Teori perkembangan Erik Erikson membahas delapan tahap perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa lanjut dengan konflik psikososial yang dihadapi setiap tahapnya seperti kepercayaan vs keraguan, otonomi vs malu, inisiatif vs bersalah, dan identitas vs kekacauan identitas.
3.
Teori perkembangan yang dikemukakan Erik
Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki
pengaruh kuat dalam psikologi. Erik erikson
menyimpulkan bahwa perkembangan anak itu
mengalami delapan tahap dan setiap tahapnya
menawarkan potensi kemajuan dan potensi
kemunduran ( Human Development;1978).
4. Developmental Stage
Basic Components
Infancy (0-1 thn)
Trust vs Mistrust
Early childhood (1-3 thn)
Autonomy vs Shame, Doubt
Preschool age (3-5 thn)
Initiative vs Guilt
School age (6-11 thn)
Industry vs Inferiority
Adolescence (12-20 thn)
Identity
vs
Identity
Confusion
Young adulthood ( 21-30
thn)
Intimacy vs Isolation
Adulthood (31-65 thn)
Generativity vs Stagnation
Senescence (+65 thn)
Ego Integrity vs Despair
5.
Pada tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya
kepada seseorang baik orangtua maupun orang
yang mengasuhnya ataupun perawat yang
merawatnya .
6.
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas
tumbuh kembang seperti dalam motorik kasar dan halus :
berjinjit , memanjat, berbicara dll
mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam
berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau
persetujuan dari orang tuanya
7.
Pada tahap ini anak mulai inisitif berinteraksi dengan
lingkungak sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu terhadap segala hal yang dilihatnya dan berinisiati
mencari tahu.
Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan
pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah
dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang
mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu
kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
8.
Pada fase ini anak akan belajar menyelesaikan tugas dari
guru , timbul rasa tanggung jawab , dan mulai senang
belajar bersama temannya.
apabila dirinya kurang mampu dibanding temannya maka
akan timbul rasa rendah diri
9.
Di dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak
hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di
masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam
tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati
dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan
tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika
remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka
akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
10.
pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat
dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan
kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai
selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan
orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini
timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim
dengan orang-orang tertentu.
11.
Pada fase ini mereka melanjutkan membangun hidupnya
dan berfokus terhadap karir dan keluarga. Tumbuh nilai
pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian,
keinginan memberi perhatian, berbagi dan membagi
pengetahuan, serta pengalaman kepada orang lain.
12.
Ini merupakan tahap yang sulit dilewati karena orang pada
masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka
akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada
masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun
kegagalan. Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut
memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal dan
banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan
kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang
tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul
keputus asaan.