Bantu pasien mengobati mata sesuai anjuran dokter.
Bantu pasien mengganti balutan mata sesuai jadwal.
Bantu pasien membersihkan mata dari dalam kelopak dengan tisu basah/bola kapas.
Kolaborasi:
Hubungi dokter bila terjadi tanda infeksi seperti demam, nyeri, bengkak, kemerahan,drainase
purulen.
Hubungi dokter bila terjadi komplikasi seperti perdarahan, kejanggalan
1. BAB1
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit inimenyerang tanpa
disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan - lahan.Katarak baru terasa
mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.Pada tahun 2020 diperkirakan
penderita penyakit mata dan kebutaan meningkatdua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia
dapat dicegah dan diobati. Kebutaanmerupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial
ekonomi yang serius bagi setiapnegara. Studi yang dilakukan
Eye Disease evalence Research Group
(2004)memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia
akanmencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan
kebutaanmeningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi
usia,semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan
mengenaikondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.Saat ini terdapat 45 juta
penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada dinegara miskin atau berkembang.
Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di AsiaTenggara dengan angka sebesar 1,5%.
Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah DrRatna Sitompul SpM, tingginya angka
kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup
orang Indonesia semakin meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan
proses penuaan. “Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula
penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata
BAB2
LANDASANTEORITIS
2.1
Katarak
2.1.1
Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibathidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,2008). Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaranyang di proyeksikan
pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2003)Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahanlensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi
padasemua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008
2. KlasifikasiKatarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :1.
Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.2.
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.3.
Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahunBerdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan
menjadi :1.
Katarak traumatikaKatarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul
maupun tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak
monokular).Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda
asing.2.
Katarak toksikaMerupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
kortikosteroiddan chlorpromazine.3.
Katarak komplikataKatarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu,
katarakini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes
mellitus,hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopiaatau
proses degenerasi pada satu mata lainnya.Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan
menjadi :1.
Katarak insipientMerupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak
–
bercak kekeruhan yang tidak teratur.
2.
Katarak imaturLensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan
terjadinyamyopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.3.
Katarak maturMerupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.4.
Katarak hipermaturPada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
dapat mencairsehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008)
3. ManifestasiKlinisKatarak
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasienmengalami penurunan
ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsionalsampai derajat tertentu yang
diakibatkan karena kehilangan penglihatan. Temuanobjektif biasanya meliputi pengembunan
seperti mutiara keabuan pada pupil sehinggaretina tak akan tampak dengan oftalmoskop.Ketika
lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannyaditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya
adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan
dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampakkekuningan, abu -
abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun -tahun, dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun takakan mampu memperbaiki
penglihatan (Suddarth, 2001)
Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakitkatarak adalah
sebagai berikut :1.
Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,sehingga
menimbulkan reaksi radang / alergi.2.
Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehinggamengganggu aliran
cairan bilik mata depan (Istiqomah, 2003).
2.1.8.
PemeriksaanDiagnostik
1.
Uji mata2.
Keratometri
3Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
4.A-scan ultrasound (echography)
5.Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya
biladipertimbangkan akan dilakukan pembedahan (Suddarth, 2001).Darah putih: dibawah 10.000
norma
Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yangdap
at digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melaluikanula.Bila
penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampaiketitik dimana pasien
melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanyakonservatif. Penting dikaji
efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji
derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain -lain,
sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing -masing
penderita.Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
4. untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yangter
baik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak
adalah pembedahan yang paling sering
dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun keatas.Kebanyakan operasi dilakukan dengan
anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yangdapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang
cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan draping
bedah.Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak :
ekstraksiintrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya
penglihatanyang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan
glaukomaatau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati
diabetika(Suddarth, 2001)
AsuhanKeperawatan
2.2.1.Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untukmengeval
uasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien(Nursalam, 2001)
` Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:a.
Aktivitas /Istirahat : Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobisehubungan dengan
gangguan penglihatan. b.
Makanan/cairan : Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)c.
Neurosensori : Gejalanya yaitu Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas),sinarterang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,kesulitan memfokus kerja
dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi sekitar sinar,kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Dan
tandanya ytaituTampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit
ddanmerah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat),dan Peningkatan airmata.d.
