SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
RUANG LINGKUP
PURᾹNA
KB 2
OM SWASTYASTU
OM AVIGNAM ASTU NAMO SIDAM
OM ANO BRADAH KRTAWO
WIYANTU WISWANTAH
A. Dalam Veda dan Susastra Hindu
1. Dari kata ‘pura+ana’ menjadi “purāna”. “Pura” berarti kuno atau zaman kuno,
dan “ana” berarti mengatakan. Jadi puraāna artinya sejarah kuno, isinya
menceritrakan sejarah para dewa, rsi-rsi, dan raja-raja di masa silam (kuno).
Intinya setiap ceritra Purāna mengandung pengertian ajaran agama. Kata “pura”
mengandung dua pengertian yakni: “yang lalu dan yang akan datang” Mishra (dlm
Titib, 2004:14).
2. Dlm kitab Rgveda, Purāna (kata sifat), berarti ‘kuno atau tua’ bentuk kata yang
sangat kuno dari kata puratana’, kemudian berubah ke dlm bentuk ‘purana’
artinya ‘sangat kuno’, berubah maknanya menjadi kitab-kitab karya sastra yg
mengandung mitos atau legenda kuno.
PENGERTIAN PURAANA MENURUT ASAL KATA
3. Dlm Atharvaveda kata “puraana” menujukan “singular”. Dlm kitab Sataphata
Brahmana XI.5.6.8 kata “puraana” dalam bentuk jamak menjadi satu kesatauan dgn
“Itihasa”, sehingga bunyinya “itihasapuranam”. Panini (14.2.23, 2.1.4) Purāna dari
kata “pura” (purvasmin kale) yakni yg telah ada di masa lampu
4. Kitab Mahabharata menggunakan istiah puraana untuk menyatakan ceritra-ceritra
para dewa, dan makhluk suci di sorga (siddha).
5. Chandyoga Up VII.1.2 menyebutkan puraana dan itihasa merupakan Veda yang ke
lima (itihāsa-purānaṁ pancanaṁ vedanaṁ vedam)
6. Rsi Kapila dlm kitab Artasastra diartikan purāna yg membahas tentang Itihasa dr
segi isinya kemungkinan menyebutkan purana sbg bagian dr Itihāsa berarti mitologi
atau tradisi yang lama dalam lengenda.
Lanjutan
7. Dlm kitab Upanisad dan buku-buku ajaran Budhisme Kuno, purāna scr umum dpt
disejajarkan dlm hub dgn Itihāsa.
8. Dalam penyusunan kitab Atharvaveda, dan kitab-kitab Upanisad, Purāna diartikan
di dlmnya mengandung ceritra atau dongeng-dongeng kuno 4. Dlm Bhaisya
Purāna, pengertiannya bertentangan, krn Purāna telah terlanjur dianggap sbg
‘’karya sastra kuno’ Kane (dlm Titib, 2004:15).
9. Dalam Vahyu Purāna I.203, Purāna dari kata ‘’pura’’= pada masa purba/terdahulu,
dan dr kata ‘’an’= bernafas atau hidup. Jadi Purāna = mereka yg hidup dr zaman
purba ‘’yatsmāpurā hyanatidaṁ purānam tena tasmŗtam’’
10. Dalam kitab Smrti menyatakan Puraana adlh buku-buku yang memberikan
penjelasan tentang segala sesuatu dalam kitab suci Veda.
Lanjutan
11. Dalam Vahyu P, Agni P, Matsya P,
dinyatakan bahwa itihasa (sejarah),
Puraana (sejarah kuno raja-raja)
merupakan referensi Veda. Artinya
bhw kejadian yg disebutkan dlm
mantra-mantra Weda scr lengkap
dan panjang lebar diuraikan dlm
kitab Itihāsa maupun Puraana Dlm
Atharvaveda XV.7.11-12 disebutkan
sbb.
Lanjutan
tam itihāsaśca purānaṁ ca
gāthāś ca nārāśaṁsiś cānuya’calan
itihāsasya ca vai sa purānasya
gāthānaṁ ca nārāśamsinaṁ ca
priyaṁ dhāma bhavati ya evaṁ veda
Artinya
Sejarah orang-orang besar (Itihāsa), ceritra
orang-orang di masa purba (Purāna),
gubahan mantra veda (ghatā), legenda
pujian para pahlawan (nārāśaṁsi),
semuanya di bawah kontrol-Nya
Dengan demikian Ramayana, Mahabharata Purāna adalah Itihāsa.
Itihāsa sesuatu yg benar-benar terjadi (sejarah), Puraana adalah
susastra Hindu yang disucikan, dan merupakan suatu karya sastra
keagamaan yg di dlmnya tekandung ceritra-ceritra kuno mengisahkan
tentang para dewa dan makhluk suci. Ajarannya mengacu pada Veda.
1. Radhakrisnan, kitab-kitan purāna bersama-sama
a. dengan ceritra kepahlawanan besar spt Ramayana dan
Mahabharata memainkan peranan yg unik dlm percampuran dri
bermacam-macam ras, suku, marga, sekta-sekta keagamaan pd
zaman dulu dan pertengahan.
b. Sebagai bentuk kepercayaan yg muncul dari semua golongan
masyarakat di India.
c. Purana meupakan kumpulan ceritra yg sangat terkenal dari
zaman India kuno, dan zaman pertengahan yg mengadung
ajaran agama, filsafat, sejarah marga, sosial kemasyarakatan dan
politik
B. Purana menurut para akhli
2. Rangacarya, purāna terdiri dr kata 2 kata, yakni: ‘’pura’’ dan ‘’nava’’ “Pura” = lama
dan “nava” = baru. Jadi purāna adalah segala sesuatu yg baik dan selalu menarik
untuk diceritrakan kembali, dan telah ada sejak zaman purba.
3. Margaret dan James Stutly, Purāna adalah kumpulan ceritra kuno, setelah zaman
Veda, merupakan media untuk menjelaskan isi Veda, yg merupakan suatu
