SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
RHINOSINUSITIS KRONIS
Pembimbing:
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes
Penyusun:
ClarissaAmantha Rizky - 1315016
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
Universitas Kristen Maranatha - RS Immanuel
Bandung
2019
Anamnesis
• Identitas
• Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan, jumlah anak
• Keluhan Utama  Hidung tersumbat?
• Sejak kapan?Apakah lebih dari 12 minggu?
• Disertai keluar air dari hidung?
• Pada satu atau kedua lubang hidung, atau bergantian?
• Terus menerus atau hilang-timbul?
• Sekret berwarna? Berbau? Kental atau encer?
• Dipengaruhi oleh cuaca, suhu, musim?
• Dipengaruhi debu, bulu binatang, serbuk bunga?
• Mata berair atau gatal?
• Apakah disertai dengan demam, rasa lesu?
• Nyeri di daerah wajah terutama sekitar hidung ?
• Rasa gatal di hidung, tenggorokan, langit-langit mulut?
• Nyeri atau sulit menelan?
• Batuk? Bersin?
• Fungsi penciuman berkurang ?
• Disertai nyeri kepala?
• Ada gigi berlubang yang tidak diobati? Sakit gigi?
• Penggunaan semprot hidung atau tetes hidung?
• Riwayat penyakit dahulu :
• Pernah sakit seperti ini sebelumnya?
• Asma?
• Keluar cairan dari telinga sebelumnya?
• Riwayat penyakit keluarga :
• Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa?
• Riwayat pengobatan :
• Sudah berobat sebelumnya?
• Jika sudah, pakai obat apa? Apa ada perbaikan?
• Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit?
• Status gizi : BB,TB, BMI
• Tanda vital :Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu?
• Status Generalis
• Kepala : bentuk dan ukuran
• Mata : conjunctiva, sklera, refleks cahaya, Allergic shiner? 
Allergic shiner (+)
 Hidung :
 Inspeksi :
 deviasi septum atau deformitas hidung?
 tanda peradangan pada vestibulum nasi?
 Allergic crease?
 Palpasi :
 Nyeri tekan pada daerah sinus paranasal?  (+)
 Deviasi septum nasi?
 Rhinoskopi anterior: oedem konka? mukosa hiperemis? sekret (Warna,
kekentalan)? Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas,
nyeri tekan, ukuran)  mukosa livid/pucat, Sekret (+),
 Tes adrenalin: negatif ( oedem konka tidak berkurang)
• Rhinoskopi posterior:
• Apakah terdapat sekret? post nasal drip?
• Apakah terjadi hipertrofi adenoid/tonsilla pharyngeus?
• Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran)
Telinga:
• Otoskop (MAE, CAE  discharge, serumen, membrana timpani)
Mulut:
• Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi?
• Apakah ada gigi berlubang?
• Apakah ada nyeri ketuk pada gigi?
• Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
Faring:
• Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul)
• Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler?
Laringoskopi indirek:
• Edema laring?
• Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara
Rahang & leher:
• Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan?
• Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
Thorax:
• Pulmo:
• Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada?
• Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada?Taktil fremitus?
• Perkusi: Sonor?
• Auskultasi :VBS? Stridor? Ronkhi?Wheezing?Vocal fremitus?
• Cor:
• Inspeksi & palpasi: Ictus cordis?
• Perkusi: Batas jantung?
• Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
Abdomen
• Inspeksi: Permukaan datar?
• Palpasi: Soepel? Nyeri tekan?
• Perkusi:Timpani?
• Auskultasi: Bising usus?
Ekstremitas
• Akral hangat? Sianosis? CRT? Oedem?
Pemeriksaan Penunjang
• Transluminasi
• Laboratorium: Hematologi rutin (LED meningkat? leukositosis?)
• CT-scan sinus paranasal atau Foto Polos posisiWaters
• CBC
• total IgE
• skin prick test
• Apusan mukosa hidung
Diagnosis
• Diagnosis kerja :
• Rhinosinusitis kronis
• Diagnosis banding :
• Rhinosinusitis kronis
• Rinitis alergi
• Rhinitis medikamentosa
• Keganasan sinus
Penatalaksanaan
Non farmakoterapi
• Irigasi hidung (NaCl 0,9%)
• Bila terapi konservatif tidak berhasil  dianjurkan tindakan operatif
Farmakoterapi
• Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1)
• Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1)
• Kortikosteroid topical
• Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg)
Vasokonstriksi  mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa
pernapasan.
• Edukasi :
• Mengenai penyakitnya  penyakit ini disebabkan terjadinya
respon radang pada hidung karena berbagai faktor
• Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan
pencegahan
• Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan
• Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus
kontrol ke dokter kembali.
RHINOSINUSITIS
Definisi
• Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus
paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi.
• Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih
dari 3 bulan.
• Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan
umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut
Rhinosinusitis.
Etiologi
• Infeksi hidung  secara langsung maupun melalui limfatik
submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi
bakteri.
• Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi masuk ke sinus
melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat
kimia.
• Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat
menjadi infeksi pada mukosa.
• Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi
molar atau premolar.
• Diskinesia silia
• Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna
• Alergi
• Polip hidung
• Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka
• Hipertrofi adenoid pada anak
Klasifikasi
• The RhinosinusitisTask Force (RSTF):
• Akut : 4 minggu
• Subakut : > 4-12 minggu
• Kronik : > 12 minggu
• Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari resolusi
komplit di antara episode
• Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik dengan
kekambuhan berulang setelah pengobatan
• Rhinosinusitis kronis
a. Rhinosinusitis kronis dengan polip  ditandai dengan mukosa polipoid
dengan edema, infiltrasi eosinofil
b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip  bentuk RS kronik yang tidak disertai
oleh tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia
kelenjar seromukosa submukosa yang jelas.
Diagnosis
• Gejala lebih dari 12 minggu
• Episode akut ≥4 kali/ tahun
• Reversibilitas mukosa
• Diagnosis ditegakan bila
• >2 gejala mayor
• 1 gejala mayor dan 2 gejala minor
• Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor
dinyatakan sugestif.
Kriteria
Kriteria Mayor:
• Nyeri pada wajah
• Hidung tersumbat
• Penurunan/hilangnya penghidu
• Demam
• Sekret nasal yang purulent
• Drainase hidung yang berubah warna
dari saluran hidung
• Purulent Post Nasal Drip
• Batuk
Kriteria Minor:
• Edem periorbital
• Sakit kepala
• Nyeri di wajah
• Sakit gigi
• Nyeri telinga
• Sakit tenggorok
• Nafas berbau
• Bersin-bersin bertambah sering
• Demam
• Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu.
Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada:
• Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung
• Polip hidung, atau pembengkakan polipoid
• Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada
endoskopi hidung
• Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika
meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan
radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
• Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan
penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang,
atau kadar cairan udara
• Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau
kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri
• Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus
purulent
• Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi
Pemeriksaan penunjang
• Transluminasi
• LED meningkat
• Radiologis:
• CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi
• Foto polos posisi waters
Diagnosis banding
• Rinitis viral
• Neoplasma Sinus
• Polip hidung
• Nyeri TemporomandibularJoint (TMJ).
• Nyeri trigeminal
• Migrain
Penatalaksanaan
• Tujuan terapi rinosinusitis kronis  untuk mengurangi edema mukosa,
memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin
ada.
• Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik
• Kortikosteroid
• Irigasi nasal
• Mukolitik
Pembedahan
• Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan
• Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik
• Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon
terhadap terapi pembedahan
• Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada
rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic 
Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala
setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%).
• Antrostomi adalah tindakan pembedahan membuat lubang ke sinus maksilaris
dengan menembus dinding medialnya pada meatus inferior untuk mengeluarkan
pus dan memperbaiki drainase  Indikasi operasi adalah sinusitis maksilaris
sebagai upaya memfasilitasi pengeluaran pus dan atau memperbaiki drainase.
• Antrostomi Caldwell-Luc  tindakan pembedahan membuka
dinding depan sinus maksilaris, mengeluarkan pus maupun
jaringan patologis.
• Indikasi operasi:
• Tumor jinak
• Empiema kronis yang resisten dengan pengobatan
konservatif
• Fraktur komplikata maksila
• Eksplorasi
komplikasi
• Disebut komplikasi bila infeksi sudah menembus dinding sinus ke organ sekitar, meliputi:
• Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis (tulang frontal dan maksila) 
Osteomieitis dan abses subperiosteal  paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan
biasanya ditemukan pada anak-anak.Osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula
oroantral atau fistula pada pipi
• Orbital, Intrakranial
• Descending infection: otitis media akut atau kronik, faringitis dan tonsillitis, laryngitis
persisten dan trakeobronkitis
• Fokal infeksi.
Prognosis
• Masalah lebih rumit jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu
dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik.
• >90%  perbaikan dengan intervensi bedah.
• Penyakit ini sering kambuh  tindakan preventif adalah hal yang sangat
penting.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

