SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
i
MAKALAH TEKNIK BERTANAM TANAMAN SAYUR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANAMAN
KENTANG
Disusun Oleh:
Ami Haniva (1510401048)
Na, Christian Teddy Setiawan (1510401049)
Septian Aji Priyanto (1510401055)
Inayatul Fitria Dewi (1510401057)
Septiyani (1510401064)
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C.Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
A. Botani Tanaman Kentang...................................................................... 3
B. Syarat Tumbuh ..................................................................................... 4
BAB III SOP TANAMAN KENTAG MENURUT DINAS PERTANIAN ...... 7
A. Pemilihan Lokasi................................................................................... 7
B. Penentuan Waktu Tanam....................................................................... 8
C. Penyiapan Lahan ................................................................................... 8
D. Penyiapan Benih ................................................................................... 11
E. Pemupukan Dasar dan Penanaman........................................................ 11
F. Pengairan ............................................................................................... 12
G. Pemasangan Ajir ................................................................................... 12
H. Pemupukan Susulan dan Pembumbunan .............................................. 13
I. Penyiangan.............................................................................................. 14
I. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)...................... 14
J. Penentuan Saat Panen............................................................................. 15
K. Panen..................................................................................................... 15
L. Pasca Panen ........................................................................................... 16
M. Distribusi .............................................................................................. 18
BAB IV BUDIDAYA TANAMAN KENTANG YANG DILAKUKAN
PETANI .................................................................................................. 19
A. Persiapan Lahan .................................................................................... 19
B. Pembibitan Kentang .............................................................................. 19
iii
C. Penanaman Kentang.............................................................................. 19
D. Pemupukan dan Penyiangan ................................................................. 20
E. Pemanenan............................................................................................. 20
BAB V PERBANDINGAN ANTARA SOP KENTANG MENURUT
KEMENTRIAN DENGAN PETANI..................................................... 21
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Standard Operating Procedure (SOP) adalah satu set instruksi tertulis
yang digunakan untuk kegiatan rutin atau aktivitas yang berulang kali
dilakukan oleh sebuah organisasi (Hartatik, 2014). Setiap bagaimanapun
bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk
menjalankan tugas dan fungsinya. Panduan tersebut berpedoman pada SOP
sebagai intruksi dalam menjalankan rutinitasnya para petani dalam melakukan
budidaya dalam hal ini adalah di bidang pertanian.
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas pertanian
holtikultura penting di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,
tercatat kenaikan produksi kentang di Indonesia. Produksi kentang tahun 2013
sebesar 1,1 juta ton meningkat pada tahun 2014 menjadi 1,3 juta ton. Usaha
peningkatan produksi kentang perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan
pasar (BPS, 2014; Litbang, 2014). Dalam memenuhi kebutuhan kentang di
Indonesia maka perlu adanya budidaya untuk mengoptimalkan jumlah
konsumsi kentang utuk masyarakat. Supaya akan adanya optimalisasi hasil
tanaman kentang yang tinggi maka harus diberlakukan aturna dalam budidaya
kentang. Karena kentang sendiri sangat digemari bagi sebagian masyarakat
Indonesia.
Kentang di Indonesia adalah tanaman hortikultura yang penting, tetapi
produksinya belum cukup baik, begitu juga dengan kualitas dan kuantitas.
Dapat di lihat dari rata-rata produksi di Indonesia sayuran ini masih cukup
rendah yaitu 4,1 ton/ha, dibandingkan dengan negara-negara di Eropa seperti
Spanyol (19,7 ton/ha dan Protugis 16,2 ton/ha (Dimango,J,2015).
Setelah mengetahui belum optimalnya produksi tanaman kentang di
Indonesia maka dibentuklah SOP (Standar Operating Prosedure) sebagai
panduan para petani dalam melakukan budidaya. Dengan adanya SOP ini
maka diharapkan para petani mampu mengikuti melakukan budidaya secara
baik melalui panduan tersebut. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
bagaimana SOP tanaman kentang yang baik untuk diikuti oleh para petani.
2
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana budidaya kentang yang sesuai dengan SOP Dinas
Pertanian?
2. Bagaimana budidaya kentang menurut SOP Petani
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana budidaya kentang yang sesuai dengan
SOP
2. Untuk mengetahui cata budidaya kentang menurut Petani
3
BAB II
TANAMAN KENTANG
Berikut ini akan diutarakan mengenai Botani tanaman kentang dan
syarat tumbuhnya berdasarkan Zulkarnain (2013):
A. Botani kentang
Kentang merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Pada
umunya perbanyakan tanaman ini secara vegetative menggunakan umbi.
Dewasa ini telah dikembangkan perbanyakan kentang melalui kultur
jaringan, yaitu dengan pembentukan umbi mikro secara in vitro, untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan perbanyakan di lapangan.
Perbanyakan secara generative menggunakan biji dilkukan hanya untuk
keperluan pemuliaan tanaman karena tingginya keragaman genetic pada
populasi tanaman anak.
Di dalam sistematika botani, klasifikasi tanaman kentang sebagai berikut:
Divisi : Spermatofita
Subdivisi : Angiospermae
Classis : Dicotiledoneae
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Tanaman kentang yang kini banyak dibududayakan adalah
tetraploid (2n=2x=48), sedangkan kentang liar pada umumnya adalah
diploid (2n=2x=24) dan adapula yang heksaploid (2n=2x=72).
Umbi kentang terbetuk pada bagian ujung batang di bawah tanah
disebut stolon (yang secara botani disebut rizom atau rimpang) sehingga
umbi kentang termasuk kelmpok umbi batang. Bunga kentang berukuran
kecil berwarna putih, merah atau ungu dan menghasilkan Bunga berwarna
hijau atau hijau keputihan, berlendir dan banyak mengandung biji,
berdiameter 1,3-2 cm. buah kentang mengandung solanin, suatu senyawa
dengan kadar racun cukup tinggi sehingga tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi. Satu-satunya bagian tanaman yang dapat dikonsumsi adalah
umbi. Secara morfologis umbi kentang adalah batang berdaging dengan
tunas dan mata. Untuk itu, kentang digolongkan sebagai sayuran batang.
Menurut Sunaryono (2004) berdasarkan warna umbinya, kentang
digolongkan atas kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah.
4
Kentang kuning memiliki kulit dan daging umbi berwarna kuning.
Beberapa kultivar yang termasuk kentang kuning adalah Eigenheimer,
Patrones, Rapan-106 dan Thung 151-C. sementara itu, kentang putih
memiliki kulit dan daging umbi berwarna putih. Beberapa kultivar kentang
putih adalah Donata, Radosa,dan Sebago. Kentang merah adalah kentang
yang kulit umbinya berwarna merah, sedangkan dagingnya berwarna
kuning. Contoh varietas yang termasuk kentang merah adalah Desire,
Arka dan Red Pontiac
B. Syarat tumbuh
Produksi yang maksimal dengan mutu produk yang baik hanya
akan diperoleh apabila tanaman kentang diusahakan di lingkungan
yangmendukung pertumbuhannya secara optimal. Untuk itu, faktor-faktor
ekologi berupa tanah dan iklim yang sesuai untuk pengusahaan tanaman
kentang perlu perhatian guna menghindari kerugian akibat ketidaksesuaian
lingkungan dengan syarat tumbuh yang dikehendaki.
1. Tanah
Kentang menghendaki tanah-tanah lempung berpasir,
lempung,lempung liat berpasir atau tanah-tanah gambut dengan
kedalaman 60-100 cm, untuk berproduksi dengan kuantitas tinggi.
Tanah-tanah gembur dengan drainase yang baik dengan pH 5,0-6,5
sangat cocok untuk budidaya tanaman kentang. Pengusahaan kentang
pada tanah-tanah dengan draenase yang kurang baik dan tanah liat
hendaknya dihindarkan. Pada kondisi kelembaban tanah yang tinggi,
umbi kentang memilki lenticel (lenticel) yang membesar, dan pada
tanah-tanah berat (misalnya tanah liat) bentuk umbinya tidak normal.
Perkecambahan pada umbi kentang sangat dipengaruhi oleh
suhu tanah. Apabila suhu tanah kurang dari 12ºC maka pertumbuhan
kecambah akan sangat lambat. Pada suhu 12ºC dibutuhkan waktu 30-
35 hari untuk penyelesaian perkecambahan. Suhu optimum untuk
perkecambahan umbi kira-kira 22ºC dan perkecambahan umbi akan
kembali terhambat pada suhu di atas 22ºC.
Di samping mempengauhi perkecambahan, suhu tanah juga
berpengaruh terhadap pembentukan umbi pada kentang. Pembentukan
umbi akan berkurang bila suhu tanah berada di atas 20ºC, bahkan umbi
tidak akan terbentuk sama sekali bila suhu tanha di atas 29 ºC.
Meskipun demikian, pengaruh suhu tanah terhadap produksi kentang
tampaknya tergantung pada kultivar yang diusahakan. Menurut
Yamaguchi (1983), pada kultivar Russet Burbank, suhu tanah 16ºC
pada malam hari, dan 18ºC pada siang hari memberikan hasil tertinggi
5
dengan kandungan pati yang juga tinggi. Sementara itu pada kultivar
White Rose,produksi tertinggi dicapai pada suhu tanah yang lebih
tinggi, yaitu 21ºC pada malam hari, dan 24ºC pada sian hari. Akan
tetapi, kandungan pati tertinggi dicapai pada suhu tanah 16-18ºC. Suhu
tanah yang terlampaui tinggi (ekstrim tinggi) dapat meningkatkan
peluang terjadinya penyakit kutil (kobbines) dan bentuk umbi yang
abnormal, seringkali satu stolon yang sama dapat terbentuk beberapa
umbi (yang seharusnya satu stolon membentuk satu umbi)
2. Iklim
Berdasarkan akan kebutuhan keadaan iklim, kentang
termasuk tanaman sub-tropis. Di daerah tropis, seperti Indonesia
kentang diusahakan didataran tinggi dengan ikli yang identic dengan
