SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
BAB1
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit inimenyerang tanpa
disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan - lahan.Katarak baru terasa
mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.Pada tahun 2020 diperkirakan
penderita penyakit mata dan kebutaan meningkatdua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia
dapat dicegah dan diobati. Kebutaanmerupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial
ekonomi yang serius bagi setiapnegara. Studi yang dilakukan
Eye Disease evalence Research Group
(2004)memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia
akanmencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan
kebutaanmeningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi
usia,semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan
mengenaikondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.Saat ini terdapat 45 juta
penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada dinegara miskin atau berkembang.
Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di AsiaTenggara dengan angka sebesar 1,5%.
Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah DrRatna Sitompul SpM, tingginya angka
kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup
orang Indonesia semakin meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan
proses penuaan. “Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula
penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata
BAB2
LANDASANTEORITIS
2.1
Katarak
2.1.1
Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibathidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,2008). Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaranyang di proyeksikan
pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2003)Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahanlensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi
padasemua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008
KlasifikasiKatarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :1.
Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.2.
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.3.
Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahunBerdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan
menjadi :1.
Katarak traumatikaKatarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul
maupun tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak
monokular).Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda
asing.2.
Katarak toksikaMerupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
kortikosteroiddan chlorpromazine.3.
Katarak komplikataKatarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu,
katarakini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes
mellitus,hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopiaatau
proses degenerasi pada satu mata lainnya.Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan
menjadi :1.
Katarak insipientMerupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak
–
bercak kekeruhan yang tidak teratur.
2.
Katarak imaturLensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan
terjadinyamyopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.3.
Katarak maturMerupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.4.
Katarak hipermaturPada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
dapat mencairsehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008)
ManifestasiKlinisKatarak
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasienmengalami penurunan
ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsionalsampai derajat tertentu yang
diakibatkan karena kehilangan penglihatan. Temuanobjektif biasanya meliputi pengembunan
seperti mutiara keabuan pada pupil sehinggaretina tak akan tampak dengan oftalmoskop.Ketika
lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannyaditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya
adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan
dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampakkekuningan, abu -
abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun -tahun, dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun takakan mampu memperbaiki
penglihatan (Suddarth, 2001)
Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakitkatarak adalah
sebagai berikut :1.
Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,sehingga
menimbulkan reaksi radang / alergi.2.
Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehinggamengganggu aliran
cairan bilik mata depan (Istiqomah, 2003).
2.1.8.
PemeriksaanDiagnostik
1.
Uji mata2.
Keratometri
3Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
4.A-scan ultrasound (echography)
5.Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya
biladipertimbangkan akan dilakukan pembedahan (Suddarth, 2001).Darah putih: dibawah 10.000
norma
Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yangdap
at digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melaluikanula.Bila
penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampaiketitik dimana pasien
melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanyakonservatif. Penting dikaji
efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji
derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain -lain,
sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing -masing
penderita.Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yangter
baik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak
adalah pembedahan yang paling sering
dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun keatas.Kebanyakan operasi dilakukan dengan
anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yangdapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang
cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan draping
bedah.Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak :
ekstraksiintrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya
penglihatanyang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan
glaukomaatau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati
diabetika(Suddarth, 2001)
AsuhanKeperawatan
2.2.1.Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untukmengeval
uasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien(Nursalam, 2001)
` Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:a.
Aktivitas /Istirahat : Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobisehubungan dengan
gangguan penglihatan. b.
Makanan/cairan : Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)c.
Neurosensori : Gejalanya yaitu Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas),sinarterang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,kesulitan memfokus kerja
dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi sekitar sinar,kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Dan
tandanya ytaituTampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit
ddanmerah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat),dan Peningkatan airmata.d.
Nyeri/Kenyamanan : Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata berair(glaukoma kronis),
Nyeri tiba
–
tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitarmata, sakit kepala (glaukoma akut).e.
Penyuluhan / Pembelajaran : Gejala yaitu Riwayat keluarga glaukoma, diabetes,gangguan sistem
vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor
(contoh peningkatan tekanan vena), dan ketidakseimbangan endokrin, diabetes(glaukoma
DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok. Dimana
perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pastiuntuk
menjaga status kesehatan , menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah(Nursalam,
2001)Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
pasiendengan penyakit katarak adalah:1.
Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler,
kehilanganvitreous.2.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).3.
Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/statusorgan indra,
lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d menurunnya ketajaman,gangguan penglihatan,
perubahan respons biasanya terhadap rangsang.s4.
Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan b/dtidak
mengenal sumber informasi , salah interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
2.2.3.Perencanaan
Perencanaan adalah meliputi perkembangan strategi desain untuk mencegah,mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diindetifikasi pada diagnosakeperawatan. Tahap ini dimulai
setelah menentukan diagnosa keperawatan danmenyimpulkan rencana
dokumentasi(Nursalam,2001).Menurut Doengoes Intervensi yang dilakukan pada pasien katarak
adalah
Diagnosa Keperawatan 1
Intervensi:
Mandiri:
Diskusi apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan,
balutan mata.
Beri pasien posis bersandar, kepala tinggi, atau mirng ke sisi yang tak sakit sesuaikeinginan.
Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata , membongkok.
Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi.
Dorong nafas dalam, batuk untuk bersihan paru.
Anjurkan menggunakan teknik manajemen stres contoh, bimbingan imajinasi,visualisasi, nafas
dalam dan latihan relaksasi.
Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
Minta pasien untuk membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba.
Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan. Observasi hifema (perdarahan pada mata)
pada mata dengan senter sesuai indikasi.
Observasi pembengkakan luka, bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir.
Kolaborasi:
Berikan obat sesuai indikasi:
Antiemetik, contoh proklorperazin (Compazine)
Beri obat sesuai indikasi: Asetazolamin (Diamox).
Sikloplegis.
Analgesik, contoh Empirin dengan kodein, asetaminofen (Tyenol)
iagnosa Keperawatan 2
Intervensi
Mandiri:
Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata.
Gunakan /tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluardengan tisu
basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan masukan lensa kontak bila menggunakan.
Tekankan pentingnya tidak menyentuh /menggaruk mata yang dioperasi.
Observasi /diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan , kelopak bengkak ,drainase
purulen. Indentifikasi tindakan kewaspadaan bila terjadi ISK.
Kolaborasi:
Beri obat sesuai indikasi:
