SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
ABSES LEHER DALAM
1
LF 2
Pus yang terbentuk
di dalam ruang (potensial) leher dalam
2
Ruang potensial di
leher dibatasi oleh
fasia servikal.
Fasia servikal
dibagi menjadi 2:
• fasia superfisial
• fasia profunda.
3
Fasia superfisial:
• terletak dibawah dermis
• termasuk sistem muskuloapenouretik
• meluas dari epikranium - aksila & dada
• tidak termasuk bagian dari daerah leher dalam
Fasia profunda (mengelilingi daerah leher dalam) terdiri dari:
 lapisan superfisial
 lapisan tengah/ media
 lapisan dalam/ profunda
4
 Lapisan superfisial:
menyelubungi SCM & trapezius.
 superior melekat pada os
hyoid, mengelilingi kelenjar
submandibula & mandibula
 inferior melekat pada klavikula
 medial menyelimuti otot-otot
dasar mulut
5
 Lapisan media:
 divisi muskular & divisi visera
 superior: divisi muskular melekat
pada hioid & kartilago tiroid
 inferior: divisi visera menyatu
dengan perikardium, berlanjut
sebagai fasia buccopharyngeal
pada dinding faring posterior.
6
 Lapisan profunda = fasia
prevertebral.
 mengelilingi muskulus
prevertebra.
 sisi anterior: terbagi menjadi
lapisan tipis fasia alaris &
lapisan tebal prevertebral → di
antaranya: danger space (basis kranii
- diafragma).
7
Laki-laki dan Perempuan = 3:2
Parafaring
48%
Submandib
ula
20%
Ludwig
angina
16%
Parotis
9%
Retrofaring
7%
8
Kuman yang paling dominan adalah kuman anaerob
: Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium spp, dan
Peptostreptococcus spp. Pseudomonas
Bakteri aerob dan fakultatif (gram positif) :
Streptococcus pyogenic dan Stapylococcus aureus
9
PATOGENESIS
10
ABSES LEHER DALAM
Abses
Retrofaring
Abses Parafaring
Abses
sub-mandibula
Abses
Peritonsil
Angina Ludovici
11
ABSES PERITONSIL
(QUINSY)
= Terkumpulnya material purulen yang terbentuk di luar kapsul tonsil
→ komplikasi tonsilitis akut,
→ infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil
12
Infeksi
tonsilitis akut
Infiltrasi supurasi
kedaerah superior dan
lateral fosa tonsilaris
Pembengkakan
&
Hiperemis
Supurasi  lunak
Peritonsil  mendorong
tonsil & uvula
ke arah kontralateral
Iritasi pada
m.pterigoid interna  Trismus
Abses pecah spontan
Aspirasi
ke paru
13
Odinofagia Trismus Otalgia
Regurgitasi Mulut berbau Hipersaliva
Pembengkakan & nyeri
tekan KGB submandibula
14
15
Pemeriksaan
– Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan
– Uvula bengkak, terdorong kesisi kontralateral
– Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan
terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah.
16
Penatalaksanaan
• Aspirasi jarum → dengan jarum spinal 18 G
• Insisi drainase → pada daerah yang paling fluktuatif,
atau pada pertengahan garis yang menghubungkan
dasar uvula dengan gerahan bawah terakhir pada sisi
yang sakit.
• Tonsilektomi segera → bila gagal dengan drainase &
antibiotik (jarang).
17
Komplikasi
Abses pecah
spontan
Perdarahan
Aspirasi
paru/ piemia
Penjalaran
infeksi & abses
Abses
parafaring
Mediastinitis
Penjalaran intrakranial
Trombus sinus
kavernosus,
meningitis, abses otak
18
ABSES PARAFARING
Etiologi
• Langsung: tusukan jarum
• Supurasi kelenjar leher bagian dalam (tonsil, faring, hidung, sinus paranasal,
mastoid, vertebra servikal)
