SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HAMA TANAMAN
ACARA II
INTERAKSI HAMA DAN TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama : Inayatul Fitria Dewi
NPM : 1510401057
Kelompok : B2
Asisten :Rian Widianto
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
I. TUJUAN
a. Mengetahui dan memahami hubungan yang sangat erat antara tipe alat mulut
hama dengan tanda serangan
b. Mengenal ciri-ciri tanda serangan pada beberapa komoditas tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan pasca panen
c. Mengetahui teknik pengamatan populasi hama dan kerusakannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hama belalang pada tanaman padi (Valanga nigricornis)
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban juga tanaman yang paling penting di Indonesia karena makanan pokok di
Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagai
tanaman utama di dunia, padi diduga berasal dari bagian timur India Utara, Banglades
Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina bagian selatan (Suparyono, 1993).
Belalang adalah serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek
dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang dihasilkan
oleh beberapa spesies belalang biasanya dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi). Femur belakangnya umumnya
panjang dan kuat yang cocok untuk melompat, belalang memiliki dua pasang kaki,
asyap lurus (Triharso, 1994).
Adapun klasifikasi belalang (Valanga nigricornis) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Belalang (Valanga nigricornis) disebut dengan belalang kayu. Belalang kayu
memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak pada
ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan warnanya kelabu atau
kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cemerlang pada sayap belakang. Serangga
ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering kali merusak tanaman. Adapun alat
mulutnya bertipe penggigit pengunyah (Sudarmono, 2002).
Valanga nigricornis adalah sejenis belalang berwarna kuning kehijauan.
Mempunyai kisaran hidup yang hemimetabola (tidak lengkap) yaitu bermula dari telur,
beberapa peringkat belum dewasa (nimpha) dan seterusnya peringkat serangga dewasa
(Pracaya, 1995).
Belalang dewasa melakukan perkawinan diatas pohon setelah itu terbang ke
tanah untuk mencari tempat bertelur dan berkumpul di tempat terbuka untuk mencari
sinarmatahari. Apabila ada gangguan, belalang terbang ke tanaman yang telah
dibudidayakan di sekitar hutan dan pada malam hari akan kembali ke hutan lagi
(Pracaya, 1995).
2. Hama ulat penggulung daun pada tanaman jagung.
Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi.
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak. Jagung
mengandung senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan vitamin (Retno,
2008).
Tanaman jagung (Zea mays L) adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah popular diseluruh dunia.
Menurut sejarahnya tanaman jagung berasal dari Amerika dan menyebar ke daerah
subtropics dan tropis termasuk Indonesia (Warisno, 1998).
Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.)
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae
Ordo :Graminales
Familia :Graminae
Genus :Zea
Spesies :Zea mays L
Berikut adalah hama penggulung daun pada tanaman jagung. Dimana ham ini
juga terdapat pada tanaman pisang, karena ham ini bersifat polifag.
Klasifikasi dari Erionata thrax menurut Kalshoven (1981) adalah:
Kingdom :Animalia
Phylum :Arthropoda
Classis :Insecta
Ordo :Lepidoptera
Familia :Hesperiidae
Genus :Erionata
Spesies :Erionata thrax
Larva E. thrax ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran besar
maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan daunnya
masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan tubuhnya
berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih. Larva yang berukuran kecil (< 3
cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna putih. Di lapangan, ditemukan larva
yang telah terparasit. Hal ini dapat diketahui dengan terdapatnya kokon parasitoid di
dekat bangkai larva. Larva yang ditemukan terparasit tersebut berukuran kurang dari 3
cm. Mortalitas larva biasanya cukup tinggi pada larva yang masih muda karena
permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan masih terbuka (Kalshoven,
1981).
Kehilangan hasil jagung di Indonesia akibat serangan hama berkisar antara 25-30
% dari populasi tanaman setiap tahun. Kehilangan hasil tersebut terutama disebabkan
oleh serangan beberapa jenis hama utama yaitu hama penggerek batang (Ostrinia
furnacalis), penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera), pemakan daun (Mytimna
separata, Valanga nigricooornis, Spodoptera litura) dan ulat tanah (Agrothis ipsilon).
III. METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan di 2 tempa yang berbeda. Pada pengamatan hama
tanaman padi dilakukan di desa dumpoh dengan pengamatan hama belalang, sedangkan
hama pada tanaman jagung dilakukan di desa tuguran dengan pengamatan hama ulat.
Praktikum ini dilakukan dengan mengamati arela lahan sawah padi maupun
jagung. Kemudian mengambil 20 unit sampel secara acak. Melakukan pengamatan
analisis serangan hama yang meyerang dengan ditandai adanya gejala serangan yang
terjadi. Menafsirkan tingkat keerusakan yang ditimbulkan.
Keterangan :
IS : Intensitan kerusakan (%)
v : Skor kerusakan (0-4), dengan ketentuan sbb:
0 = tidak ada kerusakan
