SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
- HIDUNG -
Koas :
- Karina Rhama Yanda
- Melania Kusumawardhani
- Fenny Merselly
- Garbha JMRS
- Miftah Humairoh
ANATOMI HIDUNG
01
Hidung Luar
● Berbentuk piramid
● Terdiri dari
○ Pangkal (bridge)
○ Dorsum
○ Puncak (apex)
○ Ala nasi
○ Lubang hidung (nares)
● Dibentuk oleh
○ Kerangka tulang
○ Tulang rawan (kartilago)
○ Jaringan ikat
○ Otot
○ kulit
Tulang Hidung
 Kerangka tulang
 Os nasalis
 Procesus frontalis os maksila
 Procesus nasalis os frontal
 Tulang rawan ( kartilago)
 Sepasang kartilago nasalis
lateralis superior
 Sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior
 Beberapa kartilago alar
minor
 Tepi anterior kartilago
septum
Hidung Dalam
Hidung Dalam
INTERNAL :
• Internal nares/choana
• Cavitas Nasi
• Concha
• Meatur
Nasal
EXTERNAL :
• Bony Framework
• Os Frontalis
• Os Nasalis
• Os Maxillaris
• Cartilaagenous Framework
• Cartilago Septi Nasi
• Cartilago Alaris Mayor
• Proc. Lateralis cartilage septi nasi
● Pada cavitas nasi terdapat 3 region utama:
vestibulum nasi, regio respiratoria dan region
olfactoria
● Terdapat bangunan didalam cavum nasi,yaitu:
○ Concha nasi superior, media dan inferior
○ Meatus nasi
■ Ressesus sphenoethmoidalis: sinus
spnenoidalis
■ Superior: sinus ethmoidalis posterior
■ Media: sinus frontalis, sinus maxillaris,
sinus ethmoidalis anterior dan media.
■ Inferior: ductus nasolacrimalis
○ Terdapat anastomosis dari beberapa vasa pada
daerah septum nasi yang disebut plexus
kishelbach,yaitu:
■ A. spenopalatina
■ A. palatina mayor
■ A. labialis superior
■ A. ethmoidalis anterior
● Cavitas nasi mendapat supply darah yang berasal
dari:
○ A. sphenopalatina: cabang terminal a. maxillaris
○ A. palatine mayor: cabang a. maxillaris
○ A. labialis superior dan ramus lateralis nasi:
cabang dari a. facialis
○ A. ethmoidal anterior dan posterior: cabang a.
opthalmica
Sinus Paranasalis
● Sinus frontalis
● Sinus ethmoidalis
○ Anterior
○ Media
○ Posterior
● Sinus sphenoidalis
● Sinus maxillaris
FISIOLOGI HIDUNG
02
Fungsi Pernapasan
1. Mengatur jumlah udara yang masuk
2. Menyiapkan udara pernapasan
A. Menyaring
- Vibrissae -> partikel kasar
- Mucous Blanket (palut lendir) -> partikel halus
B. Melembabkan
- Sel Goblet -> palut lendir
C.Memanaskan
• Conchae nasi (terutama konka inferior), kaya
pembuluh darah
• Suhu udara melalui hidung 37 ⁰C
3. Desinfeksi:
• Kuman ditangkap oleh lendir
• Dibunuh dengan enzim lisozim
• Suasana asam mematikan kuman
• Selimut lendir didorong ke belakang
oleh silia epitel mukosa ke nasofaring,
ditelan
• Fagosit, limfosit, histiosit di jaringan
submukosa
Fungsi Penghidu
● Udara inspirasi masuk ke rongga hidung mucosa
olfaktorius atap cavum nasi bersentuhan dengan
daerah pembauan (regio olfaktoria).
● Merangsang reseptor di ujung syaraf,  n. olfaktorius,
 pusat penghidu.