Nyeri/Kenyamanan : Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata berair(glaukoma kronis),
Nyeri tiba
–
tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitarmata, sakit kepala (glaukoma akut).e.
Penyuluhan / Pembelajaran : Gejala yaitu Riwayat keluarga glaukoma, diabetes,gangguan sistem
vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor
(contoh peningkatan tekanan vena), dan ketidakseimbangan endokrin, diabetes(glaukoma
DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok. Dimana
5. perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pastiuntuk
menjaga status kesehatan , menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah(Nursalam,
2001)Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
pasiendengan penyakit katarak adalah:1.
Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler,
kehilanganvitreous.2.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).3.
Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/statusorgan indra,
lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d menurunnya ketajaman,gangguan penglihatan,
perubahan respons biasanya terhadap rangsang.s4.
Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan b/dtidak
mengenal sumber informasi , salah interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
2.2.3.Perencanaan
Perencanaan adalah meliputi perkembangan strategi desain untuk mencegah,mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diindetifikasi pada diagnosakeperawatan. Tahap ini dimulai
setelah menentukan diagnosa keperawatan danmenyimpulkan rencana
dokumentasi(Nursalam,2001).Menurut Doengoes Intervensi yang dilakukan pada pasien katarak
adalah
Diagnosa Keperawatan 1
Intervensi:
Mandiri:
Diskusi apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan,
balutan mata.
Beri pasien posis bersandar, kepala tinggi, atau mirng ke sisi yang tak sakit sesuaikeinginan.
Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata , membongkok.
Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi.
Dorong nafas dalam, batuk untuk bersihan paru.
6. Anjurkan menggunakan teknik manajemen stres contoh, bimbingan imajinasi,visualisasi, nafas
dalam dan latihan relaksasi.
Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
Minta pasien untuk membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba.
Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan. Observasi hifema (perdarahan pada mata)
pada mata dengan senter sesuai indikasi.
Observasi pembengkakan luka, bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir.
Kolaborasi:
Berikan obat sesuai indikasi:
Antiemetik, contoh proklorperazin (Compazine)
Beri obat sesuai indikasi: Asetazolamin (Diamox).
Sikloplegis.
Analgesik, contoh Empirin dengan kodein, asetaminofen (Tyenol)
iagnosa Keperawatan 2
Intervensi
Mandiri:
Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata.
Gunakan /tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluardengan tisu
basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan masukan lensa kontak bila menggunakan.
7. Tekankan pentingnya tidak menyentuh /menggaruk mata yang dioperasi.
Observasi /diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan , kelopak bengkak ,drainase
purulen. Indentifikasi tindakan kewaspadaan bila terjadi ISK.
Kolaborasi:
Beri obat sesuai indikasi:
Antibiotik (topikal , parenteral, atau subkonjungtival).
Streoid.
Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi
Mandiri
Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau keduanya terlibat.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya.
Observasi tanda-tanda dan gejala
–
gajala disorientasi ; pertahankan pagar tempat tidursampai benar-benar sembuh dari anestesia.
Pendengkatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orangterdekat
tinggal dengan pasien
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
8. Ingatkan pasien bila menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesarkurang lebih
25%, penglihatan perifer hilang , dan buta titik mungkin ada.
Letakkan barang yang dibutuhkan /posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yangtak
dioperasi.
Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi
Mandiri:
Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis tipe prosedur/lensa.
Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
Informasikan pasien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah medis
pasien,contoh peningkatan hipertensi,PPOM, diabetes. Ajarkan metode yang tepatmemasukkan
obat tetes untuk meminimalkan efek sistemik.
Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip; mengangkat berat, mengejan saatdefekasi,
membongkok pada panggul, meniup hidung; penggunaan sprei, bedak bubuk,merokok
(sendiri/orang lain).
Dorong aktivitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang, menontontelevisi.
Anjurkan pasien memeriksa ke dokter tentang aktivitas seksual.
Tekankan kebutuhan untuk menggunakan kaca pelindung selama hari pembedahan / penutup
pada malam.
Anjurkan pasien tidur telentang, mengatur intensitas lampu dan menggunakan kacamatagelap
bila keluar / dalam ruangan terang, keramas dengan kepala belakang (bukankedepan), batuk
dengan mulut/mata terbuk.
9. Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka atau tertutup penuh; pindahkan perabot
dari lalu lalang jalan.
Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat/kasar; gunakan pelunak feses yanbgdijual
bebas, bila diindikasikan.
Identifikasi tanda/ gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-tiba,
penurunan penglihatan , kelopak bengkak, drainase purulen, kemerahan, mata berair, fotofobia.
Rasional
Diagnosa keperawatan 1
Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkankerja sama dalam pembatasan
yangdiperlukan.
Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan ataumenginap
semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit,meminimalkan
resiko perdarahan atau stres pada jahitan terbuka.
Menurunkan stres pada area operasi/menurunkan TIO
Memerlukan sedikit regangan daripada penggunaan pispot, yang dapat meningkatkanTIO.
Meningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan TIO.
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan
TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya
(jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan).
Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata.
10. Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera
okuler.
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim
pada produksi akueus humor.
Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila
lensa tidak terganggu.
Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat
mempengaruhi TIO.
Diagnosa Keperawatran 2
Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.
Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK
meningkatkan kontaminasi silang.
Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi
infeksi.
catatan:
Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
Ketidak nyamanan mungkin karena prosedur pembedahan; nyeri akut menunjukkan
TIOddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya
(jaringansembuh banyak vaskularisasi, dan kapiler sangat rentan).
11. Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atautekanan mata.
Mual/muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegahcedera
okuler.
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim
pada produksi akueus humor.
Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila
lensa tidak terganggu.
Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah,yang dapat
mempengaruhi TIO.
Diagnosa Keperawatran 2
Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.
Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. AdanyaISK
meningkatkan kontaminasi silang.
Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bilaterjadi
infeksi.
catatan:
Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasienmengalami implantasi IOL.
Digunakan untuk menurunkan inflamasi.
Diagnosa Keperawatan 3
12. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatanterjadi lambat
dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda. Tetapi biasanya
hanya saja satu mata diperbaiki per prosedur.
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan. Menurunkan cemas dandisorientasi
pascaoperasi.
Terbangun dalam lingkungan yang tidak dikenal dan mengalami keterbataasan penglihatan dapat
mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung/ tak kenal
ukuran tempat tidur.
Memberi rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.
Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi
secara bertahap menurun dengan penggunaan.
catatan:
iritasi lokal harus dilaporkan ke dokter,tetapi jangan hentikan penggunaan obat sementara.
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung,
penglihatan/meningkatkan risiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan
untuk pertolongan bila diperlukan.
Diagnosa Keperawatan 4
Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dengan program pascaoperasi.
Pengawasan periodik menurunkan risiko komplikasi serius. Pada beberapa pasien
kapsul posterior
dapat menebal atau menjadi berkabut dalam 2 minggu sampai beberapa tahun pascaoperasi,
memerlukan terapi laser untuk memperbaiki defisit penglihatan.
Dapat bereaksi silang/campur dengan obat yang diberikan.
13. Penggunaan obat mata topiukal, contoh agen simpatomimetik , penyekat beta ,dan
agenantikolinergik dapat menyebabkan TD meningkat pada pasien hipertensi;pencetusdispenea
pada pasien PPOM; gejala krisis hipoglikemik pada diabetes tergantung padainsulin. Tindakan
benar dapat membatasi absorpsi dalam sirkulasi sistemik,meminimalkan masalah seperti
interaksi obat dan efek sistemik tak diinginkan.
Aktivitas yang menyebabkan mata lelah /regang, manuver Valsava ,atau meningkatkanTIO dapat
mempengaruhi hasil bedah dan mencetus pendarahan.
Catatan:
Iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk/bersin dapat meningkatkan TIO.
Memberikan masukan sensori, mempertahankan rasa normalitas, melalui waktu lebihmudah bila
tak mampu menggunakan penglihatan secara penuh.
Catatan:
menontontelevisi frekuensi sedang menuntut sedikit gerakan mata dan sedikit menimbulkan
stresdibanding membaca.
Dapat meningkatkan TIO, menyebabkan cedera kecelakaan pada mata.
Mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan risiko peningkatan TIOsehubungan
dengan berkedip atau posisi kepala.
Mencegah cedera kecelakaan pada mata.
Menurunkan penglihatan perifer atau gangguan kedalaman persepsi dapat menyebabkan pasien
jalan kedalam pintu yang terbuka sebagian atau menabrak perabot.
Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari mengejan.
Intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi serius, kemungkinan
kehilangan penglihatan.
Evaluasi
14. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yangmenandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannyasudah berhasil
dicapai (Nursalam, 2001).
Diagnosa Keperawatan 1
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan
untukmelindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Diagnosa Keperawatan 2
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dandemam.
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah /menurunkan risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan 3
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Diagnosa Keperawatan 4
Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan
15. AB3
STUDIKASUS
3.1.
PENGKAJIAN
3.1.1
Riwayatklien/DataBiologis
Nama : Tn.PAlamat : BinjaiTelp : -
Tempat, Tanggal lahir/Umur : Tanjung keliling,4 maret 1932Jenis kelamin : Laki -
LakiSuku : JawaAgama : IslamStatus perkawinan : DudaPendidikan : -Alamat : BinjaiOrang
yang paling dekat di hubungi : Anak Kandung
3.1.2.
RiwayatKeluarga
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, kemudian menantunyamengantarkan kepanti sosial,
dikarenakan tidak ada yang merawat Tn, P
dirumah.Anak perempuan sibuk bekerja dan mengurusi rumah tangganya sehingga kurangmemp
erhatikan Tn,P istrinya sudah meninggal dunia dikarenakan kelumpuhan. Setelahtinggal di panti
sosial Tn.P menikah lagi dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipantisosial tersebut dan
mereka pun tinggal bersama di wisma Matahari, tetapi Tn.Pmengatakan kalau dia hidup bersama
dengan Ny.S hanya sekitar 5 tahun. Karena Tn.P
keluarga telah meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat kelumpuhan dan serangan jantung
dan Tn,P keluargadikebumikan di kawasan panti sosial tersebut.
3.1.3.
RiwayatPekerjaan
Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P bekerjasebagai petani dan
kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk memenuhikebutuhannya sehari - hari. Dan
setelah tinggal di panti, Tn.P tidak lagi sanggup untuk bekerja dikarenakan semakin
meningkatnya usia.
3.1.4.
RiwayatLingkunganHidup
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat
dari bambu dan atap dari rumbia, Rumah Tn.P tidak bertingkat, dan didalam rumah terdapatdua
kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah Tn.P tersebut adalah 11 orang, yangmana 8
orang adalah cucu dari Tn.P dan 2 lagi adalah anak dan menantu dari An.Ssendiri. Tetangga
terdekat Tn.P adalah Ny. A yang selalu membantu dikala Tn.Pmengalami kesulitan
16. iwayatRekreasi
Tn.Pmempunyai hobi berjualan, Tn.P hidup dengan rukun bersama anak -anaknya, Dalam
keluarga Tn.P tidak mempunyai kegiatan rekreasi.
3.1.6.
Sumber/Sistempendukungyangdigunakan
Bila Tn.P sakit, Tn.P berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal jauh.
3.1.7.
Deskripsihasilkhusus(termasukkebiasaanwaktutidur)
Sebelum tiggal dipanti, Tn,P tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktutidur. Setelah
tinggal dipanti Tn,P tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Tn.Pmenghabiskan waktunya untuk
tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan saja.
3.1.8.
Statuskesehatansaatini
Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala dan dada. Tn.Pmengalami sakit ini
sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia terusmengalami pusing dan dadanya
terasa sesak, tapi setelah Tn.p berobat di klinik baruTn.Ptahu kalau Tn.P sakit hipertensi.
Biasanya Tn.P mengonsumsi captopril 12, 5 mg2x1 dan kalau sakit dadanya kumat Tn.P
mengkonsumsi neo napacin tablet 1x dalamsehari.Tn.P tidak pernah di imunisasi, danTn.P tidak
ada riwayat alergi, baik alergiterhadap obat maupun makanan.Tn.P makan 3x sehari dengan ½
porsi, Tn. P mempunyai berat badan : 50 kg, Tn.P tidak punya masalah dalam mengkonsumsi
makanan.
