2. Definisi
Abses yg terbentuk dalam
ruang potensial di antara fascia
leher dalam akibat penjalaran
infeksi dari berbagai sumber
(mulut, gigi, tenggorok, sinus
para nasal, leher)
3.
4.
5. Ruang potensial leher dalam
Ruang sepanjang leher
Ruang retrofaring
Ruang bahaya (danger space)
Ruang prevertebral
Ruang viscera vaskuler
Ruang terbatas diatas tulang hyoid
Ruang faringomaksila/ruang parafaring
Ruang submandibula
Ruang parotis
Ruang mastikator
Ruang peritonsil
Ruang temporal
Ruang terbatas dibawah tulang hyoid
Ruang viscera anterior/ruang pre trakea
Ruang suprasternal
6.
7.
8. Pola perluasan infeksi
di ruang potensial leher
1. PMS: pharyngomaxillar yspace
2. VVS: visceral vascular space
3. Retropharyngeal space
4. Danger space
5. Prevertebral space
AD: alar division of deep layer
PD: prevertebral division of deep layer
11. ABSES PERITONSIL/
QUINSY
Definisi
Merupakan abses yang terdapat
diantara kapsul tonsil dengan
tonsilar bed-nya
Etiologi
Komplikasi tonsilitis akut
Unilateral / bilateral
Penyebab=kuman penyebab
tonsilitis
Ditemukan kuman anaerob dan
aerob
Aerob tersering :Streptokokus
pyogenes, Stapylokokus Aureus,
Haemofilus Influenza
Anaerob tersering :
Prevotella species
Peptostreptococcus species
12. ABSES PERITONSIL/QUINSY
ETIOLOGI : Komplikasi tonsilitis akut /
infeksi kel mukus weber
KUMAN : = Tonsilitis (aerob dan anaerob)
Jarang pada anak < 6 tahun
Abses mudah kambuh bila terapi tidak
adekuat
Bisa bilateral / unilateral
13. PATOFISIOLOGI
INFILTRASI DAN SUPURASI KE RUANG POTENSIAL PERITONSIL
( daerah superior dan lateral fossa tonsilaris)
PALATUM MOLLE MEMBENGKAK
EDEMA (+), HIPEREMI (+)
Proses berlanjut, terjadi Supurasi
MENDORONG TONSIL DAN UVULA KE KONTRALATE
RAL
TRISMUS
IRITASI M. PTERYGOIDEUS INTERNA
Stadium Awal Infiltrat
14. GEJALA & TANDA
1. ~ tonsilitis akut
2. Odinofagia hebat & febris
3. Otalgia pada sisi yang sama
4. Regurgitasi
5. Foetor ex ore
6. Hipersalivasi
7. Hot potato voice
8. Trismus
15. PEMERIKSAAN
Sulit dilakukan karena Trismus
Palatum mole edema dan menonjol
kedepan
( Fluktuasi dan Hiperemi (+))
Uvula edema dan terdorong ke
kontralateral
Tonsil edema, hiperemi, detritus (+),
terdorong ke tengah, depan, bawah
16. Early Left Peritonsillar
Abscess
Swelling and erythema
above the left tonsil
The uvula is slightly
swollen as well.
Compare to the right
peritonsillar area
which looks normal
17. Swelling, redness and protrusion of the left
tonsil which is covered with white
exudate. The uvula is slightly displaced to the
opposite side
18. Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan lab yang
memastikan diagnosis, tp mungkin ada
perubahan pada CBC dan elektrolit bila ada
penyakit komorbid.
Kultur darah dipertimbangkan pada
penyakit yang berat
19. Radiologi
Ro cervical AP/Lat soft tissue dapat terlihat perubahan
pada jaringan lunak.
CT scan
CT scan kepala leher dengan kontras intravena dapat
dilakukan bila insisi drainage gagal dilakukan dan bila
pasien tidak dapat membuka mulutnya atau bila pasien <7
tahun.
Tampak kumpulan cairan hipodens dengan tepi yang
menebal dapat terlihat pada tonsil yang terkena. Benda
asing seperti tulang ikan atau tulang ayam juga dapat
terlihat sebagai faktor penyebab abses peritonsiler
USG
Intra oral sensitivity 95,2% spesificity 78,5%
Transkutaneus sensitivity 80 % spesificity 92,8%
21. Bila terbentuk abses insisi
drainase
Teknik
Penderita posisi duduk
Pungsi daerah paling bombans
atau pada basis peritonsiler bisa
ditempat perpotongan garis yang
ditarik dari basis uvula dan garis
yang tegak dari plika tonsilaris
anterior dipangkal lidah, bila pus
(+)
Dilakukan insisi mukosa didaerah
pungsi
Insisi diperdalam dan diperlebar
secara tumpul dengan tampon
tang,
Luka insisi dibuka ulang setiap
hari sampai tidak didapatkan pus
Terapi
22. Pembedahan abses peritonsil
Pilihan : aspirasi jarum, insisi dan drainase
atau tonsilektomi segera
• Aspirasi atau insisi dan drainase dapat dilakukan
setelah anestesi topikal dan infiltrasi, tetapi
kadang memerlukan anestesi umum.
• Aspirasi dengan jarum spinal 18 G atau insisi
dilakukan pada daerah yang paling fluktuatif.
• Setelah insisi, rongga abses dibuka lebar dengan
menggunakan hemostat panjang.
• Jika gagal dengan drainase dan antibiotik
(jarang), dianjurkan tonsilektomi.
23. Abses pecah spontanperdarahanaspirasi
paru (pyemia)/aspirasi pneumonia
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah
Parafaring abses parafaring
Bila menjalar sampai intrakranial
Trombosis sinus kavernosus, meningitis, dan
abses otak
Komplikasi
24. Anterior
Fasia bukofaringeal (divisi
viscera lapisan media fasia
servikalis profunda) yang
mengelilingi faring, trakea,
esofagus, dan tiroid
Posterior
Divisi alar lapisan profunda
fasia servikalis profunda
31. Terapi : antibiotik dosis tinggi. Pungsi & insisi dg
laringoskopi langsung & posisi trendelenburg.
Komplikasi : penjalaran ke ruang faringomaksila,
visera vaskular, & mediastinitis. Sumbatan jalan napas,
pneumonia aspirasi (bila pecah)
32. KOMPLIKASI
Penjalaran ke ruang parafaring dan ruang vaskuler
visera, & mediastinitis. Sumbatan jalan napas,
pneumonia aspirasi (bila pecah)
Mediastinitis
Obstruksi jalan nafas--- asfiksia
Bila pecah spontan--- tjd pneumonia aspirasi dan abses
paru
36. ABSES PARAFARING
ETIOLOGI :
1. LANGSUNG : Tusukan jarum saat tonsilektomi dg
analgesia----menembus m. konstriktor faring superior
2. PROSES SUPURASI kel limfe leher dalam, gigi, tonsil,
faring, hidung, sinus paranasalis, mastoid, vertebra
cervicalis
3. PERJALANAN INFEKSI DARI RUANG PERITONSIL,
RETROFARING, SUBMANDIBULA
37. Ruang Parafaring
• Penyebab—infeksi faring,
tonsil, adenoid, gigi,
parotis, mastoid,
perluasan infeksi dari
ruang leher dalam lain
Gejala
• Demam, malaise
• Nyeri, disfagia,
trismus
• Bulging dinding faring
lateral
40. KOMPLIKASI
1. PERADANGAN MENJALAR (hematogen, limfogen,
perkontinuitatum ke jar. sekitar)
2. MENJALAR KE ATAS --- INTRAKRANIAL
3. MENJALAR KE BAWAH --- menyusuri selubung karotis
sampai ke mediastinum
4. ABSES merusak dinding PD PD KAROTIS
NEKROSIS ruptur perd hebat tiba-tiba
PERIFLEBITIS/ENDOFLEBITIS timbul
tromboflebitis/ septikemia
41. TERAPI
AB DOSIS TINGGI PARENTERAL
EVAKUASI ABSES :
1. INSISI BENTUK T ATAU HORISONTAL
• insisi horisontal sejajar dan dibawah mandibula
• insisi vertikal sepanjang tepi depan m. sternocleido
2. MENYUSURI SELUBUNG KAROTIS U/ MENEMUKAN RONGGA
ABSES menuju kearah proc stiloid di dalam ruang parafaring
3. DIPASANG DRAIN TERPISAH dibagian superior dan inferior ruang
yang telah dibuka. PEDOMAN : UJUNG KORNU MAJUS OS
HYOID
44. ABSES SUBMANDIBULA
RUANG SUBMANDIBULA terdiri dari :
R. SUBLINGUAL
R. SUBMAXILLA
ETIOLOGI
1. Inf gigi, dasar mulut, faring, kel liur, kel limfa
submandibula
2. Lanjutan inf kel leher dalam lainnya
46. GEJALA & TANDA
DEMAM
NYERI LEHER
TRISMUS
PEMBENGKAKAN
DIBAWAH
MANDIBULA/ BAWAH
LIDAH ( FLUKTUASI
+/-)
47. TERAPI
AB PARENTERAL DOSIS TINGGI
EVAKUASI ABSES :
ANESTESI LOKAL U/ABSES DANGKAL
TERLOKALISIR
NARKOSIS U/ EKSPLORASI ABSES LUAS, DALAM
- INCISI : Pd tempat yg paling fluktuasi/ setinggi
os hyoid (tergantung letak dan luas abses)
- MRS sampai gejala dan tanda infeksi reda
48. ANGINA LUDOVICI
Adalah infeksi ruang submandibula/
suprahyoid berupa selulitis, dengan tanda
KHAS :
1. Pembengkakan seluruh ruang
mandibula
2.Tidak terbentuk abses, sehingga keras
pada perabaan
49. ETIOLOGI
Radang kelenjar limfe dalam ruang
submandibula
Infeksi dari gigi dan dasar mulut
Kuman aerob dan anaerob
50. GEJALA & TANDA
NYERI TENGGOROK &
LEHER ( KRN
PEMBENGKAKAN
SUBMANDIBULA)
HIPEREMI DAN KERAS
PADA PERABAAN
SESAK NAFAS ok. LIDAH
TERDORONG KEATAS
BLKG
TRISMUS
51. DASAR DIAGNOSA
Berdasar riwayat sakit gigi,
mengorek dan cabut gigi
Gejala dan tanda klinis
FLUKTUASI (+) --- PSEUDO
ANGINA LUDOVICI
52. TERAPI
AB PARENTERAL DOSIS TINGGI
EKSPLORASI, TUJUAN : DEKOMPRESI, EVAKUASI PUS, EVALUASI
JAR NEKROTIK
POSISI TRANDELENBURG
INSISI : GARIS TENGAH HORISONTAL SETINGGI OS HYOID (3-4
JARI DIBAWAH MANDIBULA)
MENGHINDARI / MENGHILANGKAN SUMBER PENYEBAB
MRS sampai infeksi reda