1. Wulandari Rima Kumari
17.11.1001.3510.009
Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Aplikasi Psikologi Lintas Budaya pada Dunia Kerja
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Psikologi Lintas Budaya
2. Psikologi lintas budaya adalah cabang psikologi yang melakukan
kajian-kajian terhadap fenomena kejiwaan dan perilaku manusia
dalam konteks lintas budaya.
Psikologi lintas budaya memiliki tujuan untuk mengungkap
tentang cara-cara tradisi budaya mengatur, mempengaruhi, dan
mentransformasikan fenomena kejiwaan dan perilaku manusia.
Fenomena kejiwaan dan perilaku manusia meliputi tiga ranah
penting dalam kajian-kajian psikologi, yaitu dalam cara berpikir,
berperasaan, dan cara berperilaku manusia.
3. Sosialisasi
Proses
Enkulturasi
Dalam Proses Enkulturasi seorang individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem
norma dan peraturan-peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya.
Proses Enkulturasi sudah dimulai sejak kecil
oleh setiap warga masyarakat,mula-mula dari
orang-orang dalam lingkungan keluarganya,
kemudian dari teman-temannya bermain.
Sosialisasi adalah proses individu mulai menerima dan
menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat
– istiadat, perilaku, bahasa) yang dimulai dari
lingkungankeluarganya, yang kemudian makin meluas.
Sosialisasi berlangsung sejak masa kanak-kanak (bayi).
Proses sosialisasi dalam setiap masyarakat juga dipakai
sebagai sarana pembentukankepribadian.
Media Sosialisasi menurut Fuller and Jacobs :
a. Keluarga.
b. b. Kelompok bermain (kelompok sebaya)
c. c. Sekolah
d. d. Lingkungan kerja
4. Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu
melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma,adat, dan peraturan-peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya.
5. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory); karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran
yang harus dijalankan oleh individu. Sosisalisasi adalah proses
pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa
kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan
menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat.
Di mana-mana, di berbagai kebudayaan, sosialisasi tampak berbeda-beda
tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda, tujuannya sama, yaitu
membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang
individu berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri
dengan individu-individu lain dalam lingkungan terkecil (keluarga), kemudian
dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang bertetangga dekat,
dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas.
6. Dalam kenyataan sehari-hari banyak faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam
bekerja. Faktor-faktor tersebut seringkali tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan
lain di luar psikologi. Bagaimana seseorang dapat bertahan dalam pekerjaannya, bagaimana
seseorang beradaptasi pd lingkungan baru, bagaimana budaya baru mempengaruhi kepribadian
seseorang, itulah mengapa psikologi lintas budaya sangat berpengaruh dalam dunia kerja.
Contoh: dalam suatu team yang terdiri dari para pakar yang sangat genius seringkali justru tidak
menghasilkan performance yang baik dibandingkan dengan sebuah team yang terdiri dari orang-
orang yang berkategori biasa-biasa saja.
7. Perilaku Mengenai Budaya Manusia
• Konsep psikologi lintas budaya utamanya ialah mempelajari
mengenai perilaku manusia sekaligus penyebarannya dan
memperhitungkan bagaimana cara perilaku tersebut dibentuk
serta bagaimana mendapat kekuatan dari sosial budaya di
lingkungannya. Hal tersebut mengarah ada dua hal pokok, yaitu
keragaman perilaku manusia di berbagai daerah di dunia dan
kaitan antara perilaku perilaku yang muncul tersebut.
• Contoh dalam kehidupan nyata ialah sebuah budaya jawa yang
mengajarkan sopan santun baik dari tutur kata maupun perilaku
kepada setiap individu yang dimulai sejak mereka masih kecil.
Budaya tersebut diajarkan dan dibiasakan dengan tujuan untuk
menanamkan secara mendalam sehingga akan terus dilaksanakan
hingga dewasa bahkan ketika individu tersebut sudah tinggal lagi
di daerah tersebut.
8. Pengalaman Budaya
• Psikologi lintas budaya berkutat khusus pada kajian yang
dilakukan secara sistematik mengenai perilaku budaya dan
pengalaman budaya sebagaimana pengalaman budaya
tersebut terjadi dalam budaya yang berbeda, yang
dipengaruhi oleh budaya atau sesuatu yang mengakibatkan
perubahan perubahan dalam budaya yang bersangkutan.
Setiap orang yang melakuka budaya dari daerahnya sendiri
yang dimulai dan dibiasakan pada diirnya sejak kecil
mungkin akan terbiasa dan tidak merasa keberatan untuk
melakukannya, namun dengan banyaknya media saat ii
seperti media sosial dan media yang luas seperti internet
dan televisi, dari situ masyarakat bisa melihat bdaya lain
baik yang pribumi hingga modern.
9. Perilaku dapat Diramalkan Secara Psikologis
• Kajian empirik mengenai anggota berbagai
kelompok budaya di berbagai daerah yang
memiliki berbagai perbedaan dalam pengalaman
budaya yang dialami dapat membawa individu
tersebut ke arah perbedaan perilaku yang dapat
diramalkan secara signifikan dari segi psikologis,
karena perilaku dapat diamati dalam keseharian
serta dapat diketahui sebab akibatnya.
10. Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
• Psikologi lintas budaya jelas memiliki pengaruh dalam dunia kerja yang di
mana memiliki disiplin ilmu berbeda, walaupun psikologi lintas budaya
merupakan salah satu cabang dari psikologi yang berarti terdiri dari
gabungan beberapa ilmu.
• Hubungan antara psikologi lintas budaya dan ilmu lainnya dapat tercipta
karena pada dasarnya psikologi lintas budaya merupakan ilmu penengah
antara ilmu-ilmu yang dilihat subjek kelompok seperti sosiologi,
antropologi, ekonomi, dan lain-lain dengan ilmu yang dilihat subjek
individu seperti psikologi umum, psikologi kepribadian, dan lain-lain.