SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Hadits Ahad
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Ulumul hadist
Dosen Pengampu: Bapak Danusiri
Oleh:
1. Ngatiyem (1703036008)
2. Syifa Syafira (1703036039)
3. M. Labib sh (1703036008)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu hadis terdapat beberapa pembagian. Salah satunya yaitu pembagian
hadis berdasarkan jumlah perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadis tersebut. Dan
pembagian hadis ini, para ulama membaginya menjadi dua, yaitu hadis Mutawatir dan
hadis ahad.
Dan pada hadis–hadis itu sendiri juga terdapat pembagian macam-macam
hadisnya lagi. Seperti pada hadis Mutawatir terdapat dua macam hadis, yaitu hadis
mutawatir lafzhi dan hadis mutawatir ma’nawi. Sedangkan pada hadis Ahad terbagi
menjadi tiga macam hadis, yaitu hadis ‘Aziz, hadis Gharib, Dan hadis Masyhur. Yang
mana ketiga macam hadis Ahad tersebut akan menjadi materi pembahasan kami pada
makalah ini.
B. Latar Belakang
1. Apa pengertian hadits ahad ?
2. Apa saja macam-macam hadits ahad ?
3. Bagaimana kedudukan hadits ahad ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hadits Ahad
Al-ahad jama’ dari ahad, menurut bahasa berarti al-wahid atau satu. Dengan
demikian, khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.
sedangkan yang dimaksud dengan hadis ahad menurut istilah, banyak didefenisikan
para ulama, antara lain sebagai berikut : “Khabar yang jumlah perawinya tidak
mencapai batasan jumlah perawi mutawatir, baik perawi itu satu, dua, tiga, empat,
lima, dan seterusnya yang tiodak memberikan bahwa jumlah perawi tersebut tidak
sampai kepada jumlah perawi hadis mutawatir.”
Ada juga ulama yang mendefinisikan hadis ahad secara singkat, yakni hadis yang
tidak memenuhi syarat-syarat hadis mutawatir, hadis selain hadis mutawatir, atau
hadis yang sanadnya sah dan bersambung hingga sampai kepada sumber-sumbernya
(Nabi) tetapi kandungannya memberikan pengertian zham dan tidakl sampai kepada
qhat’i dan yaqin.
Dapat dijelaskan bahwa disamping jumlah perawi hadis ahad tidak sampai kepada
jumlah perawi hadis mutawatir, kandungannya pun bersifat zhanny dan dan tidak
bersifat qhat’i.
Abdul Wahab Khalaf menyebutkan bahwa hadis ahad adalah hadis yang
diriwayatkan oleh satu, dua orang atau sejumlah orang tetapi jumlah nya tidak sampai
kepada jumlah perawi hadis mutawatir. Keadaan perawi seperti ini terjadi sejak perawi
pertama sampai perawi terakhir.
Jumhur ulama sepakat bahwa beramal dari hadias ahad yang telah memenuhi
ketentuan maqbul hukumnya wajib. Abu Hanifah, Imam Al-Syafi’I dan Imam Ahmad
memakai hadis ahad bila syarat-syarat perawinya yang sahih terpenuhi. Hanua saja
Abu Hanifah menetapkan syarat tsiqqas dan adil bagi perawinya serta amaliyahnya
tidak menyalahi hadis yang menerangkan proses pencucian sesuatu yang terkena
jilatan anjing dengan tuj8h kali basuhan yang salah satunya harus dicampur dengan
debu yang suci tidak digunakan,sebab perawinya yakni Abu Hurairah, tidak
mengamalkan . Sedangkan Imam Malikmenetapkan persyaratan bahwa perawi hadis
ahad tidak menyalahi amalan ahli madinah.
Sedangkan golongan Qodariyahan, Rhafidah dan sebagian ahli Zhahir menetapkan
bahwa beramal; dengan dasar hadis ahad hukumnya tidak wajib. Al –juba’I dari
golongan Mu’tazilah menetapkan tidak wajib beramal kecuali berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh dua orang yang diterima dari dua orang.
Untuk menjawab golongan yang tidak memakai hadi ahad sebagai dasar beramal,
Ibnu Al-Qayim mengatakan: “Ada tiga segi keterkaitan sunnah dengan al-Qur’an.
Pertama , kesesiuaian terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam al-Qur’an;
Kedua, menjelaskan maksud al-Quran; dan Ketiga menetapkan hukum yan tidak
terdapat dalam al-Qur’an. Alternatif ketiga ini merupakan ketentuan yang ditetapkan
oleh Rasul yang wajib ditaati. Ada dari itu ada yang menetapkan bahwa dasar beramal
dengan hadis ahad adalah al-Qur’an, sunnah, dan ijma.
2. Macam-macam Hadis Ahad
a. Hadis Masyhur
Masyhur menurut bahasa, ialah al-intisyar wa al-dzuyu sesuatu yang
sudah tersebar dan populer. Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa definisi,
antara lain :
Menurut ulama ushul : Hadis yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi
bilangannya tidak sampai pada bilangan mutawatir, kemudian baru mutawatir
setelah sahabat dan demikian pula setelah mereka.
Adapun juga mendifinisikan hadis mayshur secara ringkas, yaitu :” Hadis
yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dua jalan dan tidak sampai
kepada hadis yang mutawatir” . hadis ini dinamakan masyhur karena telah
tersebar luas dikalangan masyarakat. Ada ulama yang memasukkan hadis
masyhur “segala hadis yang berat popular dalam masyarakat, sekalipun tidak
mempunyai sanad sama sekali, baik berstatus sahih atau dha’if.” 1
1 Drs. Munzier Suparta, M.A, Ilmu hadis, (jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2003),hlm.
Contoh hadis Mashyur :
ِ‫ْض‬‫ب‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ ِ‫َز‬‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ا‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬ََِ‫إ‬ َّ‫ت‬ََ ِِ‫ا‬َََ‫ل‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬
‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ض‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ض‬َ‫ف‬ ٍ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫َو‬‫ت‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ئ‬ُ‫س‬َ‫ف‬ ً‫اَل‬َّ‫ه‬ُ‫ج‬ ‫ا‬ً‫س‬‫و‬ُِ ُ‫ر‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ذ‬َ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫ا‬ًَِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ِ‫ق‬ْ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬
“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari
hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama
hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin
dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa
ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari, Muslim, At-Thabrani, dan
Ahmad dari empat orang sahabat).2
Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa hadis masyhur menghasilkan
ketenangan hati, dekat pada keyakinan dan wajib diamalkan, akan tetapi bagi
yang menolaknya tidak dikatakan kafir. Hadis masyhur ini ada yang berstatus
sahih, hasan dan dha’if. Yang dimaksud dengan hadis masyhur sahih adalah hadis
masyhur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan hadis sahih, baik pada sanad
maupun matanya, seperti hadis ibnu Umar.
Sedangkan yang dimaksud dengan hadis masyhur hasan adalah hadis
masyhur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan hadis hasan, baik mengenai
sanad maupun matannya.
b. Hadis Ghair Masyhur
Hadis Ghair Masyur ini oleh ulama ahli hadis digolongkan menjadi Aziz dan
Gharib.
1. Hadis Aziz
Hadis Aziz berasal dari azza – ya izzu yang berarti la yakadu yujadu atau
qalla wa nadar ( sedikit atau jarang adanya) dan berasal dari azza ya azzu
berarti qawiyu (kuat).
2 http://alqolam.web.id/hadits-masyhur-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.39 WiB
Hadis aziz menurut istilah, antara lain didefinisikan sebagai berikut:
“Hadis yang peawinya tidak kurang dari dua orang da;lam semua tabaqat
sanad”. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mahmud Al-Thahhan, bahwa sekalipun
dalam sebagian thabaqat terdapat perawinya tiga orang atau lebih, tidak ada
masalah, asalkan dari sekian thabaqat terdapat satu thabaqat yang jumlah
perawinya hanya dua orang.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu hadis dikatakan
hadis aziz bukan saja diriwayatkan oleh dua orang rawi pada setiap thabaqat ,
yakni dari thabaqat pertama sampaithabaqat terakhir, selagi thabaqat didapati
dua orang perawi, tetap dapat dikategorikan sebagai hadis aziz.
Contohnya, Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas
dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
ِ‫ه‬ِ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َّ‫ب‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ،ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫و‬
Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintainya
daripada bapaknya, anaknya, dan manusia seluruhnya. (HR. Bukhari, Muslim,
At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).3
Hadits ini diriwayatkan dari Anas oleh Qatadah dan ‘Abdul Aziz bin
Shuhaib. Diriwayatkan dari Qatadah oleh Syu’bah dan Sa’id. Diriwayatkan
dari ‘Abdul Aziz bin Shuhaib oleh Isma’il bin ‘Ulliyah dan ‘Abdul Warits dan
diriwayatkan dari keduanya oleh banyak orang.
Hadis ahad yang shahih, hasan, dan dha’iftergantung kepada terpenuhi
atau tidaknya ketentuan-ketentuan yang berkaitan tentang hadis shahih, hasan,
dan dha’if.
2. Hadis Gharib
Gharib menurut bahasa berarti al-munfarid (menyendiri atau al-ba’id an
aqaribihi (jauh dari kerabatnya). Ibn Hajar mendifinisikan hadis gharib
sebagai berikut: “ hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang
3 http://alqolam.web.id/hadits-aziz-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.41
menyendiri dalam meriwayatkannya, dimana saja penyendirian dalam sand itu
terjadi.
Ada juga yang mengatakan bahwa hadis gharib adalsh hadis yang
diriwayatkan oleh seorang perawi yang menyendiri dalam meriwayatkan
tanpa ada orang lain yang meriwayatkannya. Penyendirian perawi dalam
meroiwayatkan hadis itu bisa berkaitan dengsan personalianya, yakni bahwa
sifat atau keadaan perawi-perawi berbeda sifat dan keadaan perawi-perawi
laion yang juga meriwayatkan hadis itu.
Dilihat dari bentuk prnyendirian perawi, maka hadis ghorib digolongkan
menjadi dua, yaitu gharib mutlak dan gharib nisbi. Dikategorikan sebagai
gharib mutlak apabila penyendirian itu mengenai personalianya, sekalipun
penyendiriannya tersebut hanya terdapat dalam satu thabaqat. Penyendirian
hadis mutlak ini harus berpangkal ditempat ashlu sanad, yakni tabi’in, bukan
sahabat.
Contoh hadis gharib mutlak antara lain adalah :
‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ِ‫ت‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬
“Semua perbuatan tergantung niatnya.”
Umar bin al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu menyendiri dalam meriwayatkan
hadits tersebut.
Menyendirinya perawi sahabat tersebut kadang berlanjut hingga akhir
sanad, kadang juga sejumlah perawi di bawahnya meriwayatkan dari perawi
sahabat yang menyendiri tersebut.4
Sedangkan hadis gharib nisbi adalah apabila penyendirian itu mengenai
sifat atau keadaan tertentu seorang rawi. Penyendirian seorang rawiseperti ini,
bisa terjadi berkaitan dengan keadilan dan kedhabitan perawi atau mengenai
tempat tinggal atau kota tertentu.
4 http://alqolam.web.id/hadits-gharib-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.43 WIB
Contoh hadits gharib nisbi, Hadits Malik dari az-Zuhri dari Anas radhiyallahu
‘anhu:
ُ‫َر‬‫ف‬ْ‫غ‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ك‬َ‫م‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫النبي‬ ‫أن‬
