Pengenalan profil setiap obat ARV penting untuk memahami mekanisme kerja, dosis, efek samping, dan interaksi obat. Lebih penting lagi adalah pemahaman tentang kombinasi obat ARV untuk mencapai tekanan virus yang optimal dan mencegah resistensi obat.
3. Konsep Steady State
• Suatu kondisi dimana
konsentrasi obat menjadi
konstan karena
pemberian obat yang
terus menerus
• Kondisi tercapai setelah
+/- 5 half-lives
Clinical Option, University of Alalbama
5. HIV - Life Cycle
Reverse
Transcriptase
Inhibitors
(10)
Protease
Inhibitors
(6)
Fusion/Entry
Inhibitors
Integration
Inhibitors
6. NRTI
– Interfensi enzim DNA polymerase - RNA
(reverse transcriptase, RT).
– Intracellular phosphorylation to active
metabolite.
– Competitor dengan nucleosides.
– Inkorporasi dengan viral DNA yg sedang
berkembang dan mengakibatkan berhentinya
rantai DNA.
7. Nucleosides of the DNA
chain
• Adenine (A)
• Guanine (G)
• Cytosine (C)
• Thymidine (T)
9. • NRTIs:
Ph
P PP PPP
PhP P PhP
NRTIs:
NtRTIs (tenofovir): Cellular
enzyme
Cellular
enzyme
Cellular
enzyme
Cellular
enzyme
Cellular
enzyme
Rate-limiting step
Mekanisme kerja Phosporilasi
10. Efek NRTI pada Mitokondria
• Mitokondria → penghasil energy
• NNRTI menghambat DNA polimerase ð
• ATP tidak dapat dihasilkan → mitokondria
toxicity
15. Diminum saat perut kosong
(1 jam sebelum atau 2 jam
setelah makan)
• Didanosine (kecuali jika dengan
tenofovir)
• Indinavir (kecuali jika dengan
ritonavir)
20. Zidovudine
(ZDV, AZT, Retrovir®)
• Tablet : 300 mg Capsule: 100 mg
• Syrup: 10 mg/ml IV: 10 mg/ml
• dosis: 300 mg po tiap 12 jam dgn atau tanpa makan.
• Duviral® (ZDV 300mg/3TC 150mg/tab)
• Duviral 1 tab po tiap 12 jam
• Efek samping: mual/muntah, sakit kepala, kembung,
anemia, neutropenia, mialgia, miopati, artralgia,
peningkatan transaminase.
• Makan mengurangi mual, monitor Ht (diharapkan
MCV meningkat), Lekosit/ANC, tes fungsi hati.
21. Didanosine
(ddI, Videx®)
• Sediaan enteric coated tablet dpt diberikan dosis
tunggal
• Dosis: >60kg, 400 mg PO sekali sehari
• Dosis: <60kg, 250 mg PO sekali sehari
• Efek samping: diare, neuropati perifer,
pankreatitis!, enzim transaminase , Peripheral
neuropathy
• Diberikan dengan perut kosong!monitor LFT,
amyl/lipase, hati2 dgn obat yg menyebabkan
pankreatitis
22. Stavudine
(d4T, Zerit®)
• Kapsul: 15, 20, 30, 40mg
• Solution: 1mg/ml
• dosis: >60kg, 40mg PO tiap 12 jam dengan /
tanpa makanan.
• dosis: <60kg, 30mg PO tiap 12 jam
• Efek samping: peripheral neuropathy (PN),
enzim transaminase , lactic acidosis, GI.
Penyebab utama lipoatrophy
• Tidak aman digunakan dgn ddI, ↓ dosis utk PN
menjadi 20mg or 15mg po tiap 12 jam.
23. Lamivudine
(3TC, Hiviral®)
• Tablet: 150mg /300mg(HIV), 100mg
(hepatitis B)
• 150mg/tab
• dosis: 150 mg PO tiap 12 jam or 300 mg
PO sekali sehari, <50kg: 2mg/kg PO tiap
12 jam dengan/ tanpa makanan.
• Obat yg sangat dpt ditoleransi
• Dpt digunakan utk hepatitis B. Low barrier
utk resistance (mudah terjadi resisten)!
