SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I

                                       PENDAHULUAN

   A. DASAR DASAR AGAMA HINDU

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".

Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka
Dasar.”

Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah:

   1. Tattwa atau Filsafat

   2. Susila

   3. Upacara



Tattwa atau ajaran Filsafat yang merupakan Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam
Agama Hindu.

Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa
cara dan pendekatan yang disebut Pramana.

Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri Premana.

   1. Agama Premana

   2. Anumana Premana

   3. Pratyaksa Premana
TRI PREMANA

Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran
hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan.

Kepercayaan adalah Sradha. Dalam Agama Hindu Sradha dibagi menjadi 5 Esensi, yaitu yang
disebut dengan Panca Sradha.

PANCA SRADHA

   1. Brahman

   2. Atman

   3. Karmaphala

   4. Punarbawa

   5. moksa



Kata Susila terdiri dari dua suku kata:

    "Su" dan "Sila".

       "Su" berarti baik, indah, harmonis.

    "Sila" berarti perilaku, tata laku.

    Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik yang sesuai dengan ajaran Agama
     Hindu.

    Tri Kaya Parisudha

    Panca Yama dan Panca Niyama Brata

    Tri Mala

    Sad Ripu

    Catur Asrama

    Catur Purusa Artha

    Catur Warna
 Catur Guru

Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani
dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada.

               Untuk memudahkan pembahasan, yadnya dibagi- bagi sebagai berikut

    Menurut tingkat pelaksanaannya

    Menurut jenisnya (panca yadnya)

    Menurut waktu pelaksanaannya

    Menurut cara menjalankannya (panca marga yadnya)

Di dalamnya terkandung nilai- nilai:

    Rasa tulus ikhlas dan kesucian.

    Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara,
     Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.

    Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut
     tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).

    Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan
     kebenaran yang abadi.



                KERANGKA DASAR AGAMA HINDU


                                       TATTWA




                                       AGAMA
                                       HINDU


                           UPACARA                   SUSILA
MATERI POKOK AGAMA HINDU
MATERI AGAMA HINDU

Ruang lingkup pendidikan Agama hindu meliputi aspek-aspek:

    1. Sraddha
    2. Susila
    3. Yadnya
    4. Kitab Suci
    5. Orang Suci
    6. Hari-hari suci
    7. Kepemimpinan
    8. Alam Semesta
    9. Budaya dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu.
BAB II

                                          SRADDHA

A. Pengertian Sraddha

       Secara estimologi kata sradha berasal dari akar kata “srat” atau “srad” yang berarti hati,
disambung dengan kata “dha” yang artinya meletakkan. Sehingga arti keseluruhan adalah
meletakkan hati seseorang pada sesuatu. Ada pula yang mengartikan “srat” sebagai kebenaran
(Yaskarya : Niganthu), dan sradha adalah sikap pikiran yang didasarkan pada kebenaran.

       Dalam Kehidupan Sehari-hari Sradha mempunyai Pengertian, Kepercayaan dalam
Agama Hindu. Sradha dalam ajaran Agama Hindu dijelaskan dalam Ajaran Tattwa (Filsafat)

       Sradha atau kepercayaan. Sradha dalam agama Hindu jumlahnya ada lima yang disebut
“Panca Sradha”, yaitu terdiri dari:

       1.     Brahman (Percaya akan adanya Hyang Widhi)

       Hyang Widhi adalah yang menakdirkan, maha kuasa, dan pencipta semua yang ada. Kita
percaya bahwa beliau ada, meresap di semua tempat dan mengatasi semuanya “ Wyapi Wyapaka
Nirwikara “

       Di dalam kitab Brahman Sutra dinyatakan “ Jan Ma Dhyasya Yatah “ artinya Hyang
Widhi adalah asal mula dari semua yang ada di alam semesta ini. Dari pengertian tersebut bahwa
Hyang Widhi adalah asal dari segala yang ada. Kata ini diartikan semua ciptaan, yaitu alam
semesta beserta isinya termasuk Dewa – dewa dan lain – lainnya berasal dan ada di dalam Hyang
Widhi. Tidak ada sesuatu di luar diri beliau. Penciptaan dan peleburan adalah kekuasaan beliau.