1 = keruskan 0<s<25%
2 = kerusakan 25<s<50%
3 = kerusakan 50<s<75%
4 = kerusakan >70%
ni : Jumlah sample gejala serangan dalam skor v
N : Jumlah unit sample (20)
Z : Skor teringgi (4)
IS
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Berikut adalah analisis tingkat kerusakan yang disebabkan oleh belalang pada
tanaman padi:
Skor Skala Jumlah daun
0 0% 5
1 0-25% 4
2 26%-50% 4
3 51%-75% 4
4 >75% 3
=45%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa besarnya intensitas yang disebabkan oleh
belalang sebesar 45%. Dimana besarnya ini merupakan kerusakan yang relative besar.
Dengan ditimbulkannya kerusakan hamper 50% ini perlu adanya pengendalian yang
tepat agar intensitas yang disebabkan oleh hama belalang yang menyerang tanaman
padi tidak bertambah parah lagi.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada tanaman padi
dengan diserangnya hama belalang ditandai dengan terdapat gejala serangan. Gejala ini
berupa daun-daun telah dimakan dari arah pinggir ke dalam. Belalang akan memakan
daun tanaman padi dari pinggir sehingga daun akan terlihat abnormal. Melihat atas
gejala ini dapat disimpulkan bahwa alat mulut pada belalang merupakan tipe penggigit
pengunyah.
Belalang akan bersembunyi pada pematang pinggir sawah, dan ketika akan
memakan tanaman inangnya, belalang akan melompat ke area lahan padi dan memakan
IS 100%
tanaman padi. Belalang ini akan berpindah-pindah dari tanaman inang pertama ke
tanaman inang yang lainnya. Kemampuannya dia meloncat dapat menambah tingkat
serangannya akan semakin lebar
Dapat dilihat gambar berikut adanya gejala serangan hama belalang yang
menyerang pada tanaman padi
Daun sehat Serangan sedang Serangan berat
Pada daun padi yang sehat, tidak ditemukan adanya gejala tanda serangan
belalang. Sedangkan pada daun yang telah terserang oleh belalang terlihat bahwa daun
akan terdapat bekas gigitan mulut belalang. Awalnya mulanya termakan dari pingir
pucuk daun kemudian semakin ke tengah. Pada daun yang terserang serangan sedang
hanya terdapat bekas beberapa saja. Akan tetapi pada serangan berat daun bisa setengah
habis termakan oleh belalang. Selain itu serangan belalang biasanya dapat menyisakan
tulang daunny saja.
2. Analisis tingkat kerusakan tanaman jagung yang disebabkan oleh hama ulat
penggulung daun:
Skor Skala Jumlah daun
0 0% 10
1 0-25% 6
2 26%-50% 3
3 51%-75% 1
4 >75% 0
=18.75%
Dari table diatas diperoleh hasil intensitas hama penggulung daun pada tanaman
jagung diperoleh sebanyak 18,75%. Tingkat kerusakan hama tersebut relative rendah.
Artinya dengan tingkat serangan yang <25% belum belum diperlukan pengendalian
yang intensif.
Pada tanaman jagung, kerusakan yang ditimbulkan disebabkan karena adanya
ulat penggulung daun. Warna dari ulat ini hijau keputihan dengan kepala berwarna biru
belang. Ulat ini bersembunyi didalam daun tanaman jagung yang telah tergulung
dengan merekatkan sisi daunnya dari perekat yang dihasilkannya.
Pada daun tanaman jagung yang terkena hama ulat penggulung daun ini, akan
terlihat berlubang-lubang. Ulat akan memakan dari sisi tengah daun sehingga akan
telihat lapisan putih. Kemudian semaikn lama ulat ini memakan maka lubang daun yang
dihasilkan akan bertambha parah. Ulat penggulung daun ini memakan daun ketika
berada di dalam gulngan daunnya sehingga tidak diketahui adanya serangan saat itu.
Berikut adalah ulat penggulung daun pada tanaman jagung dan gejala yang
ditimbulkannya.
Ulat penggulung daun Gejala serangan 1 Gejala serangan 2
IS 100%
Gambar pertama merupakan ualt penggulung daun yang mulanya bersembunyi di
dalam gulungan daun. Disampinya terlihat bekas putih-putihan yang merupakan tanda
serangan terhadap tanaman jagung. Pada gambar 2 tampak daun dengan selaput putih-
putihnya yang menampakkan gejala pertama dai serangan ulat ini. Kemudian pada
gambar ke tiga, selaput ini akan berubah menjadi lubang-lubang yang masih kecil.
Lubang ini akan semakin membesar seperti pada gambar pertama akbit ditimbulkannya
ulat penggulung daun tersebut.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa pada tanaman padi yang telah
terserang hama belalang akan memakan daun padi dari arah samping. Belalang ini
akan berpindah tempat seiring dengan tanaman inangnya yang akan dimakan karena
dia memilki kemampuan dalam meloncat. Selain itu gejala yang ditimbulkan akan
termakan pada bagian pinggir hingga tinggal tulang daunnya saja. Intensitas yang
terjadi pada tanaman padi ini sebanyak 45%.
Sedangkan pada jagung terdapat hama penggulung padi dimana gejala dapat
diketahui dengan adanya daun jagung yang menggulung karena ulat yang
merekatkan daun sebagai tempat berlindungnya. Dengan berlindung di dalam daun
maka ulat akan mudah memakan dau jagung tersebut. Intensitas yang disebabkan
oleh hama ini sebesar 18,75%.
DAFTAR PUSTAKA
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van
de Cultuurgewassen in Infonesie.
Patty, J.A. 2012. Study of Population and Intensity Damage to Plant Corn Major
Pest in Waeheru Village, Baguala District, Ambon. Jurnal Budidaya
Pertanian 8: 46–50.
Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Retno, Dewati. 2008. Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Baku Pembuatan
Ethanol. UPN “Veteran” Jatim: Surabaya. 89 hal.
Sudarmono. 2002. Pengenalan Serangga, Hama, Penyakit, dan Gulma Padi.
Kanisius. Yogyakarta.
Suparyono dan Agus Setyono. 1997. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Padi.
Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta

More Related Content

What's hot

Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanHario Sadewo
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihTidar University
 

What's hot (20)

Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
ppt insekta
ppt insektappt insekta
ppt insekta
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benih
 

Similar to Interaksi hama dan tanaman

L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfMngtad
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfMeisyaBalaba8
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-optKabayan Baduy
 
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.ppt
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.pptBOOKLET hama penting persemaian-mery padi.ppt
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.pptmeryann9675
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 

Similar to Interaksi hama dan tanaman (20)

Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Hama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakauHama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakau
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt
 
Tugas Materi Penyuluhan.pptx
Tugas Materi Penyuluhan.pptxTugas Materi Penyuluhan.pptx
Tugas Materi Penyuluhan.pptx
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.ppt
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.pptBOOKLET hama penting persemaian-mery padi.ppt
BOOKLET hama penting persemaian-mery padi.ppt
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 

More from Tidar University

Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisTidar University
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifTidar University
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaTidar University
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaTidar University
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamTidar University
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosisTidar University
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Tidar University
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanTidar University
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorTidar University
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 

More from Tidar University (20)

Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Interaksi hama dan tanaman

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN ACARA II INTERAKSI HAMA DAN TANAMAN Disusun Oleh : Nama : Inayatul Fitria Dewi NPM : 1510401057 Kelompok : B2 Asisten :Rian Widianto PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
  • 2. I. TUJUAN a. Mengetahui dan memahami hubungan yang sangat erat antara tipe alat mulut hama dengan tanda serangan b. Mengenal ciri-ciri tanda serangan pada beberapa komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan pasca panen c. Mengetahui teknik pengamatan populasi hama dan kerusakannya. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hama belalang pada tanaman padi (Valanga nigricornis) Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban juga tanaman yang paling penting di Indonesia karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagai tanaman utama di dunia, padi diduga berasal dari bagian timur India Utara, Banglades Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina bagian selatan (Suparyono, 1993). Belalang adalah serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang dihasilkan oleh beberapa spesies belalang biasanya dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi). Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat, belalang memiliki dua pasang kaki, asyap lurus (Triharso, 1994). Adapun klasifikasi belalang (Valanga nigricornis) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Acrididae Genus : Valanga Spesies : Valanga nigricornis