Antibiotik (topikal , parenteral, atau subkonjungtival).
Streoid.
Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi
Mandiri
Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau keduanya terlibat.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya.
Observasi tanda-tanda dan gejala
–
gajala disorientasi ; pertahankan pagar tempat tidursampai benar-benar sembuh dari anestesia.
Pendengkatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orangterdekat
tinggal dengan pasien
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
Ingatkan pasien bila menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesarkurang lebih
25%, penglihatan perifer hilang , dan buta titik mungkin ada.
Letakkan barang yang dibutuhkan /posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yangtak
dioperasi.
Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi
Mandiri:
Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis tipe prosedur/lensa.
Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
Informasikan pasien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah medis
pasien,contoh peningkatan hipertensi,PPOM, diabetes. Ajarkan metode yang tepatmemasukkan
obat tetes untuk meminimalkan efek sistemik.
Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip; mengangkat berat, mengejan saatdefekasi,
membongkok pada panggul, meniup hidung; penggunaan sprei, bedak bubuk,merokok
(sendiri/orang lain).
Dorong aktivitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang, menontontelevisi.
Anjurkan pasien memeriksa ke dokter tentang aktivitas seksual.
Tekankan kebutuhan untuk menggunakan kaca pelindung selama hari pembedahan / penutup
pada malam.
Anjurkan pasien tidur telentang, mengatur intensitas lampu dan menggunakan kacamatagelap
bila keluar / dalam ruangan terang, keramas dengan kepala belakang (bukankedepan), batuk
dengan mulut/mata terbuk.
Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka atau tertutup penuh; pindahkan perabot
dari lalu lalang jalan.
Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat/kasar; gunakan pelunak feses yanbgdijual
bebas, bila diindikasikan.
Identifikasi tanda/ gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-tiba,
penurunan penglihatan , kelopak bengkak, drainase purulen, kemerahan, mata berair, fotofobia.
Rasional
Diagnosa keperawatan 1
Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkankerja sama dalam pembatasan
yangdiperlukan.
Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan ataumenginap
semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit,meminimalkan
resiko perdarahan atau stres pada jahitan terbuka.
Menurunkan stres pada area operasi/menurunkan TIO
Memerlukan sedikit regangan daripada penggunaan pispot, yang dapat meningkatkanTIO.
Meningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan TIO.
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan
TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya
(jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan).
Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata.
Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera
okuler.
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim
pada produksi akueus humor.
Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila
lensa tidak terganggu.
Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat
mempengaruhi TIO.
Diagnosa Keperawatran 2
Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.
Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK
meningkatkan kontaminasi silang.
Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi
infeksi.
catatan:
Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan
TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya
(jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan).
Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata.
Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera
okuler.
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim
pada produksi akueus humor.
Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila
lensa tidak terganggu.
Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat
mempengaruhi TIO.
Diagnosa Keperawatran 2
Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.
Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK
meningkatkan kontaminasi silang.
Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi
infeksi.
catatan:
Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL.
Digunakan untuk menurunkan inflamasi.
Diagnosa Keperawatan 3
Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatanterjadi lambat
dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda. Tetapi biasanya
hanya saja satu mata diperbaiki per prosedur.
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan. Menurunkan cemas dandisorientasi
pascaoperasi.
Terbangun dalam lingkungan yang tidak dikenal dan mengalami keterbataasan penglihatan dapat
mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung/ tak kenal
ukuran tempat tidur.
Memberi rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.
Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi
secara bertahap menurun dengan penggunaan.
catatan:
iritasi lokal harus dilaporkan ke dokter,tetapi jangan hentikan penggunaan obat sementara.
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung,
penglihatan/meningkatkan risiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan
untuk pertolongan bila diperlukan.
Diagnosa Keperawatan 4
Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dengan program pascaoperasi.
Pengawasan periodik menurunkan risiko komplikasi serius. Pada beberapa pasien
kapsul posterior
dapat menebal atau menjadi berkabut dalam 2 minggu sampai beberapa tahun pascaoperasi,
memerlukan terapi laser untuk memperbaiki defisit penglihatan.
Dapat bereaksi silang/campur dengan obat yang diberikan.
Penggunaan obat mata topiukal, contoh agen simpatomimetik , penyekat beta ,dan
agenantikolinergik dapat menyebabkan TD meningkat pada pasien hipertensi;pencetusdispenea
pada pasien PPOM; gejala krisis hipoglikemik pada diabetes tergantung padainsulin. Tindakan
benar dapat membatasi absorpsi dalam sirkulasi sistemik,meminimalkan masalah seperti
interaksi obat dan efek sistemik tak diinginkan.
Aktivitas yang menyebabkan mata lelah /regang, manuver Valsava ,atau meningkatkanTIO dapat
mempengaruhi hasil bedah dan mencetus pendarahan.
Catatan:
Iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk/bersin dapat meningkatkan TIO.
Memberikan masukan sensori, mempertahankan rasa normalitas, melalui waktu lebihmudah bila
tak mampu menggunakan penglihatan secara penuh.
Catatan:
menontontelevisi frekuensi sedang menuntut sedikit gerakan mata dan sedikit menimbulkan
stresdibanding membaca.
Dapat meningkatkan TIO, menyebabkan cedera kecelakaan pada mata.
Mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan risiko peningkatan TIOsehubungan
dengan berkedip atau posisi kepala.
Mencegah cedera kecelakaan pada mata.
Menurunkan penglihatan perifer atau gangguan kedalaman persepsi dapat menyebabkan pasien
jalan kedalam pintu yang terbuka sebagian atau menabrak perabot.
Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari mengejan.
Intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi serius, kemungkinan
kehilangan penglihatan.
Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yangmenandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannyasudah berhasil
dicapai (Nursalam, 2001).
Diagnosa Keperawatan 1
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan
untukmelindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Diagnosa Keperawatan 2
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dandemam.
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah /menurunkan risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan 3
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Diagnosa Keperawatan 4
Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan
AB3
STUDIKASUS
3.1.
PENGKAJIAN
3.1.1
Riwayatklien/DataBiologis
Nama : Tn.PAlamat : BinjaiTelp : -
Tempat, Tanggal lahir/Umur : Tanjung keliling,4 maret 1932Jenis kelamin : Laki -
LakiSuku : JawaAgama : IslamStatus perkawinan : DudaPendidikan : -Alamat : BinjaiOrang
yang paling dekat di hubungi : Anak Kandung
3.1.2.
RiwayatKeluarga
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, kemudian menantunyamengantarkan kepanti sosial,
dikarenakan tidak ada yang merawat Tn, P
dirumah.Anak perempuan sibuk bekerja dan mengurusi rumah tangganya sehingga kurangmemp
erhatikan Tn,P istrinya sudah meninggal dunia dikarenakan kelumpuhan. Setelahtinggal di panti
sosial Tn.P menikah lagi dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipantisosial tersebut dan
mereka pun tinggal bersama di wisma Matahari, tetapi Tn.Pmengatakan kalau dia hidup bersama
dengan Ny.S hanya sekitar 5 tahun. Karena Tn.P
keluarga telah meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat kelumpuhan dan serangan jantung
dan Tn,P keluargadikebumikan di kawasan panti sosial tersebut.
3.1.3.
RiwayatPekerjaan
Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P bekerjasebagai petani dan
kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk memenuhikebutuhannya sehari - hari. Dan
setelah tinggal di panti, Tn.P tidak lagi sanggup untuk bekerja dikarenakan semakin
meningkatnya usia.
3.1.4.
RiwayatLingkunganHidup
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat
dari bambu dan atap dari rumbia, Rumah Tn.P tidak bertingkat, dan didalam rumah terdapatdua
kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah Tn.P tersebut adalah 11 orang, yangmana 8
orang adalah cucu dari Tn.P dan 2 lagi adalah anak dan menantu dari An.Ssendiri. Tetangga
terdekat Tn.P adalah Ny. A yang selalu membantu dikala Tn.Pmengalami kesulitan
iwayatRekreasi
Tn.Pmempunyai hobi berjualan, Tn.P hidup dengan rukun bersama anak -anaknya, Dalam
keluarga Tn.P tidak mempunyai kegiatan rekreasi.
3.1.6.
Sumber/Sistempendukungyangdigunakan
Bila Tn.P sakit, Tn.P berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal jauh.
3.1.7.
Deskripsihasilkhusus(termasukkebiasaanwaktutidur)
Sebelum tiggal dipanti, Tn,P tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktutidur. Setelah
tinggal dipanti Tn,P tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Tn.Pmenghabiskan waktunya untuk
tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan saja.
3.1.8.
