1. LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA
ACARA III PENGENDALIAN SECARA KIMIAWI
Oleh:
Nama
NIM
Asisten
: Inayatul Fitria Dewi
:1510401057
: Eka Nuryani
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki pertumbuhannya oleh
petani. Tanaman ini akan dirasa sangat merugikan jika sudah tumbuh di areal
lapang produksi sehingga keberadaanya harus dihilangkan. Sebuah usaha untuk
menghilangkan gulma disebut dengan pengendalian gulma. Sebuah pengendalian
dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pada hakikatnya mayarakat petani telah dimanjakan dengan keberadaan
pestisida yang menjadi solusi tercepat untuk mengendalikan keberadaan
pestisida. karena efek negative pestisida akan mengakibatkan kerugian sehingga
dalam penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijak, legal dan tepat.
Pestisida ini memiliki cara kerja yang berbeda-beda sehingga sebagai seorang
petani harus paham mengenai sifat kerja dari pestisida, diantarana pestisida
sistemik dan pestisida non sistemik.
Dengan adanya penggunaan jenis pestisida yang berbeda tentunya akan
memberikan efek yang berbeda pula pada periode kematian gulma. Untuk itu
dilakukanlah percobaan ini dengan harapan dapat mengetahui pengaruh herbisida
yang diaplikasikan ke gulma dalam mekanisme kerjanya sebagai pestisida.
1.2 Tujuan
Dapat mengetahui pengaruh herbisida terhadap pertumbuhan gulma dan
mekanisme herbisida dalam mematikan gulma
1.3 Manfaat
Setelah dilakukannya percobaan ini maka sebagai pelaku dalam bidang
pertanian diharapkan mampu menentukan pengendalian yang secara tepat dan
efesien untuk menekan pertumbuhan dari gulma
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma sering ditempatkan dalam kompetisi atau campur tangannya terhadap
aktivitas manusia atau pertanian. Bagi pertanian, gulma tidak dikehendaki karena:
a. menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air,
sinar matahari dan ruang hidup
b. mengeluarkan senyawa allelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman
c. menjadi inang hama dan penyakit tanaman
d. mengganggu tata guna air
e. meningkatkan atau menambah biaya untuk usaha pengendalian.
Mengingat keberadaan gulma menimbulkan akibat-akibat yang merugikan
maka dilakukan usaha-usaha pengendalian secara teratur dan terencana. Pengendalian
gulma bukan lagi merupakan usaha sambilan, tapi merupakan usaha tersendiri yang
memerlukan langkah efisien, rasional berdasarkan pertimbangan ilmiah yang teruji
(Sukman dan Yakub, 2002)
Menurut Sukman dan yakub (2002), terdapat beberapa metode/cara
pengendalian gulma yang dapat dipraktikkan di lapangan, metode-metode tersebut
diantaranya adalah:
1. Pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan/ perundangan,
karantina, sanitasi dan peniadaan sumber invasi).
2. Pengendalian secara mekanis/fisik (pengerjaan tanah, penyiangan,
pencabutan, pembabatan, penggenangan dan pembakaran).
3. Pengendalian secara kultur-teknis (penggunaan jenis unggul terhadap gulma,
pemilihan saat tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam/heavy seeding,
tanaman sela, rotasi tanaman dan penggunaan mulsa).
4. Pengendalian secara hayati (pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami
dan pengelolaan musuh alami yang ada di suatu daerah).
5. Pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan berbagai formulasi, surfaktan,
alat aplikasi dsb).
4. 6. Pengendalian dengan upaya memanfaatkannya untuk berbagai keperluan
seperti sayur, bumbu, bahan obat, penyegar, bahan/karton, biogas, pupuk,
bahan kerajinan dan makanan ternak.
Pengendalian Gulma Secara Kimia Pengendalian secara kimiawi adalah
mengenakan bahan-bahan kimia baik berupa cairan maupun padatan kepada bagian-
bagian tanaman, bahan-bahan kimia atau obat-obatan tersebut disemprotkan dengan
merang sebagai alat tradisional atau dengan alat penyemprot (sprayer) dan alat
pedebu (duster) (Hermawan dkk, 2010).
Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan. Herbisida bersifat racun pada
gulma atau tumbuhan pengganggu juga terhadap tanaman. Pemberantasan gulma
terjadi karena herbisida mengubah pengaruh bahan kimia di dalam jaringan gulma,
yang dapat mematikan jaringan itu atau merusak suatu sistem fsiologis yang
dibutuhkan untuk hidup atau pertumbuhan. Bila pernafasan, fotosintesis, pembelahan
sel, dan pemanjangan sel terganggu gulma akan menghabiskan cadangan energi.
Tanpa fotosintesis gulma tidak akan mampu menyaingi tanaman dalam hal
memperebutkan larutan hara (Riadi, 2011).
5. BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat percobaan
Praktikum Pengendalian secara Kimia ini dilaksanakan di lahan sawah
kampus Bandongan bertepatan pada tanggal 24 November 2017.