pengajaran yg tidak tertulis yg hrs diberikan, diperuntukan tdk hanya bagi golongan
rendah, ttp lebih dipentingkan pengajaran ini tdk untuk wanita.
4. R.C. Hazra dlm penelitianya tentang purāna menyatakan purāna ialah jalan
menghubungkan kitab-kitab purāna dgn upacara-upacara korban/yajna. Ia adalah
cabang bid. study yg pd awalnya telah mulai pd periode Veda, dan berasal dri porsi
ceritra/akhyana bhaga dr upacara yajna dlm Veda, yg dlm kitab Brahmana
didefinisikan berulang-ulang, melukiskan wujud Brahma sbg penicpta.
Lanjutan
5. Shakuntala Jagannathan, mengatakan sbb.
a. Urutannya diawali oleh Sruti, Smrti, dan Itihāsa, dan purāna. Ada 18 macam
maha purāna, yg populer; adalah Bhagavata, Visnu, dan Markandya purāna. Ada
18 Upapurāna
b. b. Purāna bukan unt para cerdik pandai, kaum inteletual, walau ceritranya
bersumber dr kebenaran filsafat dlm kitab suci Veda, dan Dharmmasastra yg
disusun dlm episode dan ceritra pendek.
c. c. purāna diceritrakan unt masyarakat awam, masy desa yg sederhana, masy
petani yg buta huruf.
d. d. Imajinasinya yg ada dlm ceritra memiliki bentuk dasar pendidikan agama, dan
kebiasaan masyarakat, dan membantu mereka scr sdrhana, tetapi mendasar kpd
kebenaran ajaran agama, moralitas, petunjuk hidup, dan etika bertingkah laku.
e. Shastri, purana adalah kitab-kitab susastra Hindu yg mengajarkan agama yg kuno,
fils sejarah sosiologi, poitik da subjekm yg lainnya.
Maka dpt disimpulkan sbb.
1. bhawa purāna merupakan salah satu susastra Veda/Hindu yg di
dlmnya penuh ceritra keagamaan dan membrikan tuntunan hidup dan
kehidupan bagi umat manusia. Bagi umat yang awam sangat mudah
memahami, menghayati dan mengamalkannya.
2. Dalam purāna mengandung ajaran teologi, moralitas, berbagai aspek
acara/ritual dan berbagai tuntunan berbhakti kpd Tuhan.
• Penelompokan Purāna
Ramayana, Mahabharata, demikian juga Purana di dalam susastra Hindu
disebut dgn ‘itihasa’.
Purana dikelompokan menjadi dua
1. Maha Purāna
2. Upapurāna
Maha Purāna dan Upapurāna masing-masing terdiri dari 18 kitab
purāna.
Nama-nama Maha P
Yang tergolong dalam Maha P adlh
13. Skanda P
14. Vāmana P
15. Kūrma P
16. Matsya P
17. Gāruda P
18. Brahmanda P
1. Brahma P
2. Padma P
3. Visnu P
4. Siva P Vayu P
5. Bhāgavata P
6. Nārada P
7. Mārkandeya P
8. Agni P
9. Bhaviṣya P
10. Brahma Vaivarta P
11. Linga P
12. Vāraha P
Di dlm Vayu P dinyatakan kalau Vayu P diposisi kan diurutan ke empat,
sedangkan di sumber lain Siwa P diurutan yg sama dlm Maha Purāna.
Lima persoalan dalam Purāna
Lima permasalah yang dibicarakan di dlm setiap kitab purāna adl
1. Sarga 4. Vaṁṣa
2. Pratisarga 5. Vaṁṣanucarita
3. Mawantara
1. Sanatkumara P
2. Nārasiṁba P
3. Nāradiya P
4. Siva P
5. Durvāsa P
6. Kāpila P
18 Jenis Upapurāna
7. Mānava P
8. Usana P
9. Vāruna P
10. Kālika P
11. Sāmba P
12. Saura P
13. Ᾱditya P
14. Māheśvara P
15. Devibhāgavantam P
16. Vaāsista P
17. Visnudharmottara P
18. Nilamata P
A Yang Sattvika
1. Padma P Visnu P
2. 2. Visnu P
3. 3 Bhagavata P
4. 4 Narada P
5. 5. Varaha p
6. 6. Garuda P
C Yang Tamasika
a. Siva P
b. Agni p
c. Linga P
d. Skanda P
e. Kurma P
f. Matsya P
B Yang Rajasika
a. Brahma P
b. Markandeya P
c. Bhavisya P
d. Brahma Vaivarta P
e. Vamana P
f. Brahmanda P
Menurut Karakteristik Maha Purana Dikaitkan
3 Maifestasi Tuhan
Aslinya ajaran purāna awalnya diturun oleh Brahma, baru kemudian diajarkan Veda. Veda
takut kpd yang sedikit pengetahuannya. Hal ini dinyatakan dalam sloka Sarasamuçcuya,
terjemahannya sbb
Weda itu hendaknya dipelajari dgn semprna dgn jalan mempelajari Itihasa, krn Weda
merasa takut kpd mrk yg kurang pengetahuannya. Sabdanya ‘wahai tuan-tuan, jnglah
datang pdku, demikian sabda itu krn taku’.
Kitab suci Veda sifatnya abstrak dan esoteris, sulit dipahami masy kebanyakan maka
isinya diperjelas lagi pd setiap jaman dvapara yuga oleh rsi Vyasa. Dvapara yuga adl
bagian dari Catur yuga menurut Hindu yakni
1. Satya yuga 3. Dvapara yuga
2. Trta yuga 4. Kali yuga/jaman kali
Empat era/jaman ini berturut-turut dianalogikan dng jaman emas, perak, perunggu, dan
besi karat
Kondisi kehidupan umat manusia dng jelas diuraikan pada setiap yuga. Yang paling menonjol
dilihat dari keadaan itu adalah jaman Kali. Pada yuga ini pikiran perlaku manusia lebih cenderung ke
hal-hal bersifat adharma dpd dharma dalam segala aspek kehidupan. Sehingga jaman ini dianalogikan
sbg jaman ’besi karat’.
Lima Persoalan dlm Setiap Purāna
Di dlm Kurma Purana disbutkan I.1.12 dinyatakan sbb.
Sargasa pratisarga
vamsomavantarani ca
vamsamnucaritam ca
Puranam panca laksanam
Ada lima hal penting yang menjadi prmasalahan dalam setiap purana yakn
a. Sarga, penciptaan alam semesta yang pertama
b. Pratisarga, menguaikan penciptaan alam semsta yang kedua
c. Vamsa, menguraikan keturunan raja-raja, para rsi
d. Mavantara, menguraikan perubahan dari Manu ke Manu
e. Vamsamnucarita, deskripsi tentang keturunan yg akan datang
Vamsa yang menguraikan ttg penciptaan alam semesta, mengacu pada teori penciptaan;
1. Samkhya-Vedanta
2. Purana
3. Samkhya
Teori penciptaan yang tersebut terakhir merupakan perpaduan teori Samkhya, Vedanta, dn Purana.
Menurut teori Samkhya proses penciptaan itu adalah sbb
a. Brawal dr laya, yakni kondisi keseimbangan dari semua Guna yg avaktya, tdk termanifestasi. Tiga
Guna ini terangkum dlm Prakerti yang tak termaifestasikan, kecil, halus, tdk terlihat kasat indria
mata, yg diciptakan bersamaan dgn Purusa mlalui tapa-yogaNya ,
b. Dengan kekuatan yogaNya, menciptakan ketidakseimbagan thd Tri Guna, maka Tuhan membagi
diriNya menjadi Tri Murti. Brahma/Rajas, Rudra/Tamas, dan Visnu/Sattwa,
c. Terjadi dominasi, ingin saling mengungguli di antara Rajas, Tamas, dan Sattwa. Keunggulan ada di
pihak Sattwa. Salah satu sifat sattwa adalah kedewataan.
d. Brahman dengan kekuatanNya mempertemukan Prakerti/unsur kebendaan dengan Purusa/unsur
kejiwaan, maka terjadi evolusi alam semesta, yang tercipta adalah Citta, sdh dipengaruhi Tri Guna,
lanjut muncul Tri Antahkarana yakni Buddhi, Manah, dan Ahamkara, kemudian muncul Panca
buddhindria dan Pancakarmendria.
e. Eolusi selanjutya adl munculnya Pancatanmatra yaknI Lima benih unsur alam semesta yg bersifat
sngt halus. Pancatamatra kemudian bervolusi menjadi unsur-unsur benda materi disebut Panca
Maha Bhuta,kemudian bergerak dgn mengisi kehampaan, unt menyusun alam alam semesta.
f. Sari-sari Panca Maha Bhuta menjadi Sadrasa dan bercampur dgn citta, buddhi, ahamkara, Dasendria,
panccatanmatra, dan P Maha Bhuta. Dari pencampuran tsb timbulah benih sukla dan Swanita.
Pertemuan kedua benih tsb menyebabkan terjadinya makhluk hidup. Kehidupan terjadi dr yg paling
halus sampai yg paling kasar
g. Brahman sebagai perwujudan dr Brahman, meciptakan para gandarwa, makhluk gaib, kemudian
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan manusia diciptakan setelah itu.
h. Karena memiliki unsur yang sama dalam menyusun alam semesta, manusia disebut dgn Bhuana Alit
dan jagat raya disebut Bhuana Agung.
Sapta Patala dan Sapta Loka
Menurut Purana, bumi yang manusia pijak meiliki tujuh lapisan atau patala. 7 lapisan/patala disebut
sapta patala, terdiri dari: 1. Witala, 2. Sutala, 3. Tatala, 4. Mahatala, 5. Rasatala, 6.Patala, 7.Kala Geni.
Selain bumi memiliki 7 patala /lapisan, langitpun juga memiliki tuju patala, disebut sapta loka, teriri
dari: 1.Bhurloka, 2. Bhuwahloka 3. Svahloka, 4.Mahaloka, 5. Janaloka, 6. Tapaloka, 7. Satyaloka atau
Brahmaloka.
Kehidupan dan sikap perilaku manusia yang cenderung mengarah ke jaman Kali, lebih mementingkan
kenikmatan dunia materi dpd rohani, mulai meninggalkan dharma menjadi adharma, sesungguhnya
bisa diminimalisir dgn mantap menujukkan sikap bhakti kepada Tuhan. Dalam Bhagavata Purana
dinyatakan ada 9 cara bhakti yakni; 1. Sravanam, 2. Krtanam, 3. Smaranam, 4. Padasavanam, 5
Arcanam, 6. Vandanam, 7. Dasya, 8. Sankhya, 9. Atmanivedanam
Dari sudut pandang keadaan kehidupan manusia, bentuk bhakti dilakukan oleh mereka seperti berikut
ini.
a. Yang mengalami hidup sengsara
b. Yang mengejar kekayaan
c. Yang mengejar ilmu pengetahuan
d. Yang berbudi luhur
Yang trsebut terakhir dikatakan sebagai sikap bhakti paling mulia, krn mereka menyerahkan diri secara
total dan murni kepada Tuhan, hingga mereka rasakan kebhaktiannya. Itulah disebut dgn Prapatti.
Maka dpt dikatakan ada dua jenis bentuk bhakti yakni
1. Apara bhakti, adl bhakti dgn berbagai permohonan. Ajaran Hindu mengisyaratkan untuk
menghindari bhakti yang i yg bersifat rajas dan tamas, tapi lebih utamakan bhakti yg Sattwika.
2. Para Bhakti, adalah sebutan lain dr prapatti adalah bhakti secara total dan murn ikepada Tuhan,
bukan bhakti yg bersifat fatalistis.