Statuskesehatansaatini
Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala dan dada. Tn.Pmengalami sakit ini
sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia terusmengalami pusing dan dadanya
terasa sesak, tapi setelah Tn.p berobat di klinik baruTn.Ptahu kalau Tn.P sakit hipertensi.
Biasanya Tn.P mengonsumsi captopril 12, 5 mg2x1 dan kalau sakit dadanya kumat Tn.P
mengkonsumsi neo napacin tablet 1x dalamsehari.Tn.P tidak pernah di imunisasi, danTn.P tidak
ada riwayat alergi, baik alergiterhadap obat maupun makanan.Tn.P makan 3x sehari dengan ½
porsi, Tn. P mempunyai berat badan : 50 kg, Tn.P tidak punya masalah dalam mengkonsumsi
makanan.
3.1.9.Statuskesehatanmasalalu
Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah dirawat di rumah
sakit. Tetapi Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami trauma yangmana waktu usia 18
tahun mata Tn.P terkena batang padi, sehingga menyebabkan Tn.Ptidak bisa melihat sampai
sekarang. Dan Tn.P juga mengatakan sewaktu terjadinyakejadian itu, Tn.P tidak langsung
berobat, karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P belum ada layanan kesehatan, jadi mata
Tn.P hanya di obati dengan obat kampung saja
Riwayatkeluarga
Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.Ptelahmeninggal dunia pada
umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah dariTn.P sendiri telah meninggal
dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun. Sedangkan ibunyameninggal karna kelumpuhan di waktu usia
Tn.P 35 tahun.GenogramKet := Laki-laki (meninggal)= Perempuan (meninggal)= Pasien
cairan maupun peradangan. Dan Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.Fungsi
pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa mendengar dengan baik dikarenakan
usia Tn.P yang semakin bertambah.
HidungTn.P dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak
adaobstruksi didalam hidung. Dan didalam hidung Tn.P juga tidak ditemukan
adanya pendarahan maupun peradangan.Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa
mencium dengan baik.
MulutRongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi Tn.P hanya tinggal 3 batang
itu pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat. Tn.Pmengalami
perubahan suara. Suara sesak, dan Tn.P mengalami kesulitan menelan.Fungsi pengecapan :
terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigiyang semakin lama semakin habis
keropos dan adanya karies pada gigi Tn.P
LeherPada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak ada,dan
pada leher Tn.P juga tidak ditemukan benjolan.
PayudaraUkuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan adanya
kelainan pada payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga tidak ditemukan adanya benjolandan
pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu.
PernapasanInspeksi : simetris kedua lapangan paruPerkusi : sonor kedua lapangan paruPalpasi : s
trem premitus kedua lapangan paruAuskultasi : vesikuler kedua lapangan paru
KardiovaskulerTn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P sering
mengalamisesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P meminum neo napacin 1x
dalamsehari. Sedangkan didaerah kaki, Tn.P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn.P berjalan
bungkuk dan terdapat perubahan warna kaki pada Tn.P
Gastrointestinal
Tn.P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. dan Tn.Pjugamengatakan kalau dia
sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupunTn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat
mencernamakanandenganbaik,walaupunsedikitdemisedikit.
MusculoskeletalTn.Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn.P tidak
mempunyaimasalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan sendiri tanpa
menggunakanalat bantu seperti tongkat.
Sistem saraf pusatTn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan kalau
dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Karena semakin
meningkatnya usia maka Tn.P mengalami masalah pada memorinya, sehingga Tn.Ptidak mampu
mengingat semua masa lalunya.
Sistem endokrinTn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika
diberirespon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn.P putihdengan uban.
IntegumentTn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan
karenaTn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya
seringmengalami gatal - gatal.
PsikososialTn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P juga
mengakukalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Tn.P
jugamengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
AnalisaData
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Ds : Klien mengatakan pandangan tidak jelas, pandangan berkabut.
Do :visus berkurang, penurunanketajaman penglihatan, danterdapat kekeruhan pada lensamata
Penurunan tajam penglihatan
Penurunan persepsi sensori :Penglihatan
2.
Ds : Pasien mengatakan cemasdan takut.
Do : Nadi meningkat, tekanandarah meningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering
melamun.Kurang pengetahuantentang proses penyakit
Ansietas.
Ds : Klien mengatakan tidak bisamelihat dengan jelas, pandangankabur.
Do : Klien tidak dapat banyak bergerak, kondisi tubuhtidakrapidan tampak acak -
acakan.Penurunan fungsi penglihatan
Gangguan perawatan diri4.
Ds : Klien mengatakan pedih didaerah mata.
Do: Wajah meringis menahansakit, klien berusaha memegangdaerah mata
Luka dimata
Nyeri
DiagnosaKeperawatan
1.
Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman penglihatan d/dvisus
berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan padalensa mata2.
Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,tekanan darah
meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering melamun.3.
Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat banyak
bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.4.
Nyeri b/d luka dimata d/d Wajah meringis menahan sakit, klien berusaha memegangdaerah
mata.
peningkatan nyeri mendadak-
Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri-
Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien-
Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit
teratasiR : intervensi dilanjutkan4 April 2012 Penurunan persepsi sensoriPenglihatan b/d
penurunanketajaman penglihatan d/dvisus
berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapatkekeruhan pada
lensamata.S: pasien mengatakan pandanganmasih tak jelasO: masih terdapat
penurunanketajaman penglihatan danvisus berkurangA : masalah belum teratasiP : intervensi
dilanjutkanI :-
Kaji ketajaman penglihatanklien-
Identifikasikan alternatif untukoptimalisasi sumberrangsangan-
Sesuaikan lingkungan untukoptimalisasi penglihatan :-
Orientasikan klien terhadapruangan-
Letakkan alat yang seringdigunakan di dekat klien atau pada sisi mata yang lebih sehat-
Berikan pencahayaan cukup-
Letakkan alat ditempat yangtetap-
Hindari cahaya yangmenyilaukan-
Anjurkan penggunaanalternatif rangsang lingkunganyang dapat diterima :auditorik, taktil.E :
masalah belum teratasiR : R/T dilanjutkan
Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d nadimeningkat, tekanan
darahmeningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering melamun.Gangguan perawatan
diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidakdapat banyak bergerak,kondisi tubuh tidak
rapidan tampak acak - acakan.S : pasien mengatakan sedikittenangO : pasien sudah tenangA :
masalah sedikit teratasiP : intervensi dilanjutkanI :-
Kaji adanya tanda dan gejalaansietas.-
Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang danmeyakinkan klien.-
Jelaskan mengenai penyakityang dialami oleh klien,
dan berikan klien dukungan untukmembangkitkan semangathidupnya.-
Jawab pertanyaan yangdiajukan klien secara jujur
dan berikan waktu untuk klienmengekspresikan perasaannya.-
Ingatkan pasien untuk minumobat tepat waktu.E : masalah sedikit teratasiR : R/T dilanjutkan.S :
klien mengatakan pandanganmasih kaburO : klien tidak bisa bergerak banyakA : masalah belum
teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :-
Terangkan pentingnya perawatan dan kebersihan diri pada klien-
Bantu klien untuk memenuhikebutuhan perawatan dirinya,mis : ganti baju, dan berhiassetelah
mandi.-
Secara bertahap libatkan kliendalam memenuhi kebutuhandiri.E : masalah belum teratasiR :
intervensi dilakukan
Nyeri b/d luka dimata d/dWajah meringis menahansakit, klien berusahamemegang daerah
mata.S : pasien mengatakan pedihdaerah mataO : pasien meringis menahan sakitA : masalah
belum teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :-
Kaji skala nyeri setiap hari-
Anjurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri setiaphari atau segera saat terjadi peningkatan
nyeri mendadak-
Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri-
Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien-
Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit
teratasiR : intervensi dilanjutkan
DAFTARPUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
. EGC : JakartaDoengoes A Marylin, 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan
. EGC ; JakartaIlyas, 2008.
Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga
. FKUI, JakartaIstiqomah, 2003.
Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata
. EGC : JakartaMuttaqin, 2009.
Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi
. SalembaMedika ; Jakarta Nursalam, 2001.
Proses & Dokumentasi Keperawatan
. Salemba Medika : JakartaTamsuri, 2008.
Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah
.EGC :Jakarta
LAPORAN KASUSI.
IDENTITASPASIEN
N a m a :
N y . W
Umur : 50 tahunJ e n i s k e l a m i n :
P e r e m p u a n P e k e
r j a a n : I R
T Alamat : CakranegaraT a n g g a l p e m e r i k s a a n : 2 5 F
e b r u a r i 2 0 0 9
II.ANAMNESISK e l u h a n U t a m a :
Penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak ±1tahun yang lalu.
Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasienmerasa silau saat melihat
cahaya. Mata merah (-), nyeri (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak ± 3 tahun yang lalu.hipertensi (-)
TBC (-). Riwayat trauma pada mata (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit/gejala-gejala yang sama
sepertiyang diderita oleh pasien saat ini.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien tidak pernah berobat penyakit mata sebelumnya. hanya berobat untuk penyakit