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kota Makkah dengan
mengenakan topi baju besi di kepalanya.” HR. Bukhari.
Malik menyendiri dengan riwayat ini dari Az-Zuhri (maksudnya tidak ada
yang meriwayatkan hadits ini dari az-Zuhri kecuali hanya Malik, sementara
hadits tersebut punya banyak jalan lain selain dari az-Zuhri).5
Selain pembagian gharib seperti diatas, para ulama juga, para ulama
jugamembagi dua golongan, yakni ghorib pada sanaddan matan. Gharib pada
sanad saja. Yang dimaksud dengan gharib sanad dan matan adalah hadis yang
hanya diriwayatkan melalui satu jalur, seperti sabda Rasullullah SAW.
Sedangkan yang dimaksud dengan gharib pada sanad saja adalah hadis yang
populer dan diriwayatkannya dari seorang sahabat yang lain yang tidak
populer.
Bila suatu hadis telah diketahui sanadnya gharib, maka matannya tidak
perlu diteliti lagi, sebsb keghariban pada sanad menjadikan hadis tersebut
berstatus gharib. Apabila matannya diketahui gharib, maka hadisnya pun
menjadi gharib pula.
3. Kedudukan Hadits Ahad
Para ahli berbeda pendapat mengenai hadits ahad ini, diantaranya adalah:
a. Segolongan ulama seperti Al-Qasayani sebagai ulama dhahiriyah dan Ibn
Daud, mengatakan bahwa kita tidak wajib beramal dengan hadits ahad.
b. Jumhur Ulama Ushul menetapkan bahwa hadist ahad memberikan faedah
dhan. Oleh karena itu hadist ahad wajib diamalkan sesudah diakui
keshahihannya.
c. Sebagian ulama menetapkan bahwa hadist ahad diamalkan dalam segala
bidang.
5http://alqolam.web.id/hadits-gharib-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.43 WIB
d. Sebagian muhaqqiqih menetapkan bahwa hadits ahad hanya wajib diamalkan
dalam urusan amaliyah (furu’), ibadah, kaffarat, dan hudud, namun tidak
digunakan dalam urusan aqidah.
e. Imam Syafi’I berpendapat bahwa hadits ahad tidak menghapuskan suatu
hukum dari hukum-hukum al-Qur’an.
f. Ahlu Zhahir (pengikut Daud Ibn Ali al- Zhahiri) tidak membolehkan
mentakhsiskan umum ayat-ayat al-Qur’an dengan hadits ahad.
Selanjutnya status dan hukum hadits masyhur menjadi bagian dari hadits
ahad. Hukum hadits masyhur tidak ada hubungannya dengan sahih atau tidaknya
suatu hadits, karena diantara hadits masyhur terdapat hadits yang mempunyai
status shahih, hasan atau dhaif dan bahkan ada maudhu’ (palsu). Akan tetapi,
apabila suatu hadist masyhur tersebut berstatus shahih, maka hadits masyhur
tersebut hukumnya lebih dari pada hadist Aziz dan Gharib.
Dikalangan ulama Hanafiyah, hadits masyhur hukumnya adalah dzhann, yaitu
mendekati yakin sehingga wajib beramal dengannya. Akan tetapi, karena
kedudukannya tidak sampai pada derajat metawatir, maka tidaklah dihukumkan
kafir bagi orang yang menolak atau tidak beramal dengannya.
Selain hadits masyhur yang dikenal secara khusus dikalangan ulama hadits,
sebagaimana yang telah dikemukakan definisinya diatas dan disebut dengan
masyhur al-ishtilahi, juga terdapat hadist masyhur yang dikenal dikalangan ulama
lain selain ulama hadist dan dikalangan umat secara umum. Hadist masyhur
dalam bentuk yang terakhir ini disebut dengan masyhur gaira ishtilahi yang
mencakup hadits-hadits yang sanadnya terdiri dari satu orang periwayat atau
lebih pada setiap tingkatannya atau bahkan yang tidak mempunyai sanad sama
sekali.
Hadist masyhur dikalangan ahli hadits, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
tiga orang perawi atau lebih. Contohnya adalah hadis yang berasal dari Anas r.a
dia berkata:
Artinya: “Muhammad ibn Al-Fadil menceritakan Muhammad ibn Ja’far
menceritakankepada kami an-Nadir ibn ‘Asy’at menceritakan bahwa Rasulullah
SAW bersabda: tidak akan masuk surge kecuali orang yang mempunyai rasa
kasih saying. Para sahabat bertanya “wahai Rasulullah, kami semua mempunyai
rasa kasih sayang. Beliau kemudian bersabda “(yang dimaksud) bukanlah kasih
sayang seorang diantara kamu terhadap dirinya sendiri saja, akan tetapi rasa
kasih sayang terhadap semua manusia. Dan tidak mempunyai rasa kasih sayang
terhadap semua manusia dan tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap
mereka kecuali Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hadits ahad yakni hadits yang dilihat dari sisi penutur dan periwayatnya tidak
mencapai tinngkat mutawatir atau terkadang mendekati jumlah hadits mutawatir. Berbeda
dengan hadits mutawatir, hadist ahad mengalami pencanbangan. Ini dilator belakangi
oleh jumlah periwayat dalam masing-masing thabaqat. Dalam hadist ahad dikenal dengan
istilah hadist masyhur, hadits aziz, dan hadits gharib.
Hadits masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
perawii hadits tetapi belum mencapai tingkat mutawatir.
Hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun jumlah
yang dimaksud hanya terdapat dalam satu thabaqat, kemudian setelah itu orang-orang
meriwayatkannya.
Hadits gharib adalah hadits yang dalam sanadnya hanya terdapat seorang perawi
hadits.
Dikalangan ulama Hanafiyah, hadits ahad hukumnya adalah zhanni, yaitu
mendekati yakin sehungga wajib beramal degannya. Akan tetapi karena kedudukannya
tidak sampai kepada derajat mutawatir, maka tidaklah hukumnya kafir bagi orang yang
menolaknya atau tidak beramal dengannya, menyangkut hal-hal yang bersifat umum,
Imam Syafi’I dan para ulama beramal selama sanadnya shahih.
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)BahRum Subagia
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
Aswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAhmad Rouf
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Haditsade orreo
 