  • 3. Belalang (Valanga nigricornis) disebut dengan belalang kayu. Belalang kayu memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak pada ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan warnanya kelabu atau kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cemerlang pada sayap belakang. Serangga ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering kali merusak tanaman. Adapun alat mulutnya bertipe penggigit pengunyah (Sudarmono, 2002). Valanga nigricornis adalah sejenis belalang berwarna kuning kehijauan. Mempunyai kisaran hidup yang hemimetabola (tidak lengkap) yaitu bermula dari telur, beberapa peringkat belum dewasa (nimpha) dan seterusnya peringkat serangga dewasa (Pracaya, 1995). Belalang dewasa melakukan perkawinan diatas pohon setelah itu terbang ke tanah untuk mencari tempat bertelur dan berkumpul di tempat terbuka untuk mencari sinarmatahari. Apabila ada gangguan, belalang terbang ke tanaman yang telah dibudidayakan di sekitar hutan dan pada malam hari akan kembali ke hutan lagi (Pracaya, 1995). 2. Hama ulat penggulung daun pada tanaman jagung. Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak. Jagung mengandung senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan vitamin (Retno, 2008). Tanaman jagung (Zea mays L) adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah popular diseluruh dunia. Menurut sejarahnya tanaman jagung berasal dari Amerika dan menyebar ke daerah subtropics dan tropis termasuk Indonesia (Warisno, 1998). Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae
  • 4. Kelas :Monocotyledonae Ordo :Graminales Familia :Graminae Genus :Zea Spesies :Zea mays L Berikut adalah hama penggulung daun pada tanaman jagung. Dimana ham ini juga terdapat pada tanaman pisang, karena ham ini bersifat polifag. Klasifikasi dari Erionata thrax menurut Kalshoven (1981) adalah: Kingdom :Animalia Phylum :Arthropoda Classis :Insecta Ordo :Lepidoptera Familia :Hesperiidae Genus :Erionata Spesies :Erionata thrax Larva E. thrax ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran besar maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan daunnya masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan tubuhnya berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih. Larva yang berukuran kecil (< 3 cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna putih. Di lapangan, ditemukan larva yang telah terparasit. Hal ini dapat diketahui dengan terdapatnya kokon parasitoid di dekat bangkai larva. Larva yang ditemukan terparasit tersebut berukuran kurang dari 3 cm. Mortalitas larva biasanya cukup tinggi pada larva yang masih muda karena permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan masih terbuka (Kalshoven, 1981).
  • 5. Kehilangan hasil jagung di Indonesia akibat serangan hama berkisar antara 25-30 % dari populasi tanaman setiap tahun. Kehilangan hasil tersebut terutama disebabkan oleh serangan beberapa jenis hama utama yaitu hama penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera), pemakan daun (Mytimna separata, Valanga nigricooornis, Spodoptera litura) dan ulat tanah (Agrothis ipsilon). III. METODE PENELITIAN Praktikum ini dilaksanakan di 2 tempa yang berbeda. Pada pengamatan hama tanaman padi dilakukan di desa dumpoh dengan pengamatan hama belalang, sedangkan hama pada tanaman jagung dilakukan di desa tuguran dengan pengamatan hama ulat. Praktikum ini dilakukan dengan mengamati arela lahan sawah padi maupun jagung. Kemudian mengambil 20 unit sampel secara acak. Melakukan pengamatan analisis serangan hama yang meyerang dengan ditandai adanya gejala serangan yang terjadi. Menafsirkan tingkat keerusakan yang ditimbulkan. Keterangan : IS : Intensitan kerusakan (%) v : Skor kerusakan (0-4), dengan ketentuan sbb: 0 = tidak ada kerusakan 1 = keruskan 0<s<25% 2 = kerusakan 25<s<50% 3 = kerusakan 50<s<75% 4 = kerusakan >70% ni : Jumlah sample gejala serangan dalam skor v N : Jumlah unit sample (20) Z : Skor teringgi (4) IS
  • 6. IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 1. Berikut adalah analisis tingkat kerusakan yang disebabkan oleh belalang pada tanaman padi: Skor Skala Jumlah daun 0 0% 5 1 0-25% 4 2 26%-50% 4 3 51%-75% 4 4 >75% 3 =45% Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa besarnya intensitas yang disebabkan oleh belalang sebesar 45%. Dimana besarnya ini merupakan kerusakan yang relative besar. Dengan ditimbulkannya kerusakan hamper 50% ini perlu adanya pengendalian yang tepat agar intensitas yang disebabkan oleh hama belalang yang menyerang tanaman padi tidak bertambah parah lagi. Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada tanaman padi dengan diserangnya hama belalang ditandai dengan terdapat gejala serangan. Gejala ini berupa daun-daun telah dimakan dari arah pinggir ke dalam. Belalang akan memakan daun tanaman padi dari pinggir sehingga daun akan terlihat abnormal. Melihat atas gejala ini dapat disimpulkan bahwa alat mulut pada belalang merupakan tipe penggigit pengunyah. Belalang akan bersembunyi pada pematang pinggir sawah, dan ketika akan memakan tanaman inangnya, belalang akan melompat ke area lahan padi dan memakan IS 100%