More Related Content

What's hot

Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lkmateri-x2
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakPerdudikes
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imaturKarin Survival
 
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)Nita Thamrin
 
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011bahtiarl
 
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...Aliza Puspita
 
Kelainan Refraksi
Kelainan RefraksiKelainan Refraksi
Kelainan Refraksiastiuki
 
Kelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikKelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikPerdudikes
 
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-Rumah Sakit Mata AINI
 
Ablasio retina kelompok 1
Ablasio retina kelompok 1Ablasio retina kelompok 1
Ablasio retina kelompok 1Hafiz Al-Fath
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut kuyunuz
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iiriko45
 

What's hot (20)

Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
 
Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1
 
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
Karakteristik penderita glaukoma thn 2011
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
 
Kelainan Refraksi
Kelainan RefraksiKelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
 
Kelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikKelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan Lasik
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
PENJAGAAN MATA PRIMER
PENJAGAAN MATA PRIMERPENJAGAAN MATA PRIMER
PENJAGAAN MATA PRIMER
 
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
Ablasio retina kelompok 1
Ablasio retina kelompok 1Ablasio retina kelompok 1
Ablasio retina kelompok 1
 
masalah penglihatan
masalah penglihatanmasalah penglihatan
masalah penglihatan
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 

Viewers also liked

Pemrograman dan bahasa program
Pemrograman dan bahasa programPemrograman dan bahasa program
Pemrograman dan bahasa programMuhammad Fahmi
 
Epic research daily commodity report 08 jan 2015
Epic research daily commodity   report  08 jan 2015Epic research daily commodity   report  08 jan 2015
Epic research daily commodity report 08 jan 2015Epic Research Limited
 
Pengembangan media
Pengembangan mediaPengembangan media
Pengembangan mediarobbiyo
 
Give fans your warmest welcome
Give fans your warmest welcomeGive fans your warmest welcome
Give fans your warmest welcomeAneace Haddad
 
