Laporan praktikum ini membahas interaksi antara hama dan tanaman pada tanaman padi dan jagung. Pada tanaman padi, hama belalang menyerang dengan cara menggigit daun dari pinggir ke tengah, menyebabkan kerusakan sebesar 45%. Sedangkan pada tanaman jagung, hama ulat penggulung daun menyerang dengan cara menggulung dan memakan daun di dalam gulungan, menimbulkan kerusakan 18,75%.
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Interaksi hama dan tanaman
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HAMA TANAMAN
ACARA II
INTERAKSI HAMA DAN TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama : Inayatul Fitria Dewi
NPM : 1510401057
Kelompok : B2
Asisten :Rian Widianto
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
2. I. TUJUAN
a. Mengetahui dan memahami hubungan yang sangat erat antara tipe alat mulut
hama dengan tanda serangan
b. Mengenal ciri-ciri tanda serangan pada beberapa komoditas tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan pasca panen
c. Mengetahui teknik pengamatan populasi hama dan kerusakannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hama belalang pada tanaman padi (Valanga nigricornis)
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban juga tanaman yang paling penting di Indonesia karena makanan pokok di
Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagai
tanaman utama di dunia, padi diduga berasal dari bagian timur India Utara, Banglades
Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina bagian selatan (Suparyono, 1993).
Belalang adalah serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek
dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang dihasilkan
oleh beberapa spesies belalang biasanya dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi). Femur belakangnya umumnya
panjang dan kuat yang cocok untuk melompat, belalang memiliki dua pasang kaki,
asyap lurus (Triharso, 1994).
Adapun klasifikasi belalang (Valanga nigricornis) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
3. Belalang (Valanga nigricornis) disebut dengan belalang kayu. Belalang kayu
memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak pada
ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan warnanya kelabu atau
kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cemerlang pada sayap belakang. Serangga
ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering kali merusak tanaman. Adapun alat
mulutnya bertipe penggigit pengunyah (Sudarmono, 2002).
Valanga nigricornis adalah sejenis belalang berwarna kuning kehijauan.
Mempunyai kisaran hidup yang hemimetabola (tidak lengkap) yaitu bermula dari telur,
beberapa peringkat belum dewasa (nimpha) dan seterusnya peringkat serangga dewasa
(Pracaya, 1995).
Belalang dewasa melakukan perkawinan diatas pohon setelah itu terbang ke
tanah untuk mencari tempat bertelur dan berkumpul di tempat terbuka untuk mencari
sinarmatahari. Apabila ada gangguan, belalang terbang ke tanaman yang telah
dibudidayakan di sekitar hutan dan pada malam hari akan kembali ke hutan lagi
(Pracaya, 1995).
2. Hama ulat penggulung daun pada tanaman jagung.
Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi.
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak. Jagung
mengandung senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan vitamin (Retno,
2008).
Tanaman jagung (Zea mays L) adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah popular diseluruh dunia.
Menurut sejarahnya tanaman jagung berasal dari Amerika dan menyebar ke daerah
subtropics dan tropis termasuk Indonesia (Warisno, 1998).
Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.)
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
4. Kelas :Monocotyledonae
Ordo :Graminales
Familia :Graminae
Genus :Zea
Spesies :Zea mays L
Berikut adalah hama penggulung daun pada tanaman jagung. Dimana ham ini
juga terdapat pada tanaman pisang, karena ham ini bersifat polifag.
Klasifikasi dari Erionata thrax menurut Kalshoven (1981) adalah:
Kingdom :Animalia
Phylum :Arthropoda
Classis :Insecta
Ordo :Lepidoptera
Familia :Hesperiidae
Genus :Erionata
Spesies :Erionata thrax
Larva E. thrax ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran besar
maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan daunnya
masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan tubuhnya
berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih. Larva yang berukuran kecil (< 3
cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna putih. Di lapangan, ditemukan larva
yang telah terparasit. Hal ini dapat diketahui dengan terdapatnya kokon parasitoid di
dekat bangkai larva. Larva yang ditemukan terparasit tersebut berukuran kurang dari 3
cm. Mortalitas larva biasanya cukup tinggi pada larva yang masih muda karena
permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan masih terbuka (Kalshoven,
1981).