3.1.9.Statuskesehatanmasalalu
Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah dirawat di rumah
sakit. Tetapi Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami trauma yangmana waktu usia 18
tahun mata Tn.P terkena batang padi, sehingga menyebabkan Tn.Ptidak bisa melihat sampai
sekarang. Dan Tn.P juga mengatakan sewaktu terjadinyakejadian itu, Tn.P tidak langsung
berobat, karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P belum ada layanan kesehatan, jadi mata
Tn.P hanya di obati dengan obat kampung saja
Riwayatkeluarga
Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.Ptelahmeninggal dunia pada
umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah dariTn.P sendiri telah meninggal
dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun. Sedangkan ibunyameninggal karna kelumpuhan di waktu usia
Tn.P 35 tahun.GenogramKet := Laki-laki (meninggal)= Perempuan (meninggal)= Pasien
17. cairan maupun peradangan. Dan Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.Fungsi
pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa mendengar dengan baik dikarenakan
usia Tn.P yang semakin bertambah.
HidungTn.P dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak
adaobstruksi didalam hidung. Dan didalam hidung Tn.P juga tidak ditemukan
adanya pendarahan maupun peradangan.Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa
mencium dengan baik.
MulutRongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi Tn.P hanya tinggal 3 batang
itu pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat. Tn.Pmengalami
perubahan suara. Suara sesak, dan Tn.P mengalami kesulitan menelan.Fungsi pengecapan :
terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigiyang semakin lama semakin habis
keropos dan adanya karies pada gigi Tn.P
LeherPada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak ada,dan
pada leher Tn.P juga tidak ditemukan benjolan.
PayudaraUkuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan adanya
kelainan pada payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga tidak ditemukan adanya benjolandan
pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu.
PernapasanInspeksi : simetris kedua lapangan paruPerkusi : sonor kedua lapangan paruPalpasi : s
trem premitus kedua lapangan paruAuskultasi : vesikuler kedua lapangan paru
KardiovaskulerTn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P sering
mengalamisesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P meminum neo napacin 1x
dalamsehari. Sedangkan didaerah kaki, Tn.P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn.P berjalan
bungkuk dan terdapat perubahan warna kaki pada Tn.P
Gastrointestinal
Tn.P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. dan Tn.Pjugamengatakan kalau dia
sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupunTn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat
mencernamakanandenganbaik,walaupunsedikitdemisedikit.
18. MusculoskeletalTn.Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn.P tidak
mempunyaimasalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan sendiri tanpa
menggunakanalat bantu seperti tongkat.
Sistem saraf pusatTn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan kalau
dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Karena semakin
meningkatnya usia maka Tn.P mengalami masalah pada memorinya, sehingga Tn.Ptidak mampu
mengingat semua masa lalunya.
Sistem endokrinTn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika
diberirespon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn.P putihdengan uban.
IntegumentTn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan
karenaTn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya
seringmengalami gatal - gatal.
PsikososialTn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P juga
mengakukalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Tn.P
jugamengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
AnalisaData
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Ds : Klien mengatakan pandangan tidak jelas, pandangan berkabut.
Do :visus berkurang, penurunanketajaman penglihatan, danterdapat kekeruhan pada lensamata
Penurunan tajam penglihatan
Penurunan persepsi sensori :Penglihatan
19. 2.
Ds : Pasien mengatakan cemasdan takut.
Do : Nadi meningkat, tekanandarah meningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering
melamun.Kurang pengetahuantentang proses penyakit
Ansietas.
Ds : Klien mengatakan tidak bisamelihat dengan jelas, pandangankabur.
Do : Klien tidak dapat banyak bergerak, kondisi tubuhtidakrapidan tampak acak -
acakan.Penurunan fungsi penglihatan
Gangguan perawatan diri4.
Ds : Klien mengatakan pedih didaerah mata.
Do: Wajah meringis menahansakit, klien berusaha memegangdaerah mata
Luka dimata
Nyeri
DiagnosaKeperawatan
1.
Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan ketajaman penglihatan d/dvisus
berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan padalensa mata2.
Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,tekanan darah
meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering melamun.3.
Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat banyak
bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.4.
Nyeri b/d luka dimata d/d Wajah meringis menahan sakit, klien berusaha memegangdaerah
mata.
