2. ANATOMI
FISIOLOGI
anatomi
• Thyroidea (yunani thyreos, pelindung) suatu kelenjar
endokrin sangat vaskular, merah kecoklatan yang terdiri
dari lobus dextra dan sinistra yang dihubungkan oleh
isthmus pada garis tengah. Tiap lobus ,mencapai superioir
sejauh linea oblique cartilago thyroidea, isthmus terletak
diatas cincin trakea kedua dan ketida, sedangkan bagian
terbawah lobus biasanya terletak diatas cincin trachea
keempat atau kelima. Kelenjar ini dibungkus oleh
selubung yang berasal dari lapisan pretrachealis facia
cervicalis profunda. Beratnya sekitar 25 gram biasanya
membesar secara fisiologi pada masa pubertas,
menstruasi dan kehamilan (Suan C, Kenneth, 2002;
Gharib H, 1993)
fisiologi
• Kelenjar tiroid mempertahankan derajat metabolisme
dalam jaringan pada titik optimal. Hormon tiroid
merangsang penggunaan O₂ pada kebanyakan sel tubuh,
membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang
dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan maturasi
normal.
3.
4. hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid
yang diikuti gejala dan tanda yang mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh. Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelenjar tiroid,
yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada
kondisi hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon
tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH (tiroid
stimulating hormon)
hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya)
5.
6. MANIFESTASI KLINIS
HIPERTIROID
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor,
iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadap katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal,
peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat
berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa
lapar (nafsu makan baik)
5. Prningkatan BAB
6. Gondok
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot
HIPOTIROID
1. Kulit kering, pecah-pecah,
bersisik dan menebal
2. Kejang otot
3. Aliran darah keotak menurun
4. Bradikardi, disritmia, hipotensi
5. Konstipasi, anaroksia,
peningkatan BAB, distensi
abdomen
6. Aliran darah ginjal berkurang
7. Anemia
8. Pada perempuan terjadi
perubahan menstruasi
7. hipotiroid hipertiroid
1. T3 (normal :70 hingga 220 ng/dl (1,15
hingga 3,10 nmol/L) dan T4 serum
(normal:4,5 dan 11,5 µg/dl (58,5
hingga 150 nmol/L) rendah
2. TSH (normal: meningkat pada
hipotiroid primer
3. TSH rendah pada hipotiroid sekunder
Kegagalan hipofisis : respon TSH
terhadap TRH mendatar
Penyakit hipotalamus : TSH dan
TRH meningkat
4. Titter Autoantibody tiroid tinggi pada
>80% kasus
5. Peningkatan kolesterol
6. Pembesaran jantung pada sinar-X dada
7. EKG menunjukan sinus bradikardi,
rendahnya voltase kompleks QRS dan
gelombang T datar atau inverse
1. TSH serum ( biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-rain scan, CAT scan, MRI scan
(untuk mendeteksi adanya
tumor)
8. hipotiroid hipertiroid
1. Hipotermi b.d penurunan
metabolisme
2. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
dan penurunan proses kognitif
3. Konstipasi b.d penurunan fungsi
gastrointestinal
4. Ketidakefektifan pola nafas b.d
defersi ventilasi
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d
lambatnya laju metabolisme tubuh
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Hipertermia b.d peningkatan laju
metabolisme
3. Penurunan curah jantung b.d
hipertiroid tidak terkontrol,
hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme
(masukan nutrisi kurang)
5. Kerusakan integritas kulit
10. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
1. Hipotermi
b.d
penurunan
metabolis
me
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal
2. Nadi dan RR dalam
rentang normal
1. Monitoring suhu
minimal tiap 2 jam
2. Monitor tekanan
darah, nadi dan
respirasi
3. Monitor warna
dan suhu kulit
4. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
1. Memantau suhu
tubuh
2. Mengetahui keadaa
umum pasien
3. Memantau turgor
kulit akibat
hipertermia
4. Untuk menghindari
panas yang berlebih
pada tubuh
2. Intoleransi
aktivitas
b.d
kelelahan
dan
penurunan
proses
kognitif
1. Melakukan aktivitas
sehari-hari secara
mandiri
2. TTV normal
3. Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
dan respirasi
1. Bantun klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
2. Monitor respon
fisik, emosi, sosial
dan spiritual
3. Monitor turgor
kulit
1. Untuk mengetahui
aktivitas apa saja
yang dapat
dilakukan
2. Mengetahui
keadaan
sosiopsikososial
pasien
3. Mengetahui
keadaan kulit pasien
11. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
3. Konstipas
i b.d
penuruna
n fungsi
gastrointe
stinal
1. Mempertahankan
bentuk feses
2. Bebas dari
ketidaknyamanan dan
konstipasi
3. Mengidentifikasi
indikator untuk
mencegah konstipasi
1. Monitor tanda dan gejala
konstipasi
2. Monitor bising usus
3. Monitor feses : frekuensi,