      Agama Hindu mengajarkan bahwa Hyang Widhi Esa adanya tidak ada duanya. Hal ini
dinyatakan dalam beberapa kitab Weda antara lain :

     Dalam Chandogya Upanishad dinyatakan : “Om tat Sat Ekam Ewa Adwityam Brahman”
      artinya Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan maha sempurna

     Dalam mantram Tri Sandhya tersebut kata-kata: “Eko Narayanad na Dwityo Sti Kscit“
      artinya hanya satu Hyang Widhi dipanggil Narayana, sama sekali tidak ada duanya.

     Dalam Kitab Suci Reg Weda disebutkan “Om Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti“ artinya
      Hyang Widhi itu hanya satu, tetapi para arif bijaksana menyebut dengan berbagai nama.
     Dalam kekawin Sutasoma dinyatakan : “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
           Mangrwa” artinya berbeda-beda tetapi satu, tak ada Hyang Widhi yang ke dua.

           Dengan pernyataan-pernyataan di atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut
Politheisme, melainkan mengakui dan percaya adanya satu Hyang Widhi. Hindu sangat lengkap,
dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama, yaitu Brahman (Yang tidak
terpikirkan), Paramaatma (Berada dimana-mana dan meresapi segalanya), dan Bhagavan
(berwujud)

           Brahman atau Hyang Widhi dengan segalam naifestasinya mempunyai sifat-sifat
kemahakuasaan yang disebut dengan Asta Aiswarya. Asta Aiswarya adalah delapan sifat
kemahakuasaan Tuhan, yaitu :

1.       ANIMA artinya sifat tuhan maha kecil, bahkan lebih kecil daripada atom.

2.       MAHIMA artinya sifat tuhan maha besar, segala tempat dipenuhi oleh-Nya dan tiada
         ruang yang kosong oleh-Nya.

3.       LAGHIMA artinya sifat tuhan maha ringan bahkan lebih ringan daripada ether

4.       PRAPTI artinya dapat menjangkau segala tempat.

5.       PRAKAMYA artinya segala kehendak dan keinginan-Nya akan terwujud.

6.       ISITWA artinya Tuhan maha utama dan Maha Mulia.

7.       WASITWA artinya sifat Tuhan Maha Kuasa

8.       YATRA KAMA WASAYITWA artinya segala kehendaknya akan terlaksana dan tidak ada
         yang dapat menentang kodratNya. Kodrat artinya takdir, dan takdir adalah kehendak Tuhan
         (Rta).




           2. Atman (Percaya akan adanya Sang Hyang Atma)

           Atma berasal dari Hyang Widhi yang memberikan hidup kepada semua mahluk. Atma
atau Sang Hyang Atma disebut pula Sang Hyang Urip. Manusia, hewan dan tumbuhan adalah
mahluk hidup yang terjadi dari dua unsur yaitu badan dan atma. Badan adalah kebendaan yang
terbentuk dari lima unsur kasar yaitu Panca Maha Butha. Di dalam badan melekat indria yang
jumlahnya sepuluh (Dasa Indria). Atma adalah yang menghidupkan mahluk itu sendiri, sering
juga disebut badan halus . atma yang menghidupkan badan manusia disebut “ Jiwatman “

      Badan dengan atma ini bagaikan hubungan Kusir dengan Kereta. Kusir adalah atma, dan
kereta adalah badan. Indria yang ada pada badan kita tidak akan ada fungsinya apabila tidak ada
atma. Misalnya, mata tidak dapat digunakan untuk pengelihatan jika tidak dijiwai oleh atma.
Telinga tidak dapat digunakan untuk pendengaran jika tidak dijiwai oleh atma.

      Atma yang berasal dari Hyang Widhi mempunyai sifat “ Antarjyotih “ (bersinar tidak ada
yang menyinari, tanpa awal dan tanpa akhir, dan sempurna). Dalm kitab Bhagadgita disebut
sifat-sifat atma sebagai berikut :

