Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar asesmen dalam bimbingan dan konseling. Ia menjelaskan pengertian, tujuan, dan prinsip-prinsip asesmen serta perbedaan antara pengukuran, evaluasi, tes, dan asesmen. Dokumen tersebut juga membahas kedudukan asesmen dalam bimbingan dan kode etik penggunaan asesmen.
2. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
• Menguasai secara mendalam tentang
hakikat, tujuan dan prinsip dasar melakukan
asesmen dalam bimbingan dan konseling
serta ilmu yang mendukung pemahaman
individu dan ilmplikasinya
3. Perbedaan pengukuran, evaluasi, tes
dan asesmen
Pengukuran Evaluasi Tes Asesmen
sebagai proses
pemberian/penem
patan/assigment
angka untuk suatu
objek atau
peristiwa tertentu
merupakan suatu
penyelidikan/
investigasi
karakteristik dan
manfaat suatu
program. Tujuannya
adalah untuk
memberikan
informasi tentang
efektivitas progam
sehingga dapat
mengoptimalkan
hasil, efisiensi, dan
kualitas.
proses sistematis
dan sering
distandarisasi untuk
pengambilan
sampel dan
menggambarkan
suatu minat
perilaku individu
atau kelompok.
asesmen individu
adalah suatu cara
untuk memahami,
menilai, atau
menaksir
karakteristik,
potensi, dan atau
masalah-masalah
(gangguan) yang
ada pada individu
atau sekelompok
individu.
4. Pengertian Asesmen
• asesmen individu adalah suatu cara untuk
memahami, menilai, atau menaksir
karakteristik, potensi, dan atau masalah-
masalah (gangguan) yang ada pada individu
atau sekelompok individu. Cara-cara yang
digunakan itu mencakup observasi, interview,
skala psikologis, daftar cek, inventory, tes
proyeksi, dan beberapa macam tes.
5. Tujuan Asesmen
• Menurut Aiken (1997: 11), tujuan utama
asesmen baik tes maupun non tes adalah
untuk menilai tingkah laku, kecakapan mental,
dan karakteristik kepribadian seseorang dalam
rangka membantu mereka dalam membuat
keputusan, peramalan, dan keputusan tentang
seseorang.
6. Prinsip Dasar Asesmen
(Gibson, 2011 : 384 – 386)
• Setiap manusia itu unik dan setiap keunikan ini memiliki
nilai. Konselor seharusnya menghargai keunikan masing-
masing individu.
• Keberagaman ada dalam setiap individu.
• Human asessment menuntut adanya partisipasi langsung
seseorang di dalam penilaian terhadap pribadi mereka.
• Human asesmen yang akurat dibatasi oleh personel dan
instrumen.Penggunaan teknik asesmen secara efektif
bergantung pada pengakuan akan batasan instrumen dan
personil selain juga penerimaan akan potensi mereka.
• Tujuan human asesmen adalah identifikasi potensi yang unik
dari masing-masing orang.
• Dalam melakukan human asessment hendaknya mengikuti
pedoman profesional yang sudah dibuat dan disepakati oleh
organisasi profesional.
8. Kode Etik Penggunaan Asemen
dalam Bimbingan dan Konseling
(Furqon & Sunarya, 2013: 231)
Orang yang berhak menggunakan instrumen asesmen adalah seseorang yang
terlatih dan memiliki kualifiaksi tertentu yang sudah ditetapkan oleh organisasi
profesi.
Pelaksanaan pemberian asesmen harus memperhatikan kondisi konseli.
Kapan instrumen di berikan. Ini berkaitan dengan waktu pelaksanaan dan tujuan
pengetesan.
Cara mengkomunikasikan hasil. Hasil asesmen harus diberitahukan kepada konseli.
Artinya konseli harus tahu atau memahami hasil asesmen.
Kerahasiaan hasil. Data hasil asesmen akan menyangkut diri seseorang karena itu
sampai batas-batas tertentu harus dirahasiakan oleh konselor( sepanjang
menyangkut pribadi). Tetapi manakala seseorang berhadapan dengan hukum, dan
pihak tertentu memerlukan data tersebut, maka menjadi kewajiban konselor untuk
memberikannya.
Sikap dalam memperlakukan hasil. Hasil asesmen bukanlah segalanya tentang
peserta didik. Karena selain setiap instrumen asesmen memiliki keterbatasan,
setiap instrumen juga memiliki kekhususan penggunaan. Dengan demikian, guru
pembimbing jangan terlalu terpaku pada hasil rekomendasi suatu asesmen