SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Bab 10 
Struktur Sekor
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Bab 10 
Struktur Sekor 
A. Komponen Sekor Responden 
1. Komponen Dasar 
Pada tahun 1910, Spearman mengemukakan 
bahwa amatan (dalam hal ini, sekor responden A) 
terdiri atas komponen 
• Sekor tulen T 
• Sekor keliru K 
sehingga pada satu sekor responden, komponen 
sekor adalah 
A = T + K 
A diketahui 
T tidak diketahui 
K tidak diketahui
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Jika responden sama diukur melalui dua 
pengukuran (setara) 1 dan 2, maka T adalah sama 
untuk dua pengukuran itu 
A1 = T + K1 
A2 = T + K2 
A1 dan K1 adalah sekor amatan dan sekor keliru 
pada pengukuran 1 
A2 dan K2 adalah sekor amatan dan sekor keliru 
pada pengukuran 2 
Hal yang sama juga terjadi jika pengukuran lebih 
dari dua kali dan, secara teoretis, dapat diteruskan 
sampai tak hingga kali
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Sumber Kekeliruan 
Kekeliruan terdiri atas kekeliruan sistematik dan 
kekeliruan acak 
Kekeliruan sistematik sudah sedapatnya 
dihilangkan (melalui validasi) pada validitas 
pengukuran 
Kekeliruan acak (tidak sistematis) di sini mencakup 
• Pemilihan butir alat ukur 
Ada yang menguntungkan dan ada yang 
merugikan responden tertentu 
• Kondisi pengukuran 
Kondisi tempat, kondisi waktu, kondisi fisik 
responden mempengarhi hasil ukur 
• Pensekoran 
Bila sekor diberikan oleh penilai maka 
subyektivitas penilai berpengaruh pada 
hasil ukur
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Asumsi 
(a) Komponen Sekor 
Sekor amatan terdiri atas sekor tulen dan sekor 
keliru 
A = T + K 
Untuk sekor amatan A1 dan A2, masing-masing 
memiliki komponen 
A1 = T1 + K1 
A2 = T2 + K2 
Dengan 
A = sekor amatan 
T = komponen tulen 
K = komponen keliru
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
(b) Rerata Kekeliruan 
Untuk satu responden dengan tak hingga 
pengukuran atau satu pengukuran untuk tak 
hingga responden 
mK = 0 mA = T
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Hubungan Komponen Tulen dan Keliru 
Untuk satu responden dengan tak hingga 
pengukuran atau satu pengukuran dengan tak 
hingga responden, tidak ada korelasi di antara 
komponen tulen dan komponen keliru 
rTK = 0 
(d) Hubungan di antara Komponen Keliru 
Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga 
responden, tidak ada korelasi di antara 
komponen keliru 
rK1K2 = 0 
(e) Hubungan di antara dua sekor 
Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga 
responden, tidak ada korelasi di antara komponen 
tulen dan komponen keliru 
rT1K2 = 0 rT2K1 = 0
------------------------------------------------------------------------------ 
Sturktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------------- 
(f) Sekor ujian paralel atau setara 
Ujian 1 dan ujian 2 adalah paralel atau setara jika 
sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) 
serta untuk setiap populasi responden, 
T1 = T2 dan s2 
K1 = s2 
K2 
(g) Sekor ujian dasarnya ekivalen t (essentially t 
equivalent) 
Ujian 1 dan ujian 2 adalah dasarnya ekivalen t, jika 
sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) 
serta untuk setiap responden 
T1 = T2 + c12 
dengan c12 adalah konstanta
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Pengukuran 1 Pengukuran 2 
T1 T2 
K1 
rT1K1 = 0 rT2K2 = 0 
K2 
rK1K2 = 0
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 1 
Jika sekor amatan A = 10 dan sekor keliru K = 2, 
maka sekor tulen T adalah 
T = A – K = 10 – 2 = 8 
Contoh 2 
Jika sekor tulen T = 7 dan sekor keliru K = 2, maka 
hitunglah sekor amatan A 
Contoh 3 
Jika sekor amatan A = 15 dan sekor tulen T = 12 
maka hitunglah sekor keliru K 
Contoh 4 
Jika sekor amatan A = 25 dan sekor keliru K = 22 
maka hitunglah sekor tulen T
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
B. Ciri Komponen Sekor 
1. Parameter Ciri 
Parameter ciri yang dibahas meliputi 
• Rerata 
• Simpangan 
• Variansi 
• Kovariansi 
Dapat dilakukan pada dua keadaan 
• Satu responden untuk tak hingga kali 
pengukura 
• Satu pengukuran untuk tak hingga responden 
Di sini digunakan keadaan 
• Satu pengukuran untuk M responden 
(diesktrapolasi ke tak hingga responden
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Rerata Sekor 
Rumus rerata 
å 
å 
å 
= 
= 
= 
m 
A 
m 
T 
1 
1 
Hubungan di antara rerata 
Sehingga 
= 
å 
å 
1 
= + 
1 1 
= + 
= + 
m m 
T K 
= m 
+ 
T 
mA = mT 
K 
M 
T 
M 
A 
M 
K 
1 
m 
T 
A 
K 
M 
T 
M 
T K 
M 
A 
M 
m 
m 
= 
å å 
0 
1 
( )
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Sekor Simpangan 
Rumus simpangan 
a = A – mA A = a + mA 
t = T – mT atau T = t + mT 
k = K – mK K = k + mK 
Hubungan di antara sekor simpangan 
A = T + K 
a + mA = (t + mT) + (k + mK) 
= t + mT + k + 0 
= t + mT + k 
sehingga 
a = t + k
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
4. Variansi Sekor 
Rumus variansi 
å 
1 
2 2 
å 
= 
1 
s 
A 
2 2 
= 
s 
T 
2 2 
s 
Hubungan di antara variansi 
sehingga 
å 
= 
1 
k 
M 
t 
M 
a 
M 
K 
1 
= 
å 
( ) 
å 
= + 
1 1 2 
å 2 å 2 
å 
= + + 
2 2 
= s + s 
+ 
T K 
2 2 
2 
2 2 
0 
1 
T K 
A 
tk 
M 
k 
M 
t 
M 
t k 
M 
a 
M 
s s 
s 
= + 
2 2 2 
A T K s =s +s
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 5 
Variansi sekor tulen s2 
