Pastikan CGP dan kelompoknya menyepakati bagaimana mereka akan bekerja dengan
kelompoknya dan berikan mereka kebebasan untuk ini. Tugas fasilitator hanya
memastikan mereka paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut.
● Berikan waktu untuk mereka bekerja kelompok menganalisis skenario implementasi
pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan
pemandu yang tersedia.
● Setelah proses analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi mereka
selesai, minta setiap kelompok untuk mengunggah di dalam tempat pengumpulan tugas
yang tersedia dalam LMS.
● Setelah itu, minta CGP kembali bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar
menggunakan tautan Ruang Kolaborasi sebelumnya. Waktu yang jelas untuk bertemu
harus diindikasikan oleh fasilitator. Saat bertemu, minta masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil analisis skenario implementasi pembelajaran
berdiferensiasi dan saling memberikan tanggapan hasil analisa kelompok lain. Dalam
pertemuan kelompok besar ini, fasilitator kemudian menutup pembelajaran dengan
menarik kesimpulan tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf

More Related Content

What's hot

Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptx
Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptxTugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptx
Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptxAgungNugroho883817
 
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxJasabangImanSuhada
 
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdf
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdfNotula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdf
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdfAliSodikin39
 
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptxPPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptxSantiAprilia7
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...Irman Ramly
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Irman Ramly
 
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxDianKurniawati19
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...AndhiRachman
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptxAngkrangHitech1
 
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdfsyahrialade
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptx
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptxJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptx
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptxTriWidyawati5
 
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docxRubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docxNendahNurjanah
 
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1YosiOktafianti1
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layoutFerry Slat
 
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdf
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdfModul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdf
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdfIrman Ramly
 
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptxslide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptxMuhararMuharar
 
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdf
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdfRuang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdf
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdfAgusSetiawan410837
 
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docxTugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docxCalvinMalvigie
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxkwartircabangmempawa
 
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2Dian Sari
 

What's hot (20)

Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptx
Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptxTugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptx
Tugas Ruang kolaborasi Modul 3.1.pptx
 
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
 
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdf
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdfNotula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdf
Notula dan Dokumentasi Pemetaan Aset.pdf
 
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptxPPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
 
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.2.pptx
 
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf
4_Lembar Rencana Pengembangan Diri ESTHI.pdf
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptx
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptxJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptx
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN.pptx
 
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docxRubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Rubrik Observasi Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
 
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdf
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdfModul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdf
Modul 1.3. Angkatan 5 Reguler. Visi GP - Final.pdf
 
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptxslide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
slide PI2 visi dan prakarsa perubahan.pptx
 
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdf
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdfRuang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdf
Ruang Kolaborasi 3.3_Agus Setiawan.pdf
 
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docxTugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
Tugas Modul 1.3.a.3 Mulai dari Diri.docx
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2
E 2 144 dian purnama sari -- 01.b._lembar_peta_aktivitas_p2
 

Similar to Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf

Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...musbiawan0707
 
Dsk pend seni visual thn 4 pk
Dsk pend seni visual thn 4 pkDsk pend seni visual thn 4 pk
Dsk pend seni visual thn 4 pkAzliza Mohamed
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Irman Ramly
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.EFIEPARABANG1
 
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdf
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdfModul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdf
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdfWahyuSantosa18
 
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdf
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdfModul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdf
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdfArifinArifin89
 
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdf
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdfModul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdf
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdfdoziersiregar2
 
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxIkhsanst2
 
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxMATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxmuhelyasprabowo
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...MuhammadIdris276103
 
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptxssuserd6a846
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiDanajaya Mahmudz
 
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesPermendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesIWAN SUKMA NURICHT
 
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptxrayyan nafiz
 
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxastriwidya2
 
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdf
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdfE-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdf
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdfMiftakhulAzizah2
 
18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)Dewi_Sejarah
 
aksi nyata modul 1.pdf
aksi nyata modul 1.pdfaksi nyata modul 1.pdf
aksi nyata modul 1.pdfFitriYulianie1
 

Similar to Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf (20)

Standar proses
Standar prosesStandar proses
Standar proses
 
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemim...
 
Materi P5.pdf
Materi P5.pdfMateri P5.pdf
Materi P5.pdf
 
Dsk pend seni visual thn 4 pk
Dsk pend seni visual thn 4 pkDsk pend seni visual thn 4 pk
Dsk pend seni visual thn 4 pk
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler.
 
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdf
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdfModul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdf
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final.pdf
 
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdf
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdfModul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdf
Modul 5 CPP A5 - Penetapan Tujuan, Refleksi, Umpan Balik - FINAL-1.pdf
 
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdf
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdfModul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdf
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak - Final.pdf
 
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptxAKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
AKSI NYATA MEDEKA BELAJAR.pptx
 
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptxMATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
MATERI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2022 .pptx
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
 
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA AGIP VITRIYANA.pptx
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
 
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar ProsesPermendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
 
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
 
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
 
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdf
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdfE-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdf
E-Paper Esai Kamaresa X Rembang FABs.pdf
 
18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)
 
aksi nyata modul 1.pdf
aksi nyata modul 1.pdfaksi nyata modul 1.pdf
aksi nyata modul 1.pdf
 