3.2 Alat dan bahan yang digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi,
handspayer, ember, pestisida gramoxone, pestisida Roundup, air, meteran, patok
dan tali raffia.
3.4 Langkah Kerja
1 Mentukan lahan yang banyak ditumbuhi gulma
2 Membuat petakan ukuran 1 m x 1 m dengan menggunakan tali raffia dengan 3
kali ulangan
3 Pada petakan dibagi menjadi 2 bagian, sebagian untuk penyemprotan
Roundup dan sebagian yang lain untuk penyemprotan Gramoxone
4 Menyiapkan herbisida kontak dan sistemik
5 Membuatlah formulasi masing-masing herbisida sesuai petunjuk pada botol
herbisida
6 Memprotkan herbisida secara merata pada gulma dalam petakan yang telah
ditentukan
7 Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada gulma selama 4 hari atau
sampai gulma kelihatan mati.
6. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
1: Gramoxone
2: Roundup
1: Gramoxone
2: Roundup
1: Gramoxone
2: Roundup
7. 4.2 Pembahasan
Pengendalian gulma merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan dari suatu
gulma agar tidak merugikan secara ekonomi dalam budidaya tanaman pertanian.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara penggunakaan pestisida yang telah
beredar dilingkungan masyarakat. Masyarakat sangat familiar sekali dengan adanya
penggunaan pestisida untuk mengendalikan berbagai gulma. Untuk itu petani harus
selektif dalam memilih pestisida yang tepat yang dapat digunakan untuk
mengendalikan gulma. Pestisida yang digunakan merupakan herbisida yang khusus
digunakan untuk memberantas gulma.
Herbisida roundup merupakan herbisida yang memiliki bahan aktif glifosat
yang memiliki sifat flammabilitas tidak Judah terbakar dan explosivitas tidak mudah
meledak. Herbisida ini biasanya digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun
sempit, berdaun lebar dan jenis teki-tekian. Roundup merupakan herbisida yang
bersifat sistemik yang dapat diserap dan ditranslokasikan ke jaringan gulma sehingga
akan lebih lama memberantas gulma. Sedangkan herbisida gramoxone merupakan
herbisida yang memiliki bahan aktif paraquat herbisida paraquat termasuk dalam
herbisida kontak non selektif dimana molekul herbisida setelah mengalami penetrasi
ke dalam daun dan bagina lain yang hijau bila terkena cahaya matahari akan bereaksi
membentuk H2O2 yang dapat merusak membrane sel dan seluruh organ tanaman
sehingga tampak gejala terbakar.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
herbisida roundup akan lebih lama memberikan rekasi kepada gulma dibandingkan
dengan pestisida gramoxone. Karena pada herbisida roundup dia bersifat sitemik,
dimana ketika dalam pengaplikasiaannya herbisida ini harus tertranslokasikan seluruh
bagian gulma baru nantinya gulma akan mati. Pada penggunaan herbisida ini maka
seluruh bagian tanaman akan mati hingga perakarannya karena merupakan herbisida
yang memberantas secara sistemik. Sedangkan pada herbisida gramoxone
memberikan pengaruh yang sangat cepat karena pestisida ini berifat kontak dan
dengan bantuan sinar matahari maka senyawa kimia pada herbisida akan mudah
bereaksi membentuk hydrogen peroksida yang nantinya akan terbentuk gejala
8. terbakar. Gejala ini hanya terbentuk pada bagian gulma yang terkena pestisida saja
sedangkan pada gulma yang tidak terkena gulma akan tetap baik-baik saja. Namun
kelemahan dari herbisida ini todak dapat memberantas jaringan gulma secara
keseluruhan sehingga kemungkinan dikemudian hari tanaman dapat hidup kembali.
9. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengendalian gulma merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan gulma
2. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimia menggunakan herbisida
roundup dan gramoxone
3. Herbisida roundup berbahan aktif glifosat memiliki sifat sistemik dan daya
berantas lebih lama namun dapat mematikan jaringan pada tubuh gulmanya
4. Herbisida gramoxone memiliki bahan aktif paraquat dengan sifat kontak non
seletif dimana ketika bereaksi dengan sinar matahari akan menimbulkan
gejala terbakar sehingga lebih cepat daya berantasnya namun tidak mematikan
jaringan tanaman secara keseluaruhan.
10. DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, W., W. Djulkarnain, A. Pasaribu, Tuharto. 1995. Efikasi beberapa
campuran antara herbisida glifosat 18% dengan herbisida selektif lainnya
terhadap pengendalian gulma pada padi sawah tanpa olah tanah. Prosiding
seminar nasional V Budidaya Pertanian Tanpa Olah Tanah. Bandar
Lampung, 8-9 Mei 1995.
Riadi. 2011. Herbisida dan Aplikasinya. Universitas Hasanudin. Makasar
Sukman, Hj. Y, and Yakub. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raya
Grafindo Persada. Jakarta.