5. Kehilangan hasil jagung di Indonesia akibat serangan hama berkisar antara 25-30
% dari populasi tanaman setiap tahun. Kehilangan hasil tersebut terutama disebabkan
oleh serangan beberapa jenis hama utama yaitu hama penggerek batang (Ostrinia
furnacalis), penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera), pemakan daun (Mytimna
separata, Valanga nigricooornis, Spodoptera litura) dan ulat tanah (Agrothis ipsilon).
III. METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan di 2 tempa yang berbeda. Pada pengamatan hama
tanaman padi dilakukan di desa dumpoh dengan pengamatan hama belalang, sedangkan
hama pada tanaman jagung dilakukan di desa tuguran dengan pengamatan hama ulat.
Praktikum ini dilakukan dengan mengamati arela lahan sawah padi maupun
jagung. Kemudian mengambil 20 unit sampel secara acak. Melakukan pengamatan
analisis serangan hama yang meyerang dengan ditandai adanya gejala serangan yang
terjadi. Menafsirkan tingkat keerusakan yang ditimbulkan.
Keterangan :
IS : Intensitan kerusakan (%)
v : Skor kerusakan (0-4), dengan ketentuan sbb:
0 = tidak ada kerusakan
1 = keruskan 0<s<25%
2 = kerusakan 25<s<50%
3 = kerusakan 50<s<75%
4 = kerusakan >70%
ni : Jumlah sample gejala serangan dalam skor v
N : Jumlah unit sample (20)
Z : Skor teringgi (4)
IS
6. IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Berikut adalah analisis tingkat kerusakan yang disebabkan oleh belalang pada
tanaman padi:
Skor Skala Jumlah daun
0 0% 5
1 0-25% 4
2 26%-50% 4
3 51%-75% 4
4 >75% 3
=45%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa besarnya intensitas yang disebabkan oleh
belalang sebesar 45%. Dimana besarnya ini merupakan kerusakan yang relative besar.
Dengan ditimbulkannya kerusakan hamper 50% ini perlu adanya pengendalian yang
tepat agar intensitas yang disebabkan oleh hama belalang yang menyerang tanaman
padi tidak bertambah parah lagi.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada tanaman padi
dengan diserangnya hama belalang ditandai dengan terdapat gejala serangan. Gejala ini
berupa daun-daun telah dimakan dari arah pinggir ke dalam. Belalang akan memakan
daun tanaman padi dari pinggir sehingga daun akan terlihat abnormal. Melihat atas
gejala ini dapat disimpulkan bahwa alat mulut pada belalang merupakan tipe penggigit
pengunyah.
Belalang akan bersembunyi pada pematang pinggir sawah, dan ketika akan
memakan tanaman inangnya, belalang akan melompat ke area lahan padi dan memakan
IS 100%
7. tanaman padi. Belalang ini akan berpindah-pindah dari tanaman inang pertama ke
tanaman inang yang lainnya. Kemampuannya dia meloncat dapat menambah tingkat
serangannya akan semakin lebar
Dapat dilihat gambar berikut adanya gejala serangan hama belalang yang
menyerang pada tanaman padi
Daun sehat Serangan sedang Serangan berat
Pada daun padi yang sehat, tidak ditemukan adanya gejala tanda serangan
belalang. Sedangkan pada daun yang telah terserang oleh belalang terlihat bahwa daun
akan terdapat bekas gigitan mulut belalang. Awalnya mulanya termakan dari pingir
pucuk daun kemudian semakin ke tengah. Pada daun yang terserang serangan sedang
hanya terdapat bekas beberapa saja. Akan tetapi pada serangan berat daun bisa setengah
habis termakan oleh belalang. Selain itu serangan belalang biasanya dapat menyisakan
tulang daunny saja.
2. Analisis tingkat kerusakan tanaman jagung yang disebabkan oleh hama ulat
penggulung daun:
Skor Skala Jumlah daun
0 0% 10
1 0-25% 6
2 26%-50% 3
8. 3 51%-75% 1
4 >75% 0
=18.75%
Dari table diatas diperoleh hasil intensitas hama penggulung daun pada tanaman
jagung diperoleh sebanyak 18,75%. Tingkat kerusakan hama tersebut relative rendah.
Artinya dengan tingkat serangan yang <25% belum belum diperlukan pengendalian
yang intensif.
Pada tanaman jagung, kerusakan yang ditimbulkan disebabkan karena adanya
ulat penggulung daun. Warna dari ulat ini hijau keputihan dengan kepala berwarna biru
belang. Ulat ini bersembunyi didalam daun tanaman jagung yang telah tergulung
dengan merekatkan sisi daunnya dari perekat yang dihasilkannya.
Pada daun tanaman jagung yang terkena hama ulat penggulung daun ini, akan
terlihat berlubang-lubang. Ulat akan memakan dari sisi tengah daun sehingga akan
telihat lapisan putih. Kemudian semaikn lama ulat ini memakan maka lubang daun yang
dihasilkan akan bertambha parah. Ulat penggulung daun ini memakan daun ketika
berada di dalam gulngan daunnya sehingga tidak diketahui adanya serangan saat itu.
Berikut adalah ulat penggulung daun pada tanaman jagung dan gejala yang
ditimbulkannya.
Ulat penggulung daun Gejala serangan 1 Gejala serangan 2
IS 100%
9. Gambar pertama merupakan ualt penggulung daun yang mulanya bersembunyi di
dalam gulungan daun. Disampinya terlihat bekas putih-putihan yang merupakan tanda
serangan terhadap tanaman jagung. Pada gambar 2 tampak daun dengan selaput putih-
putihnya yang menampakkan gejala pertama dai serangan ulat ini. Kemudian pada
gambar ke tiga, selaput ini akan berubah menjadi lubang-lubang yang masih kecil.
Lubang ini akan semakin membesar seperti pada gambar pertama akbit ditimbulkannya
ulat penggulung daun tersebut.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa pada tanaman padi yang telah
terserang hama belalang akan memakan daun padi dari arah samping. Belalang ini
akan berpindah tempat seiring dengan tanaman inangnya yang akan dimakan karena
dia memilki kemampuan dalam meloncat. Selain itu gejala yang ditimbulkan akan
termakan pada bagian pinggir hingga tinggal tulang daunnya saja. Intensitas yang
terjadi pada tanaman padi ini sebanyak 45%.
Sedangkan pada jagung terdapat hama penggulung padi dimana gejala dapat
diketahui dengan adanya daun jagung yang menggulung karena ulat yang
merekatkan daun sebagai tempat berlindungnya. Dengan berlindung di dalam daun
maka ulat akan mudah memakan dau jagung tersebut. Intensitas yang disebabkan
oleh hama ini sebesar 18,75%.
10. DAFTAR PUSTAKA
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van
de Cultuurgewassen in Infonesie.
Patty, J.A. 2012. Study of Population and Intensity Damage to Plant Corn Major
Pest in Waeheru Village, Baguala District, Ambon. Jurnal Budidaya
Pertanian 8: 46–50.
Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Retno, Dewati. 2008. Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Baku Pembuatan
Ethanol. UPN “Veteran” Jatim: Surabaya. 89 hal.
Sudarmono. 2002. Pengenalan Serangga, Hama, Penyakit, dan Gulma Padi.
Kanisius. Yogyakarta.
Suparyono dan Agus Setyono. 1997. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Padi.
Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta