Dokumen tersebut membahas tentang Itihasa dalam susastra Hindu. Ia menjelaskan pengertian Itihasa, sejarahnya, klasifikasi utamanya seperti Ramayana dan Mahabharata, serta kedudukannya dalam kitab-kitab suci Hindu seperti Veda. Dokumen ini juga menyoroti perkembangan Itihasa di India dan bagaimana ia berkembang di Indonesia.
2. PENGERTIAN, SEJARAH, RUANG
LINGKUP DAN KEDUDUKAN
ITHIASA DALAM SUSASTRA
HINDU
Oleh
TIM MODUL ITIHASA PPG 2020
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI
BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2020
3. CAPAIAN & SUB CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:
Memahami Konsep Dasar Ithiasa
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiat:
Menjelaskan Pengertian Ithiasa
Menjelaskan Sejarah Ithiasa
Menjelaskan Klasifikasi Ithiasa
Menjelaskan Kedudukan Ithiasa dalam
Susastra Hindu
4. PENGERTIAN ITIHASA
Kata “Itihasa” terdiri atas 3 bagian, yaitu : iti + ha + asa. “iti” dan “ha”
adalah kata tambahan “indiclinable” di dalam bahasa Inggris. “Asa” adalah
kata kerja “verb” di dalam bahasa Inggris. Arti kata Itihasa adalah : “ini
sudah terjadi begitu” (it happened so). Dahulu kala, beberapa juru cerita
tua, biasanya mengisahkan cerita-cerita tentang raja-raja dan lain-lain
kepada anak-anaknya. Setelah cerita berakhir mereka biasanya berkata
kepada pendengarnya : “awas anak-anak, cerita ini memang sudah terjad
begini” (iti = begini, ha = tentu, asa = sudah terjadi). Jadi Itihasa
Sesungguhnya kejadian itu begitulah Nyatanya. Isi kitab Itihasa adalah
menceritakan cerita kepahlawanan para Raja dan ksatria Hindu pada
masa lampau. Karena Itihasa berisi cerita kepahlawanan, maka kitab
Itihasa disebut juga Wiracarita atau epos, ceritera kepahlawanan.
Wiracarita berasal dari kata wira yang artinya laki-laki, pahlawan, berani,
atau perwira. Carita artinya cerita. Jadi Wiracarita artinya Cerita
kepahlawanan. Apa yang diceritakan dalam itihasa /wiracarita
sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya” (Pudja 1985: 91).
5. PENGERTIAN ITIHASA
DALAM KITAB SUCI HINDU
Mahabharata pada parwa ke 18 Svargarahanaparwa (5.57 )
Itihasamimam punyaim mahartham Vedasammmitam,
Vyasoktam sruyate yena krtava brahhmanamagratah.
Artinya:
Cerita suci ini adalah peristiwa sejarah, dan mengandung
makna yang dalam, dan kandungan ajaran yang ada pada
cerita ini sama seperti ajaran suci Veda. Karya MahaRsi Vyasa
hendaknya didengar terlebih bagi seorang Brahmana
kitab Amarakosa (1.6.5) dengan kata lain akhyayika yang
mempunyai makna sama dengan itihasa (sejarah) atau cerita
yang benar-benar terjadi. Pada 1.4.4 kata itihasa
diterjemahkan dengan “ puravrtta” , (in the truth it was
signifies)= sesuatu hal telah terjadi dimasa silam.
Dalam literature Sansekerta itihasa diberi arti mite,
legenda/cerita (askhyana, ashyayika, katha dan sejenisnya,
selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu iti dipercaya benar-
6. India sbg asal itihasa dan merupakan bagian dari benua Asia.
Majumdar (1974: If) memperkirakan India panjangnya sekitar 1.800 mil
dan Lebarnya sekitar 1.360
India dan kawasan republik rakyat cina (Dataran Tinggi Tibet), Iran,
Afganistan dan Burma, dipisahkan oleh: (I) Pegunungan Himalaya ; (2)
Pegunungan Indukush; (3) Pegunungan Kirthar ; (4) Pegunungan
Sulaiman ; (5) Pegunungan Lushai ; dan (6) Pegunungan Naga, tak
ubahnya seperti tombak alam yang mengelilingi India di sebelah Utara,
Barat dan Timur.