kondisi subtropics yaitu ketinggian paling tidak 500 m dpl (ketinggian
optimum 1000-2000 m dpl).
Tanaman ini menghendaki suhu harian optimum 16-18ºC,
untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Suhu yang terlalu rendah
dapat menurunkan produksi, bahkan dapat membunuh tanaman. Selain
itu, pembentukan umbi pada kentang sangat dipengaruhi oleh suhu
malam hari karena jumlah umbi akan menurun seiring dengan
meningkatnya suhu. Di bawah kondisi suhu malam yang tinggi,
pertumbuhan tanaman pada bagian atas tanah (daun, cabang, bunga,
dan stolon) lebih dominan daripada bagian bawah tanah (umbi). Suhu
siang hari yang dikehendaki untuk pembentukan umbi adalah 17-22ºC
dan suhu malam hari 6-12ºC.
Inisiasi pembentukan umbi tidak saja dipengaruhi oleh
suhu, tetapi juga dipengaruhi oleh fotoperiodesitas. Di daerah berhari
panjang, pembentukan umbi masih dapat terjadi pada suhu malam hari
20ºC, namun suhu optimalnya adalah 12ºC. bagian tanaman yang peka
terhadap fotoperiodesitas adalah bagian atas, bukannya stolon.
Daerah yang ideal untuk budidaya kentang adalah daerah
subtropics karena penanaman di mulai awal musim semi dan bagian
atas tanaman berkembang selama cuaca dingin. Dengan semakin
hangatnya cuaca dan semakin panjangnya fotoperiodesitas, karbohidrat
dengan cepat ditranslokasikan ke bagian umbi untuk mendapatkan
hasil yang maksimum. Di daerah tropis (dataran tinggi), kentang
ditanam pada akhir musim hujan, atau pada awal musi hujan dengan
perkiraan umbi sudah cukup besar (berumur kira-kira 2bulan) ketika
periode hujan lebat tiba. Kebutuhan air tanaman kentang berkisar
antara 500-750 mm selama musim tumbuhnya, yang dapat berasal dari
6
curah hujan atau air irigasi. Kadar nitrogen yang rendah di dalam
tanaman, dapat membantu meningkatkan pembentukan umbi terlebih
lagi bila disertai dengan intensitas cahaya yang tinggi..
7
BAB III
SOP TANAMAN KENTANG MENURUT DINAS PERTANIAN
Berikut ini adalah Standar Operating Prosedure yang harus dilewati
menurut Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara,
sebagai berikut:
A. PEMILIHAN LOKASI
A.Definisi :
Memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh
kentang untuk mencegah kegagalan proses produksi dan dapat
menghasilkan kentang yang sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan serta ramah lingkungan.
B. Tujuan :
Agar diperoleh lahan yang dapat mendukung produktivitas tanaman
kentang yang optimal, seperti : tanah yang subur dengan lapisan top soil
yang cukup, ketersediaan sumber air yang cukup, bukan sumber penyakit
tular tanah dan drainase baik.
C. Validasi :
a. Pengalaman petani kentang di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten
Banjarnegara.
b. Pengalaman Petugas Lingkup Pertanian.
D.Prosedur Pelaksanaan :
a. Mengukur tinggi lokasi.
b. Mengukur pH tanah
c. Melakukan pemetaan lokasi lahan.
d. Mengukur kemiringan lahan.
E. Sasaran :
Diperoleh lokasi dengan kondisi :
a. Ketinggian tempat tumbuh tanaman > 1000 m dpl.
b. Suhu berkisar antara 15 - 25 derajat Celcius
c. Curah hujan berkisar 1.500 – 5.000 mm/tahun
d. Kemiringan lahan kurang dari 30 derajat
e. Tanah berstruktur gembur dan subur dengan pH 5,5 – 6,5 serta
berdrainase baik
f. Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman sejenis atau sefamili
minimal 1 (satu) musim tanam.
g. Lahan bukan sumber penyakit tular tanah terutama Nematoda Sista
Kentang
h. Apabila lahan sudah terindikasi NSK harus ada perlakuan khusus
i. Lahan terbuka, tidak ternaungi sehingga matahari dapat langsung
menyinari tanaman
8
j. Lokasi lahan cukup sumber airnya.
F. Prosedur Kerja Pemilihan Lokasi :
a. Mencari informasi mengenai tinggi (altimeter), pH tanah dan
b. kemiringan lahan
c. Lakukan diskusi dengan pengelola lahan sebelumnya atau
masyarakat
d. sekitar lokasi lahan mengenai kebiasaan menanam di lokasi
tersebut.
e. Melakukan pemetaan lokasi lahan
B. PENENTUAN WAKTU TANAM
A.Definisi
Penentuan waktu tanam adalah menentukan waktu yang tepat untuk
penanaman kentang.
B. Tujuan :
Agar diperoleh waktu tanam yang tepat sehingga pertumbuhan tanaman
kentang optimal.
C. Standar tentang penentuan waktu tanam.
Waktu tanam ditentukan berdasarkan perkiraan datangnya musim hujan
atau tersedianya air irigasi.
D.Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pengkajian untuk mengetahui saat-saat ketersediaan air
pada waktu akan melakukan tanam.
b. Tentukan waktu tanam yang tepat.
c. Tentukan waktu tanam berdasarkan musyawarah kelompok.
C. PENYIAPAN LAHAN
1) Sub Kegiatan : Pembersihan lahan
A.Definisi :
Pembersihan lahan adalah membersihkan lahan dari segala sesuatu
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
B.Tujuan :
Agar diperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari gangguan
fisik (batu-batuan, sampah dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa
tanaman).
C.Standar tentang Pembersihan Lahan :
1. Lahan bersih dari batu-batuan dan bekas kemasan pestisida yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang hingga lahan siap
olah.
9
2. Sisa-sisa tanaman, gulma, semak dikumpulkan untuk bahan
pembuatan pupuk organik (tanaman yang tidak sefamili dengan
kentang) di luar areal tanam.
3. Bebatuan dikumpulkan dan ditempatkan pada tempat tertentu yang
aman diluar areal tanam.
D. Prosedur Kerja Pembersihan Lahan :
1. Bersihkan lahan dari batu-batuan, bekas kemasan pestisida yang dapat
menghalangi pertumbuhan tanaman muda
2. Kumpulkan sisa-sisa tanaman gulma, semak bagian tanaman yang
telah dibersihkan pada tempat tertentu yang aman atau digunakan
sebagai bahan pembuatan pupuk organik.
3. Bongkar sisa tanaman atau bagian sisa tanaman yang dapat menjadi
sumber penyakit.
2) Sub kegiatan : Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit, Garitan ataupun
Guludan
A. Definisi :
Pengolahan tanah, pembuatan parit, garitan atau guludan adalah
membuat lahan pertanaman menjadi siap tanam, dengan cara mengolah
tanah sampai gembur dan diratakan, membuat parit, garitan ataupun
guludan dengan bentuk membujur atau disesuaikan dengan denah/ letak
lahan (bila tidak persegi) sesuai anjuran konservasi lahan dan dengan arah
datangnya sinar matahari.
B. Tujuan :
Agar diperoleh media tanam yang optimal bagi pertumbuhan tanaman
kentang dan tidak menyalahi kaidah konservasi lahan.
C. Standar Tentang Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit dan Garitan
a. Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 cm sampai gembur,
kemudian dibiarkan selama 10 - 20 hari untuk memperbaiki keadaan
tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan
panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman yang masih ada,
kemudian tanah diratakan.
b. Sistem garitan dibuat dengan kedalaman ±7 – 10 cm. Jarak antar
garitan 65 - 80 cm. Pada areal yang miring garitan dibuat melintang
dengan arah kemiringan lahan (terasering)
c. Pada sistem Guludan, tinggi guludan ±5 – 10 cm dengan lebar
guludan 65 – 80 cm untuk single row (1 baris) atau 90 cm untuk
double row (2 baris), dengan lebar parit ±25 cm.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 cm sampai gembur
kemudian dibiarkan selama 10 - 20 hari untuk memperbaiki keadaan
tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan
10
panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman, kemudian diratakan.
Garitan dibuat dengan kedalaman ±7 – 10 cm. Jarak antar garitan 65
-80 cm. Pada sistem Guludan, tinggi guludan ±5 – 10 cm dengan
lebar guludan 65 – 80 cm untuk single row (1 baris) atau 90 cm
untuk double rows (2 baris), dengan lebar parit ±25 cm. Pada areal
yang miring garitan/ guludan dibuat melintang dengan arah
kemiringan lahan.
3) Sub kegiatan : Penetapan Jarak Tanam
A. Definisi :
Penentuan jarak tanam adalah membuat tanda jarak tanam yang
memungkinkan untuk pertumbuhan perakaran dan umbi agar berkembang
secara normal dan optimal.
B. Tujuan :
Agar diperoleh tempat benih dan pupuk dengan jarak yang sama pada
seluruh garitan
C. Standar Tentang Penetapan Jarak Tanam :
a. Jarak tanam yang ditetapkan harus sesuai dengan ukuran benih, tipe
tanah, kemiringan lahan, kemampuan tanah menyimpan air dan arah
datangnya sinar matahari.
b. Jarak tanam dapat menggunakan belahan bambu yang ditandai
dengan jarak tanam 30 – 40 cm.
c. Jarak tanam antar baris untuk single row 65 – 80 cm, sedangkan
yang double row 90 cm.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Ukur belahan bambu/ tali, menggunakan meteran dengan jarak 30 –
40 cm (sesuai ukuran benih, disesuaikan dengan kondisi tanah,
kemiringan, kemampuan tanah menyimpan air dan arah datangnya
sinar matahari) untuk menentukan titik tanam.
b. Pada jarak-jarak tertentu (sesuai kebutuhan) tandai belahan bambu
dengan spidol/ tali rafia/ cat.
c. Bila menggunakan belahan bambu/ tali, letakan bambu tali dalam
garitan, tandai garitan dengan tugal sesuai tanda yang terdapat pada
belahan bambu/ tali. Juga bisa dengan langsung meletakan bibit pada
garitan sesuai dengan tanda pada belahan bambu/ tali.
d. Pada sistem guludan yang menggunakan mulsa perak, penentuan
jarak tanamnya lebih mudah dikarenakan pelubangan mulsa biasanya
dilakukan sebelum mulsa dipasang dengan jarak tanam yang sudah
diatur pada saat pelubangan.
11
D. PENYIAPAN BENIH
A. Definisi :
Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu dari varietas
unggul
B. Tujuan :
Menjamin benih yang ditanam jelas varietasnya, memiliki tingkat
keseragaman yang tinggi, berprodukivitas tinggi dan sehat.
C. Standar tentang penyiapan benih :
Benih yang digunakan adalah benih sebar (G4) bersertifikat dan
berlabel biru yang tumbuh tunas 1 - 2 cm atau siap tanam dari penangkar
yang diawasi dan dibina oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
(BPSB Jateng)
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Siapkan benih unggul kelas benih sebar yang bermutu, bersertifikat
dan berlabel biru dari penangkar yang diawasi dan dibina oleh Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB Jateng)
b. Pilih benih yang telah bertunas sepanjang 1 – 2 cm
E. PEMUPUKAN DASAR DAN PENANAMAN
A. Definisi :
Penanaman dan pemupukan dasar adalah memberikan hara dasar di
dalam tanah dan meletakan benih dengan posisi tunas menghadap ke atas
diantara pupuk pada garitan (sistem garitan) atau di atas pupuk organik
(pupuk kandang) dan diletakkan pada lubang guludan (sistem guludan)
yang disiapkan.
B. Tujuan :