ปรากฏการณ์ถอดจิต
ปรากฏการณ์ถอดจิตปรากฏการณ์ถอดจิต
ปรากฏการณ์ถอดจิตNamchai Chewawiwat
 
Tugas blkl : GIRO
Tugas blkl : GIROTugas blkl : GIRO
Tugas blkl : GIROotnayirt
 
Устав поискового объединения
Устав поискового объединенияУстав поискового объединения
Устав поискового объединенияpatriot29
 
Целебные капсулы «Тяньши»
Целебные капсулы «Тяньши» Целебные капсулы «Тяньши»
Целебные капсулы «Тяньши» Дмитрий Малюк
 
react.js - DOM as it was meant
react.js - DOM as it was meantreact.js - DOM as it was meant
react.js - DOM as it was meantwolframkriesing
 
Epic research weekly commodity report 12 to 16 jan 2015
Epic research weekly commodity report  12 to 16 jan 2015Epic research weekly commodity report  12 to 16 jan 2015
Epic research weekly commodity report 12 to 16 jan 2015Epic Research Limited
 

Viewers also liked (16)

Pemrograman dan bahasa program
Pemrograman dan bahasa programPemrograman dan bahasa program
Pemrograman dan bahasa program
 
Epic research daily commodity report 08 jan 2015
Epic research daily commodity   report  08 jan 2015Epic research daily commodity   report  08 jan 2015
Epic research daily commodity report 08 jan 2015
 
Pengembangan media
Pengembangan mediaPengembangan media
Pengembangan media
 
Give fans your warmest welcome
Give fans your warmest welcomeGive fans your warmest welcome
Give fans your warmest welcome
 
Сироп «Дате» «Таньши»
Сироп «Дате» «Таньши»Сироп «Дате» «Таньши»
Сироп «Дате» «Таньши»
 
ปรากฏการณ์ถอดจิต
ปรากฏการณ์ถอดจิตปรากฏการณ์ถอดจิต
ปรากฏการณ์ถอดจิต
 
DMS - The transforming landscape
DMS - The transforming landscapeDMS - The transforming landscape
DMS - The transforming landscape
 
An intranet? why bother?
An intranet?  why bother?An intranet?  why bother?
An intranet? why bother?
 
Tugas blkl : GIRO
Tugas blkl : GIROTugas blkl : GIRO
Tugas blkl : GIRO
 
Устав поискового объединения
Устав поискового объединенияУстав поискового объединения
Устав поискового объединения
 
Akb48 social marketing-社群行銷
Akb48 social marketing-社群行銷Akb48 social marketing-社群行銷
Akb48 social marketing-社群行銷
 
Целебные капсулы «Тяньши»
Целебные капсулы «Тяньши» Целебные капсулы «Тяньши»
Целебные капсулы «Тяньши»
 
react.js - DOM as it was meant
react.js - DOM as it was meantreact.js - DOM as it was meant
react.js - DOM as it was meant
 
Certificate of GEM
Certificate of GEMCertificate of GEM
Certificate of GEM
 
Mash up
Mash upMash up
Mash up
 
Epic research weekly commodity report 12 to 16 jan 2015
Epic research weekly commodity report  12 to 16 jan 2015Epic research weekly commodity report  12 to 16 jan 2015
Epic research weekly commodity report 12 to 16 jan 2015
 

Similar to Bab 1

Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakYesi Tika
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-maturhomeworkping9
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxssuser01dbde
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanOperator Warnet Vast Raha
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus zDaniel Denny
 
106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucoma106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucomaDimas Priyantono
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdfIndah12Safitri20
 
lapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptxlapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptxprestique
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Rumah Sakit Mata AINI
 

Similar to Bab 1 (20)

Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
Kelompok 2_KMPK.pptx
Kelompok  2_KMPK.pptxKelompok  2_KMPK.pptx
Kelompok 2_KMPK.pptx
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucoma106227936 low-tension-glaucoma
106227936 low-tension-glaucoma
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
 
lapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptxlapsus agnes.pptx
lapsus agnes.pptx
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
 