Untuk memasuki India mll pegunungan sulaiman dan Kirthar ada pintu
masuk yaitu lembah Kaibor dan Lembah Bolan, yang melewati
Afganistan dan Iran (Ticholaar, 1978: 6). India tak ubahnya seperti
benua yang tersendiri atau lepas dari Asia, sehingga disebut pula
“sub-continat India”
India berasal dari nama sungai Sindhu, orang Persia menyebut sungai
itu dengan nama Hindu (Hadiwijono 1976: 9), dikenal dg Sapta
Sindhavah /Sapta Hindu yakni nama negeri bangsa Arya dalam Veda
(Majumdar 1974: 2), selanjutnya Handiwijono (1976) menyebut India
dengan nama Jambudwipa (tanah keturunan Bharata)
Sejarah itihasa DI INDONESIA
7. Islam masuk ke India tahun 712 maka india mengalami perubahan
bentuk menjadi Hindustan, penduduknya disebut orang Hindu
(Hadiwijoyo 1976).
Tahun 1500 SM Bangsa Arya datang ke lembah sungai membawa banyak
perubahan membawa banyak perubahan dalam pengembangan agama
Hindu mengaktualisasikan dan mengabstrakkannya sehingga lebih
mudah dipahami, dihayati dan dilaksanakan terlihat dari sumber-sumber
keagamaan jaman itu, yang terdapat di dalam kitab-kitab Purana,
Wiracarita, Dharmasastra, Afama dan lain-lain (Hadiwijono, 1976)
Masuknya Agama Hindu ke Indonesia sekitar abad ke 4 mll alkulturasi
kebudayaan yaitu; bahasa, Teknologi (arsitektur dan bangunan irigasi,
Organisasi social (sistem kasta ), Sistem pengetahuan berupa ilmu
kedokteran dalam buku-buku usada, ilmu hukum (Manawadharmasastra)
, Kesenian, yang terutama berwujud seni sastra, seni bangunan, seni
patung, dan seni hias. Sekitar abad ke 4 awal pula berdirinya kerajaan
Tarumanegara di Kutai yg bercorak Hindu dengan Kitab Sucinya Veda,
setiap orang yang mengaku beragama Hindu mengakui dan menerima
Veda sebagai kitab sucinya yang merupakan sumber utama ajaran
agama Hindu.
Lanjutan Sejarah itihasa DI INDONESIA
8. Kitab Manawadharmasastra Bab II 6-10 dijelaskan bahwa sumber ajaran
agama Hindu berakar dari 5 hal yaitu: sruti, smerti, sila, acara/sadacara, dan
atmanahtusti. Untuk mempelajari memahami, mengerti isi Veda, maka sangat
penting Itihasa.
Ramayana dan Mahabharata.merupakan bagian dari smrti yaitu pada bagian
itihasa/wiracarita. Kedua viracarita atau epos besar ini disebut juga arsakavya
yang berarti ‘syair yang sangat indah’ dan menyenangkan. Ramayana ditulis
sekitar tahun 867.000 sebelum Masehi oleh MahaRsi Valmiki setelah Kusa dan
Lava lahir. Ramayana di dalamnya mengandunng nilai-nilai keagamaan,
kepemipinan, filsafat dan atau etika sosial, sedangkan Mahabharata isinya
sangat komplek, meliputi “tradisi, sejarah, peperangan-peperangan, pemujaan
pahlawan, mitologi, politik, hukum, teologi dan filsafat. Kapan Persisnya
Ramayana dan Mahabrata ditulis masih banyak pendapat ahli, namun
diperkirakan ramayana yang pertama ditulis.
Di Indonesia Hindu diperkitakan mulai masuk pada abad ke empat dimana
itihasa sedang popular di India dan Itihasa/Wiracarita sampai juga ke
Indonesia diterjemahkan kedalam bahasa jawa kuno dalam bentuk kekawin
yang disusun pada abad ke 8 di Jawa Tengah sampai saat ini itihasa/wiracrita
tetap dibaca dan dilestarikan khususnya di Jawa dan Bali.
Lanjutan Sejarah itihasa DI INDONESIA
9. Dasar argumentasi Ramayana
lebih Dulu ada
scientific
appoach
?
dalam Ramayana tidak ada petunjuk
adanya referensi tentang cerita yang
terdapat di dalam kitab Mahabharata
Cerita Sri Rama dijadikan rujukan dalam
berbagai cerita Jataka Buddha (Buddhistics)
Valmiki tidak menyebut nama kota Pataliputra
yang dibangun sekitar tahun380 Sebelum
Masehi. Tidak dapat dibantah bahwa Sri Rama
dapat melewati kota tersebut.
,bahasa Prakrta menjadi bahasa sehari-hari pd
masa pemerintahan Asoka, dengan demikian
kitab Ramayana ditulis lebih dahulu sebelum
muncul dan berkembangnya bahasa Prakrta
10. Klasifikasi Itihasa
Ramayana Rsi Vamiki
terdiri dari 24.000 Stanza
Mahabharata
Maha Rsi Vyasa, Vedavyasa/
Krsna Dvaipayana
Terdiri dari 100.000 Stanza
Caturvimsati sahasri-samhita
Dibagi menjadi tujuh kanda
(Sapta Kanda), 659 sargah
dan 23.864 skola
cerita agung tentang keluarga
Bharata dgn 3 perkembangan
Jaya Samhita ditulis
oleh Vyasa dengan
8.800 sloka
Bharata
Samhita
ditulisnya
Vaisampayana
24.000 sloka
Mahabharata Samhita
ditulisnya Suta Ugasrava
dengan 100.000 sloka
11. Udyoga Parwa
Sundara Kanda
Yudhakanda
Uttarakanda
Kiskenda Kanda
Aranyaka Kanda
Ayodhya Kanda
RAMAYANA
7 KANDA
Sabha Parwa
Wana Parwa
Bala Kanda
Mahabharata
18 Parwa
Wirata Parwa
Adi Parwa
Bisma Parwa
Drona Parwa
Karna Parwa
Sauptika Par
Stri Parwa
Asramavasika Parwa
Mausala Parwa
Mahaprasthanika Parwa
Swarga Rohana Parwa
Santi Parwa
Anusasana Parwa
Aswamedihka Parwa
Shalya Parwa
12. Śruti Vedah samakhyato
Dharmaśāstraṁ tu wai smrtiḥ
Te sarwatheswaṁ imamsye
Tabyam dharmo winir bhṛtaḥ
Kedudukan Itihasa Dalam Veda
Saracamuccaya 37
• TUJUAN
Kiitab Vāyu Purāna d I.20.1 dijelaskan :.
Itihāsa purānabhyāṁ Vedaṁ samupabṛmhayet
Bibhettyapasutad Vedo mamayam praharisyati.
Orang yang mempelajari dan mengamalkan Veda dengan
penuh keyakinan yang mantap akan terpenuhi
keinginannya. Mantra-mantra Veda mengandung kekuatan
kedewataan kandung yang membimbing mewujudkan
kemakmuran serta ajarannya beRsifat abadi memberi
perlindungan kepada umat-Nya,.
13. Kitab RgVeda IX.67.32
Yah pāvamānīr adhyeti ṛṣibḥih sam bhrtam
rasam Sarwaṁ sa pūtam aśnāti svaditaṁ
mātariśvanā
Kitab Chandogia Upanisad yang
merupakan salah satu kitab Sruti
secara tegas menyatakan bahwa
kedudukan kitab Itihasa dan
Purana sebagai Veda yang kelima
(itihasa puranam
pancamamVedanamVedam). I
Kitab Chandogia Upanisad