SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DAN BIBIT
ACARA 4
PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH
DAN PEMUNCULAN BENIH
Disusun Oleh :
Nama : Inayatul Fitria Dewi
NPM : 1510401057
Kelompok : B3
Asisten : Siti Hadiyanti A.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
ACARA 4
PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH
DAN PEMUNCULAN BENIH
I. TUJUAN
1. Mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah dan muncul ke permukaan
tanah pada benih yang berada besarnya atau ukurannya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim
tanam (pemakaian). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk
dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih. Mutu dan kualitas
benih sangat ditentukan oleh kondisi tanaman pada waktu dilapangan, saat panen
serta saat proses setelah panen. Selain itu mutu benih sering juga dinilai berdasarkan
mutu genetik dan ciri - ciri fisiologis yang dibawa oleh benih (Salomao, 2002).
Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan yang dimulai dari
benih sampai menjadi kecambah. Kamil (1980) menyatakan bahwa secara visual dan
morfologi suatu benih yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya akar
atau daun yang menonjol keluar dari benih. Byrd (1983), mendefinisikan
perkecambahan sebagai mekar dan berkembangnya stukturstruktur penting dari
embrio benih yang menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan tanaman
normal pada keadaan yang menguntungkan.
Di saat faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu mengkin menekan pen
garuh terbesar dari perkecambahan benih, kemunculan dan penampilan awal persema
ian, faktor seperti besr benih, berat, dan berat jenis juga sangat penting. Banyak penel
itian mengindikasikan bahwa semakin besar suatu benih, semakin bagus perkecamba
hannya dan semakin tinggi angka pertumbuhannya (Crocker dan Barton, 1957).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran biji berpengaruh
terhadap daya simpan. Untuk beberapa spesies, biji-biji yang lebih kecil dalam suatu
lot benih pada kultivar yang sama mempunyai masa hidup yang lebih pendek. Ukuran
biji biasa dikaitkan dengan kandungan cadangan makanan dan ukuran embrio (Arief
et al., 2004).
Benih dengan ukuran yang lebih kecil memberi hasil biji yang lebih rendah
10– 45%. Biji yang lebih besar menghasilkan luas kotiledon dua kali lipat dan potensi
fotosintetiknya lebih tinggi dibandingkan dengan biji kecil. Laju pertumbuhan
kecambah jagung meningkat dengan semakin besarnya ukuran biji dan benih yang
berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih. Biji
yang berbentuk bulat besar biasanya terdapat di dasar tongkol dan bulat kecil pada
ujung tongkol. Sekitar 75% dari biji di antara kedua tipe tersebut di atas berbentuk
pipih. Biji yang berbentuk pipih ini berbeda-beda ukurannya dari kecil sampai besar
(Gusta et al.,2003).
Benih tanaman dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki cadangan
makanan yang lebih banyak daripada benih dengan ukuran yang lebih kecil sehingga
kemampuan berkecambah juga akan lebih tinggi karena cadangan makanan yang
dirubah menjadi energi juga semakin banyak. Walaupun benih berasal dari varietas
yang sama, ukuran yang lebih besar akan mampu tumbuh relatif cepat dibandingkan
dengan ukuran benih yang lebih kecil (Thomson, 1979).
Kandungan cadangan makanan akan mempengaruhi berat suatu benih. Hal ini
tentu akan mempengaruhi besar produksi dan kecepatan tumbuh benih, karena benih
yang berat dengan kandungan cadangan makanan yang banyak akan menghasilkan
energi yang lebih besar saat mengalami proses perkecambahan. Hal ini akan
mempengaruhi besarnya kecambah yang keluar dan berat tanaman saat panen.
Kecepatan tumbuh kecambah juga akan meningkat dengan meningkatnya besar benih
(Sadjad et. al.,1974).
Di dalam jaringan penyimpanannya benih memiliki karbohidrat, protein,