Agar tersedia unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman secara
optimal dan benih diletakkan dengan benar.
C. Prosedur Pelaksanaan :
a. Sistem Garitan
1. Pupuk organik ditebarkan merata dalam garitan atau
ditempatkan antara benih yang telah diletakkan di dalam garitan.
2. Pupuk kimia diletakkan di atas pupuk organik diantara benih.
3. Selanjutnya benih dan pupuk ditimbun dengan tanah sehingga
membentuk guludan dengan tinggi ±10 cm dari permukaan
tanah.
b. Sistem Guludan
1. Buat garitan sedalam 5 – 10 cm dari permukaan tanah.
2. Sebar pupuk organik dan pupuk kimia secara merata di atas
garitan.
12
3. Tutup garitan dengan tanah setinggi 20 cm dari permukaan
tanah.
4. Apabila akan menggunakan mulsa plastik maka lebar mulsa
disesuaikan dengan lebar guludan (single row atau double
rows).
5. Setelah guludan siap kemudian dilubangi dengan menggunakan
tugal/panja dengan kedalaman 10 cm, dengan jarak tanam
disesuaikan dengan besar umbi.
6. Selanjutnya masukan benih ke dalam lubang dengan posisi
tunas menghadap ke atas kemudian tutup dengan tanah dan
ratakan.
F. PENGAIRAN (Dilaksanakan pada musim kemarau)
A. Definisi :
Pengairan adalah memberikan air untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
B. Tujuan :
Memenuhi kebutuhan air bagi tanaman dan membantu penyerapan
unsur hara oleh tanaman.
C. Standar Tentang Pengairan
Air irigasi diberikan pada lahan pertanaman bila pertanaman dilakukan
pada musim kemarau. Pada prinsipnya air irigasi diberikan hanya untuk
menjaga kelembaban tanah, terutama dalam proses penyerapan unsur hara.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Air dari sumber air dipompa dengan menggunakan pompa air dan
dialirkan dengan menggunakan selang atau paralon ke areal
pertanaman (sistem leb) .
b. Pengairan dilakukan secara rutin sesuai kebutuhan tanaman
c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 8).
G. PEMASANGAN AJIR (Bila Diperlukan)
A. Definisi :
Pemasangan ajir adalah memasang ajir sebagai penyangga tanaman.
B. Tujuan :
Agar pertanaman mendapat sinar matahari yang optimal dan tidak
rebah
C. Standar Pemasangan ajir
Ajir dipasang tanpa melukai/mengganggu pertumbuhan umbi, yang
fungsi utamanya sebagai penyangga tanaman agar tidak rebah.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Membuat ajir dari bambu yang dibelah dengan ukuran panjang 70 –
80 cm dan lebar 2-3 cm.
13
b. Untuk pemasangan satu tanaman satu ajir dilakukan dengan cara
ditancapkan berjarak 5 cm dari tanaman (pemasangan ajir lebih
baik pada saat selesai tanam) dan tanaman diikat dengan tali plastik
apabila sudah memungkinkan untuk diikat.
c. Untuk pemasangan ajir sistem jepit dilakukan dengan memasang
beberapa pasang ajir pada sisi guludan yang dihubungkan dengan
tali plastik.
d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 9).
H. PEMUPUKAN SUSULAN DAN PEMBUMBUNAN
A. Definisi :
Pemupukan susulan dan pembumbunan adalah memberikan pupuk
sebagai nutrisi tambahan sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman dan
meninggikan guludan di lokasi pertanaman.
B. Tujuan :
Menambah kebutuhan hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman serta membentuk/meninggikan guludan supaya
perakaran dan umbi kentang dapat tumbuh optimal.
C. Standar Pemupukan Susulan dan Pembumbunan :
1. Pemupukan susulan harus mengacu pada empat (4) TEPAT, yaitu :
a. Tepat dosis
b. Tepat cara
c. Tepat waktu dan
d. Tepat jenis yang sesuai dengan kebutuhan unsur hara.
2. Pembumbunan dilakukan untuk menjaga agar umbi tetap tertutup
tanah sehingga ruang pertumbuhan dan perkembangan umbi tidak
terbatas serta untuk menghindari umbi dari infeksi hama PTM (Potato
Tubber Moth)/ penggerek umbi.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Persiapan pupuk sesuai jenis, waktu dan dosis yang dibutuhkan
dalam wadah
b. Taburkan pupuk susulan di sekitar tanaman setelah berumur 25 –
30 HST setelah penyiangan dan dilanjutkan dengan pembumbunan
I
c. Pembumbunan II dilakukan pada saat tanaman berumur 35 – 40
HST
d. Pembumbunan dilakukan dengan mencangkul tanah di antara
guludan (parit) kemudian dinaikan ke atas guludan sebelah kiri dan
kanan parit
e. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan
14
I. PENYIANGAN DAN SANITASI
A. Definisi :
Penyiangan dan sanitasi adalah melakukan pemeliharaan dan
membersihkan guludan dari gulma, tanaman pengganggu lainnya dan
tanaman sakit.
B. Tujuan :
Menjaga kebersihan kebun dan kesehatan tanaman.
C. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal pertanaman dari
gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman sakit.
b. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 25 – 30 HST
dan atau saat tanaman pada umur 35 – 40 HST.
c. Kumpulkan gulma atau tanaman pengganggu hasil siangan dan
sanitasi di luar areal lahan. Untuk sisa tanaman sakit dimusnahkan
dengan cara dibakar atau dibenamkan pada tempat terpisah.
d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
J. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
(OPT)
A. Definisi :
Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan adalah tindakan
untuk menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan
sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
B. Tujuan :
Agar OPT terkendali tanpa merusak lingkungan dan secara ekonomi
tidak merugikan.
C. Standar :
Sistem Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan dengan
menggunakan strategi PHT
a. Budidaya tanaman sehat
b. Pelestarian dan pemberdayaan musuh alami
c. Pengamatan rutin
d. Petani sebagai ahli PHT
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di pertanaman
secara rutin.
b. Lakukan pengendalian OPT bila serangan atau populasi sudah
mencapai ambang kendali sesuai dengan teknik yang dianjurkan.
c. Tentukan tindakan yang perlu segera dilakukan sesuai dengan jenis
OPT
d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
15
K. PENENTUAN SAAT PANEN
A. Definisi :
Penentuan saat panen adalah memantau/melihat keadaan fisik
tanaman untuk menentukan saat panen yang tepat.
B. Tujuan :
Agar diperoleh mutu dan produksi umbi yang optimal.
C. Standar Penentuan Saat Panen :
a. Penentuan saat panen dilakukan dengan melihat perkembangan
fisik tanaman maupun dokumentasi/catatan kebun lain.
b. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 100 – 120 HST dengan
ciri-ciri fisik/perubahan warna daun dari hijau menjadi
kekuningan dan umbi kentang tidak mudah lecet atau terkelupas.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pengamatan secara periodik terhadap perkembangan fisik
tanaman. Saat panen yang tepat pada tanaman kentang ditandai
dengan perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan
yang bukan disebabkan oleh penyakit atau gejala lainnya.
b. Melakukan pengujian tingkat ketuaan dengan cara menggesekan
kulit umbi kentang dengan kentang lainnya atau dengan
menggunakan ibu jari.
c. Kentang biasanya mulai dipanen pada umur 100 -120 HST.
d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
L. PANEN
A. Definisi :
Panen adalah proses pengambilan umbi kentang yang sudah
menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk dilakukan pemanenan.
B. Tujuan :
Untuk menggali dan mengambil umbi dari dalam tanah
C. Standar Penentuan Saat Panen :
a. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 90 – 120 HST dengan
ciri-ciri perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuning-
kuningan dan umbi kentang sudah tidak mudah lecet.
b. Sebelum panen dilakukan pemangkasan/pencabutan tanaman
kentang yang berada di atas permukaan tanah, panen dilakukan
dengan hati-hati ter9utama saat membongkar guludan.
c. Panen dilakukan pada cuaca cerah dan tidak pada saat turun atau
menjelang hujan.
16
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Sebelum panen, dilakukan pemangkasan/pencabutan tanaman
kentang
b. Pemanenan dilakukan pada cuaca yang cerah.
c. Bongkar guludan dengan cara mencangkul tanah di sekitar umbi
secara hati-hati, lalu mengangkatnya sehingga umbi ke luar dari
dalam tanah dan diletakkan dipermukaan tanah agar terjemur
matahari (dikering anginkan)
d. Umbi yang terkumpul dilakukan sortasi awal kemudian
dimasukkan ke dalam keranjang/ krat/ waring.
e. Umbi kentang yang telah dipanen dibawa ke tempat pengumpulan
hasil panen.
M. PASCA PANEN
1) Sub kegiatan : Pembersihan
A. Definisi :
Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran yang menempel
pada umbi.
B. Tujuan :
Menghilangkan kotoran dan OPT yang menempel pada umbi supaya
kualitas tetap terjaga dengan baik
C. Standar Pembersihan :
Umbi kentang bebas dari kotoran dan OPT yang menempel pada
umbi
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai sarana
pembersih umbi.
b. Letakkan umbi yang sudah dibersihkan pada terpal/keranjang yang
telah dipersiapkan untuk dikering anginkan (hindari sinar matahari
langsung)
c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 15).
2) Sub kegiatan : Sortasi dan Grading
A. Definisi :
Proses pemilihan dan pemisahan umbi berdasarkan kualitas dan
ukuran.
B. Tujuan :
Memisahkan umbi yang baik dengan yang tidak baik, untuk
memperoleh umbi yang seragam dalam kualitas dan ukuran.
17
C. Standar Sortasi dan Grading
a. Berdasarkan ukuran umbi kelas AL (lebih dari 200 gr/umbi), A (120 –
200 gr/umbi), B (80 – 119 gr/umbi) dan C/DN (50-79 gr/umbi)
b. Dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Persiapkan sejumlah keranjang/ wadah terpisah untuk masing-masing
kelas umbi.
b. Pilih umbi yang sudah dibersihkan dan letakkan di tempat yang
terpisah antara umbi baik dengan yang jelek berdasarkan :
1. Ada tidaknya cacat pada umbi.
2. Normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi.
3. Ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada umbi.
c. Grading (Pengkelasan) umbi dilakukan berdasarkan ukuran umbi.
kelas AL (lebih dari 200 gr/umbi), A (120 – 200 gr/umbi), B (80 – 119
gr/umbi) dan C/DN (50-79 gr/umbi).
3) Sub Kegiatan : Penyimpanan
A.Definisi :
Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen sebelum
dipasarkan.
B. Tujuan :
Untuk menunggu saat pemasaran yang tepat.
C. Standar Penyimpanan :
Penyimpanan di gudang, ventilasi harus memadai agar sirkulasi
udara lancar dan kelembaban sekitar 65 – 70%, sinar matahari cukup dan
tempat penyimpanan harus bersih.
D.Prosedur Pelaksanaan :
a. Persiapkan kotak kayu/krat/keranjang/waring digunakan sebagai
wadah umbi kentang yang akan disimpan dalam gudang.
