SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
VITAMIN LARUT
DALAM AIR
Oleh
Driyo Sumbogo dan
S.R.Ratih Pratiwi
Pengertian Vitamin
Awal Mula
VITAMIN Kimiawan
Polandia: Funk
“zat penangkal beri-beri
yang larut dalam air itu
suatu amina yang sangat
vital, dan dari fakta
tersebut lahirlah istilah
vitamine “
Zat2 organik kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak
dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan
dari makanan (Kec.Vitamin D)
• Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
• Pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim.
• Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin
yang terikat dengan protein.
Kontribusi jenis makanan terhadap kandungan vitamin makanan sehari-hari
bergantung pada jumlah vitamin yang semula terdapat pada makanan
tersebut, jumlah yang rusak pada saat panen, penyimpanan, pemrosesan,
dan pemasakan.
• Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara:
1. menggunakan suhu tidak terlalu tinggi,
2. waktu memasak tidak terlalu lama,
3. menggunakan air pemasak sedikit mungkin,
4. tidak menggunakan alkali dalam pemasakan.
A D E dan K B Kompleks dan C
Perbedaan Sifat
Vitamin Larut Air
 Mempunyai struktur kimia yang bermacam-macam dan
mempunyai bagian molekul yang polar
 Dapat disintesis oleh tumbuh-tumbuhan (kecuali vitamin B12):
kacang-kacangan, padi-padian, tumbuhan berdaun hijau.
Juga terdapat di sel ragi, daging dan susu
 Terdiri dari:
 vitamin B complex
 vitamin C
 Karena larut dalam air, maka tidak stabil dalam penyimpanan
sehingga harus selalu ada dalam diet (kecuali vitamin B12
yang dapat disimpan beberapa tahun di hati manusia normal
sehingga hati dapat menyuplai vitamin B12)
 Berperan sebagai koenzim adatu kofaktor pada reaksi
enzimatik,
 Dapat diekskresi melalui urine tidak menyebabkan
keracunan
VITAMIN LARUT AIR ANTARA
LAIN
 Thiamin (Vitamin B1)
 Riboflavin (Vitamin B2)
 Niacin (vitamin B3)
 Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
 Folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
 Vitamin B12 (Kobalamin)
 Asam pantotenat
 Biotin (Vitamin B8)
 Vitamin C
Vitamin B (vitamin B kompleks)
Pertama kali dikristalkan oleh Jansen &
Donath pada tahun 1926
Terdapat pada, ragi, biji-bijian, nasi,
sayuran, ikan, daging
Diperlukan sebagai ko-enzym dalam
metabolisme perantara, terutama dalam
mekanisme pelepasan energi dan
hematopoesis
Reaksi pelepasan energi menyediakan
sumber ikatan energi tinggi ATP, sehingga
bila terjadi defisiensi vitamin B bisa timbul
gangguan pada jaringan yang memiliki
metabolisme berkadar tinggi
Sifat kimia
 Mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine)
 Terdiri atas cincin pirimidin yang terikat dengan
cincin tiasol
 Thiamin merupakan kristal putih kekuningan yang
larut dalam air
 Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil
 Didalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan
panas bila berada dalam keadaan asam
 Dalam suasana alkali pada lama pemasakan, pH,
suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang
 Thiamin tahan suhu beku
Struktur Vitamin B1 (Tiamin)
Metabolisme Tiamin/B1
 tiamin dapat disintesa tumbuhan dan jasad
renik (termasuk bakteri dalam usus manusia
 dalam bentuk bebas mudah diabsorbsi di usus
 tidak dapat disimpan tubuh dalam jumlah besar
 kelebihan tiamin akan diekskresi melalui urine
tidak keracunan
 setelah diabsorbsi di otak dan hati, tiamin
mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktifnya,
yaitu tiamin pirophosphat (TPP) fosforilasi
terjadi atas bantuan enzim tiamin
pirofosfotransferase (tiamin pirofosfokinase)
yang prosesnya butuh ATP
Absorbsi
 Dalam produk hewani : thiamin
monofosfat, pirofosfat (80-85%), trifosfat
 Dalam produk nabati : non fosforilasi
 Pada bentuk terfosforilasi tidak dapat
menembus membran sel
 Absorbsi terjadi pada duedenum
 Pada konsentrasi tinggi diserap secara
pasif
 Pada konsentrasi rendah diserap secara
aktif (membutuhkan energi dan sodium)
 Tubuh tidak dapat menyimpan banyak
vitamin larut air
 Jantung, hati, otak : konsentrasi tertinggi
daripada organ lain
 Kandungan thiamin dalam tubuh : 50 mg
 Kelebihan thiamin diekskresi melalui urin
 Kebanyakan thiamin dalam serum diikat
oleh protein, terutama albumin
 sekitar 90% dari thiamin dalam darah
(umumnya 5-12 μg/dl) terlihat jika sel
darah mengalami pecah
 thiamin dalam eritrosit mengisi 90% dari
pecahan sel darah tersebut
 Protein spesifik pengikat thiamin, thiamin-
binding protein (TBP)
 Thiamin mengalami fosforilase menjadi di-dan
triphosphat ester dengan bantuan thiamin kinase
dan thiamin diphosphate kinase, dengan dibantu
ATP sebagai phosphate donor
 Tiap ester tersebut dikatabolisme dangan bantuan
enzim phosphorilase salah satunya, (thiamin
pyrophosphate phosphorilase) menghasilkan
produk monophosphorilasi berupa thiamin
monophosphate (TMP)
 Thiamin yang berlebih pada jaringan akan
dikeluarkan lewat urin, terutama dalam bentuk
thiamin bebas dan thiamin monophosphate, tetapi
juga dalam jumlah kecil seperti ester diphosphate
dan hasil metabolik lainnya (thiamin disulfit,
thiokrom dll)
 Hasil metabolik yang dikeluarkan lewat urin dapat
menjadi indikator status thiamin seseorang
Fungsi Thiamin
 Menjaga pasokan energi (dalam bentuk
TDP)
 Mengkoordinasikan aktivitas saraf dan
otot (selubung mielin & asetilkolin)
 Mendukung fungsi jantung
Sumber vitamin B1
 terdapat pada hampir semua tumbuhan
dan semua jaringan hewan yang
dimakan
 didapati berlimpah pada padi-padian
yang tidak terlalu dibersihkan kulit arinya,
hati dan daging
 makanan tertentu yang diperkaya
vitamin B1: tepung-tepungan,
 mentega, jagung dan makaroni
 serealia tumbuk atau setengah giling
 kacang-kacangan, termasuk sayur, semua
daging organ, daging tanpa lemak, dan
kuning telur
 Unggas dan ikan
 didalam serealia utuh terdapat didalam
sekam (lapisan aleuron) dan benihnya
 Roti dibuat dari gandum utuh (whole wheat)
kaya akan thiamin.
Kebutuhan vitamin B1
 manusia dewasa: rata-rata 0,5 mg / 1000 kal
kebutuhan tergantung:
 umur: anak-anak > dewasa
 aktivitas: makin besar kebutuhan kalori, makin
besar pula kebutuhan akan vitamin B1
 besarnya tubuh: makin besar tubuh, kebutuhan
vitamin B1 semakin besar pula
 kehamilan dan laktasi: kebutuhan >
 diet lemak dan protein mengurangi kebutuhan
tiamin; diet karbohidrat meningkatkan kebutuhan
tiamin
 pada keadaan demam: kebutuhan meningkat
AngkaKecukupan Vitamin B1
Defisiensi vitamin b1
 gangguan pertumbuhan pada hewan muda
 polineuritis yang ada pada manusia dapat
disertai perubahan kardiovaskuler dan
edema.
 Gejala utama pada manusia dapat dibagi 3:
