SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Implikasi
Teori Inteligensi Sternberg dalam
Pendidikan
Psikologi Pendidikan Lanjutan
Robert J. Sternberg
• Sangat dikenal karena inovasinya dalam studi
inteligensi manusia.
• Minat terhadap inteligensi sudah muncul sejak
kanak-kanak akibat kecemasannya terhadap
tes inteligensi.
• Sikap negatifnya terhadap tes berubah ketika
ia menjalani tes ulang di kelas enam bersama
dengan anak kelas lima: “Ada yang tidak
beres dengan tes IQ.”
Robert J. Sternberg
• Banyak orang yang berprestasi tinggi serta
menampilkan kemampuan belajar dan
menyelesaikan masalah dengan baik
mendapat skor inteligensi yang rendah.
• Sternberg merefleksi bahwa absurditas dari
situasi tes yang dialami dan kenyataan di
lapangan menolongnya untuk mengatasi
kecemasan akan tes.
Robert J. Sternberg
• Diinspirasi oleh pengalamannya, Stenberg
mengembangkan tes kemampuan mental
yang diujicobakan kepada teman-teman
sekelas sebagai bagian dari tugas proyek
ilmiahnya.
• Dari hasil tes diperoleh pemahaman bahwa
beragam distraksi mempengaruhi kinerja
individu dalam mengerjakan tes.
Robert J. Sternberg
• Selama masa kuliah, Stenberg mengisi waktu
liburannya untuk membantu penelitian tentang
tes dan juga mengembangkan teori dan tes
yang dikonstruksinya.
• Penelitian tentang inteligensi diteruskan oleh
Sternberg hingga ia lulus program doktoral
dan menjadi pengajar di Universitas Yale,
Departement psikologi.
Topik-topik Kajian R.J. Sternberg
I. Higher mental functions
II. Styles of thinking
III. Cognitive modifiability
IV. Leadership
V. Love and hate
Teori Triarchic
• Teori utama dari Robert J. Sternberg tentang
inteligensi.
• Memberikan pemahaman baru tentang
inteligensi dan proses belajar: pembelajaran
harus dalam konteks sosial-budaya dan
kebutuhan konkret.
• Memiliki implikasi yang penting bagi
pendidikan, terutama pelatihan keterampilan.
Teori Triarchic
• Teori triarchic inteligensi Sternberg
meliputi tiga subteori:
1. Contextual Subtheory (Subteori
Kontekstual),
2. Experential Subtheory (Subteori
Eksperensial); dan.
3. Componential Subtheory (Subteori
Komponensial).
Teori Triarchic:
Subteori Kontekstual
(Eksternal dan relatif)
i. Subteori kontekstual menegaskan
bahwa tingkah-laku yang inteligen
dibatasi oleh konteks sosial-budaya
tempat tampilnya tingkah-laku itu.
Tingkah laku itu terlibat dalam proses
adaptasi terhadap lingkungan,
pemilihan lingkungan yang lebih baik
dan pembentukan lingkungan saat ini.
Teori Triarchic:
Subteori Eksperensial
(eksternal-internal)
ii. Subteori eksperiensial menyatakan
bahwa tingkahlaku inteligen ditafsirkan
dalam rentang kontinum pengalaman dari
tugas/situasi baru hingga tugas/situasi
yang sudah sangat dikenal (novelty).
Tingkahlaku intelegen juga dapat dilihat
dari derajat keahlian (automation)
Teori Triarchic:
Subteori Komponensial
(Internal Dan Universal)
iii. Subteori komponensial memberikan
kerangka bagi struktur dan mekanisme
yang mengatur kategorisasi tingkah-
laku inteligen seperti metacomponent
(komponen metakognitif), performance
(kinerja) dan knowlegde acquisition
(perolehan pengetahuan).
Teori Triarchic
Subteori Kontekstual
Tingkah laku
intelegen
Adaptasi: mampu menampilkan
tingkahlaku yang sesuai dengan
konteks sosial-budaya
Seleksi: mampu menyeleksi
lingkungan yang sesuai dengan
kondisi diri
Shaping: Mampu menampilkan
tingkahlaku yang dapat
mengubah/memodifikasi
lingkungan
Subteori Eksperensial
Ada dua faset dalam penguasaan tingkah laku:
• Tingkah laku intelegen (1): Tingkah laku yang
sesuai dengan tugas/situasi baru (novelty).
• Tingkah laku intelegen (2): Tingkahlaku yang
memiliki derajat keterampilan semakin tinggi
seiring dengan bertambahnya waktu dan
pengalaman (pembiasaan => automation).
Subteori Komponensial
Metacomponents
A. Metacomponent
Ada tujuh komponen
1. Keputusan tentang masalah apa yang perlu
diselesaikan
2. Seleksi komponen yang lebih rendah (lower-
order component) yang akan digunakan
dalam penyelesaian masalah
Subteori Komponensial
Metacomponents
3. Seleksi satu atau lebih representasi atau
organisasi informasi
4. Seleksi strategi untuk mengkombinasikan
komponen yang lebih rendah tingkatannya
5. Keputusan mengenai alokasi resources
(sumberdaya) yang dalam rentang perhatian
6. Pemantauan solusi (solution monitoring)
7. Sensitivitas terhadap feedback eksternal
Subteori Komponensial
Performance Components
B. Performance component
Ada tiga komponen
1. Komponen encoding
2. Komponen Kombinasi dan perbandingan
3. Komponen respons
Subteori Komponensial
Knowlegde Acquisition Components
C. Knowlegde Acquisition Components
1. Seleksi encoding
2. Seleksi Kombinasi dan perbandingan
3. Seleksi respons
Teori Triarchic
• Menurut Sternberg, penjelasan yang lengkap
tentang inteligensi perlu melibatkan interaksi
ketiga subteori tersebut.
• Subteori komponensial merupakan aspek dari
teori triarchic yang paling berkembang,
didasarkan pada Sternberg (1977) yang
mengemukakan perspektif baru dalam
pengolahan informasi.
Teori Triarchic
• Subteori komponensial mengkaji serangkaian potensi
pengolahan mental yang mendasari tingkah-laku
(misalnya: apa saja yang berperan dalam pembentukan
tingkah laku).
• Subteori kontekstual menghubungkan inteligensi dengan
dunia luar untuk menentukan tingkah laku apa yang
dianggap inteligen dan kapan munculnya.
• Subteori eksperiensial membahas hubungan antara
tingkah laku pada tugas/situasi dan jumlah pengalaman
yang dimiliki individu dalam tugas/situasi itu.
Teori Triarchic
• Satu komponen yang paling mendasar
menurut riset Sternberg adalah metakognisi
atau proses-proses eksekutif yang
mengontrol strategi dan taktik yang
digunakan dalam menampilkan tingkah-
laku yang inteligen.
Film lagi
Preferensi Manajemen Pikiran
1. Functions of governments of the mind;
2. Stylistic preferences; And.
3. Forms of mental self-government.
Sumber:
Sternberg, Robert (1988) The Triarchic Mind: A
New Theory of Intelligence. NY: Viking Press
Fungsi Pengaturan Pikiran
• Legislative - creating, planning,
imagining, and formulating.
• Executive - implementing and doing.
• Judicial - judging, evaluating, and
comparing.
Preferensi Stilistik
• Internal – mengandalkan diri sendiri untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan;
• External – collaboration: Bekerja sama
dengan orang lain untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
Bandingkan dengan attitudes menurut Jung:
introvert-ekstrovert.
Format Swa-pengaturan Mental
• Monarchic; People perform best when
goals are singular. They deal best with
one goal or need at a time.
• Hierarchic; People can focus on
multiple goals at once and recognize
that all goals cannot be fulfilled
equally. These people can prioritize
goals easily.
Format Swa-pengaturan Mental
• Oligarchic; People deal with goals that are of
equal weight well, but they have difficulty
prioritizing goals of different weight.
• Anarchic; People depart from form and
precedent. Often they don't like or
understand the need for rules and
regulations. These people operate without
rules or structure, creating their own
problem-solving techniques with insights
that often easily break existing mindsets.
Ruang Lingkup Aplikasi
• Teori triarchic adalah teori umum
tentang inteligensi manusia.
• Penelitian awal Sternberg's banyak
difokuskan kepada penalaran analogis
dan silogistik.
Ruang Lingkup Aplikasi
• Sternberg telah menggunakan teorinya
untuk menjelaskan inteligensi khusus
(exceptional intelligence) seperti gifted
dan retardasi pada anak-anak dan juga
mengkritik tes inteligensi yang ada.
Ruang Lingkup Aplikasi
• Sternberg (1983) mengemukakan
kerangka dari implikasi teorinya untuk
pelatihan keterampilan.
• Karya-karya berikutnya mengkaji
topik-topik seperti gaya belajar
(Sternberg, 1997) dan kreativitas
(Sternberg, 1999).
Ruang Lingkup Aplikasi
• Sternberg (1985) menjelaskan hasil
dari beragam eksperimen analogi yang
mensupport teori triarchic.
Ruang Lingkup Aplikasi
• Contoh: dalam studi yang melibatkan orang
dewasa dan anak-anak untuk membahas
analogi sederhana, Sternberg menemukan
bahwa anak terkecil menyelesaikan masalah
dengan secara berbeda dan berteori bahwa
ini terjadi karena mereka belum
mengembangkan kemampuan mengenali
dan membedakan hubungan yang
tingkatannya lebih tinggi (abstraksi).
Implikasi tehadap Pendidikan
1. Pendidikan harus disesuaikan
dengan kondisi sosial dan budaya
peserta didik.
Pelatihan intelektual harus relevan
secara sosio-budaya dengan
individu.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
2. Program pelatihan harus menyediakan
link antara apa yang dilatih dalam
pelatihan dan tingkah-laku di dunia
nyata.
3. Program pelatihan harus menyediakan
instruksi eksplisit tentang strategi untuk
coping dengan tugas atau situasi baru.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
4. Program pelatihan harus
menyediakan instruksi eksplisit baik
mengenai pengolahan informasi
eksekutif maupun non-eksekutif dan
interaksi antar keduanya.
Implikasi tehadap
Pendidikan Dan Pelatihan
5. Program pelatihan harus secara aktif
mendorong individu untuk
menampilkan strategi dan gaya
mereka yang berbeda dengan
individu lain.
Daftar Pustaka
• Sternberg, R.J. (1977). Intelligence, information processing, and
analogical reasoning. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
• Sternberg, R.J. (1985). Beyond IQ. New York: Cambridge
university press.
• Sternberg, R.J. (1983). Criteria for intellectual skills training.
Educational researcher,12, 6-12.
• Sternberg, R. J. (1997). Thinking styles. New York: Cambridge
university press.
• Sternberg, R. J. (Ed.). (1999) handbook of creativity. New
York: Cambridge university press.
• Colman, Andrew M., Ed. Companion encyclopedia of
psychology, vol. 1. 1994. Routledge, new York, NY.

More Related Content

What's hot

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUSUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUIFTITAH INDRIANI
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
konsep dasar asesmen
konsep dasar asesmenkonsep dasar asesmen
konsep dasar asesmenBINTI ISROFIN
 
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaPsikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaWulandari Rima Kumari
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalDiana Amelia Bagti
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialelmakrufi
 
Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkunganPembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungansandikapaoji
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Slide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialSlide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialAdryan Dan
 

What's hot (20)

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUSUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Teori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert BanduraTeori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert Bandura
 
Julian Rotter
Julian RotterJulian Rotter
Julian Rotter
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
konsep dasar asesmen
konsep dasar asesmenkonsep dasar asesmen
konsep dasar asesmen
 
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaPsikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIALMAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkunganPembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Slide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialSlide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosial
 

Viewers also liked

Teori kecerdasan
Teori kecerdasanTeori kecerdasan
Teori kecerdasanfiro HAR
 
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)Norizan Hassan
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...KANDA IZUL
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanBab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanMazmon Mahmud
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)Zara Neur
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaFitry Fitros
 
Penyusunan instrumen tes inteligensi
Penyusunan instrumen tes inteligensi Penyusunan instrumen tes inteligensi
Penyusunan instrumen tes inteligensi Afra Balqis
 
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCE
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCETRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCE
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCEYang Comia
 

Viewers also liked (12)

Teori kecerdasan
Teori kecerdasanTeori kecerdasan
Teori kecerdasan
 
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)
Teori Kecerdasan Pelbagai (Gardner)
 
Kepatuhan berobat
Kepatuhan berobatKepatuhan berobat
Kepatuhan berobat
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
 
Teori Teori Kemahiran Berfikir
Teori Teori Kemahiran BerfikirTeori Teori Kemahiran Berfikir
Teori Teori Kemahiran Berfikir
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanBab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
 
Teori Kecerdasan Emosi
Teori Kecerdasan EmosiTeori Kecerdasan Emosi
Teori Kecerdasan Emosi
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannya
 
Penyusunan instrumen tes inteligensi
Penyusunan instrumen tes inteligensi Penyusunan instrumen tes inteligensi
Penyusunan instrumen tes inteligensi
 
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCE
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCETRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCE
TRIARCHIC THEORY OF INTELLIGENCE
 

Similar to Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakMumuh Al-musthofa
 
PKP 1.pptx
PKP 1.pptxPKP 1.pptx
PKP 1.pptxyuzi9
 
Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadiMitha Ye Es
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranNOR HIDAYAH
 
Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]just_tesa
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaranirmanrohmansyah
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifAl Azhar Indonesia University
 
Orientasi psikologi (untuk mhs)
Orientasi psikologi (untuk mhs)Orientasi psikologi (untuk mhs)
Orientasi psikologi (untuk mhs)anwar rosihan
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
 
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptx
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptxPPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptx
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptxrusdantah
 
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.ppt
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.pptNotes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.ppt
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.pptLingSPhey
 
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptx
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptxPPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptx
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptxLiaNingrum7
 

Similar to Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan (20)

Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
 
Kognitif
KognitifKognitif
Kognitif
 
PKP 1.pptx
PKP 1.pptxPKP 1.pptx
PKP 1.pptx
 
Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadi
 
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaranPsikologi perkembangan dan pembelajaran
Psikologi perkembangan dan pembelajaran
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Orientasi psikologi (untuk mhs)
Orientasi psikologi (untuk mhs)Orientasi psikologi (untuk mhs)
Orientasi psikologi (untuk mhs)
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptx
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptxPPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptx
PPT SAINS GABUNGAN KP 1 SD 3.pptx
 
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.ppt
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.pptNotes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.ppt
Notes 1_EDUCATIONAL PSYCHOLOGY EEP212 Chap 1-3.ppt
 
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptx
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptxPPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptx
PPT teknik pembelajaran SINEKTIK FIXX.pptx
 
Media tsk
Media tskMedia tsk
Media tsk
 
Teori kognitif
Teori kognitif  Teori kognitif
Teori kognitif
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 

More from Musa Hutauruk

More from Musa Hutauruk (20)

Presentation
Presentation Presentation
Presentation
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis
 
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
 
Mengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecandu
 
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationDrugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
 
Uu narkotika
Uu narkotikaUu narkotika
Uu narkotika
 
Overdosis opiat
Overdosis opiatOverdosis opiat
Overdosis opiat
 
Complementary t herapy
Complementary t herapyComplementary t herapy
Complementary t herapy
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Terciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecanduTerciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecandu
 
Komunikasi antar personal
Komunikasi antar personalKomunikasi antar personal
Komunikasi antar personal
 
Farmakologi arv
Farmakologi arvFarmakologi arv
Farmakologi arv
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Step 12
Step 12Step 12
Step 12
 
Step 11
Step 11Step 11
Step 11
 
Step 7
Step 7Step 7
Step 7
 
Step 9
Step 9Step 9
Step 9
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

  • 1. Implikasi Teori Inteligensi Sternberg dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Lanjutan
  • 2. Robert J. Sternberg • Sangat dikenal karena inovasinya dalam studi inteligensi manusia. • Minat terhadap inteligensi sudah muncul sejak kanak-kanak akibat kecemasannya terhadap tes inteligensi. • Sikap negatifnya terhadap tes berubah ketika ia menjalani tes ulang di kelas enam bersama dengan anak kelas lima: “Ada yang tidak beres dengan tes IQ.”
  • 3. Robert J. Sternberg • Banyak orang yang berprestasi tinggi serta menampilkan kemampuan belajar dan menyelesaikan masalah dengan baik mendapat skor inteligensi yang rendah. • Sternberg merefleksi bahwa absurditas dari situasi tes yang dialami dan kenyataan di lapangan menolongnya untuk mengatasi kecemasan akan tes.
  • 4. Robert J. Sternberg • Diinspirasi oleh pengalamannya, Stenberg mengembangkan tes kemampuan mental yang diujicobakan kepada teman-teman sekelas sebagai bagian dari tugas proyek ilmiahnya. • Dari hasil tes diperoleh pemahaman bahwa beragam distraksi mempengaruhi kinerja individu dalam mengerjakan tes.
  • 5. Robert J. Sternberg • Selama masa kuliah, Stenberg mengisi waktu liburannya untuk membantu penelitian tentang tes dan juga mengembangkan teori dan tes yang dikonstruksinya. • Penelitian tentang inteligensi diteruskan oleh Sternberg hingga ia lulus program doktoral dan menjadi pengajar di Universitas Yale, Departement psikologi.
  • 6. Topik-topik Kajian R.J. Sternberg I. Higher mental functions II. Styles of thinking III. Cognitive modifiability IV. Leadership V. Love and hate
  • 7. Teori Triarchic • Teori utama dari Robert J. Sternberg tentang inteligensi. • Memberikan pemahaman baru tentang inteligensi dan proses belajar: pembelajaran harus dalam konteks sosial-budaya dan kebutuhan konkret. • Memiliki implikasi yang penting bagi pendidikan, terutama pelatihan keterampilan.
  • 8. Teori Triarchic • Teori triarchic inteligensi Sternberg meliputi tiga subteori: 1. Contextual Subtheory (Subteori Kontekstual), 2. Experential Subtheory (Subteori Eksperensial); dan. 3. Componential Subtheory (Subteori Komponensial).
  • 9. Teori Triarchic: Subteori Kontekstual (Eksternal dan relatif) i. Subteori kontekstual menegaskan bahwa tingkah-laku yang inteligen dibatasi oleh konteks sosial-budaya tempat tampilnya tingkah-laku itu. Tingkah laku itu terlibat dalam proses adaptasi terhadap lingkungan, pemilihan lingkungan yang lebih baik dan pembentukan lingkungan saat ini.
  • 10. Teori Triarchic: Subteori Eksperensial (eksternal-internal) ii. Subteori eksperiensial menyatakan bahwa tingkahlaku inteligen ditafsirkan dalam rentang kontinum pengalaman dari tugas/situasi baru hingga tugas/situasi yang sudah sangat dikenal (novelty). Tingkahlaku intelegen juga dapat dilihat dari derajat keahlian (automation)
  • 11. Teori Triarchic: Subteori Komponensial (Internal Dan Universal) iii. Subteori komponensial memberikan kerangka bagi struktur dan mekanisme yang mengatur kategorisasi tingkah- laku inteligen seperti metacomponent (komponen metakognitif), performance (kinerja) dan knowlegde acquisition (perolehan pengetahuan).
  • 13. Subteori Kontekstual Tingkah laku intelegen Adaptasi: mampu menampilkan tingkahlaku yang sesuai dengan konteks sosial-budaya Seleksi: mampu menyeleksi lingkungan yang sesuai dengan kondisi diri Shaping: Mampu menampilkan tingkahlaku yang dapat mengubah/memodifikasi lingkungan
  • 14. Subteori Eksperensial Ada dua faset dalam penguasaan tingkah laku: • Tingkah laku intelegen (1): Tingkah laku yang sesuai dengan tugas/situasi baru (novelty). • Tingkah laku intelegen (2): Tingkahlaku yang memiliki derajat keterampilan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya waktu dan pengalaman (pembiasaan => automation).
  • 15. Subteori Komponensial Metacomponents A. Metacomponent Ada tujuh komponen 1. Keputusan tentang masalah apa yang perlu diselesaikan 2. Seleksi komponen yang lebih rendah (lower- order component) yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah
  • 16. Subteori Komponensial Metacomponents 3. Seleksi satu atau lebih representasi atau organisasi informasi 4. Seleksi strategi untuk mengkombinasikan komponen yang lebih rendah tingkatannya 5. Keputusan mengenai alokasi resources (sumberdaya) yang dalam rentang perhatian 6. Pemantauan solusi (solution monitoring) 7. Sensitivitas terhadap feedback eksternal
  • 17. Subteori Komponensial Performance Components B. Performance component Ada tiga komponen 1. Komponen encoding 2. Komponen Kombinasi dan perbandingan 3. Komponen respons
  • 18. Subteori Komponensial Knowlegde Acquisition Components C. Knowlegde Acquisition Components 1. Seleksi encoding 2. Seleksi Kombinasi dan perbandingan 3. Seleksi respons
  • 19. Teori Triarchic • Menurut Sternberg, penjelasan yang lengkap tentang inteligensi perlu melibatkan interaksi ketiga subteori tersebut. • Subteori komponensial merupakan aspek dari teori triarchic yang paling berkembang, didasarkan pada Sternberg (1977) yang mengemukakan perspektif baru dalam pengolahan informasi.
  • 20. Teori Triarchic • Subteori komponensial mengkaji serangkaian potensi pengolahan mental yang mendasari tingkah-laku (misalnya: apa saja yang berperan dalam pembentukan tingkah laku). • Subteori kontekstual menghubungkan inteligensi dengan dunia luar untuk menentukan tingkah laku apa yang dianggap inteligen dan kapan munculnya. • Subteori eksperiensial membahas hubungan antara tingkah laku pada tugas/situasi dan jumlah pengalaman yang dimiliki individu dalam tugas/situasi itu.
  • 21. Teori Triarchic • Satu komponen yang paling mendasar menurut riset Sternberg adalah metakognisi atau proses-proses eksekutif yang mengontrol strategi dan taktik yang digunakan dalam menampilkan tingkah- laku yang inteligen.
  • 23. Preferensi Manajemen Pikiran 1. Functions of governments of the mind; 2. Stylistic preferences; And. 3. Forms of mental self-government. Sumber: Sternberg, Robert (1988) The Triarchic Mind: A New Theory of Intelligence. NY: Viking Press
  • 24. Fungsi Pengaturan Pikiran • Legislative - creating, planning, imagining, and formulating. • Executive - implementing and doing. • Judicial - judging, evaluating, and comparing.
  • 25. Preferensi Stilistik • Internal – mengandalkan diri sendiri untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan; • External – collaboration: Bekerja sama dengan orang lain untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Bandingkan dengan attitudes menurut Jung: introvert-ekstrovert.
  • 26. Format Swa-pengaturan Mental • Monarchic; People perform best when goals are singular. They deal best with one goal or need at a time. • Hierarchic; People can focus on multiple goals at once and recognize that all goals cannot be fulfilled equally. These people can prioritize goals easily.
  • 27. Format Swa-pengaturan Mental • Oligarchic; People deal with goals that are of equal weight well, but they have difficulty prioritizing goals of different weight. • Anarchic; People depart from form and precedent. Often they don't like or understand the need for rules and regulations. These people operate without rules or structure, creating their own problem-solving techniques with insights that often easily break existing mindsets.
  • 28. Ruang Lingkup Aplikasi • Teori triarchic adalah teori umum tentang inteligensi manusia. • Penelitian awal Sternberg's banyak difokuskan kepada penalaran analogis dan silogistik.
  • 29. Ruang Lingkup Aplikasi • Sternberg telah menggunakan teorinya untuk menjelaskan inteligensi khusus (exceptional intelligence) seperti gifted dan retardasi pada anak-anak dan juga mengkritik tes inteligensi yang ada.
  • 30. Ruang Lingkup Aplikasi • Sternberg (1983) mengemukakan kerangka dari implikasi teorinya untuk pelatihan keterampilan. • Karya-karya berikutnya mengkaji topik-topik seperti gaya belajar (Sternberg, 1997) dan kreativitas (Sternberg, 1999).
  • 31. Ruang Lingkup Aplikasi • Sternberg (1985) menjelaskan hasil dari beragam eksperimen analogi yang mensupport teori triarchic.
  • 32. Ruang Lingkup Aplikasi • Contoh: dalam studi yang melibatkan orang dewasa dan anak-anak untuk membahas analogi sederhana, Sternberg menemukan bahwa anak terkecil menyelesaikan masalah dengan secara berbeda dan berteori bahwa ini terjadi karena mereka belum mengembangkan kemampuan mengenali dan membedakan hubungan yang tingkatannya lebih tinggi (abstraksi).
  • 33. Implikasi tehadap Pendidikan 1. Pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya peserta didik. Pelatihan intelektual harus relevan secara sosio-budaya dengan individu.
  • 34. Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan 2. Program pelatihan harus menyediakan link antara apa yang dilatih dalam pelatihan dan tingkah-laku di dunia nyata. 3. Program pelatihan harus menyediakan instruksi eksplisit tentang strategi untuk coping dengan tugas atau situasi baru.
  • 35. Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan 4. Program pelatihan harus menyediakan instruksi eksplisit baik mengenai pengolahan informasi eksekutif maupun non-eksekutif dan interaksi antar keduanya.
  • 36. Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan 5. Program pelatihan harus secara aktif mendorong individu untuk menampilkan strategi dan gaya mereka yang berbeda dengan individu lain.
  • 37. Daftar Pustaka • Sternberg, R.J. (1977). Intelligence, information processing, and analogical reasoning. Hillsdale, NJ: Erlbaum. • Sternberg, R.J. (1985). Beyond IQ. New York: Cambridge university press. • Sternberg, R.J. (1983). Criteria for intellectual skills training. Educational researcher,12, 6-12. • Sternberg, R. J. (1997). Thinking styles. New York: Cambridge university press. • Sternberg, R. J. (Ed.). (1999) handbook of creativity. New York: Cambridge university press. • Colman, Andrew M., Ed. Companion encyclopedia of psychology, vol. 1. 1994. Routledge, new York, NY.