b. Masukkan wadah berisi umbi kentang ke dalam ruang penyimpanan
dan disusun secara rapi.
4) Sub Kegiatan : Pengemasan
A.Definisi :
Proses mengemas umbi kentang yang dilakukan dengan mengunakan
bahan pengemas sesuai tujuan pasar.
B. Tujuan :
Untuk memudahkan distribusi dan melindungi umbi dari kerusakan
mekanis maupun kerusakan fisiologis serta memperbaiki penampilan.
C. Prosedur Pelaksanaan :
a. Persiapkan peralatan yang akan digunakan.
18
b. Pastikan bahwa karung jaring plastik/waring dalam keadaan bersih dan
tidak ada sisa bahan kimia dan kotoran lainnya.
c. Pengemasan dilakukan dengan dua (2) alternatif yaitu :
1. Apabila langsung dijual ke pasar bisa menggunakn waring dengan
kapasitas ±50 - 70 kg.
2. Untuk pasar khusus, kapasitas dan jenis kemasan disesuaikan
dengan permintaan pasar.
N. DISTRIBUSI
A. Definisi :
Definisi : Proses memindahkan umbi kentang dari produsen ke pasar.
B. Tujuan :
Untuk mendistribusikan umbi kentang sampai ke pasar dengan aman.
C. Standar Pendistribusian :
Dalam pendistribusian harus diketahui tujuan, waktu dan tanggal
pengiriman. Alat transportasi yang digunakan dalam pendistribusian harus
layak dan aman.
D. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim.
b. Lakukan penimbangan umbi kentang yang akan didistribusikan.
c. Siapkan alat transportasi yang memadai.
d. Pindahkan umbi kentang yang telah ditimbang ke alat transportasi
secara hati-hati.
19
BAB IV
BUDIDAYA TANAMAN KENTANG YANG DILAKUKAN PETANI
Seperti halnya berbudidaya jenis tanaman pangan lainnya, ada beberapa
tahapan teknik budidaya kentang yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah
tahap budidaya kentang menurut Suryana (2013):
A. Persiapan Lahan
Kentang merupakan jenis tanaman yang membutuhkan lahan subur,
gembur dan berhumus. Hal ini penting untuk diingat agar hasil panen kentang
nantinya bisa optimal. Untuk itu persiapan lahan untuk kentang agak berbeda
dengan jenis tanaman lainnya. Letak perbedaannya ada pada dua hal :
1. Pembajakan dilakukan sebanyak dua kali untuk menciptakan tanah yang
kaya humus dan gembur. Perlakuan membajak diimbangi dengan
mencangkul agar tanah benar-benar sesuai dengan harapan. Membajak dan
mencangkul kembali dilakukan setelah proses pembajakan dan
pencangkulan pertama selesai dilakukan beberapa hari.
2. Tanah yang akan ditanami kentang perlu ditambah ketinggiannya. Hal ini
bukanlah tanpa alasan, karena meninggikan lahan ini bertujuan agar tanah
kaya akan udara. Selain itu proses peninggian ini tidak sulit dilakukan
karena dapat dilakukan sambil membajak dan mencangkul.
B. Pembibitan Kentang
Proses pembibitan kentang dapat dilakukan sendiri yakni dengan
menyimpan kentang hingga bertunas di gudang selama 4 bulan. Ciri fisik bibit
kentang yang berkualitas dan sehat adalah seukuran telur bebek atau telur
ayam dengan berat bibit seberat 30-80 gram. Untuk tunasnya, tunas yang baik
untuk ditanam adalah tunas yang berukuran 2-3 cm dan berjumlah 3-5 tunas
tiap bibit kentang.
C. Penanaman Kentang
Penanaman kentang idealnya dilakukan kira-kira satu minggu setelah
lahan disiapkan. Berikut panduan penanaman yang biasa dilakukan petani:
1. Kubur bibit kentang sedalam kurang lebih 8 cm. Jangan sampai terkubur
terlalu dalam.
2. Pilih tunas bibit yang paling baik dan letakkan tunas tersebut
menjulang ke atas permukaan tanah, sehingga yang terlihat dari permukaan
tanah adalah tunasnya saja.
3. Semprotkan pestisida ke tunas dengan dosis 500 L/Ha agar tanaman
kentang tidak terserang hama pada awal masa pertumbuhannya.
20
D. Pemupukan dan Penyiangan
Tahapan pemupukan kentang dilakukan selama 20 hari sekali untuk
menghasilkan panen kentang yang optimal. Pemberian pupuk NPK dilakukan saat
umbi mulai tumbuh yakni sekitar 30 hari setelah penanaman. Kemudian pada fase
40 hari setelah tanam kentang dipupuk dengan HP tinggi. Kemudian pada fase 60
hari setelah tanam kembali dengan pupuk ber-PK tinggi dan pada hari ke 90
kentang diberikan pupuk dengan HP tinggi.
Selain memupuk, penyiangan juga sangat dibutuhkan. Gulma dan berbagai
hama harus disingkirkan dari tanaman kentang agar dapat tumbuh maksimal.
Selain itu, upayakan agar umbi terus berada didalam tanah dan tidak terkena sinar
matahari agar kentang tidak beracun.
E. Pemanenan
Pemanenan dilakukan saat tanaman kentang bagian atas telah mengering,
yaitu sekitar 85 hari setelah tanam.
21
BAB V
PERBANDINGAN ANTARA SOP KENTANG MENURUT
KEMENTRIAN DENGAN PETANI
Berdasarkan penjelasan Bab III dan BAB IV ,maka dapat diperolehan
perbedaan sebagai berikut :
Perbedaan SOP Kentang Dinas
Pertanian
SOP Kentang Menurut
Suryana (Petani)
Pemilihan lokasi Kemiringan tempat
<30º
Tidak memerhatikan
kemiringan lahan
Tidak memerhatikan
pH tanah
Penentuan waktu
tanam
Sama Sama
Penyiapan lahan
1. Pembersihan
lahan
2. Pengolahn tanah,
pembuatan parit
dan garitan
3. Penetapam jarak
tanam
4.
1. Gulma dari
rerumputan
dikumpulkan dan
dijadikan sebagai
pupuk organic
2. Setelah tanah
diolah dibiarkan
10-20 hari
3. Jarak tanam
ditentukan oleh
kemiringan lahan
tanah menyimpan
air.
1. Gulma hanya
dibersihkan
2. Setelah diolah
tanah tidak
dibiarkan
selama 10-20
hari,
3. Jarak tanam
tidak ditentukan
oleh
kemiringan
lahan mapun
menyimpan air,
hanya dikira-
kira
Penyiapa benih Benih yang digunakan
harus yang
bersertifikasi
Menggunakan hasil
panen sebelumnya
yang diseleksi.
Pemupukan Pemberian pupuk dasar
maupun susulan
dilakukan sesuai aturan
yang tepat baik tepat
waktu,dosis,cara
maupun jenis
kebutuhan unsur hara.
Pemberian pupuk 20
hari sekali tanpa
memperhatikan
ketepatan.
22
Pengairan Sama Sama
Pemasangan Ajir Sama Sama
Pemupukan Susulan
dan Pembumbunan
Sama Sama
Penyiangan dan
Sanitasi
Tanaman yang sakit
dihilangkan
Tanaman yang sakit
tetap dibiarkan tetapi
diobati
Pengendalian OPT Sistem PHT dengan
melakukan
pengamatan dan
identifikasi terhadap
OPT di pertanaman
secara rutin.
Dengan cara yang
masih tradisional.
Penentuan saat Panen Sama Sama
Panen Dipanen saat umur 90-
120 hari, dengan ciri
fisik perubahan warna
daun dari hijau menjadi
kekuningan, dan umbi
kentang sudah tidak
mudah lecet
Dipanen saat umur 85
hari saat kentang mulai
muncul dan mengering
Pasca Panen
1. Pembersihan
2. Sortasi dan
grading
3. Penyimpanan
4. Pengemasan
1. Pembersihan
kentang setelah
pasca panen
2. Sama
3. Disimpan di
gudang dan
berventilasi
4. Menggunakan
waring yang
bersih dan tidak
tersisa bahan
kimia maupun
kotorannya.
1. Tidak ada
pembersihan
kentang dari
tanah
2. Sama
3. Terkadang
tidak
berventilasi dan
kurang dijaga
kebersihannya
4. Menggunakan
wadah
seadanya yang
dimiliki
petani,yang
sesuai dengan
kapasitas
23
tampung dari
kentang.
Distribusi Memperhatikan waktu
dan tanggal
pengiriman, dengan
alat transportasi yang
layak dan aman
Tidak memperhatikan
waktu dan tanggal
pengiriman, biasanya
transportasi yang
digunakan seringkali
tidak memperhatikan
keamanan.
Berdasarkan SOP tabel perbedaan SOP budidaya kentang antara Dinas
Pertanian dengan petani menunjukan perbedaan yang signifikan. Dengan adanya
SOP dapat membantu meminimalisir terjadinya kegagalan ketika melakukan
proses budidaya dalam bidang pertanian,terutama SOP dari Mentan karena SOP
ini sesuai dengan pengertiaanya yaitu yang sudah dipaparkan diatas biasanya
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administrasi dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur
kerja dan sistem kerja pada unit.Sehingga biasanya daerah yang menggunakan
SOP pemeritah pusat maupun daerah produksinya lebih maksimal dibandingkan
dengan prosedur budidaya dari petani.
Sesuai dengan Kementrian Pertanian RI (2015) , Mengingat
pengembangan agribisnis kentang yang akhir-akhir ini meningkat cukup pesat,
maka perlu dilakukan upaya pembinaan secara intensif sehingga seluruh sentra
produksi yang ada di kawasan sentra dapat ditingkatkan produksi dan mutunya
guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor dengan kualitas dan
kuantitas yang memadai. Untuk itu, petani kentang perlu melakukan produksi
kentang sesuai dengan norma budidaya yang baik dan benar sesuai dengan
panduan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sehingga dengan adanya SOP
maka target yang akan dicapai.Salah satu tujuan penerapan SOP Budidaya
Kentang di lahan petani yaitu tercapainya produktivitas yang lebih besar dari 20
ton/ha (tahun 2013 produktivitas rata-rata sebesar 16,02 ton/ha dan tahun 2014
meningkat menjadi 17,30 ton/ha).
24
BAB VI
PENUTUP
Kentang merupakan tanaman sayuran jenis umbi yang digemari
masyarakat. Akan tetapi semaik bertambahnya kebutuhan akan kentang
produksinya tidak begitu cepat mengalami pertumbuhan. Sehingga untuk
meningkatkan produksi perlu dilakukan penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah
berdasarkan indikator-indikator teknis, administrati dan prosedural sesuai tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit pra maupun pasca panen. Dengan
adanya perbedaan SOP dari Dinas maupun petani seperti yang sudah dipaparkan
di bab V dapat disimpulkan bahwa SOP dari Dinas Pertanian Kabupaten
Banjarnegara merupakan upaya yang sangat bagus untuk meminimalisir dan
meningkatkan produksi kentang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Oleh karena itu, para petani diharapkan mengikuti standar operanal
prosedur dari pemerintah yang diharapkan untuk lebih meningkatkan
produktivitas dari tanaman kentang.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Standar Operasional Prosedur (Sop) Budidaya Kentang. Dinas
Pertanian Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara Jawa
Tengah.
Anonym. 2014. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/ diunduh pada
tanggal 10 Maret 2017
Anonim. 2014. Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.pertanian.go.id/
diunduh pada tanggal 10 Maret 2017
Demango, J. 2015. Perkembangan Sayuran Kentang Lokal dan Dunia.
http://Perkembangan-sayuran-kentang-lokal-dan-dunia diunduh pada
tanggal 6 Maret 2017.
Hartatik, Indah Puji.2014. Buku Pintar Membuat S.O.P (Standard Operating
Procedure), Flashbooks. Jogjakarta.
Suryana, D. 2013. Menanam Kentang.
https://books.google.co.id/books?id=ReFzUjOtgSAC&printsec=frontcov
er&dq=menanam+kentang&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=
menanam%20kentang&f=false diunduh pada tanggal 06 Maret 2017.
Zulkarnanin. 2013. Budidaya Sayur Tropis. PT Bumi Aksara. Jakarta.