konsistensi, dan volume
4. Anjurkan pasien untuk
diet tinggi serat
1. Mengetahui tandada
dan gejala dari
konstipasi
2. Mengetahui gerakan
peristaltik usus
3. Mengetahui keadaan
feses
4. Agar terhindar dari
konstipasi
4. Ketidakef
ektifan
pola
nafas b.d
defersi
ventilasi
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan dispneu
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
3. Ttv dalam rentang
normal
1. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
2. Indetifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
3. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
4. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara nafas
tambahan
5. Monitor respirasi dan
status O₂
6. Monitor TTV
1. Memaksimalkan
ventilasi nafas pasien
2. Untuk memaksimalkan
ventilasi pernafasan
pasien
3. Jalan nafas pasien tidak
terhmbat
4. Mengetahui suara nafas
tambahan
5. Mengetahui status
oksigenasi pasien
6. Mengetahui keadaan
umum pasien
12. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
5. Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d lambatnya
laju
metabolisme
tubuh
1. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
2. Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
3. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang
berarti
1. Monitor adanya
penurunan berat
badan
2. Monitor mual dan
muntah
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
1. Mengetahui status
nutrisi pasien
2. Mengetahui output
pasien
3. Untuk mengetahui
aktivitas apa saja
yang dapat
dilakukan pasien
13. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
1. Ketidakefekt
ifan pola
nafas
1. Mendemonstrasika
n batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan
dispneu
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
3. Ttv dalam rentang
normal
1. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
2. Indetifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
3. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
4. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara nafas
tambahan
5. Monitor respirasi dan
status O₂
6. Monitor TTV
1. Agar pasien tidak merasa
sesak nafas
2. Memenuhi kebutuhan
oksigenasi
3. Untuk melancarkan jalan
nafas
4. Mengetahui suara nafas
tambahan
5. Mengetahui kebutuhan
oksigen
6. Mengetahui keadaan umum
pasien
2. Hipertermia
b.d
peningkatan
laju
metabolisme
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal
2. Nadi dan respirasi
dalam rentang
normal
3. Tidak ada
perubahan warna
kulit dan tidak ada
pusing
1. Monitor suhu sesering
mungkin
2. Monitor warna dan suhu
kulit
3. Monitpr TTV
4. Monitor intake dan
output
5. Berikan kompres hangat
1. Untuk menegetahui suhu
tubuh pasien saat ini
2. Mengenali tanda-tanda
hipertermi
3. Mengetahui keadaan
umum
4. Mengetahui kebutuhan
keseimbangan caiaran
tubuh pasien
5. Menurunkan suhu tubuh
pasien
14. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
3. Penurunan curah
jantung b.d
hipertiroid tidak
terkontrol,
hipermetabolisme,
peningkatan beban
kerja jantung
1. TTV dalam rentang
normal
2. Dapat
mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
3. Tidak ada edema
paru, perifer dan
tidak ada asites
4. Tidak ada
penurunan
kesadaran
1. Monitor status
kardiovaskular
2. Monitor status
pernafasan yang
menandakan gagal
jantung
3. Monitor abdomen
sebagai indikator
penurunan perfusi
4. Monitor
keseimbangan
cairan
5. Monitor TTV
1. Mengetahui keadaan
jantung pasien
2. Mengetahui status
pernafasan
3. Mengetahui adanya
perfusi abdomen
atau tidak
4. Menentukan diet
yang diperlukan
5. Mengetahui keadaan
umum pasien
4. Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d
peningkatan
metabolisme
(masukan nutrisi
kurang)
1. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
2. Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
3. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
1. Monitor adanya
penurunan berat
badan
2. Monitor mual dan
muntah
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
1. Mengetahui adanya
malnutrisi
2. Mengetahui intake
dan output cairan
tubuh pasien
3. Untuk menghindari
terjadinya keletihan
15. NO Diagnosa Kriteria hasil intervensi rasional
5. Kerusakan
integritas
kulit
1. Integritas kulit yang
baik bisa
dipertahankan
2. Menunjukkan
pemahan dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
3. Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
1. Jaga kulit agar tetap
bersih dan kering
2. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
3. Monitor tanda dan
gejala infeksi
1. Menghindari
terjadinya infeksi
2. Mengenali tanda-
tanda infeksi
3. Untuk menentukkan
pengobatan yang
dilakukan
16. DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer,suzanne C.2001.Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddart.Jakarta:EGC
2. Nurarif Amin Huda dan kusuma Hardi.2015.Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA Nic
Noc.Jogjakarta:Mediaction