lemak dan mineral. Dimana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan
energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran
besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan
benih berukuran kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran benih
menunjukkan korelasi positif terhadap kandungan protein pada benih sorgum
(Sorghum vulgare), makin besar/berat ukuran benih maka kandungan proteinnya
makin meningkat pula (Sutopo, 2002).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 05 Desember 2018 bertempat di
Laboratorium Fakultas Pertanian P.02.02 Universitas Tidar. Adapun alat dan bahan
yang digunakan diantaranya, benih padi, benih jagung, benih kedelai, petridish steril,
plat kaca, pinset, polybag cetok dan tanah.
Adapun langkah kerja untuk perkecambahan benih dilakukan dengan
mengecambahkan benih besar maupun kecil yang telah dipilih untuk dikecambahkan
di petridish. Benih ditata rapi sedemikian rupa untuk mempermudah dalam mengukur
panjang kecambah. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu dengan tetap menjaga
kelembaban pada benih. Sedangkan untuk penanaman di polibeg dengan cara
menanam di media tanah kemudian menanam benih yang telah ditandai. Pengamatan
dilakukan selama 2 minggu untuk mengukur tinggi tanamannya. Media selalau dijaga
kelembabannya agar tetap cocok untuk pertumbuhan benih.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan perkecambahan benih
No Benih
Kemunculan Benih Kec Berkecambah
(100%)Umur 7 Hari
1 Padi Besar 10.0 100.00
2 Kedelai Besar 10.0 100.00
3 Jagung Besar 10.0 100.00
4 Padi Kecil 10.0 100.00
5 Jagung 10.0 100.00
6 Kedelai Kecil 8.0 80.00
Benih merupakan komponen terpenting sebagai salah satu bahan tanam. Di
dalam benih terdapat komponen terpenting yaitu embri dan cadanga makanan. Hal ini
dapat dilihat dari ukuran benih itu sendiri. Semakin besar bentuk dari suatu benih
maka semakin besar pula cadangan makanan yang dimilikinya. Begitupun sebaliknya
semakin kecil suatu benih maka semakin kecil pula cadangan makanan yang
dimilikinya. Dengan cadangan makanan yang besar maka dimungkinkan kemampuan
benih untuk berkecambah akan semakin tinggi dikarenakan benih tersebut dapat
merombak cadangan makanannya sehingga dapat melakukan perkecambahan dengan
lebih cepat dibandingkan dengan cadangan makanan yang kecil.
Dari hasil pengamatan perkecambahan di atas maka dapat dilihat bahwa
kemampuan benih besar memiliki kemunculan benih sangat tinggi sejajar dengan
kecepatan berkecambahnya. Pada beih padi, jagung dan kedelai mengalami
perkecambahan 100 %. Hal ini memungkinkan bahwa cadangan makanan dapat
dirombak dan digunanakan dengan baik untuk pertumbuhan kecambahnya.
Sedangkan pada benih kecil, benih padi dan jagung juga mengalami perkecambahan
100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan benih yang kecil pun dapat melakukan
perkecambaha dengan baik. Artinya cadangan makanan yang ada dalam biji
mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya untuk bias melakukan perkecambahan.
Namun pada benih kedelai, kamunculan perkecambahannya hanya 8 sehingga
kecepatan perkecambahannya hanya 80%. Ketidak munculnya perkecambahan ini
dikarenakan pada benih kedelai terserang oleh jamur sehingg akan terhambat
metabolism dalam merombak cadangan makanan sebagi energi. Maka benih pada
kedelai tidak mampu berkecambah hingga 100%.
B. Hasil pengamatan tinggi bibit di polibeg
No Benih Tinggi Bibit (cm)
Kemunculan benih
(100%)
1 Jagung Kecil 26.26 93%
2 Kedelai Kecil 8.83 27%
3 Padi Kecil 14.90 93%
4 Jagung Besar 30.47 100%
5 Kedelai Besar 5.45 20%
6 Padi Besar 16.53 87%
Perkecambahan benih pada area pembibitan akan mengahasilkan bibit dengan
komponen utama daun akar dan batang. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
kemunculan benih besar dari jagung dan padi lebih tinggi. Dengan cadangan