1. Achodyhya artinya tak terlukai oleh senjata

2. Adahya artinya tak terbakar oleh api

3. Akledya artinya tak terkeringkan oleh angin

4. Acesyah artinya tak terbasah oleh air

5. Nitya artinya abadi, kekal

6. Sarwagatah artinya ada dimana-mana

7. Sthanu artinya tak berpindah-pindah

8. Acala artinya tak bergerak

9. Sanatana artinya selalu sama

10. Adyakta artinya tak terlahirkan

11. Achintya artinya tak terpikirkan

12. Awikara artinya tak berjenis kelamin

       Jelaslah atma itu sifatnya sempurna. Tetapi pertemuan antara atma dengan badan yang
kemudian menimbulkan ciptaan menyebabkan atma dalam keadaan “ Awidhya “. Awidhya
artinya gelap lupa kepada kesadaran . Awidhya muncul karena pengaruh unsur panca maha butha
yang mempunyai sifat duniawi. Sehingga dalam hidup ini atma dalam diri manusia di dalam
keadaan awidhya.
Dalam keadaan seperti ini kita hidup kedunia bertujuan untuk menghilangkan awidhya
untuk meraih kesadaran yang sejati dengan cara melaksanakan Subha karma. Menyadari sifat
atma yang serba sempurna dan penuh kesucian menimbulkan usaha untuk menghilangkan
pengaruh awidhya tadi. Karena apabila manusia meninggal kelak hanya badan yang rusak,
sedangkan atmanya tetap ada kembali akan mengalami kelahiran berulang dengan membawa
“Karma Wasana“ (bekas hasil perbuatan). Oleh karena itu, manusia lahir kedunia harus berbuat
baik atas dasar pengabdian untuk membebaskan Sang Hyang Atma dari ikatan duniawi.
Sesungguhnya jika tidak ada pengaruh duniawi Hyang Widhi dan Atma itu adalah tunggal
adanya (Brahman Atman Aikyam)

3. Karma (Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala)

       Setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia ini baik atau buruk akan memberikan hasil.
Tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari hasil atau pahala, langsung maupun tidak
langsung pahala itu pasti akan datang.

       Kita percaya bahwa perbuatan yang baik atau Subha karma membawa hasil yang
menyenangkan atau baik. Sebaliknya perbuatan yang buruk atau Asubha karma akan membawa
hasil yang duka atau tidak baik.

       Perbuatan – perbuatan buruk atau Asubha karma menyebabkan Atma jatuh ke Neraka,
dimana ia mengalami segala macam siksaan. Bila hasil perbuatan jahat itu sudah habis terderita,
maka ia akan menjelma kembali ke dunia sebagai binatang atau manusia sengsara (Neraka
Syuta). Namun, bila perbuatan – perbuatan yang dilakukan baik maka berbagai kebahagiaan
hidup akan dinikmati di sorga. Dan bila hasil dari perbuatan=perbuatan baik itu sudah habis
dinikmati, kelak menjelma kembali ke dunia sebagai orang yang bahagia dengan mudah ia
mendapatkan pengetahuan yang utama.

Jika dilihat dari sudut waktu, Karma phala dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

     Sancita karma phala

Adalah hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan
masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. Bila karma kita pada
kehidupan yang terdahulu baik, maka kehidupan kita sekarang akan baik pula (senang, sejahtera,
bahagia). Sebaliknya bila perbuatan kita terdahulu buruk maka kehidupan kita yang sekarang
inipun akan buruk ( selalu menderita, susah, dan sengsara)

     Prarabda karma phala

      Adalah hasil dari perbuatan kita pada kehidupan sekarang ini tanpa ada sisanya, sewaktu
masih hidup telah dapat memetik hasilnya, atas karma yang dibuat sekarang. Sekarang menanam
kebijaksanaan dan kebajikan pada orang lain dan seketika itu atau beberapa waktu kemudian
dalam hidupnya akan menerima pahala, berupa kebahagiaan. Sebaliknya sekarang berbuat dosa,
maka dalm hidup ini dirasakan dan diterima hasilnya berupa penderitaan akibat dari dosa itu.

Prarabda karma phala dapat diartikan sebagai karma phala cepat.

     Kriyamana karma phala

      Adalah pahala dari perbuatan yang tidak dapat dinikmati langsung pada kehidupan saat
berbuat. Tetapi, akibat dari perbuatan pada kehidupan sekarang akan dan di terima pada
kehidupan yang akan datang, setelah orangnya mengalami proses kematian serta pahalanya pada
kelahiran berikutnya. Apabila karma pada kehidupan yang sekarang baik maka pahala pada
kehidupan berikutnya adalah hidup bahagia, dan apabila karma pada kehidupan sekarang buruk
maka pahala yang kelak diterima berupa kesengsaraan.

       Tegasnya cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari
perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Kita tidak dapat menghindari hasil
perbuatan kita itu baik atau buruk. Maka kita selaku manusia yang dilengkapi dengan bekal
kemampuan berpikir, patutlah sadar bahwa penderitaan dapat diatasi dengan memilih perbuatan
baik. Manusia dapat berbuat atau menolong dirinya dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat
baik, demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.

4. Samsara (Percaya dengan adanya kehidupan kembali)

       Samsara disebut juga Punarbhawa yang artinya lahir kembali ke dunia secara berulang-
ulang. Kelahiran kembali ini terjadi karena adanya atma masih diliputi oleh keinginan dan
kemauan yang berhubungan dengan keduniawian.

       Kelahiran dan hidup ini sesungguhnya adalah sengsara, sebagai hukuman yang
diakibatkan oleh perbuatan atau karma di masa kelahiran yang lampau. Jangka pembebasan diri
dari samsara, tergantung pada perbuatan baik kita yang lampau (atita) yang akan datang (nagata)
dan sekarang (wartamana).

Pembebasan dari samsara berarti mencapai penyempurnaan atma dan mencapai moksa yang
dapat dicapai di dunia ini juga. Pengalaman kehidupan samsara ini dialami oleh Dewi Amba
dalam cerita Mahabharata yang lahir menjadi Sri Kandi.

Selanjutnya keyakinan adanya Punarbhawa ini akan menimbulkan tindakan sebagai berikut :

     Pitra Yadnya

Yaitu memberikan korban suci terhadap leluhur kita, karena kita percaya leluhur itu masih hidup
di dunia ini yang lebih halus.

     Pelaksanaan dana Punya (amal saleh), karena perbuatan ini membawa kebahagiaan setelah
      meninggal.

     Berusaha menghindari semua perbuatan buruk karena jika tidak, akan membawa ke alam
      neraka atau menglami kehidupan yang lebih buruk lagi.

5. Moksa (Percaya dengan adanya kebahagiaan rokhani)

       Moksa berarti kebebasan. Kamoksan berarti kebebasan yaitu bebas dari pengaruh ikatan
duniawi, bebas dari karma phala, bebas dari samsara, dan lenyap dalam kebahagiaan yang tiada
tara. Karena telah lenyap dan tidak mengalami lagi hukum karma, samsara, maka alam
kamoksam itu telah bebas dari urusan – urusan kehidupan duniawi, tidak mengalami kelahiran
lagi ditandai oleh kebaktian yang suci dan berada pada alam Parama Siwa.

       Alm moksa sesungguhnya bisa juga dicapai semasa masih kita hidup di dunia ini,
keadaan bebas di alam kehidupam ini disebut Jiwan Mukti atau moksa semasa masih hidup.

       Moksa sering juga diartikan berstunya kembali atma dengan Parama Atma di alam
Parama Siwa. Dialam ini tiada kesengsaraan, yang ada hanya kebahagiaan yang sulit dirasakan
dalam kehidupan di dunia ini ( Sukha tan pawali Duhka ).

       Syarat utama untuk mencapai alam moksa ini ialah berbhakti pada dharma, berbhakti
dengan pikiran suci. Kesucian pikiran adalah jalan utama untuk mendapatkan anugrah utama dari
Sang Hyang Widhi Wasa. Hal ini dapat dibandingkan dengan besi yang bersih dari karatan,
maka dengan mudah dapat ditarik oleh magnet. Tetapi besi itu kotor penuh dengan karatan maka
sangat sukar dapat ditarik oleh magnet.

        Moksa merupakan tujuan akhir yang harus diraih oleh setiap orang menurut ajaran agama
Hindu. Tujuan tersebut dinyatakan dengan kalimat “ Mokharatam Jagadhita ya ca iti Dharma “.

Moksa sebagai tujuan akhir dapat dicapai melalui empat jalan yang disebut Catur Marga yang
terdiri dari :

1. Bhakti Marga (jalan Bhakti)

2. Karma Marga (jalan Perbuatan)

3. Jnana Marga (Jalan Ilmu Pengetahuan)

4. Raja Marga (Jalan Yoga)

More Related Content

What's hot

PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahPuji Winarni
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Haditsade orreo
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharohfriskacaca
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharahasni furoida
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANAmalia Damayanti
 
Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam Dianto Jmb
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.PAUSIL ABU
 

What's hot (20)

PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 

Similar to Materi agama hindu

Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduThomas Mon
 
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptxNaistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptxputusrimarselinawati
 
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)Perbandingan Agama II (Abdul Manam)
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)wk_aiman
 
PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxPPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxShintaAzhari
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docx
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docxMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docx
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docxAliasSHI
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfAliasSHI
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfAliasSHI
 
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)WellyHannyPolii1
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxPutriAnjelani
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIHanifa Zulfitri
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islamIfanBudiyanto2
 

Similar to Materi agama hindu (20)

Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
Lahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddhaLahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddha
 
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptxNaistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
 
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)Perbandingan Agama II (Abdul Manam)
Perbandingan Agama II (Abdul Manam)
 
Modul 6 Hindu KB 1
Modul 6 Hindu KB 1 Modul 6 Hindu KB 1
Modul 6 Hindu KB 1
 
Agama hindu dan budha
Agama hindu dan budhaAgama hindu dan budha
Agama hindu dan budha
 
PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptxPPT Studi Islam kelompok 10.pptx
PPT Studi Islam kelompok 10.pptx
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
Materi msi
Materi msiMateri msi
Materi msi
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docx
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docxMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docx
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.docx
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
 
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdfMKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
MKLH _AGAMA PERSPEKTIF OTAK.pdf
 
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptx
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
 
Wawancara i
Wawancara iWawancara i
Wawancara i
 
E valuasi 1
E valuasi 1E valuasi 1
E valuasi 1
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
 
Inti sari meditasi
Inti sari meditasiInti sari meditasi
Inti sari meditasi
 

Recently uploaded

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 

Materi agama hindu

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. DASAR DASAR AGAMA HINDU Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka Dasar.” Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah: 1. Tattwa atau Filsafat 2. Susila 3. Upacara Tattwa atau ajaran Filsafat yang merupakan Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Agama Hindu. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri Premana. 1. Agama Premana 2. Anumana Premana 3. Pratyaksa Premana
  • 2. TRI PREMANA Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan adalah Sradha. Dalam Agama Hindu Sradha dibagi menjadi 5 Esensi, yaitu yang disebut dengan Panca Sradha. PANCA SRADHA 1. Brahman 2. Atman 3. Karmaphala 4. Punarbawa 5. moksa Kata Susila terdiri dari dua suku kata:  "Su" dan "Sila".  "Su" berarti baik, indah, harmonis.  "Sila" berarti perilaku, tata laku.  Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik yang sesuai dengan ajaran Agama Hindu.  Tri Kaya Parisudha  Panca Yama dan Panca Niyama Brata  Tri Mala  Sad Ripu  Catur Asrama  Catur Purusa Artha  Catur Warna
  • 3.  Catur Guru Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada. Untuk memudahkan pembahasan, yadnya dibagi- bagi sebagai berikut  Menurut tingkat pelaksanaannya  Menurut jenisnya (panca yadnya)  Menurut waktu pelaksanaannya  Menurut cara menjalankannya (panca marga yadnya) Di dalamnya terkandung nilai- nilai:  Rasa tulus ikhlas dan kesucian.  Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.  Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).  Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi. KERANGKA DASAR AGAMA HINDU TATTWA AGAMA HINDU UPACARA SUSILA
