SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
KEAMANAN PANGAN
TIM KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Penjamah
Pangan
Penjamah Pangan
(1)
• Harus sehat dan bebas dari
penyakit menular (contoh diare,
demam tifoid/tifus, hepatitis A
dll).
• Penjamah pangan yang sedang
sakit tidak diperbolehkan
mengolah pangan untuk
sementara waktu sampai sehat
kembali.
• Menggunakan perlengkapan
pelindung (celemek, masker dan
tutup kepala) serta menutup
luka tangan (jika ada) dengan
penutup tahan air dan kondisi
bersih.
• Berkuku pendek, bersih dan
tidak memakai pewarna kuku.
• Selalu mencuci tangan dengan
sabun sebelum dan secara
berkala saat mengolah pangan.
Penjamah Pangan
(2)
• Tidak menggunakan perhiasan dan
aksesoris lain (cincin, gelang, bros
dll) ketika mengolah pangan.
• Tidak merokok, bersin, meludah,
batuk dan mengunyah makanan
saat mengolah pangan.
• Tidak menangani pangan setelah
menggaruk-garuk anggota badan
tanpa melakukan cuci tangan atau
penggunaan sanitizer terlebih
dahulu.
• Mengambil pangan matang
menggunakan sarung tangan atau
alat bantu (contoh sendok,
penjapit makanan).
• Melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala minimal
1 (satu) kali dalam setahun di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Higiene Perorangan
6
Penjamah pangan harus menghindari
kebiasaan tangan tertentu seperti
menggaruk hidung, menjalari rambut,
menggosok mata, telinga dan mulut,
menggaruk jenggot, menggaruk bagian
tubuh, dll
7
2. Pangan
Penyimpanan
bahan pangan
Pemasakan
Pemilihan
bahan pangan
Pengangkutan
pangan matang
.
Penyajian
pangan matang
Penyimpanan
pangan matang
.
Enam Prinsip Higiene Sanitasi Pangan
Alur Pengelolaan Pangan
1. Pemilihan Bahan Pangan
Nabati & hewani : beli dari sumber yang jelas, segar (sesuai jenisnya)
Pangan segar
Terdaftar (PIRT, MD,ML), tidak kadaluwarsa, utuh
Pangan kemasan
Segar, ciri khas fermentasi
Pangan fermentasi
2. Penyimpanan Bahan Pangan
FIFO : firs in first out, FEFO : firs expired first out
Terapkan FIFO & FEFO
Perhatikan suhu penyimpanan, tata letak, sirkulasi udara
Penyimpanan dingin (dalam kulkas)
Tidak lembab, menggunakan pallet, aman dari vektor dan
binatang pembawa penyakit
Penyimpanan di suhu ruang (bahan pangan kering)
Penggunaan Pallet
3. Pemasakan
Cuci di air mengalir, penggunaan peralatan yang dipisah (mis. pisau, telenan)
Peracikan/penyiapan bahan-bahan yang akan dimasak
Idealnya thawing dilakukan di dalam kulkas, thawing di suhu ruang
Perhatikan thawing
Pangan kering, pangan berkuah di akhir
Prioritas dalam memasak
4. Penyimpanan Pangan Matang
FIFO : firs in first out, FEFO : firs expired first out
Terapkan FIFO & FEFO
Perhatikan suhu penyimpanan, tata letak, simpan dalam porsi kecil
Penyimpanan dingin (dalam kulkas)
Untuk pangan yang mudah rusak maksimal 4 jam
setelah pangan selesai dimasak harus sudah
dikonsumsi
Penyimpanan di suhu ruang
5. Pengangkutan Pangan Matang
Ditutup, disesuaikan wadahnya, tidak terlalu penuh
Selama pengangkutan terhindar dari kontaminasi
Pangan panas dijaga pada suhu di atas 600C, pangan dingin dijaga
pada suhu di bawah 50C
Pangan matang dijaga suhunya
Khusus untuk mengangkut pangan matang
Menggunakan alat angkut yang khusus
85%
6. Penyajian Pangan Matang
Harus ada batas waktu makanan bisa dikonsumsi
Hindari mengunakan bahan yang membahayakan kesehatan mis. streples
Menggunakan wadah yang tara pangan (food grade)
Pangan panas dijaga pada suhu di atas 600C, pangan
dingin dijaga pada suhu di bawah 50C
Pangan matang dijaga suhunya
Peralatan harus berbahan food grade
Bahan Pencemar Pangan
TAHAPAN
Kelompok Pencemaran
Bom waktu keracunan pangan
perkembangbiakan mikroba yang sangat cepat
Makanan aman
Makanan aman Makanan aman
Makanan aman Makanan tidak
aman
waktu
Pencemaran Pangan
Semua zat biologis , kimiawi, benda asing atau sesuatu yang
secara tidak sengaja masuk kedalam makanan sehingga
mengganggu keamanan pangan atau kelayakannya
(Codex 1997)
Pencemaran = Kontaminasi
Terjadi ketika
mikroorganisme
berpindah dari satu
makanan ke makanan
yang lain
Kontaminasi Silang
1. Cemaran Biologi
• Bakteri (utama) : E. coli, Staphilococcus aerus, Salmonella
• Virus : hepatitis A
• Parasit
• Cacing
Pertumbuhan Bakteri
IDENTIK
BAKTERI
17 x 10 juta
8 jam
ALAT DAPUR
(Talenan Kayu)
750.000
per cm2
10 M
8 jam
BELAH
DIRI
20 – 30 menit
 Dapat menimbulkan gangguan kesehatan dalam
waktu singkat dan komulatif seperti golongan logam
berat, setelah beberapa tahun baru menimbulkan
gangguan kesehatan seperti kanker, gangguan ginjal
dll
 Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dimasukkan
sengaja ke dalam pangan dalam jumlah yang
melebihi takarannya
2. Cemaran Kimia
Sumber Cemaran Kimia
1. Golongan logam berat : Cadmium (Cd), Timah Hitam (Pb), Arsen
(As), Merkuri (Hg), Chromium (Cr), Zinkum (Zn) atau seng,
Cupprum (Cu) atau tembaga
2. Senyawa Lain :
- Siklamat dan sakarin sebagai pemanis buatan
- Antibiotik dan hormon yang digunakan pada usaha peternakan
3. Golongan pestisida
Nama Pangan terkait Efek terhadap Kesehatan
Pestisida Sayuran, buah-buahan & biji-
bijian
Keracunan akut (dosis tinggi) & kronis
(dosis rendah)
Timbal (Pb) Sayur, buah terkontaminasi Sakit kepala, muntah, gangguan syaraf
Tembaga (Cu) Makanan asal dalam wadah
kaleng tidak berlapis
Sakit kepala, keringat dingin, sakit perut,
nadi lemah, kejang, koma
Nitrit Penggunaan pengawet
berlebihan
Tekanan darah turun, muntah, kejang,
kolaps, kematian
Monomer Vinyl
Chlorida
Migrasi bahan pengemas (PVC) Karsinogen hati, intoksikasi akut 
depresi saraf pusat & kerusakan hati
Asam boraks Bahan Tambahan yang dilarang
(Ilegal)
)Keracunan kumulatif pada hati, otak,
testis.
Formalin Bahan tambahan Ilegal
Sukar menelan, mual, sakit perut akut,
mencret berdarah, depresi saraf
Bahaya Kimia
menyebabkan : mual, muntah,
pusing, tidak bisa bernafas,
percepatan denyut jantung,
pingsan, bahkan kematian
Jamur beracun mengandung amatoksin,
palotoksin;
menyebabkan: pusing, mual, muntah-
muntah, sakit perut parah, diare
Racun Alami
Tips !!!
• Singkong beracun biasanya dikenal
dengan singkong karet
• Hindari mengkonsumsi singkong yang
berwarna kebiruan dan pahit rasanya
Tips !!!
• Hindari mengkonsumsi jamur liar di
alam bebas /hutan pedalaman yang
berbentuk khas dan berwarna
menyolok
 Sumber pencemar fisik :TPP yang tidak bersih, vektor, binatang
peliharaan, penjamah pangan dll
 Bahan pencemar fisik berupa kontaminan yang dapat terlihat secara
kasat mata keberadaanya
 Bahan pencemar fisik :
staples, lidi, debu, ramat, lawa-lawa, tanah, batu, kaca, rambut
manusia, kotoran hewan, bagian dari hewan seperti bulu atau hewan
(cecak, serangga)
3. Cemaran Fisik

HINDARI PEMAKAIAN STAPLES
PADA PEMBUNGKUS MAKANAN
Bahan Tambahan Pangan
SEBUAH KONSEP
Definisi…
BTP
Bahan yg
ditambahka
n dalam
pangan
Mempengaruh
i sifat atau
bentuk
pangan
Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam pangan dalam jumlah kecil, dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan
memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan
nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin
Mempengaruhi
kualitas pangan
Permasalahan BTP
Penggunaan BTP
melebihi batas maksimal
yang diijinkan
Misal: Pemanis dan
pengawet
Penyalahgunaan Bahan
Berbahaya yg dilarang
untuk pangan sebagai BTP
Misal: formalin, rhodamin B,
boraks, asam borat, dan
methanil yellow
Peraturan terkait
BTP
Permenkes No. 033 Tahun 2012 tentang
Bahan Tambahan Pangan
PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan
Perka Badan POM tentang Batas
Maksimum Penggunaan BTP (26
Peraturan)
Penggolongan BTP (Permenkes No. 033 Tahun 2012)
1. Antibuih (Antifoaming agent);
2. Antikempal (Anticaking agent);
3. Antioksidan (Antioxidant);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7. Humektan (Humectant);
8. Pelapis (Glazing agent);
9. Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
15. Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);
26. Propelan (Propellant); dan
27. Sekuestran (Sequestrant).
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
Pemanis
Gula pasir, gula merah,
gula batu, madu
Pewarna
Daun suji, umbi bit, ubi
ungu, kunyit, bubuk
cokelat, gula karamel,
tomat, wortel, buah
stroberi, buah mangga,
buah jeruk dan buah
lainnya
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
Perasa
Rempah-rempah,
daun pandan, vanili,
bubuk cokelat, kopi,
daun jeruk purut,
daun kemangi, wortel
Pengawet
Kunyit  Tahu
Gula  Manisan
buah, selai buah,
dodol, lempok
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
Pengeras
Air kapur (kalsium hidroksida food grade) 
Asinan buah, lontong
Putih telur  rempeyek
Tapioka, pati sagu, pati aren Bakso, siomay,
cireng, batagor
Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yg
dilarang untuk pangan sebagai BTP
Boraks Formalin
Rhodamin B
Metanil Yellow /
Auramin
Boraks
Penggunaan boraks  antiseptik,
pembunuh kuman, pengawet kayu,
pengusir kecoa, pembersih, dll
Boraks
Biasa disalahgunakan dalam bakso,
cilok, lontong, otak-otak, kerupuk, mi
basah, pisang molen, lemper, buras,
siomay, ketupat, pangsit,dll
Ciri-ciri Pangan Berboraks…
Teksturnya sangat kenyal
Warnanya tidak kecoklatan
seperti penggunaan daging
namun lebih cenderung
keputihan
Teksturnya sangat kenyal
Dapat memberikan rasa getir
Teksturnya sangat renyah
Dapat memberikan rasa getir
Bahaya Boraks
Bahaya akut
• Badan berasa tidak enak (malaise),
• mual
• nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastric),
• pendarahan gastro-enteritis
• diare,
• lemah,
• mengantuk,
• demam,
• sakit kepala
Bahaya kronis/jangka panjang:
• Hilangnya nafsu makan (anorexia),
• turun berat badan,
• iritasi ringan disertai gangguan pencernaan,
• kulit ruam dan merah-merah,
• anemia,
• kerusakan ginjal,
• kegagalan sistem sirkulasi akut,
• kematian
Formalin
Penggunaan formalin  pengawet mayat & organ
tubuh, desinfektan, tekstil, lem kayu lapis, anti
busa, industri plastik, cat, kertas, karpet,
Ciri-ciri Pangan Berformalin
Tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar (25oC)
Teksturnya sangat kenyal dan mengkilat
Tidak dihinggapi lalat
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu
kamar (25oC) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es (10oC)
Bau agak menyengat, bau formalin
Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25oC) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC)
Bau agak menyengat, bau formalin
Tidak dihinggapi lalat
Bahaya formalin
Bahaya akut
• Iritasi,
• alergi,
• mata berair,
• mual, muntah,
• rasa terbakar,
• sakit perut
• pusing
Bahaya kronis/jangka panjang:
• Iritasi pada saluran pernafasan,
• kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pankreas, sistem susunan syaraf
pusat dan ginjal.
• Bila dikonsumsi menahun dapat
menyebabkan kanker
• Formalin sekitar 2 sendok makan (30
ml) formalin dapat menyebabkan
kematian
Pewarna berbahaya
Pewarna berbahaya yang sering disalahgunakan
dalam pangan rhodamin b, kuning metanil,
auramin, amaranth  merupakan pewarna
tekstil
Ciri pangan menggunakan pewarna non pangan
- Warna mencolok dan cenderung
berpendar
- Banyak memberikan titik-titik warna
karena tidak homogen (misalnya pada
kerupuk untuk es puter)
TIPS MEMILIH BTP
Pilih yg memiliki nomor
izin edar
Pilih yg mencantumkan
jenis BTP yg jelas
Pilih yg mencantumkan
aturan pakai, petunjuk
penyimpanan dan masa
kadaluarsa
Penyakit Bawaan Pangan
SOAL DAN TUGAS
Penyakit bawaan pangan (PBP) adalah penyakit akibat
mengonsumsi pangan yang terkontaminasi
5%
37% Pemasakan
12%
4%
2%
11%
29%
KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Faktor
Risiko Pengelolaan Pangan
Higiene perorangan
Pemasakan
Pemilihan bahan pangan
Penyajian
Penyimpanan bahan pangan
Penyimpanan pangan
matang
(blank)
Sumber : Kemenkes RI 2019
Penyebab Penyakit Bawaan Pangan
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
4. Toksin (jamur, ikan, alga)
5. Bahan Kimia
2-3
Akut
• kondisi medis yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
tetapi ketika muncul menimbulkan serangan dalam waktu cepat dan
berbahaya. Contoh : diare akut
Kronis
• kondisi medis yang berlangsung dalam kurun waktu lama atau terjadi
secara perlahan-lahan. Penyakit yang bisa saja timbul sewaktu-waktu,
secara berulang, dalam waktu yang lama, dan dapat bertambah parah
dalam jangka waktu tertentu Ex: Kanker
Sifat Gejala
Penyakit Bawaan Pangan karena Virus
Contoh :
- Hepatitis A (dewasa dan anak)
- Rotavirus (bayi dan anak)
PERTUMBUHAN BAKTERI
IDENTIK
BAKTERI
17 x 10 juta
8 jam
ALAT DAPUR
(Talenan Kayu)
750.000
per cm2
10 M
8 jam
BELAH
DIRI
20 – 30 menit
30 x 180 x 600 x 3000 x
Pembesaran Bakteri
Contoh bakteri pembawa penyakit bawaan pangan
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Faktor yang berkontribusi Pencegahan
• Makanan atau air yang terkontaminasi kotoran
binatang atau manusia.
• Orang yang terinfeksi menyentuh makanan siap
saji, tidak mencuci tangan setelah buang air besar,
• Pengolahan pangan tidak sesuai dengan suhu yang
benar
• Menjauhkan penjamah makanan yang diare dari
area operasi pengelolaan makanan,
• Cuci tangan pakai sabun,
• masak, holding (menahan), thawing,
mendinginkan yang benar
Bacillus cereus
Faktor yang berkontribusi Pencegahan
• Menyimpan makanan matang pada suhu ruang,
• Menyimpan makanan matang di dalam wadah
besar di dalam kulkas,
• Menyiapkan makanan beberapa jam sebelum
dihidangkan
• Masak pangan dengan suhu yang sesuai;
• Menyajikan pangan dengan suhu yang sesuai dan
dinginkan pangan panas dengan cara yang benar
Salmonella spp menyebabkan penyakit Salmonellosis
Faktor yang berkontribusi Pencegahan
• Menyimpan makanan matang pada suhu ruang,
• menyimpan makanan dalam jumlah besar di
kulkas,
• menyimpan makanan pada suhu hangat,
pemasakan atau pemanasan kembali yang tidak
mencukupi,
• menyiapkan makanan beberapa jam sebelum
menghidangkan, kontaminasi silang,
• pembersihan alat yang tidak tepat,
• mendapatkan makanan dari sumber yang
terkontaminasi
• Tindakan pencegahan: Masak daging unggas dan
olahannya dengan suhu yang benar,
• mencegah kontaminasi silang antara unggas
mentah dan pangan siap saji,
• menjauhkan penjamah makanan yang terdiagnosa
salmonellosis dari area operasi pengelolaan
makanan.
CARA PEMINDAHAN CARA PENCEGAHAN
• dari tangan atau bersin/batuk
dari penjamah pangan ke
pangan
(dibiarkan dalam suhu kamar
dalam waktu yang cukup lama)
• Peningkatan kapsitas penjamah pangan dalam
higiene sanitasi pangan pengolahan pangan
• kebersihan perorangan.
• Pekerja yang sakit dilarang sementara mengolah,
menghidangkan pangan.
• Pangan jadi yang waktu penyajiannya masih lama
disimpan pada suhu yang sesuai yaitu di bawah 10oC
atau >60oC.
Staphilococcus aerus
Vibriosis
• Bakteri Vibrio secara alami hidup di perairan pantai tertentu dan
hadir dalam konsentrasi yang lebih tinggi ketika suhu air lebih
hangat (saat curah hujan rendah).
• Spesies yang paling umum menyebabkan penyakit manusia
adalah Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus, dan Vibrio
cholera.
• Gejala : gangguan pencernaan, diare berlendir dan berdarah
PARASIT PENYAKIT SUMBER SUMBER
PANGAN
TERKAIT
PENCEGAHAN
• Cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), tanah
• cacing kremi (Oxyuris
oxyura),
• Cacing pita (Taenia
saginata,
Taenia soleum)
• Cacing gelang
(Trichinella spiralis),
demam ringan, otot,
sakit perut, diare,
rasa haus,
berkeringat banyak,
menggigil, lemah
badan, gejala syaraf,
serangan jantung.
memakan daging babi
yang mengandung
larva dan tidak
dimasak dengan baik.
daging babi
dan binatang
liar
• Daging dimasak
sempurna.
• Pengolahan
daging babi harus
terpisah dg
daging jenis lain.
• Penyimpanan
daging di bawah
titik beku, min.20
hari, dpt
mematikan larva
Cacing
Cacing
cambuk/Trichuris
trichyura
Cacing gelang/Ascaris
lumbricoides
Cacing kremi/Enterobius
Hasil tanaman :
 Jamur: mikotoksin,
aflatoksin kanker liver
 Umbi : singkong, gadung
 dll
Hasil laut :
 Kerang-kerangan
 Udang
 Ikan buntal
Bahan yang dilarang sebagai bahan
tambahan pangan :
 Formalin untuk pengawet
 Borax/bleng untuk pengenyal
 Rhodamin B dan Methanil yellow
(pewarna tekstil) untuk pewarna
PBP bukan Mikroorganisme
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih

More Related Content

Similar to KEAMANAN PANGAN.pptx

zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptazizainul
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.pptNingCah
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanansunarto bin sudi
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppthamrirendi27
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppthamrirendi27
 
MATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxMATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxIMDigital
 
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makananJujul Fatur Felisha
 
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdfsulistyoprabowo72
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makananputrirayyan
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxCalebMLandy
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.pptadham50
 
Chemical food contaminants kmk
Chemical food contaminants kmkChemical food contaminants kmk
Chemical food contaminants kmkkeranjangkuliah
 
MATERI DOKTER KECIL.pptx
MATERI DOKTER KECIL.pptxMATERI DOKTER KECIL.pptx
MATERI DOKTER KECIL.pptxdownloadvideo
 
Bahan dan bumbu dapur
Bahan dan bumbu dapurBahan dan bumbu dapur
Bahan dan bumbu dapurAiNurhayati10
 
MATERI KEAMANAN umum (7).pptx
MATERI KEAMANAN umum (7).pptxMATERI KEAMANAN umum (7).pptx
MATERI KEAMANAN umum (7).pptxErnaYanti21
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariEga Agustesa Cahyani
 

Similar to KEAMANAN PANGAN.pptx (20)

Food Safety.pdf
Food Safety.pdfFood Safety.pdf
Food Safety.pdf
 
Zat Aditif.ppt
Zat Aditif.pptZat Aditif.ppt
Zat Aditif.ppt
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
MATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptxMATERI PAK KRIS.pptx
MATERI PAK KRIS.pptx
 
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
 
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makanan
 
KEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptxKEAMANAN PANGAN.pptx
KEAMANAN PANGAN.pptx
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
 
Chemical food contaminants kmk
Chemical food contaminants kmkChemical food contaminants kmk
Chemical food contaminants kmk
 
MATERI DOKTER KECIL.pptx
MATERI DOKTER KECIL.pptxMATERI DOKTER KECIL.pptx
MATERI DOKTER KECIL.pptx
 
Bahan dan bumbu dapur
Bahan dan bumbu dapurBahan dan bumbu dapur
Bahan dan bumbu dapur
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
 
MATERI KEAMANAN umum (7).pptx
MATERI KEAMANAN umum (7).pptxMATERI KEAMANAN umum (7).pptx
MATERI KEAMANAN umum (7).pptx
 
Pangan tradisional
Pangan tradisionalPangan tradisional
Pangan tradisional
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
 

KEAMANAN PANGAN.pptx

  • 3. Penjamah Pangan (1) • Harus sehat dan bebas dari penyakit menular (contoh diare, demam tifoid/tifus, hepatitis A dll). • Penjamah pangan yang sedang sakit tidak diperbolehkan mengolah pangan untuk sementara waktu sampai sehat kembali. • Menggunakan perlengkapan pelindung (celemek, masker dan tutup kepala) serta menutup luka tangan (jika ada) dengan penutup tahan air dan kondisi bersih. • Berkuku pendek, bersih dan tidak memakai pewarna kuku. • Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan secara berkala saat mengolah pangan.
  • 4. Penjamah Pangan (2) • Tidak menggunakan perhiasan dan aksesoris lain (cincin, gelang, bros dll) ketika mengolah pangan. • Tidak merokok, bersin, meludah, batuk dan mengunyah makanan saat mengolah pangan. • Tidak menangani pangan setelah menggaruk-garuk anggota badan tanpa melakukan cuci tangan atau penggunaan sanitizer terlebih dahulu. • Mengambil pangan matang menggunakan sarung tangan atau alat bantu (contoh sendok, penjapit makanan). • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam setahun di fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 6. 6
  • 7. Penjamah pangan harus menghindari kebiasaan tangan tertentu seperti menggaruk hidung, menjalari rambut, menggosok mata, telinga dan mulut, menggaruk jenggot, menggaruk bagian tubuh, dll 7
  • 9. Penyimpanan bahan pangan Pemasakan Pemilihan bahan pangan Pengangkutan pangan matang . Penyajian pangan matang Penyimpanan pangan matang . Enam Prinsip Higiene Sanitasi Pangan
  • 11. 1. Pemilihan Bahan Pangan Nabati & hewani : beli dari sumber yang jelas, segar (sesuai jenisnya) Pangan segar Terdaftar (PIRT, MD,ML), tidak kadaluwarsa, utuh Pangan kemasan Segar, ciri khas fermentasi Pangan fermentasi
  • 12. 2. Penyimpanan Bahan Pangan FIFO : firs in first out, FEFO : firs expired first out Terapkan FIFO & FEFO Perhatikan suhu penyimpanan, tata letak, sirkulasi udara Penyimpanan dingin (dalam kulkas) Tidak lembab, menggunakan pallet, aman dari vektor dan binatang pembawa penyakit Penyimpanan di suhu ruang (bahan pangan kering)
  • 14. 3. Pemasakan Cuci di air mengalir, penggunaan peralatan yang dipisah (mis. pisau, telenan) Peracikan/penyiapan bahan-bahan yang akan dimasak Idealnya thawing dilakukan di dalam kulkas, thawing di suhu ruang Perhatikan thawing Pangan kering, pangan berkuah di akhir Prioritas dalam memasak
  • 15. 4. Penyimpanan Pangan Matang FIFO : firs in first out, FEFO : firs expired first out Terapkan FIFO & FEFO Perhatikan suhu penyimpanan, tata letak, simpan dalam porsi kecil Penyimpanan dingin (dalam kulkas) Untuk pangan yang mudah rusak maksimal 4 jam setelah pangan selesai dimasak harus sudah dikonsumsi Penyimpanan di suhu ruang
  • 16. 5. Pengangkutan Pangan Matang Ditutup, disesuaikan wadahnya, tidak terlalu penuh Selama pengangkutan terhindar dari kontaminasi Pangan panas dijaga pada suhu di atas 600C, pangan dingin dijaga pada suhu di bawah 50C Pangan matang dijaga suhunya Khusus untuk mengangkut pangan matang Menggunakan alat angkut yang khusus 85%
  • 17. 6. Penyajian Pangan Matang Harus ada batas waktu makanan bisa dikonsumsi Hindari mengunakan bahan yang membahayakan kesehatan mis. streples Menggunakan wadah yang tara pangan (food grade) Pangan panas dijaga pada suhu di atas 600C, pangan dingin dijaga pada suhu di bawah 50C Pangan matang dijaga suhunya
  • 21. Bom waktu keracunan pangan perkembangbiakan mikroba yang sangat cepat Makanan aman Makanan aman Makanan aman Makanan aman Makanan tidak aman waktu
  • 22. Pencemaran Pangan Semua zat biologis , kimiawi, benda asing atau sesuatu yang secara tidak sengaja masuk kedalam makanan sehingga mengganggu keamanan pangan atau kelayakannya (Codex 1997) Pencemaran = Kontaminasi
  • 23. Terjadi ketika mikroorganisme berpindah dari satu makanan ke makanan yang lain Kontaminasi Silang
  • 24. 1. Cemaran Biologi • Bakteri (utama) : E. coli, Staphilococcus aerus, Salmonella • Virus : hepatitis A • Parasit • Cacing
  • 25. Pertumbuhan Bakteri IDENTIK BAKTERI 17 x 10 juta 8 jam ALAT DAPUR (Talenan Kayu) 750.000 per cm2 10 M 8 jam BELAH DIRI 20 – 30 menit
  • 26.  Dapat menimbulkan gangguan kesehatan dalam waktu singkat dan komulatif seperti golongan logam berat, setelah beberapa tahun baru menimbulkan gangguan kesehatan seperti kanker, gangguan ginjal dll  Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dimasukkan sengaja ke dalam pangan dalam jumlah yang melebihi takarannya 2. Cemaran Kimia
  • 27. Sumber Cemaran Kimia 1. Golongan logam berat : Cadmium (Cd), Timah Hitam (Pb), Arsen (As), Merkuri (Hg), Chromium (Cr), Zinkum (Zn) atau seng, Cupprum (Cu) atau tembaga 2. Senyawa Lain : - Siklamat dan sakarin sebagai pemanis buatan - Antibiotik dan hormon yang digunakan pada usaha peternakan 3. Golongan pestisida
  • 28. Nama Pangan terkait Efek terhadap Kesehatan Pestisida Sayuran, buah-buahan & biji- bijian Keracunan akut (dosis tinggi) & kronis (dosis rendah) Timbal (Pb) Sayur, buah terkontaminasi Sakit kepala, muntah, gangguan syaraf Tembaga (Cu) Makanan asal dalam wadah kaleng tidak berlapis Sakit kepala, keringat dingin, sakit perut, nadi lemah, kejang, koma Nitrit Penggunaan pengawet berlebihan Tekanan darah turun, muntah, kejang, kolaps, kematian Monomer Vinyl Chlorida Migrasi bahan pengemas (PVC) Karsinogen hati, intoksikasi akut  depresi saraf pusat & kerusakan hati Asam boraks Bahan Tambahan yang dilarang (Ilegal) )Keracunan kumulatif pada hati, otak, testis. Formalin Bahan tambahan Ilegal Sukar menelan, mual, sakit perut akut, mencret berdarah, depresi saraf Bahaya Kimia
  • 29. menyebabkan : mual, muntah, pusing, tidak bisa bernafas, percepatan denyut jantung, pingsan, bahkan kematian Jamur beracun mengandung amatoksin, palotoksin; menyebabkan: pusing, mual, muntah- muntah, sakit perut parah, diare Racun Alami Tips !!! • Singkong beracun biasanya dikenal dengan singkong karet • Hindari mengkonsumsi singkong yang berwarna kebiruan dan pahit rasanya Tips !!! • Hindari mengkonsumsi jamur liar di alam bebas /hutan pedalaman yang berbentuk khas dan berwarna menyolok
  • 30.  Sumber pencemar fisik :TPP yang tidak bersih, vektor, binatang peliharaan, penjamah pangan dll  Bahan pencemar fisik berupa kontaminan yang dapat terlihat secara kasat mata keberadaanya  Bahan pencemar fisik : staples, lidi, debu, ramat, lawa-lawa, tanah, batu, kaca, rambut manusia, kotoran hewan, bagian dari hewan seperti bulu atau hewan (cecak, serangga) 3. Cemaran Fisik
  • 33. Definisi… BTP Bahan yg ditambahka n dalam pangan Mempengaruh i sifat atau bentuk pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam pangan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin Mempengaruhi kualitas pangan
  • 34. Permasalahan BTP Penggunaan BTP melebihi batas maksimal yang diijinkan Misal: Pemanis dan pengawet Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yg dilarang untuk pangan sebagai BTP Misal: formalin, rhodamin B, boraks, asam borat, dan methanil yellow
  • 35. Peraturan terkait BTP Permenkes No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Perka Badan POM tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP (26 Peraturan)
  • 36. Penggolongan BTP (Permenkes No. 033 Tahun 2012) 1. Antibuih (Antifoaming agent); 2. Antikempal (Anticaking agent); 3. Antioksidan (Antioxidant); 4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent); 5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt); 6. Gas untuk kemasan (Packaging gas) 7. Humektan (Humectant); 8. Pelapis (Glazing agent); 9. Pemanis (Sweetener); 10. Pembawa (Carrier); 11. Pembentuk gel (Gelling agent); 12. Pembuih (Foaming agent); 13. Pengatur keasaman (Acidity regulator); 14. Pengawet (Preservative); 15. Pengembang (Raising agent); 16. Pengemulsi (Emulsifier); 17. Pengental (Thickener); 18. Pengeras (Firming agent); 19. Penguat rasa (Flavour enhancer); 20. Peningkat volume (Bulking agent); 21. Penstabil (Stabilizer); 22. Peretensi warna (Colour retention agent); 23. Perisa (Flavouring); 24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent); 25. Pewarna (Colour); 26. Propelan (Propellant); dan 27. Sekuestran (Sequestrant).
  • 37. Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP Pemanis Gula pasir, gula merah, gula batu, madu Pewarna Daun suji, umbi bit, ubi ungu, kunyit, bubuk cokelat, gula karamel, tomat, wortel, buah stroberi, buah mangga, buah jeruk dan buah lainnya
  • 38. Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP Perasa Rempah-rempah, daun pandan, vanili, bubuk cokelat, kopi, daun jeruk purut, daun kemangi, wortel Pengawet Kunyit  Tahu Gula  Manisan buah, selai buah, dodol, lempok
  • 39. Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP Pengeras Air kapur (kalsium hidroksida food grade)  Asinan buah, lontong Putih telur  rempeyek Tapioka, pati sagu, pati aren Bakso, siomay, cireng, batagor
  • 40. Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yg dilarang untuk pangan sebagai BTP Boraks Formalin Rhodamin B Metanil Yellow / Auramin
  • 41. Boraks Penggunaan boraks  antiseptik, pembunuh kuman, pengawet kayu, pengusir kecoa, pembersih, dll
  • 42. Boraks Biasa disalahgunakan dalam bakso, cilok, lontong, otak-otak, kerupuk, mi basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, ketupat, pangsit,dll
  • 43. Ciri-ciri Pangan Berboraks… Teksturnya sangat kenyal Warnanya tidak kecoklatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan Teksturnya sangat kenyal Dapat memberikan rasa getir Teksturnya sangat renyah Dapat memberikan rasa getir
  • 44. Bahaya Boraks Bahaya akut • Badan berasa tidak enak (malaise), • mual • nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastric), • pendarahan gastro-enteritis • diare, • lemah, • mengantuk, • demam, • sakit kepala Bahaya kronis/jangka panjang: • Hilangnya nafsu makan (anorexia), • turun berat badan, • iritasi ringan disertai gangguan pencernaan, • kulit ruam dan merah-merah, • anemia, • kerusakan ginjal, • kegagalan sistem sirkulasi akut, • kematian
  • 45. Formalin Penggunaan formalin  pengawet mayat & organ tubuh, desinfektan, tekstil, lem kayu lapis, anti busa, industri plastik, cat, kertas, karpet,
  • 46. Ciri-ciri Pangan Berformalin Tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar (25oC) Teksturnya sangat kenyal dan mengkilat Tidak dihinggapi lalat Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25oC) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC) Bau agak menyengat, bau formalin Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25oC) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC) Bau agak menyengat, bau formalin Tidak dihinggapi lalat
  • 47. Bahaya formalin Bahaya akut • Iritasi, • alergi, • mata berair, • mual, muntah, • rasa terbakar, • sakit perut • pusing Bahaya kronis/jangka panjang: • Iritasi pada saluran pernafasan, • kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal. • Bila dikonsumsi menahun dapat menyebabkan kanker • Formalin sekitar 2 sendok makan (30 ml) formalin dapat menyebabkan kematian
  • 48. Pewarna berbahaya Pewarna berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan rhodamin b, kuning metanil, auramin, amaranth  merupakan pewarna tekstil
  • 49. Ciri pangan menggunakan pewarna non pangan - Warna mencolok dan cenderung berpendar - Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk untuk es puter)
  • 50. TIPS MEMILIH BTP Pilih yg memiliki nomor izin edar Pilih yg mencantumkan jenis BTP yg jelas Pilih yg mencantumkan aturan pakai, petunjuk penyimpanan dan masa kadaluarsa
  • 52. Penyakit bawaan pangan (PBP) adalah penyakit akibat mengonsumsi pangan yang terkontaminasi
  • 53. 5% 37% Pemasakan 12% 4% 2% 11% 29% KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Faktor Risiko Pengelolaan Pangan Higiene perorangan Pemasakan Pemilihan bahan pangan Penyajian Penyimpanan bahan pangan Penyimpanan pangan matang (blank) Sumber : Kemenkes RI 2019
  • 54. Penyebab Penyakit Bawaan Pangan 1. Bakteri 2. Virus 3. Parasit 4. Toksin (jamur, ikan, alga) 5. Bahan Kimia 2-3