T = 5 dan variansi sekor 
amatan s2 
A = 10 maka variansi sekor keliru adalah 
s2 
K = s2 
A – s2 
T = 10 – 5 = 5 
Contoh 6 
Variansi sekor keliru adalah 8 dan variansi sekor 
amatan adalah 20, hitunglah variansi sekor tulen 
Contoh 7 
Variansi sekor tulen adalah 6 dan variansi sekor 
keliru adalah 5, hitunglah variansi sekor amatan 
Contoh 8 
Variansi sekor tulen adalah 7 dan variansi sekor 
amatan adalah 15, hitunglah variansi sekor keliru
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
5. Kovariansi Sekor 
Kovariansi sTK 
sTK = rTK sT sK 
= 0 
sehingga 
sTK = 0 
6. Kovariansi sAT dan Korelasi rAT 
sAT = rAT sA sT 
sehingga 
r = s 
AT 
AT s s 
A T
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Perhitungan lebih lanjut 
sehingga 
r s 
AT 
s s 
A T 
1 1 
s s 
A T 
= 
= 
å 
å 
1 1 
( ) 
= + 
s s 
A T 
å t 
å 
M 
M 
2 
1 1 
= + 
M 
at 
t k t 
s s s s 
A T A T 
2 
s 
= T 
+ 
s s 
A T 
s 
= T 
+ 
s 
A 
s 
= T 
+ 
s 
A 
s 
T 
s 
A 
s 
K 
s s s 
A T K 
r 
TK 
s 
K 
s 
A 
s 
TK 
AT 
tk 
M 
= 
0 
r = s 
T 
AT s 
A 
Dikenal sebagai indeks reliabilitas (reliabilitas akan 
dibahas di Bab 11)
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 9 
Variansi sekor tulen s2 
T = 3 dan variansi sekor 
amatan s2 
A = 9 maka indeks reliabilitas kuadrat r2 
AT 
adalah 
r2 
AT = s2 
T / s2 
A = 3 / 9 = 0,33 
Contoh 10 
Variansi sekor keliru adalah 1 dan variansi sekor 
amatan adalah 4, hitunglah indeks reliabilitas 
kuadrat 
Contoh 11 
Indeks reliabilitas kuadrat adalah 16 sedangkan 
variansi sekor keliru adalah 8, hitunglah variansi 
sekor amatan
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
C. Ciri Komponen Sekor pada Dua Pengukuran 
Setara 
1. Kondisi Pengukuran 
• Pengukuran dilakukan terhadap M responden 
• Diekstrpolasikan ke tak hingga responden 
2. Sekor Responden 
Pada pengukuran 1 dan 2, sekor responden adalah 
A1 = T1 + K1 
A2 = T2 + K2 
dengan simpangan 
a1 = t1 + k1 
a2 = t2 + k2
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Kovariansi di antara Sekor 
1 
= 
å 
( )( ) 
1 2 1 2 
å 
= + + 
1 1 2 2 
1 1 1 1 
å å å å 
= + + + 
1 2 1 2 2 1 1 2 
= + + + 
s s s s 
T T T K T K K K 
1 2 1 2 2 1 1 2 
1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 
Dari asumsi 
rT1K2 = 0 rT2K1 = 0 rK1K2 = 0 
maka diperoleh 
sA1A2 = sT1T2 
1 
T T T K T K T K T K K K K K 
A A 
k k 
M 
t k 
M 
t k 
M 
t t 
M 
t k t k 
M 
a a 
M 
s r s s r s s r s s 
s 
= + + +
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
4. Kovariansi di antara Sekor Setara 
Kedua sekor itu setara 
T1 = T2 = T A1 = A2 = A 
t1 = t2 = t sA1 = sA2 = sA 
rA1A2 = rAA 
Karena itu 
sehingga 
1 
= 
å 
1 2 1 2 
= 
sT1T2 = sT 
2 
2 
2 
1 
T 
T T 
t 
M 
t t 
M 
s 
s 
= 
å
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Selanjutnya 
s= rssA1A2 A1A2 A1 A2 
= rs2 
AA A 
Dari hubungan 
sA1A2 = sT1T2 
kita peroleh 
2 = sT 
rAA sA 
2 
atau 
2 
r = s 
T 
AA s 
2 
A 
Dikenal sebagai koefisien reliabilitas (reliabilitas 
akan dibahas di Bab 11)
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 12 
Koefisien reliabilitas rAA = 0,8 dan variansi sekor 
amatan s2 
A = 25, maka 
s2 
T / s2 
A = rAA = 0,8 
s2 
K / s2 
A = (s2 
A – s2 
T) / s2 
A = 1 – s2 
T / s2 
A 
= 1 – rAA = 1 – 0,8 = 0,2 
r2 
AT = s2 
T / s2 
A = 0,8 
Contoh 13 
Koefisien reliabilitas adalah 0,6 dan variansi sekor 
amatan adalah 25, hitunglah variansi sekor tulen 
dan variansi sekor keliru
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
5. Indeks Reliabilitas dan Koefisien Reliabilitas 
Indeks reliabilitas adalah korelasi di antara sekor 
amatan dan sekor tulen 
A T K 
Indeks reliabilitas 
Indeks reliabilitas 
r = s 
T 
AT s 
A
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Koefisien reliabilitas adalah korelasi di antara dua 
pengukuran setara (pengukuran ulang) 
Koefisien reliabilitas 
2 
K 
r = s = s - s 
= - 
AA s 
2 
2 2 
A K 
2 
2 
T 
2 
1 
A 
A 
A 
s 
s 
s 
T K 
T K 
A 
A 
Koefisien 
reliabilitas
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
D. Komposisi Sekor Responden 
1. Sekor Responden 
Sekor responden merupakan gabungan dari 
sejumlah sekor-satuan 
Untuk responden ke-g, sekor responden Ag adalah 
Ag = Xg1 + Xg2 + Xg3 + . . . + XgN 
dengan 
Xgi = sekor-satuan 
N = banyaknya butir 
Ag = sekor responden ke-g
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Rerata Sekor 
Pada M responden, rerata pada sekor responden 
dan pada sekor-satuan adalah 
Dari 
å å X 
å 
m = 1 
m = m = 
3 
X X X 
2 3 
A 
M 
X 
X 
m m 
M 
A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN 
diperoleh 
A å å å å å N = 1 + 2 + 3 + ... + 
yakni 
X 
X 
X 
mA = mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN 
X 
M 
M 
M 
A 
N 
XN 
å å 
= = 
1 
2 
X 
M 
M 
M 
M 
M
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Sekor Simpangan 
x1 = X1 – mX1 atau X1 = x1 + mX1 
x2 = X2 – mX2 atau X2 = x2 + mX2 
x3 = X3 – mX3 atau X3 = x3 + mX3 
xN = XN – mXN atau XN = xN + mXN 
a = A – mA atau A = a + mA 
sehingga dari 
A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN 
diperoleh 
a + mA = (x1 + mX1) + (x2 + mX2) + (x3 + mX3) 
+ . . . + (xN + mXN) 
= (x1 + x2 + x3 + . . . + xN) 
+ (mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN) 
Karena mA = mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN 
maka 
a = x1 + x2 + x3 + . . . + xN