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1NURUL FADLI
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaHeri Saputra
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surutsobarputra
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.LaOde Muhamad Arifin
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITFebrina Tentaka
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Begawan Lereng Muria
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanianMuhammad Sabrin
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 

What's hot (20)

Pala
PalaPala
Pala
 
Pertanian 4.0
Pertanian 4.0Pertanian 4.0
Pertanian 4.0
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Singkong
SingkongSingkong
Singkong
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
 
Budidaya pisang
Budidaya pisangBudidaya pisang
Budidaya pisang
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 

Similar to Sop tanaman kentang

85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fixharissutrisno
 
Agribisnis Tanaman Kentang.docx
Agribisnis Tanaman Kentang.docxAgribisnis Tanaman Kentang.docx
Agribisnis Tanaman Kentang.docxInagriAsia
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentang
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangMakalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentang
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangSANDI TINDAON
 
Budidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboBudidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboNeysaLiem
 
Laporan Biogul
Laporan Biogul Laporan Biogul
Laporan Biogul Ardianti
 
Panduan budidaya tan. sayuran
Panduan budidaya tan. sayuranPanduan budidaya tan. sayuran
Panduan budidaya tan. sayuranAndrew Hutabarat
 

Similar to Sop tanaman kentang (20)

135.pdf
135.pdf135.pdf
135.pdf
 
Skripsi akhir
Skripsi akhirSkripsi akhir
Skripsi akhir
 
85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix
 
Budi daya cabe rawit
Budi daya cabe rawitBudi daya cabe rawit
Budi daya cabe rawit
 
Agribisnis Tanaman Kentang.docx
Agribisnis Tanaman Kentang.docxAgribisnis Tanaman Kentang.docx
Agribisnis Tanaman Kentang.docx
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentang
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangMakalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentang
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentang
 
Jarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdfJarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdf
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Presentasi no 6 3_proposal tanaman kedelai
Presentasi no 6 3_proposal tanaman kedelaiPresentasi no 6 3_proposal tanaman kedelai
Presentasi no 6 3_proposal tanaman kedelai
 
Budidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa leboBudidaya sayuran di puspa lebo
Budidaya sayuran di puspa lebo
 
Laporan Biogul
Laporan Biogul Laporan Biogul
Laporan Biogul
 
1. defenisi
1. defenisi1. defenisi
1. defenisi
 
Tomat
TomatTomat
Tomat
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Panduan budidaya tan. sayuran
Panduan budidaya tan. sayuranPanduan budidaya tan. sayuran
Panduan budidaya tan. sayuran
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 

More from Tidar University

Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisTidar University
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifTidar University
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaTidar University
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaTidar University
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamTidar University
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosisTidar University
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Tidar University
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanTidar University
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorTidar University
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 

More from Tidar University (20)

Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 

Recently uploaded

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx23May1983
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 

Recently uploaded (20)