  • 55. Akut • kondisi medis yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, tetapi ketika muncul menimbulkan serangan dalam waktu cepat dan berbahaya. Contoh : diare akut Kronis • kondisi medis yang berlangsung dalam kurun waktu lama atau terjadi secara perlahan-lahan. Penyakit yang bisa saja timbul sewaktu-waktu, secara berulang, dalam waktu yang lama, dan dapat bertambah parah dalam jangka waktu tertentu Ex: Kanker Sifat Gejala
  • 56. Penyakit Bawaan Pangan karena Virus Contoh : - Hepatitis A (dewasa dan anak) - Rotavirus (bayi dan anak)
  • 57. PERTUMBUHAN BAKTERI IDENTIK BAKTERI 17 x 10 juta 8 jam ALAT DAPUR (Talenan Kayu) 750.000 per cm2 10 M 8 jam BELAH DIRI 20 – 30 menit
  • 58. 30 x 180 x 600 x 3000 x Pembesaran Bakteri
  • 59. Contoh bakteri pembawa penyakit bawaan pangan Enterotoxigenic E. coli (ETEC) Faktor yang berkontribusi Pencegahan • Makanan atau air yang terkontaminasi kotoran binatang atau manusia. • Orang yang terinfeksi menyentuh makanan siap saji, tidak mencuci tangan setelah buang air besar, • Pengolahan pangan tidak sesuai dengan suhu yang benar • Menjauhkan penjamah makanan yang diare dari area operasi pengelolaan makanan, • Cuci tangan pakai sabun, • masak, holding (menahan), thawing, mendinginkan yang benar
  • 60. Bacillus cereus Faktor yang berkontribusi Pencegahan • Menyimpan makanan matang pada suhu ruang, • Menyimpan makanan matang di dalam wadah besar di dalam kulkas, • Menyiapkan makanan beberapa jam sebelum dihidangkan • Masak pangan dengan suhu yang sesuai; • Menyajikan pangan dengan suhu yang sesuai dan dinginkan pangan panas dengan cara yang benar
  • 61. Salmonella spp menyebabkan penyakit Salmonellosis Faktor yang berkontribusi Pencegahan • Menyimpan makanan matang pada suhu ruang, • menyimpan makanan dalam jumlah besar di kulkas, • menyimpan makanan pada suhu hangat, pemasakan atau pemanasan kembali yang tidak mencukupi, • menyiapkan makanan beberapa jam sebelum menghidangkan, kontaminasi silang, • pembersihan alat yang tidak tepat, • mendapatkan makanan dari sumber yang terkontaminasi • Tindakan pencegahan: Masak daging unggas dan olahannya dengan suhu yang benar, • mencegah kontaminasi silang antara unggas mentah dan pangan siap saji, • menjauhkan penjamah makanan yang terdiagnosa salmonellosis dari area operasi pengelolaan makanan.
  • 62. CARA PEMINDAHAN CARA PENCEGAHAN • dari tangan atau bersin/batuk dari penjamah pangan ke pangan (dibiarkan dalam suhu kamar dalam waktu yang cukup lama) • Peningkatan kapsitas penjamah pangan dalam higiene sanitasi pangan pengolahan pangan • kebersihan perorangan. • Pekerja yang sakit dilarang sementara mengolah, menghidangkan pangan. • Pangan jadi yang waktu penyajiannya masih lama disimpan pada suhu yang sesuai yaitu di bawah 10oC atau >60oC. Staphilococcus aerus
  • 63. Vibriosis • Bakteri Vibrio secara alami hidup di perairan pantai tertentu dan hadir dalam konsentrasi yang lebih tinggi ketika suhu air lebih hangat (saat curah hujan rendah). • Spesies yang paling umum menyebabkan penyakit manusia adalah Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus, dan Vibrio cholera. • Gejala : gangguan pencernaan, diare berlendir dan berdarah
  • 64. PARASIT PENYAKIT SUMBER SUMBER PANGAN TERKAIT PENCEGAHAN • Cacing gelang (Ascaris lumbricoides), tanah • cacing kremi (Oxyuris oxyura), • Cacing pita (Taenia saginata, Taenia soleum) • Cacing gelang (Trichinella spiralis), demam ringan, otot, sakit perut, diare, rasa haus, berkeringat banyak, menggigil, lemah badan, gejala syaraf, serangan jantung. memakan daging babi yang mengandung larva dan tidak dimasak dengan baik. daging babi dan binatang liar • Daging dimasak sempurna. • Pengolahan daging babi harus terpisah dg daging jenis lain. • Penyimpanan daging di bawah titik beku, min.20 hari, dpt mematikan larva Cacing
  • 66. Hasil tanaman :  Jamur: mikotoksin, aflatoksin kanker liver  Umbi : singkong, gadung  dll Hasil laut :  Kerang-kerangan  Udang  Ikan buntal Bahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan :  Formalin untuk pengawet  Borax/bleng untuk pengenyal  Rhodamin B dan Methanil yellow (pewarna tekstil) untuk pewarna PBP bukan Mikroorganisme
  • 67. Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih Terima Kasih