 gejala susunan saraf = dry beri-beri
 gejala edema = wet beri-beri
 gejala jantung = acute pernicious beri-beri
 gangguan saluran cerna, misal: turunnya
nafsu
 makan, gangguan pencernaan dan
obstipasi
Vitamin B2 riboflavin
 Vitamin yang diperlukan ko-enzym flavin
mononukleotida (FMN) dan flavin adenin
dinukleotida (FAD) T
 Terutama terlibat dalam berbagai reaksi oksidasi
reduksi metabolisme peralihan
 merupakan kristal berwarna kuning orange yang
larut dalam air dan berfluorescensi kuning
kehijauan
 tidak mudah teroksidasi
 stabil pada pemanasan dan asam, tetapi peka
terhadap sinar UV, harus dikemas dalam botol
atau dus
 di alam didapati sebagai pigmen bebas riboflavin
fosfat atau sebagai penyusun flavoprotein
Riboflavin (Vitamin B2)
Struktur Vitamin B2 (Riboflavin)
Metabolisme
 Setelah diabsorbsi dalam mukosa usus , riboflavin mengalami
fosforilasi (oleh enzim flavokinase )menjadi: riboflavin fosfat atau
riboflavin mononukleotida
 Walaupun penimbunan relatif terbatas, riboflavin didapati dalam
hati dan ginjal dalam jumlah yang lebih banyak
 Riboflavin adalah komponen dari koenzim:
 FMN (Flavin Mono Nukleotida): yang dibentuk dengan reaksi
fosforilasi riboflavin dan memerlukan ATPrantai respirasi
 FAD (Flavin Di Nukleotida): yang dibentuk dari FMN ditambah
bagian AMP dari molekul ATP lain rekasi pada asam-asam
amino, asam lemak dan karbohidrat
 Diekskresi melalui faeces (terutama) dan melalui urine.  tidak
terjadi keracunan riboflavin
 Riboflavin bebas tidak dapat melewati placenta tetapi pada
hewan yang hamil estrogen menginduksi pembentukan protein
pengemban riboflavin dan akan mentransport riboflavin
menembus placenta, masuk peredaran darah bayi
Absorbsi
 Penyerapan terjadi di usus halus
 Sumber riboflavin dari hewani lebih efektif
 FMN&FAD bertindak sebagai elektron dan
hodrogen donor dan akseptor
 FAD digunakan dalam siklus krebs,
betaoksidasi asam lemak, pembentukan
FADH2
 FAD juga digunakan :
1. xantin oxsidase (katabolisme purin),
2. aldehyde oxidase (metabolisme vitamin A
dan piridoksin),
3. glutathione reductase (selenium untuk
pembentukan enzim),
4. meminimalisir radikal bebas,
5. monoamine oxidase (metabolisme
neurotransmitter),
 Sumber vitamin B2:
 susu, daging, hati, ginjal, jantung, ikan dan
telur, buahbuahan
 vitamin B2 dapat disintesa semua
tumbuhan dan banyak mikroorganisme,
tetapi tidak dapat disintesa oleh hewan
tingkat tinggi
 Kebutuhan vitamin B2:
 pada anak-anak dan dewasa: 0,4 – 1,8
mg/hr
Sumber riboflavin
Fungsi
 Metabolisme energi : mengubah energi,
protein dan lemak menjadi energi
 Metabolisme lemak, protein dan
karbohidrat
 Bersama mikronutrien lain lebih efektif
dibanding hanya dengan Fe saja dalam
menurunkan kejadian anemia pada ibu
hamil (Ma et al 2008)
Kebutuhan
 Riboflavin menurunkan risiko penurunan
kanker kolon pada wanita (Vogel et al
2008)
Defisiensi vitamin b2
 fisura pada sudut mulut (cheilosis), pada
lipatan telinga dan hidung, lidah bengkak
dan merah (glossitis)
 perlukaan-perlukaan kulit
 vaskularisasi kornea, fotofobi, mata kering
dan merah
 Penyakit penyebab kekurangan
Riboflavin:
 Penyakit usus difus
 Alkoholisme kronik
 Pemakai obat psikotropik lama
 Penyakit kronik disertai muntah dan nafsu
makan turun
 Tanda klinis
 Lesi di bibir, lidah, kulit, mata, sumsum tulang
 Stomatitis angularis: merah pada sudut bibir, sakit,
menyebar semua tepi bibir
 Lidah: merah, licin
 Luka di kulit antara hidung dan bibir atas meluas ke pipi,
sekitar telinga, bersisik, selapus lendir mata, luka, tukak
 Sumsum tulang kurang menghasilkan sel darah merah 
anemia
 Terapi: Riboflavin dosis tinggi tidak menyebabkan
keracunan
Niasin (B3)
NIASIN (B3)
Nama untuk asam Nikotinat +
derivatnya
 Dibutuhkan untuk pembentukan ko-enzim
nikotin amida adenin dinukleotida (NAD)
dan nikotin amida adenin dinukleotida
fosfat (NAOP), yang berpartisipasi dalam
berbagai reaksi redoks, termasuk
metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak, khususnya “respirasi sel”
 Niasin dapat disintesis secara endogen
dari triptofan.
Sifat kimia
 Asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida
(niasin amida) = istilah generiknya
 Berfungsi sebagai komponen koenzim nikotinamida
adenin dinonukleutida fosfat (NADP) dan
nikotinamida adenin dinukleotida (NAD)
 Didalam makanan niasin berada dalam keadaan
terikat dengan protein dan koenzim.
 Niasin atau asan nikotinat merupakan kristal putih,
yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin
 Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali
dan oksidasi
 Tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan
normal
 Mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
Struktur Vitamin B3 (Niasin)
Metabolisme niasin
 Asam nikotinat diabsorbsi di usus halus
sebagai nikotinat
 Sitosol sel : nikotinat mengalami
fosforilasimenjadi NMN (Nikotinat Mono
Nukleotida) adenilasi oleh ATP dan
penambahan gugus amida dari glutamin
membentuk koenzim NAD+ (Nikotin amida
Adenin Dinukleotida).
 NAD+ dapat mengalami fosforilasi menjadi
NADP+ koenzim
 Niasin diekskresi melalui urine
absorbsi
 Didalam usus halus niasin dihidrolisis dan
diabsorpsi sebagai asam nikotinat,
nikotinamida dan nikotinamida
mononukleotida (NMN).
 Kelebihan niasin dibuang melalui urin.
Fungsi
 reaksi oksidasi-reduksi pada glikolosis
 metabolisme protein dan asam lemak
 pernafasan sel dan detoksifikasi
 sintesis glikogen
 NAD+ dan NADP+ berperan sebagai koenzim
pada reaksi transfer elektron
Sumber
 daging, hati, ikan, telur, tumbuh-tumbuhan
yang mengandung asam nikotinat
(gandum, ragi, kulit ari beras dan kacang-
kacangan) merupakan sumber niasin yang
baik
 buah dan sayuran hanya sedikit
mengandung niasin
 sebagian besar hewan dan tumbuhan
dapat mensintesa niasin dari triptofan
(tetapi pada jagung kandungan triptofan
rendah niasin juga rendah)
Defisiensi
 kelemahan otot,
 anoreksia,
 gangguan pencernaan dan
 kulit memerah
 pelagra yang mempunyai karakteristik
dermatitis, demensia dan diare (3D dan
bila diakhiri dengan mati 4D)
 Gejala riboflavion tampak menyertai
kekurangan niasin
 Defisiensi Niasin: pada: (=Pelagra)
 Alkoholisme kronik
 Diare berat
 Rendah triptofan
 Kadar asam amino (eosin tinggi dalam
tubuh)
 Gejala: dermatitis, diare, dimensia
 Kelainan kulit:
 Merah, menebal, kasar lalu mengelupas terinfeksi,
depigmentasi, hiperpigmentasi,
 Lidah merah
 Diare karena atrofi mukosa usus
 Dimensia: perubahan regresif saraf otak dan sumsum
tulang belakang
 Terapi: per oral melalui suntik: bisa merah, panas, gatal
di kulit, hilang 1 jam kemudian
Vitamin B5 asam pantothenat
Sifat kimia