24. EMTRICITABINE (FTC)
Mempunyai keuntungan yang melebihi
Lamivudine
• half life lebih panjang
• More forgiving
• Kemungkinan timbul resistensi lebih kecil
• Aktif untuk Hepatitis B
25. Abacavir
(ABC, Ziagen®)
• Tablet: 300 mg
• dosis: 300 mg PO tiap 12 jam dengan / tanpa
makanan, atau 600 mg PO sekali sehari.
• Efek samping:
mual/muntah, diarrhea, abdominal pain
• Reaksi hypersensitivity (5%): Perhatikan tanda2
alergi!!!! Demam + mual atau fatigue, +/- rash.
Jangan pernah diulangi jika terjadi alergi!!!!!.
• Infokan secara rinci mengenai kemungkinan dan
tanda alergi!!! dan lakukan monitoring ketat thd
reaksi hypersensitivity .
26. Abacavir Hypersensitivity
• +/- 5% timbul reaksi alergi pada clinical trials
• Onset
– Timbul biasanya dalam 2 minggu pertama; jarang
>6 minggu
– Dapat timbul kapan saja dan dapat tiba2
memburuk
– Gejala akan hilang dengan cepat jika segera
dihentikan
• Symptom
– Sering berupa demam +/- fatigue, atau
mual/muntah/diare, nyeri abdominal . Rash bisa
timbul/ tidak
– 20% dari pasien dapat timbul gangguan respirasis
– Melibatkan seluruh sistem organ
27. Abacavir Hypersensitivity-2
• PF
– lymphadenopathy, mucous membrane lesions
– Rash: banyak bentuk, biasanya maculopapular
atau urticarial)
• Laboratory
– ↑LFTs & CPK, lymphopenia
• Anaphylaxis, liver failure, RF, hypotensi dapat
terjadi!
• Penanganan
– ABC harus dihentikan & Jangan digunakan lagi!!
– Kematian dilaporkan pada penggunaan kembali
(rechallange)!!
28. Tenofovir DF (Viread)
• Tablet: 245 mg
• dosis: 245mg PO sekali sehari with or
without food.
• Efek samping: Fanconis syndrome dgn
disertai renal Toxicity
• Dapat digunakan utk hepatitis B.
Kurangi dosis ddi ketika digunakan
dengan tenofovir
30. Efavirenz
(EFV, Sustiva®, Stocrin®)
• Capsules: 50, 100, 200, 600 mg
• dosis: 600 mg PO sekali sehari dengan/tanpa
makanan
• Efek samping: CNS (vivid dreams, susah
konsentrasi, dizziness, insomnia, somnolence
feelings of detachment), rash (biasanya ringan)
• Comments: gejala CNS biasanya terjadi,tapi akan
membaik dalam 7-14 days; T 1/2 40-55 jam; CYP 3A
inducer; can treat through rash in some patients
• Jangan diberikan pada wanita hamil
31. Nevirapine
(NVP, Viramune®)
• Tablets: 200 mg
• dosis: 200 mg PO sekali sehari 14 days, lalu 200
mg PO bid dengan/tanpa makanan
• Efek samping: Rash (dpt severe), demam, HA, GI,
↑transaminase
• Pemberian 200mg single dosis utk 2 mgg pertama
mengurangi kemungkinan alergi; periksa LFT tiap 2
minggu utk 2 bln pertama, selanjutnya tiap bulan utk
3 bln berikut; autoinduction of its own metabolism;
CYP 3A inducer
• Long acting
33. Ritonavir boosting pada PI
• Efficacy – ↑
• Toxicity – bertambah krn efek samping
dari Ritonavir PLUS Cmax yg ↑
• Adherence – ↑ krn jumlah tablet ↓
sehingga dpt diberikan single dosis
• Resistance – ↑ barrier thd reistance – tidak
mudah resisten
• Drug Interactions – P450 inhibitor
• $$
35. Nelfinavir
• Diare!