● Bila terjadi buntu hidung (edema, polip, tumor) 
hiposmia/anosmia
Fungsi Resonansi Suara dan Proses
Bicara
● Kata dibentuk oleh lidah, bibir, palatum mole
● Pada pembentukan konsonan (m,n,ng)  rongga mulut
tertutup dan hidung terbuka  palatum mole turun
untuk aliran udara
• Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan
resonansi pada rongga sinus  suara merdu
• Bila buntu hidung -> sulit untuk mengucapkan huruf
m,n,ng,ny (rinolalia oklusa)
• Bila hidung terbuka, misalnya celah bibir (labioshcisis)
dan celah langit-langit (palatoshcisis) sulit
mengucapkan huruf b,d,p,k,g,t (ronolalia aperta)
Fungsi Drainase dan Ventilasi
● Dari sinus paranasales dan kelenjar lacrimalis.
● Gangguan fungsi  sinusitis
Reflek Nasal
● Reptor reflek yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler, dan pernapasan
● Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar
air liur, lambung dan pankreas
● Bila mekanisme pembersihan yang diatas belum efektif
-> mengiritasi -> terjadinya bersin (bakteri dan debu
dalam palud lender, patikel-partikel lebih besar, benda
asing, bau tertentu)
Fungsi Sinus
○ Air conditioning
○ Keseimbangan kepala
○ Menjaga suhu
○ Resonansi
● Fungsi normal sinus tergantung pd
ventilasi &
● drainase yg baik
PEMERIKSAAN HIDUNG
03
Alat-alat
1. Lampu kepala
2. Spekulum hidung
3. Pinset bayonet
4. Hook
5. Cairan : pemati rasa (Lidokain 2%), vasokonstriktor (Ephedrine)
6. Kapas untuk tampon
7. Kaca laring
8. Tongue spatula
9. Lampu spiritus
10. Mangkuk bengkok (nearbeken)
11. Tampon Steril
Anamnesa
Keluhan utama :
- Pilek
- Sakit
- Mimisan
- Hidung tersumbat
- Rhinolalia
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
● Bentuk luar hidung
● Pembengkakan di daerah hidung dan sinus
PALPASI
● Krepitasi tulang hidung
● Nyeri tekan pada hidung dan sinus paranasal
Rinoskopi Anterior
Hal yang diperhatikan:
1. Rongga hidung luas/sempit, adanya
sekret.
2. Konka : warna merah muda (normal) ,
edema,?
3. Septum nasi
4. Massa: polip/tumor?
5. Perdarahan?
Memeriksa rongga
hidung bagian
dalam dari depan
menggunakan
spekulum hidung
Hal yang dinilai:
Vestibulum nasi
Kavum nasi
Selaput lendir
Dasar rongga hidung
Konka inferior
Meatus nasi inferior
Konka media
Meatus nasi media
Massa tumor?
RHINITIS ALERGI POLIP NASAL
Rinoskopi Posterior
Hal yang perlu diperhatikan :
- UJUNG POSTERIOR SEPTUM NASI
- KOANA
- KAVUM NASI ( BELAKANG)
- UJUNG POSTERIOR KONKA
- POST NASAL DRIP
- NASOFARING : ADENOID
- MUARA TUBA EUSTACHIUS
- FOSSA ROSENMULLER
Melihat bagian belakang hidung dan keadaan nasofaring menggunakan kaca nasofaring
dan spatula lidah
Rinoskopi posterior
Melihat bagian
belakang
hidung dan
keaadaan
nasofaring
menggunakan
kaca
nasofaring
dan spatula
lidah
Hal yang dinilai :
•Kavum nasi bagian posterior
•Selaput lendir
•Ujung Posterior Septum nasi
•Konka superior
•Meatus nasi media
•Muara tuba eustachius
•Nasofaring : Adenoid
•Massa tumor?
Ca Nasofaring
NASOENDOSKOPI
NASOENDOSKOPI
pemeriksaan menggunakan alat 
dimasukkan melalui hidung  dapat
mengidentifikasi seluruh rongga
hidung beserta seluruh struktur yang
terdapat di dalamnya dan daerah
nasofaring.
KELAINAN HIDUNG
04
Sumbatan Hidung
Polip Hidung
• Polip Hidung : massa lunak bertangkai, putih atau keabuan,
bening licin dlm rongga hidung.
• Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi
banyak cairan interseluler --terdorong kedlm rongga hidung (
Prolapse ) melalui meatus medius oleh gaya gravitasi.
Polip Hidung
Penderita :
● Dewasa muda, jarang pada anak
● laki-laki>wanita
● Umumnya bilateral, dapat unilateral
● Multipel : asal sinus etmoid
● Soliter : asal dari sinus maksila
Polip Hidung
Anamnesis :
● Buntu hidung kronik memberat, pilek, ingus tidak berbau,
sering ada faktor alergi, tidak nyeri, tidak berdarah
• Rinoskopi anterior : masa polip bening licin/ pucat keabu-
abuan,tangkai di meatus nasi medius, dapat memenuhi
rongga hidung
Polip Hidung
• Pemeriksaan tambahan : naso-endoskopi, radiologi ( foto
Waters )
• Pengobatan : operasi polip ekstraksi
• Komplikasi : sinusitis paranasal,
● OMSA / OMS
Septum Deviasi
Adalah bentuk septum yg tidak lurus di tengah
sehingga membentuk deviasi ke salah satu rongga
hidung atau kedua rongga hidung sehingga
mengakibatkan penyempitan rongga hidung
(pembuntuan)
● RINGAN  keluhan buntu (-)
● BERAT  keluhan buntu (+)
Etiologi:
- Gangguan pertumbuhan yang tidak seimbang
antara kartilago dgn tulang septum
- Trauma : - fraktur fasial
- fraktur nasal
- fraktur septum
- trauma saat lahir
Gejala Klinis:
1. Hidung buntu unilateral / bilateral
2. Sakit kepala
3. Gangguan penciuman (hiposmia / anosmia)
4. Kadang2 epistaksis
4. Predisposisi  sinusitis
Hematom Septum Nasi
 Perdarahan di submuko – perikondrium,
kadang /jarang di submuko-periosteum
 PENYEBAB  trauma (unilateral)
bila fr tulang rawan  hematome bilateral
GEJALA
1. ANAMNESIS :
- trauma (+)  cepat timbul obstruksi nasi
- bisa epistaksis, nyeri (+)
2. PEMERIKSAAN
RA: - benjolan di septum bgn depan unilateral
(bilateral jarang), warna merah kebiruan,
elastis
- tidak hilang dgn tetes hidung
- pungsi percobaan  isinya darah
Abses Septum Nasi
PENYEBAB
- Infeksi pd trauma / luka mukosa septum nasi
- Infeksi sekunder dr hematome septum nasi
 tjd 3 – 5 hari setelah timbul hematome septum
nasi
Rhinitis
● Definisi: Proses inflamasi / peradangan pada
mukosa hidung
● Klasifikasi : Non-Alergic & Allergic rhinitis
● Penyebab : Infeksi (virus,bakteri, jamur), Alergi,
iritasi
● Perjalanannya: AKUT atau KRONIS
● Gejala: Sumbatan hidung, rhinorhea, bersin
Non-allergic Rhinitis
● Viral Rhinitis
● Occupational Rhinitis
● Vasomotor Rhinitis
● Nonallergic Rhinitis with eosinophilia (NARES)
● Rhinitis Medicamentosa
● Rhinitis during pregnancy
● Nasal Myasis
Viral Rhinitis
● Penyakit virus yang sering terjadi
● Sering disebut: Common cold, influenzae,
salesma/Coryza
● Virus penyebab: Rhinovirus,
Adenovirus,Parainfluenza
● Gejala hidung: Hidung tersumbat, bersin,
rhinorrhoea
● Gejala lain: Demam, nyeri kepala
● Rhinoskopi anterior: Edema konka, hiperemis, sekret
mukoserosa
● Terapi: Bed rest & Simtomatik
Rhinitis Medikamentosa
● Gangguan respon normal vasomotor yang
diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor
lokal/topikal dalam jangka lama.