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 

Sop tanaman kentang

  • 1. i MAKALAH TEKNIK BERTANAM TANAMAN SAYUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANAMAN KENTANG Disusun Oleh: Ami Haniva (1510401048) Na, Christian Teddy Setiawan (1510401049) Septian Aji Priyanto (1510401055) Inayatul Fitria Dewi (1510401057) Septiyani (1510401064) PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
  • 2. ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2 C.Tujuan..................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3 A. Botani Tanaman Kentang...................................................................... 3 B. Syarat Tumbuh ..................................................................................... 4 BAB III SOP TANAMAN KENTAG MENURUT DINAS PERTANIAN ...... 7 A. Pemilihan Lokasi................................................................................... 7 B. Penentuan Waktu Tanam....................................................................... 8 C. Penyiapan Lahan ................................................................................... 8 D. Penyiapan Benih ................................................................................... 11 E. Pemupukan Dasar dan Penanaman........................................................ 11 F. Pengairan ............................................................................................... 12 G. Pemasangan Ajir ................................................................................... 12 H. Pemupukan Susulan dan Pembumbunan .............................................. 13 I. Penyiangan.............................................................................................. 14 I. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)...................... 14 J. Penentuan Saat Panen............................................................................. 15 K. Panen..................................................................................................... 15 L. Pasca Panen ........................................................................................... 16 M. Distribusi .............................................................................................. 18 BAB IV BUDIDAYA TANAMAN KENTANG YANG DILAKUKAN PETANI .................................................................................................. 19 A. Persiapan Lahan .................................................................................... 19 B. Pembibitan Kentang .............................................................................. 19
  • 3. iii C. Penanaman Kentang.............................................................................. 19 D. Pemupukan dan Penyiangan ................................................................. 20 E. Pemanenan............................................................................................. 20 BAB V PERBANDINGAN ANTARA SOP KENTANG MENURUT KEMENTRIAN DENGAN PETANI..................................................... 21 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25
  • 4. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Standard Operating Procedure (SOP) adalah satu set instruksi tertulis yang digunakan untuk kegiatan rutin atau aktivitas yang berulang kali dilakukan oleh sebuah organisasi (Hartatik, 2014). Setiap bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Panduan tersebut berpedoman pada SOP sebagai intruksi dalam menjalankan rutinitasnya para petani dalam melakukan budidaya dalam hal ini adalah di bidang pertanian. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas pertanian holtikultura penting di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tercatat kenaikan produksi kentang di Indonesia. Produksi kentang tahun 2013 sebesar 1,1 juta ton meningkat pada tahun 2014 menjadi 1,3 juta ton. Usaha peningkatan produksi kentang perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar (BPS, 2014; Litbang, 2014). Dalam memenuhi kebutuhan kentang di Indonesia maka perlu adanya budidaya untuk mengoptimalkan jumlah konsumsi kentang utuk masyarakat. Supaya akan adanya optimalisasi hasil tanaman kentang yang tinggi maka harus diberlakukan aturna dalam budidaya kentang. Karena kentang sendiri sangat digemari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kentang di Indonesia adalah tanaman hortikultura yang penting, tetapi produksinya belum cukup baik, begitu juga dengan kualitas dan kuantitas. Dapat di lihat dari rata-rata produksi di Indonesia sayuran ini masih cukup rendah yaitu 4,1 ton/ha, dibandingkan dengan negara-negara di Eropa seperti Spanyol (19,7 ton/ha dan Protugis 16,2 ton/ha (Dimango,J,2015). Setelah mengetahui belum optimalnya produksi tanaman kentang di Indonesia maka dibentuklah SOP (Standar Operating Prosedure) sebagai panduan para petani dalam melakukan budidaya. Dengan adanya SOP ini maka diharapkan para petani mampu mengikuti melakukan budidaya secara baik melalui panduan tersebut. Oleh karena itu makalah ini akan membahas bagaimana SOP tanaman kentang yang baik untuk diikuti oleh para petani.
  • 5. 2 B. Rumusan masalah 1. Bagaimana budidaya kentang yang sesuai dengan SOP Dinas Pertanian? 2. Bagaimana budidaya kentang menurut SOP Petani C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana budidaya kentang yang sesuai dengan SOP 2. Untuk mengetahui cata budidaya kentang menurut Petani
  • 6. 3 BAB II TANAMAN KENTANG Berikut ini akan diutarakan mengenai Botani tanaman kentang dan syarat tumbuhnya berdasarkan Zulkarnain (2013): A. Botani kentang Kentang merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Pada umunya perbanyakan tanaman ini secara vegetative menggunakan umbi. Dewasa ini telah dikembangkan perbanyakan kentang melalui kultur jaringan, yaitu dengan pembentukan umbi mikro secara in vitro, untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan perbanyakan di lapangan. Perbanyakan secara generative menggunakan biji dilkukan hanya untuk keperluan pemuliaan tanaman karena tingginya keragaman genetic pada populasi tanaman anak. Di dalam sistematika botani, klasifikasi tanaman kentang sebagai berikut: Divisi : Spermatofita Subdivisi : Angiospermae Classis : Dicotiledoneae Familia : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum tuberosum L. Tanaman kentang yang kini banyak dibududayakan adalah tetraploid (2n=2x=48), sedangkan kentang liar pada umumnya adalah diploid (2n=2x=24) dan adapula yang heksaploid (2n=2x=72). Umbi kentang terbetuk pada bagian ujung batang di bawah tanah disebut stolon (yang secara botani disebut rizom atau rimpang) sehingga umbi kentang termasuk kelmpok umbi batang. Bunga kentang berukuran kecil berwarna putih, merah atau ungu dan menghasilkan Bunga berwarna hijau atau hijau keputihan, berlendir dan banyak mengandung biji, berdiameter 1,3-2 cm. buah kentang mengandung solanin, suatu senyawa dengan kadar racun cukup tinggi sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Satu-satunya bagian tanaman yang dapat dikonsumsi adalah umbi. Secara morfologis umbi kentang adalah batang berdaging dengan tunas dan mata. Untuk itu, kentang digolongkan sebagai sayuran batang. Menurut Sunaryono (2004) berdasarkan warna umbinya, kentang digolongkan atas kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah.
  • 7. 4 Kentang kuning memiliki kulit dan daging umbi berwarna kuning. Beberapa kultivar yang termasuk kentang kuning adalah Eigenheimer, Patrones, Rapan-106 dan Thung 151-C. sementara itu, kentang putih memiliki kulit dan daging umbi berwarna putih. Beberapa kultivar kentang putih adalah Donata, Radosa,dan Sebago. Kentang merah adalah kentang yang kulit umbinya berwarna merah, sedangkan dagingnya berwarna kuning. Contoh varietas yang termasuk kentang merah adalah Desire, Arka dan Red Pontiac B. Syarat tumbuh Produksi yang maksimal dengan mutu produk yang baik hanya akan diperoleh apabila tanaman kentang diusahakan di lingkungan yangmendukung pertumbuhannya secara optimal. Untuk itu, faktor-faktor ekologi berupa tanah dan iklim yang sesuai untuk pengusahaan tanaman kentang perlu perhatian guna menghindari kerugian akibat ketidaksesuaian lingkungan dengan syarat tumbuh yang dikehendaki. 1. Tanah Kentang menghendaki tanah-tanah lempung berpasir, lempung,lempung liat berpasir atau tanah-tanah gambut dengan kedalaman 60-100 cm, untuk berproduksi dengan kuantitas tinggi. Tanah-tanah gembur dengan drainase yang baik dengan pH 5,0-6,5 sangat cocok untuk budidaya tanaman kentang. Pengusahaan kentang pada tanah-tanah dengan draenase yang kurang baik dan tanah liat hendaknya dihindarkan. Pada kondisi kelembaban tanah yang tinggi, umbi kentang memilki lenticel (lenticel) yang membesar, dan pada tanah-tanah berat (misalnya tanah liat) bentuk umbinya tidak normal. Perkecambahan pada umbi kentang sangat dipengaruhi oleh suhu tanah. Apabila suhu tanah kurang dari 12ºC maka pertumbuhan kecambah akan sangat lambat. Pada suhu 12ºC dibutuhkan waktu 30- 35 hari untuk penyelesaian perkecambahan. Suhu optimum untuk perkecambahan umbi kira-kira 22ºC dan perkecambahan umbi akan kembali terhambat pada suhu di atas 22ºC. Di samping mempengauhi perkecambahan, suhu tanah juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi pada kentang. Pembentukan umbi akan berkurang bila suhu tanah berada di atas 20ºC, bahkan umbi tidak akan terbentuk sama sekali bila suhu tanha di atas 29 ºC. Meskipun demikian, pengaruh suhu tanah terhadap produksi kentang tampaknya tergantung pada kultivar yang diusahakan. Menurut Yamaguchi (1983), pada kultivar Russet Burbank, suhu tanah 16ºC pada malam hari, dan 18ºC pada siang hari memberikan hasil tertinggi
  • 8. 5 dengan kandungan pati yang juga tinggi. Sementara itu pada kultivar White Rose,produksi tertinggi dicapai pada suhu tanah yang lebih tinggi, yaitu 21ºC pada malam hari, dan 24ºC pada sian hari. Akan tetapi, kandungan pati tertinggi dicapai pada suhu tanah 16-18ºC. Suhu tanah yang terlampaui tinggi (ekstrim tinggi) dapat meningkatkan peluang terjadinya penyakit kutil (kobbines) dan bentuk umbi yang abnormal, seringkali satu stolon yang sama dapat terbentuk beberapa umbi (yang seharusnya satu stolon membentuk satu umbi) 2. Iklim Berdasarkan akan kebutuhan keadaan iklim, kentang termasuk tanaman sub-tropis. Di daerah tropis, seperti Indonesia kentang diusahakan didataran tinggi dengan ikli yang identic dengan kondisi subtropics yaitu ketinggian paling tidak 500 m dpl (ketinggian optimum 1000-2000 m dpl). Tanaman ini menghendaki suhu harian optimum 16-18ºC, untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Suhu yang terlalu rendah dapat menurunkan produksi, bahkan dapat membunuh tanaman. Selain itu, pembentukan umbi pada kentang sangat dipengaruhi oleh suhu malam hari karena jumlah umbi akan menurun seiring dengan meningkatnya suhu. Di bawah kondisi suhu malam yang tinggi, pertumbuhan tanaman pada bagian atas tanah (daun, cabang, bunga, dan stolon) lebih dominan daripada bagian bawah tanah (umbi). Suhu siang hari yang dikehendaki untuk pembentukan umbi adalah 17-22ºC dan suhu malam hari 6-12ºC. Inisiasi pembentukan umbi tidak saja dipengaruhi oleh suhu, tetapi juga dipengaruhi oleh fotoperiodesitas. Di daerah berhari panjang, pembentukan umbi masih dapat terjadi pada suhu malam hari 20ºC, namun suhu optimalnya adalah 12ºC. bagian tanaman yang peka terhadap fotoperiodesitas adalah bagian atas, bukannya stolon. Daerah yang ideal untuk budidaya kentang adalah daerah subtropics karena penanaman di mulai awal musim semi dan bagian atas tanaman berkembang selama cuaca dingin. Dengan semakin hangatnya cuaca dan semakin panjangnya fotoperiodesitas, karbohidrat dengan cepat ditranslokasikan ke bagian umbi untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Di daerah tropis (dataran tinggi), kentang ditanam pada akhir musim hujan, atau pada awal musi hujan dengan perkiraan umbi sudah cukup besar (berumur kira-kira 2bulan) ketika periode hujan lebat tiba. Kebutuhan air tanaman kentang berkisar antara 500-750 mm selama musim tumbuhnya, yang dapat berasal dari
  • 9. 6 curah hujan atau air irigasi. Kadar nitrogen yang rendah di dalam tanaman, dapat membantu meningkatkan pembentukan umbi terlebih lagi bila disertai dengan intensitas cahaya yang tinggi..
  • 10. 7 BAB III SOP TANAMAN KENTANG MENURUT DINAS PERTANIAN Berikut ini adalah Standar Operating Prosedure yang harus dilewati menurut Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara, sebagai berikut: A. PEMILIHAN LOKASI A.Definisi : Memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh kentang untuk mencegah kegagalan proses produksi dan dapat menghasilkan kentang yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan serta ramah lingkungan. B. Tujuan : Agar diperoleh lahan yang dapat mendukung produktivitas tanaman kentang yang optimal, seperti : tanah yang subur dengan lapisan top soil yang cukup, ketersediaan sumber air yang cukup, bukan sumber penyakit tular tanah dan drainase baik. C. Validasi : a. Pengalaman petani kentang di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara. b. Pengalaman Petugas Lingkup Pertanian. D.Prosedur Pelaksanaan : a. Mengukur tinggi lokasi. b. Mengukur pH tanah c. Melakukan pemetaan lokasi lahan. d. Mengukur kemiringan lahan. E. Sasaran : Diperoleh lokasi dengan kondisi : a. Ketinggian tempat tumbuh tanaman > 1000 m dpl. b. Suhu berkisar antara 15 - 25 derajat Celcius c. Curah hujan berkisar 1.500 – 5.000 mm/tahun d. Kemiringan lahan kurang dari 30 derajat e. Tanah berstruktur gembur dan subur dengan pH 5,5 – 6,5 serta berdrainase baik f. Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman sejenis atau sefamili minimal 1 (satu) musim tanam. g. Lahan bukan sumber penyakit tular tanah terutama Nematoda Sista Kentang h. Apabila lahan sudah terindikasi NSK harus ada perlakuan khusus i. Lahan terbuka, tidak ternaungi sehingga matahari dapat langsung menyinari tanaman
  • 11. 8 j. Lokasi lahan cukup sumber airnya. F. Prosedur Kerja Pemilihan Lokasi : a. Mencari informasi mengenai tinggi (altimeter), pH tanah dan b. kemiringan lahan c. Lakukan diskusi dengan pengelola lahan sebelumnya atau masyarakat d. sekitar lokasi lahan mengenai kebiasaan menanam di lokasi tersebut. e. Melakukan pemetaan lokasi lahan B. PENENTUAN WAKTU TANAM A.Definisi Penentuan waktu tanam adalah menentukan waktu yang tepat untuk penanaman kentang. B. Tujuan : Agar diperoleh waktu tanam yang tepat sehingga pertumbuhan tanaman kentang optimal. C. Standar tentang penentuan waktu tanam. Waktu tanam ditentukan berdasarkan perkiraan datangnya musim hujan atau tersedianya air irigasi. D.Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengkajian untuk mengetahui saat-saat ketersediaan air pada waktu akan melakukan tanam. b. Tentukan waktu tanam yang tepat. c. Tentukan waktu tanam berdasarkan musyawarah kelompok. C. PENYIAPAN LAHAN 1) Sub Kegiatan : Pembersihan lahan A.Definisi : Pembersihan lahan adalah membersihkan lahan dari segala sesuatu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. B.Tujuan : Agar diperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, sampah dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman). C.Standar tentang Pembersihan Lahan : 1. Lahan bersih dari batu-batuan dan bekas kemasan pestisida yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang hingga lahan siap olah.
  • 12. 9 2. Sisa-sisa tanaman, gulma, semak dikumpulkan untuk bahan pembuatan pupuk organik (tanaman yang tidak sefamili dengan kentang) di luar areal tanam. 3. Bebatuan dikumpulkan dan ditempatkan pada tempat tertentu yang aman diluar areal tanam. D. Prosedur Kerja Pembersihan Lahan : 1. Bersihkan lahan dari batu-batuan, bekas kemasan pestisida yang dapat menghalangi pertumbuhan tanaman muda 2. Kumpulkan sisa-sisa tanaman gulma, semak bagian tanaman yang telah dibersihkan pada tempat tertentu yang aman atau digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik. 3. Bongkar sisa tanaman atau bagian sisa tanaman yang dapat menjadi sumber penyakit. 2) Sub kegiatan : Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit, Garitan ataupun Guludan A. Definisi : Pengolahan tanah, pembuatan parit, garitan atau guludan adalah membuat lahan pertanaman menjadi siap tanam, dengan cara mengolah tanah sampai gembur dan diratakan, membuat parit, garitan ataupun guludan dengan bentuk membujur atau disesuaikan dengan denah/ letak lahan (bila tidak persegi) sesuai anjuran konservasi lahan dan dengan arah datangnya sinar matahari. B. Tujuan : Agar diperoleh media tanam yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kentang dan tidak menyalahi kaidah konservasi lahan. C. Standar Tentang Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit dan Garitan a. Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 cm sampai gembur, kemudian dibiarkan selama 10 - 20 hari untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman yang masih ada, kemudian tanah diratakan. b. Sistem garitan dibuat dengan kedalaman ±7 – 10 cm. Jarak antar garitan 65 - 80 cm. Pada areal yang miring garitan dibuat melintang dengan arah kemiringan lahan (terasering) c. Pada sistem Guludan, tinggi guludan ±5 – 10 cm dengan lebar guludan 65 – 80 cm untuk single row (1 baris) atau 90 cm untuk double row (2 baris), dengan lebar parit ±25 cm. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 cm sampai gembur kemudian dibiarkan selama 10 - 20 hari untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas beracun dan
  • 13. 10 panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman, kemudian diratakan. Garitan dibuat dengan kedalaman ±7 – 10 cm. Jarak antar garitan 65 -80 cm. Pada sistem Guludan, tinggi guludan ±5 – 10 cm dengan lebar guludan 65 – 80 cm untuk single row (1 baris) atau 90 cm untuk double rows (2 baris), dengan lebar parit ±25 cm. Pada areal yang miring garitan/ guludan dibuat melintang dengan arah kemiringan lahan. 3) Sub kegiatan : Penetapan Jarak Tanam A. Definisi : Penentuan jarak tanam adalah membuat tanda jarak tanam yang memungkinkan untuk pertumbuhan perakaran dan umbi agar berkembang secara normal dan optimal. B. Tujuan : Agar diperoleh tempat benih dan pupuk dengan jarak yang sama pada seluruh garitan C. Standar Tentang Penetapan Jarak Tanam : a. Jarak tanam yang ditetapkan harus sesuai dengan ukuran benih, tipe tanah, kemiringan lahan, kemampuan tanah menyimpan air dan arah datangnya sinar matahari. b. Jarak tanam dapat menggunakan belahan bambu yang ditandai dengan jarak tanam 30 – 40 cm. c. Jarak tanam antar baris untuk single row 65 – 80 cm, sedangkan yang double row 90 cm. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Ukur belahan bambu/ tali, menggunakan meteran dengan jarak 30 – 40 cm (sesuai ukuran benih, disesuaikan dengan kondisi tanah, kemiringan, kemampuan tanah menyimpan air dan arah datangnya sinar matahari) untuk menentukan titik tanam. b. Pada jarak-jarak tertentu (sesuai kebutuhan) tandai belahan bambu dengan spidol/ tali rafia/ cat. c. Bila menggunakan belahan bambu/ tali, letakan bambu tali dalam garitan, tandai garitan dengan tugal sesuai tanda yang terdapat pada belahan bambu/ tali. Juga bisa dengan langsung meletakan bibit pada garitan sesuai dengan tanda pada belahan bambu/ tali. d. Pada sistem guludan yang menggunakan mulsa perak, penentuan jarak tanamnya lebih mudah dikarenakan pelubangan mulsa biasanya dilakukan sebelum mulsa dipasang dengan jarak tanam yang sudah diatur pada saat pelubangan.
  • 14. 11 D. PENYIAPAN BENIH A. Definisi : Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu dari varietas unggul B. Tujuan : Menjamin benih yang ditanam jelas varietasnya, memiliki tingkat keseragaman yang tinggi, berprodukivitas tinggi dan sehat. C. Standar tentang penyiapan benih : Benih yang digunakan adalah benih sebar (G4) bersertifikat dan berlabel biru yang tumbuh tunas 1 - 2 cm atau siap tanam dari penangkar yang diawasi dan dibina oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB Jateng) D. Prosedur Pelaksanaan : a. Siapkan benih unggul kelas benih sebar yang bermutu, bersertifikat dan berlabel biru dari penangkar yang diawasi dan dibina oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB Jateng) b. Pilih benih yang telah bertunas sepanjang 1 – 2 cm E. PEMUPUKAN DASAR DAN PENANAMAN A. Definisi : Penanaman dan pemupukan dasar adalah memberikan hara dasar di dalam tanah dan meletakan benih dengan posisi tunas menghadap ke atas diantara pupuk pada garitan (sistem garitan) atau di atas pupuk organik (pupuk kandang) dan diletakkan pada lubang guludan (sistem guludan) yang disiapkan. B. Tujuan : Agar tersedia unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman secara optimal dan benih diletakkan dengan benar. C. Prosedur Pelaksanaan : a. Sistem Garitan 1. Pupuk organik ditebarkan merata dalam garitan atau ditempatkan antara benih yang telah diletakkan di dalam garitan. 2. Pupuk kimia diletakkan di atas pupuk organik diantara benih. 3. Selanjutnya benih dan pupuk ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan dengan tinggi ±10 cm dari permukaan tanah. b. Sistem Guludan 1. Buat garitan sedalam 5 – 10 cm dari permukaan tanah. 2. Sebar pupuk organik dan pupuk kimia secara merata di atas garitan.
  • 15. 12 3. Tutup garitan dengan tanah setinggi 20 cm dari permukaan tanah. 4. Apabila akan menggunakan mulsa plastik maka lebar mulsa disesuaikan dengan lebar guludan (single row atau double rows). 5. Setelah guludan siap kemudian dilubangi dengan menggunakan tugal/panja dengan kedalaman 10 cm, dengan jarak tanam disesuaikan dengan besar umbi. 6. Selanjutnya masukan benih ke dalam lubang dengan posisi tunas menghadap ke atas kemudian tutup dengan tanah dan ratakan. F. PENGAIRAN (Dilaksanakan pada musim kemarau) A. Definisi : Pengairan adalah memberikan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Tujuan : Memenuhi kebutuhan air bagi tanaman dan membantu penyerapan unsur hara oleh tanaman. C. Standar Tentang Pengairan Air irigasi diberikan pada lahan pertanaman bila pertanaman dilakukan pada musim kemarau. Pada prinsipnya air irigasi diberikan hanya untuk menjaga kelembaban tanah, terutama dalam proses penyerapan unsur hara. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Air dari sumber air dipompa dengan menggunakan pompa air dan dialirkan dengan menggunakan selang atau paralon ke areal pertanaman (sistem leb) . b. Pengairan dilakukan secara rutin sesuai kebutuhan tanaman c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 8). G. PEMASANGAN AJIR (Bila Diperlukan) A. Definisi : Pemasangan ajir adalah memasang ajir sebagai penyangga tanaman. B. Tujuan : Agar pertanaman mendapat sinar matahari yang optimal dan tidak rebah C. Standar Pemasangan ajir Ajir dipasang tanpa melukai/mengganggu pertumbuhan umbi, yang fungsi utamanya sebagai penyangga tanaman agar tidak rebah. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Membuat ajir dari bambu yang dibelah dengan ukuran panjang 70 – 80 cm dan lebar 2-3 cm.
  • 16. 13 b. Untuk pemasangan satu tanaman satu ajir dilakukan dengan cara ditancapkan berjarak 5 cm dari tanaman (pemasangan ajir lebih baik pada saat selesai tanam) dan tanaman diikat dengan tali plastik apabila sudah memungkinkan untuk diikat. c. Untuk pemasangan ajir sistem jepit dilakukan dengan memasang beberapa pasang ajir pada sisi guludan yang dihubungkan dengan tali plastik. d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 9). H. PEMUPUKAN SUSULAN DAN PEMBUMBUNAN A. Definisi : Pemupukan susulan dan pembumbunan adalah memberikan pupuk sebagai nutrisi tambahan sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman dan meninggikan guludan di lokasi pertanaman. B. Tujuan : Menambah kebutuhan hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta membentuk/meninggikan guludan supaya perakaran dan umbi kentang dapat tumbuh optimal. C. Standar Pemupukan Susulan dan Pembumbunan : 1. Pemupukan susulan harus mengacu pada empat (4) TEPAT, yaitu : a. Tepat dosis b. Tepat cara c. Tepat waktu dan d. Tepat jenis yang sesuai dengan kebutuhan unsur hara. 2. Pembumbunan dilakukan untuk menjaga agar umbi tetap tertutup tanah sehingga ruang pertumbuhan dan perkembangan umbi tidak terbatas serta untuk menghindari umbi dari infeksi hama PTM (Potato Tubber Moth)/ penggerek umbi. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Persiapan pupuk sesuai jenis, waktu dan dosis yang dibutuhkan dalam wadah b. Taburkan pupuk susulan di sekitar tanaman setelah berumur 25 – 30 HST setelah penyiangan dan dilanjutkan dengan pembumbunan I c. Pembumbunan II dilakukan pada saat tanaman berumur 35 – 40 HST d. Pembumbunan dilakukan dengan mencangkul tanah di antara guludan (parit) kemudian dinaikan ke atas guludan sebelah kiri dan kanan parit e. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan
  • 17. 14 I. PENYIANGAN DAN SANITASI A. Definisi : Penyiangan dan sanitasi adalah melakukan pemeliharaan dan membersihkan guludan dari gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman sakit. B. Tujuan : Menjaga kebersihan kebun dan kesehatan tanaman. C. Prosedur Pelaksanaan : a. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal pertanaman dari gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman sakit. b. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 25 – 30 HST dan atau saat tanaman pada umur 35 – 40 HST. c. Kumpulkan gulma atau tanaman pengganggu hasil siangan dan sanitasi di luar areal lahan. Untuk sisa tanaman sakit dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibenamkan pada tempat terpisah. d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. J. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) A. Definisi : Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan adalah tindakan untuk menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). B. Tujuan : Agar OPT terkendali tanpa merusak lingkungan dan secara ekonomi tidak merugikan. C. Standar : Sistem Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan dengan menggunakan strategi PHT a. Budidaya tanaman sehat b. Pelestarian dan pemberdayaan musuh alami c. Pengamatan rutin d. Petani sebagai ahli PHT D. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di pertanaman secara rutin. b. Lakukan pengendalian OPT bila serangan atau populasi sudah mencapai ambang kendali sesuai dengan teknik yang dianjurkan. c. Tentukan tindakan yang perlu segera dilakukan sesuai dengan jenis OPT d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.
  • 18. 15 K. PENENTUAN SAAT PANEN A. Definisi : Penentuan saat panen adalah memantau/melihat keadaan fisik tanaman untuk menentukan saat panen yang tepat. B. Tujuan : Agar diperoleh mutu dan produksi umbi yang optimal. C. Standar Penentuan Saat Panen : a. Penentuan saat panen dilakukan dengan melihat perkembangan fisik tanaman maupun dokumentasi/catatan kebun lain. b. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 100 – 120 HST dengan ciri-ciri fisik/perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan dan umbi kentang tidak mudah lecet atau terkelupas. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengamatan secara periodik terhadap perkembangan fisik tanaman. Saat panen yang tepat pada tanaman kentang ditandai dengan perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan yang bukan disebabkan oleh penyakit atau gejala lainnya. b. Melakukan pengujian tingkat ketuaan dengan cara menggesekan kulit umbi kentang dengan kentang lainnya atau dengan menggunakan ibu jari. c. Kentang biasanya mulai dipanen pada umur 100 -120 HST. d. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. L. PANEN A. Definisi : Panen adalah proses pengambilan umbi kentang yang sudah menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk dilakukan pemanenan. B. Tujuan : Untuk menggali dan mengambil umbi dari dalam tanah C. Standar Penentuan Saat Panen : a. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 90 – 120 HST dengan ciri-ciri perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuning- kuningan dan umbi kentang sudah tidak mudah lecet. b. Sebelum panen dilakukan pemangkasan/pencabutan tanaman kentang yang berada di atas permukaan tanah, panen dilakukan dengan hati-hati ter9utama saat membongkar guludan. c. Panen dilakukan pada cuaca cerah dan tidak pada saat turun atau menjelang hujan.
