Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi antara lingkungan, karakteristik individu, dan perilaku, serta melibatkan proses kognitif seperti perhatian dan peniruan. Eksperimen Bobo Doll menunjukkan anak-anak belajar perilaku agresif dari orang dewasa sekitar melalui pengamatan. Teori ini memberikan penekanan pada pentingnya model dan penguatan dalam pembelajaran.
2. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social
Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang
menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan
evaluasi.Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau
kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah
eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti
perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert
Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku
memainkan peran penting dalam pembelajaran.Faktor kognitif berupa
ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social
mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura
merupakan salah satu perancang teori kognitif social.Menurut Bandura
ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi
pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model
deterministicresipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku,
person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa aling berinteraksi dalam
proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku
mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku.
Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama
pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
3. Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta
Kanada, pada 04 Desember 1925.Masa kecil dan
remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat
pendidikan disana.Pada tahun 1949 beliau mendapat
pendidikan di University of British Columbia, dalam
jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam
bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian
ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura
menyelesaikan program doktornya dalam bidang
psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford
University.Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori
pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan
tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert
Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya
menerima anugerah American Psychological Association
untuk Distinguished scientific contribution pada tahub
1980.
4. Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari
teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori
ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori
belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan
pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada
proses-proses mental internal.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan.
Pertama, Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi
melalui kondisi yang dialami orang lain,contohnya : seorang
pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya
karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan
perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh
gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan
melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran
melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model
itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan
negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau
penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang
dipelajari itu.
5. Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan
yaitu meniru secara langsung. Contohnya guru membuat
demostrasi cara membuat kapal terbang kertas dan
pelajar meniru secara langsung. Seterusnya proses
peniruan melalui contoh tingkah laku. Contohnya anak-
anak meniru tingkah laku bersorak dilapangan, jadi
tingkah laku bersorak merupakan contoh perilaku di
lapangan. Keadaan sebaliknya jika anak-anak bersorak
di dalam kelas sewaktu guru mengajar,semestinya guru
akan memarahi dan memberi tahu tingkahlaku yang
dilakukan tidak dibenarkan dalam keadaan tersebut,
jadi tingkah laku tersebut menjadi contoh perilaku
dalam situasi tersebut. Proses peniruan yang seterusnya
ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang
melihat perubahan pada orang lain. Contohnya seorang
anak-anak melihat temannya melukis bunga dan timbul
keinginan dalam diri anak-anak tersebut untuk melukis
bunga.Oleh karena itu, peniruan berlaku apabila anak-
anak tersebut melihat temannya melukis bunga.
6. Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja
menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci
dasar kognitif dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4
tahap , yaitu :
Perhatian / atensi
Mengingat / retensi
Reproduksi gerak, dan
Motivasi.
7. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan
peniruan
Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa,
teladan, nilai dan lain – lain
Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan
yang didemonstrasikan guru sebagai model
Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh
kepuasan dan penguatan yang positif
Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat,
peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang
sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
8. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo
Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku
agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura seorang tokoh teori belajar social ini
menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan
“permodelan“. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek
perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau
dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan
dapat memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman
pelajar.
9. Jenis – jenis Peniruan (modeling):
1. Peniruan Langsung
2. Peniruan Tidak Langsung
3. Peniruan Gabungan
4. Peniruan Sesaat/Seketika
5. Peniruan Berkelanjutan
10. Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah
laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah
lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah
pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik
peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative ,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
11. Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar
sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif
orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia
bukan semata-mata reflex atas stimulus (S-R bond),
melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi
antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses
yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor sosial
dan kognitif.
12. Menurut Bandura, motivasi adalah konstruk kognitif yang
mempunyai dua sumber, gambaran hasil pada masa yang akan
datang (yang dapat menimbulkan motivasi tingkah laku saat ini),
dan harapan keberhasilan didasarkan padapengalaman menetapkan
dan mencapai tujuan-tujuan antara. Dengan kata lain, harapan
mendapat reinforsemen pada masa yang akan datang memotivasi
seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Juga, dengan
menetapkan tujuan atau tingkat performansi yang diinginkan, dan
kemudian mengevaluasi performansi dirinya, orang termotivasi
untuk bertindak pada tingkat tertentu. Anak yang lemah dalam
matematik, tampak meningkat performansinya ketika mereka
menetapkan dan berusaha mencapai serangkaian tujuan yang
berurutan yang memungkinkan evaluasi diri segera daripada
menetapkan tujuan yang jauh dan membutuhkan waktu lama
mencapainya. Jadi, terus menerus mengamati, memikirkan, dan
menilai tingkah laku, akan memberi insentif diri sehingga bertahan
dalam berusaha mencapai standar yang telah ditentukan.
Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar. Namun
orang juga dapat belajar dengan penguat yang diwakilkan (vicarious
reinforcement), penguat yang ditunda (expectation reinforcement)
atau bahkan tanpa penguat (beyond reinforcement) :
13. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian terdiri dari :
1. Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri
2. Faktor Internal dalam Regulasi Diri
14. Sistem Self (Self System)
Pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu
determinan tingkah laku yang tidak dapat dihilangkan tanpa
membahayakan penjelasan & kekuatan peramalan. Dengan kata
lain, self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling
determinis menempatkan semua hal saling berinteraksi, di mana
pusat atau pemulanya adalah sistem self.
Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir, dan dengan
kemampuan itu mereka memanipulasi lingkungan, sehingga
terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia.
Balikannya dalam bentuk determinis resiprokal berati orang
dapat mengatur sebagian dari tingkahlakunya sendiri. Menurut
Bandura, akan terjadi strategi proaktif menentukan tujuan baru
yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan membimbing
tingkahlakunya sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan
ketidakseimbangan, agar dapat memobilisasi kemampuan dan
usahanya berdasarkan antisipasi apa saja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
15. Conditioning
Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral
pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam
mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan; Reward
(hadiah), Punishment (hukuman). Dasar pemikirannya: Sekali
seorang mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang
menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku yang
mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa
memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat.
Imitation
Imitation (peniruan).Dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan
memainkan peran penting sebagai seorang model/tokoh yang
dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral. Kualitas kemampuan
peserta didik dalam melakukan perilaku social hasil pengamatan
terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman
persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan
dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi.
Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung pada
persepsi peserta didik “siapa “ yang menjadi model. Maksudnya,
semakin piawai dan berwibawa seorang model, semakin tinggi pula
kualitas imitasi perilaku social dan moral peserta didik tersebut.Jadi
dalam Social Learning, anak belajar karena contoh lingkungan.
Interaksi antara anak dengan lingkungan akan menimbulkan
pengalaman baru bagi anak-anak.
16. Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan
mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah
laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.
Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku,
konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses
kognitif pembelajar.
Hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang mungkin
dapat dimunculkan kembali atau tidak (retrievel).
Dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping
pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu
sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy” dan “self
regulatory” pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi
kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental sebelum
latihan fisik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang
tidak perlu.