  • 4. MATERI POKOK AGAMA HINDU MATERI AGAMA HINDU Ruang lingkup pendidikan Agama hindu meliputi aspek-aspek: 1. Sraddha 2. Susila 3. Yadnya 4. Kitab Suci 5. Orang Suci 6. Hari-hari suci 7. Kepemimpinan 8. Alam Semesta 9. Budaya dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu.
  • 5. BAB II SRADDHA A. Pengertian Sraddha Secara estimologi kata sradha berasal dari akar kata “srat” atau “srad” yang berarti hati, disambung dengan kata “dha” yang artinya meletakkan. Sehingga arti keseluruhan adalah meletakkan hati seseorang pada sesuatu. Ada pula yang mengartikan “srat” sebagai kebenaran (Yaskarya : Niganthu), dan sradha adalah sikap pikiran yang didasarkan pada kebenaran. Dalam Kehidupan Sehari-hari Sradha mempunyai Pengertian, Kepercayaan dalam Agama Hindu. Sradha dalam ajaran Agama Hindu dijelaskan dalam Ajaran Tattwa (Filsafat) Sradha atau kepercayaan. Sradha dalam agama Hindu jumlahnya ada lima yang disebut “Panca Sradha”, yaitu terdiri dari: 1. Brahman (Percaya akan adanya Hyang Widhi) Hyang Widhi adalah yang menakdirkan, maha kuasa, dan pencipta semua yang ada. Kita percaya bahwa beliau ada, meresap di semua tempat dan mengatasi semuanya “ Wyapi Wyapaka Nirwikara “ Di dalam kitab Brahman Sutra dinyatakan “ Jan Ma Dhyasya Yatah “ artinya Hyang Widhi adalah asal mula dari semua yang ada di alam semesta ini. Dari pengertian tersebut bahwa Hyang Widhi adalah asal dari segala yang ada. Kata ini diartikan semua ciptaan, yaitu alam semesta beserta isinya termasuk Dewa – dewa dan lain – lainnya berasal dan ada di dalam Hyang Widhi. Tidak ada sesuatu di luar diri beliau. Penciptaan dan peleburan adalah kekuasaan beliau. Agama Hindu mengajarkan bahwa Hyang Widhi Esa adanya tidak ada duanya. Hal ini dinyatakan dalam beberapa kitab Weda antara lain :  Dalam Chandogya Upanishad dinyatakan : “Om tat Sat Ekam Ewa Adwityam Brahman” artinya Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan maha sempurna  Dalam mantram Tri Sandhya tersebut kata-kata: “Eko Narayanad na Dwityo Sti Kscit“ artinya hanya satu Hyang Widhi dipanggil Narayana, sama sekali tidak ada duanya.  Dalam Kitab Suci Reg Weda disebutkan “Om Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti“ artinya Hyang Widhi itu hanya satu, tetapi para arif bijaksana menyebut dengan berbagai nama.
  • 6. Dalam kekawin Sutasoma dinyatakan : “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa” artinya berbeda-beda tetapi satu, tak ada Hyang Widhi yang ke dua. Dengan pernyataan-pernyataan di atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut Politheisme, melainkan mengakui dan percaya adanya satu Hyang Widhi. Hindu sangat lengkap, dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama, yaitu Brahman (Yang tidak terpikirkan), Paramaatma (Berada dimana-mana dan meresapi segalanya), dan Bhagavan (berwujud) Brahman atau Hyang Widhi dengan segalam naifestasinya mempunyai sifat-sifat kemahakuasaan yang disebut dengan Asta Aiswarya. Asta Aiswarya adalah delapan sifat kemahakuasaan Tuhan, yaitu : 1. ANIMA artinya sifat tuhan maha kecil, bahkan lebih kecil daripada atom. 2. MAHIMA artinya sifat tuhan maha besar, segala tempat dipenuhi oleh-Nya dan tiada ruang yang kosong oleh-Nya. 3. LAGHIMA artinya sifat tuhan maha ringan bahkan lebih ringan daripada ether 4. PRAPTI artinya dapat menjangkau segala tempat. 5. PRAKAMYA artinya segala kehendak dan keinginan-Nya akan terwujud. 6. ISITWA artinya Tuhan maha utama dan Maha Mulia. 7. WASITWA artinya sifat Tuhan Maha Kuasa 8. YATRA KAMA WASAYITWA artinya segala kehendaknya akan terlaksana dan tidak ada yang dapat menentang kodratNya. Kodrat artinya takdir, dan takdir adalah kehendak Tuhan (Rta). 2. Atman (Percaya akan adanya Sang Hyang Atma) Atma berasal dari Hyang Widhi yang memberikan hidup kepada semua mahluk. Atma atau Sang Hyang Atma disebut pula Sang Hyang Urip. Manusia, hewan dan tumbuhan adalah mahluk hidup yang terjadi dari dua unsur yaitu badan dan atma. Badan adalah kebendaan yang
  • 7. terbentuk dari lima unsur kasar yaitu Panca Maha Butha. Di dalam badan melekat indria yang jumlahnya sepuluh (Dasa Indria). Atma adalah yang menghidupkan mahluk itu sendiri, sering juga disebut badan halus . atma yang menghidupkan badan manusia disebut “ Jiwatman “ Badan dengan atma ini bagaikan hubungan Kusir dengan Kereta. Kusir adalah atma, dan kereta adalah badan. Indria yang ada pada badan kita tidak akan ada fungsinya apabila tidak ada atma. Misalnya, mata tidak dapat digunakan untuk pengelihatan jika tidak dijiwai oleh atma. Telinga tidak dapat digunakan untuk pendengaran jika tidak dijiwai oleh atma. Atma yang berasal dari Hyang Widhi mempunyai sifat “ Antarjyotih “ (bersinar tidak ada yang menyinari, tanpa awal dan tanpa akhir, dan sempurna). Dalm kitab Bhagadgita disebut sifat-sifat atma sebagai berikut : 1. Achodyhya artinya tak terlukai oleh senjata 2. Adahya artinya tak terbakar oleh api 3. Akledya artinya tak terkeringkan oleh angin 4. Acesyah artinya tak terbasah oleh air 5. Nitya artinya abadi, kekal 6. Sarwagatah artinya ada dimana-mana 7. Sthanu artinya tak berpindah-pindah 8. Acala artinya tak bergerak 9. Sanatana artinya selalu sama 10. Adyakta artinya tak terlahirkan 11. Achintya artinya tak terpikirkan 12. Awikara artinya tak berjenis kelamin Jelaslah atma itu sifatnya sempurna. Tetapi pertemuan antara atma dengan badan yang kemudian menimbulkan ciptaan menyebabkan atma dalam keadaan “ Awidhya “. Awidhya artinya gelap lupa kepada kesadaran . Awidhya muncul karena pengaruh unsur panca maha butha yang mempunyai sifat duniawi. Sehingga dalam hidup ini atma dalam diri manusia di dalam keadaan awidhya.
  • 8. Dalam keadaan seperti ini kita hidup kedunia bertujuan untuk menghilangkan awidhya untuk meraih kesadaran yang sejati dengan cara melaksanakan Subha karma. Menyadari sifat atma yang serba sempurna dan penuh kesucian menimbulkan usaha untuk menghilangkan pengaruh awidhya tadi. Karena apabila manusia meninggal kelak hanya badan yang rusak, sedangkan atmanya tetap ada kembali akan mengalami kelahiran berulang dengan membawa “Karma Wasana“ (bekas hasil perbuatan). Oleh karena itu, manusia lahir kedunia harus berbuat baik atas dasar pengabdian untuk membebaskan Sang Hyang Atma dari ikatan duniawi. Sesungguhnya jika tidak ada pengaruh duniawi Hyang Widhi dan Atma itu adalah tunggal adanya (Brahman Atman Aikyam) 3. Karma (Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala) Setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia ini baik atau buruk akan memberikan hasil. Tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari hasil atau pahala, langsung maupun tidak langsung pahala itu pasti akan datang. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik atau Subha karma membawa hasil yang menyenangkan atau baik. Sebaliknya perbuatan yang buruk atau Asubha karma akan membawa hasil yang duka atau tidak baik. Perbuatan – perbuatan buruk atau Asubha karma menyebabkan Atma jatuh ke Neraka, dimana ia mengalami segala macam siksaan. Bila hasil perbuatan jahat itu sudah habis terderita, maka ia akan menjelma kembali ke dunia sebagai binatang atau manusia sengsara (Neraka Syuta). Namun, bila perbuatan – perbuatan yang dilakukan baik maka berbagai kebahagiaan hidup akan dinikmati di sorga. Dan bila hasil dari perbuatan=perbuatan baik itu sudah habis dinikmati, kelak menjelma kembali ke dunia sebagai orang yang bahagia dengan mudah ia mendapatkan pengetahuan yang utama. Jika dilihat dari sudut waktu, Karma phala dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :  Sancita karma phala Adalah hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. Bila karma kita pada kehidupan yang terdahulu baik, maka kehidupan kita sekarang akan baik pula (senang, sejahtera,