Recently uploaded

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Final.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 3. Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid Penulis modul: Oscarina Dewi Kusuma, S.Pd., M.Pd. Siti Luthfah, M. Pd KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2022
  • 4. Bahan Ajar Pendidikan Program Guru Penggerak Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid Modul 2.1 “Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid” Edisi Ketiga (Januari 2022) Penulis Modul: • Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd. • Siti Luthfah, M. Pd Edisi Kesatu (September 2020) Edisi Kedua (Juni 2021) Edisi Ketiga (Januari 2022) Editor: Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek _______________________________________________________________ _____________________________ Hak Cipta © 2022pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dilindungi Undang-undang Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknoloi
  • 5. Lembar Pengesahan Tahapan Nama Tanda Tangan Tanggal Review Dr. Rita Dewi Suspalupi, M.Ak. Verifikasi Dr. Kasiman, M.T. Validasi Dr. Praptono, M.Ed.
  • 6.
  • 7. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | i Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya. Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas, baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus
  • 8. ii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP. Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi pendidikan Indonesia. Amin. Jakarta, Januari 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Iwan Syahril, Ph.D.
  • 9. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | iii Surat dari Instruktur Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Standar Nasional Pendidikan Indonesia mengamanatkan bahwa Pendidikan haruslah merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya serta masyarakat. Dengan demikian, semua upaya yang kita lakukan dalam konteks pendidikan, bukan hanya harus kita rencanakan dengan cermat, namun juga harus sebesar-besarnya ditujukan untuk mengembangkan potensi anak. Standar Kompetensi lulusan telah mendeskripsikan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bagaimana seluruh kriteria ini dapat dicapai oleh semua murid kita adalah soal bagaimana kita sebagai guru dapat menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua murid kita, dengan segala keragamannya dapat kita penuhi kebutuhan belajarnya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang pendidikannya. Pemerintah sendiri telah menetapkan standar isi yang dipercaya dapat membantu murid mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Standar isi ini menjadi dasar untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tentunya juga perlu disikapi dengan sepenuh kesadaran bahwa ada banyak cara dan format untuk menyampaikan isi tersebut kepada murid- murid. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru mewujudkan hal ini. Di sisi lain, sebagai konsekuensi logis dari keragaman kebutuhan murid yang berbeda, maka kita harus mempertimbangkan bagaimana proses pembelajaran harus secara hati- hati didesain agar dapat berhasil untuk semua murid. Standar Proses sendiri sebenarnya telah secara jelas mendeskripsikan kriteria pelaksanaan pembelajaran seperti apa yang harus dipertimbangkan oleh guru dan sekolah beserta prinsip-prinsipnya. Pembelajaran
  • 10. iv | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid berdiferensiasi yang berfokus pada kebutuhan murid, sangat sejalan dengan prinsip- prinsip tersebut. Dengan memperhatikan konten, proses, produk, guru dapat menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran agar kesemua tahapan proses tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid kita dan membantu kesuksesan pembelajaran mereka. Sementara itu, proses pembelajaran berdiferensiasi juga mensyaratkan adanya praktek- praktek penilaian yang baik. Pemerintah sendiri telah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan, dimana dijelaskan bahwa tujuan dari standar itu adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah pada tercapainya standar kompetensi lulusan. Proses penilaian dilakukan dan digunakan bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses pembelajaran, namun yang paling penting adalah bagi perbaikan proses pembelajaran sehingga semua murid dapat mencapai kemajuan dalam proses belajarnya. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi tentang hasil belajar murid dengan demikian tentunya harus dilaksanakan secara terus menerus. Dalam praktek pembelajaran berdiferensiasi, praktek penilaian yang terus menerus ini menjadi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru, karena strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru akan sangat bergantung pada informasi yang didapat oleh guru melalui proses penilaian ini. Modul 2.1 ini merupakan bagian dari paket modul 2 dan juga merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelatihan daring yang akan mencakup kegiatan belajar mandiri, sesi diskusi, tanya jawab dan konsultasi secara daring dengan para fasilitator dan peran- peran lain yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Oleh karena itu, modul ini sebaiknya digunakan secara simultan dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Modul ini telah mengalami perbaikan di beberapa bagiannya. Kami juga ingin mengingatkan bahwa karena belajar sifatnya adalah personal, maka proses ini hanya akan bermakna jika Anda dapat membuat koneksi dan menerapkannya dalam berbagai konteks pemecahan masalah yang Anda hadapi sehari-hari. Kami telah berusaha untuk memastikan bahwa berbagai strategi yang kami sarankan dalam modul
  • 11. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | v ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, namun demikian, kreativitas dan pemahaman akan kebutuhan masing-masing kondisi kelas yang berbeda tetap dituntut dari Anda. Semoga setiap menit yang dihabiskan dalam perjalanan belajar ini akan membantu Anda menjadi versi diri Anda yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam peranan Anda sebagai pendidik. Sekali lagi, selamat belajar dan mengeksplorasi materi yang diberikan dalam modul ini. Semoga Anda mendapatkan banyak momen AHA di sepanjang prosesnya dan menjadi Guru Penggerak yang dapat membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Salam, Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd. & Siti Luthfah, M. Pd
  • 12. vi | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Daftar Isi Hlm. Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ..................................i Surat dari Instruktur .........................................................................................................iii Daftar Isi ...........................................................................................................................vi Daftar Gambar.................................................................................................................vii Capaian yang Diharapkan...............................................................................................viii Ringkasan Alur Belajar MERDEKA......................................................................................x Glosarium ........................................................................................................................xii Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri.......................................................................................1 Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep ..............................................................................3 Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep ............................................................................25 Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi.................................................................................34 Pembelajaran 4 - Demonstrasi Kontekstual....................................................................46 Pembelajaran 5 - Elaborasi Pemahaman.........................................................................49 Pembelajaran 6 - Koneksi Antarmateri ...........................................................................55 Pembelajaran 7 - Aksi Nyata............................................................................................56 Surat Penutup..................................................................................................................58 Daftar Pustaka.................................................................................................................61 Daftar Lampiran...............................................................................................................62 Profil Penulis Modul ........................................................................................................82
  • 13. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | vii Daftar Gambar Hlm. Gambar 1. Carol Ann Tomlinson..................................................................................... 11 Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47) .................................... 15 Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56) ..................................................... 19 Gambar 4. Diagram Frayer ............................................................................................. 32
  • 14. viii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Capaian yang Diharapkan Kompetensi Lulusan yang Dituju: Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: 1. Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman. 2. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan. 3. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid. Capaian Umum Modul 2.1. Secara umum, capaian modul ini adalah peserta mampu: 1. mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda; 2. menjadi teladan dalam melakukan praktik-praktik reflektif dalam pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya. Capaian Khusus Modul 2.1. Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu: 1. menunjukkan pemahaman tentang konsep pembelajaran untuk semua murid; 2. mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan; 3. menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid; 4. menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk;