makanan yang lebih banyak maka perkecambahan akan cepat tumbuh untuk
memunculkan daun, batang dan akarnya sehingga kemunculan benih pada padi dan
jagung untuk membentuk bibit lebih besar disbanding dengan kedelai. Dari percobaan
di atas dapat dilihat bahwa jagung memiliki tinggi bibit 30.47 cm, dan padi 16.53 cm.
sedangkan pada kedelai memiliki kemunculan bibit yang lebih rendah dengan yang
lainnya hal ini dimungkinkan karena benih terkena jamur sebelum mampu tumbuh
secara normal. Dari rata-rata pertumbuhan bibit yang tumbuh memiliki tinggi 5.45
cm.
Pada benih dengan ukuran yang lebih kecil yaitu benih padi jagung, padi dan
kedelai memiliki kemunculan bibit yang lebih rendah dibandingkan dengan bibit
besar lainnya. Dengan kemunculan yang lebih sedikit maka benih yang tumbuh pun
juga lebih rendah hal ini dikarenakan ukuran benih yang terlalu kecil sehingga hanya
memilki cadangan makanan yang lebih sedikit dibandingkan dengan benih besar.
Dengan cadangan makanan yang lebih sedikit maka makanan yang dibutuhkan oleh
embrio juga sedikit sehingga pembentukan metabolismenya pun juga sedikit
dibandingkan dengan benih yang memiliki ukuran yang lebih besar.
V. KESIMPULAN
1. Semakin besar ukuran dari suatu benih maka semakin banyak pula cadangan
makanan yang dimilikinya begitun sebaliknya
2. Pada benih padi, jagung dan kedelai besar memiliki kemunculan benih dalam
persemaian 100% dengan daya tumbuh yang tinggi.
3. Pada benih ukuran kecil padi, jagung dan kedelai, juga memiliki rata-rata daya
tumbuh yang tinggi namun pada kedelai hanya 80% dikarenakan adanya
jamur yang menyerang pada benih kedelai
4. Pada pembibitan jagung, kemunculan tertinggi dan tinggi bibit tertinggi
terdapat pada jagung dengan ukurang yang lebih besar
5. Pada padi tinggi bibit yang tinggi pada ukuran padi yang kecil 93%
dibandinkan dengan padi ukuran besa
6. Ada pembibitan kedelai mengalami pembusukan dan terkena jamur pada
pembibitan kecil maupun ukuran besar.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, R., E. Syam’un, dan S. Saenong. 2004. Evaluasi Mutu Fisik dan Fisiologis
Benih Jagung cv Lamuru Dari Ukran Biji dan Umur yang Berbeda. Jurnal
Sains dan Teknologi 4 (2): 54-64.
Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih. Pembimbing Masa. Bandung.
Crocker, W. and L.V. Barton. 1957. Physiology of Seeds. Chronica Botanica Co., Wa
ltham.
Gusta, L. V., E. N. Johnson, N. T. Nesbit, K. J. Kirkland. 2003. Effect of Seeding
Date on Canola Seed Vigor. Can. J. Plant Sci. 45 : 32-39.
Kamil J. 1980. Teknologi Benih I. Universitas Andalas. Angkasa Raya. Padang. 224
hal.
Sadjad, S., M. Poernomohadi, Z. Jusup, dan Z. A. Pian. 1974. Penuntun Praktikum
Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Salomao, A. N. 2002. Tropical Seeds Species Responces to Liquid Nitrogen
Exposure. Braz J. Plant Physiol. 14 : 133-138.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Thomson, J. R. 1979. Seed Quality, Seed Multiplication Systems, Agronomy of Seed
Production and Seed Storage. Dalam Seed Technology for Genebank
LBPGR. Rome.
Lampiran
1. Kemunculan dan kecepatan berkecambah bak persemaian
No Benih
Kemunculan Benih
Kec Berkecambah (100%)
Umur 7 Hari
1 Padi Besar 10.0 100.00
2 Kedelai Besar 10.0 100.00
3 Jagung Besar 10.0 100.00
4 Padi Kecil 10.0 100.00
5 Kedelai Kecil 8.0 80.00
6 Jagung Kecil 10.0 100.00
2. Tinggi bibit ukuran besar
Perlakuan Biji Besar
Ulangan
1 2 3
Jagung 31 31.14 29.28
Kedelai 0 11.34 5
Padi 10.6 19.2 19.8
3. Tinggi bibit ukuran kecil
Perlakuan Biji Kecil
Ulangan
1 2 3
Jagung 29.36 28.2 21.22
Kedelai 0 5.6 20.88
Padi 12.7 18.4 13.6
4. Prosentase kemunculan bibit ukuran besar
Perlakuan Biji Besar
Ulangan
1 2 3
Jagung 100% 100% 100%
Kedelai 0% 40% 20%
Padi 60% 100% 100%
5. Prosentase kemunculan bibit ukuran kecil
Perlakuan Biji Kecil
Ulangan
1 2 3
Jagung 100% 100% 80%
Kedelai 0% 20% 60%
Padi 80% 100% 100%
Laporan praktikum besar benih

More Related Content

What's hot

contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
Riva Anggraeni
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
fahmiganteng
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
fahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
fahmiganteng
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
AGROTEKNOLOGI
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanKultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
 

Similar to Laporan praktikum besar benih

pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxpptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
RafaSiMayorCacad
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
fahmiganteng
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Laporan praktikum besar benih (20)

Tugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentationTugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentation
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
 
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
 
Acara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekbenAcara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekben
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
 
001-PerbanyakanTanaman-Pendahuluan-bbs (1).pptx
001-PerbanyakanTanaman-Pendahuluan-bbs (1).pptx001-PerbanyakanTanaman-Pendahuluan-bbs (1).pptx
001-PerbanyakanTanaman-Pendahuluan-bbs (1).pptx
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
mikropropagasi
mikropropagasimikropropagasi
mikropropagasi
 
Penelitian tanaman
Penelitian tanamanPenelitian tanaman
Penelitian tanaman
 
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxpptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Aspen ryus, Sp
Aspen ryus, SpAspen ryus, Sp
Aspen ryus, Sp
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Tugas diskusi biology
Tugas diskusi biologyTugas diskusi biology
Tugas diskusi biology
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
 
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKarya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
 
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIPENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
 
Modul media pembelajaran di sd perkembangbiakan tumbuhan
Modul media pembelajaran di sd perkembangbiakan tumbuhanModul media pembelajaran di sd perkembangbiakan tumbuhan
Modul media pembelajaran di sd perkembangbiakan tumbuhan
 
DETERIORASI BENIH 2020.pptx
DETERIORASI  BENIH 2020.pptxDETERIORASI  BENIH 2020.pptx
DETERIORASI BENIH 2020.pptx
 

More from Tidar University

More from Tidar University (20)

Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 

Recently uploaded

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Laporan praktikum besar benih

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DAN BIBIT ACARA 4 PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH DAN PEMUNCULAN BENIH Disusun Oleh : Nama : Inayatul Fitria Dewi NPM : 1510401057 Kelompok : B3 Asisten : Siti Hadiyanti A. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
  • 2. ACARA 4 PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH DAN PEMUNCULAN BENIH I. TUJUAN 1. Mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah dan muncul ke permukaan tanah pada benih yang berada besarnya atau ukurannya II. TINJAUAN PUSTAKA Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam (pemakaian). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih. Mutu dan kualitas benih sangat ditentukan oleh kondisi tanaman pada waktu dilapangan, saat panen serta saat proses setelah panen. Selain itu mutu benih sering juga dinilai berdasarkan mutu genetik dan ciri - ciri fisiologis yang dibawa oleh benih (Salomao, 2002). Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan yang dimulai dari benih sampai menjadi kecambah. Kamil (1980) menyatakan bahwa secara visual dan morfologi suatu benih yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari benih. Byrd (1983), mendefinisikan perkecambahan sebagai mekar dan berkembangnya stukturstruktur penting dari embrio benih yang menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan tanaman normal pada keadaan yang menguntungkan. Di saat faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu mengkin menekan pen garuh terbesar dari perkecambahan benih, kemunculan dan penampilan awal persema ian, faktor seperti besr benih, berat, dan berat jenis juga sangat penting. Banyak penel itian mengindikasikan bahwa semakin besar suatu benih, semakin bagus perkecamba hannya dan semakin tinggi angka pertumbuhannya (Crocker dan Barton, 1957).
  • 3. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran biji berpengaruh terhadap daya simpan. Untuk beberapa spesies, biji-biji yang lebih kecil dalam suatu lot benih pada kultivar yang sama mempunyai masa hidup yang lebih pendek. Ukuran biji biasa dikaitkan dengan kandungan cadangan makanan dan ukuran embrio (Arief et al., 2004). Benih dengan ukuran yang lebih kecil memberi hasil biji yang lebih rendah 10– 45%. Biji yang lebih besar menghasilkan luas kotiledon dua kali lipat dan potensi fotosintetiknya lebih tinggi dibandingkan dengan biji kecil. Laju pertumbuhan kecambah jagung meningkat dengan semakin besarnya ukuran biji dan benih yang berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih. Biji yang berbentuk bulat besar biasanya terdapat di dasar tongkol dan bulat kecil pada ujung tongkol. Sekitar 75% dari biji di antara kedua tipe tersebut di atas berbentuk pipih. Biji yang berbentuk pipih ini berbeda-beda ukurannya dari kecil sampai besar (Gusta et al.,2003). Benih tanaman dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak daripada benih dengan ukuran yang lebih kecil sehingga kemampuan berkecambah juga akan lebih tinggi karena cadangan makanan yang dirubah menjadi energi juga semakin banyak. Walaupun benih berasal dari varietas yang sama, ukuran yang lebih besar akan mampu tumbuh relatif cepat dibandingkan dengan ukuran benih yang lebih kecil (Thomson, 1979). Kandungan cadangan makanan akan mempengaruhi berat suatu benih. Hal ini tentu akan mempengaruhi besar produksi dan kecepatan tumbuh benih, karena benih yang berat dengan kandungan cadangan makanan yang banyak akan menghasilkan energi yang lebih besar saat mengalami proses perkecambahan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya kecambah yang keluar dan berat tanaman saat panen. Kecepatan tumbuh kecambah juga akan meningkat dengan meningkatnya besar benih (Sadjad et. al.,1974). Di dalam jaringan penyimpanannya benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Dimana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan
  • 4. energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan benih berukuran kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran benih menunjukkan korelasi positif terhadap kandungan protein pada benih sorgum (Sorghum vulgare), makin besar/berat ukuran benih maka kandungan proteinnya makin meningkat pula (Sutopo, 2002). III. METODE PRAKTIKUM Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 05 Desember 2018 bertempat di Laboratorium Fakultas Pertanian P.02.02 Universitas Tidar. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya, benih padi, benih jagung, benih kedelai, petridish steril, plat kaca, pinset, polybag cetok dan tanah. Adapun langkah kerja untuk perkecambahan benih dilakukan dengan mengecambahkan benih besar maupun kecil yang telah dipilih untuk dikecambahkan di petridish. Benih ditata rapi sedemikian rupa untuk mempermudah dalam mengukur panjang kecambah. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu dengan tetap menjaga kelembaban pada benih. Sedangkan untuk penanaman di polibeg dengan cara menanam di media tanah kemudian menanam benih yang telah ditandai. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu untuk mengukur tinggi tanamannya. Media selalau dijaga kelembabannya agar tetap cocok untuk pertumbuhan benih.
  • 5. IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan perkecambahan benih No Benih Kemunculan Benih Kec Berkecambah (100%)Umur 7 Hari 1 Padi Besar 10.0 100.00 2 Kedelai Besar 10.0 100.00 3 Jagung Besar 10.0 100.00 4 Padi Kecil 10.0 100.00 5 Jagung 10.0 100.00 6 Kedelai Kecil 8.0 80.00 Benih merupakan komponen terpenting sebagai salah satu bahan tanam. Di dalam benih terdapat komponen terpenting yaitu embri dan cadanga makanan. Hal ini dapat dilihat dari ukuran benih itu sendiri. Semakin besar bentuk dari suatu benih maka semakin besar pula cadangan makanan yang dimilikinya. Begitupun sebaliknya semakin kecil suatu benih maka semakin kecil pula cadangan makanan yang dimilikinya. Dengan cadangan makanan yang besar maka dimungkinkan kemampuan benih untuk berkecambah akan semakin tinggi dikarenakan benih tersebut dapat merombak cadangan makanannya sehingga dapat melakukan perkecambahan dengan lebih cepat dibandingkan dengan cadangan makanan yang kecil. Dari hasil pengamatan perkecambahan di atas maka dapat dilihat bahwa kemampuan benih besar memiliki kemunculan benih sangat tinggi sejajar dengan kecepatan berkecambahnya. Pada beih padi, jagung dan kedelai mengalami perkecambahan 100 %. Hal ini memungkinkan bahwa cadangan makanan dapat dirombak dan digunanakan dengan baik untuk pertumbuhan kecambahnya. Sedangkan pada benih kecil, benih padi dan jagung juga mengalami perkecambahan 100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan benih yang kecil pun dapat melakukan perkecambaha dengan baik. Artinya cadangan makanan yang ada dalam biji
  • 6. mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya untuk bias melakukan perkecambahan. Namun pada benih kedelai, kamunculan perkecambahannya hanya 8 sehingga kecepatan perkecambahannya hanya 80%. Ketidak munculnya perkecambahan ini dikarenakan pada benih kedelai terserang oleh jamur sehingg akan terhambat metabolism dalam merombak cadangan makanan sebagi energi. Maka benih pada kedelai tidak mampu berkecambah hingga 100%. B. Hasil pengamatan tinggi bibit di polibeg No Benih Tinggi Bibit (cm) Kemunculan benih (100%) 1 Jagung Kecil 26.26 93% 2 Kedelai Kecil 8.83 27% 3 Padi Kecil 14.90 93% 4 Jagung Besar 30.47 100% 5 Kedelai Besar 5.45 20% 6 Padi Besar 16.53 87% Perkecambahan benih pada area pembibitan akan mengahasilkan bibit dengan komponen utama daun akar dan batang. Dari data diatas dapat dilihat bahwa kemunculan benih besar dari jagung dan padi lebih tinggi. Dengan cadangan makanan yang lebih banyak maka perkecambahan akan cepat tumbuh untuk memunculkan daun, batang dan akarnya sehingga kemunculan benih pada padi dan jagung untuk membentuk bibit lebih besar disbanding dengan kedelai. Dari percobaan di atas dapat dilihat bahwa jagung memiliki tinggi bibit 30.47 cm, dan padi 16.53 cm. sedangkan pada kedelai memiliki kemunculan bibit yang lebih rendah dengan yang lainnya hal ini dimungkinkan karena benih terkena jamur sebelum mampu tumbuh secara normal. Dari rata-rata pertumbuhan bibit yang tumbuh memiliki tinggi 5.45 cm. Pada benih dengan ukuran yang lebih kecil yaitu benih padi jagung, padi dan kedelai memiliki kemunculan bibit yang lebih rendah dibandingkan dengan bibit besar lainnya. Dengan kemunculan yang lebih sedikit maka benih yang tumbuh pun juga lebih rendah hal ini dikarenakan ukuran benih yang terlalu kecil sehingga hanya
  • 7. memilki cadangan makanan yang lebih sedikit dibandingkan dengan benih besar. Dengan cadangan makanan yang lebih sedikit maka makanan yang dibutuhkan oleh embrio juga sedikit sehingga pembentukan metabolismenya pun juga sedikit dibandingkan dengan benih yang memiliki ukuran yang lebih besar. V. KESIMPULAN 1. Semakin besar ukuran dari suatu benih maka semakin banyak pula cadangan makanan yang dimilikinya begitun sebaliknya 2. Pada benih padi, jagung dan kedelai besar memiliki kemunculan benih dalam persemaian 100% dengan daya tumbuh yang tinggi. 3. Pada benih ukuran kecil padi, jagung dan kedelai, juga memiliki rata-rata daya tumbuh yang tinggi namun pada kedelai hanya 80% dikarenakan adanya jamur yang menyerang pada benih kedelai 4. Pada pembibitan jagung, kemunculan tertinggi dan tinggi bibit tertinggi terdapat pada jagung dengan ukurang yang lebih besar 5. Pada padi tinggi bibit yang tinggi pada ukuran padi yang kecil 93% dibandinkan dengan padi ukuran besa 6. Ada pembibitan kedelai mengalami pembusukan dan terkena jamur pada pembibitan kecil maupun ukuran besar. DAFTAR PUSTAKA Arief, R., E. Syam’un, dan S. Saenong. 2004. Evaluasi Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Jagung cv Lamuru Dari Ukran Biji dan Umur yang Berbeda. Jurnal Sains dan Teknologi 4 (2): 54-64. Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih. Pembimbing Masa. Bandung. Crocker, W. and L.V. Barton. 1957. Physiology of Seeds. Chronica Botanica Co., Wa ltham. Gusta, L. V., E. N. Johnson, N. T. Nesbit, K. J. Kirkland. 2003. Effect of Seeding Date on Canola Seed Vigor. Can. J. Plant Sci. 45 : 32-39. Kamil J. 1980. Teknologi Benih I. Universitas Andalas. Angkasa Raya. Padang. 224 hal.
  • 8. Sadjad, S., M. Poernomohadi, Z. Jusup, dan Z. A. Pian. 1974. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor. Bogor Salomao, A. N. 2002. Tropical Seeds Species Responces to Liquid Nitrogen Exposure. Braz J. Plant Physiol. 14 : 133-138. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta Thomson, J. R. 1979. Seed Quality, Seed Multiplication Systems, Agronomy of Seed Production and Seed Storage. Dalam Seed Technology for Genebank LBPGR. Rome.
  • 9. Lampiran 1. Kemunculan dan kecepatan berkecambah bak persemaian No Benih Kemunculan Benih Kec Berkecambah (100%) Umur 7 Hari 1 Padi Besar 10.0 100.00 2 Kedelai Besar 10.0 100.00 3 Jagung Besar 10.0 100.00 4 Padi Kecil 10.0 100.00 5 Kedelai Kecil 8.0 80.00 6 Jagung Kecil 10.0 100.00 2. Tinggi bibit ukuran besar Perlakuan Biji Besar Ulangan 1 2 3 Jagung 31 31.14 29.28 Kedelai 0 11.34 5 Padi 10.6 19.2 19.8 3. Tinggi bibit ukuran kecil Perlakuan Biji Kecil Ulangan 1 2 3 Jagung 29.36 28.2 21.22 Kedelai 0 5.6 20.88 Padi 12.7 18.4 13.6 4. Prosentase kemunculan bibit ukuran besar Perlakuan Biji Besar Ulangan 1 2 3 Jagung 100% 100% 100% Kedelai 0% 40% 20% Padi 60% 100% 100% 5. Prosentase kemunculan bibit ukuran kecil Perlakuan Biji Kecil Ulangan 1 2 3 Jagung 100% 100% 80% Kedelai 0% 20% 60% Padi 80% 100% 100%