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"Kholil Bisry
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORERfissilmikaffah1
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFKhusnul Kotimah
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Azzahra Azzahra
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifAzzahra Azzahra
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyahsangmonyed
 

What's hot (20)

TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Aswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyah
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"
Karya Tulis Ilmiah "Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi"
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
Aliran murjiah
Aliran murjiahAliran murjiah
Aliran murjiah
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)
 
Makalah ulumul hadist
Makalah ulumul hadistMakalah ulumul hadist
Makalah ulumul hadist
 
Pengertian riya’ dan nifak
Pengertian riya’ dan nifakPengertian riya’ dan nifak
Pengertian riya’ dan nifak
 
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam AlquranAsbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam Alquran
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyah
 
Hadits maudhu'
Hadits maudhu'Hadits maudhu'
Hadits maudhu'
 

Similar to Hadis Ahad

Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Mulia Fathan
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxRaefanggaAngga
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuudasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits NabiuuuuuuLocked Mount
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyasholihiyyah
 
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Citra Apriliani
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSMuhammad Rizaki
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasSuya Yahya
 
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...AbdoelHakeem
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fixKinza_com
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaAbdul Fauzan
 
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurHadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurJimatul Arrobi
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxssuserffaed6
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis harifrahman87863
 

Similar to Hadis Ahad (20)

Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuudasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurHadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
 
studi hadits
studi haditsstudi hadits
studi hadits
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
 

More from Ltfltf

Rencana dan kegiatan anggaran sekolah ppt
Rencana dan kegiatan anggaran sekolah pptRencana dan kegiatan anggaran sekolah ppt
Rencana dan kegiatan anggaran sekolah pptLtfltf
 