derivative dimetil dari asam butirat
yang berkaitan dengan beta alanin
mengikat fosfat dan membentuk 4-
fosfapantotein dan koenzim A yaitu
bentuk aktif asam pantothenat
kristal putih yang larut air, rasa pahit,
lebih stabil dalam keadan larut
daripada kering, serta mudah terurai
oleh asam, alkali dan panas kering
Dalam larutan netral, asam
pantothenat tahan terhadap panas
basah.
Struktur Vitamin B5 (Asam
Panthothenat)
Sumber
daging (hati dan jantung), royal jelly dan
yang paling utama untuk mamalia adalah
beras, tepung bekatul, tepung kacang gula
cair, ragi.
Fungsi
• metabolisme energi
• sintesis lipid, asam lemak, gliserida,
kolesterol, benda-benda keton, dan
sfingosin.
Defisiensi
Rendahnya kadar pantothenat
berpengaruh pada kegagalan metabolisme
termasuk sintesis lemak dan energi
Tanda-tanda defisiensi yaitu depresi, lelah,
insomnia, mual, gangguan otot, ganguan
gastrointestinal mati rasa pada jari dan
telapak kaki. Juga toleransi glukosa,
meningkatnya sensitivitas terhadap insulin
dan produksi antibody menurun.
Dosis besar (10g/hari) hanya menimbulkan
gangguan usus dan diare.
Vitamin B6
Piridoksin
Piridoksin
 3 bentuk :
 piridoksin
 piridoksal (bentuk aldehid)
 piridoksamin (bentuk amin)
 ketiga bentuk ini sama aktifnya sebagai prazat
piridoksal fosfat
 larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam
pelarut lemak
 peka terhadap sinar UV dan alkali
 piridoksin tahan pemanasan, tetapi piridoksal dan
piridoksamin tidak
Struktur Vitamin B6 (Piridoksin)
Metabolisme vitamin b6
 mudah diabsorbsi usus dan didapati pada semua
jaringan tubuh
 dalam sitoplasma ketiganya mengalami fosforilasi
 Menjadi piridoksin fosfat, piridoksal fosfat dan
piridoksamin fosfat
 Piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat 
koenzim dalam metabolisme tubuh
 Piridoksal fosfat merupakan metabolit utama yang
ada dalam plasma
 Metabolit utama yang diekskresi melalui urine
adalah asam piridoksat
Fungsin vitamin b6
 piridoksal fosfat diperlukan pada:
 sintesa niasin dari AA triptofan
 transport aktif dalam absorbsi AA masuk sel
 sintesa hemoglobin, yaitu penggabungan
AA ke heme
 piridoksin juga berperan pada reaksi
transulfurasi, yaitu transfer sulfur dari
metionin ke AA serin membentuk sistein
 Sehingga asupan sehari-hari harus hampir
sama dengan asupan protein karena
protein disusun dari asam amino
Fungsi
 Mencegah penyakit
1. Parikinson
2. Autism
3. Mual di pagi hari
 Keseimbangan hormon seks
 Kecanduan alkohol
 Anti depresi
 Mengendalikan alergi
 Sumber vitamin B6:
 kuning telur, daging, ikan, susu, hati
 kacang-kacangan, padi-padian, gandum, kubis
 bakteri usus juga memproduksi piridoksin, tetapi
belum ditentukan seberapa jauh dapat digunakan
tubuh
 Kebutuhan vitamin B6:
 pada orang dewasa yang makan protein ± 100 g/hr,
pemberian piridoksin diperkirakan cukup 2 mg/hr
 anak-anak : 0,3 – 1,2 mg/hr
 bumil & buteki : 2,5 mg/hr
Sumber
Defisiensi vitamin B6
 jarang terjadi
 dapat terjadi pada: penyakit TBC dengan pemberian obat
INH jangka panjang INH + piridoksal akan membentuk
piridoksal hidrason yang cepat diekskresi
 Defisiensi dapat disebabkan karena asupan yang kurang,
peningkatan kebutuhan (pertumbuhan dan kehamilan),
konsumsi obat isoniazid (untuk tuberculosis), anticonvulsants
(pada bayi), steroid
 pellagra, mengingat sintesa niasin dari triptofan memerlukan
piridoksal fosfat
 Bayi : pemnasan susu kerusakan piridoksal dan
piridoksamin. Terjadi gejala muntah, diare, pembesaran perut
dan kejang
 Orang dewasa dan bumil sulit diketahui.
 Hipervitaminosis B6: dosis piridoksin 1 – 2 g/hr dapat meracuni
saraf
 Defisiensi primer
 Defisiensi sekunder :
 Obat INH lama
 Alkoholisme
 Bayi dengan diare berat
 Kelebihan vitamin B6: kesemutan,
dermatitis, glossitis
Vitamin B7 (Biotin)
Sifat kimia
 Suatu asam monokarboksilat terdiri cincin imidasol,
yang bersatu dengan cincin tetrahidratiofen
dengan rantai samping asam valerat.
 Imidasol penting sbg pengikat avidin (protein utama
putih telur), namun jk telur mentah tdk dapat
dihidrolisis
 Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta
mudah teroksidasi
 Biotin merupakan kofaktor berbagai enzim
karboksilase dalam metabolisme asam lemak,
glukoneogenesis, dan metabolisme asam amino
 Sifat biotin adalah tahan panas, larut air dan alkohol
serta mudah dioksidasi.
Struktur Vitamin B7 (Biotin)
Metabolisme vitamin b7
 Vit yang terikat protein ini dihidrolisis menjadi
biosistin yg diabsorbsi bersama biotin bebas
dlm usus.
 Biotin diabsorbsi dlm usus halus serta disimpan
atau digunakan dlm bentuk aktif 5 adenilat di
dlm hati, otot dan ginjal
 Biosistin dihidrolisis menjadi biotin di dlm
plasma
 Biotin dan metabolit >> dikeluarkan lewat urin
 Biotin dapat disintesis di usus besar
Fungsi
 Metabolisme KH, Lemak dan Protein =
katabolisme = pemecahan senyawa
kompleks menjadi banyak molekul
sederhana yang disertai pelepasan
energi
 Molekul-molekul sederhana akan dipakai
untuk memproduksi sel2 baru
Sumber
 Biotin terdapat dalam banyak jenis
makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna.
 Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai,
kacang tanah, sayuran dan buah-
buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk,
semangka, stroberi).
Defisiensi
 Gejala-gejala kekurangan biotin pada orang
dewasa adalah rasa lelah, kurang nafsu dan
kesemutan.
 Pada bayi berumur dibawah 6 bulan terlihat cradle
cap
 dermatitis sebore dan alopesia (rambut rontok) =
pada dewasa
 Pada kulit
 Kram otot
 Makan telur mentah dapat
menyebabkan defisiensi biotin karena
avidin (protein yang ada pada putih
telur) labil terhadap panas,mencegah
penyerapan biotin
Asam folat
ASAM FOLAT B9
Asam folat
 sel hewan tidak dapat mensintesa PABAselalu
dibutuhkan asam folat dalam dietnya
 dalam tumbuh-tumbuhan, asam folat terdapat
dalam bentuk poliglutamat yang mengandung 3
s/d 7 gugusan glutamatsukar diabsorbsi : harus
dihidrolisis di usus oleh enzim folil poliglutamat
hidrolase) pteroil mono glutamat
 pada manusia normal, setelah pemberian per oral
asam folat asam folat dalam plasma (+2/3 asam
folat terikat protein)
 asam folat diekskresi melalui urine dan empedu
Struktur Vitamin B9 (Asam
Folat)
Metabolisme
Fungsi
 Membantu memproduksi sel darah merah
= mencegah anemia
 Help prevent homocysteine build-up in
your blood (penyakit kardiovaskuler)
 Produksi sel kulit
 Menjaga agar saraf tetap berfungsi
dengan baik
 Mencegah penyakit Alzheimer
Anjuran
 0-6 months: 65 micrograms
 6-12 months: 80 micrograms
 1-3 years: 150 micrograms
 4-8 years: 200 micrograms
 Males 9-13 years: 300 micrograms
 Males 14 years and older: 400 micrograms