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
4. Variansi pada Dua Sekor-satuan 
Pada dua sekor-satuan (dua butir), sekor 
responden adalah 
A = X1 + X2 
Dengan variansi 
a 
x + 
x 
= 
= 
å 
å x 
å x 
å 
= + + 
å x 
å x 
å 
= + + 
2 1 2 
2 
s s 
x x 
x x 
1 2 1 2 
2 
= + + 
= + + 
s s r s s 
2 
s12 = r12 s1 s2 sebagai kovariansi di antara X1 dan 
X2 
12 
2 
2 
2 
1 
12 1 2 
2 
2 
2 
1 
1 2 
1 2 
2 
1 
1 2 
2 
2 
2 
1 
1 2 
2 
2 
2 
1 
2 
1 2 
2 
2 
2 
2 
2 
s s s 
s s 
s s 
s s 
s s 
s 
= + + 
å 
å 
M 
x x 
M 
M 
M 
M 
M 
M 
M 
M 
A 
( )
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
5. Variansi pada Tiga Sekor-satuan 
Pada tiga sekor-satuan (tiga butir), sekor 
responden adalah 
A = X1 + X2 + X3 
Dengan variansi 
s 
dengan 
2 
3 
2 
a 
M 
x x x 
( + + 
) 
1 2 3 
å 
å 
M 
å å 2 
2 
å 
2 
= 
x 
x 
= + + 
x 
M 
M 
M 
å x x 
å x x 
å 
2 2 2 
x x 
1 2 1 3 2 3 
+ + + 
M 
M 
M 
= + + + + + 
s s s s s s 
2 2 2 
12 13 23 
2 
3 
2 
2 
2 
1 
2 
1 
2 
A 
s12 = r12 s1 s2 kovariansi X1 dengan X2 
s12 = r13 s1 s3 kovariansi X1 dengan X3 
s23 = r23 s2 s3 kovariansi X2 dengan X3
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
6. Variansi pada N Sekor-satuan (N butir) 
s = s + s + s + + 
s 
A N 
+ + + + 
s s s 
2 2 ... 2 
12 13 ( 1) 
i ij 
Dalam bentuk matriks 
1 2 3 4 . . . N 
1 s1 
2 s12 s13 s14 . . . s1N 
2 s2 
2 s23 s24 . . . s2N 
3 s3 
2 s34 . . . s3N 
4 s4 
2 . . . s4N 
. . 
. . 
. . 
N sN 
2 
å å 
< 
- 
= + 
i j 
N N 
s s 
2 
... 
2 
2 2 
3 
2 
2 
2 
1 
2
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 14 
Suatu matriks variansi kovariansi adalah 
1 2 3 4 5 
1 0,25 0,10 0,00 0,00 – 0,05 
2 0,24 0,06 – 0,08 0,02 
3 0,24 0,08 0,08 
4 0,16 0,06 
5 0,21 
Σs2 = 0,25 + 0,24 + . . . + 0,21 = 1,10 
i 
Σs= 0,10 + 0,00 + . . . + 0,06 = 0,27 
ij 2 = Σsi 
sA 
2 + 2Σsij 
= 1,10 + 2 (0,27) 
= 1,64
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 15 
Suatu matriks sekor berbentuk sebagai berikut 
Respon- Butir Jum-den 
1 2 3 4 lah 
1 5 2 4 3 14 
2 5 3 4 4 16 
3 3 1 5 2 11 
4 4 2 5 3 14 
5 5 2 4 2 13 
s2 
0,64 0,40 0,24 0,56 
i 
sI 0,80 0,63 0,49 0,75 
s2 
A = 2,64 sXY = rXY sX sY 
r12 = 0,79 s12 = 0,040 r24 = 0,85 s24 = 0,080 
r13 = –0,92 s13 = 0,049 r34 = –1,00 s34 = –0,240 
r14 = 0,47 s14 = –0,080 
r23 = –0,65 s23 = –0,080
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Matriks variansi-kovariansi menjadi 
1 2 3 4 
1 0,64 0,40 -0,36 0,28 
2 0,40 –0,20 0,40 
3 0,24 –0,12 
4 0,56 
Ss2 
i = 0,64 + 0,40 + 0,24 + 0,56 = 1,84 
Ssij = 0,40 - 0,36 + 0,28 – 0,20 
+ 0,40 – 0,12 = 0,40 
s2 
A = Ss2 
i + 2Ssij = 1,84 + (2)(0,40) 
= 2,64 
Cocok dengan perhitungan di depan
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 16 
Suatu matriks sekor adalah sebagai berikut 
Respon- Butir 
den 1 2 3 4 
1 7 6 3 1 
2 8 5 4 3 
3 8 7 3 2 
4 9 5 5 2 
5 7 6 2 4 
6 7 5 4 3 
7 8 6 3 2 
8 6 7 3 1 
9 6 5 2 3 
10 8 6 4 2 
Susunlah matriks variansi-kovariansi serta hitung 
variansi sekor responden
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
7. Variansi Sekor Responden dengan Variansi dan 
Kovariansi Sekor Butir 
Variansi pada sekor responden terkait dengan 
kovariansi pada sekor butir, dalam bentuk 
dengan 
A i ij s 2 s 2 2 s 
2 = variansi pada sekor responden untuk M 
sA 
responden 
si 
2 = variansi pada sekor-satuan pada satu 
butir untuk M responden 
sij = kovariansi di antar setiap dua sekor-satuan 
untuk M responden 
sehingga 
å å 
< 
= + 
i j 
å å 
A i ij s 2 s 2 2 s 
< 
- = 
i j
----------------------------------------------------------------------- 
Struktur Sekor 
----------------------------------------------------------------------- 
Variansi dan kovariansi tampak pada matriks sekor 
sebagai berikut 
Res-pon-den 
1 2 3 . . . i . . . N 
1 
2 
3 
. 
. 
. 
g 
. 
. 
. 
M 
s1 
2 s2 
2 s3 
2 si 
2 sN 
2 sA 
2 
Butir 
A
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
8. Hubungan Perangkat Ujian 
• Ujian setara atau paralel (Setara-tau) 
Ini telah kita bicarakan di depan 
Dua ujian i dan j adalah setara atau paralel, 
apabila 
Ti = Tj sKi = sKj 
Karena sekor tulen dikenal juga sebagai t (tau) 
maka ujian setara atau paralel dikenal juga 
sebagai ujian setara-tau (tau-equivalent) 
• Ujian dasarnya setara-tau (essentially tau-equivalent) 
Dua ujian i dan j adalah dasarnya setara-tau, 
apabila 
Ti = Tj + cij 
dengan cii = konstanta
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Ujian Kongenerik (Congeneric tests) 
Dua ujian i dan j adalah kongenerik, apabila sekor 
tulen i berhubungan secara linier dengan sekor tulen 
j 
Ti = mij Tj + nij 
Ditulis juga dalam bentuk 
Ti = miT + ni 
Tj = mjT + nj 
Pada ujian kongenerik, variansi dan kovariansi 
menjadi 
variansi s2 
i = m2 
i + s2 
K1 
kovariansi sij = mimj 
Berlaku juga untuk lebih dari dua ujian atau subujian 
(pilahan) kongenerik
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
E. Kekeliruan Baku Pengukuran 
1. Kekeliruan Sekor 
• Sekor terdiri atas sekor tulen dan sekor keliru. 
• Pada distribusi sekor, sekor keliru tersebar di 
sekitar sekor tulen 
Sekor tulen 
Sekor 
• Simpangan baku dari sekor keliru merupakan 
kekeliruan baku pengukuran 
• Kekeliruan biasanya terletak sekitar 3 kekeliruan 
baku di sebelah menyebelah sekor tulen
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Kekeliruan Baku Pengukuran 
Dari variansi sekor diketahui bahwa 
s2 
A = s2 
T + s2 
K, sehingga 
2 2 2 
s = s - 
s 
K A T 
2 
s s 
( T 
) 
2 
s 
A 
2 
= - 
1 
( ) 
A 
2 
= - 
s r 
1 
A AA 
dengan rAA sebagai koefisien reliabilitas 
Selanjutnya diperoleh kekeliruan baku pengukuran 
K A AA s =s 1-r
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Peranan Kekeliruan Baku Pengukuran 
• Kekeliruan baku pengukuran dapat digunakan 
untuk menaksir sekor tulen responden dengan 
probabilitas keyakinan tertentu 
• Misalkan simpangan baku sekor responden 
adalah sA = 10 serta koefisien reliabilitas 
pengukuran adalah rAA = 0,91, maka kekeliruan 
baku pengukuran adalah 
=10 1- 0,91 = 3,0 K s 
• Dari distribusi probabilitas di statistika, diketahui 
bahwa terdapat probabilitas keyakinan sekitar 
68% bahwa sekor tulen responden terletak pada 
T ± sK dan probabilitas keyakinan sekitar 95% 
bahwa sekor tulen responden terletak pada T ± 
1,96 sK
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
F. Transformasi Sekor 
1. Pendahuluan 
• Ada bermacam sekor, meliputi 
Sekor ordinal 
Sekor interval 
Sekor kiraan (dengan skala kiraan) 
Sekor peringkat 
• Sekor dapat disusun ke dalam sejumlah 
bentuk, seperti 
Proporsi 
Berdistribusi normal 
Berdistribusi seragam 
• Ada kalanya diperlukan transformasi dari satu 
bentuk sekor ke bentuk lainnya
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Tranformasi ke Distribusi Normal Baku 
• Dilakukan untuk mengubah distribusi sekor dari 
tidak normal menjadi normal 
• Dilakukan dengan bantuan tabel fungsi bawah pada 
distribusi probabilitas normal baku 
• Sudah dibahas di Bab 7 
3. Transformsi Arc Sinus 
• Dilakukan untuk menstabilkan variansi pada 
proporsi (p) 
• Rumus transformsi 
X = 2 arcsin √p 
sehingga variansi tidak banyak berfluktuasi
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 17 
Transformasikan arc sinus pada sekor berikut ke 
dalam X 
Sekor Frek Proporsi X 
1 3 0,06 ……….. 
2 6 0,12 ……….. 
3 8 0,16 ……….. 
4 12 0,24 29,33 
5 9 0,18 ……….. 
6 7 0,14 ……….. 
7 5 0,10 ……….. 
X = arcsin √ 0,24 = 29,33 
Hitung X lainnya
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Transformasi Sekor Peringkat ke Proporsi 
• Dilakukan untuk mengubah sekor peringkat ke 
proporsi 
• Rumus transformasi 
p =1- R - 0,5 
N 
N = banyaknya sekor yang diperingkat 
R = peringkat sekor tertentu 
p = proporsi 
Contoh 18 
Sepuluh sekor diperintkat, maka peringkat ke-2 
memiliki proporsi (N = 10, R = 2) 
1 – (2 – 0,5) / 10 = 0,85
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Transformasi di Antara Sekor Kiraan 
• Dilakukan untuk mentransfer suatu sekor kiraan ke 
sekor kiraan lainnya 
• Rumus tranformasi dari sekor kiraan X ke Y 
Y = Y + X - 
X - 
B Y Y 
( ) A B 
B 
X - 
X 
A B 
XA = nilai teratas pada X 
XB = nilai terbawah pada X 
YA = nilai teratas pada Y 
YB = nilai terbawah pada Y 
Contoh 19 
Sekor 4 pada kiraan 1 sampai 5 ditransfer ke 
kiraan 1 sampai 7 (XA = 5, XB = 1, YA = 7, YB = 1) 
Y = 1 + (4 – 1)(7 – 1) / (5 – 1) = 5,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
6. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi 
Dinormalkan dan ke Satuan Asal 
• Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar 
menyebar secara distribusi normal 
• Dilakukan dalam dua tahap, pertama, dari sekor 
kiraan ke distribusi dinormalkan dan, kedua, dari 
sekor dinormalkan ke sekor kiraan dengan 
satuan asal 
Y = z(A- B) + A+ B 
6 2 
z = nilai baku dinormalkan 
A = nilai teratas pada kiraan 
B = nilai terbawah pada kiraan
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 20 
Sekor kiraan dengan skala 1 sampai 7 
ditransformasikan sehingga berdistribusi normal 
Kiraan Frek Kum frek TPP(%) z Y 
1 3 3 3 –1,88 2,12 
2 6 9 12 –1,18 2,82 
3 8 17 26 –0,64 3,36 
4 12 29 46 –0,10 3,90 
5 9 38 67 0,44 4,44 
6 7 45 83 0,95 4,95 
7 5 50 95 1,64 5,64 
z dihitung melalui tabel fungsi distribusi pada 
distribusi normal baku 
Di sini A = 7 B = 1 (A – B) / 6 = 1 
(A + B) / 2 = 4
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
7. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi Seragam 
• Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar 
memiliki frekuensi seragam (distribusi seragam) 
• Rumus transformasi 
C R B N N 
) 
2 
- + + 
2 ( 1)( 
b 
= 
N R B B 
R 
- + + - 
(2 2 1) 1 
Y 
• Jika B = 1, rumus dapat disederhanakan menjadi 
Dengan 
CR N N 
) 
2 
2 ( 
+ 
- 
b 
N R 
(2 1) 
= 
Y 
R 
C = banyaknya kategori sekor kiraan 
R = peringkat tertentu 
B = nilai terbawah pada kiraan 
Nb = jumlah frekuensi di bawah peringkat R 
NR = frekuensi pada peringkat R 
N = frekuensi total
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 21 
Sekor kiraan dari 1 sampai 5 ditransformasikan ke 
distgribusi seragam 
Kiraan Frek Kum frek Y 
1 3 3 …….. 
2 4 7 1,67 
3 7 14 ……. 
4 4 18 ……. 
5 2 20 ……. 
Untuk peringkat R = 2 
C = 5 Nb = 3 NR = 4 N = 20 
Y = [(2)(5)(2)(3+2)] / [20 (4 – 1)] 
= 1,67 
Hitunglaqh transformasi untuk peringkat lainnya
------------------------------------------------------------------------------ 
Struktur Sekor 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 22 
Sekor kiraan 1 sampai 7 ditransformasikan ke 
distribusi seragam 
Kiraan Frek Kum frek Y 
1 3 3 ……. 
2 6 9 ……. 
3 8 17 …… 
4 12 29 ……. 
5 9 38 ……. 
6 7 45 …….. 
7 5 50 ……. 
Hitunglah Y