  • 7. tanaman padi. Belalang ini akan berpindah-pindah dari tanaman inang pertama ke tanaman inang yang lainnya. Kemampuannya dia meloncat dapat menambah tingkat serangannya akan semakin lebar Dapat dilihat gambar berikut adanya gejala serangan hama belalang yang menyerang pada tanaman padi Daun sehat Serangan sedang Serangan berat Pada daun padi yang sehat, tidak ditemukan adanya gejala tanda serangan belalang. Sedangkan pada daun yang telah terserang oleh belalang terlihat bahwa daun akan terdapat bekas gigitan mulut belalang. Awalnya mulanya termakan dari pingir pucuk daun kemudian semakin ke tengah. Pada daun yang terserang serangan sedang hanya terdapat bekas beberapa saja. Akan tetapi pada serangan berat daun bisa setengah habis termakan oleh belalang. Selain itu serangan belalang biasanya dapat menyisakan tulang daunny saja. 2. Analisis tingkat kerusakan tanaman jagung yang disebabkan oleh hama ulat penggulung daun: Skor Skala Jumlah daun 0 0% 10 1 0-25% 6 2 26%-50% 3
  • 8. 3 51%-75% 1 4 >75% 0 =18.75% Dari table diatas diperoleh hasil intensitas hama penggulung daun pada tanaman jagung diperoleh sebanyak 18,75%. Tingkat kerusakan hama tersebut relative rendah. Artinya dengan tingkat serangan yang <25% belum belum diperlukan pengendalian yang intensif. Pada tanaman jagung, kerusakan yang ditimbulkan disebabkan karena adanya ulat penggulung daun. Warna dari ulat ini hijau keputihan dengan kepala berwarna biru belang. Ulat ini bersembunyi didalam daun tanaman jagung yang telah tergulung dengan merekatkan sisi daunnya dari perekat yang dihasilkannya. Pada daun tanaman jagung yang terkena hama ulat penggulung daun ini, akan terlihat berlubang-lubang. Ulat akan memakan dari sisi tengah daun sehingga akan telihat lapisan putih. Kemudian semaikn lama ulat ini memakan maka lubang daun yang dihasilkan akan bertambha parah. Ulat penggulung daun ini memakan daun ketika berada di dalam gulngan daunnya sehingga tidak diketahui adanya serangan saat itu. Berikut adalah ulat penggulung daun pada tanaman jagung dan gejala yang ditimbulkannya. Ulat penggulung daun Gejala serangan 1 Gejala serangan 2 IS 100%
  • 9. Gambar pertama merupakan ualt penggulung daun yang mulanya bersembunyi di dalam gulungan daun. Disampinya terlihat bekas putih-putihan yang merupakan tanda serangan terhadap tanaman jagung. Pada gambar 2 tampak daun dengan selaput putih- putihnya yang menampakkan gejala pertama dai serangan ulat ini. Kemudian pada gambar ke tiga, selaput ini akan berubah menjadi lubang-lubang yang masih kecil. Lubang ini akan semakin membesar seperti pada gambar pertama akbit ditimbulkannya ulat penggulung daun tersebut. V. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa pada tanaman padi yang telah terserang hama belalang akan memakan daun padi dari arah samping. Belalang ini akan berpindah tempat seiring dengan tanaman inangnya yang akan dimakan karena dia memilki kemampuan dalam meloncat. Selain itu gejala yang ditimbulkan akan termakan pada bagian pinggir hingga tinggal tulang daunnya saja. Intensitas yang terjadi pada tanaman padi ini sebanyak 45%. Sedangkan pada jagung terdapat hama penggulung padi dimana gejala dapat diketahui dengan adanya daun jagung yang menggulung karena ulat yang merekatkan daun sebagai tempat berlindungnya. Dengan berlindung di dalam daun maka ulat akan mudah memakan dau jagung tersebut. Intensitas yang disebabkan oleh hama ini sebesar 18,75%.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Infonesie. Patty, J.A. 2012. Study of Population and Intensity Damage to Plant Corn Major Pest in Waeheru Village, Baguala District, Ambon. Jurnal Budidaya Pertanian 8: 46–50. Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta. Retno, Dewati. 2008. Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Baku Pembuatan Ethanol. UPN “Veteran” Jatim: Surabaya. 89 hal. Sudarmono. 2002. Pengenalan Serangga, Hama, Penyakit, dan Gulma Padi. Kanisius. Yogyakarta. Suparyono dan Agus Setyono. 1997. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Padi. Jakarta: PT Penebar Swadaya. Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta