Gangguan skizoafektif tipe depresi dengan gejala skizofrenia dan depresi yang muncul secara bersamaan. Pasien mengeluhkan halusinasi auditorik dan gejala depresi seperti murung, menyendiri, dan tidak nafsu makan. Diagnosis gangguan skizoafektif tipe depresi berdasarkan gejala klinis dan riwayat medis pasien.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Crs skizoafektif tipe depresi
1. F25.0 Gangguan Skizoafektif
Tipe Depresi
Ramadhoni Mardi P 2505 B
Imam Surkani P 2515 B
Preseptor:
dr. Amel Yanis, Sp. KJ(K)
Case Report Session
Hari/ tanggal: Jumat / 10 Agustus 2018
3. Definisi
• Gangguan skizoafektif adalah penyakit mental serius
yang memiliki gambaran skizofrenia dan gangguan
afektif
Tipe
manik
Tipe
depresif
4. • Skizofrenia gangguan otak yang mendistorsi cara
seseorang berpikir, bertindak, mengungkapkan
emosi, merasakan realitas, dan berhubungan dengan
orang lain
• Depresi penyakit yang ditandai dengan perasaan
sedih, tidak berharga, atau putus asa, serta masalah
berkonsentrasi dan mengingat detail
5. Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup pada gangguan skizoafektif 0,5-0,8%
• Orangtua>anak muda
• Perempuan>laki-laki
• Laki-lakiperilaku antisosial dan afek tumpul/tidak sesusai
6. Etiologi
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif
mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia
genetik dan lingkungan
7. Manifestasi Klinis
• Episodik gejala gangguan mood maupun gejala
skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit
yang sama, baik secara simultan atau secara
bergantian dalam beberapa hari
• Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada
episode penyakit yang samagangguan skizoafektif
tipe manik, gejala depresif yang menonjol
gangguan skizoafektif tipe depresif
8. Skizofrenia
• Menurut PPDGJ-III, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala
gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
• “thought
echo”
• “thought
insertion or
withdrawal”
• “thought
broadcasting”
• . “delusion of
control”
• “delusion of
influence”
• “delusion of
passivitiy”
• “delusional
perception”
• Halusinasi
auditorik
• Waham-
waham
menetap jenis
lainnya
9. • Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
Halusinasi yang
menetap dan panca-
indera apa saja
Arus pikiran yang
terputus (break) atau
yang mengalami
sisipan (interpolation)
Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif
10. Depresi
• Menurut PPDGJ III kriteria F.32 Episode depresif adalah sbb:
Mayor Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi) dan menurunnnya aktivitas
Minor
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diriatau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
11. Depresi
• Menurut DSM-V jika memenuhi dari 5 atau lebih gejala dibawah ini
dan salah satu gejala harus ada dari poin 1 atau 2 dalam waktu 2
minggu:
1. Nafsu makan yang berkurang
2. Kehilangan rasa untuk melakukan kebiasaan sehari-hari
3. Pengurangan atau peningkatan berat badan yang signifiksn
4. Perubahan dari pola tidur biasanya ( sedikit atau banyak tidur )
5. Agitasi
6. Merasa lelah atau tidak ada energi hampir setiap hari
7. Selalu merasa bersalah
8. Tidak dapat berkonsentrasi
9. Mempunyai pikiran untuk melakukan percobaan bunuh diri
12. Diagnosis
• Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif
berdasarkan PPDGJ-III
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitive adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan
gangguan afektif dama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(stimultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,
sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi
kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gelaja
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit
yang berbedah.
13. Bila seseorang pasien skizoafrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode
diagnosis F.20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia)
Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoefektif berulang,
baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F.25.1) atau
campuran dari keduanya (F.25.2). pasien lain mengalami satu
atau dua episode manik atau depresi (F30-F33)
14. • Kriteria Diagnostik untuk Gangguan
Skizoafektif (DSM-V)
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana,
pada suatu waktu. Terdapat baik episode depresif berat,
episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala
yang memenuhi kriteria A untuk skizofrenia
Catatan : Episode depresi berat harus termasuk kriteria A1:
mood terdepresi
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau
halusinasi selama sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala
mood yang menonjol
15. • Tipe bipolar: Jika gangguan termasuk suatu episode manik atau
campuran (atau suatu manik suatu episode campuran dan episode
depresi berat)
• Tipe depresif: Jika gangguan hanya termasuk episode depresi berat
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode ditemukan
untuk sebagian bermakna dari lama total periode aktif dan
residual dari penyakit
D. Gangguan bukan kareka efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu
kondisi medis umum
16. Diagnosis Banding
• Episode depresif dengan gejala psikotik
• Depresif berulang
• Pasien yang diobati dengan steroid,
• Penyalahgunaan amfetamin dan phencyclidine (PCP)
• Epilepsi lobus temporalis
• Skizofrenia katatonik
18. DISKUSI
Diagnosis anamnesis
• Gejala skizofrenia: halusinasi auditorik
• Gejala depresi: sering melamun, murung, menyendiri
dan tidak mau makan
• Gejala skizofrenia dan gejala depresi muncul pada
waktu yang bersamaan yaitu sekitar enam bulan
sebelum masuk rumah sakit.