More Related Content

What's hot

Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda RindyArini
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamGusti Gina
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationshipBagus Aji
 
Kepribadian sehat dan tidak sehat
Kepribadian sehat dan tidak sehatKepribadian sehat dan tidak sehat
Kepribadian sehat dan tidak sehatSiti Indriani Dewi
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTFaridatul Lail
 
Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialFeri Chandra
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancobtisazha
 
59514902 statistik-nonparametrik
59514902 statistik-nonparametrik59514902 statistik-nonparametrik
59514902 statistik-nonparametrikSri Wulandari
 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parametersiti Julaeha
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
 
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowZulfa Meizanita
 

What's hot (20)

Psikometri Bab a3
Psikometri Bab a3Psikometri Bab a3
Psikometri Bab a3
 
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
 
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
 
Panduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spssPanduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spss
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationship
 
Psikometri Bab a2
 Psikometri Bab a2 Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Kepribadian sehat dan tidak sehat
Kepribadian sehat dan tidak sehatKepribadian sehat dan tidak sehat
Kepribadian sehat dan tidak sehat
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPT
 
Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsial
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancob
 
59514902 statistik-nonparametrik
59514902 statistik-nonparametrik59514902 statistik-nonparametrik
59514902 statistik-nonparametrik
 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
Tes dan Validitas tes
Tes dan Validitas tesTes dan Validitas tes
Tes dan Validitas tes
 
Pertemuan 1 & 2 Psikometri
Pertemuan 1 & 2 Psikometri Pertemuan 1 & 2 Psikometri
Pertemuan 1 & 2 Psikometri
 
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
 

Similar to Psikometri (TEORI TES) 10 (10)

PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15
 
Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30
 
Aaaaa soal fisika kls 8 glb dan glbb jadi 3
Aaaaa   soal   fisika   kls   8   glb  dan  glbb  jadi 3Aaaaa   soal   fisika   kls   8   glb  dan  glbb  jadi 3
Aaaaa soal fisika kls 8 glb dan glbb jadi 3
 
Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18
 
Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17
 
Psikometri Bab a29
Psikometri Bab a29Psikometri Bab a29
Psikometri Bab a29
 
Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
 

More from Universitas Negeri Makassar

Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianUniversitas Negeri Makassar
 

More from Universitas Negeri Makassar (20)

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
 
Presentation makalah
Presentation makalahPresentation makalah
Presentation makalah
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme
 
Aliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yesAliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yes
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Presentation progresivisme
Presentation progresivisme Presentation progresivisme
Presentation progresivisme
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