  • 9. bahagia). Sebaliknya bila perbuatan kita terdahulu buruk maka kehidupan kita yang sekarang inipun akan buruk ( selalu menderita, susah, dan sengsara)  Prarabda karma phala Adalah hasil dari perbuatan kita pada kehidupan sekarang ini tanpa ada sisanya, sewaktu masih hidup telah dapat memetik hasilnya, atas karma yang dibuat sekarang. Sekarang menanam kebijaksanaan dan kebajikan pada orang lain dan seketika itu atau beberapa waktu kemudian dalam hidupnya akan menerima pahala, berupa kebahagiaan. Sebaliknya sekarang berbuat dosa, maka dalm hidup ini dirasakan dan diterima hasilnya berupa penderitaan akibat dari dosa itu. Prarabda karma phala dapat diartikan sebagai karma phala cepat.  Kriyamana karma phala Adalah pahala dari perbuatan yang tidak dapat dinikmati langsung pada kehidupan saat berbuat. Tetapi, akibat dari perbuatan pada kehidupan sekarang akan dan di terima pada kehidupan yang akan datang, setelah orangnya mengalami proses kematian serta pahalanya pada kelahiran berikutnya. Apabila karma pada kehidupan yang sekarang baik maka pahala pada kehidupan berikutnya adalah hidup bahagia, dan apabila karma pada kehidupan sekarang buruk maka pahala yang kelak diterima berupa kesengsaraan. Tegasnya cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Kita tidak dapat menghindari hasil perbuatan kita itu baik atau buruk. Maka kita selaku manusia yang dilengkapi dengan bekal kemampuan berpikir, patutlah sadar bahwa penderitaan dapat diatasi dengan memilih perbuatan baik. Manusia dapat berbuat atau menolong dirinya dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia. 4. Samsara (Percaya dengan adanya kehidupan kembali) Samsara disebut juga Punarbhawa yang artinya lahir kembali ke dunia secara berulang- ulang. Kelahiran kembali ini terjadi karena adanya atma masih diliputi oleh keinginan dan kemauan yang berhubungan dengan keduniawian. Kelahiran dan hidup ini sesungguhnya adalah sengsara, sebagai hukuman yang diakibatkan oleh perbuatan atau karma di masa kelahiran yang lampau. Jangka pembebasan diri
  • 10. dari samsara, tergantung pada perbuatan baik kita yang lampau (atita) yang akan datang (nagata) dan sekarang (wartamana). Pembebasan dari samsara berarti mencapai penyempurnaan atma dan mencapai moksa yang dapat dicapai di dunia ini juga. Pengalaman kehidupan samsara ini dialami oleh Dewi Amba dalam cerita Mahabharata yang lahir menjadi Sri Kandi. Selanjutnya keyakinan adanya Punarbhawa ini akan menimbulkan tindakan sebagai berikut :  Pitra Yadnya Yaitu memberikan korban suci terhadap leluhur kita, karena kita percaya leluhur itu masih hidup di dunia ini yang lebih halus.  Pelaksanaan dana Punya (amal saleh), karena perbuatan ini membawa kebahagiaan setelah meninggal.  Berusaha menghindari semua perbuatan buruk karena jika tidak, akan membawa ke alam neraka atau menglami kehidupan yang lebih buruk lagi. 5. Moksa (Percaya dengan adanya kebahagiaan rokhani) Moksa berarti kebebasan. Kamoksan berarti kebebasan yaitu bebas dari pengaruh ikatan duniawi, bebas dari karma phala, bebas dari samsara, dan lenyap dalam kebahagiaan yang tiada tara. Karena telah lenyap dan tidak mengalami lagi hukum karma, samsara, maka alam kamoksam itu telah bebas dari urusan – urusan kehidupan duniawi, tidak mengalami kelahiran lagi ditandai oleh kebaktian yang suci dan berada pada alam Parama Siwa. Alm moksa sesungguhnya bisa juga dicapai semasa masih kita hidup di dunia ini, keadaan bebas di alam kehidupam ini disebut Jiwan Mukti atau moksa semasa masih hidup. Moksa sering juga diartikan berstunya kembali atma dengan Parama Atma di alam Parama Siwa. Dialam ini tiada kesengsaraan, yang ada hanya kebahagiaan yang sulit dirasakan dalam kehidupan di dunia ini ( Sukha tan pawali Duhka ). Syarat utama untuk mencapai alam moksa ini ialah berbhakti pada dharma, berbhakti dengan pikiran suci. Kesucian pikiran adalah jalan utama untuk mendapatkan anugrah utama dari Sang Hyang Widhi Wasa. Hal ini dapat dibandingkan dengan besi yang bersih dari karatan,
  • 11. maka dengan mudah dapat ditarik oleh magnet. Tetapi besi itu kotor penuh dengan karatan maka sangat sukar dapat ditarik oleh magnet. Moksa merupakan tujuan akhir yang harus diraih oleh setiap orang menurut ajaran agama Hindu. Tujuan tersebut dinyatakan dengan kalimat “ Mokharatam Jagadhita ya ca iti Dharma “. Moksa sebagai tujuan akhir dapat dicapai melalui empat jalan yang disebut Catur Marga yang terdiri dari : 1. Bhakti Marga (jalan Bhakti) 2. Karma Marga (jalan Perbuatan) 3. Jnana Marga (Jalan Ilmu Pengetahuan) 4. Raja Marga (Jalan Yoga)