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
 
Dm retinopati
Dm retinopatiDm retinopati
Dm retinopati
 

Bab 1

  • 1. BAB1 PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit inimenyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan - lahan.Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkatdua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaanmerupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiapnegara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence Research Group (2004)memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia akanmencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaanmeningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia,semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan mengenaikondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada dinegara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di AsiaTenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah DrRatna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan. “Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata BAB2 LANDASANTEORITIS 2.1 Katarak 2.1.1 Defenisi Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibathidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,2008). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaranyang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah, 2003)Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahanlensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi padasemua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008
  • 2. KlasifikasiKatarak Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahunBerdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :1. Katarak traumatikaKatarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda asing.2. Katarak toksikaMerupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti kortikosteroiddan chlorpromazine.3. Katarak komplikataKatarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu, katarakini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopiaatau proses degenerasi pada satu mata lainnya.Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :1. Katarak insipientMerupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur. 2. Katarak imaturLensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinyamyopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.3. Katarak maturMerupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.4. Katarak hipermaturPada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencairsehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008)
  • 3. ManifestasiKlinisKatarak Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasienmengalami penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsionalsampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan. Temuanobjektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehinggaretina tak akan tampak dengan oftalmoskop.Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannyaditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampakkekuningan, abu - abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun -tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun takakan mampu memperbaiki penglihatan (Suddarth, 2001) Komplikasi Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakitkatarak adalah sebagai berikut :1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,sehingga menimbulkan reaksi radang / alergi.2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehinggamengganggu aliran cairan bilik mata depan (Istiqomah, 2003). 2.1.8. PemeriksaanDiagnostik 1. Uji mata2. Keratometri 3Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis 4.A-scan ultrasound (echography) 5.Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya biladipertimbangkan akan dilakukan pembedahan (Suddarth, 2001).Darah putih: dibawah 10.000 norma Penatalaksanaan Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yangdap at digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melaluikanula.Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampaiketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanyakonservatif. Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain -lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing -masing penderita.Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
  • 4. untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yangter baik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun keatas.Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yangdapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan draping bedah.Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak : ekstraksiintrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatanyang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukomaatau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika(Suddarth, 2001) AsuhanKeperawatan 2.2.1.Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untukmengeval uasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien(Nursalam, 2001) ` Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:a. Aktivitas /Istirahat : Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobisehubungan dengan gangguan penglihatan. b. Makanan/cairan : Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)c. Neurosensori : Gejalanya yaitu Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas),sinarterang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,kesulitan memfokus kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Dan tandanya ytaituTampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddanmerah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat),dan Peningkatan airmata.d. Nyeri/Kenyamanan : Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata berair(glaukoma kronis), Nyeri tiba – tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitarmata, sakit kepala (glaukoma akut).e. Penyuluhan / Pembelajaran : Gejala yaitu Riwayat keluarga glaukoma, diabetes,gangguan sistem vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), dan ketidakseimbangan endokrin, diabetes(glaukoma DiagnosaKeperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok. Dimana
  • 5. perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pastiuntuk menjaga status kesehatan , menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah(Nursalam, 2001)Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasiendengan penyakit katarak adalah:1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilanganvitreous.2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).3. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/statusorgan indra, lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d menurunnya ketajaman,gangguan penglihatan, perubahan respons biasanya terhadap rangsang.s4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan b/dtidak mengenal sumber informasi , salah interprestasi informasi, keterbatasan kognitif. 2.2.3.Perencanaan Perencanaan adalah meliputi perkembangan strategi desain untuk mencegah,mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diindetifikasi pada diagnosakeperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan danmenyimpulkan rencana dokumentasi(Nursalam,2001).Menurut Doengoes Intervensi yang dilakukan pada pasien katarak adalah Diagnosa Keperawatan 1 Intervensi: Mandiri: Diskusi apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan, balutan mata. Beri pasien posis bersandar, kepala tinggi, atau mirng ke sisi yang tak sakit sesuaikeinginan. Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata , membongkok. Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi. Dorong nafas dalam, batuk untuk bersihan paru.
  • 6. Anjurkan menggunakan teknik manajemen stres contoh, bimbingan imajinasi,visualisasi, nafas dalam dan latihan relaksasi. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. Minta pasien untuk membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba. Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan. Observasi hifema (perdarahan pada mata) pada mata dengan senter sesuai indikasi. Observasi pembengkakan luka, bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir. Kolaborasi: Berikan obat sesuai indikasi: Antiemetik, contoh proklorperazin (Compazine) Beri obat sesuai indikasi: Asetazolamin (Diamox). Sikloplegis. Analgesik, contoh Empirin dengan kodein, asetaminofen (Tyenol) iagnosa Keperawatan 2 Intervensi Mandiri: Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata. Gunakan /tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluardengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan masukan lensa kontak bila menggunakan.
  • 7. Tekankan pentingnya tidak menyentuh /menggaruk mata yang dioperasi. Observasi /diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan , kelopak bengkak ,drainase purulen. Indentifikasi tindakan kewaspadaan bila terjadi ISK. Kolaborasi: Beri obat sesuai indikasi: Antibiotik (topikal , parenteral, atau subkonjungtival). Streoid. Diagnosa Keperawatan 3 Intervensi Mandiri Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau keduanya terlibat. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya. Observasi tanda-tanda dan gejala – gajala disorientasi ; pertahankan pagar tempat tidursampai benar-benar sembuh dari anestesia. Pendengkatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orangterdekat tinggal dengan pasien Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