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqiLtfltf
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydkonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydLtfltf
 
Seyyed hosein nasr
Seyyed hosein nasrSeyyed hosein nasr
Seyyed hosein nasrLtfltf
 
Membangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamMembangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamLtfltf
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunLtfltf
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiahLtfltf
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIALtfltf
 
Fasting and autophagy
Fasting and autophagyFasting and autophagy
Fasting and autophagyLtfltf
 
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affan
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affanS p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affan
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affanLtfltf
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aLtfltf
 
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalibS p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalibLtfltf
 
S p-i-dinasti-umayyah
S p-i-dinasti-umayyahS p-i-dinasti-umayyah
S p-i-dinasti-umayyahLtfltf
 
S p-i-dinasti-abasiyyah
S p-i-dinasti-abasiyyahS p-i-dinasti-abasiyyah
S p-i-dinasti-abasiyyahLtfltf
 
Spi andalusia
Spi andalusiaSpi andalusia
Spi andalusiaLtfltf
 
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandesh
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandeshSejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandesh
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandeshLtfltf
 
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesiaS p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesiaLtfltf
 
S p i kerajaan safawi
S p i kerajaan safawiS p i kerajaan safawi
S p i kerajaan safawiLtfltf
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Ltfltf
 

More from Ltfltf (20)

Rencana dan kegiatan anggaran sekolah ppt
Rencana dan kegiatan anggaran sekolah pptRencana dan kegiatan anggaran sekolah ppt
Rencana dan kegiatan anggaran sekolah ppt
 
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydkonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
 
Seyyed hosein nasr
Seyyed hosein nasrSeyyed hosein nasr
Seyyed hosein nasr
 
Membangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamMembangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islam
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
 
Fasting and autophagy
Fasting and autophagyFasting and autophagy
Fasting and autophagy
 
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affan
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affanS p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affan
S p-i-peradaban-islam-pada-masa-utsman-bin-affan
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
 
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalibS p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
 
S p-i-dinasti-umayyah
S p-i-dinasti-umayyahS p-i-dinasti-umayyah
S p-i-dinasti-umayyah
 
S p-i-dinasti-abasiyyah
S p-i-dinasti-abasiyyahS p-i-dinasti-abasiyyah
S p-i-dinasti-abasiyyah
 
Spi andalusia
Spi andalusiaSpi andalusia
Spi andalusia
 
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandesh
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandeshSejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandesh
Sejarah peradaban islam, mughaal sampai banglandesh
 
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesiaS p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
S p i masuknya islam di asia tenggara dan di indonesia
 
S p i kerajaan safawi
S p i kerajaan safawiS p i kerajaan safawi
S p i kerajaan safawi
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