Psikometri (TEORI TES) 10

  • 2. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Bab 10 Struktur Sekor A. Komponen Sekor Responden 1. Komponen Dasar Pada tahun 1910, Spearman mengemukakan bahwa amatan (dalam hal ini, sekor responden A) terdiri atas komponen • Sekor tulen T • Sekor keliru K sehingga pada satu sekor responden, komponen sekor adalah A = T + K A diketahui T tidak diketahui K tidak diketahui
  • 3. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Jika responden sama diukur melalui dua pengukuran (setara) 1 dan 2, maka T adalah sama untuk dua pengukuran itu A1 = T + K1 A2 = T + K2 A1 dan K1 adalah sekor amatan dan sekor keliru pada pengukuran 1 A2 dan K2 adalah sekor amatan dan sekor keliru pada pengukuran 2 Hal yang sama juga terjadi jika pengukuran lebih dari dua kali dan, secara teoretis, dapat diteruskan sampai tak hingga kali
  • 4. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 2. Sumber Kekeliruan Kekeliruan terdiri atas kekeliruan sistematik dan kekeliruan acak Kekeliruan sistematik sudah sedapatnya dihilangkan (melalui validasi) pada validitas pengukuran Kekeliruan acak (tidak sistematis) di sini mencakup • Pemilihan butir alat ukur Ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan responden tertentu • Kondisi pengukuran Kondisi tempat, kondisi waktu, kondisi fisik responden mempengarhi hasil ukur • Pensekoran Bila sekor diberikan oleh penilai maka subyektivitas penilai berpengaruh pada hasil ukur
  • 5. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 3. Asumsi (a) Komponen Sekor Sekor amatan terdiri atas sekor tulen dan sekor keliru A = T + K Untuk sekor amatan A1 dan A2, masing-masing memiliki komponen A1 = T1 + K1 A2 = T2 + K2 Dengan A = sekor amatan T = komponen tulen K = komponen keliru
  • 6. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- (b) Rerata Kekeliruan Untuk satu responden dengan tak hingga pengukuran atau satu pengukuran untuk tak hingga responden mK = 0 mA = T
  • 7. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- (c) Hubungan Komponen Tulen dan Keliru Untuk satu responden dengan tak hingga pengukuran atau satu pengukuran dengan tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen tulen dan komponen keliru rTK = 0 (d) Hubungan di antara Komponen Keliru Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen keliru rK1K2 = 0 (e) Hubungan di antara dua sekor Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen tulen dan komponen keliru rT1K2 = 0 rT2K1 = 0
  • 8. ------------------------------------------------------------------------------ Sturktur Sekor ----------------------------------------------------------------------------- (f) Sekor ujian paralel atau setara Ujian 1 dan ujian 2 adalah paralel atau setara jika sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) serta untuk setiap populasi responden, T1 = T2 dan s2 K1 = s2 K2 (g) Sekor ujian dasarnya ekivalen t (essentially t equivalent) Ujian 1 dan ujian 2 adalah dasarnya ekivalen t, jika sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) serta untuk setiap responden T1 = T2 + c12 dengan c12 adalah konstanta
  • 9. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Pengukuran 1 Pengukuran 2 T1 T2 K1 rT1K1 = 0 rT2K2 = 0 K2 rK1K2 = 0
  • 10. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 1 Jika sekor amatan A = 10 dan sekor keliru K = 2, maka sekor tulen T adalah T = A – K = 10 – 2 = 8 Contoh 2 Jika sekor tulen T = 7 dan sekor keliru K = 2, maka hitunglah sekor amatan A Contoh 3 Jika sekor amatan A = 15 dan sekor tulen T = 12 maka hitunglah sekor keliru K Contoh 4 Jika sekor amatan A = 25 dan sekor keliru K = 22 maka hitunglah sekor tulen T
  • 11. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- B. Ciri Komponen Sekor 1. Parameter Ciri Parameter ciri yang dibahas meliputi • Rerata • Simpangan • Variansi • Kovariansi Dapat dilakukan pada dua keadaan • Satu responden untuk tak hingga kali pengukura • Satu pengukuran untuk tak hingga responden Di sini digunakan keadaan • Satu pengukuran untuk M responden (diesktrapolasi ke tak hingga responden
  • 12. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 2. Rerata Sekor Rumus rerata å å å = = = m A m T 1 1 Hubungan di antara rerata Sehingga = å å 1 = + 1 1 = + = + m m T K = m + T mA = mT K M T M A M K 1 m T A K M T M T K M A M m m = å å 0 1 ( )
  • 13. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 3. Sekor Simpangan Rumus simpangan a = A – mA A = a + mA t = T – mT atau T = t + mT k = K – mK K = k + mK Hubungan di antara sekor simpangan A = T + K a + mA = (t + mT) + (k + mK) = t + mT + k + 0 = t + mT + k sehingga a = t + k
  • 14. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 4. Variansi Sekor Rumus variansi å 1 2 2 å = 1 s A 2 2 = s T 2 2 s Hubungan di antara variansi sehingga å = 1 k M t M a M K 1 = å ( ) å = + 1 1 2 å 2 å 2 å = + + 2 2 = s + s + T K 2 2 2 2 2 0 1 T K A tk M k M t M t k M a M s s s = + 2 2 2 A T K s =s +s
  • 15. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 5 Variansi sekor tulen s2 T = 5 dan variansi sekor amatan s2 A = 10 maka variansi sekor keliru adalah s2 K = s2 A – s2 T = 10 – 5 = 5 Contoh 6 Variansi sekor keliru adalah 8 dan variansi sekor amatan adalah 20, hitunglah variansi sekor tulen Contoh 7 Variansi sekor tulen adalah 6 dan variansi sekor keliru adalah 5, hitunglah variansi sekor amatan Contoh 8 Variansi sekor tulen adalah 7 dan variansi sekor amatan adalah 15, hitunglah variansi sekor keliru
  • 16. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 5. Kovariansi Sekor Kovariansi sTK sTK = rTK sT sK = 0 sehingga sTK = 0 6. Kovariansi sAT dan Korelasi rAT sAT = rAT sA sT sehingga r = s AT AT s s A T
  • 17. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Perhitungan lebih lanjut sehingga r s AT s s A T 1 1 s s A T = = å å 1 1 ( ) = + s s A T å t å M M 2 1 1 = + M at t k t s s s s A T A T 2 s = T + s s A T s = T + s A s = T + s A s T s A s K s s s A T K r TK s K s A s TK AT tk M = 0 r = s T AT s A Dikenal sebagai indeks reliabilitas (reliabilitas akan dibahas di Bab 11)
  • 18. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 9 Variansi sekor tulen s2 T = 3 dan variansi sekor amatan s2 A = 9 maka indeks reliabilitas kuadrat r2 AT adalah r2 AT = s2 T / s2 A = 3 / 9 = 0,33 Contoh 10 Variansi sekor keliru adalah 1 dan variansi sekor amatan adalah 4, hitunglah indeks reliabilitas kuadrat Contoh 11 Indeks reliabilitas kuadrat adalah 16 sedangkan variansi sekor keliru adalah 8, hitunglah variansi sekor amatan
  • 19. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- C. Ciri Komponen Sekor pada Dua Pengukuran Setara 1. Kondisi Pengukuran • Pengukuran dilakukan terhadap M responden • Diekstrpolasikan ke tak hingga responden 2. Sekor Responden Pada pengukuran 1 dan 2, sekor responden adalah A1 = T1 + K1 A2 = T2 + K2 dengan simpangan a1 = t1 + k1 a2 = t2 + k2