  • 8. Ingatkan pasien bila menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesarkurang lebih 25%, penglihatan perifer hilang , dan buta titik mungkin ada. Letakkan barang yang dibutuhkan /posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yangtak dioperasi. Diagnosa Keperawatan 4 Intervensi Mandiri: Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis tipe prosedur/lensa. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan. Informasikan pasien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas. Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah medis pasien,contoh peningkatan hipertensi,PPOM, diabetes. Ajarkan metode yang tepatmemasukkan obat tetes untuk meminimalkan efek sistemik. Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip; mengangkat berat, mengejan saatdefekasi, membongkok pada panggul, meniup hidung; penggunaan sprei, bedak bubuk,merokok (sendiri/orang lain). Dorong aktivitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang, menontontelevisi. Anjurkan pasien memeriksa ke dokter tentang aktivitas seksual. Tekankan kebutuhan untuk menggunakan kaca pelindung selama hari pembedahan / penutup pada malam. Anjurkan pasien tidur telentang, mengatur intensitas lampu dan menggunakan kacamatagelap bila keluar / dalam ruangan terang, keramas dengan kepala belakang (bukankedepan), batuk dengan mulut/mata terbuk.
  • 9. Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka atau tertutup penuh; pindahkan perabot dari lalu lalang jalan. Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat/kasar; gunakan pelunak feses yanbgdijual bebas, bila diindikasikan. Identifikasi tanda/ gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-tiba, penurunan penglihatan , kelopak bengkak, drainase purulen, kemerahan, mata berair, fotofobia. Rasional Diagnosa keperawatan 1 Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkankerja sama dalam pembatasan yangdiperlukan. Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan ataumenginap semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit,meminimalkan resiko perdarahan atau stres pada jahitan terbuka. Menurunkan stres pada area operasi/menurunkan TIO Memerlukan sedikit regangan daripada penggunaan pispot, yang dapat meningkatkanTIO. Meningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan TIO. Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata. Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya (jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan). Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata.
  • 10. Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera okuler. Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim pada produksi akueus humor. Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila lensa tidak terganggu. Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat mempengaruhi TIO. Diagnosa Keperawatran 2 Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi. Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi. Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK meningkatkan kontaminasi silang. Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi infeksi. catatan: Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata. Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya (jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan).
  • 11. Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata. Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera okuler. Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim pada produksi akueus humor. Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila lensa tidak terganggu. Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat mempengaruhi TIO. Diagnosa Keperawatran 2 Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi. Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi. Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK meningkatkan kontaminasi silang. Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi infeksi. catatan: Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL. Digunakan untuk menurunkan inflamasi. Diagnosa Keperawatan 3
  • 12. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatanterjadi lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda. Tetapi biasanya hanya saja satu mata diperbaiki per prosedur. Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan. Menurunkan cemas dandisorientasi pascaoperasi. Terbangun dalam lingkungan yang tidak dikenal dan mengalami keterbataasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung/ tak kenal ukuran tempat tidur. Memberi rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung. Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. catatan: iritasi lokal harus dilaporkan ke dokter,tetapi jangan hentikan penggunaan obat sementara. Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung, penglihatan/meningkatkan risiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi. Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila diperlukan. Diagnosa Keperawatan 4 Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dengan program pascaoperasi. Pengawasan periodik menurunkan risiko komplikasi serius. Pada beberapa pasien kapsul posterior dapat menebal atau menjadi berkabut dalam 2 minggu sampai beberapa tahun pascaoperasi, memerlukan terapi laser untuk memperbaiki defisit penglihatan. Dapat bereaksi silang/campur dengan obat yang diberikan.
  • 13. Penggunaan obat mata topiukal, contoh agen simpatomimetik , penyekat beta ,dan agenantikolinergik dapat menyebabkan TD meningkat pada pasien hipertensi;pencetusdispenea pada pasien PPOM; gejala krisis hipoglikemik pada diabetes tergantung padainsulin. Tindakan benar dapat membatasi absorpsi dalam sirkulasi sistemik,meminimalkan masalah seperti interaksi obat dan efek sistemik tak diinginkan. Aktivitas yang menyebabkan mata lelah /regang, manuver Valsava ,atau meningkatkanTIO dapat mempengaruhi hasil bedah dan mencetus pendarahan. Catatan: Iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk/bersin dapat meningkatkan TIO. Memberikan masukan sensori, mempertahankan rasa normalitas, melalui waktu lebihmudah bila tak mampu menggunakan penglihatan secara penuh. Catatan: menontontelevisi frekuensi sedang menuntut sedikit gerakan mata dan sedikit menimbulkan stresdibanding membaca. Dapat meningkatkan TIO, menyebabkan cedera kecelakaan pada mata. Mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan risiko peningkatan TIOsehubungan dengan berkedip atau posisi kepala. Mencegah cedera kecelakaan pada mata. Menurunkan penglihatan perifer atau gangguan kedalaman persepsi dapat menyebabkan pasien jalan kedalam pintu yang terbuka sebagian atau menabrak perabot. Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari mengejan. Intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi serius, kemungkinan kehilangan penglihatan. Evaluasi
  • 14. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yangmenandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannyasudah berhasil dicapai (Nursalam, 2001). Diagnosa Keperawatan 1 Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera. Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan untukmelindungi diri dari cedera. Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan. Diagnosa Keperawatan 2 Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dandemam. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah /menurunkan risiko infeksi. Diagnosa Keperawatan 3 Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan. Diagnosa Keperawatan 4 Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan. Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan
  • 15. AB3 STUDIKASUS 3.1. PENGKAJIAN 3.1.1 Riwayatklien/DataBiologis Nama : Tn.PAlamat : BinjaiTelp : - Tempat, Tanggal lahir/Umur : Tanjung keliling,4 maret 1932Jenis kelamin : Laki - LakiSuku : JawaAgama : IslamStatus perkawinan : DudaPendidikan : -Alamat : BinjaiOrang yang paling dekat di hubungi : Anak Kandung 3.1.2. RiwayatKeluarga Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, kemudian menantunyamengantarkan kepanti sosial, dikarenakan tidak ada yang merawat Tn, P dirumah.Anak perempuan sibuk bekerja dan mengurusi rumah tangganya sehingga kurangmemp erhatikan Tn,P istrinya sudah meninggal dunia dikarenakan kelumpuhan. Setelahtinggal di panti sosial Tn.P menikah lagi dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipantisosial tersebut dan mereka pun tinggal bersama di wisma Matahari, tetapi Tn.Pmengatakan kalau dia hidup bersama dengan Ny.S hanya sekitar 5 tahun. Karena Tn.P keluarga telah meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat kelumpuhan dan serangan jantung dan Tn,P keluargadikebumikan di kawasan panti sosial tersebut. 3.1.3. RiwayatPekerjaan Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P bekerjasebagai petani dan kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk memenuhikebutuhannya sehari - hari. Dan setelah tinggal di panti, Tn.P tidak lagi sanggup untuk bekerja dikarenakan semakin meningkatnya usia. 3.1.4. RiwayatLingkunganHidup Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat dari bambu dan atap dari rumbia, Rumah Tn.P tidak bertingkat, dan didalam rumah terdapatdua kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah Tn.P tersebut adalah 11 orang, yangmana 8 orang adalah cucu dari Tn.P dan 2 lagi adalah anak dan menantu dari An.Ssendiri. Tetangga terdekat Tn.P adalah Ny. A yang selalu membantu dikala Tn.Pmengalami kesulitan