  • 15. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | ix 5. mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri; 6. menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
  • 16. x | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Ringkasan Alur Belajar MERDEKA Modul ini akan menggunakan alur belajar yang disingkat dengan MERDEKA. Alur MERDEKA dalam modul ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Mulai dari diri (2JP): CGP akan melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadi saat bersekolah dulu, terkait dengan bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya belajar dengan yang lebih baik. Eksplorasi Konsep (4JP): CGP akan mengeksplorasi materi-materi berikut ini: a. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid; b. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan; c. Kebutuhan belajar murid yang berbeda dan konsekuensinya dalam proses pembelajaran; d. Penerapan diferensiasi konten, proses, dan produk dalam pembelajaran; e. Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi. Ruang Kolaborasi (6JP): CGP akan melakukan kerja kelompok untuk membaca, mendiskusikan dan kemudian menganalisis beberapa skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan refleksi kolaboratif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia. Demonstrasi Kontekstual (4JP): CGP akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
  • 17. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xi Elaborasi Pemahaman (2JP): CGP akan mengelaborasi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dielaborasi bersama instruktur. Koneksi Antarmateri (2JP): CGP akan membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya. Aksi Nyata: CGP akan mengimplementasikan dan melakukan refleksi terhadap implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
  • 18. xii | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Glosarium Assessment for learning Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment) Assessment of learning Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif. Assessment as learning Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif. Daring Merupakan akronim (singkatan) dari dua kata: “dalam” dan “jaringan”. Dalam Bahasa Inggris, berarti “online”. Diagram Frayer Grafik visual yang dikembangkan oleh Dorothy Frayer untuk membantu murid dalam mendefinisikan konsep atau kosakata. Diagram ini dibagi menjadi empat bagian: definisi, karakteristik, contoh, dan bukan contoh. Diferensiasi Konten Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Diferensiasi Produk Merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
  • 19. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | xiii Diferensiasi Proses Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten. Kesiapan belajar (Readiness) Kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru. Kesiapan ini terkait dengan berbagai hal, di antaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid; miskonsepsi; tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Lingkungan Belajar Lingkungan yang berada di sekitar murid dan yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Minat Suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Pembelajaran Berdiferensiasi Usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Profil Belajar Merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir/belajar, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. Scaffolding Suatu teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga pada akhirnya, murid dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses pembelajaran.
  • 20.
  • 21. 1 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Pembelajaran 1 - Mulai Dari Diri Kutipan untuk hari ini “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” (Ki Hajar Dewantara) Durasi: 2 JP Moda: Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran 1: 1. Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya yang berbeda-beda? Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang Pertama! Untuk mengawali pembelajaran di Modul 2.1 ini, Anda akan melakukan refleksi individu. Tugas 1: Membuat Refleksi Individu Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.
  • 22. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 2 - Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda? - Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan- tantangan tersebut? - Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi? Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di dalam LMS. Selamat berefleksi, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak! Peran Fasilitator: 1. Memastikan semua CGP menyelesaikan tugas 1. 2. Membaca dan mempelajari refleksi yang ditulis oleh CGP. 3. Memberikan umpan balik atau apresiasi kepada CGP.
  • 23. 3 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Pembelajaran 2.1 - Eksplorasi Konsep Kutipan untuk hari ini “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara) Durasi: 3 JP Moda: Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. CGP dapat menjelaskan apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas mereka. 2. CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi. 3. CGP dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid. Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang kedua. Sesi pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi. Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi kedua ini, silakan lihat pertanyaan- pertanyaan pemantik berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda tidak perlu menuliskan jawaban Anda. Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini: 1. Apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas saya ? 2. Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid?
  • 24. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 4 3. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran yang telah dilakukan oleh mereka sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka? 4. Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka? 5. Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Bagaimana gaya belajar mereka? 6. Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif? Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudian membaca dan mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. 2.1.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid Seperti yang telah Ibu dan Bapak pelajari di modul sebelumnya, Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita. Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka sebagai pendidik, kita semua juga tentu harus membuka mata terhadap adanya keberagaman murid-murid di kelas
  • 25. 5 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid kita. Saat berbicara tentang keberagaman murid, maka tentu saja cakupannya sangat luas. Keberagaman murid mungkin dapat berupa: - murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat mengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam pembelajaran daring; - murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di kelas, karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain; - murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilan yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya; - murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami apa yang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh antara apa yang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari, akhirnya ia tidak bisa membuat koneksi; - murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memiliki masalah sosial emosional; - murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu; - murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar; - Dan sebagainya. Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakini bahwa: 1. semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya. 2. fairness is not sameness. Bahwa bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid. 3. setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.
  • 26. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 6 4. praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang diambil dari pengalaman demi pengalaman. 5. guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya. 6. guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa. Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Kaitan dengan Standar Pendidikan Nasional Di dalam Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menyelesaikan masa belajarnya di jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yang diharapkan terwujud dalam diri peserta didik dan merupakan ejawantah dari apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mewujudkan profil kualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.
  • 27. 7 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid 2.1.2 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Bayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini. Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda? Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis dan siapakah yang senang berbicara? Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya. Sekarang, mari kita bayangkan ilustrasi kelas berikut ini.
  • 28. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 8 Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 orang. Saat ini ia sedang mengajarkan materi tentang perkalian. Saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian, di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana melihat ada 3 murid yang selesai lebih dahulu. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia memberikan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana memberikan 25 soal perkalian. Tugas 2 Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa? 2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana? 3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut? Tulislah jawaban Anda dan kemudian unggahlah di dalam LMS. Jika sudah selesai, silakan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di