• Penjalaran infeksi peritonsil, retrofaring, submandibula
Gejala & Tanda
• Trismus
• Demam tinggi
• Pembengkakan sekitar angulus mandibula
• Pembengkakan dinding lateral faring
19
Ruang Parafaring
analog dengan kerucut terbalik, dasar:
basis kranii; apeks: os hyoid.
dibatasi oleh dinding lateral faring,
vertebra servikal & muskulus pterigoid
medial.
= lateral pharyngeal space,
pharingomaksillaris space,
pterigomaksillaris space,
pterigopharyngeal space,
pterigomandibular space,
pharingomastikator space.
20
Ruang Karotis
= ruang visera vaskular = Lincoln Highway (Mosher 1929) →
morbiditas & mortalitas ↑
 basis kranii - thorax
 dibentuk oleh 3 lapisan servikalis profunda.
 berisi A. karotis komunis & cabang utamanya, V. jugularis
interna, N. IX-XII, pleksus simpatikus & limfonodi.
 letak:
posterior dari ruang parafaring
lateral dari ruang retrofaring
anterolateral dari ruang prevertebra
medial dari ruang parotis & prosesus stiloideus
21
Ruang Suprahioid
 Terletak diatas tulang hioid antara lapisan selubung dan
pembungkus m. milohioid.
 Ruang submandibula, batasan: mandibula (anterior), lapisan
superfisial fasia servikalis profunda (inferior), ruang parafaring
(posterior).
 Ruang submandibula:
 Ruang sublingual, dipisahkan dari ruang submaksila
oleh otot milohioid.
 Ruang submaksila  ruang submental dan ruang
submaksila (lateral) oleh otot digastrikus anterior.
Pembagian lain: ruang submandibula terbagi atas ruang
submental dan ruang submaksila saja.
 Infeksi → ruang submental atau submaksila → ke bawah ke
dalam ruang visera.
22
Insisi Abses Parafaring
Drainase eksternal  fossa submaksilaris
Insisi bentuk T:
• Insisi horisontal sejajar dan dibawah mandibula
• Insisi vertikal sepanjang tepi depan otot sternokleidomastoid
23
Etiologi
Infeksi dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur, kelenjar limfa submandibula
Kuman: campuran aerob & anaerob
Gejala dan Tanda
Demam dan nyeri
leher
Pembengkakan di
bawah mandibula
& / dibawah lidah
Trismus
24
ABSES SUBMANDIBULA
ABSES SUBMANDIBULA
25
Terapi
Antibiotik dosis
tinggi parenteral
Evakuasi abses
Rawat inap sampai
gejala & tanda
infeksi mereda
Insisi Abses Submandibula
Dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os.
Hioid, insisi horizontal.
26
ABSES RETROFARING
>> anak usia < 5 tahun  masih berisi kelenjar limfa yang menampung aliran
limfa dari hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba eustachius dan
telinga tengah.
 usia >6 tahun atrofi.
Gejala & tanda klinis:
• Nyeri & sulit menelan - Perubahan suara
• Demam, leher kaku - Benjolan di dinding belakang faring
• Sesak napas - Mukosa bengkak & hiperemi
• Stridor
27
Ruang Retrofaring
= retroviscera space, retrooesophagus space
 Batas-batas:
• Anterior& Lateral:
lapisan tengah fascia leher dalam, faring &
esofagus - carotid sheath
• Posterior:
lapisan alar Fascia leher dalam
• Superior:
dasar tengkorak
• Inferior:
mediastinum superior (T1-2)
Lapisan media menyatu dengan lapisan alar
fasia leher dalam pada setinggi bifurkasio
trakea/ T2.
Anak → banyak terisi kelenjar limfe →
berkurang seiring pertumbuhan.
28
Danger Space
Potensial penyebaran infeksi yang cepat ke
mediastinum posterior, berisi jaringan areolar