 Females 9-13 years: 300 micrograms
 Females 14 years and older: 400
micrograms
 Pregnant females of any age: 600
micrograms
 Lactating females of any age: 500
micrograms
Defisiensi vitamin B9:
 menyebabkan anemi megaloblastik, glositis dan
gangguan GIT
 karena masukan yang kurang adekuat, absorbsi yang
terganggu dan metabolisme yang abnormal
 pemberian asam folat pada anemi pernisiosa (karena
defisiensi vitamin B12) dapat menyembuhkan aneminya
tetapi tidak menyembuhkan gejala
neurologisnya.eratnya hubungan metabolisme
kobalamin (B12) dan asam folat (B9) pada anemia
megaloblastikgejala klinik defisiensi kedua vitamin ini
sukar dibedakan
 pemberian asam folat 300 – 500 μg/hr pada anemi karena
defisiensi asam folat akan memberi respon hematologi
yang baik, tetapi dosis ini belum memberi respon pada
defisiensi vitamin B12
Sumber dan Kebutuhan
 Sumber vitamin B9:
 tumbuh-tumbuhan / sayuran ( sumber
utama), ragi, hati dan ginjal
 sumber lainnya: daging, gandum, umbi-
umbian, tomat, pisang, nasi dan jagung
 Kebutuhan vitamin B9:
 dewasa : 400 μg/hr
 bumil & buteki : >
 anak-anak : tergantung umur dan BB
Vitamin B12 (Vitamin Pernicious
Anemi/Faktor Ekstrinsik dari Castle)
Vitamin B12
 terdiri dari:
 cincin tetra pirol dari porfirin dengan ion cobalt di tengahnya
 5,6 dimetil benzimidazol
 ribosa
 fosfat
 Bentuk :
 vitamin B12 a (siano kobalamin) bila pada kobalt terdapat sianida
 vitamin B12 b (aquoko balamin = hidrokso kobalamin) bila pada
kobalt terdapat hidroksil
 vitamin B12 c (nitrito kobalamin) bila pada kobalt terdapat nitrit
 vitamin B12 b dan B12 c akan berubah menjadi vitamin B12 a
bila ada sianida
 sianokobalamin merupakan bentuk yang stabil terhadap
panas dan larut dalam air
 berupa kristal yang tidak punya rasa dan bau
Struktur Vitamin B12
Fungsi vitamin b12
 sebagai koenzim:
 berperan pada hematopoiesis, yaitu
kobalamin berperan tidak langsung pada
pembentukan sel-sel darah melalui
aktivasi koenzim asam folat
 pada hewan: mempercepat
pertumbuhan
Defisiensi vitamin b12
 karena malabsorbsi atau pelepasan
kobalamin pada jaringan terganggu
menyebabkan:
 anemi megaloblastik karena akibat
gangguan
 gejala neurologisbila terjadi defisiensi
faktor intrinsik dari Castle
 Sumber vitamin B12:
 hati, susu, daging, telur, ikan, tiram
 disintesa bakteri. Pada hati hewan dan hasil
sintesa bakteri, kobalamin terdapat dalam
bentuk metil kobalamin
 tumbuh-tumbuhan tidak mengandung
kobalamin
 Kebutuhan vitamin B12:
 dewasa : 3 μg/hr
 bumil & buteki : 4 μg/hr
Vitamin C
(Asam Askorbat)
Vitamin c
 merupakan derivat monosakarida yang
mempunyai gugus enediol
 2 bentuk :
 asam askorbat
 dehidro asam askorbatterbentuk karena
oksidasi spontan dari udara.
 Keduanya merupakan bentuk aktif yang
terdapat dalam cairan tubuh
Sifat kimia
 berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam
organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau
 mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari
udara
 lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering
 Vitamin C larut air , gliserol dan etanol tapi tidak
larut lemak seperti choloroform dan ether
 Asam askorbat dapat dengan mudah teroksidasi
oleh besi dan coper
 sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali
 terutama terhadap panas
 sangat stabil terhadap asam dan cukup stabil
selama penyimpanan dalam keadaan dingin, dan
segar.
Struktur Vitamin C (Asam
Askorbat)
Metabolisme vitamin c
 mudah diabsorbsi di usus.
 Pada manusia tidak dikenal keracunan vitamin
Cvitamin C dapat diubah menjadi oksalat.
Garam kalsium oksalat tidak larut sehingga dapat
terbentuk batu ginjal maupun batu kandung kencing
 vitamin C tidak disimpan dalam jaringan tertentu,
tetapi didistribusikan di seluruh jaringan tubuh,
walaupun pada jaringan-jaringan tertentu (kelenjar
adrenal, otak, ginjal, hati, pankreas, timus dan limpa)
kadar vitamin C lebih tinggi
 ekskresi dalam urine dalam bentuk asam askorbat
(terutama), asam dehidroaskorbat dan asam oksalat
absorbsi
diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula
secara difusi pada bagian atas usus halus
lalu masuk ke peredaran darah melalui
vena porta
Konsentrasi tertinggi adalah di dalam
jaringan adrenal, pituitari dan retina
Vitamin C juga membantu absorbsi kalsium
dengan menjaga agar kalsium berada
dalam bentuk larutan.
Makanan yang tinggi dalam seng atau
pektin dapat mengurangi absorbsi
sedangkan zat-zat di dalam ekstrak jeruk
dapat meningkatkan absorbsi.
Fungsi vitamin c
 pembentukan jaringan kolagen, jaringan ikat,
dinding kapiler, dinding kapiler maupun matrix
tulang
 anti oksidant
 anti stress
 Berkaitan dengan fungsi tersebut di atas, maka
vitamin C sangat diperlukan pada:
 penyembuhan luka: sesudah operasi, luka bakar, dsb
 keadaan panas dan infeksi (dosis tinggi: mencegah
common cold)
 reaksi stress (misal: patah tulang, sakit berat, shock)
 periode pertumbuhan
Defisiensi vitamin c
 disebabkan karena masukan yang
kurang
 terjadi gangguan pembentukan jaringan
kolagen dan dinding kapiler sehingga
mudah terjadi pendarahan dan anemi
 bentuk simpanan vitamin C tidak dapat
cepat dikosongkan dari tubuhsehingga
3 – 4 bulan keadaan makanan tanpa
vitamin C baru terjadi scurvy (scorbut)
Sumber vitamin C
 Buah-buahan : jeruk, jambu biji dll
 Sayuran
 Gandum, cereal dan kacang : sedikit
vitamin C
 Daging ? = hewan dapat mensintesis
sendiri namun tidak disimpan dalam
jaringan sehingga daging juga sedikit
vitamin C
 asam askorbat dapat disintesa pada
berbagai tumbuh-tumbuhan dan hampir
semua hewan, kecuali primata dan marmot
yang diduga kekurangan enzim untuk
merubah asam L gulonat menjadi asam
askorbat
 Kebutuhan vitamin C:
 dewasa : 45 mg/hr
 anak-anak : 35 mg/hr
 bumil & buteki : 60 mg/hr
Kebutuhan
SO……….
Macam Defisiensi Vitamin
Defisiensi vitamin (avitaminosis) terjadi secara:
1. Primer: disebabkan oleh kurangnya
masukanmisal:
 kurangnya vitamin dalam diet
 alkoholisme kronis
2. Sekunder: diakibatkan oleh gangguan lainnya
yaitu:
- gangguan saluran pencernaan
- gangguan pada gigi
- pengeluaran yang berlebihan
- malabsorbsi
- alergi
Vitamin
 Akibat avitaminosis secara bertahap terjadi:
1. Penurunan vitamin dalam jaringan
2. Lesi biokimia (misal: penurunan kadar enzim)
3. Lesi anatomis
4. Perubahan patologis dan penyakit
 Fungsi selengkapnya vitamin dalam tubuh masih
belum seluruhnya diketahui
 Penggolongan vitamin berdasarkan kelarutannya:
1. Vitamin yang larut dalam lemak: A, D, E, K
2. Vitamin yang larut dalam air: B complex, C
3. Faktor nutrisi essensial lainnya: kholin, inositol,
PABA, bioflavonoid, asam lipoat

More Related Content

What's hot (20)

Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
Vitamin larut air
Vitamin larut airVitamin larut air
Vitamin larut air
 
Metabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin PrimidinMetabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin Primidin
 
Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)
 
Vitamin A
Vitamin AVitamin A
Vitamin A
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
Vitamin dan Mineral (Ainur & Andika)
 
keseimbangan energi
keseimbangan energikeseimbangan energi
keseimbangan energi
 
Ppt protein
Ppt proteinPpt protein
Ppt protein
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme protein
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
 
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 

Similar to Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)

Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineralSofie Via
 
Tika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralTika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralsuska_ingusan
 
Tika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralTika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralsuska_ingusan
 
Metabolisme vitamin dan mineral larut air
Metabolisme vitamin dan mineral larut airMetabolisme vitamin dan mineral larut air
Metabolisme vitamin dan mineral larut airRizky Affandi
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin Ainur
 
vitamin yang larut air (B comp danC)
vitamin yang larut air (B comp danC)vitamin yang larut air (B comp danC)
vitamin yang larut air (B comp danC)Kaendha Oi
 
Vitamin (Ilmu Gizi)
Vitamin (Ilmu Gizi)Vitamin (Ilmu Gizi)
Vitamin (Ilmu Gizi)Hilma Ahdiah
 
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptx
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptxTUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptx
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptxsusiwijayanti2
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkNisa Azzahra
 
Vitamin.ok
Vitamin.okVitamin.ok
Vitamin.oklalebudi
 

Similar to Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.) (20)

Zat Gizi Vitamin
Zat Gizi VitaminZat Gizi Vitamin
Zat Gizi Vitamin
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
Kimia panga vitamin
Kimia panga  vitaminKimia panga  vitamin
Kimia panga vitamin
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
Tika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralTika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineral
 
Tika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineralTika dhefiana vitamin dan mineral
Tika dhefiana vitamin dan mineral
 
Metabolisme vitamin dan mineral larut air
Metabolisme vitamin dan mineral larut airMetabolisme vitamin dan mineral larut air
Metabolisme vitamin dan mineral larut air
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemakVitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Vitamin ilmu gizi
Vitamin ilmu gizi Vitamin ilmu gizi
Vitamin ilmu gizi
 
vitamin yang larut air (B comp danC)
vitamin yang larut air (B comp danC)vitamin yang larut air (B comp danC)
vitamin yang larut air (B comp danC)
 
Vitamin (Ilmu Gizi)
Vitamin (Ilmu Gizi)Vitamin (Ilmu Gizi)
Vitamin (Ilmu Gizi)
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Vitamin kel 3
Vitamin kel 3Vitamin kel 3
Vitamin kel 3
 
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptx
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptxTUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptx
TUGAS FARMAKOLOGI KELOMPOK 8.pptx
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
 
Gizi vit.larut lemak
Gizi vit.larut lemakGizi vit.larut lemak
Gizi vit.larut lemak
 
Vitamin.ok
Vitamin.okVitamin.ok
Vitamin.ok
 

More from pure chems

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak pure chems
 
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Larut LemakVitamin Larut Lemak
Vitamin Larut Lemakpure chems
 
Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1pure chems
 
DNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkaDNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkapure chems
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadyapure chems
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimiapure chems
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixpure chems
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)pure chems
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekulpure chems
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tikapure chems
 
Identifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinIdentifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinpure chems
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)pure chems
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENApure chems
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimiapure chems
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 

More from pure chems (20)

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Larut LemakVitamin Larut Lemak
Vitamin Larut Lemak
 
Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1
 
DNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkaDNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribka
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadya
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Mineral makro
Mineral makroMineral makro
Mineral makro
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimia
 
Uji lipid 1
Uji lipid 1Uji lipid 1
Uji lipid 1
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fix
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tika
 
Identifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinIdentifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan protein
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
PROTEIN
PROTEINPROTEIN
PROTEIN
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (7)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)