  • 20. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 3. Kovariansi di antara Sekor 1 = å ( )( ) 1 2 1 2 å = + + 1 1 2 2 1 1 1 1 å å å å = + + + 1 2 1 2 2 1 1 2 = + + + s s s s T T T K T K K K 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 Dari asumsi rT1K2 = 0 rT2K1 = 0 rK1K2 = 0 maka diperoleh sA1A2 = sT1T2 1 T T T K T K T K T K K K K K A A k k M t k M t k M t t M t k t k M a a M s r s s r s s r s s s = + + +
  • 21. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 4. Kovariansi di antara Sekor Setara Kedua sekor itu setara T1 = T2 = T A1 = A2 = A t1 = t2 = t sA1 = sA2 = sA rA1A2 = rAA Karena itu sehingga 1 = å 1 2 1 2 = sT1T2 = sT 2 2 2 1 T T T t M t t M s s = å
  • 22. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Selanjutnya s= rssA1A2 A1A2 A1 A2 = rs2 AA A Dari hubungan sA1A2 = sT1T2 kita peroleh 2 = sT rAA sA 2 atau 2 r = s T AA s 2 A Dikenal sebagai koefisien reliabilitas (reliabilitas akan dibahas di Bab 11)
  • 23. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 12 Koefisien reliabilitas rAA = 0,8 dan variansi sekor amatan s2 A = 25, maka s2 T / s2 A = rAA = 0,8 s2 K / s2 A = (s2 A – s2 T) / s2 A = 1 – s2 T / s2 A = 1 – rAA = 1 – 0,8 = 0,2 r2 AT = s2 T / s2 A = 0,8 Contoh 13 Koefisien reliabilitas adalah 0,6 dan variansi sekor amatan adalah 25, hitunglah variansi sekor tulen dan variansi sekor keliru
  • 24. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 5. Indeks Reliabilitas dan Koefisien Reliabilitas Indeks reliabilitas adalah korelasi di antara sekor amatan dan sekor tulen A T K Indeks reliabilitas Indeks reliabilitas r = s T AT s A
  • 25. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Koefisien reliabilitas adalah korelasi di antara dua pengukuran setara (pengukuran ulang) Koefisien reliabilitas 2 K r = s = s - s = - AA s 2 2 2 A K 2 2 T 2 1 A A A s s s T K T K A A Koefisien reliabilitas
  • 26. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- D. Komposisi Sekor Responden 1. Sekor Responden Sekor responden merupakan gabungan dari sejumlah sekor-satuan Untuk responden ke-g, sekor responden Ag adalah Ag = Xg1 + Xg2 + Xg3 + . . . + XgN dengan Xgi = sekor-satuan N = banyaknya butir Ag = sekor responden ke-g
  • 27. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 2. Rerata Sekor Pada M responden, rerata pada sekor responden dan pada sekor-satuan adalah Dari å å X å m = 1 m = m = 3 X X X 2 3 A M X X m m M A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN diperoleh A å å å å å N = 1 + 2 + 3 + ... + yakni X X X mA = mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN X M M M A N XN å å = = 1 2 X M M M M M
  • 28. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 3. Sekor Simpangan x1 = X1 – mX1 atau X1 = x1 + mX1 x2 = X2 – mX2 atau X2 = x2 + mX2 x3 = X3 – mX3 atau X3 = x3 + mX3 xN = XN – mXN atau XN = xN + mXN a = A – mA atau A = a + mA sehingga dari A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN diperoleh a + mA = (x1 + mX1) + (x2 + mX2) + (x3 + mX3) + . . . + (xN + mXN) = (x1 + x2 + x3 + . . . + xN) + (mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN) Karena mA = mX1 + mX2 + mX3 + . . . + mXN maka a = x1 + x2 + x3 + . . . + xN
  • 29. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 4. Variansi pada Dua Sekor-satuan Pada dua sekor-satuan (dua butir), sekor responden adalah A = X1 + X2 Dengan variansi a x + x = = å å x å x å = + + å x å x å = + + 2 1 2 2 s s x x x x 1 2 1 2 2 = + + = + + s s r s s 2 s12 = r12 s1 s2 sebagai kovariansi di antara X1 dan X2 12 2 2 2 1 12 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 s s s s s s s s s s s s = + + å å M x x M M M M M M M M A ( )
  • 30. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 5. Variansi pada Tiga Sekor-satuan Pada tiga sekor-satuan (tiga butir), sekor responden adalah A = X1 + X2 + X3 Dengan variansi s dengan 2 3 2 a M x x x ( + + ) 1 2 3 å å M å å 2 2 å 2 = x x = + + x M M M å x x å x x å 2 2 2 x x 1 2 1 3 2 3 + + + M M M = + + + + + s s s s s s 2 2 2 12 13 23 2 3 2 2 2 1 2 1 2 A s12 = r12 s1 s2 kovariansi X1 dengan X2 s12 = r13 s1 s3 kovariansi X1 dengan X3 s23 = r23 s2 s3 kovariansi X2 dengan X3
  • 31. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 6. Variansi pada N Sekor-satuan (N butir) s = s + s + s + + s A N + + + + s s s 2 2 ... 2 12 13 ( 1) i ij Dalam bentuk matriks 1 2 3 4 . . . N 1 s1 2 s12 s13 s14 . . . s1N 2 s2 2 s23 s24 . . . s2N 3 s3 2 s34 . . . s3N 4 s4 2 . . . s4N . . . . . . N sN 2 å å < - = + i j N N s s 2 ... 2 2 2 3 2 2 2 1 2
  • 32. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Contoh 14 Suatu matriks variansi kovariansi adalah 1 2 3 4 5 1 0,25 0,10 0,00 0,00 – 0,05 2 0,24 0,06 – 0,08 0,02 3 0,24 0,08 0,08 4 0,16 0,06 5 0,21 Σs2 = 0,25 + 0,24 + . . . + 0,21 = 1,10 i Σs= 0,10 + 0,00 + . . . + 0,06 = 0,27 ij 2 = Σsi sA 2 + 2Σsij = 1,10 + 2 (0,27) = 1,64
  • 33. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 15 Suatu matriks sekor berbentuk sebagai berikut Respon- Butir Jum-den 1 2 3 4 lah 1 5 2 4 3 14 2 5 3 4 4 16 3 3 1 5 2 11 4 4 2 5 3 14 5 5 2 4 2 13 s2 0,64 0,40 0,24 0,56 i sI 0,80 0,63 0,49 0,75 s2 A = 2,64 sXY = rXY sX sY r12 = 0,79 s12 = 0,040 r24 = 0,85 s24 = 0,080 r13 = –0,92 s13 = 0,049 r34 = –1,00 s34 = –0,240 r14 = 0,47 s14 = –0,080 r23 = –0,65 s23 = –0,080
  • 34. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Matriks variansi-kovariansi menjadi 1 2 3 4 1 0,64 0,40 -0,36 0,28 2 0,40 –0,20 0,40 3 0,24 –0,12 4 0,56 Ss2 i = 0,64 + 0,40 + 0,24 + 0,56 = 1,84 Ssij = 0,40 - 0,36 + 0,28 – 0,20 + 0,40 – 0,12 = 0,40 s2 A = Ss2 i + 2Ssij = 1,84 + (2)(0,40) = 2,64 Cocok dengan perhitungan di depan
  • 35. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 16 Suatu matriks sekor adalah sebagai berikut Respon- Butir den 1 2 3 4 1 7 6 3 1 2 8 5 4 3 3 8 7 3 2 4 9 5 5 2 5 7 6 2 4 6 7 5 4 3 7 8 6 3 2 8 6 7 3 1 9 6 5 2 3 10 8 6 4 2 Susunlah matriks variansi-kovariansi serta hitung variansi sekor responden
  • 36. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- 7. Variansi Sekor Responden dengan Variansi dan Kovariansi Sekor Butir Variansi pada sekor responden terkait dengan kovariansi pada sekor butir, dalam bentuk dengan A i ij s 2 s 2 2 s 2 = variansi pada sekor responden untuk M sA responden si 2 = variansi pada sekor-satuan pada satu butir untuk M responden sij = kovariansi di antar setiap dua sekor-satuan untuk M responden sehingga å å < = + i j å å A i ij s 2 s 2 2 s < - = i j
  • 37. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor ----------------------------------------------------------------------- Variansi dan kovariansi tampak pada matriks sekor sebagai berikut Res-pon-den 1 2 3 . . . i . . . N 1 2 3 . . . g . . . M s1 2 s2 2 s3 2 si 2 sN 2 sA 2 Butir A
  • 38. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 8. Hubungan Perangkat Ujian • Ujian setara atau paralel (Setara-tau) Ini telah kita bicarakan di depan Dua ujian i dan j adalah setara atau paralel, apabila Ti = Tj sKi = sKj Karena sekor tulen dikenal juga sebagai t (tau) maka ujian setara atau paralel dikenal juga sebagai ujian setara-tau (tau-equivalent) • Ujian dasarnya setara-tau (essentially tau-equivalent) Dua ujian i dan j adalah dasarnya setara-tau, apabila Ti = Tj + cij dengan cii = konstanta
  • 39. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ • Ujian Kongenerik (Congeneric tests) Dua ujian i dan j adalah kongenerik, apabila sekor tulen i berhubungan secara linier dengan sekor tulen j Ti = mij Tj + nij Ditulis juga dalam bentuk Ti = miT + ni Tj = mjT + nj Pada ujian kongenerik, variansi dan kovariansi menjadi variansi s2 i = m2 i + s2 K1 kovariansi sij = mimj Berlaku juga untuk lebih dari dua ujian atau subujian (pilahan) kongenerik
  • 40. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ E. Kekeliruan Baku Pengukuran 1. Kekeliruan Sekor • Sekor terdiri atas sekor tulen dan sekor keliru. • Pada distribusi sekor, sekor keliru tersebar di sekitar sekor tulen Sekor tulen Sekor • Simpangan baku dari sekor keliru merupakan kekeliruan baku pengukuran • Kekeliruan biasanya terletak sekitar 3 kekeliruan baku di sebelah menyebelah sekor tulen
  • 41. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 2. Kekeliruan Baku Pengukuran Dari variansi sekor diketahui bahwa s2 A = s2 T + s2 K, sehingga 2 2 2 s = s - s K A T 2 s s ( T ) 2 s A 2 = - 1 ( ) A 2 = - s r 1 A AA dengan rAA sebagai koefisien reliabilitas Selanjutnya diperoleh kekeliruan baku pengukuran K A AA s =s 1-r
  • 42. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 3. Peranan Kekeliruan Baku Pengukuran • Kekeliruan baku pengukuran dapat digunakan untuk menaksir sekor tulen responden dengan probabilitas keyakinan tertentu • Misalkan simpangan baku sekor responden adalah sA = 10 serta koefisien reliabilitas pengukuran adalah rAA = 0,91, maka kekeliruan baku pengukuran adalah =10 1- 0,91 = 3,0 K s • Dari distribusi probabilitas di statistika, diketahui bahwa terdapat probabilitas keyakinan sekitar 68% bahwa sekor tulen responden terletak pada T ± sK dan probabilitas keyakinan sekitar 95% bahwa sekor tulen responden terletak pada T ± 1,96 sK
  • 43. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ F. Transformasi Sekor 1. Pendahuluan • Ada bermacam sekor, meliputi Sekor ordinal Sekor interval Sekor kiraan (dengan skala kiraan) Sekor peringkat • Sekor dapat disusun ke dalam sejumlah bentuk, seperti Proporsi Berdistribusi normal Berdistribusi seragam • Ada kalanya diperlukan transformasi dari satu bentuk sekor ke bentuk lainnya
  • 44. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 2. Tranformasi ke Distribusi Normal Baku • Dilakukan untuk mengubah distribusi sekor dari tidak normal menjadi normal • Dilakukan dengan bantuan tabel fungsi bawah pada distribusi probabilitas normal baku • Sudah dibahas di Bab 7 3. Transformsi Arc Sinus • Dilakukan untuk menstabilkan variansi pada proporsi (p) • Rumus transformsi X = 2 arcsin √p sehingga variansi tidak banyak berfluktuasi
  • 45. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 17 Transformasikan arc sinus pada sekor berikut ke dalam X Sekor Frek Proporsi X 1 3 0,06 ……….. 2 6 0,12 ……….. 3 8 0,16 ……….. 4 12 0,24 29,33 5 9 0,18 ……….. 6 7 0,14 ……….. 7 5 0,10 ……….. X = arcsin √ 0,24 = 29,33 Hitung X lainnya
  • 46. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 4. Transformasi Sekor Peringkat ke Proporsi • Dilakukan untuk mengubah sekor peringkat ke proporsi • Rumus transformasi p =1- R - 0,5 N N = banyaknya sekor yang diperingkat R = peringkat sekor tertentu p = proporsi Contoh 18 Sepuluh sekor diperintkat, maka peringkat ke-2 memiliki proporsi (N = 10, R = 2) 1 – (2 – 0,5) / 10 = 0,85
  • 47. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 5. Transformasi di Antara Sekor Kiraan • Dilakukan untuk mentransfer suatu sekor kiraan ke sekor kiraan lainnya • Rumus tranformasi dari sekor kiraan X ke Y Y = Y + X - X - B Y Y ( ) A B B X - X A B XA = nilai teratas pada X XB = nilai terbawah pada X YA = nilai teratas pada Y YB = nilai terbawah pada Y Contoh 19 Sekor 4 pada kiraan 1 sampai 5 ditransfer ke kiraan 1 sampai 7 (XA = 5, XB = 1, YA = 7, YB = 1) Y = 1 + (4 – 1)(7 – 1) / (5 – 1) = 5,5
  • 48. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 6. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi Dinormalkan dan ke Satuan Asal • Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar menyebar secara distribusi normal • Dilakukan dalam dua tahap, pertama, dari sekor kiraan ke distribusi dinormalkan dan, kedua, dari sekor dinormalkan ke sekor kiraan dengan satuan asal Y = z(A- B) + A+ B 6 2 z = nilai baku dinormalkan A = nilai teratas pada kiraan B = nilai terbawah pada kiraan
  • 49. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 20 Sekor kiraan dengan skala 1 sampai 7 ditransformasikan sehingga berdistribusi normal Kiraan Frek Kum frek TPP(%) z Y 1 3 3 3 –1,88 2,12 2 6 9 12 –1,18 2,82 3 8 17 26 –0,64 3,36 4 12 29 46 –0,10 3,90 5 9 38 67 0,44 4,44 6 7 45 83 0,95 4,95 7 5 50 95 1,64 5,64 z dihitung melalui tabel fungsi distribusi pada distribusi normal baku Di sini A = 7 B = 1 (A – B) / 6 = 1 (A + B) / 2 = 4
  • 50. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ 7. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi Seragam • Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar memiliki frekuensi seragam (distribusi seragam) • Rumus transformasi C R B N N ) 2 - + + 2 ( 1)( b = N R B B R - + + - (2 2 1) 1 Y • Jika B = 1, rumus dapat disederhanakan menjadi Dengan CR N N ) 2 2 ( + - b N R (2 1) = Y R C = banyaknya kategori sekor kiraan R = peringkat tertentu B = nilai terbawah pada kiraan Nb = jumlah frekuensi di bawah peringkat R NR = frekuensi pada peringkat R N = frekuensi total
  • 51. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 21 Sekor kiraan dari 1 sampai 5 ditransformasikan ke distgribusi seragam Kiraan Frek Kum frek Y 1 3 3 …….. 2 4 7 1,67 3 7 14 ……. 4 4 18 ……. 5 2 20 ……. Untuk peringkat R = 2 C = 5 Nb = 3 NR = 4 N = 20 Y = [(2)(5)(2)(3+2)] / [20 (4 – 1)] = 1,67 Hitunglaqh transformasi untuk peringkat lainnya
  • 52. ------------------------------------------------------------------------------ Struktur Sekor ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 22 Sekor kiraan 1 sampai 7 ditransformasikan ke distribusi seragam Kiraan Frek Kum frek Y 1 3 3 ……. 2 6 9 ……. 3 8 17 …… 4 12 29 ……. 5 9 38 ……. 6 7 45 …….. 7 5 50 ……. Hitunglah Y