SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Abses Leher Dalam
Definisi
 Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam
rongga yang tidak terjadi akibat kerusakan jaringan.
(Dorland)
 Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah
(pus) di dalam ruang potensial di antara fasia
leher dalam sebagai akibat penjalaran dari
berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut,
tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher. Gejala
dan tanda klinik biasanya berupa nyeri dan
pembengkakan di ruang leher dalam yang
terkena.
Epidemiologi
 Laki-laki : perempuan = 3:2
 Dari beberapa klasifikasi pada abses leher dalam,
yang paling banyak kasusnya adalah Abses
Submandibular dan Abses Parafaring
Etiologi
 Disebabkan oleh infeksi kuman aerob, fakultatif
anaerob, anaerob maupun kuman campuran.
 Kuman aerob: Staphylococcus sp., Streptococcus
sp., Haemofilus influenza, dll.
 Kuman anaerob: Bacteroides, Prevotella,
Fusobacterium, Peptostreptococcus, dll
 Gejala klinis adanya infeksi kuman anaerob:
 Sekret berbau busuk akibat produksi asam lemak rantai
pendek dari metabolisme anaerob
 Infeksi proksimal di permukaan mukosa
 Adanya gas dalam jaringan
 Hasil biakan aerob negatif
Manifestasi Klinis
 Demam
 Nyeri
 Pembengkakan pada leher
 Trismus
 Disfagia
 Odinofagia
 Dan gejala spesifik berdasarkan ruang potensial yang
terlibat
Klasifikasi
1. Abses Peritonsil
2. Abses Retrofaring
3. Abses Parafaring
4. Abses Submandibula
5. Angina Ludovici (Ludwig’s
angina)
1. Abses Peritonsil
 Def: Akumulasi pus yg
terbentuk di luar kapsul
tonsil yang merupakan
komplikasi dari tonsilitis
akut atau infeksi dari
kelenjar mukus weber.
 M. klinis khas:
 Palatum mole membengkak
 Nyeri tenggorokan
 Hipersalivasi
 Nyeri telinga (otalgia)
 Muntah
 Mulut berbau
 Uvula terdorong ke sisi sehat
2. Abses Retrofaring
 Def: akumulasi pus pada
rongga retrofaring akibat
ISPA yang menyebar ke
kel. Limfe retrofaring.
Jarang terjadi. Sering
pada anak.
 M. klinis khas:
 Nyeri tenggorokan
 Kaku leher
 Stridor
3. Abses Parafaring
 Def: akumulasi pus pada
ruang parafaring akibat
infeksi dari tusukan
jarum saat tonsilektomi,
infeksi gigi, tonsil,
maupun penyebaran dari
ruang lain.
 M. klinis khas:
 Pembengkakan dinding
lateral faring
4. Abses Submandibula
 Def: akumulasi pus pada
daerah submandibula yg
plg sering diakibatkan dr
infeksi gigi.
 M. klinis khas:
 Pembengkakan di bawah
mandibula /lidah
(biasanya unilateral)
 Hipersalivasi
 Saat insisi -> + nanah
5. Angina Ludovici / Ludwig’s
Angina
Definisi
 Peradangan selultis atau flegmon dr bag superior ruang
suprahioid (submandibula). [Buku Ajar Penyakit THT,
Boies]
 Selulitis di dasar mulut dan leher akut yang invasif,
menyebabkan udem hebat di leher bag atas yang dapat
menyumbat jalan nafas. [Buku Ajar Ilmu Bedah, de
Jong]
 Tanda khas: pembengkakan seluruh mandibul, tidak
membentuk abses, sehingga perabaan keras.
 Termasuk penyakit infeksi odontogen
Epidemiologi
 Pasien paling sering terkena pada umur 20-60 tahun
 Laki-laki : perempuan = 4 : 1
 Kondisi predisposisi adalah DM, neutropenia,
alkoholisme, lupus eritematosis sistemik, dll
Etiologi
 90% kasus disebabkan
infeksi odontogen melalui
infeksi dental primer
maupun oral hygine yg
kurang.
 Bakteri tersering:
Streptococcus,
Staphylococcus, anaerob
 Rute infeksi paling banyak
menyerang molar kedua
dan ketiga rahang bawah.
 95% kasus melibatkan
ruang mandibular bilateral
& komplikasi gg. Jalan
nafas.
Manifestasi Klinis Khas
 Demam
 Takipnea/dispneu
 Takikardi
 Gelisah
 Pembengkakan & nyeri pd dasar mulut bag anterior
 Disfagia
 Odinofagia
 Hipersalivasi/drooling
 Trismus -> iritasi m.masticator
 Nyeri pada gigi
 Stridor
 Suara serak
 Perabaan keras sprt papan (board-like)
 Peninggian lidah
 Kesulitan berbicara
 Bau mulut
Patogenesis & Patofisiologi
Diagnosis
1. Anamnesa
 Nyeri pada gigi/riwayat sakit gigi
 Dagu tegang & nyeri saat menggerakkan lidah
 Kesulitan membuka mulut, berbicara, dan menelan
 Air liur banyak, kesulitan makan, minum, & bernapas
2. Px. Fisik
 Demam & menggigil
 Bull’s neck appereance
 Perabaan keras sprt papan (board-like)
 Kemerahan dasar mulut & lidah terangkat
3. Px. Penunjang
 Px. Darah: leukositosis
 Foto polos leher: luas pembengkakan soft tissue, adanya udara,
penyempitan sal. Nafas
 Pewarnaan gram & kultur jaringan
 4 tanda cardinal dr angina Ludwig’s oleh Grodinsky:
1. Terjadi bilateral pada lebih dari satu rongga
2. Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosaguineous, putrid
infiltration engan atau tanpa pus
3. Keterlibatan jar. Ikat, fasia, & otot ttp tdk mengenai struktr
jaringan
4. Penyebaran secara perkontinuitatum dan bukan secara
limfatik
Diagnosis Banding
 Karsinoma lingual
 Sublingual hematoma
 Abses peritonsilar
 Limfadenitis mandibular
Penatalaksanaan
1. Bebaskan jalan nafas: ETT/trakeostomi
2. Antibiotik IV dosis tinggi
 Penisilin 600.000-1.200.000 unit
 Ampisilin 2-4 x 500-1000 mg
 Gentamisin 2 x 40-80 mg
 Kloramfenikol 3-4 x 250-500 mg
 Metronidazol 3 x 250-500 mg
3. Kortikosteroid sistemik
 Deksametason IV
 Prednison 10-20 mg/hr untuk 4-6 hari
4. Insisi/draninase transversal 2-3 ruas jari di bawah
batas mandibula anterior
 Untuk mengurangi/menghentikan ketegangan yg terbentuk pada
dasar mulut
Algoritma Penatalaksanaan
Prognosis
 Sangat tergantung pada proteksi segera jalan nafas
dan pada pemberian antibiotik
 Mortalitas pada era sebelum ada antibiotik: 50%
 Mortalitas pada era setelah ada antibiotik: 5%
Komplikasi
 Sumbatan jalan nafas
 Penjalaran abses ke ruang leher dalam lain dan
mediastinum
 Sepsis
Referensi
 Buku Ajar Penyakit THT, Boies
 Buku Ajar Ilmu Bedah, de Jong
 Kapita Selekta Kedokteran, UI
 Farmakologi UI
 Jurnal USU
 Jurnal Unand
 Scribd

More Related Content

Similar to dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx

Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxdwirs1
 
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptxdeaalberta1
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Betari Wanda Saskia
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanmacam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanSion Lidya
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechysoroylardo1
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechySoroy Lardo
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxLettaCoffee
 

Similar to dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx (20)

Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Present ispa
Present ispaPresent ispa
Present ispa
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
392060383-abses-mandibula definisi-ppt.pptx
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
Tonsilitis akut
Tonsilitis akutTonsilitis akut
Tonsilitis akut
 
[Tara] sken 1 pertemuan 2
[Tara] sken 1 pertemuan 2[Tara] sken 1 pertemuan 2
[Tara] sken 1 pertemuan 2
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
TONSILITIS
TONSILITISTONSILITIS
TONSILITIS
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Askep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipinAskep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipin
 
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanmacam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNAFaringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 

Recently uploaded

Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

dokumen.tips_abses-leher-dalam-56c7227d3fff2.pptx

  • 2. Definisi  Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak terjadi akibat kerusakan jaringan. (Dorland)  Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial di antara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher. Gejala dan tanda klinik biasanya berupa nyeri dan pembengkakan di ruang leher dalam yang terkena.
  • 3. Epidemiologi  Laki-laki : perempuan = 3:2  Dari beberapa klasifikasi pada abses leher dalam, yang paling banyak kasusnya adalah Abses Submandibular dan Abses Parafaring
  • 4. Etiologi  Disebabkan oleh infeksi kuman aerob, fakultatif anaerob, anaerob maupun kuman campuran.  Kuman aerob: Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Haemofilus influenza, dll.  Kuman anaerob: Bacteroides, Prevotella, Fusobacterium, Peptostreptococcus, dll
  • 5.  Gejala klinis adanya infeksi kuman anaerob:  Sekret berbau busuk akibat produksi asam lemak rantai pendek dari metabolisme anaerob  Infeksi proksimal di permukaan mukosa  Adanya gas dalam jaringan  Hasil biakan aerob negatif
  • 6.
  • 7. Manifestasi Klinis  Demam  Nyeri  Pembengkakan pada leher  Trismus  Disfagia  Odinofagia  Dan gejala spesifik berdasarkan ruang potensial yang terlibat
  • 8. Klasifikasi 1. Abses Peritonsil 2. Abses Retrofaring 3. Abses Parafaring 4. Abses Submandibula 5. Angina Ludovici (Ludwig’s angina)
  • 9. 1. Abses Peritonsil  Def: Akumulasi pus yg terbentuk di luar kapsul tonsil yang merupakan komplikasi dari tonsilitis akut atau infeksi dari kelenjar mukus weber.  M. klinis khas:  Palatum mole membengkak  Nyeri tenggorokan  Hipersalivasi  Nyeri telinga (otalgia)  Muntah  Mulut berbau  Uvula terdorong ke sisi sehat
  • 10. 2. Abses Retrofaring  Def: akumulasi pus pada rongga retrofaring akibat ISPA yang menyebar ke kel. Limfe retrofaring. Jarang terjadi. Sering pada anak.  M. klinis khas:  Nyeri tenggorokan  Kaku leher  Stridor
  • 11. 3. Abses Parafaring  Def: akumulasi pus pada ruang parafaring akibat infeksi dari tusukan jarum saat tonsilektomi, infeksi gigi, tonsil, maupun penyebaran dari ruang lain.  M. klinis khas:  Pembengkakan dinding lateral faring
  • 12. 4. Abses Submandibula  Def: akumulasi pus pada daerah submandibula yg plg sering diakibatkan dr infeksi gigi.  M. klinis khas:  Pembengkakan di bawah mandibula /lidah (biasanya unilateral)  Hipersalivasi  Saat insisi -> + nanah
  • 13. 5. Angina Ludovici / Ludwig’s Angina
  • 14. Definisi  Peradangan selultis atau flegmon dr bag superior ruang suprahioid (submandibula). [Buku Ajar Penyakit THT, Boies]  Selulitis di dasar mulut dan leher akut yang invasif, menyebabkan udem hebat di leher bag atas yang dapat menyumbat jalan nafas. [Buku Ajar Ilmu Bedah, de Jong]  Tanda khas: pembengkakan seluruh mandibul, tidak membentuk abses, sehingga perabaan keras.  Termasuk penyakit infeksi odontogen
  • 15.
  • 16. Epidemiologi  Pasien paling sering terkena pada umur 20-60 tahun  Laki-laki : perempuan = 4 : 1  Kondisi predisposisi adalah DM, neutropenia, alkoholisme, lupus eritematosis sistemik, dll
  • 17. Etiologi  90% kasus disebabkan infeksi odontogen melalui infeksi dental primer maupun oral hygine yg kurang.  Bakteri tersering: Streptococcus, Staphylococcus, anaerob  Rute infeksi paling banyak menyerang molar kedua dan ketiga rahang bawah.  95% kasus melibatkan ruang mandibular bilateral & komplikasi gg. Jalan nafas.
  • 18. Manifestasi Klinis Khas  Demam  Takipnea/dispneu  Takikardi  Gelisah  Pembengkakan & nyeri pd dasar mulut bag anterior  Disfagia  Odinofagia  Hipersalivasi/drooling  Trismus -> iritasi m.masticator  Nyeri pada gigi  Stridor  Suara serak  Perabaan keras sprt papan (board-like)  Peninggian lidah  Kesulitan berbicara  Bau mulut
  • 20. Diagnosis 1. Anamnesa  Nyeri pada gigi/riwayat sakit gigi  Dagu tegang & nyeri saat menggerakkan lidah  Kesulitan membuka mulut, berbicara, dan menelan  Air liur banyak, kesulitan makan, minum, & bernapas 2. Px. Fisik  Demam & menggigil  Bull’s neck appereance  Perabaan keras sprt papan (board-like)  Kemerahan dasar mulut & lidah terangkat 3. Px. Penunjang  Px. Darah: leukositosis  Foto polos leher: luas pembengkakan soft tissue, adanya udara, penyempitan sal. Nafas  Pewarnaan gram & kultur jaringan
  • 21.  4 tanda cardinal dr angina Ludwig’s oleh Grodinsky: 1. Terjadi bilateral pada lebih dari satu rongga 2. Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosaguineous, putrid infiltration engan atau tanpa pus 3. Keterlibatan jar. Ikat, fasia, & otot ttp tdk mengenai struktr jaringan 4. Penyebaran secara perkontinuitatum dan bukan secara limfatik
  • 22. Diagnosis Banding  Karsinoma lingual  Sublingual hematoma  Abses peritonsilar  Limfadenitis mandibular
  • 23. Penatalaksanaan 1. Bebaskan jalan nafas: ETT/trakeostomi 2. Antibiotik IV dosis tinggi  Penisilin 600.000-1.200.000 unit  Ampisilin 2-4 x 500-1000 mg  Gentamisin 2 x 40-80 mg  Kloramfenikol 3-4 x 250-500 mg  Metronidazol 3 x 250-500 mg 3. Kortikosteroid sistemik  Deksametason IV  Prednison 10-20 mg/hr untuk 4-6 hari 4. Insisi/draninase transversal 2-3 ruas jari di bawah batas mandibula anterior  Untuk mengurangi/menghentikan ketegangan yg terbentuk pada dasar mulut
  • 25.
  • 26. Prognosis  Sangat tergantung pada proteksi segera jalan nafas dan pada pemberian antibiotik  Mortalitas pada era sebelum ada antibiotik: 50%  Mortalitas pada era setelah ada antibiotik: 5%
  • 27. Komplikasi  Sumbatan jalan nafas  Penjalaran abses ke ruang leher dalam lain dan mediastinum  Sepsis
  • 28. Referensi  Buku Ajar Penyakit THT, Boies  Buku Ajar Ilmu Bedah, de Jong  Kapita Selekta Kedokteran, UI  Farmakologi UI  Jurnal USU  Jurnal Unand  Scribd