  • 1. VITAMIN LARUT DALAM AIR Oleh Driyo Sumbogo dan S.R.Ratih Pratiwi
  • 2. Pengertian Vitamin Awal Mula VITAMIN Kimiawan Polandia: Funk “zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine “ Zat2 organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan (Kec.Vitamin D)
  • 3. • Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh • Pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. • Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein. Kontribusi jenis makanan terhadap kandungan vitamin makanan sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin yang semula terdapat pada makanan tersebut, jumlah yang rusak pada saat panen, penyimpanan, pemrosesan, dan pemasakan. • Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara: 1. menggunakan suhu tidak terlalu tinggi, 2. waktu memasak tidak terlalu lama, 3. menggunakan air pemasak sedikit mungkin, 4. tidak menggunakan alkali dalam pemasakan.
  • 4. A D E dan K B Kompleks dan C
  • 6. Vitamin Larut Air  Mempunyai struktur kimia yang bermacam-macam dan mempunyai bagian molekul yang polar  Dapat disintesis oleh tumbuh-tumbuhan (kecuali vitamin B12): kacang-kacangan, padi-padian, tumbuhan berdaun hijau. Juga terdapat di sel ragi, daging dan susu  Terdiri dari:  vitamin B complex  vitamin C  Karena larut dalam air, maka tidak stabil dalam penyimpanan sehingga harus selalu ada dalam diet (kecuali vitamin B12 yang dapat disimpan beberapa tahun di hati manusia normal sehingga hati dapat menyuplai vitamin B12)  Berperan sebagai koenzim adatu kofaktor pada reaksi enzimatik,  Dapat diekskresi melalui urine tidak menyebabkan keracunan
  • 7. VITAMIN LARUT AIR ANTARA LAIN  Thiamin (Vitamin B1)  Riboflavin (Vitamin B2)  Niacin (vitamin B3)  Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)  Folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)  Vitamin B12 (Kobalamin)  Asam pantotenat  Biotin (Vitamin B8)  Vitamin C
  • 8. Vitamin B (vitamin B kompleks) Pertama kali dikristalkan oleh Jansen & Donath pada tahun 1926 Terdapat pada, ragi, biji-bijian, nasi, sayuran, ikan, daging Diperlukan sebagai ko-enzym dalam metabolisme perantara, terutama dalam mekanisme pelepasan energi dan hematopoesis Reaksi pelepasan energi menyediakan sumber ikatan energi tinggi ATP, sehingga bila terjadi defisiensi vitamin B bisa timbul gangguan pada jaringan yang memiliki metabolisme berkadar tinggi
  • 9. Sifat kimia  Mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine)  Terdiri atas cincin pirimidin yang terikat dengan cincin tiasol  Thiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air  Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil  Didalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam  Dalam suasana alkali pada lama pemasakan, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang  Thiamin tahan suhu beku
  • 11. Metabolisme Tiamin/B1  tiamin dapat disintesa tumbuhan dan jasad renik (termasuk bakteri dalam usus manusia  dalam bentuk bebas mudah diabsorbsi di usus  tidak dapat disimpan tubuh dalam jumlah besar  kelebihan tiamin akan diekskresi melalui urine tidak keracunan  setelah diabsorbsi di otak dan hati, tiamin mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktifnya, yaitu tiamin pirophosphat (TPP) fosforilasi terjadi atas bantuan enzim tiamin pirofosfotransferase (tiamin pirofosfokinase) yang prosesnya butuh ATP
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. Absorbsi  Dalam produk hewani : thiamin monofosfat, pirofosfat (80-85%), trifosfat  Dalam produk nabati : non fosforilasi  Pada bentuk terfosforilasi tidak dapat menembus membran sel  Absorbsi terjadi pada duedenum  Pada konsentrasi tinggi diserap secara pasif
  • 17.  Pada konsentrasi rendah diserap secara aktif (membutuhkan energi dan sodium)  Tubuh tidak dapat menyimpan banyak vitamin larut air  Jantung, hati, otak : konsentrasi tertinggi daripada organ lain  Kandungan thiamin dalam tubuh : 50 mg  Kelebihan thiamin diekskresi melalui urin
  • 18.  Kebanyakan thiamin dalam serum diikat oleh protein, terutama albumin  sekitar 90% dari thiamin dalam darah (umumnya 5-12 μg/dl) terlihat jika sel darah mengalami pecah  thiamin dalam eritrosit mengisi 90% dari pecahan sel darah tersebut  Protein spesifik pengikat thiamin, thiamin- binding protein (TBP)
  • 19.  Thiamin mengalami fosforilase menjadi di-dan triphosphat ester dengan bantuan thiamin kinase dan thiamin diphosphate kinase, dengan dibantu ATP sebagai phosphate donor  Tiap ester tersebut dikatabolisme dangan bantuan enzim phosphorilase salah satunya, (thiamin pyrophosphate phosphorilase) menghasilkan produk monophosphorilasi berupa thiamin monophosphate (TMP)  Thiamin yang berlebih pada jaringan akan dikeluarkan lewat urin, terutama dalam bentuk thiamin bebas dan thiamin monophosphate, tetapi juga dalam jumlah kecil seperti ester diphosphate dan hasil metabolik lainnya (thiamin disulfit, thiokrom dll)  Hasil metabolik yang dikeluarkan lewat urin dapat menjadi indikator status thiamin seseorang
  • 20. Fungsi Thiamin  Menjaga pasokan energi (dalam bentuk TDP)  Mengkoordinasikan aktivitas saraf dan otot (selubung mielin & asetilkolin)  Mendukung fungsi jantung
  • 21. Sumber vitamin B1  terdapat pada hampir semua tumbuhan dan semua jaringan hewan yang dimakan  didapati berlimpah pada padi-padian yang tidak terlalu dibersihkan kulit arinya, hati dan daging  makanan tertentu yang diperkaya vitamin B1: tepung-tepungan,  mentega, jagung dan makaroni
  • 22.  serealia tumbuk atau setengah giling  kacang-kacangan, termasuk sayur, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur  Unggas dan ikan  didalam serealia utuh terdapat didalam sekam (lapisan aleuron) dan benihnya  Roti dibuat dari gandum utuh (whole wheat) kaya akan thiamin.
  • 23.
  • 24. Kebutuhan vitamin B1  manusia dewasa: rata-rata 0,5 mg / 1000 kal kebutuhan tergantung:  umur: anak-anak > dewasa  aktivitas: makin besar kebutuhan kalori, makin besar pula kebutuhan akan vitamin B1  besarnya tubuh: makin besar tubuh, kebutuhan vitamin B1 semakin besar pula  kehamilan dan laktasi: kebutuhan >  diet lemak dan protein mengurangi kebutuhan tiamin; diet karbohidrat meningkatkan kebutuhan tiamin  pada keadaan demam: kebutuhan meningkat
  • 26. Defisiensi vitamin b1  gangguan pertumbuhan pada hewan muda  polineuritis yang ada pada manusia dapat disertai perubahan kardiovaskuler dan edema.  Gejala utama pada manusia dapat dibagi 3:  gejala susunan saraf = dry beri-beri  gejala edema = wet beri-beri  gejala jantung = acute pernicious beri-beri  gangguan saluran cerna, misal: turunnya nafsu  makan, gangguan pencernaan dan obstipasi
  • 28.  Vitamin yang diperlukan ko-enzym flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD) T  Terutama terlibat dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi metabolisme peralihan  merupakan kristal berwarna kuning orange yang larut dalam air dan berfluorescensi kuning kehijauan  tidak mudah teroksidasi  stabil pada pemanasan dan asam, tetapi peka terhadap sinar UV, harus dikemas dalam botol atau dus  di alam didapati sebagai pigmen bebas riboflavin fosfat atau sebagai penyusun flavoprotein Riboflavin (Vitamin B2)
  • 29. Struktur Vitamin B2 (Riboflavin)
  • 30. Metabolisme  Setelah diabsorbsi dalam mukosa usus , riboflavin mengalami fosforilasi (oleh enzim flavokinase )menjadi: riboflavin fosfat atau riboflavin mononukleotida  Walaupun penimbunan relatif terbatas, riboflavin didapati dalam hati dan ginjal dalam jumlah yang lebih banyak  Riboflavin adalah komponen dari koenzim:  FMN (Flavin Mono Nukleotida): yang dibentuk dengan reaksi fosforilasi riboflavin dan memerlukan ATPrantai respirasi  FAD (Flavin Di Nukleotida): yang dibentuk dari FMN ditambah bagian AMP dari molekul ATP lain rekasi pada asam-asam amino, asam lemak dan karbohidrat  Diekskresi melalui faeces (terutama) dan melalui urine.  tidak terjadi keracunan riboflavin  Riboflavin bebas tidak dapat melewati placenta tetapi pada hewan yang hamil estrogen menginduksi pembentukan protein pengemban riboflavin dan akan mentransport riboflavin menembus placenta, masuk peredaran darah bayi
  • 31. Absorbsi  Penyerapan terjadi di usus halus  Sumber riboflavin dari hewani lebih efektif  FMN&FAD bertindak sebagai elektron dan hodrogen donor dan akseptor  FAD digunakan dalam siklus krebs, betaoksidasi asam lemak, pembentukan FADH2
  • 32.  FAD juga digunakan : 1. xantin oxsidase (katabolisme purin), 2. aldehyde oxidase (metabolisme vitamin A dan piridoksin), 3. glutathione reductase (selenium untuk pembentukan enzim), 4. meminimalisir radikal bebas, 5. monoamine oxidase (metabolisme neurotransmitter),
  • 33.  Sumber vitamin B2:  susu, daging, hati, ginjal, jantung, ikan dan telur, buahbuahan  vitamin B2 dapat disintesa semua tumbuhan dan banyak mikroorganisme, tetapi tidak dapat disintesa oleh hewan tingkat tinggi  Kebutuhan vitamin B2:  pada anak-anak dan dewasa: 0,4 – 1,8 mg/hr Sumber riboflavin
  • 34.
  • 35. Fungsi  Metabolisme energi : mengubah energi, protein dan lemak menjadi energi  Metabolisme lemak, protein dan karbohidrat  Bersama mikronutrien lain lebih efektif dibanding hanya dengan Fe saja dalam menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil (Ma et al 2008)
  • 37.  Riboflavin menurunkan risiko penurunan kanker kolon pada wanita (Vogel et al 2008)
  • 38. Defisiensi vitamin b2  fisura pada sudut mulut (cheilosis), pada lipatan telinga dan hidung, lidah bengkak dan merah (glossitis)  perlukaan-perlukaan kulit  vaskularisasi kornea, fotofobi, mata kering dan merah
  • 39.  Penyakit penyebab kekurangan Riboflavin:  Penyakit usus difus  Alkoholisme kronik  Pemakai obat psikotropik lama  Penyakit kronik disertai muntah dan nafsu makan turun
  • 40.  Tanda klinis  Lesi di bibir, lidah, kulit, mata, sumsum tulang  Stomatitis angularis: merah pada sudut bibir, sakit, menyebar semua tepi bibir  Lidah: merah, licin  Luka di kulit antara hidung dan bibir atas meluas ke pipi, sekitar telinga, bersisik, selapus lendir mata, luka, tukak  Sumsum tulang kurang menghasilkan sel darah merah  anemia  Terapi: Riboflavin dosis tinggi tidak menyebabkan keracunan
  • 42. NIASIN (B3) Nama untuk asam Nikotinat + derivatnya  Dibutuhkan untuk pembentukan ko-enzim nikotin amida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotin amida adenin dinukleotida fosfat (NAOP), yang berpartisipasi dalam berbagai reaksi redoks, termasuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, khususnya “respirasi sel”  Niasin dapat disintesis secara endogen dari triptofan.
  • 43. Sifat kimia  Asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida) = istilah generiknya  Berfungsi sebagai komponen koenzim nikotinamida adenin dinonukleutida fosfat (NADP) dan nikotinamida adenin dinukleotida (NAD)  Didalam makanan niasin berada dalam keadaan terikat dengan protein dan koenzim.
  • 44.  Niasin atau asan nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin  Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi  Tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal  Mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
  • 46. Metabolisme niasin  Asam nikotinat diabsorbsi di usus halus sebagai nikotinat  Sitosol sel : nikotinat mengalami fosforilasimenjadi NMN (Nikotinat Mono Nukleotida) adenilasi oleh ATP dan penambahan gugus amida dari glutamin membentuk koenzim NAD+ (Nikotin amida Adenin Dinukleotida).  NAD+ dapat mengalami fosforilasi menjadi NADP+ koenzim  Niasin diekskresi melalui urine
  • 47. absorbsi  Didalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN).  Kelebihan niasin dibuang melalui urin.
  • 48. Fungsi  reaksi oksidasi-reduksi pada glikolosis  metabolisme protein dan asam lemak  pernafasan sel dan detoksifikasi  sintesis glikogen  NAD+ dan NADP+ berperan sebagai koenzim pada reaksi transfer elektron
  • 49. Sumber  daging, hati, ikan, telur, tumbuh-tumbuhan yang mengandung asam nikotinat (gandum, ragi, kulit ari beras dan kacang- kacangan) merupakan sumber niasin yang baik  buah dan sayuran hanya sedikit mengandung niasin  sebagian besar hewan dan tumbuhan dapat mensintesa niasin dari triptofan (tetapi pada jagung kandungan triptofan rendah niasin juga rendah)
  • 50.
  • 51. Defisiensi  kelemahan otot,  anoreksia,  gangguan pencernaan dan  kulit memerah  pelagra yang mempunyai karakteristik dermatitis, demensia dan diare (3D dan bila diakhiri dengan mati 4D)  Gejala riboflavion tampak menyertai kekurangan niasin
  • 52.  Defisiensi Niasin: pada: (=Pelagra)  Alkoholisme kronik  Diare berat  Rendah triptofan  Kadar asam amino (eosin tinggi dalam tubuh)  Gejala: dermatitis, diare, dimensia
  • 53.  Kelainan kulit:  Merah, menebal, kasar lalu mengelupas terinfeksi, depigmentasi, hiperpigmentasi,  Lidah merah  Diare karena atrofi mukosa usus  Dimensia: perubahan regresif saraf otak dan sumsum tulang belakang  Terapi: per oral melalui suntik: bisa merah, panas, gatal di kulit, hilang 1 jam kemudian
  • 54. Vitamin B5 asam pantothenat
  • 55. Sifat kimia derivative dimetil dari asam butirat yang berkaitan dengan beta alanin mengikat fosfat dan membentuk 4- fosfapantotein dan koenzim A yaitu bentuk aktif asam pantothenat kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering Dalam larutan netral, asam pantothenat tahan terhadap panas basah.
  • 56. Struktur Vitamin B5 (Asam Panthothenat)
  • 57. Sumber daging (hati dan jantung), royal jelly dan yang paling utama untuk mamalia adalah beras, tepung bekatul, tepung kacang gula cair, ragi.
  • 58. Fungsi • metabolisme energi • sintesis lipid, asam lemak, gliserida, kolesterol, benda-benda keton, dan sfingosin.
  • 59.
  • 60. Defisiensi Rendahnya kadar pantothenat berpengaruh pada kegagalan metabolisme termasuk sintesis lemak dan energi Tanda-tanda defisiensi yaitu depresi, lelah, insomnia, mual, gangguan otot, ganguan gastrointestinal mati rasa pada jari dan telapak kaki. Juga toleransi glukosa, meningkatnya sensitivitas terhadap insulin dan produksi antibody menurun. Dosis besar (10g/hari) hanya menimbulkan gangguan usus dan diare.
  • 62. Piridoksin  3 bentuk :  piridoksin  piridoksal (bentuk aldehid)  piridoksamin (bentuk amin)  ketiga bentuk ini sama aktifnya sebagai prazat piridoksal fosfat  larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam pelarut lemak  peka terhadap sinar UV dan alkali  piridoksin tahan pemanasan, tetapi piridoksal dan piridoksamin tidak
  • 63. Struktur Vitamin B6 (Piridoksin)
  • 64. Metabolisme vitamin b6  mudah diabsorbsi usus dan didapati pada semua jaringan tubuh  dalam sitoplasma ketiganya mengalami fosforilasi  Menjadi piridoksin fosfat, piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat  Piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat  koenzim dalam metabolisme tubuh  Piridoksal fosfat merupakan metabolit utama yang ada dalam plasma  Metabolit utama yang diekskresi melalui urine adalah asam piridoksat
  • 65. Fungsin vitamin b6  piridoksal fosfat diperlukan pada:  sintesa niasin dari AA triptofan  transport aktif dalam absorbsi AA masuk sel  sintesa hemoglobin, yaitu penggabungan AA ke heme  piridoksin juga berperan pada reaksi transulfurasi, yaitu transfer sulfur dari metionin ke AA serin membentuk sistein  Sehingga asupan sehari-hari harus hampir sama dengan asupan protein karena protein disusun dari asam amino
  • 66. Fungsi  Mencegah penyakit 1. Parikinson 2. Autism 3. Mual di pagi hari  Keseimbangan hormon seks  Kecanduan alkohol  Anti depresi  Mengendalikan alergi
  • 67.  Sumber vitamin B6:  kuning telur, daging, ikan, susu, hati  kacang-kacangan, padi-padian, gandum, kubis  bakteri usus juga memproduksi piridoksin, tetapi belum ditentukan seberapa jauh dapat digunakan tubuh  Kebutuhan vitamin B6:  pada orang dewasa yang makan protein ± 100 g/hr, pemberian piridoksin diperkirakan cukup 2 mg/hr  anak-anak : 0,3 – 1,2 mg/hr  bumil & buteki : 2,5 mg/hr Sumber
  • 68.
  • 69. Defisiensi vitamin B6  jarang terjadi  dapat terjadi pada: penyakit TBC dengan pemberian obat INH jangka panjang INH + piridoksal akan membentuk piridoksal hidrason yang cepat diekskresi  Defisiensi dapat disebabkan karena asupan yang kurang, peningkatan kebutuhan (pertumbuhan dan kehamilan), konsumsi obat isoniazid (untuk tuberculosis), anticonvulsants (pada bayi), steroid  pellagra, mengingat sintesa niasin dari triptofan memerlukan piridoksal fosfat  Bayi : pemnasan susu kerusakan piridoksal dan piridoksamin. Terjadi gejala muntah, diare, pembesaran perut dan kejang  Orang dewasa dan bumil sulit diketahui.  Hipervitaminosis B6: dosis piridoksin 1 – 2 g/hr dapat meracuni saraf
  • 70.  Defisiensi primer  Defisiensi sekunder :  Obat INH lama  Alkoholisme  Bayi dengan diare berat  Kelebihan vitamin B6: kesemutan, dermatitis, glossitis
  • 72. Sifat kimia  Suatu asam monokarboksilat terdiri cincin imidasol, yang bersatu dengan cincin tetrahidratiofen dengan rantai samping asam valerat.  Imidasol penting sbg pengikat avidin (protein utama putih telur), namun jk telur mentah tdk dapat dihidrolisis  Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah teroksidasi  Biotin merupakan kofaktor berbagai enzim karboksilase dalam metabolisme asam lemak, glukoneogenesis, dan metabolisme asam amino  Sifat biotin adalah tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi.
  • 74. Metabolisme vitamin b7  Vit yang terikat protein ini dihidrolisis menjadi biosistin yg diabsorbsi bersama biotin bebas dlm usus.  Biotin diabsorbsi dlm usus halus serta disimpan atau digunakan dlm bentuk aktif 5 adenilat di dlm hati, otot dan ginjal  Biosistin dihidrolisis menjadi biotin di dlm plasma  Biotin dan metabolit >> dikeluarkan lewat urin  Biotin dapat disintesis di usus besar
  • 75. Fungsi  Metabolisme KH, Lemak dan Protein = katabolisme = pemecahan senyawa kompleks menjadi banyak molekul sederhana yang disertai pelepasan energi  Molekul-molekul sederhana akan dipakai untuk memproduksi sel2 baru
  • 76. Sumber  Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oleh bakteri saluran cerna.  Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah- buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, stroberi).
  • 77. Defisiensi  Gejala-gejala kekurangan biotin pada orang dewasa adalah rasa lelah, kurang nafsu dan kesemutan.  Pada bayi berumur dibawah 6 bulan terlihat cradle cap  dermatitis sebore dan alopesia (rambut rontok) = pada dewasa  Pada kulit  Kram otot
  • 78.  Makan telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin karena avidin (protein yang ada pada putih telur) labil terhadap panas,mencegah penyerapan biotin
  • 80. Asam folat  sel hewan tidak dapat mensintesa PABAselalu dibutuhkan asam folat dalam dietnya  dalam tumbuh-tumbuhan, asam folat terdapat dalam bentuk poliglutamat yang mengandung 3 s/d 7 gugusan glutamatsukar diabsorbsi : harus dihidrolisis di usus oleh enzim folil poliglutamat hidrolase) pteroil mono glutamat  pada manusia normal, setelah pemberian per oral asam folat asam folat dalam plasma (+2/3 asam folat terikat protein)  asam folat diekskresi melalui urine dan empedu
  • 81. Struktur Vitamin B9 (Asam Folat)
  • 83. Fungsi  Membantu memproduksi sel darah merah = mencegah anemia  Help prevent homocysteine build-up in your blood (penyakit kardiovaskuler)  Produksi sel kulit  Menjaga agar saraf tetap berfungsi dengan baik  Mencegah penyakit Alzheimer
  • 84. Anjuran  0-6 months: 65 micrograms  6-12 months: 80 micrograms  1-3 years: 150 micrograms  4-8 years: 200 micrograms  Males 9-13 years: 300 micrograms  Males 14 years and older: 400 micrograms
  • 85.  Females 9-13 years: 300 micrograms  Females 14 years and older: 400 micrograms  Pregnant females of any age: 600 micrograms  Lactating females of any age: 500 micrograms
  • 86. Defisiensi vitamin B9:  menyebabkan anemi megaloblastik, glositis dan gangguan GIT  karena masukan yang kurang adekuat, absorbsi yang terganggu dan metabolisme yang abnormal  pemberian asam folat pada anemi pernisiosa (karena defisiensi vitamin B12) dapat menyembuhkan aneminya tetapi tidak menyembuhkan gejala neurologisnya.eratnya hubungan metabolisme kobalamin (B12) dan asam folat (B9) pada anemia megaloblastikgejala klinik defisiensi kedua vitamin ini sukar dibedakan  pemberian asam folat 300 – 500 μg/hr pada anemi karena defisiensi asam folat akan memberi respon hematologi yang baik, tetapi dosis ini belum memberi respon pada defisiensi vitamin B12
  • 87. Sumber dan Kebutuhan  Sumber vitamin B9:  tumbuh-tumbuhan / sayuran ( sumber utama), ragi, hati dan ginjal  sumber lainnya: daging, gandum, umbi- umbian, tomat, pisang, nasi dan jagung  Kebutuhan vitamin B9:  dewasa : 400 μg/hr  bumil & buteki : >  anak-anak : tergantung umur dan BB
  • 88.
  • 89. Vitamin B12 (Vitamin Pernicious Anemi/Faktor Ekstrinsik dari Castle)
  • 90. Vitamin B12  terdiri dari:  cincin tetra pirol dari porfirin dengan ion cobalt di tengahnya  5,6 dimetil benzimidazol  ribosa  fosfat  Bentuk :  vitamin B12 a (siano kobalamin) bila pada kobalt terdapat sianida  vitamin B12 b (aquoko balamin = hidrokso kobalamin) bila pada kobalt terdapat hidroksil  vitamin B12 c (nitrito kobalamin) bila pada kobalt terdapat nitrit  vitamin B12 b dan B12 c akan berubah menjadi vitamin B12 a bila ada sianida  sianokobalamin merupakan bentuk yang stabil terhadap panas dan larut dalam air  berupa kristal yang tidak punya rasa dan bau
  • 92. Fungsi vitamin b12  sebagai koenzim:  berperan pada hematopoiesis, yaitu kobalamin berperan tidak langsung pada pembentukan sel-sel darah melalui aktivasi koenzim asam folat  pada hewan: mempercepat pertumbuhan
  • 93. Defisiensi vitamin b12  karena malabsorbsi atau pelepasan kobalamin pada jaringan terganggu menyebabkan:  anemi megaloblastik karena akibat gangguan  gejala neurologisbila terjadi defisiensi faktor intrinsik dari Castle
  • 94.  Sumber vitamin B12:  hati, susu, daging, telur, ikan, tiram  disintesa bakteri. Pada hati hewan dan hasil sintesa bakteri, kobalamin terdapat dalam bentuk metil kobalamin  tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kobalamin  Kebutuhan vitamin B12:  dewasa : 3 μg/hr  bumil & buteki : 4 μg/hr
  • 95.
  • 96.
  • 98. Vitamin c  merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol  2 bentuk :  asam askorbat  dehidro asam askorbatterbentuk karena oksidasi spontan dari udara.  Keduanya merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh
  • 99. Sifat kimia  berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau  mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara  lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering  Vitamin C larut air , gliserol dan etanol tapi tidak larut lemak seperti choloroform dan ether  Asam askorbat dapat dengan mudah teroksidasi oleh besi dan coper  sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali  terutama terhadap panas  sangat stabil terhadap asam dan cukup stabil selama penyimpanan dalam keadaan dingin, dan segar.
  • 100. Struktur Vitamin C (Asam Askorbat)
  • 101. Metabolisme vitamin c  mudah diabsorbsi di usus.  Pada manusia tidak dikenal keracunan vitamin Cvitamin C dapat diubah menjadi oksalat. Garam kalsium oksalat tidak larut sehingga dapat terbentuk batu ginjal maupun batu kandung kencing  vitamin C tidak disimpan dalam jaringan tertentu, tetapi didistribusikan di seluruh jaringan tubuh, walaupun pada jaringan-jaringan tertentu (kelenjar adrenal, otak, ginjal, hati, pankreas, timus dan limpa) kadar vitamin C lebih tinggi  ekskresi dalam urine dalam bentuk asam askorbat (terutama), asam dehidroaskorbat dan asam oksalat
  • 102. absorbsi diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina Vitamin C juga membantu absorbsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan. Makanan yang tinggi dalam seng atau pektin dapat mengurangi absorbsi sedangkan zat-zat di dalam ekstrak jeruk dapat meningkatkan absorbsi.
  • 103. Fungsi vitamin c  pembentukan jaringan kolagen, jaringan ikat, dinding kapiler, dinding kapiler maupun matrix tulang  anti oksidant  anti stress  Berkaitan dengan fungsi tersebut di atas, maka vitamin C sangat diperlukan pada:  penyembuhan luka: sesudah operasi, luka bakar, dsb  keadaan panas dan infeksi (dosis tinggi: mencegah common cold)  reaksi stress (misal: patah tulang, sakit berat, shock)  periode pertumbuhan
  • 104. Defisiensi vitamin c  disebabkan karena masukan yang kurang  terjadi gangguan pembentukan jaringan kolagen dan dinding kapiler sehingga mudah terjadi pendarahan dan anemi  bentuk simpanan vitamin C tidak dapat cepat dikosongkan dari tubuhsehingga 3 – 4 bulan keadaan makanan tanpa vitamin C baru terjadi scurvy (scorbut)
  • 105. Sumber vitamin C  Buah-buahan : jeruk, jambu biji dll  Sayuran  Gandum, cereal dan kacang : sedikit vitamin C  Daging ? = hewan dapat mensintesis sendiri namun tidak disimpan dalam jaringan sehingga daging juga sedikit vitamin C
  • 106.
  • 107.  asam askorbat dapat disintesa pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan hampir semua hewan, kecuali primata dan marmot yang diduga kekurangan enzim untuk merubah asam L gulonat menjadi asam askorbat  Kebutuhan vitamin C:  dewasa : 45 mg/hr  anak-anak : 35 mg/hr  bumil & buteki : 60 mg/hr Kebutuhan
  • 108.
  • 110.
  • 111. Macam Defisiensi Vitamin Defisiensi vitamin (avitaminosis) terjadi secara: 1. Primer: disebabkan oleh kurangnya masukanmisal:  kurangnya vitamin dalam diet  alkoholisme kronis 2. Sekunder: diakibatkan oleh gangguan lainnya yaitu: - gangguan saluran pencernaan - gangguan pada gigi - pengeluaran yang berlebihan - malabsorbsi - alergi
  • 112. Vitamin  Akibat avitaminosis secara bertahap terjadi: 1. Penurunan vitamin dalam jaringan 2. Lesi biokimia (misal: penurunan kadar enzim) 3. Lesi anatomis 4. Perubahan patologis dan penyakit  Fungsi selengkapnya vitamin dalam tubuh masih belum seluruhnya diketahui  Penggolongan vitamin berdasarkan kelarutannya: 1. Vitamin yang larut dalam lemak: A, D, E, K 2. Vitamin yang larut dalam air: B complex, C 3. Faktor nutrisi essensial lainnya: kholin, inositol, PABA, bioflavonoid, asam lipoat