  • 19. 16 D. Prosedur Pelaksanaan : a. Sebelum panen, dilakukan pemangkasan/pencabutan tanaman kentang b. Pemanenan dilakukan pada cuaca yang cerah. c. Bongkar guludan dengan cara mencangkul tanah di sekitar umbi secara hati-hati, lalu mengangkatnya sehingga umbi ke luar dari dalam tanah dan diletakkan dipermukaan tanah agar terjemur matahari (dikering anginkan) d. Umbi yang terkumpul dilakukan sortasi awal kemudian dimasukkan ke dalam keranjang/ krat/ waring. e. Umbi kentang yang telah dipanen dibawa ke tempat pengumpulan hasil panen. M. PASCA PANEN 1) Sub kegiatan : Pembersihan A. Definisi : Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi. B. Tujuan : Menghilangkan kotoran dan OPT yang menempel pada umbi supaya kualitas tetap terjaga dengan baik C. Standar Pembersihan : Umbi kentang bebas dari kotoran dan OPT yang menempel pada umbi D. Prosedur Pelaksanaan : a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai sarana pembersih umbi. b. Letakkan umbi yang sudah dibersihkan pada terpal/keranjang yang telah dipersiapkan untuk dikering anginkan (hindari sinar matahari langsung) c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 15). 2) Sub kegiatan : Sortasi dan Grading A. Definisi : Proses pemilihan dan pemisahan umbi berdasarkan kualitas dan ukuran. B. Tujuan : Memisahkan umbi yang baik dengan yang tidak baik, untuk memperoleh umbi yang seragam dalam kualitas dan ukuran.
  • 20. 17 C. Standar Sortasi dan Grading a. Berdasarkan ukuran umbi kelas AL (lebih dari 200 gr/umbi), A (120 – 200 gr/umbi), B (80 – 119 gr/umbi) dan C/DN (50-79 gr/umbi) b. Dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman D. Prosedur Pelaksanaan : a. Persiapkan sejumlah keranjang/ wadah terpisah untuk masing-masing kelas umbi. b. Pilih umbi yang sudah dibersihkan dan letakkan di tempat yang terpisah antara umbi baik dengan yang jelek berdasarkan : 1. Ada tidaknya cacat pada umbi. 2. Normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi. 3. Ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada umbi. c. Grading (Pengkelasan) umbi dilakukan berdasarkan ukuran umbi. kelas AL (lebih dari 200 gr/umbi), A (120 – 200 gr/umbi), B (80 – 119 gr/umbi) dan C/DN (50-79 gr/umbi). 3) Sub Kegiatan : Penyimpanan A.Definisi : Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen sebelum dipasarkan. B. Tujuan : Untuk menunggu saat pemasaran yang tepat. C. Standar Penyimpanan : Penyimpanan di gudang, ventilasi harus memadai agar sirkulasi udara lancar dan kelembaban sekitar 65 – 70%, sinar matahari cukup dan tempat penyimpanan harus bersih. D.Prosedur Pelaksanaan : a. Persiapkan kotak kayu/krat/keranjang/waring digunakan sebagai wadah umbi kentang yang akan disimpan dalam gudang. b. Masukkan wadah berisi umbi kentang ke dalam ruang penyimpanan dan disusun secara rapi. 4) Sub Kegiatan : Pengemasan A.Definisi : Proses mengemas umbi kentang yang dilakukan dengan mengunakan bahan pengemas sesuai tujuan pasar. B. Tujuan : Untuk memudahkan distribusi dan melindungi umbi dari kerusakan mekanis maupun kerusakan fisiologis serta memperbaiki penampilan. C. Prosedur Pelaksanaan : a. Persiapkan peralatan yang akan digunakan.
  • 21. 18 b. Pastikan bahwa karung jaring plastik/waring dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa bahan kimia dan kotoran lainnya. c. Pengemasan dilakukan dengan dua (2) alternatif yaitu : 1. Apabila langsung dijual ke pasar bisa menggunakn waring dengan kapasitas ±50 - 70 kg. 2. Untuk pasar khusus, kapasitas dan jenis kemasan disesuaikan dengan permintaan pasar. N. DISTRIBUSI A. Definisi : Definisi : Proses memindahkan umbi kentang dari produsen ke pasar. B. Tujuan : Untuk mendistribusikan umbi kentang sampai ke pasar dengan aman. C. Standar Pendistribusian : Dalam pendistribusian harus diketahui tujuan, waktu dan tanggal pengiriman. Alat transportasi yang digunakan dalam pendistribusian harus layak dan aman. D. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak dikirim. b. Lakukan penimbangan umbi kentang yang akan didistribusikan. c. Siapkan alat transportasi yang memadai. d. Pindahkan umbi kentang yang telah ditimbang ke alat transportasi secara hati-hati.
  • 22. 19 BAB IV BUDIDAYA TANAMAN KENTANG YANG DILAKUKAN PETANI Seperti halnya berbudidaya jenis tanaman pangan lainnya, ada beberapa tahapan teknik budidaya kentang yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah tahap budidaya kentang menurut Suryana (2013): A. Persiapan Lahan Kentang merupakan jenis tanaman yang membutuhkan lahan subur, gembur dan berhumus. Hal ini penting untuk diingat agar hasil panen kentang nantinya bisa optimal. Untuk itu persiapan lahan untuk kentang agak berbeda dengan jenis tanaman lainnya. Letak perbedaannya ada pada dua hal : 1. Pembajakan dilakukan sebanyak dua kali untuk menciptakan tanah yang kaya humus dan gembur. Perlakuan membajak diimbangi dengan mencangkul agar tanah benar-benar sesuai dengan harapan. Membajak dan mencangkul kembali dilakukan setelah proses pembajakan dan pencangkulan pertama selesai dilakukan beberapa hari. 2. Tanah yang akan ditanami kentang perlu ditambah ketinggiannya. Hal ini bukanlah tanpa alasan, karena meninggikan lahan ini bertujuan agar tanah kaya akan udara. Selain itu proses peninggian ini tidak sulit dilakukan karena dapat dilakukan sambil membajak dan mencangkul. B. Pembibitan Kentang Proses pembibitan kentang dapat dilakukan sendiri yakni dengan menyimpan kentang hingga bertunas di gudang selama 4 bulan. Ciri fisik bibit kentang yang berkualitas dan sehat adalah seukuran telur bebek atau telur ayam dengan berat bibit seberat 30-80 gram. Untuk tunasnya, tunas yang baik untuk ditanam adalah tunas yang berukuran 2-3 cm dan berjumlah 3-5 tunas tiap bibit kentang. C. Penanaman Kentang Penanaman kentang idealnya dilakukan kira-kira satu minggu setelah lahan disiapkan. Berikut panduan penanaman yang biasa dilakukan petani: 1. Kubur bibit kentang sedalam kurang lebih 8 cm. Jangan sampai terkubur terlalu dalam. 2. Pilih tunas bibit yang paling baik dan letakkan tunas tersebut menjulang ke atas permukaan tanah, sehingga yang terlihat dari permukaan tanah adalah tunasnya saja. 3. Semprotkan pestisida ke tunas dengan dosis 500 L/Ha agar tanaman kentang tidak terserang hama pada awal masa pertumbuhannya.
  • 23. 20 D. Pemupukan dan Penyiangan Tahapan pemupukan kentang dilakukan selama 20 hari sekali untuk menghasilkan panen kentang yang optimal. Pemberian pupuk NPK dilakukan saat umbi mulai tumbuh yakni sekitar 30 hari setelah penanaman. Kemudian pada fase 40 hari setelah tanam kentang dipupuk dengan HP tinggi. Kemudian pada fase 60 hari setelah tanam kembali dengan pupuk ber-PK tinggi dan pada hari ke 90 kentang diberikan pupuk dengan HP tinggi. Selain memupuk, penyiangan juga sangat dibutuhkan. Gulma dan berbagai hama harus disingkirkan dari tanaman kentang agar dapat tumbuh maksimal. Selain itu, upayakan agar umbi terus berada didalam tanah dan tidak terkena sinar matahari agar kentang tidak beracun. E. Pemanenan Pemanenan dilakukan saat tanaman kentang bagian atas telah mengering, yaitu sekitar 85 hari setelah tanam.
  • 24. 21 BAB V PERBANDINGAN ANTARA SOP KENTANG MENURUT KEMENTRIAN DENGAN PETANI Berdasarkan penjelasan Bab III dan BAB IV ,maka dapat diperolehan perbedaan sebagai berikut : Perbedaan SOP Kentang Dinas Pertanian SOP Kentang Menurut Suryana (Petani) Pemilihan lokasi Kemiringan tempat <30º Tidak memerhatikan kemiringan lahan Tidak memerhatikan pH tanah Penentuan waktu tanam Sama Sama Penyiapan lahan 1. Pembersihan lahan 2. Pengolahn tanah, pembuatan parit dan garitan 3. Penetapam jarak tanam 4. 1. Gulma dari rerumputan dikumpulkan dan dijadikan sebagai pupuk organic 2. Setelah tanah diolah dibiarkan 10-20 hari 3. Jarak tanam ditentukan oleh kemiringan lahan tanah menyimpan air. 1. Gulma hanya dibersihkan 2. Setelah diolah tanah tidak dibiarkan selama 10-20 hari, 3. Jarak tanam tidak ditentukan oleh kemiringan lahan mapun menyimpan air, hanya dikira- kira Penyiapa benih Benih yang digunakan harus yang bersertifikasi Menggunakan hasil panen sebelumnya yang diseleksi. Pemupukan Pemberian pupuk dasar maupun susulan dilakukan sesuai aturan yang tepat baik tepat waktu,dosis,cara maupun jenis kebutuhan unsur hara. Pemberian pupuk 20 hari sekali tanpa memperhatikan ketepatan.
  • 25. 22 Pengairan Sama Sama Pemasangan Ajir Sama Sama Pemupukan Susulan dan Pembumbunan Sama Sama Penyiangan dan Sanitasi Tanaman yang sakit dihilangkan Tanaman yang sakit tetap dibiarkan tetapi diobati Pengendalian OPT Sistem PHT dengan melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di pertanaman secara rutin. Dengan cara yang masih tradisional. Penentuan saat Panen Sama Sama Panen Dipanen saat umur 90- 120 hari, dengan ciri fisik perubahan warna daun dari hijau menjadi kekuningan, dan umbi kentang sudah tidak mudah lecet Dipanen saat umur 85 hari saat kentang mulai muncul dan mengering Pasca Panen 1. Pembersihan 2. Sortasi dan grading 3. Penyimpanan 4. Pengemasan 1. Pembersihan kentang setelah pasca panen 2. Sama 3. Disimpan di gudang dan berventilasi 4. Menggunakan waring yang bersih dan tidak tersisa bahan kimia maupun kotorannya. 1. Tidak ada pembersihan kentang dari tanah 2. Sama 3. Terkadang tidak berventilasi dan kurang dijaga kebersihannya 4. Menggunakan wadah seadanya yang dimiliki petani,yang sesuai dengan kapasitas
  • 26. 23 tampung dari kentang. Distribusi Memperhatikan waktu dan tanggal pengiriman, dengan alat transportasi yang layak dan aman Tidak memperhatikan waktu dan tanggal pengiriman, biasanya transportasi yang digunakan seringkali tidak memperhatikan keamanan. Berdasarkan SOP tabel perbedaan SOP budidaya kentang antara Dinas Pertanian dengan petani menunjukan perbedaan yang signifikan. Dengan adanya SOP dapat membantu meminimalisir terjadinya kegagalan ketika melakukan proses budidaya dalam bidang pertanian,terutama SOP dari Mentan karena SOP ini sesuai dengan pengertiaanya yaitu yang sudah dipaparkan diatas biasanya sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasi dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit.Sehingga biasanya daerah yang menggunakan SOP pemeritah pusat maupun daerah produksinya lebih maksimal dibandingkan dengan prosedur budidaya dari petani. Sesuai dengan Kementrian Pertanian RI (2015) , Mengingat pengembangan agribisnis kentang yang akhir-akhir ini meningkat cukup pesat, maka perlu dilakukan upaya pembinaan secara intensif sehingga seluruh sentra produksi yang ada di kawasan sentra dapat ditingkatkan produksi dan mutunya guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Untuk itu, petani kentang perlu melakukan produksi kentang sesuai dengan norma budidaya yang baik dan benar sesuai dengan panduan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sehingga dengan adanya SOP maka target yang akan dicapai.Salah satu tujuan penerapan SOP Budidaya Kentang di lahan petani yaitu tercapainya produktivitas yang lebih besar dari 20 ton/ha (tahun 2013 produktivitas rata-rata sebesar 16,02 ton/ha dan tahun 2014 meningkat menjadi 17,30 ton/ha).
  • 27. 24 BAB VI PENUTUP Kentang merupakan tanaman sayuran jenis umbi yang digemari masyarakat. Akan tetapi semaik bertambahnya kebutuhan akan kentang produksinya tidak begitu cepat mengalami pertumbuhan. Sehingga untuk meningkatkan produksi perlu dilakukan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrati dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit pra maupun pasca panen. Dengan adanya perbedaan SOP dari Dinas maupun petani seperti yang sudah dipaparkan di bab V dapat disimpulkan bahwa SOP dari Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara merupakan upaya yang sangat bagus untuk meminimalisir dan meningkatkan produksi kentang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Oleh karena itu, para petani diharapkan mengikuti standar operanal prosedur dari pemerintah yang diharapkan untuk lebih meningkatkan produktivitas dari tanaman kentang.
  • 28. 25 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Standar Operasional Prosedur (Sop) Budidaya Kentang. Dinas Pertanian Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Anonym. 2014. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/ diunduh pada tanggal 10 Maret 2017 Anonim. 2014. Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.pertanian.go.id/ diunduh pada tanggal 10 Maret 2017 Demango, J. 2015. Perkembangan Sayuran Kentang Lokal dan Dunia. http://Perkembangan-sayuran-kentang-lokal-dan-dunia diunduh pada tanggal 6 Maret 2017. Hartatik, Indah Puji.2014. Buku Pintar Membuat S.O.P (Standard Operating Procedure), Flashbooks. Jogjakarta. Suryana, D. 2013. Menanam Kentang. https://books.google.co.id/books?id=ReFzUjOtgSAC&printsec=frontcov er&dq=menanam+kentang&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q= menanam%20kentang&f=false diunduh pada tanggal 06 Maret 2017. Zulkarnanin. 2013. Budidaya Sayur Tropis. PT Bumi Aksara. Jakarta.