  • 29. 9 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan- keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya. 2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. 3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka. 4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif. 5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid
  • 30. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 10 mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran. Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai lebih dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena tambahan soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu temannya yang belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid- muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut. Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti, dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan antara prinsip ini dengan topik bahasan yang baru saja Ibu/bapak pelajari? 2.1.3 Mengetahui Kebutuhan Belajar Murid Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
  • 31. 11 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Gambar 1. Carol Ann Tomlinson Sumber: news.virginia.edu Ketiga aspek tersebut adalah: ● Kesiapan belajar murid (readiness) ● Minat murid ● Profil belajar murid Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut.
  • 32. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 12 1. Kesiapan Belajar (Readiness) Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”? Bayangkanlah situasi berikut ini: Dalam pelajaran bahasa Indonesia, setelah menjelaskan dan memberikan kesempatan murid-muridnya untuk mengeksplorasi beragam teks narasi, bu Renjana meminta murid-muridnya membuat sebuah draf contoh teks narasi sendiri. Ia kemudian melakukan asesmen terhadap draf teks yang telah dibuat oleh murid- muridnya. Setelah melakukan asesmen, ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya. ● Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja. ● Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas. ● Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas. Informasi yang didapatkan ini kemudian digunakan oleh bu Renjana untuk merencanakan pembelajaran di tahapan berikutnya, dimana ia memberikan bantuan lebih banyak untuk murid-murid yang belum memiliki keterampilan menulis dan memberikan lebih sedikit bantuan untuk murid-murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik. Dalam contoh di atas, Bu Renjana mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan melihat kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan
  • 33. 13 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut sebenarnya menggambarkan beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Dalam modul ini, kita hanya akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut. A. Bersifat mendasar -- Bersifat transformatif Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan- bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif. B. Konkret - Abstrak. Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehingga mereka mungkin masih perlu belajar dengan menggunakan beragam alat-alat bantu berupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau apakah murid sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak, sehingga mereka mungkin mulai dapat diperkenalkan dengan konsep-konsep yang lebih abstrak.
  • 34. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 14 C. Sederhana - Kompleks. Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi atau esensi pada satu waktu, sementara murid yang lain mungkin sudah bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu. D. Terstruktur - Terbuka (Open Ended) Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masih memerlukan struktur yang jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu ditata dengan tahapan yang jelas dan cukup rinci, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Sementara mungkin murid-murid lainnya sudah siap untuk menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka. E. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent) Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain. F. Lambat - Cepat Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai dan diberikan sedikit tantangan. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
  • 35. 15 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Gambar 2. Adaptasi dari "the Equalizer" (Tomlinson 2001: 47) Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat (Santangelo & Tomlinson (2009) dalam Joseph et.al (2013: 29)). Berikut ini adalah contoh seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar (Readiness): Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.
  • 36. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 16 Berdasarkan asesmen yang ia buat saat pembelajaran sebelumnya, ia melihat beberapa muridnya telah memiliki pemahaman konsep keliling yang baik, namun beberapa murid lainnya belum memiliki pemahaman tersebut. Ia juga mencatat, bahwa ada anak-anak yang juga belum lancar melakukan operasi hitung. Ia kemudian melakukan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini: Kesiapan belajar Kegiatan Pembelajaran Untuk murid yang telah memahami konsep keliling; dan dapat melakukan operasi hitung dasar. Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Untuk murid yang telah memahami konsep keliling namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung dasar. Murid menghitung keliling bangun datar menggunakan bantuan benda-benda konkret untuk (misalnya menggunakan lidi). Murid menerapkan strategi “3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi. Setelah pelajaran selesai, ia memberikan murid-murid ini latihan berhitung tambahan untuk memperlancar kemampuan menghitung mereka. Untuk murid yang belum memahami konsep keliling. Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling dan kemudian akan berlatih menyelesaikan soal dengan bimbingan guru. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini. Catatan: Scaffolding adalah suatu teknik pembelajaran di mana murid diberikan sejumlah bantuan, kemudian perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut hingga murid pada akhirnya dapat menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses pembelajaran.
  • 37. 17 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid 2. Minat Murid Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut: ● membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; ● mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran; ● menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan; ● meningkatkan motivasi murid untuk belajar. Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur. Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
  • 38. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 18 Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan: - menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb); - menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid; - mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, - menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning). Seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Minat setiap murid tentunya akan berbeda-beda. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat berkembang. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru. Untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang mungkin dapat diberikan pada murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001)
  • 39. 19 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Gambar 3. Fokus Pada Minat (Tomlinson, 2001: 56) Perlu diingat bahwa daftar di atas hanya sebagai contoh. Daftar tersebut tentunya masih dapat ditambah atau diperluas. Di bawah ini adalah contoh guru yang memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan minat murid-muridnya: Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Misalnya, anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.
  • 40. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 20 3. Profil Belajar Murid Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya: ● Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. ● Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. ● Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: 1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb); 2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); 3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb).
  • 41. 21 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. ● Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika. Berikut ini adalah contoh bagaimana seorang guru memperhatikan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid: Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Kemudian, dari proses memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Neon mengetahui mana murid-muridnya yang merupakan pemelajar visual, pemelajar auditori, dan pemelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid- muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini: 1. Saat mengajar, Pak Neon: - menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. - menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid. - membuat beberapa sudut belajar atau display informasi yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. 2. Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, tulisan, rekaman wawancara maupun performance atau role-play. Guru dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid: ● mengamati perilaku murid-murid mereka;
  • 42. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 22 ● mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari; ● melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut; ● mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid; ● mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; ● bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid; ● membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya; ● berbicara dengan guru murid sebelumnya; ● membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini; ● menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai; ● melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid; ● mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; ● dll. Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat guru lakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid- muridnya. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan cara lainnya? Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan
  • 43. 23 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid- muridnya. ----------------------------------------------------- Selamat! Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran untuk tahapan ini. Untuk membantu Anda mengonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk sesi pembelajaran berikutnya, kami mohon Bapak/Ibu dapat menyelesaikan Tugas 3 berikut ini. Tugas 3 Setelah membaca materi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi! 2. Mengapa kita perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid? 3. Sebagai guru, apa yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar murid-murid kita? Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Unggahlah jawaban Bapak/Ibu di LMS. Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Kemampuan guru untuk memahami tujuan pembelajaran dengan baik akan menjadi salah satu kunci bagi suksesnya implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat memahami tujuan pembelajaran, guru perlu mengetahui apa sebenarnya kompetensi yang diharapkan, baik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, yang harus dapat dicapai oleh murid dalam suatu mata pelajaran di jenjang dan waktu tertentu. Kompetensi- kompetensi ini dapat dibaca oleh guru di dalam dokumen Standar Isi. Oleh karena itu, guru perlu secara cermat membaca dan memahami Standar Isi dengan baik agar dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai. Jika guru telah memiliki pemahaman yang baik terkait dengan tujuan, akan lebih mudah bagi guru untuk menentukan tahapan-
  • 44. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 24 tahapan dalam proses belajar murid dan memutuskan strategi pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan. Peran Fasilitator: 1. Mendorong dan memotivasi CGP untuk menyelesaikan tugas 3. 2. Fasilitator juga akan memberikan masukan kepada CGP melalui LMS. Catatan untuk Fasilitator: Selain teori yang disampaikan oleh Tomlinson, Fasilitator juga perlu mempelajari teori-teori tentang pembelajaran lainnya. Teori multiple intelligence dari Howard Gardner, teori pembelajaran konstruktivisme dari Vygotsky, concept based learning dari Lynn Ericson, understanding by design dari Wiggins and Mc. Tighe juga akan menjadi literatur penting dalam pembahasan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini. Fasilitator juga harus memahami bahwa diferensiasi pembelajaran bukan hanya dapat dilakukan dalam 3 bentuk (konten, proses, produk), tetapi juga bentuk lainnya, misalnya diferensiasi lingkungan belajar. Jika nanti dalam proses diskusi, CGP ada yang membawa topik ini dalam diskusi, maka fasilitator harus mengapresiasi pengetahuan CGP tersebut.
  • 45. 25 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Pembelajaran 2.2 - Eksplorasi Konsep Kutipan untuk hari ini Apakah satu ukuran selalu cocok untuk semua? (Justin Tarte) Durasi: 1 JP Moda: Forum diskusi asinkronus Tujuan Pembelajaran Khusus: ● CGP dapat menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk; ● CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi. Selamat datang Ibu/Bapak Calon Guru Penggerak di sesi Pembelajaran ini! Untuk mengawali pembelajaran di tahapan ini, silahkan membaca pertanyaan pemantik berikut ini. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak perlu dijawab langsung, namun hanya digunakan untuk memprovokasi pemikiran Ibu/Bapak. Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini: 1. Bagaimana saya mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya? 2. Bagaimana murid saya harus belajar, difasilitasi pembelajarannya dan berinteraksi satu sama lain? 3. Bagaimana mereka menunjukkan pemahaman atau hasil pembelajaran mereka? Apa yang akan mereka hasilkan sebagai produk? 4. Apa peran penilaian formatif dan sumatif dalam pembelajaran berdiferensiasi ? Cermati 2 video berikut ini dan catatlah minimal 3 hal penting yang disampaikan video tersebut. Berikut ini video yang harus Anda lihat yang terdapat dalam LMS:
  • 46. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 26 1. Video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses dan produk 2. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi Setelah menyaksikan video-video tersebut, untuk lebih memperdalam pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi, silahkan membaca artikel tentang penilaian berikut ini. Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi Anda tentu tahu dan mungkin pernah berhubungan dengan seorang dokter. Dalam bekerja, ketika seorang dokter membantu pasiennya, maka yang akan ia lakukan adalah menegakkan diagnosis. Diagnosis yang ia buat tentunya didasarkan pada pengetahuan dan ilmu sains kedokteran yang telah ia pelajari. Namun, dokter tidak hanya dapat bekerja berdasarkan diagnosis. Ia juga perlu membangun rasa percaya pasien agar si pasien mau mengikuti apa yang ia sarankan untuk mereka. Tanpa rasa percaya dari si pasien, apa yang disarankan oleh dokter mungkin tidak akan dilakukan oleh si pasien. Nah, agar dapat tercipta rasa saling percaya, maka dokter yang baik akan membangun hubungan komunikasi yang baik, jujur, dan terbuka kepada pasiennya. Dokter hanya akan meresepkan obat setelah ia menegakkan diagnosis. Sama seperti seorang dokter, seorang guru juga akan berada dalam situasi yang mungkin serupa. Saat ia mengajar, ia akan mendasarkan praktiknya pada pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ia ampu dan ilmu pedagogi. Namun demikian, ia juga harus membangun komunikasi dan kepercayaan murid-muridnya, agar murid-muridnya tersebut mau mengikuti instruksi dan saran-saran yang ia berikan. Tanpa membangun rasa percaya dan komunikasi yang baik, tidak akan terjadi hubungan positif antara murid dan guru, sehingga akan sulit bagi guru untuk memotivasi murid untuk mencapai tujuannya. Baik guru maupun dokter sebenarnya sama-sama melakukan asesmen. Lewat proses asesmen ini, Dokter akan menghasilkan diagnosa tentang pasiennya sedangkan guru akan menemukan kebutuhan belajar muridnya. Guru juga perlu berkomunikasi dan membangun hubungan saling percaya dengan murid-muridnya untuk mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari murid-muridnya. Kesemua informasi tersebut kemudian akan digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid mereka, dengan
  • 47. 27 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid harapan murid-murid akan merespon dengan baik pembelajaran yang telah dirancangnya. Proses mengidentifikasi kebutuhan murid inilah yang terkadang terlewat dilakukan oleh guru. Padahal, sama seperti seorang dokter, ia tidak bisa meresepkan obat tanpa diagnosis. Demikian pula seharusnya seorang guru. Tanpa mengetahui kebutuhan belajar murid, akan sulit baginya untuk bisa memberikan pengalaman belajar yang tepat untuk murid-muridnya. Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memegang peranan yang sangat penting. Guru diharapkan memiliki pemahaman yang berkembang secara terus menerus tentang kemajuan akademik murid-muridnya agar ia bisa merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut. Guru diharapkan dapat mengetahui dimana posisi murid-muridnya saat mereka akan belajar dan mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ini tentunya akan berbeda-beda untuk setiap murid, untuk setiap mata pelajaran, untuk setiap materi, dan bahkan untuk setiap waktu, karena kondisi psikologis dan kemampuan seorang anak mungkin saja berbeda dari waktu ke waktu. Penilaian, dalam hal ini akan berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Tomlinson & Moon (2013: 18) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif. Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif: 1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment) 2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif 3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
  • 48. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 28 Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Berbeda dengan penilaian sumatif yang biasanya dilakukan setelah sebuah unit atau proses pembelajaran selesai -- sehingga biasanya hasilnya digunakan untuk membuat keputusan tentang sang anak, misalnya untuk memutuskan nilai rapor anak, kenaikan kelas, dsb -- maka penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini, guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang ia lakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut. Lalu seperti apa dan bagaimana melakukan penilaian formatif ini? Karena sifatnya memonitor pembelajaran, maka penilaian formatif ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi dan tidak hanya dapat dilakukan secara tertulis. Penilaian ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari, misalnya lewat mengamati, menanya, merefleksi, berdiskusi (baik dengan teman sebaya maupun guru), dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif, selain yang mungkin telah sering dilakukan guru dalam bentuk tes tertulis: 1. Tiket Keluar. Guru memberikan pertanyaan yang diajukan kepada semua murid sebelum kelas berakhir. Murid menulis jawaban mereka pada kartu atau selembar kertas dan menyerahkannya saat mereka keluar kelas. Teknik penilaian formatif ini melibatkan semua murid dan memberikan bukti yang sangat penting tentang pembelajaran saat itu bagi guru. 2. Tiket Masuk. Guru juga bisa memberikan sebuah pertanyaan kepada semua murid sebelum pelajaran dimulai. Jawaban murid dapat digunakan untuk menilai pemahaman awal murid terkait dengan materi yang akan didiskusikan atau sebagai ringkasan pemahaman murid terhadap materi hari sebelumnya. 3. Berbagi 30 Detik. Dengan strategi ini, murid secara bergiliran berbagi apa yang telah ia pelajari dalam pelajaran selama 30 detik. Target yang Anda cari dalam kegiatan ini adalah bagaimana pemahaman murid dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan. Dapat dijadikan sebagai rutinitas di akhir