19. Ilustrasi Kasus
• Nama (inisial) : Ny. IY
Panggilan : Id
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tempat & tanggal lahir/ Umur : Padang, 7 Mei 1975 / 43
tahun
• Status perkawinan : Kawin
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Suku bangsa : Minangkabau
• Negeri Asal : Padang
• Agama : Islam
• Pendidikan : Tamat SMK
• Pekerjaan : Penjahit
• Alamat : Jalan Parkit Blok C Nomor 2, Kalumbuak,
Kuranji
20. • Sebab Utama
Pasien datang ke RSJ HB SAANIN ditemani
kakak pasien untuk kontrol pengobatan.
• Keluhan Utama
Pasien beberapa kali masih mendengarkan
suara-suara seperti menyuruh pasien. Selain itu
pasien juga mengeluhkan banyak keluar air liur.
21. RPS
• Pasien sudah menjalani rawat jalan di
poliklinik RSJ lebih kurang satu tahun.
• Pasien sudah tidak lagi merasa sedih, tetapi
sesekali masih mendengar suara-suara seperti
ada yang menyuruh.
• Pada tahun 2017, pasien dibawa ke Rumah
Sakit Jiwa HB SAANIN dengan sebab pasien
merusak pintu dan barang-barang di rumah
dan ingin memukul kakak pasien.
22. • Menurut kakak pasien selama ini pasien selalu
merasa : - sedih - mengurung diri
- menangis sendiri - rasa ingin meninggal
- tidak dapat tidur
• Pasien tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak
dapat mengurus diri.
• Selain itu, pasien juga sering berkata kasar
seolah-olah pasien sedang memarahi suaminya.
• Pasien menyalahkan diri sendiri karena sudah
mau menikah dengan suaminya, pasien juga
merasa bahwa suaminya tidak mencintainya.
23. • Keluar air liur yang banyak sejak 3 bulan lalu
• Tidak ada melihat bayangan-bayangan aneh
• Tidak ada merasa curiga ataupun seperti
dikejar-kejar
• Riwayat trauma kepala dan kejang disangkal
• Pasien bukan perokok
• Penggunaan NAPZA dan alkohol disangkal
24. RPD
• Tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya
• Tidak pernah berobat ke psikiater sebelumnya
• Pertama kali dirawat di RSJ Prof HB Saanin
• Tiga tahun lalu orang tua pasien bercerai lalu
pasien hanya tinggal bersama ibu dalam
keadaan ekonomi terbatas
• Karena ekonomi yang sulit setelah tamat SMA
tidak melanjutkan kuliah.
25. Riwayat
Keluarga
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak
(Alm. Kajik)
Ibu
(Alm. Yawarnis)
Kewarganegaraan
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Alamat
Hubungan pasien*
Dan lain-lain
Indonesia
Minangkabau
Islam
zSD
Tani
Sudah meninggal
Kalumbuk
Akrab
Biasa
Kurang
Tak peduli
: -
Indonesia
Minangkabau
Islam
SD
Tani
Sudah meninggal
Kalumbuk
Akrab
Biasa
Kurang
Tak peduli
: -
27. Riwayat sewaktu dalam kandungan
dan dilahirkan.
• Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-
penyakit fisik dan atau kondisi- kondisi mental
yang diderita si ibu )
–Kesehatan Fisik : Baik
– Kesehatan Mental : Baik
– Keadaan melahirkan :
• Aterm ( + ), partus spontan ( + ), partus tindakan ( - )
sebutkan jenis tindakannya
• Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan ( YA )
• Jenis kelamin anak sesuai harapan ( YA )
28. Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
• Pertumbuhan Fisik : Biasa
• Minum ASI : ( + ) sampai usia dua tahun
• Usia mulai bicara : tidak diketahui
• Usia mulai jalan : tidak diketahui
• Sukar makan ( - ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia
( - ), pika ( - ), gangguan hubungan ibu-anak ( - ),
pola tidur baik ( - ), cemas terhadap orang asing
sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ), dan
lain-lain.....