  • 16. iwayatRekreasi Tn.Pmempunyai hobi berjualan, Tn.P hidup dengan rukun bersama anak -anaknya, Dalam keluarga Tn.P tidak mempunyai kegiatan rekreasi. 3.1.6. Sumber/Sistempendukungyangdigunakan Bila Tn.P sakit, Tn.P berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal jauh. 3.1.7. Deskripsihasilkhusus(termasukkebiasaanwaktutidur) Sebelum tiggal dipanti, Tn,P tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktutidur. Setelah tinggal dipanti Tn,P tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Tn.Pmenghabiskan waktunya untuk tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan saja. 3.1.8. Statuskesehatansaatini Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala dan dada. Tn.Pmengalami sakit ini sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia terusmengalami pusing dan dadanya terasa sesak, tapi setelah Tn.p berobat di klinik baruTn.Ptahu kalau Tn.P sakit hipertensi. Biasanya Tn.P mengonsumsi captopril 12, 5 mg2x1 dan kalau sakit dadanya kumat Tn.P mengkonsumsi neo napacin tablet 1x dalamsehari.Tn.P tidak pernah di imunisasi, danTn.P tidak ada riwayat alergi, baik alergiterhadap obat maupun makanan.Tn.P makan 3x sehari dengan ½ porsi, Tn. P mempunyai berat badan : 50 kg, Tn.P tidak punya masalah dalam mengkonsumsi makanan. 3.1.9.Statuskesehatanmasalalu Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah dirawat di rumah sakit. Tetapi Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami trauma yangmana waktu usia 18 tahun mata Tn.P terkena batang padi, sehingga menyebabkan Tn.Ptidak bisa melihat sampai sekarang. Dan Tn.P juga mengatakan sewaktu terjadinyakejadian itu, Tn.P tidak langsung berobat, karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P belum ada layanan kesehatan, jadi mata Tn.P hanya di obati dengan obat kampung saja Riwayatkeluarga Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.Ptelahmeninggal dunia pada umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah dariTn.P sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun. Sedangkan ibunyameninggal karna kelumpuhan di waktu usia Tn.P 35 tahun.GenogramKet := Laki-laki (meninggal)= Perempuan (meninggal)= Pasien
  • 17. cairan maupun peradangan. Dan Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa mendengar dengan baik dikarenakan usia Tn.P yang semakin bertambah. HidungTn.P dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak adaobstruksi didalam hidung. Dan didalam hidung Tn.P juga tidak ditemukan adanya pendarahan maupun peradangan.Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa mencium dengan baik. MulutRongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi Tn.P hanya tinggal 3 batang itu pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat. Tn.Pmengalami perubahan suara. Suara sesak, dan Tn.P mengalami kesulitan menelan.Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigiyang semakin lama semakin habis keropos dan adanya karies pada gigi Tn.P LeherPada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak ada,dan pada leher Tn.P juga tidak ditemukan benjolan. PayudaraUkuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan pada payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga tidak ditemukan adanya benjolandan pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu. PernapasanInspeksi : simetris kedua lapangan paruPerkusi : sonor kedua lapangan paruPalpasi : s trem premitus kedua lapangan paruAuskultasi : vesikuler kedua lapangan paru KardiovaskulerTn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P sering mengalamisesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P meminum neo napacin 1x dalamsehari. Sedangkan didaerah kaki, Tn.P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn.P berjalan bungkuk dan terdapat perubahan warna kaki pada Tn.P Gastrointestinal Tn.P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. dan Tn.Pjugamengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupunTn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat mencernamakanandenganbaik,walaupunsedikitdemisedikit.
  • 18. MusculoskeletalTn.Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn.P tidak mempunyaimasalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan sendiri tanpa menggunakanalat bantu seperti tongkat. Sistem saraf pusatTn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan kalau dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Karena semakin meningkatnya usia maka Tn.P mengalami masalah pada memorinya, sehingga Tn.Ptidak mampu mengingat semua masa lalunya. Sistem endokrinTn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika diberirespon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn.P putihdengan uban. IntegumentTn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan karenaTn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya seringmengalami gatal - gatal. PsikososialTn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P juga mengakukalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Tn.P jugamengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. AnalisaData No Data Etiologi Masalah 1. Ds : Klien mengatakan pandangan tidak jelas, pandangan berkabut. Do :visus berkurang, penurunanketajaman penglihatan, danterdapat kekeruhan pada lensamata Penurunan tajam penglihatan Penurunan persepsi sensori :Penglihatan
  • 19. 2. Ds : Pasien mengatakan cemasdan takut. Do : Nadi meningkat, tekanandarah meningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering melamun.Kurang pengetahuantentang proses penyakit Ansietas. Ds : Klien mengatakan tidak bisamelihat dengan jelas, pandangankabur. Do : Klien tidak dapat banyak bergerak, kondisi tubuhtidakrapidan tampak acak - acakan.Penurunan fungsi penglihatan Gangguan perawatan diri4. Ds : Klien mengatakan pedih didaerah mata. Do: Wajah meringis menahansakit, klien berusaha memegangdaerah mata Luka dimata Nyeri DiagnosaKeperawatan 1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman penglihatan d/dvisus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan padalensa mata2. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering melamun.3. Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat banyak bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.4. Nyeri b/d luka dimata d/d Wajah meringis menahan sakit, klien berusaha memegangdaerah mata.
  • 20. peningkatan nyeri mendadak- Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri- Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien- Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit teratasiR : intervensi dilanjutkan4 April 2012 Penurunan persepsi sensoriPenglihatan b/d penurunanketajaman penglihatan d/dvisus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapatkekeruhan pada lensamata.S: pasien mengatakan pandanganmasih tak jelasO: masih terdapat penurunanketajaman penglihatan danvisus berkurangA : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkanI :- Kaji ketajaman penglihatanklien- Identifikasikan alternatif untukoptimalisasi sumberrangsangan- Sesuaikan lingkungan untukoptimalisasi penglihatan :- Orientasikan klien terhadapruangan- Letakkan alat yang seringdigunakan di dekat klien atau pada sisi mata yang lebih sehat- Berikan pencahayaan cukup- Letakkan alat ditempat yangtetap- Hindari cahaya yangmenyilaukan- Anjurkan penggunaanalternatif rangsang lingkunganyang dapat diterima :auditorik, taktil.E : masalah belum teratasiR : R/T dilanjutkan
  • 21.
  • 22. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d nadimeningkat, tekanan darahmeningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering melamun.Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidakdapat banyak bergerak,kondisi tubuh tidak rapidan tampak acak - acakan.S : pasien mengatakan sedikittenangO : pasien sudah tenangA : masalah sedikit teratasiP : intervensi dilanjutkanI :- Kaji adanya tanda dan gejalaansietas.- Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang danmeyakinkan klien.- Jelaskan mengenai penyakityang dialami oleh klien, dan berikan klien dukungan untukmembangkitkan semangathidupnya.- Jawab pertanyaan yangdiajukan klien secara jujur dan berikan waktu untuk klienmengekspresikan perasaannya.- Ingatkan pasien untuk minumobat tepat waktu.E : masalah sedikit teratasiR : R/T dilanjutkan.S : klien mengatakan pandanganmasih kaburO : klien tidak bisa bergerak banyakA : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :- Terangkan pentingnya perawatan dan kebersihan diri pada klien- Bantu klien untuk memenuhikebutuhan perawatan dirinya,mis : ganti baju, dan berhiassetelah mandi.- Secara bertahap libatkan kliendalam memenuhi kebutuhandiri.E : masalah belum teratasiR : intervensi dilakukan
  • 23.
  • 24. Nyeri b/d luka dimata d/dWajah meringis menahansakit, klien berusahamemegang daerah mata.S : pasien mengatakan pedihdaerah mataO : pasien meringis menahan sakitA : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :- Kaji skala nyeri setiap hari- Anjurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri setiaphari atau segera saat terjadi peningkatan nyeri mendadak- Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri- Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien- Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit teratasiR : intervensi dilanjutkan
  • 25. DAFTARPUSTAKA Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . EGC : JakartaDoengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan . EGC ; JakartaIlyas, 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga . FKUI, JakartaIstiqomah, 2003. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata . EGC : JakartaMuttaqin, 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi . SalembaMedika ; Jakarta Nursalam, 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika : JakartaTamsuri, 2008. Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah .EGC :Jakarta LAPORAN KASUSI. IDENTITASPASIEN N a m a : N y . W Umur : 50 tahunJ e n i s k e l a m i n : P e r e m p u a n P e k e r j a a n : I R T Alamat : CakranegaraT a n g g a l p e m e r i k s a a n : 2 5 F e b r u a r i 2 0 0 9 II.ANAMNESISK e l u h a n U t a m a : Penglihatan kabur Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak ±1tahun yang lalu. Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasienmerasa silau saat melihat cahaya. Mata merah (-), nyeri (-) Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak ± 3 tahun yang lalu.hipertensi (-) TBC (-). Riwayat trauma pada mata (-) Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit/gejala-gejala yang sama sepertiyang diderita oleh pasien saat ini. Riwayat Pengobatan Sebelumnya Pasien tidak pernah berobat penyakit mata sebelumnya. hanya berobat untuk penyakit