– Sering timbul: setelah dosis awal, dalam bentuk
intermiten
– Terbaik diberikan sesudah makan
– Biasanya tidak disertai dengan keluhan yg lain
– Memberikan respon yg baik terhadap
loperamide, bisa dicoba diberikan calcium
carbonate
36. Saquinavir
(SQV-HGC, Invirase®; SQV-SGC, Fortovase®
FTV)
• Soft-gel kapsul (Fortovase®) 200 mg
• Hard-gel kapsul (Invirase®) 200 mg
• dosis: FTV 1200 mg PO tiap 8 jam dgn makanan
atau FTV 1000/RTV 100 tiap 12 jam. Unboosted hard
gel tidak direkomendasikan, boosted hard gel :
1000/100mg tiap 12 jam
• Efek samping: GI, nyeri abdominal, rash
• Jumlah pil terlalu banyak
• Pemberian BID dlm penjajakan, sediaan baru 500 mg
kapsul
37. Indinavir
• Dosing
– Kapsul: 200, 333, and 400 mg
– IDV/RTV (100rit/800 ind bd)
– Tanpa boosting 800mg/8jam
– Indinavir tanpa boosting diberikan dengan perut kosong
– Hydration!
– Penetrasi ke CNS bagus
• Nephrolithiasis
• “Retinoid Syndrome”
• Hyperbilirubinemia
38. Amprenavir
(APV, Agenerase®)
• Capsules: 50 and 150 mg (+ Vit E 109 IU/cap)
• Oral Solution: 15 mg/ml mengandung propelene
glycol
• Tdk boleh diberikan pada bumil dan anak < 4thn
• dosis: 1200 mg PO tiap 12 jam dengan/ tanpa
makan; 600 mg BID dgn RTV 100 mg BID
• Efek samping: N/V/D, rash (dpt severe), nyeri
abdominal
• Jumlah pil yg banyak dapat dikurangi dgn
memberikan fosamprenavir; Ukuran kapsul sangat
besar; RTV dpt mengurangi dosis
39. Lopinavir/ritonavir
(ABT378/r, LPV/r, Kaletra®)
• Kapsul(lopinavir 133mg & ritonavir 33mg)
• Oral solution (LPV 400mg & RTV 100mg)/5ml
• dosis: 3 kapsul PO tiap 12 jam dengan makanan
• Efek samping: diarrhea, nausea, asthenia, nyeri
abdominal ,↑ triglycerides & cholesterol.
• Hati – hati untuk peningkatan lipid
• Respon sangat baik utk naïve pasien
41. Fusion Inhibitors
• Mencegah penetrasi sel membran
• Digunakan untuk HIV-1 yg resisten dgn golongan
lain
• Bekerja diluar sel
• “dikabarkan” dapat menekan VL pada highly ART-
experienced patients
42. Working model for HIV fusion
(1)
1) HIV approaches a host CD4+
T-cell. It’s viral membrane contains
trimeric glycoprotein spikes. Each
spike contains a gp41 and gp120
subunit.
2) Fusion begins with the
binding of gp120 to the CD4
and chemokine receptors on
the cell membrane.
43. Working model for HIV fusion
(2)
3) Binding induces a conformational
change in gp120 moving it aside and
exposing gp41.
4) Fusion is mediated by gp41,
which contains two heptad
repeat domains, HR1 and HR2.
gp41
44. Working model for HIV fusion
(3)
5) As gp41 is exposed, the hydrophobic terminus of gp41
embeds itself into the cell membrane. The HR2 domain (blue)
begins to coil into the grooves exposed on the trimeric HR1
domain of gp41 (red). This process, called zipping, destabilizes
both cell and viral membranes punching a hole (fusion pore)
into both membranes. This allows the HIV capsid to pass
through the cell membrane and infection occurs.
45. Working model for HIV fusion
inhibition
WITHOUT FUZEON:
ZIPPING
WITH FUZEON:
ZIPPING BLOCKED
Fuzeon
HR2
Fuzeon is a peptide mimic of the HR2 region of gp41. As a result,
Fuzeon binds to the HR1 region. Zipping cannot take place, and
so infection is blocked.
47. • Apakah pengenalan profil setiap obat
cukup?
• Pengenalan profil obat penting tapi lebih
penting lagi mengetahui bagaimana cara
melakukan kombinasi atau…..