● Gejala dan tanda: hidung tersumbat terus menerus
dan berair
● Pemakaian topikal vasokonstriktor: maks 5 hari
Rhinitis Vasomotor
● Penyebab : Ketidakseimbangan impuls saraf
otonom dimukosa hidung (bertambahnya aktivitas
parasimpatis)
● Pencetus: Asap rokok, bau menyengat, parfum
udara dingin, pendingin ruangan, kelelahan, stress
● 3 Golongan : Hidung tersumbat bergantian kiri dan
kanan (tergantung posisi pasien), rhinorrhea, bersin
● Terapi: avoidance, simtomatis, operatif, neurektomi
N.Vidianus
Infeksi Hidung Luar
1. SELULITIS
Infeksi pada puncak dan batang hidung akibat
perluasan furukel pada vestibulum nasi. Penyebab :
Kuman streptokokus dan stafilokokus aureus
Pemeriksaan :
Hidung bengkak, merah, nyeri
Terapi : AB sistemik dosis tinggi
Infeksi Hidung Luar
1. SELULITIS
Infeksi pada puncak dan batang hidung akibat
perluasan furukel pada vestibulum nasi. Penyebab :
Kuman streptokokus dan stafilokokus aureus
Pemeriksaan :
Hidung bengkak, merah, nyeri
Terapi : AB sistemik dosis tinggi
Infeksi Hidung Luar
2. VESTIBULITIS
Infeksis pada kulit vestibulum akibat iritasi sekret
rongga hidung ( rinitis, sinusitis, benda asing ),
trauma karena korek-korek hidung.
3. FURUNKEL
Infeksi luas dan invasif dari kljr sebasea atau folikel
rambut jar subkutan
Etiologi : stafilokokus aerius
Rhinosinusitis
● Sinusitis= inflamasi mukosa sinus paranasal
● Disertai/dipicu rhinitis  rhinosinusitis
● 6-15% populasi
● Common cold
● Multisinusitis; pansinusitis
● Tersering: sinus etmoid & maksila
Etiologi & Predisposisi
● ISPA (virus)
● Rhinitis: alergi, hormonal
● Polip hidung
● Kelainan anatomi
● Sumbatan KOM
● Infeksi tonsik
● Infeksi gigi
● Kelainan imunologik
● Diskinesia silia
● Hipertrofi adenoid
● LPR
● Ansietas & depresi
● Penyakit kronik
● Polusi
● Udara dingin & kering
● Rokok
Klasifikasi
● Akut: < 4 minggu
● Subakut: 4 minggu – 3 bulan
● Kronik: > 3 bulan
Diagnosis rhinosinusitis akut
2/lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung
tersumbat atau sekret hidung (anterior atau PND):
● + nyeri/tekanan pada wajah
● + hiposmia/anosmia
● >12 minggu
Diagnosis rhinosinusitis kronik
2/lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung
tersumbat atau sekret hidung (anterior atau PND):
● + nyeri/tekanan pada wajah
● + hiposmia/anosmia
● >12 minggu
Sinusitis Dentogen
● Infeksi gigi rahang atas: infeksi apikal akar gigi,
inflamasi jaringan periodontal
● Menyebar langsung/pembuluh darah & limfe
● Sinusitis maksila kronik satu sisi, ingus purulen, bau
napas busuk
Sinusitis Jamur
● Pemakaian antibiotik, kortikosteroid,
imunosupresan, radioterapi
● Diabetes melitus, neutropenia, AIDS, perawatan
lama di RS
● Aspergillus & Candida
● Sinusitis unilateral, sulit disembuhkan dengan
antibiotik, kerusakan tulang dinding sinus, membran
putih keabuan

More Related Content

Similar to HIDUNG SEHAT

Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergijelly hariyati
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Elfon Pratama
 
Manajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasManajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasFeri TheEase
 
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptxTentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptxYolandaPrisita1
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) gerasimoos
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCoassTHT
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaBrainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaagungtk456
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 

Similar to HIDUNG SEHAT (20)

fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdffisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Drsneez
DrsneezDrsneez
Drsneez
 
Manajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasManajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napas
 
Abses_leher_dalam.pptx
Abses_leher_dalam.pptxAbses_leher_dalam.pptx
Abses_leher_dalam.pptx
 
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptxTentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx
Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx
 
Otitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif KronisOtitis Media Supuratif Kronis
Otitis Media Supuratif Kronis
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
Mengenal indra pembau
Mengenal indra pembauMengenal indra pembau
Mengenal indra pembau
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
EPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptxEPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptx
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
indera penciuman
indera penciumanindera penciuman
indera penciuman
 
Abses leher dalam
Abses leher dalamAbses leher dalam
Abses leher dalam
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaBrainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

HIDUNG SEHAT

  • 1. - HIDUNG - Koas : - Karina Rhama Yanda - Melania Kusumawardhani - Fenny Merselly - Garbha JMRS - Miftah Humairoh
  • 3. Hidung Luar ● Berbentuk piramid ● Terdiri dari ○ Pangkal (bridge) ○ Dorsum ○ Puncak (apex) ○ Ala nasi ○ Lubang hidung (nares) ● Dibentuk oleh ○ Kerangka tulang ○ Tulang rawan (kartilago) ○ Jaringan ikat ○ Otot ○ kulit
  • 4. Tulang Hidung  Kerangka tulang  Os nasalis  Procesus frontalis os maksila  Procesus nasalis os frontal  Tulang rawan ( kartilago)  Sepasang kartilago nasalis lateralis superior  Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior  Beberapa kartilago alar minor  Tepi anterior kartilago septum
  • 7. INTERNAL : • Internal nares/choana • Cavitas Nasi • Concha • Meatur Nasal EXTERNAL : • Bony Framework • Os Frontalis • Os Nasalis • Os Maxillaris • Cartilaagenous Framework • Cartilago Septi Nasi • Cartilago Alaris Mayor • Proc. Lateralis cartilage septi nasi
  • 8. ● Pada cavitas nasi terdapat 3 region utama: vestibulum nasi, regio respiratoria dan region olfactoria ● Terdapat bangunan didalam cavum nasi,yaitu: ○ Concha nasi superior, media dan inferior ○ Meatus nasi ■ Ressesus sphenoethmoidalis: sinus spnenoidalis ■ Superior: sinus ethmoidalis posterior ■ Media: sinus frontalis, sinus maxillaris, sinus ethmoidalis anterior dan media. ■ Inferior: ductus nasolacrimalis
  • 9. ○ Terdapat anastomosis dari beberapa vasa pada daerah septum nasi yang disebut plexus kishelbach,yaitu: ■ A. spenopalatina ■ A. palatina mayor ■ A. labialis superior ■ A. ethmoidalis anterior ● Cavitas nasi mendapat supply darah yang berasal dari: ○ A. sphenopalatina: cabang terminal a. maxillaris ○ A. palatine mayor: cabang a. maxillaris ○ A. labialis superior dan ramus lateralis nasi: cabang dari a. facialis ○ A. ethmoidal anterior dan posterior: cabang a. opthalmica
  • 10. Sinus Paranasalis ● Sinus frontalis ● Sinus ethmoidalis ○ Anterior ○ Media ○ Posterior ● Sinus sphenoidalis ● Sinus maxillaris
  • 12. Fungsi Pernapasan 1. Mengatur jumlah udara yang masuk
  • 13. 2. Menyiapkan udara pernapasan A. Menyaring - Vibrissae -> partikel kasar - Mucous Blanket (palut lendir) -> partikel halus B. Melembabkan - Sel Goblet -> palut lendir C.Memanaskan • Conchae nasi (terutama konka inferior), kaya pembuluh darah • Suhu udara melalui hidung 37 ⁰C
  • 14. 3. Desinfeksi: • Kuman ditangkap oleh lendir • Dibunuh dengan enzim lisozim • Suasana asam mematikan kuman • Selimut lendir didorong ke belakang oleh silia epitel mukosa ke nasofaring, ditelan • Fagosit, limfosit, histiosit di jaringan submukosa
  • 15. Fungsi Penghidu ● Udara inspirasi masuk ke rongga hidung mucosa olfaktorius atap cavum nasi bersentuhan dengan daerah pembauan (regio olfaktoria). ● Merangsang reseptor di ujung syaraf,  n. olfaktorius,  pusat penghidu. ● Bila terjadi buntu hidung (edema, polip, tumor)  hiposmia/anosmia
  • 16. Fungsi Resonansi Suara dan Proses Bicara ● Kata dibentuk oleh lidah, bibir, palatum mole ● Pada pembentukan konsonan (m,n,ng)  rongga mulut tertutup dan hidung terbuka  palatum mole turun untuk aliran udara • Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonansi pada rongga sinus  suara merdu • Bila buntu hidung -> sulit untuk mengucapkan huruf m,n,ng,ny (rinolalia oklusa) • Bila hidung terbuka, misalnya celah bibir (labioshcisis) dan celah langit-langit (palatoshcisis) sulit mengucapkan huruf b,d,p,k,g,t (ronolalia aperta)
  • 17. Fungsi Drainase dan Ventilasi ● Dari sinus paranasales dan kelenjar lacrimalis. ● Gangguan fungsi  sinusitis
  • 18. Reflek Nasal ● Reptor reflek yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernapasan ● Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar air liur, lambung dan pankreas ● Bila mekanisme pembersihan yang diatas belum efektif -> mengiritasi -> terjadinya bersin (bakteri dan debu dalam palud lender, patikel-partikel lebih besar, benda asing, bau tertentu)
  • 19. Fungsi Sinus ○ Air conditioning ○ Keseimbangan kepala ○ Menjaga suhu ○ Resonansi ● Fungsi normal sinus tergantung pd ventilasi & ● drainase yg baik
  • 21. Alat-alat 1. Lampu kepala 2. Spekulum hidung 3. Pinset bayonet 4. Hook 5. Cairan : pemati rasa (Lidokain 2%), vasokonstriktor (Ephedrine) 6. Kapas untuk tampon 7. Kaca laring 8. Tongue spatula 9. Lampu spiritus 10. Mangkuk bengkok (nearbeken) 11. Tampon Steril
  • 22.
  • 23. Anamnesa Keluhan utama : - Pilek - Sakit - Mimisan - Hidung tersumbat - Rhinolalia
  • 24. Pemeriksaan Fisik INSPEKSI ● Bentuk luar hidung ● Pembengkakan di daerah hidung dan sinus PALPASI ● Krepitasi tulang hidung ● Nyeri tekan pada hidung dan sinus paranasal
  • 25.
  • 26. Rinoskopi Anterior Hal yang diperhatikan: 1. Rongga hidung luas/sempit, adanya sekret. 2. Konka : warna merah muda (normal) , edema,? 3. Septum nasi 4. Massa: polip/tumor? 5. Perdarahan? Memeriksa rongga hidung bagian dalam dari depan menggunakan spekulum hidung
  • 27.
  • 28.
  • 29. Hal yang dinilai: Vestibulum nasi Kavum nasi Selaput lendir Dasar rongga hidung Konka inferior Meatus nasi inferior Konka media Meatus nasi media Massa tumor?
  • 31. Rinoskopi Posterior Hal yang perlu diperhatikan : - UJUNG POSTERIOR SEPTUM NASI - KOANA - KAVUM NASI ( BELAKANG) - UJUNG POSTERIOR KONKA - POST NASAL DRIP - NASOFARING : ADENOID - MUARA TUBA EUSTACHIUS - FOSSA ROSENMULLER Melihat bagian belakang hidung dan keadaan nasofaring menggunakan kaca nasofaring dan spatula lidah
  • 32.
  • 33. Rinoskopi posterior Melihat bagian belakang hidung dan keaadaan nasofaring menggunakan kaca nasofaring dan spatula lidah
  • 34. Hal yang dinilai : •Kavum nasi bagian posterior •Selaput lendir •Ujung Posterior Septum nasi •Konka superior •Meatus nasi media •Muara tuba eustachius •Nasofaring : Adenoid •Massa tumor?
  • 36. NASOENDOSKOPI NASOENDOSKOPI pemeriksaan menggunakan alat  dimasukkan melalui hidung  dapat mengidentifikasi seluruh rongga hidung beserta seluruh struktur yang terdapat di dalamnya dan daerah nasofaring.
  • 37.
  • 40. Polip Hidung • Polip Hidung : massa lunak bertangkai, putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. • Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi banyak cairan interseluler --terdorong kedlm rongga hidung ( Prolapse ) melalui meatus medius oleh gaya gravitasi.
  • 41. Polip Hidung Penderita : ● Dewasa muda, jarang pada anak ● laki-laki>wanita ● Umumnya bilateral, dapat unilateral ● Multipel : asal sinus etmoid ● Soliter : asal dari sinus maksila
  • 42. Polip Hidung Anamnesis : ● Buntu hidung kronik memberat, pilek, ingus tidak berbau, sering ada faktor alergi, tidak nyeri, tidak berdarah • Rinoskopi anterior : masa polip bening licin/ pucat keabu- abuan,tangkai di meatus nasi medius, dapat memenuhi rongga hidung
  • 43. Polip Hidung • Pemeriksaan tambahan : naso-endoskopi, radiologi ( foto Waters ) • Pengobatan : operasi polip ekstraksi • Komplikasi : sinusitis paranasal, ● OMSA / OMS
  • 44.
  • 45. Septum Deviasi Adalah bentuk septum yg tidak lurus di tengah sehingga membentuk deviasi ke salah satu rongga hidung atau kedua rongga hidung sehingga mengakibatkan penyempitan rongga hidung (pembuntuan) ● RINGAN  keluhan buntu (-) ● BERAT  keluhan buntu (+)
  • 46.
  • 47. Etiologi: - Gangguan pertumbuhan yang tidak seimbang antara kartilago dgn tulang septum - Trauma : - fraktur fasial - fraktur nasal - fraktur septum - trauma saat lahir
  • 48. Gejala Klinis: 1. Hidung buntu unilateral / bilateral 2. Sakit kepala 3. Gangguan penciuman (hiposmia / anosmia) 4. Kadang2 epistaksis 4. Predisposisi  sinusitis
  • 49. Hematom Septum Nasi  Perdarahan di submuko – perikondrium, kadang /jarang di submuko-periosteum  PENYEBAB  trauma (unilateral) bila fr tulang rawan  hematome bilateral
  • 50. GEJALA 1. ANAMNESIS : - trauma (+)  cepat timbul obstruksi nasi - bisa epistaksis, nyeri (+) 2. PEMERIKSAAN RA: - benjolan di septum bgn depan unilateral (bilateral jarang), warna merah kebiruan, elastis - tidak hilang dgn tetes hidung - pungsi percobaan  isinya darah
  • 51.
  • 52. Abses Septum Nasi PENYEBAB - Infeksi pd trauma / luka mukosa septum nasi - Infeksi sekunder dr hematome septum nasi  tjd 3 – 5 hari setelah timbul hematome septum nasi
  • 53.
  • 54. Rhinitis ● Definisi: Proses inflamasi / peradangan pada mukosa hidung ● Klasifikasi : Non-Alergic & Allergic rhinitis ● Penyebab : Infeksi (virus,bakteri, jamur), Alergi, iritasi ● Perjalanannya: AKUT atau KRONIS ● Gejala: Sumbatan hidung, rhinorhea, bersin
  • 55.
  • 56. Non-allergic Rhinitis ● Viral Rhinitis ● Occupational Rhinitis ● Vasomotor Rhinitis ● Nonallergic Rhinitis with eosinophilia (NARES) ● Rhinitis Medicamentosa ● Rhinitis during pregnancy ● Nasal Myasis
  • 57. Viral Rhinitis ● Penyakit virus yang sering terjadi ● Sering disebut: Common cold, influenzae, salesma/Coryza ● Virus penyebab: Rhinovirus, Adenovirus,Parainfluenza ● Gejala hidung: Hidung tersumbat, bersin, rhinorrhoea ● Gejala lain: Demam, nyeri kepala ● Rhinoskopi anterior: Edema konka, hiperemis, sekret mukoserosa ● Terapi: Bed rest & Simtomatik
  • 58. Rhinitis Medikamentosa ● Gangguan respon normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor lokal/topikal dalam jangka lama. ● Gejala dan tanda: hidung tersumbat terus menerus dan berair ● Pemakaian topikal vasokonstriktor: maks 5 hari
  • 59. Rhinitis Vasomotor ● Penyebab : Ketidakseimbangan impuls saraf otonom dimukosa hidung (bertambahnya aktivitas parasimpatis) ● Pencetus: Asap rokok, bau menyengat, parfum udara dingin, pendingin ruangan, kelelahan, stress ● 3 Golongan : Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan (tergantung posisi pasien), rhinorrhea, bersin ● Terapi: avoidance, simtomatis, operatif, neurektomi N.Vidianus
  • 60. Infeksi Hidung Luar 1. SELULITIS Infeksi pada puncak dan batang hidung akibat perluasan furukel pada vestibulum nasi. Penyebab : Kuman streptokokus dan stafilokokus aureus Pemeriksaan : Hidung bengkak, merah, nyeri Terapi : AB sistemik dosis tinggi
  • 61. Infeksi Hidung Luar 1. SELULITIS Infeksi pada puncak dan batang hidung akibat perluasan furukel pada vestibulum nasi. Penyebab : Kuman streptokokus dan stafilokokus aureus Pemeriksaan : Hidung bengkak, merah, nyeri Terapi : AB sistemik dosis tinggi
  • 62. Infeksi Hidung Luar 2. VESTIBULITIS Infeksis pada kulit vestibulum akibat iritasi sekret rongga hidung ( rinitis, sinusitis, benda asing ), trauma karena korek-korek hidung. 3. FURUNKEL Infeksi luas dan invasif dari kljr sebasea atau folikel rambut jar subkutan Etiologi : stafilokokus aerius
  • 64. ● Sinusitis= inflamasi mukosa sinus paranasal ● Disertai/dipicu rhinitis  rhinosinusitis ● 6-15% populasi ● Common cold ● Multisinusitis; pansinusitis ● Tersering: sinus etmoid & maksila
  • 65. Etiologi & Predisposisi ● ISPA (virus) ● Rhinitis: alergi, hormonal ● Polip hidung ● Kelainan anatomi ● Sumbatan KOM ● Infeksi tonsik ● Infeksi gigi ● Kelainan imunologik ● Diskinesia silia ● Hipertrofi adenoid ● LPR ● Ansietas & depresi ● Penyakit kronik ● Polusi ● Udara dingin & kering ● Rokok
  • 66. Klasifikasi ● Akut: < 4 minggu ● Subakut: 4 minggu – 3 bulan ● Kronik: > 3 bulan
  • 67. Diagnosis rhinosinusitis akut 2/lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung tersumbat atau sekret hidung (anterior atau PND): ● + nyeri/tekanan pada wajah ● + hiposmia/anosmia ● >12 minggu
  • 68. Diagnosis rhinosinusitis kronik 2/lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung tersumbat atau sekret hidung (anterior atau PND): ● + nyeri/tekanan pada wajah ● + hiposmia/anosmia ● >12 minggu
  • 69. Sinusitis Dentogen ● Infeksi gigi rahang atas: infeksi apikal akar gigi, inflamasi jaringan periodontal ● Menyebar langsung/pembuluh darah & limfe ● Sinusitis maksila kronik satu sisi, ingus purulen, bau napas busuk
  • 70. Sinusitis Jamur ● Pemakaian antibiotik, kortikosteroid, imunosupresan, radioterapi ● Diabetes melitus, neutropenia, AIDS, perawatan lama di RS ● Aspergillus & Candida ● Sinusitis unilateral, sulit disembuhkan dengan antibiotik, kerusakan tulang dinding sinus, membran putih keabuan