29. Lain-Lain
• Simtom-simtom sehubungan dengan problem
perilaku yang dijumpai pada masa kanak-
kanak, misalnya:
– mengisap jari ( - ), ngompol ( - ), BAB di tempat
tidur ( - ), night teror ( - ), temper tantrum ( - ),
gagap ( - ), tik (- ), masturbasi ( - ), mutisme
selektif ( - ), dan lain-lain.
• Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu ( - ),
gelisah ( - ) overaktif ( - ), menarik diri ( + ), kurang
suka bergaul ( + ), suka berolahraga ( - ), dan lain-
lain.
30. • Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ),
ngompol ( - ), lari dari rumah (-), kenakalan
remaja ( - ), perokok berat ( - ), penggunaan
obat terlarang (- ), peminum minuman keras
(- ), problem berat badan ( -), anoreksia
nervosa (-), bulimia (-), perasaan depresi (-),
rasa rendah diri ( - ), cemas ( -), gangguan
tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), dan lain-lain.
31. Riwayat Pekerjaan
• Usia mulai berkerja 19 tahun, kepuasan kerja (
+ ), pindah-pindah kerja ( - ), pekerjaan yang
pernah dilakukan menjahit
• Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan
atasan ( - ), konflik dengan bawahan ( - ),
konflik dengan kelompok ( - ).
• Keadaan ekonomi*: sedang (menurut pasien)
32. Ciri Kepribadian Sebelumnya
• Skizoid : suka aktivitas yang dilakukan sendiri
• Skizotipal : isolasi sosial
• Dependen : membutuhkan orang lain untuk
mengambil tanggung jawab pada banyak hal
dalam hidupnya, takut ditinggalkan oleh orang
yang dekat dengannya
34. Riwayat
• Tidak pernah bunuh diri
• Riwayat pelanggaran hukum tidak ada
• Keluarga berharap pasien dapat sembuh
sempurna
• Pasien juga berharap agar dapat sembuh dan
kembali beraktifitas
35.
36. STATUS INTERNUS
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Komposmentis
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 72 x/menit
• Nafas : 18 x/menit
• Suhu : 36,7 C
• Tinggi Badan : 165 cm
• Berat Badan : 60 kg
• Status Gizi : IMT : 22, gizi baik
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
• Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
• Kelainan Khusus : Tidak ditemukan
37. STATUS NEUROLOGIKUS
• GCS : E4M5V6
• Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
• Tanda-tanda efek samping piramidal :
• Tremor tangan : tidak ada
• Akatisia : tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Cara berjalan : tidak ada
• Keseimbangan : tidak ada
• Rigiditas : tidak ada
• Kekuatan motorik : Normal
• Sensorik : Halus (+), Kasar (+)
• Refleks : Normal
• Air liur : Banyak
38. STATUS MENTAL
Keadaan umum
• Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen (
- ), stupor ( - ), kesadaran berkabut ( - ), konfusi ( - ), koma (
- ), delirium ( - ), kesadaran berubah ( - ), dan lain-lain…..
• Penampilan
• Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( - ), aneh ( - ), sikap tegang (
- ), kaku (-), gelisah ( - ), kelihatan seperti tua ( - ), kelihatan
seperti muda ( - ), berpakaian sesuai gender ( + ).
• Cara berpakaian : rapi ( - ), biasa ( + ), tak menentu ( - ),
sesuai dengan situasi ( + ),kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak
dapat mengurus diri)*
• Kesehatan fisik : sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( -
), telapak tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata
terbelalak ( - ).
• Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar
( + ), kurang wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( + ).
44. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
• Kecepatan proses pikir (biasa/cepat /lambat)
• Mutu proses pikir (jelas/tajam)
• Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
– Gangguan mental ( - ), psikosis ( - ), tes realitas (
terganggu/ tidak ), gangguan pikiran formal ( - ),
berpikir tidak logis ( - ), pikiran autistik ( - ),
dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir
primer ( - ).
45. • Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
– Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ),
tangensialitas ( - ), inkohenrensia ( - ), perseverasi ( - ),
verbigerasi ( - ), ekolalia ( - ), kondensasi ( - ), jawaban
yang tidak relevan ( - ), pengenduran asosiasi ( - ),
derailment ( - ), flight of ideas ( - ), clang association ( - ),
blocking ( - ), glossolalia ( - ).
• Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
– Kemiskinan isi pikiran ( - ), Gagasan yang berlebihan (- )
– Delusi/ waham
– waham bizarre ( - ), waham tersistematisasi ( - ), waham
yang sejalan dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan
dengan mood ( - ), waham nihilistik ( - ), waham
kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham
persekutorik ( - ), waham kebesaran ( - ), waham referensi
( - ), thought of withdrawal ( - ), thought of broadcasting (
- ), thought of insertion ( - ), thought of control ( - ),
Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( - ), waham
menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( - ), pseudologia
fantastika ( - ), waham agama ( - ).
50. • Dicriminative Insight*
– Derajat I (penyangkalan)
– Derajat II (ambigu)
– Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada
orang/ hal lain):
– Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
– Derajat V (tilikan intelektual)
– Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
• Discriminative Judgement :
– Judgment tes :tidak terganggu
– Judgment sosial :tidak terganggu
51. Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Telah diperiksa pasien Ny. IY berusia 43 tahun,
agama Islam, suku Minang dan sudah menikah.
• Pasien menjalani rawat jalan di Poli Jiwa
Dewasa RSJ HB Saanin Padang pada tanggal 6
Agustus 2018 untuk kontrol dan pengambilan
obat dan ditemani oleh kakak pasien.
• Dari anamnesis dan alloanamnesis didapatkan
bahwa pasien sudah tidak pernah marah-marah
dan bersedih tanpa penyebab lagi semenjak
satu tahun yang lalu menjalani rawat jalan
tetapi masih sesekali mendengar suara-suara
menyuruh.
52. • Dari pemeriksaan status mental didapatkan
pasien perempuan dengan usia sesuai, perilaku
tenang selama wawancara, sikap kooperatif
terhadap pemeriksa.
• Pembicaraan jelas dan spontan, mood eutimik,
afek appropriate,ditemukan adanya ilusi.
• Orientasi tidak terganggu dan tes realitas tidak
terganggu.
• Dari pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan.
53. Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : F25.1 Gangguan skizoafektif
tipe depresi remisi
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Tidak ada diagnosis
• Aksis IV : Masalah psikososial dan
lingkungan lain (suami jarang
pulang dan tidak perhatian)
• AksisV : GAF 90-81
54. Diagnosis Banding Axis 1
• - F20.1 Skizofrenia paranoid
• - F25.2 Skizoafektif tipe campuran
• - F32.3 Episode Depresi Berat dengan Gejala
Psikotik
56. Prognosis
• Quo et vitam : bonam
• Quo et fungsionam : dubia et malam
• Quo et sanctionam : dubia et malam
57. Terapi Farmakologis
• Risperidone 2 x 2 mg
- antipsikosis atipikal generasi kedua
- Kerja:
1. menghambat reseptor dopamin
2. mengurangi gejala positif psikosis dan stabilisasi
gejala afektif;
3. menghambat reseptor serotonin 2A, menyebabkan
peningkatan pelapasan dopamin
Dosis yang biasa diberikan 2-8 mg/hari.
58. • Lorazepam 1 x 0,5 mg
- golongan benzodiazepin
- Kerja
1. berikatan dengan reseptor benzodiazepin pada ligan
GABA-A yng merupakan gerbang kompleks saluran
klorida
2. meningkatkan efek inhibitor GABA
3. menghambat aktivitas neuronal di amigdala yang
bermanfaat untuk gangguan anxietas.
Dosis yang biasa diberikan adalah 2-6 mg/hari.
59. • Fluoxetin 1 x 10 mg
- Kerja:
1. meningkatkan neurotransmitter serotonin
2. menghambat pompa reuptake serotoni.
desensitisasi resptor serotonin
3. meningkatkan neurotransmisi serotonergik.
Dosis yang biasa digunakan adalah 10-40 mg/hari
60. • THP 2 x 2 mg
- Mengatasi efek samping ekstrapiramidal
syndrome
- Dosis awal yang diberikan biasanya 2x2mg.
62. Prognosis
• Hal-hal yang memperburuk prognosis pada
pasien ini adalah onsetnya yang terjadi pada
saat muda, perilaku menarik diri dan
kepribadian dependen