125477384 long-case-ujian-chand
125477384 long-case-ujian-chand125477384 long-case-ujian-chand
125477384 long-case-ujian-chandhomeworkping9
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCoassTHT
 
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNAAsuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posteriorAriesta Mp
 
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Pangestu S
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvinavinavina25
 
Leaflet amandel akper kab. muna
Leaflet amandel akper kab. munaLeaflet amandel akper kab. muna
Leaflet amandel akper kab. munaWarnet Raha
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvinavinavina25
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvina
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia LuvinaCbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvina
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvinavinavina25
 

What's hot (17)

125477384 long-case-ujian-chand
125477384 long-case-ujian-chand125477384 long-case-ujian-chand
125477384 long-case-ujian-chand
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNAAsuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan anak dengan difteri
Asuhan keperawatan anak dengan difteriAsuhan keperawatan anak dengan difteri
Asuhan keperawatan anak dengan difteri
 
Epistaksis posterior
Epistaksis posteriorEpistaksis posterior
Epistaksis posterior
 
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
 
Kelompok hidung ix c
Kelompok hidung ix cKelompok hidung ix c
Kelompok hidung ix c
 
Leaflet amandel akper kab. muna
Leaflet amandel akper kab. munaLeaflet amandel akper kab. muna
Leaflet amandel akper kab. muna
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
 
Rinitis
RinitisRinitis
Rinitis
 
Mastoiditis
MastoiditisMastoiditis
Mastoiditis
 
TONSILITIS
TONSILITISTONSILITIS
TONSILITIS
 
Mimisan (epistaksis)
Mimisan (epistaksis)Mimisan (epistaksis)
Mimisan (epistaksis)
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvina
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia LuvinaCbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvina
Cbd rhinitis vasomotor - Petrisia Luvina
 

Similar to CBD rhinosinusitis kronis

ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxirbahkhoirunisa2
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurClarissa Rizky
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurvinavina25
 
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutvinavina25
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxLettaCoffee
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxFirasZacky
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisEpiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisMuhammad Nasrullah
 
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112VebyBeloMusuMarewa
 
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlmlREFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlmlShodiqulAmin2
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptfarmasipkcpesanggrah
 
CBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCoassTHT
 
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soalUjian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soalceritasyaffaluthfi
 
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to CBD rhinosinusitis kronis (20)

THT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptxTHT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptx
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
 
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
EPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptxEPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptx
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
Rhinosinusistis
RhinosinusistisRhinosinusistis
Rhinosinusistis
 
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisEpiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
 
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht rhinitis alergi veby b.m. marewa 1415112
 
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlmlREFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
Otitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif KronisOtitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif Kronis
 
CBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis Posterior
 
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soalUjian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
 
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PEMKAB MUNA
 
Tonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptxTonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptx
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 

CBD rhinosinusitis kronis

  • 1. RHINOSINUSITIS KRONIS Pembimbing: dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes Penyusun: ClarissaAmantha Rizky - 1315016 Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Universitas Kristen Maranatha - RS Immanuel Bandung 2019
  • 2. Anamnesis • Identitas • Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan, jumlah anak • Keluhan Utama  Hidung tersumbat? • Sejak kapan?Apakah lebih dari 12 minggu? • Disertai keluar air dari hidung? • Pada satu atau kedua lubang hidung, atau bergantian? • Terus menerus atau hilang-timbul? • Sekret berwarna? Berbau? Kental atau encer? • Dipengaruhi oleh cuaca, suhu, musim? • Dipengaruhi debu, bulu binatang, serbuk bunga? • Mata berair atau gatal?
  • 3. • Apakah disertai dengan demam, rasa lesu? • Nyeri di daerah wajah terutama sekitar hidung ? • Rasa gatal di hidung, tenggorokan, langit-langit mulut? • Nyeri atau sulit menelan? • Batuk? Bersin? • Fungsi penciuman berkurang ? • Disertai nyeri kepala? • Ada gigi berlubang yang tidak diobati? Sakit gigi? • Penggunaan semprot hidung atau tetes hidung?
  • 4. • Riwayat penyakit dahulu : • Pernah sakit seperti ini sebelumnya? • Asma? • Keluar cairan dari telinga sebelumnya? • Riwayat penyakit keluarga : • Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa? • Riwayat pengobatan : • Sudah berobat sebelumnya? • Jika sudah, pakai obat apa? Apa ada perbaikan? • Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
  • 5. Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit? • Status gizi : BB,TB, BMI • Tanda vital :Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu? • Status Generalis • Kepala : bentuk dan ukuran • Mata : conjunctiva, sklera, refleks cahaya, Allergic shiner?  Allergic shiner (+)
  • 6.  Hidung :  Inspeksi :  deviasi septum atau deformitas hidung?  tanda peradangan pada vestibulum nasi?  Allergic crease?  Palpasi :  Nyeri tekan pada daerah sinus paranasal?  (+)  Deviasi septum nasi?  Rhinoskopi anterior: oedem konka? mukosa hiperemis? sekret (Warna, kekentalan)? Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran)  mukosa livid/pucat, Sekret (+),  Tes adrenalin: negatif ( oedem konka tidak berkurang)
  • 7. • Rhinoskopi posterior: • Apakah terdapat sekret? post nasal drip? • Apakah terjadi hipertrofi adenoid/tonsilla pharyngeus? • Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran) Telinga: • Otoskop (MAE, CAE  discharge, serumen, membrana timpani) Mulut: • Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi? • Apakah ada gigi berlubang? • Apakah ada nyeri ketuk pada gigi? • Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
  • 8. Faring: • Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul) • Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler? Laringoskopi indirek: • Edema laring? • Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara Rahang & leher: • Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan? • Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
  • 9. Thorax: • Pulmo: • Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada? • Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada?Taktil fremitus? • Perkusi: Sonor? • Auskultasi :VBS? Stridor? Ronkhi?Wheezing?Vocal fremitus? • Cor: • Inspeksi & palpasi: Ictus cordis? • Perkusi: Batas jantung? • Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
  • 10. Abdomen • Inspeksi: Permukaan datar? • Palpasi: Soepel? Nyeri tekan? • Perkusi:Timpani? • Auskultasi: Bising usus? Ekstremitas • Akral hangat? Sianosis? CRT? Oedem?
  • 11. Pemeriksaan Penunjang • Transluminasi • Laboratorium: Hematologi rutin (LED meningkat? leukositosis?) • CT-scan sinus paranasal atau Foto Polos posisiWaters • CBC • total IgE • skin prick test • Apusan mukosa hidung
  • 12. Diagnosis • Diagnosis kerja : • Rhinosinusitis kronis • Diagnosis banding : • Rhinosinusitis kronis • Rinitis alergi • Rhinitis medikamentosa • Keganasan sinus
  • 13. Penatalaksanaan Non farmakoterapi • Irigasi hidung (NaCl 0,9%) • Bila terapi konservatif tidak berhasil  dianjurkan tindakan operatif Farmakoterapi • Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1) • Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1) • Kortikosteroid topical • Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg) Vasokonstriksi  mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa pernapasan.
  • 14. • Edukasi : • Mengenai penyakitnya  penyakit ini disebabkan terjadinya respon radang pada hidung karena berbagai faktor • Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan pencegahan • Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan • Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus kontrol ke dokter kembali.
  • 16. Definisi • Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi. • Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih dari 3 bulan. • Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut Rhinosinusitis.
  • 17. Etiologi • Infeksi hidung  secara langsung maupun melalui limfatik submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri. • Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi masuk ke sinus melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat kimia. • Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat menjadi infeksi pada mukosa. • Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi molar atau premolar.
  • 18. • Diskinesia silia • Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna • Alergi • Polip hidung • Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka • Hipertrofi adenoid pada anak
  • 19. Klasifikasi • The RhinosinusitisTask Force (RSTF): • Akut : 4 minggu • Subakut : > 4-12 minggu • Kronik : > 12 minggu • Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari resolusi komplit di antara episode • Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik dengan kekambuhan berulang setelah pengobatan
  • 20. • Rhinosinusitis kronis a. Rhinosinusitis kronis dengan polip  ditandai dengan mukosa polipoid dengan edema, infiltrasi eosinofil b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip  bentuk RS kronik yang tidak disertai oleh tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia kelenjar seromukosa submukosa yang jelas.
  • 21. Diagnosis • Gejala lebih dari 12 minggu • Episode akut ≥4 kali/ tahun • Reversibilitas mukosa • Diagnosis ditegakan bila • >2 gejala mayor • 1 gejala mayor dan 2 gejala minor • Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor dinyatakan sugestif.
  • 22. Kriteria Kriteria Mayor: • Nyeri pada wajah • Hidung tersumbat • Penurunan/hilangnya penghidu • Demam • Sekret nasal yang purulent • Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung • Purulent Post Nasal Drip • Batuk Kriteria Minor: • Edem periorbital • Sakit kepala • Nyeri di wajah • Sakit gigi • Nyeri telinga • Sakit tenggorok • Nafas berbau • Bersin-bersin bertambah sering • Demam
  • 23. • Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu. Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada: • Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung • Polip hidung, atau pembengkakan polipoid • Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada endoskopi hidung • Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
  • 24. • Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang, atau kadar cairan udara • Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
  • 25. Pemeriksaan fisik • Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri • Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus purulent • Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi Pemeriksaan penunjang • Transluminasi • LED meningkat • Radiologis: • CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi • Foto polos posisi waters
  • 26. Diagnosis banding • Rinitis viral • Neoplasma Sinus • Polip hidung • Nyeri TemporomandibularJoint (TMJ). • Nyeri trigeminal • Migrain
  • 27. Penatalaksanaan • Tujuan terapi rinosinusitis kronis  untuk mengurangi edema mukosa, memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin ada. • Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik • Kortikosteroid • Irigasi nasal • Mukolitik
  • 28. Pembedahan • Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan • Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik • Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon terhadap terapi pembedahan
  • 29. • Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic  Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%). • Antrostomi adalah tindakan pembedahan membuat lubang ke sinus maksilaris dengan menembus dinding medialnya pada meatus inferior untuk mengeluarkan pus dan memperbaiki drainase  Indikasi operasi adalah sinusitis maksilaris sebagai upaya memfasilitasi pengeluaran pus dan atau memperbaiki drainase.
  • 30. • Antrostomi Caldwell-Luc  tindakan pembedahan membuka dinding depan sinus maksilaris, mengeluarkan pus maupun jaringan patologis. • Indikasi operasi: • Tumor jinak • Empiema kronis yang resisten dengan pengobatan konservatif • Fraktur komplikata maksila • Eksplorasi
  • 31. komplikasi • Disebut komplikasi bila infeksi sudah menembus dinding sinus ke organ sekitar, meliputi: • Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis (tulang frontal dan maksila)  Osteomieitis dan abses subperiosteal  paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak.Osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi • Orbital, Intrakranial • Descending infection: otitis media akut atau kronik, faringitis dan tonsillitis, laryngitis persisten dan trakeobronkitis • Fokal infeksi.
  • 32. Prognosis • Masalah lebih rumit jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik. • >90%  perbaikan dengan intervensi bedah. • Penyakit ini sering kambuh  tindakan preventif adalah hal yang sangat penting.

Editor's Notes

  1. Infeksi hidung  Mukosa sinus adalah lanjutan dari mukosa hidung, sehingga infeksi dari hidung dapat menjalar secara langsung maupun melalui limfatik submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri. Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi dapat masuk ke sinus melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi dalam kolam renang juga dapat memicu inflamasi oleh zat kimia. Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus frontal, maksila dan etmoid dapat menjadi infeksi pada mukosa. Sama seperti barotraumas yang diikuti oleh infeksi. Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi molar atau premolar.