  • 49. 29 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid pelajaran sehingga semua murid memiliki kesempatan untuk berpartisipasi, berbagi wawasan, dan mengklarifikasi apa yang dipelajari. 4. Nama dalam toples. Guru bisa meminta murid menulis nama mereka di selembar potongan kertas & kemudian memasukkannya dalam toples. Guru kemudian bisa mengajukan sebuah pertanyaan tentang konsep kunci yang sedang dipelajari, kemudian secara random mengambil sebuah potongan kertas di toples, dan meminta beberapa anak yang namanya tertulis di potongan kertas tersebut menjawab pertanyaan secara bergantian. 5. 3-2-1. Di akhir pembelajaran, strategi ini memberikan murid cara untuk merangkum atau bahkan mempertanyakan apa yang baru saja mereka pelajari. Tiga petunjuk dapat disediakan bagi murid untuk menanggapi yaitu: 3 hal yang tidak murid ketahui sebelumnya, 2 hal yang mengejutkan murid tentang topik tersebut, 1 hal yang ingin murid mulai lakukan dengan apa yang telah dipelajari. 6. Refleksi. Apapun bentuk refleksi yang dilakukan, refleksi dapat menjadi alat penilaian formatif yang sangat berguna bagi guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid dan apa yang masih menjadi kebingungan mereka. 7. Pojok pemahaman. Minta murid pergi ke pojok-pojok kelas sesuai dengan pemahaman mereka. Jika mereka tidak memahami topik yang sedang dibahas, mereka dapat pergi ke salah satu sudut dengan murid yang memiliki tingkat pemahaman yang sama. Sementara jika sudah memahami, mereka dapat pergi ke sudut yang lain. Ini dapat menjadi informasi buat guru, misalnya jika guru ingin memasangkan murid yang “sudah mengerti” dengan murid yang kesulitan dan meminta murid berkolaborasi untuk memahami materi yang menantang. 8. Strategi 5 jari. Minta murid mendeskripsikan pemahaman mereka terkait topik yang diajarkan dengan menggunakan 5 jari. 5 jika mereka sudah paham sekali, 1 jika mereka tidak paham sama sekali. Cara ini cukup cepat dan mudah untuk mengetahui gambaran umum pemahaman murid. Jika guru ingin mengetahui secara lebih spesifik, tentu saja guru perlu untuk menggali lebih dalam dari sumber-sumber lainnya. Masih banyak lagi strategi penilaian formatif yang dapat digunakan oleh guru, tanpa harus selalu membuat penilaian tertulis. Penilaian secara tertulis tentu saja juga masih akan diperlukan, namun guru dapat memvariasikannya dengan strategi-strategi penilaian yang lain juga. Mendengarkan dengan saksama saat murid berdiskusi atau bertanya, memperhatikan hasil pekerjaan tertulis mereka, juga dapat menjadi cara yang sangat berguna untuk mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada intinya,
  • 50. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 30 kemampuan menilai dan menganalisis hasil penilaian ini akan menjadi keterampilan yang sangat penting bagi guru, jika mereka ingin dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan sukses. *Beberapa contoh strategi disini diambil dari artikel yang berjudul “27 easy formative assessment strategies for gathering evidence of student learning” yang dapat diakses melalui tautan berikut ini https://www.nwea.org/blog/2019/27-easy- formative-assessment-strategies-for-gathering-evidence-of-student-learning/ Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Di dalam Standar Penilaian, disebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dari deskripsi tentang tujuan ini, dapat kita lihat benang merah antara pembelajaran berdiferensiasi dengan upaya pemenuhan Standar Penilaian ini. Mengapa? Karena di dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memiliki peranan yang sangat penting. Kemampuan guru yang baik dalam melakukan penilaian menggunakan berbagai strategi serta menganalisis hasilnya, akan membantu guru untuk dengan tepat menyesuaikan strategi pembelajaran, dukungan yang harus ia berikan kepada murid- muridnya, serta konten seperti apa yang harus disampaikan. Semua penyesuaian terkait pembelajaran yang dibuat oleh guru tersebut akan bergantung pada data hasil penilaian yang dilakukan oleh guru. Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan tersebut? Setelah menyimak video dan membaca artikel tersebut, Bapak/Ibu akan mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan isi video dan artikel tersebut dengan rekan satu kelas Anda secara asinkron. Anda akan diminta memberikan pendapat tentang isi video dan artikel yang telah disaksikan dan dibaca tersebut.
  • 51. 31 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Namun, sebelum Anda melakukan diskusi pada waktu yang telah ditentukan, mohon untuk membaca aturan untuk forum diskusi tersebut. Aturan forum diskusi asinkron: 1. Pastikan Anda sudah melihat video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses, dan produk, video tentang lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, serta membaca artikel tentang peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi. 2. Diskusi asinkron ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama tentang strategi melakukan pembelajaran berdiferensiasi. 3. Sikap berpikiran terbuka (open-minded) dan saling menghormati menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini. 4. Baik fasilitator maupun CGP lain dapat menawarkan pandangan pribadi, tanggapan, juga respon atau menjawab hal-hal yang sedang didiskusikan. Pertanyaan untuk diskusi daring: 1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut? 2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat? 3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa? 4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut? Karena ini adalah bagian akhir dari eksplorasi konsep sebelum Anda masuk ke alur belajar berikutnya, maka setelah sesi pembelajaran ini selesai, Anda akan diminta untuk menyimpulkan pemahaman Anda tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer. Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk
  • 52. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 32 mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. Informasi ini ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan representasi visual. Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh Dorothy Frayer, seorang educational psychologist. Gambar 4. Diagram Frayer Tugas 4: Silakan lengkapi diagram frayer tentang Pembelajaran Berdiferensiasi di atas. Jelaskanlah: - Apa definisi pembelajaran berdiferensiasi? - Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembelajaran berdiferensiasi? - Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi? - Yang bukan merupakan contoh pembelajaran berdiferensiasi?
  • 53. 33 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Setelah Anda melengkapi diagram tersebut, unggahlah pekerjaan Anda tersebut ke dalam folder pengumpulan tugas yang tersedia di LMS. Peran Fasilitator: 1. Memastikan CGP sudah menonton video-video berikut ini: a. Video Pembelajaran berdiferensiasi melalui diferensiasi konten, proses dan produk b. Video lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi 2. Memastikan CGP sudah membaca artikel peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi. 3. Mengingatkan CGP untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi daring. 4. Ikut menanggapi diskusi di forum diskusi daring dan menilai keaktifan CGP dalam diskusi. Beberapa informasi tambahan untuk fasilitator: Silakan membaca beberapa literatur tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu Anda memfasilitasi diskusi. Salah satu yang menjadi acuan dalam modul ini adalah pemikiran-pemikiran Carol Ann Tomlinson dan beberapa artikel mengenai pembelajaran berdiferensiasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
  • 54. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 34 Pembelajaran 3 - Ruang Kolaborasi Kutipan untuk hari ini “Kolaborasi sering didengung-dengungkan sebagai 21st century skills, tapi sebenarnya kolaborasi ini adalah nilai luhur bangsa Indonesia yaitu gotong royong” (Iwan Syahril) Durasi: 6 JP Moda: Diskusi Daring Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Selamat datang kembali! Anda telah memasuki sesi pembelajaran ke-tiga! Semoga Anda senantiasa berada dalam keadaan sehat dan semangat dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran ini. Pertanyaan Pemantik untuk pembelajaran ke-3: Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran, bagaimana saya dapat: 1. memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya? 2. memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran? 3. memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas? 4. memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka?
  • 55. 35 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi. Anda bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini: 1. Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya? 2. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan? 3. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian? Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis akan difasilitasi oleh Bapak/Ibu Fasilitator. Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut ini:
  • 56. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 36 Beberapa Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi Situasi 1 - TK Bu Ceria adalah guru TK A. Walaupun dalam masa pandemi, ia tetap ingin memastikan murid- muridnya terfasilitasi dengan baik 6 aspek perkembangannya. Salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Hari ini Bu Ceria ingin murid-muridnya memperdalam pemahaman mereka tentang konsep korespondensi 1-1. Kemarin, sebenarnya ia telah memperkenalkan materi ini juga. Namun, saat ia melakukan tanya jawab singkat, ia masih melihat 4 orang murid sepertinya belum memiliki pemahaman yang baik tentang hal ini. Oleh karena itu, hari ini Bu Ceria telah mengatur pembelajarannya sebagai berikut: 1. Ia akan mengadakan pertemuan daring melalui Zoom dengan semua murid-muridnya selama 30 menit di pagi hari. Di dalam pertemuan ini, ia akan secara sekilas mereview kembali konsep korespondensi 1-1 ini melalui contoh. Mengapa sekilas? karena Bu Ceria sebenarnya telah melihat sebagian besar murid-muridnya telah memahami konsep tersebut. 2. Di akhir pertemuan daring, Bu Ceria menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh murid- muridnya di rumah secara asinkron. Karena ia ingin murid-murid dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya, maka Instruksi yang ia berikan tersebut adalah: - Meminta murid-muridnya untuk mencari benda sebanyak yang ia instruksikan dan kemudian menggambarnya. Misalnya: a. 5 sendok di rumah b. 7 lembar daun kering di luar rumah c. 8 batu kerikil di sekitar rumah d. 10 buah tutup botol di dapur e. dsb. 3. Untuk memudahkan murid-muridnya, Bu Ceria menyajikan instruksinya dalam dua moda. a. secara tertulis yang kemudian ia kirim melalui pesan Whatsapp kepada orang tua murid. b. dengan audio, yang ia kirim juga melalui pesan suara di Whatsapp. 4. Saat murid bekerja, Bu Ceria meminta murid (dengan bantuan orang tua) untuk memfoto pekerjaan mereka dan mengirimkan kepadanya melalui Whatsapp, untuk kemudian ia nilai.
  • 57. 37 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid 5. Karena tugas yang diberikan bu Ceria bersifat asinkron, maka bu Ceria memberikan kesempatan bagi murid untuk bekerja di waktu mereka sendiri, sehingga jika ada orang tua yang karena suatu hal belum dapat membantu, mereka dapat membantu anak-anaknya di waktu yang lebih sesuai dengan mereka. Namun demikian, bu Ceria tetap memberikan batas waktu pengerjaan untuk murid. 6. Untuk membantu 4 muridnya yang masih membutuhkan bantuan lebih, Bu Ceria telah mengatur dan membuat janji dengan orang tua dari keempat murid tersebut untuk bertemu secara daring dan memberikan penjelasan ulang. Bu Ceria menghabiskan beberapa menit untuk memeriksa pemahaman konseptual tentang korespondensi 1-1 dengan 4 anak tersebut. Saat bu Ceria merasa murid-murid tersebut telah mulai memahami konsepnya, dia kemudian memberikan kesempatan untuk murid mencoba mengerjakan tugas yang diberikan. Bu Ceria juga merekam penjelasannya dalam sebuah video singkat, yang ia kirimkan kepada orangtua keempat murid tersebut agar dapat dilihat kembali oleh murid-muridnya jika mereka masih bingung. Situasi 2 - SD Pak Dermawan adalah guru Sekolah Dasar. Minggu depan, ia akan mengajar murid-muridnya materi tentang cara kerja salah satu sistem organ tubuh manusia yaitu sistem organ pencernaan. Saat merencanakan pembelajaran, Pak Dermawan mempersiapkan beberapa sumber belajar yang menurutnya akan membantu murid-muridnya belajar sesuai dengan kebutuhannya. Sumber daya belajar yang ia siapkan diantaranya adalah: 1. Sebuah poster diagram yang menunjukkan bagian-bagian organ pencernaan yang dipinjam dari perpustakaan. 2. Berbagai bacaan yang memuat pembahasan tentang bagaimana organ pencernaan bekerja dari beberapa sumber. Ada yang berupa: - Beberapa buku bacaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda (yang juga ia pinjam dari perpustakaan) yang memuat informasi tentang cara kerja sistem organ pencernaan. - artikel yang ia ambil dari majalah anak (kebetulan ada pembahasan tentang sistem pencernaan dengan bahasa yang lebih sederhana). - Komik sains milik salah satu muridnya (di minggu sebelumnya, ia sudah menanyakan pada murid-muridnya apakah ada yang memiliki sumber belajar yang
  • 58. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 38 berhubungan dengan sistem organ pencernaan. Kebetulan, ada satu muridnya yang memiliki komik sains, dan diminta untuk membawanya ke sekolah). 3. Di kelas Pak Dermawan tidak ada komputer. Tetapi Pak Dermawan tetap mencoba mengunduh lewat handphonenya sebuah video singkat yang menjelaskan tentang bagaimana organ pencernaan bekerja. Video ini kemudian ia tonton sebelumnya (untuk memastikan isinya sesuai dan cocok dengan apa yang ia ingin anak-anak pahami), dan kemudian ia simpan di handphonenya tersebut. Rencananya, ia hanya akan menunjukkan video itu melalui handphone jika ada murid tertentu yang masih membutuhkan bantuan lebih. 4. Pak Dermawan juga membuat kartu-kartu pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu murid mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang cara kerja sistem organ pencernaan (dengan menjawab pertanyaan) 5. Pak Dermawan lalu mempersiapkan daftar kegiatan lengkap dengan instruksinya. Misalnya: - membaca buku/artikel/komik/ dsb; - mengamati poster/diagram, mendiskusikannya, dan kemudian membuat ringkasan untuk menunjukkan pemahaman tentang isi poster tersebut; - mewawancarai petugas UKS; - menjawab kartu-kartu pertanyaan. Aktivitas-aktivitas tersebut, walaupun berbeda-beda, namun semuanya bertujuan agar murid memahami cara kerja sistem pencernaan. Pak Dermawan pun siap mengajar. 6. Di awal pembelajaran, Pak Dermawan memberikan penjelasan kepada semua murid yang ada di kelasnya tentang tujuan pembelajaran dan konsep kunci yang ia ingin anak- anak kuasai. Lewat proses tanya jawab dan contoh-contoh, ia juga memastikan bahwa murid-muridnya memahami apa yang dimaksud dengan ‘sistem’. 7. Setelah itu, ia meminta murid-muridnya mulai bekerja dalam kelompok. Untuk penugasan kali ini, Pak Dermawan telah mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kemampuan murid membaca. Hal ini karena tugas pertama yang harus dilakukan oleh setiap kelompok adalah membaca materi bacaan terlebih dulu. Pak Dermawan menyesuaikan teks yang dibaca tiap kelompok dengan kemampuan membaca mereka. 8. Pak Dermawan menjelaskan pada murid-muridnya, bahwa dalam satu minggu tersebut, setiap kelompok akan mendapat target untuk menyelesaikan kegiatan yang telah disiapkan oleh Pak Dermawan tersebut. Keputusan tentang kegiatan mana yang ingin dilakukan lebih dulu diserahkan sepenuhnya kepada murid. Yang jelas, mereka
  • 59. 39 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid diberikan kesempatan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut pada saat jam pelajaran IPA di minggu tersebut. 9. Selama proses murid melakukan kegiatan, Pak Dermawan memastikan ia mengobservasi dan memantau pemahaman murid-muridnya. Ia mendatangi tiap kelompok, mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada murid- murid yang memerlukan bantuan atau perlu diberikan tantangan lebih. Ia misalnya menunjukkan video lewat handphonenya kepada beberapa anak yang tampak masih kesulitan. Membantu mereka memahami konsep-konsep kunci dengan kosakata- kosakata sederhana yang kemudian ia display di kelas. Pak Dermawan juga membuat catatan-catatan penilaian selama proses ini. Setiap jawaban murid, pertanyaan murid, ia perhatikan. Ia gunakan informasi ini untuk menyesuaikan tingkat bantuan yang ia berikan pada murid. 10. Pak Dermawan kemudian melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana murid- muridnya memahami materi tersebut. Ia kemudian membuat penilaian berjenjang (tier assessment) - Untuk murid-murid yang kemampuannya kurang, ia menugaskan mereka untuk menjelaskan alur pencernaan dalam sebuah diagram alur sederhana yang dilengkapi penjelasan singkat, dengan menggunakan kosakata sederhana, sesuai dengan yang telah mereka pelajari dan bahkan telah di display di kelas. - Untuk murid-murid yang kemampuannya sedang, ia meminta mereka membuat sebuah cerita narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi. - Untuk murid-murid yang kemampuannya tinggi, ia meminta mereka membuat sebuah cerita kreatif dari perspektif ‘seorang’ makanan yang menarasikan alur pencernaan. Melalui tugas ini, penyusunan kalimat dan pemilihan kosakata yang digunakan tentunya sudah lebih sulit. Situasi 3 - SMP Pak Dudidam, seorang guru SMP, ingin mengajarkan murid-muridnya materi tentang iklan. Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid dapat menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari iklan tentang produk dan jasa.
  • 60. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 40 Pak Dudidam lalu membuat skenario pembelajaran sbb: 1. Diskusi Seluruh Kelas Di awal pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu seperti: - Apa yang membedakan antara iklan dengan bentuk tulisan lain? - Iklan apa yang benar-benar menarik untuk kalian? - Apakah dibutuhkan biaya untuk membuat sebuah iklan? - Jenis pekerjaan apa yang tersedia dalam periklanan? 2. Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil Setelah itu, Pak Dudidam meminta murid melakukan kegiatan Tulis---Berbagi dengan pasangan--Berbagi dengan pasangan lain. - Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang menarik bagi mereka. - Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu teman lain (secara berpasangan). Saat berbagi, mereka boleh menambahkan pendapat. - Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain. - Setelah itu Pak Dudidam melakukan diskusi dengan seluruh Kelas. Ia akan menggunakan daftar iklan yang ditulis oleh masing-masing kelompok sebagai contoh, kemudian membahasnya dengan menekankan pada: ● Target audiens sasaran ● pesan utama ● mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain. - Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan. 3. Kerja kelompok Kecil. - Murid akan diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan berbagai jenis iklan. - Setiap kelompok akan diberikan selembar kertas dan bekerja di meja mereka. - Setiap lembar kertas grafik memiliki T-Chart untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan untuk jenis iklan tertentu (misalnya, radio, TV, Internet, cetak, billboard). - Setiap kelompok akan melakukan brainstorming dan mencatat dua kelebihan dan dua kekurangan dari jenis iklan tertentu - Dengan menggunakan isyarat yang diberikan guru, setiap kelompok kemudian pindah ke meja kelompok lain.
  • 61. 41 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid - Mereka membaca masukan yang telah ditulis sebelumnya dan menambahkan dua kelebihan dan kekurangan lagi - Terus berlanjut demikian, sampai setiap kelompok memiliki kesempatan untuk membahas semua jenis iklan. 4. Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar. Ia lalu memfasilitasi diskusi yang diperlukan untuk memperjelas dan/atau memperluas pemahaman konsep seperti: target audiens, kejelasan pesan, dan penggunaan fitur kebahasaan dan desain seperti pemilihan judul, teks , gambar, dan format. 5. Pak Dudidam lalu memberikan tugas Individu. Ia membedakan penugasannya sesuai dengan kemampuan murid. Tugas yang harus dikerjakan murid adalah: Membuat iklan yang secara efektif akan mempromosikan produk atau jasa atau acara, sesuai dengan yang dijelaskan dalam skenario yang diberikan 6. Pak Dudidam menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid-muridnya. Perbedaan skenarionya adalah: - Skenario 1 bersifat lebih konkret dan terstruktur dengan petunjuk langkah demi langkah dan mencakup semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; - Skenario 2 kurang terstruktur dan lebih terbuka dibandingkan Skenario 1; - dan Skenario 3 bersifat konseptual dan terbuka dan membutuhkan riset. 7. Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di kelas yang mendukung cara mereka belajar dengan baik, misalnya, sendirian di tempat yang tenang, dekat teman untuk memudahkan bertanya jika bingung, atau di area ruangan yang lebih ramai bersama murid -murid lain yang memungkinkan mereka untuk saling berbagi ide. Situasi 4 - SMA Bu Derana adalah seorang guru Biologi SMA. Ia mengajar murid-murid Kelas 10. Adapun tujuan pembelajarannya adalah: ‘Murid dapat menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya’. Karena situasi sedang pandemi, bu Derana kemudian menggunakan metode flip learning. Dimana sebelum pertemuan daring dengan guru, Ia meminta murid-muridnya untuk mempelajari dulu materinya. Bu Derana telah menyiapkan paparan tentang materi keanekaragaman hayati yang dapat diakses secara mandiri oleh murid-muridnya. Di dalam paparan ini, bu Derana menjelaskan tentang konsep kunci dari keanekaragaman hayati dan tingkatannya (keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, keanekaragaman genetik). Ibu Derana juga menyediakan beberapa sumber belajar yang berkaitan dengan