Hadis Ahad

  • 1. Hadits Ahad MAKALAH disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Ulumul hadist Dosen Pengampu: Bapak Danusiri Oleh: 1. Ngatiyem (1703036008) 2. Syifa Syafira (1703036039) 3. M. Labib sh (1703036008) MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu hadis terdapat beberapa pembagian. Salah satunya yaitu pembagian hadis berdasarkan jumlah perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadis tersebut. Dan pembagian hadis ini, para ulama membaginya menjadi dua, yaitu hadis Mutawatir dan hadis ahad. Dan pada hadis–hadis itu sendiri juga terdapat pembagian macam-macam hadisnya lagi. Seperti pada hadis Mutawatir terdapat dua macam hadis, yaitu hadis mutawatir lafzhi dan hadis mutawatir ma’nawi. Sedangkan pada hadis Ahad terbagi menjadi tiga macam hadis, yaitu hadis ‘Aziz, hadis Gharib, Dan hadis Masyhur. Yang mana ketiga macam hadis Ahad tersebut akan menjadi materi pembahasan kami pada makalah ini. B. Latar Belakang 1. Apa pengertian hadits ahad ? 2. Apa saja macam-macam hadits ahad ? 3. Bagaimana kedudukan hadits ahad ?
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Hadits Ahad Al-ahad jama’ dari ahad, menurut bahasa berarti al-wahid atau satu. Dengan demikian, khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang. sedangkan yang dimaksud dengan hadis ahad menurut istilah, banyak didefenisikan para ulama, antara lain sebagai berikut : “Khabar yang jumlah perawinya tidak mencapai batasan jumlah perawi mutawatir, baik perawi itu satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang tiodak memberikan bahwa jumlah perawi tersebut tidak sampai kepada jumlah perawi hadis mutawatir.” Ada juga ulama yang mendefinisikan hadis ahad secara singkat, yakni hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat hadis mutawatir, hadis selain hadis mutawatir, atau hadis yang sanadnya sah dan bersambung hingga sampai kepada sumber-sumbernya (Nabi) tetapi kandungannya memberikan pengertian zham dan tidakl sampai kepada qhat’i dan yaqin. Dapat dijelaskan bahwa disamping jumlah perawi hadis ahad tidak sampai kepada jumlah perawi hadis mutawatir, kandungannya pun bersifat zhanny dan dan tidak bersifat qhat’i. Abdul Wahab Khalaf menyebutkan bahwa hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua orang atau sejumlah orang tetapi jumlah nya tidak sampai kepada jumlah perawi hadis mutawatir. Keadaan perawi seperti ini terjadi sejak perawi pertama sampai perawi terakhir. Jumhur ulama sepakat bahwa beramal dari hadias ahad yang telah memenuhi ketentuan maqbul hukumnya wajib. Abu Hanifah, Imam Al-Syafi’I dan Imam Ahmad memakai hadis ahad bila syarat-syarat perawinya yang sahih terpenuhi. Hanua saja Abu Hanifah menetapkan syarat tsiqqas dan adil bagi perawinya serta amaliyahnya tidak menyalahi hadis yang menerangkan proses pencucian sesuatu yang terkena jilatan anjing dengan tuj8h kali basuhan yang salah satunya harus dicampur dengan debu yang suci tidak digunakan,sebab perawinya yakni Abu Hurairah, tidak
  • 4. mengamalkan . Sedangkan Imam Malikmenetapkan persyaratan bahwa perawi hadis ahad tidak menyalahi amalan ahli madinah. Sedangkan golongan Qodariyahan, Rhafidah dan sebagian ahli Zhahir menetapkan bahwa beramal; dengan dasar hadis ahad hukumnya tidak wajib. Al –juba’I dari golongan Mu’tazilah menetapkan tidak wajib beramal kecuali berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh dua orang yang diterima dari dua orang. Untuk menjawab golongan yang tidak memakai hadi ahad sebagai dasar beramal, Ibnu Al-Qayim mengatakan: “Ada tiga segi keterkaitan sunnah dengan al-Qur’an. Pertama , kesesiuaian terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam al-Qur’an; Kedua, menjelaskan maksud al-Quran; dan Ketiga menetapkan hukum yan tidak terdapat dalam al-Qur’an. Alternatif ketiga ini merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh Rasul yang wajib ditaati. Ada dari itu ada yang menetapkan bahwa dasar beramal dengan hadis ahad adalah al-Qur’an, sunnah, dan ijma. 2. Macam-macam Hadis Ahad a. Hadis Masyhur Masyhur menurut bahasa, ialah al-intisyar wa al-dzuyu sesuatu yang sudah tersebar dan populer. Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa definisi, antara lain : Menurut ulama ushul : Hadis yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi bilangannya tidak sampai pada bilangan mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan demikian pula setelah mereka. Adapun juga mendifinisikan hadis mayshur secara ringkas, yaitu :” Hadis yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dua jalan dan tidak sampai kepada hadis yang mutawatir” . hadis ini dinamakan masyhur karena telah tersebar luas dikalangan masyarakat. Ada ulama yang memasukkan hadis masyhur “segala hadis yang berat popular dalam masyarakat, sekalipun tidak mempunyai sanad sama sekali, baik berstatus sahih atau dha’if.” 1 1 Drs. Munzier Suparta, M.A, Ilmu hadis, (jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2003),hlm.
  • 5. Contoh hadis Mashyur : ِ‫ْض‬‫ب‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ ِ‫َز‬‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ا‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ِ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬ََِ‫إ‬ َّ‫ت‬ََ ِِ‫ا‬َََ‫ل‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ض‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫ض‬َ‫ف‬ ٍ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫َو‬‫ت‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ئ‬ُ‫س‬َ‫ف‬ ً‫اَل‬َّ‫ه‬ُ‫ج‬ ‫ا‬ً‫س‬‫و‬ُِ ُ‫ر‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ذ‬َ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫ا‬ًَِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ِ‫ق‬ْ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari, Muslim, At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).2 Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa hadis masyhur menghasilkan ketenangan hati, dekat pada keyakinan dan wajib diamalkan, akan tetapi bagi yang menolaknya tidak dikatakan kafir. Hadis masyhur ini ada yang berstatus sahih, hasan dan dha’if. Yang dimaksud dengan hadis masyhur sahih adalah hadis masyhur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan hadis sahih, baik pada sanad maupun matanya, seperti hadis ibnu Umar. Sedangkan yang dimaksud dengan hadis masyhur hasan adalah hadis masyhur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan hadis hasan, baik mengenai sanad maupun matannya. b. Hadis Ghair Masyhur Hadis Ghair Masyur ini oleh ulama ahli hadis digolongkan menjadi Aziz dan Gharib. 1. Hadis Aziz Hadis Aziz berasal dari azza – ya izzu yang berarti la yakadu yujadu atau qalla wa nadar ( sedikit atau jarang adanya) dan berasal dari azza ya azzu berarti qawiyu (kuat). 2 http://alqolam.web.id/hadits-masyhur-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.39 WiB
  • 6. Hadis aziz menurut istilah, antara lain didefinisikan sebagai berikut: “Hadis yang peawinya tidak kurang dari dua orang da;lam semua tabaqat sanad”. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mahmud Al-Thahhan, bahwa sekalipun dalam sebagian thabaqat terdapat perawinya tiga orang atau lebih, tidak ada masalah, asalkan dari sekian thabaqat terdapat satu thabaqat yang jumlah perawinya hanya dua orang. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu hadis dikatakan hadis aziz bukan saja diriwayatkan oleh dua orang rawi pada setiap thabaqat , yakni dari thabaqat pertama sampaithabaqat terakhir, selagi thabaqat didapati dua orang perawi, tetap dapat dikategorikan sebagai hadis aziz. Contohnya, Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ِ‫ه‬ِ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َّ‫ب‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ،ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫و‬ Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintainya daripada bapaknya, anaknya, dan manusia seluruhnya. (HR. Bukhari, Muslim, At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).3 Hadits ini diriwayatkan dari Anas oleh Qatadah dan ‘Abdul Aziz bin Shuhaib. Diriwayatkan dari Qatadah oleh Syu’bah dan Sa’id. Diriwayatkan dari ‘Abdul Aziz bin Shuhaib oleh Isma’il bin ‘Ulliyah dan ‘Abdul Warits dan diriwayatkan dari keduanya oleh banyak orang. Hadis ahad yang shahih, hasan, dan dha’iftergantung kepada terpenuhi atau tidaknya ketentuan-ketentuan yang berkaitan tentang hadis shahih, hasan, dan dha’if. 2. Hadis Gharib Gharib menurut bahasa berarti al-munfarid (menyendiri atau al-ba’id an aqaribihi (jauh dari kerabatnya). Ibn Hajar mendifinisikan hadis gharib sebagai berikut: “ hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang 3 http://alqolam.web.id/hadits-aziz-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.41
  • 7. menyendiri dalam meriwayatkannya, dimana saja penyendirian dalam sand itu terjadi. Ada juga yang mengatakan bahwa hadis gharib adalsh hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang menyendiri dalam meriwayatkan tanpa ada orang lain yang meriwayatkannya. Penyendirian perawi dalam meroiwayatkan hadis itu bisa berkaitan dengsan personalianya, yakni bahwa sifat atau keadaan perawi-perawi berbeda sifat dan keadaan perawi-perawi laion yang juga meriwayatkan hadis itu. Dilihat dari bentuk prnyendirian perawi, maka hadis ghorib digolongkan menjadi dua, yaitu gharib mutlak dan gharib nisbi. Dikategorikan sebagai gharib mutlak apabila penyendirian itu mengenai personalianya, sekalipun penyendiriannya tersebut hanya terdapat dalam satu thabaqat. Penyendirian hadis mutlak ini harus berpangkal ditempat ashlu sanad, yakni tabi’in, bukan sahabat. Contoh hadis gharib mutlak antara lain adalah : ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ِ‫ت‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬ “Semua perbuatan tergantung niatnya.” Umar bin al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu menyendiri dalam meriwayatkan hadits tersebut. Menyendirinya perawi sahabat tersebut kadang berlanjut hingga akhir sanad, kadang juga sejumlah perawi di bawahnya meriwayatkan dari perawi sahabat yang menyendiri tersebut.4 Sedangkan hadis gharib nisbi adalah apabila penyendirian itu mengenai sifat atau keadaan tertentu seorang rawi. Penyendirian seorang rawiseperti ini, bisa terjadi berkaitan dengan keadilan dan kedhabitan perawi atau mengenai tempat tinggal atau kota tertentu. 4 http://alqolam.web.id/hadits-gharib-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.43 WIB
  • 8. Contoh hadits gharib nisbi, Hadits Malik dari az-Zuhri dari Anas radhiyallahu ‘anhu: ُ‫َر‬‫ف‬ْ‫غ‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ك‬َ‫م‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫النبي‬ ‫أن‬ “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kota Makkah dengan mengenakan topi baju besi di kepalanya.” HR. Bukhari. Malik menyendiri dengan riwayat ini dari Az-Zuhri (maksudnya tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari az-Zuhri kecuali hanya Malik, sementara hadits tersebut punya banyak jalan lain selain dari az-Zuhri).5 Selain pembagian gharib seperti diatas, para ulama juga, para ulama jugamembagi dua golongan, yakni ghorib pada sanaddan matan. Gharib pada sanad saja. Yang dimaksud dengan gharib sanad dan matan adalah hadis yang hanya diriwayatkan melalui satu jalur, seperti sabda Rasullullah SAW. Sedangkan yang dimaksud dengan gharib pada sanad saja adalah hadis yang populer dan diriwayatkannya dari seorang sahabat yang lain yang tidak populer. Bila suatu hadis telah diketahui sanadnya gharib, maka matannya tidak perlu diteliti lagi, sebsb keghariban pada sanad menjadikan hadis tersebut berstatus gharib. Apabila matannya diketahui gharib, maka hadisnya pun menjadi gharib pula. 3. Kedudukan Hadits Ahad Para ahli berbeda pendapat mengenai hadits ahad ini, diantaranya adalah: a. Segolongan ulama seperti Al-Qasayani sebagai ulama dhahiriyah dan Ibn Daud, mengatakan bahwa kita tidak wajib beramal dengan hadits ahad. b. Jumhur Ulama Ushul menetapkan bahwa hadist ahad memberikan faedah dhan. Oleh karena itu hadist ahad wajib diamalkan sesudah diakui keshahihannya. c. Sebagian ulama menetapkan bahwa hadist ahad diamalkan dalam segala bidang. 5http://alqolam.web.id/hadits-gharib-diakses pada 14 mei 2018 pukul 2.43 WIB
  • 9. d. Sebagian muhaqqiqih menetapkan bahwa hadits ahad hanya wajib diamalkan dalam urusan amaliyah (furu’), ibadah, kaffarat, dan hudud, namun tidak digunakan dalam urusan aqidah. e. Imam Syafi’I berpendapat bahwa hadits ahad tidak menghapuskan suatu hukum dari hukum-hukum al-Qur’an. f. Ahlu Zhahir (pengikut Daud Ibn Ali al- Zhahiri) tidak membolehkan mentakhsiskan umum ayat-ayat al-Qur’an dengan hadits ahad. Selanjutnya status dan hukum hadits masyhur menjadi bagian dari hadits ahad. Hukum hadits masyhur tidak ada hubungannya dengan sahih atau tidaknya suatu hadits, karena diantara hadits masyhur terdapat hadits yang mempunyai status shahih, hasan atau dhaif dan bahkan ada maudhu’ (palsu). Akan tetapi, apabila suatu hadist masyhur tersebut berstatus shahih, maka hadits masyhur tersebut hukumnya lebih dari pada hadist Aziz dan Gharib. Dikalangan ulama Hanafiyah, hadits masyhur hukumnya adalah dzhann, yaitu mendekati yakin sehingga wajib beramal dengannya. Akan tetapi, karena kedudukannya tidak sampai pada derajat metawatir, maka tidaklah dihukumkan kafir bagi orang yang menolak atau tidak beramal dengannya. Selain hadits masyhur yang dikenal secara khusus dikalangan ulama hadits, sebagaimana yang telah dikemukakan definisinya diatas dan disebut dengan masyhur al-ishtilahi, juga terdapat hadist masyhur yang dikenal dikalangan ulama lain selain ulama hadist dan dikalangan umat secara umum. Hadist masyhur dalam bentuk yang terakhir ini disebut dengan masyhur gaira ishtilahi yang mencakup hadits-hadits yang sanadnya terdiri dari satu orang periwayat atau lebih pada setiap tingkatannya atau bahkan yang tidak mempunyai sanad sama sekali. Hadist masyhur dikalangan ahli hadits, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih. Contohnya adalah hadis yang berasal dari Anas r.a dia berkata:
  • 10. Artinya: “Muhammad ibn Al-Fadil menceritakan Muhammad ibn Ja’far menceritakankepada kami an-Nadir ibn ‘Asy’at menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: tidak akan masuk surge kecuali orang yang mempunyai rasa kasih saying. Para sahabat bertanya “wahai Rasulullah, kami semua mempunyai rasa kasih sayang. Beliau kemudian bersabda “(yang dimaksud) bukanlah kasih sayang seorang diantara kamu terhadap dirinya sendiri saja, akan tetapi rasa kasih sayang terhadap semua manusia. Dan tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap semua manusia dan tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap mereka kecuali Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari).
  • 11. BAB III PENUTUP A. Simpulan Hadits ahad yakni hadits yang dilihat dari sisi penutur dan periwayatnya tidak mencapai tinngkat mutawatir atau terkadang mendekati jumlah hadits mutawatir. Berbeda dengan hadits mutawatir, hadist ahad mengalami pencanbangan. Ini dilator belakangi oleh jumlah periwayat dalam masing-masing thabaqat. Dalam hadist ahad dikenal dengan istilah hadist masyhur, hadits aziz, dan hadits gharib. Hadits masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih perawii hadits tetapi belum mencapai tingkat mutawatir. Hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun jumlah yang dimaksud hanya terdapat dalam satu thabaqat, kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya. Hadits gharib adalah hadits yang dalam sanadnya hanya terdapat seorang perawi hadits. Dikalangan ulama Hanafiyah, hadits ahad hukumnya adalah zhanni, yaitu mendekati yakin sehungga wajib beramal degannya. Akan tetapi karena kedudukannya tidak sampai kepada derajat mutawatir, maka tidaklah hukumnya kafir bagi orang yang menolaknya atau tidak beramal dengannya, menyangkut hal-hal yang bersifat umum, Imam Syafi’I dan para ulama beramal selama sanadnya shahih.