longgar→ basis kranii - mediastinum posterior
- diafragma.
Letak:
antara lapisan alar dengan prevertebra fasia
leher dalam
lateral: prosesus transversus
anterior: ruang retrofaring
posterior: ruang prevertebral
29
DIAGNOSIS
Riwayat ISPA atau trauma
Gejala & tanda klinis
Foto Rontgen (cervical lateral)
Pelebaran retrofaring > 7 mm
pada anak & dewasa di level
C II
Pelebaran > 14 mm pada
anak (<15 tahun) & > 22 mm
pada dewasa pada level C VI
30
Terapi
• Atasi SJNA
• Pungsi & insisi abses melalui LD
Komplikasi
• Penjalaran ke ruang parafaring
• Mediastinitis
• SJNA
• Bila pecah spontan, dapat terjadi pneumonia aspirasi & abses paru
31
Insisi Abses Retrofaring
Posisi penderita :
Trendelenburg,
kepala
hiperekstensi.
Insisi melalui
pendekatan trans
oral.
32
ANGINA LUDOVICI (ANGINA
LUDWIG)
Infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda khas:
pembengkakan seluruh ruang submandibula
tidak membentuk abses  keras pada perabaan submandibula.
Etiologi :
Infeksi kuman aerob dan anaerob yang berasal dari gigi atau dasar mulut.
33
Gejala dan tanda
• Riwayat sakit gigi
• Nyeri tenggorok & leher
• hot potato voice
• Pembengkakan di daerah submandibula, hiperemis & keras pada perabaan
= penyebab utama necrotizing cervical fasciitis.
mendorong lidah ke
atas belakang
jalan napas
tersumbat
SESAK
Akibat pembengkakan dasar mulut:
34
Pasien dirawat inap sampai infeksi mereda.
Lakukan pengobatan terhadap sumber infeksi untuk mencegah
kekambuhan
Insisi di garis tengah secara horizontal setinggi os hioid (3-4 jari
dibawah mandibula)
Lakukan eksplorasi yang dilakukan untuk tujuan dekompresi
(mengurangi ketegangan)
Antibiotik dosis tinggi spektrum luas secara parenteral
Terapi
utama: atasi sumbatan
jalan napas atas
35
Komplikasi
1. Obstruksi jalan nafas → Ludwig’s angina
2. Cedera pada saraf otak (VII, X, XII) dan pembuluh darah besar →
drainase abses submandibula
3. Cedera pada saraf otak (IX sampai XII) atau pleksus simpatikus →
drainase abses parafaring.
36
TERIMA KASIH
37
Ruang potensial leher dalam
Ruang potensial leher dalam dibagi menjadi
ruang yang melibatkan daerah sepanjang
leher, ruang suprahioid dan ruang infrahioid.
Ruang infrahioid:
Ruang Pretrakeal.
Ruang suprahioid terdiri dari:
Ruang
submandibula
Ruang
parafaring
Ruang
parotis
Ruang
mastikor
Ruang
peritonsi
l
Ruang
temporalis
.
Ruang yang melibatkan sepanjang leher terdiri dari:
Ruang retrofaring
Ruang bahaya
(danger space)
Ruang
prevertebra.
38
Ruang Pretrakeal = ruang visera anterior
 Mengelilingi trakea dan gland tiroid.
 Diselubungi oleh divisi viseral lapisan media fasia
leher dalam
 Tepi atas kartilago tiroid - mediastinum (level Th4)
 Bagian Anterior : Berisi lapisan pratrakea
 Bagian posterior: otot infrahioid
39
Ruang prevertebra
Terletak diantara otot-otot
prevertebra dan fasia
pravertebra, dari basis kranii -
coccygeus.
Infeksi → lateral atau inferior →
mediastinum posterior
40
Ruang Infrahioid
41
42
• Ruang Mastikator (coklat)
Letak: Medial → ruang parafaring
Superior → arkus zygoma
Inferior → batas bawah ramus
mandibula
Posterior → parotis
• Ruang Parotis (kuning): MAE - angulus mandibula,
kapsul yang medial tipis.
Letak: medial → ruang parafaring & karotis
anterior → ruang mastikator

More Related Content

Similar to Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx

Pharynx larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Pharynx   larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomyPharynx   larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Pharynx larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomydimas_aria
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxLettaCoffee
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvinavinavina25
 
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptxdeaalberta1
 
abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT Ananda Sarah
 
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptxdokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptxYolandaPrisita1
 
Manajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasManajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasFeri TheEase
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergijelly hariyati
 
Sistema respiratorius new
Sistema respiratorius newSistema respiratorius new
Sistema respiratorius newalliz_well
 
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaBrainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaagungtk456
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanBrenda Panjaitan
 
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomySitus thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomydimas_aria
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfPatologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfrifka15
 

Similar to Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx (20)

Pharynx larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Pharynx   larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomyPharynx   larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Pharynx larynx SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan FisioterapiSinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
 
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
 
abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT
 
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptxdokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx
dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx
 
Manajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napasManajemen sumbatan jalan napas
Manajemen sumbatan jalan napas
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
Kuliah 9 respiratorius
Kuliah 9 respiratorius Kuliah 9 respiratorius
Kuliah 9 respiratorius
 
Sistema respiratorius new
Sistema respiratorius newSistema respiratorius new
Sistema respiratorius new
 
Mengenal indra pembau
Mengenal indra pembauMengenal indra pembau
Mengenal indra pembau
 
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdffisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
 
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nyaBrainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
Brainstem dan segala macam sekitar-sekitaarnya nya
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
PPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptxPPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptx
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomySitus thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Situs thoracis(anat 123) SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfPatologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 

Recently uploaded (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 

Tentiran Abses Leher Dalam yogi.pptx

  • 2. Pus yang terbentuk di dalam ruang (potensial) leher dalam 2
  • 3. Ruang potensial di leher dibatasi oleh fasia servikal. Fasia servikal dibagi menjadi 2: • fasia superfisial • fasia profunda. 3
  • 4. Fasia superfisial: • terletak dibawah dermis • termasuk sistem muskuloapenouretik • meluas dari epikranium - aksila & dada • tidak termasuk bagian dari daerah leher dalam Fasia profunda (mengelilingi daerah leher dalam) terdiri dari:  lapisan superfisial  lapisan tengah/ media  lapisan dalam/ profunda 4
  • 5.  Lapisan superfisial: menyelubungi SCM & trapezius.  superior melekat pada os hyoid, mengelilingi kelenjar submandibula & mandibula  inferior melekat pada klavikula  medial menyelimuti otot-otot dasar mulut 5
  • 6.  Lapisan media:  divisi muskular & divisi visera  superior: divisi muskular melekat pada hioid & kartilago tiroid  inferior: divisi visera menyatu dengan perikardium, berlanjut sebagai fasia buccopharyngeal pada dinding faring posterior. 6
  • 7.  Lapisan profunda = fasia prevertebral.  mengelilingi muskulus prevertebra.  sisi anterior: terbagi menjadi lapisan tipis fasia alaris & lapisan tebal prevertebral → di antaranya: danger space (basis kranii - diafragma). 7
  • 8. Laki-laki dan Perempuan = 3:2 Parafaring 48% Submandib ula 20% Ludwig angina 16% Parotis 9% Retrofaring 7% 8
  • 9. Kuman yang paling dominan adalah kuman anaerob : Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium spp, dan Peptostreptococcus spp. Pseudomonas Bakteri aerob dan fakultatif (gram positif) : Streptococcus pyogenic dan Stapylococcus aureus 9
  • 11. ABSES LEHER DALAM Abses Retrofaring Abses Parafaring Abses sub-mandibula Abses Peritonsil Angina Ludovici 11
  • 12. ABSES PERITONSIL (QUINSY) = Terkumpulnya material purulen yang terbentuk di luar kapsul tonsil → komplikasi tonsilitis akut, → infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil 12
  • 13. Infeksi tonsilitis akut Infiltrasi supurasi kedaerah superior dan lateral fosa tonsilaris Pembengkakan & Hiperemis Supurasi  lunak Peritonsil  mendorong tonsil & uvula ke arah kontralateral Iritasi pada m.pterigoid interna  Trismus Abses pecah spontan Aspirasi ke paru 13
  • 14. Odinofagia Trismus Otalgia Regurgitasi Mulut berbau Hipersaliva Pembengkakan & nyeri tekan KGB submandibula 14
  • 15. 15
  • 16. Pemeriksaan – Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan – Uvula bengkak, terdorong kesisi kontralateral – Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah. 16
  • 17. Penatalaksanaan • Aspirasi jarum → dengan jarum spinal 18 G • Insisi drainase → pada daerah yang paling fluktuatif, atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan gerahan bawah terakhir pada sisi yang sakit. • Tonsilektomi segera → bila gagal dengan drainase & antibiotik (jarang). 17
  • 18. Komplikasi Abses pecah spontan Perdarahan Aspirasi paru/ piemia Penjalaran infeksi & abses Abses parafaring Mediastinitis Penjalaran intrakranial Trombus sinus kavernosus, meningitis, abses otak 18
  • 19. ABSES PARAFARING Etiologi • Langsung: tusukan jarum • Supurasi kelenjar leher bagian dalam (tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid, vertebra servikal) • Penjalaran infeksi peritonsil, retrofaring, submandibula Gejala & Tanda • Trismus • Demam tinggi • Pembengkakan sekitar angulus mandibula • Pembengkakan dinding lateral faring 19
  • 20. Ruang Parafaring analog dengan kerucut terbalik, dasar: basis kranii; apeks: os hyoid. dibatasi oleh dinding lateral faring, vertebra servikal & muskulus pterigoid medial. = lateral pharyngeal space, pharingomaksillaris space, pterigomaksillaris space, pterigopharyngeal space, pterigomandibular space, pharingomastikator space. 20
  • 21. Ruang Karotis = ruang visera vaskular = Lincoln Highway (Mosher 1929) → morbiditas & mortalitas ↑  basis kranii - thorax  dibentuk oleh 3 lapisan servikalis profunda.  berisi A. karotis komunis & cabang utamanya, V. jugularis interna, N. IX-XII, pleksus simpatikus & limfonodi.  letak: posterior dari ruang parafaring lateral dari ruang retrofaring anterolateral dari ruang prevertebra medial dari ruang parotis & prosesus stiloideus 21
  • 22. Ruang Suprahioid  Terletak diatas tulang hioid antara lapisan selubung dan pembungkus m. milohioid.  Ruang submandibula, batasan: mandibula (anterior), lapisan superfisial fasia servikalis profunda (inferior), ruang parafaring (posterior).  Ruang submandibula:  Ruang sublingual, dipisahkan dari ruang submaksila oleh otot milohioid.  Ruang submaksila  ruang submental dan ruang submaksila (lateral) oleh otot digastrikus anterior. Pembagian lain: ruang submandibula terbagi atas ruang submental dan ruang submaksila saja.  Infeksi → ruang submental atau submaksila → ke bawah ke dalam ruang visera. 22
  • 23. Insisi Abses Parafaring Drainase eksternal  fossa submaksilaris Insisi bentuk T: • Insisi horisontal sejajar dan dibawah mandibula • Insisi vertikal sepanjang tepi depan otot sternokleidomastoid 23
  • 24. Etiologi Infeksi dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur, kelenjar limfa submandibula Kuman: campuran aerob & anaerob Gejala dan Tanda Demam dan nyeri leher Pembengkakan di bawah mandibula & / dibawah lidah Trismus 24 ABSES SUBMANDIBULA
  • 26. Terapi Antibiotik dosis tinggi parenteral Evakuasi abses Rawat inap sampai gejala & tanda infeksi mereda Insisi Abses Submandibula Dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os. Hioid, insisi horizontal. 26
  • 27. ABSES RETROFARING >> anak usia < 5 tahun  masih berisi kelenjar limfa yang menampung aliran limfa dari hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba eustachius dan telinga tengah.  usia >6 tahun atrofi. Gejala & tanda klinis: • Nyeri & sulit menelan - Perubahan suara • Demam, leher kaku - Benjolan di dinding belakang faring • Sesak napas - Mukosa bengkak & hiperemi • Stridor 27
  • 28. Ruang Retrofaring = retroviscera space, retrooesophagus space  Batas-batas: • Anterior& Lateral: lapisan tengah fascia leher dalam, faring & esofagus - carotid sheath • Posterior: lapisan alar Fascia leher dalam • Superior: dasar tengkorak • Inferior: mediastinum superior (T1-2) Lapisan media menyatu dengan lapisan alar fasia leher dalam pada setinggi bifurkasio trakea/ T2. Anak → banyak terisi kelenjar limfe → berkurang seiring pertumbuhan. 28
  • 29. Danger Space Potensial penyebaran infeksi yang cepat ke mediastinum posterior, berisi jaringan areolar longgar→ basis kranii - mediastinum posterior - diafragma. Letak: antara lapisan alar dengan prevertebra fasia leher dalam lateral: prosesus transversus anterior: ruang retrofaring posterior: ruang prevertebral 29
  • 30. DIAGNOSIS Riwayat ISPA atau trauma Gejala & tanda klinis Foto Rontgen (cervical lateral) Pelebaran retrofaring > 7 mm pada anak & dewasa di level C II Pelebaran > 14 mm pada anak (<15 tahun) & > 22 mm pada dewasa pada level C VI 30
  • 31. Terapi • Atasi SJNA • Pungsi & insisi abses melalui LD Komplikasi • Penjalaran ke ruang parafaring • Mediastinitis • SJNA • Bila pecah spontan, dapat terjadi pneumonia aspirasi & abses paru 31
  • 32. Insisi Abses Retrofaring Posisi penderita : Trendelenburg, kepala hiperekstensi. Insisi melalui pendekatan trans oral. 32
  • 33. ANGINA LUDOVICI (ANGINA LUDWIG) Infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda khas: pembengkakan seluruh ruang submandibula tidak membentuk abses  keras pada perabaan submandibula. Etiologi : Infeksi kuman aerob dan anaerob yang berasal dari gigi atau dasar mulut. 33
  • 34. Gejala dan tanda • Riwayat sakit gigi • Nyeri tenggorok & leher • hot potato voice • Pembengkakan di daerah submandibula, hiperemis & keras pada perabaan = penyebab utama necrotizing cervical fasciitis. mendorong lidah ke atas belakang jalan napas tersumbat SESAK Akibat pembengkakan dasar mulut: 34
  • 35. Pasien dirawat inap sampai infeksi mereda. Lakukan pengobatan terhadap sumber infeksi untuk mencegah kekambuhan Insisi di garis tengah secara horizontal setinggi os hioid (3-4 jari dibawah mandibula) Lakukan eksplorasi yang dilakukan untuk tujuan dekompresi (mengurangi ketegangan) Antibiotik dosis tinggi spektrum luas secara parenteral Terapi utama: atasi sumbatan jalan napas atas 35
  • 36. Komplikasi 1. Obstruksi jalan nafas → Ludwig’s angina 2. Cedera pada saraf otak (VII, X, XII) dan pembuluh darah besar → drainase abses submandibula 3. Cedera pada saraf otak (IX sampai XII) atau pleksus simpatikus → drainase abses parafaring. 36
  • 38. Ruang potensial leher dalam Ruang potensial leher dalam dibagi menjadi ruang yang melibatkan daerah sepanjang leher, ruang suprahioid dan ruang infrahioid. Ruang infrahioid: Ruang Pretrakeal. Ruang suprahioid terdiri dari: Ruang submandibula Ruang parafaring Ruang parotis Ruang mastikor Ruang peritonsi l Ruang temporalis . Ruang yang melibatkan sepanjang leher terdiri dari: Ruang retrofaring Ruang bahaya (danger space) Ruang prevertebra. 38
  • 39. Ruang Pretrakeal = ruang visera anterior  Mengelilingi trakea dan gland tiroid.  Diselubungi oleh divisi viseral lapisan media fasia leher dalam  Tepi atas kartilago tiroid - mediastinum (level Th4)  Bagian Anterior : Berisi lapisan pratrakea  Bagian posterior: otot infrahioid 39
  • 40. Ruang prevertebra Terletak diantara otot-otot prevertebra dan fasia pravertebra, dari basis kranii - coccygeus. Infeksi → lateral atau inferior → mediastinum posterior 40
  • 42. 42 • Ruang Mastikator (coklat) Letak: Medial → ruang parafaring Superior → arkus zygoma Inferior → batas bawah ramus mandibula Posterior → parotis • Ruang Parotis (kuning): MAE - angulus mandibula, kapsul yang medial tipis. Letak: medial → ruang parafaring & karotis anterior → ruang mastikator