20. peningkatan nyeri mendadak-
Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri-
Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien-
Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit
teratasiR : intervensi dilanjutkan4 April 2012 Penurunan persepsi sensoriPenglihatan b/d
penurunanketajaman penglihatan d/dvisus
berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan terdapatkekeruhan pada
lensamata.S: pasien mengatakan pandanganmasih tak jelasO: masih terdapat
penurunanketajaman penglihatan danvisus berkurangA : masalah belum teratasiP : intervensi
dilanjutkanI :-
Kaji ketajaman penglihatanklien-
Identifikasikan alternatif untukoptimalisasi sumberrangsangan-
Sesuaikan lingkungan untukoptimalisasi penglihatan :-
Orientasikan klien terhadapruangan-
Letakkan alat yang seringdigunakan di dekat klien atau pada sisi mata yang lebih sehat-
Berikan pencahayaan cukup-
Letakkan alat ditempat yangtetap-
Hindari cahaya yangmenyilaukan-
Anjurkan penggunaanalternatif rangsang lingkunganyang dapat diterima :auditorik, taktil.E :
masalah belum teratasiR : R/T dilanjutkan
21.
22. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d nadimeningkat, tekanan
darahmeningkat, wajah tampakgelisah, wajah murung dansering melamun.Gangguan perawatan
diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidakdapat banyak bergerak,kondisi tubuh tidak
rapidan tampak acak - acakan.S : pasien mengatakan sedikittenangO : pasien sudah tenangA :
masalah sedikit teratasiP : intervensi dilanjutkanI :-
Kaji adanya tanda dan gejalaansietas.-
Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang danmeyakinkan klien.-
Jelaskan mengenai penyakityang dialami oleh klien,
dan berikan klien dukungan untukmembangkitkan semangathidupnya.-
Jawab pertanyaan yangdiajukan klien secara jujur
dan berikan waktu untuk klienmengekspresikan perasaannya.-
Ingatkan pasien untuk minumobat tepat waktu.E : masalah sedikit teratasiR : R/T dilanjutkan.S :
klien mengatakan pandanganmasih kaburO : klien tidak bisa bergerak banyakA : masalah belum
teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :-
Terangkan pentingnya perawatan dan kebersihan diri pada klien-
Bantu klien untuk memenuhikebutuhan perawatan dirinya,mis : ganti baju, dan berhiassetelah
mandi.-
Secara bertahap libatkan kliendalam memenuhi kebutuhandiri.E : masalah belum teratasiR :
intervensi dilakukan
23.
24. Nyeri b/d luka dimata d/dWajah meringis menahansakit, klien berusahamemegang daerah
mata.S : pasien mengatakan pedihdaerah mataO : pasien meringis menahan sakitA : masalah
belum teratasiP : intervensi dilanjutkan.I :-
Kaji skala nyeri setiap hari-
Anjurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri setiaphari atau segera saat terjadi peningkatan
nyeri mendadak-
Anjurkan klien untuk tidakmelakukan gerakan tiba - tibayang dapat memprovokasinyeri-
Ajarkan teknik distraksi danrelaksasi kepada klien-
Lakukan tindakan kolaboratifuntuk pemberian analgesictopical/sistemik.E : masalah sedikit
teratasiR : intervensi dilanjutkan
25. DAFTARPUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
. EGC : JakartaDoengoes A Marylin, 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan
. EGC ; JakartaIlyas, 2008.
Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga
. FKUI, JakartaIstiqomah, 2003.
Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata
. EGC : JakartaMuttaqin, 2009.
Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi
. SalembaMedika ; Jakarta Nursalam, 2001.
Proses & Dokumentasi Keperawatan
. Salemba Medika : JakartaTamsuri, 2008.
Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah
.EGC :Jakarta
LAPORAN KASUSI.
IDENTITASPASIEN
N a m a :
N y . W
Umur : 50 tahunJ e n i s k e l a m i n :
P e r e m p u a n P e k e
r j a a n : I R
T Alamat : CakranegaraT a n g g a l p e m e r i k s a a n : 2 5 F
e b r u a r i 2 0 0 9
II.ANAMNESISK e l u h a n U t a m a :
Penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh pusing dan penglihatannya kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak ±1tahun yang lalu.
Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasienmerasa silau saat melihat
cahaya. Mata merah (-), nyeri (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak ± 3 tahun yang lalu.hipertensi (-)
TBC (-). Riwayat trauma pada mata (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit/gejala-gejala yang sama
sepertiyang diderita oleh pasien saat ini.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien tidak pernah berobat penyakit mata sebelumnya. hanya berobat untuk penyakit