  • 62. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 42 wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia. Sumber yang ia sediakan misalnya artikel dari koran, video-video dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari internet. Untuk membantu murid-muridnya belajar mandiri, bu Derana menyiapkan beberapa pertanyaan pemandu. Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian diminta mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka dimana setiap murid akan diminta untuk memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya. Ibu Derana memastikan setiap anak mendapatkan umpan balik dari temannya. Ibu Derana lalu meminta murid membuat jurnal refleksi yang harus dilengkapi sebelum mereka masuk ke tahapan pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google meet. Dalam tahap forum diskusi sinkronus, Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk memulai. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya: ● Tingkatan keanekaragaman hayati mana yang paling penting dilindungi terlebih dahulu? Mengapa? ● Kapan terancamnya keanekaragaman hayati ekosistem dapat mengancam keanekaragaman hayati spesies dan genetis? Mengapa? ● Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dapat memperkaya materi dan pemahaman murid akan konsep. Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada murid-murid yang tampak belum paham. Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info digital yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah Indonesia yang membawa dampak negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut rekomendasi penanganannya. Bu Derana memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya berdasarkan kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas sesuai kenyamanan murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman suara, dsb) asalkan semua informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang diberikan dan telah didiskusikan bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri, berdasarkan tenggat waktu yang telah disediakan. Selama murid-murid bekerja, Bu Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk bertemu dengan beberapa murid yang berdasarkan hasil penilaiannya masih memerlukan
  • 63. 43 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid bantuan. Di dalam slot waktu khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta memberikan banyak contoh. Situasi 5 - SMK Pak Ceta adalah seorang guru mata pelajaran Teknologi Perkantoran di sebuah SMK. Ia recananya akan melakukan sebuah pembelajaran tentang transaksi online untuk murid kelas X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Saat merencanakan pembelajaran tentunya pak Ceta membuat tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid dapat memahami ruang lingkup transaksi online dengan cermat & kritis. Adapun ruang lingkup transaksi online ini akan terdiri dari materi mengenai pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan jenis-jenis transaksi online. Sehubungan dengan pandemi saat ini. Pembelajaran pun terpaksa harus dilakukan secara daring. Pak Ceta memutuskan untuk membuat sesi melalui google meet dan juga dilanjutkan dengan sesi WA grup kelas. Ia membuat skenario pembelajaran sebagai berikut: 1. Pak Ceta akan membuat sesi daring melalui google meet dengan murid-muridnya di satu kelas. Setelah melakukan pembukaan dengan berdoa dan bertanya tentang perasaan murid, Pak ceta lalu menjelaskan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai pada sesi pembelajaran tersebut. Pada proses pembelajaran kali ini, pak Ceta menggunakan discovery learning di mana nantinya murid-murid akan menggali informasi sebanyak-banyaknya secara mandiri, lalu dilanjutkan dengan sesi penguatan dan menarik benang merah dari informasi yang diperoleh secara bersama-sama. 2. Pak Ceta lalu menjelaskan tahap pembelajaran yang akan dilakukan oleh murid- muridnya melalui slide presentasi yang informatif (terdapat bagan timeline pengerjaan tugas, penjelasan dan gambarannya). - Ia menjelaskan bahwa topik yang harus digali oleh murid secara mandiri di rumah adalah tentang ruang lingkup transaksi online yang terdiri dari materi mengenai pengertian-pengertian transaksi online, manfaat transaksi online, dan jenis-jenis transaksi online. - Setelah itu murid-murid dibebaskan untuk membuat rangkuman dari informasi yang didapatkan dalam ragam bentuk (poster, ppt, note, mindmap, dll) agar lebih mudah dan dirasa dapat menggambarkan pemahaman mereka. - Setelah itu di sesi selanjutnya, murid-murid akan kembali ke ruang online google meet kelas dan berbagi mengenai informasi yang diperoleh. Lalu Pak Ceta akan memandu proses penarikan benang merah. 3. Di akhir pertemuan daring pak Ceta memberikan waktu untuk muridnya mengajukan
  • 64. Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid | 44 pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dimengerti. Setelah itu ia juga mempersilahkan muridnya untuk menghubungi via WA kelas jikalau ada kebingungan saat menggali informasi secara mandiri di rumah. Tak lupa ia memberikan semangat. 4. Untuk memudahkan murid-murid, Pak Ceta pun membagikan slide presentasinya ke dalam WA kelas. Tak lupa pak Ceta pun memantau proses pekerjaan mandiri murid melalui pertanyaan singkat di grup WA dan mengingatkan para murid ketika menggali informasi tak lupa mencatat sumber informasinya. 5. Saat proses memantau ini, Pak Ceta juga melakukan asesmen informal. Ketika kemudian ia menemukan beberapa murid-muridnya ternyata masih ada miskonsepsi dan perlu bantuan, maka pak Ceta kemudian menghubungi murid-muridnya tersebut untuk meminta mereka bertemu dengan Pak Ceta dalam sebuah kelompok kecil secara daring. Di dalam pertemuan kelompok kecil tambahan ini, Pak Ceta memberikan petunjuk ulang atau bantuan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu murid mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 6. Setelah selesai dengan tugas mandirinya. Para murid pun kembali bertemu pak Ceta di sesi pembelajaran daring selanjutnya - Pak Ceta dan murid-muridnya berdiskusi serta berbagi informasi melalui sharing langsung dan kemudian menarik kesimpulan bersama-sama. - Setelah itu pak Ceta akan meminta murid untuk bekerja dalam kelompok. Di dalam kelompok-kelompok tersebut pak Ceta meminta muridnya untuk kembali berdiskusi dan saling menguatkan pemahaman serta membuat rangkuman pemahaman topik transaksi online secara berkelompok dalam ragam bentuk (poster, ppt, note, mindmap, dll). Kemudian ia juga memberikan rubrik penilaian agar para murid lebih mengoptimalkan penggambaran pemahamannya mengenai topik transaksi online. Selamat berdiskusi Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak! Peran fasilitator: 1. Memastikan semua CGP telah menyelesaikan tagihan tugas-tugas yang diberikan pada sesi pembelajaran sebelumnya. 2. Membaca kebutuhan belajar CGP dan memoderatori proses diskusi yang efektif. 3. Memfasilitasi tautan untuk pertemuan kelompok kecil. 4. Memastikan CGP paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut.
  • 65. 45 | Modul 2.1 - Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid 5. Mengatur jadwal untuk pertemuan kelompok-kelompok kecil dan kelompok besar. 6. Melakukan penilaian dengan rubrik seperti yang terlampir di Lampiran 1 Catatan untuk fasilitator: Fasilitator dapat menggunakan collaborative learning strategy untuk memfasilitasi kerja kelompok ini. ● Dalam sesi ini, CGP akan diminta bekerja secara berkelompok untuk menganalisa sebuah skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia. ● Seluruh CGP berkumpul terlebih dahulu dalam kelompok besar di Zoom atau google meet. ● Saat dalam kelompok besar, fasilitator menjelaskan tugas yang akan diberikan serta mendiskusikan beberapa pertanyaan - pertanyaan pemandu untuk memperdalam pemahaman CGP. ● Fasilitator menyiapkan tautan untuk pertemuan kelompok kecil sejumlah kelompok yang akan dibuat (misalnya 3 tautan untuk tiga kelompok). Silahkan bagikan tautan tersebut, melalui fitur Chat Zoom atau google meet saat CGP bertemu di ruang kolaborasi. Sebagai alternatif, proses ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan fitur breakout room pada Zoom. ● Setelah itu fasilitator meminta CGP untuk bekerja dalam kelompok kecil di platform google meet atau menggunakan Zoom (breakout room) masing-masing. ● Pastikan CGP dan kelompoknya menyepakati bagaimana mereka akan bekerja dengan kelompoknya dan berikan mereka kebebasan untuk ini. Tugas fasilitator hanya memastikan mereka paham apa hasil yang diharapkan dari kerja kelompok tersebut. ● Berikan waktu untuk mereka bekerja kelompok menganalisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia. ● Setelah proses analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi mereka selesai, minta setiap kelompok untuk mengunggah di dalam tempat pengumpulan tugas yang tersedia dalam LMS. ● Setelah itu, minta CGP kembali bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar menggunakan tautan Ruang Kolaborasi sebelumnya. Waktu yang jelas untuk bertemu harus diindikasikan oleh fasilitator. Saat bertemu, minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan saling memberikan tanggapan hasil analisa kelompok lain. Dalam pertemuan kelompok besar ini, fasilitator kemudian menutup pembelajaran dengan menarik kesimpulan tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi.