Abses leher dalam adalah kumpulan nanah di ruang leher dalam yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari mulut, tenggorokan, atau telinga. Gejala umumnya meliputi nyeri dan pembengkakan di leher serta kesulitan menelan dan berbicara. Penanganannya meliputi antibiotik intravena, kortikosteroid, serta insisi jika diperlukan untuk mengurangi tekanan. Prognosis umumnya baik jika ditangani secara
2. Definisi
Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam
rongga yang tidak terjadi akibat kerusakan jaringan.
(Dorland)
Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah
(pus) di dalam ruang potensial di antara fasia
leher dalam sebagai akibat penjalaran dari
berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut,
tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher. Gejala
dan tanda klinik biasanya berupa nyeri dan
pembengkakan di ruang leher dalam yang
terkena.
3. Epidemiologi
Laki-laki : perempuan = 3:2
Dari beberapa klasifikasi pada abses leher dalam,
yang paling banyak kasusnya adalah Abses
Submandibular dan Abses Parafaring
5. Gejala klinis adanya infeksi kuman anaerob:
Sekret berbau busuk akibat produksi asam lemak rantai
pendek dari metabolisme anaerob
Infeksi proksimal di permukaan mukosa
Adanya gas dalam jaringan
Hasil biakan aerob negatif
6.
7. Manifestasi Klinis
Demam
Nyeri
Pembengkakan pada leher
Trismus
Disfagia
Odinofagia
Dan gejala spesifik berdasarkan ruang potensial yang
terlibat
9. 1. Abses Peritonsil
Def: Akumulasi pus yg
terbentuk di luar kapsul
tonsil yang merupakan
komplikasi dari tonsilitis
akut atau infeksi dari
kelenjar mukus weber.
M. klinis khas:
Palatum mole membengkak
Nyeri tenggorokan
Hipersalivasi
Nyeri telinga (otalgia)
Muntah
Mulut berbau
Uvula terdorong ke sisi sehat
10. 2. Abses Retrofaring
Def: akumulasi pus pada
rongga retrofaring akibat
ISPA yang menyebar ke
kel. Limfe retrofaring.
Jarang terjadi. Sering
pada anak.
M. klinis khas:
Nyeri tenggorokan
Kaku leher
Stridor
11. 3. Abses Parafaring
Def: akumulasi pus pada
ruang parafaring akibat
infeksi dari tusukan
jarum saat tonsilektomi,
infeksi gigi, tonsil,
maupun penyebaran dari
ruang lain.
M. klinis khas:
Pembengkakan dinding
lateral faring
12. 4. Abses Submandibula
Def: akumulasi pus pada
daerah submandibula yg
plg sering diakibatkan dr
infeksi gigi.
M. klinis khas:
Pembengkakan di bawah
mandibula /lidah
(biasanya unilateral)
Hipersalivasi
Saat insisi -> + nanah
14. Definisi
Peradangan selultis atau flegmon dr bag superior ruang
suprahioid (submandibula). [Buku Ajar Penyakit THT,
Boies]
Selulitis di dasar mulut dan leher akut yang invasif,
menyebabkan udem hebat di leher bag atas yang dapat
menyumbat jalan nafas. [Buku Ajar Ilmu Bedah, de
Jong]
Tanda khas: pembengkakan seluruh mandibul, tidak
membentuk abses, sehingga perabaan keras.
Termasuk penyakit infeksi odontogen
15.
16. Epidemiologi
Pasien paling sering terkena pada umur 20-60 tahun
Laki-laki : perempuan = 4 : 1
Kondisi predisposisi adalah DM, neutropenia,
alkoholisme, lupus eritematosis sistemik, dll
17. Etiologi
90% kasus disebabkan
infeksi odontogen melalui
infeksi dental primer
maupun oral hygine yg
kurang.
Bakteri tersering:
Streptococcus,
Staphylococcus, anaerob
Rute infeksi paling banyak
menyerang molar kedua
dan ketiga rahang bawah.
95% kasus melibatkan
ruang mandibular bilateral
& komplikasi gg. Jalan
nafas.
18. Manifestasi Klinis Khas
Demam
Takipnea/dispneu
Takikardi
Gelisah
Pembengkakan & nyeri pd dasar mulut bag anterior
Disfagia
Odinofagia
Hipersalivasi/drooling
Trismus -> iritasi m.masticator
Nyeri pada gigi
Stridor
Suara serak
Perabaan keras sprt papan (board-like)
Peninggian lidah
Kesulitan berbicara
Bau mulut
20. Diagnosis
1. Anamnesa
Nyeri pada gigi/riwayat sakit gigi
Dagu tegang & nyeri saat menggerakkan lidah
Kesulitan membuka mulut, berbicara, dan menelan
Air liur banyak, kesulitan makan, minum, & bernapas
2. Px. Fisik
Demam & menggigil
Bull’s neck appereance
Perabaan keras sprt papan (board-like)
Kemerahan dasar mulut & lidah terangkat
3. Px. Penunjang
Px. Darah: leukositosis
Foto polos leher: luas pembengkakan soft tissue, adanya udara,
penyempitan sal. Nafas
Pewarnaan gram & kultur jaringan
21. 4 tanda cardinal dr angina Ludwig’s oleh Grodinsky:
1. Terjadi bilateral pada lebih dari satu rongga
2. Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosaguineous, putrid
infiltration engan atau tanpa pus
3. Keterlibatan jar. Ikat, fasia, & otot ttp tdk mengenai struktr
jaringan
4. Penyebaran secara perkontinuitatum dan bukan secara
limfatik
23. Penatalaksanaan
1. Bebaskan jalan nafas: ETT/trakeostomi
2. Antibiotik IV dosis tinggi
Penisilin 600.000-1.200.000 unit
Ampisilin 2-4 x 500-1000 mg
Gentamisin 2 x 40-80 mg
Kloramfenikol 3-4 x 250-500 mg
Metronidazol 3 x 250-500 mg
3. Kortikosteroid sistemik
Deksametason IV
Prednison 10-20 mg/hr untuk 4-6 hari
4. Insisi/draninase transversal 2-3 ruas jari di bawah
batas mandibula anterior
Untuk mengurangi/menghentikan ketegangan yg terbentuk pada
dasar mulut
26. Prognosis
Sangat tergantung pada proteksi segera jalan nafas
dan pada pemberian antibiotik
Mortalitas pada era sebelum ada antibiotik: 50%
Mortalitas pada era setelah ada antibiotik: 5%
28. Referensi
Buku Ajar Penyakit THT, Boies
Buku Ajar Ilmu Bedah, de Jong
Kapita Selekta Kedokteran, UI
Farmakologi UI
Jurnal USU
Jurnal Unand
Scribd