More Related Content

What's hot

Kerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijayaKerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijayaDaPiDaBi
 
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuKehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuMuhammad Rauf
 
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentation
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentationSejarah peminatan peradaban india kuno presentation
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentationMuhammad Mirza
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoLia Letifah
 
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di IndonesiaProses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesiaulvamaria85
 
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUN
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUNRPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUN
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUNMAN SAMPIT
 
Sejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahSejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahMade Yudha Giri
 
Penulisan karya ilmiyah
Penulisan karya ilmiyahPenulisan karya ilmiyah
Penulisan karya ilmiyahSabiq Muhammad
 
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
Krishna Leela Series   Part 06   Putana KilledKrishna Leela Series   Part 06   Putana Killed
Krishna Leela Series Part 06 Putana KilledKrishna Bhakti Sangha
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .Bams Akheena
 
Sejarah kerajaan sriwijaya
Sejarah kerajaan sriwijayaSejarah kerajaan sriwijaya
Sejarah kerajaan sriwijayaBhetari Widya
 
Kerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesiaKerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesiaAas Firdausy
 

What's hot (20)

Kerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijayaKerajaan sriwijaya
Kerajaan sriwijaya
 
Kerajaan Malaka
Kerajaan MalakaKerajaan Malaka
Kerajaan Malaka
 
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuKehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
 
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentation
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentationSejarah peminatan peradaban india kuno presentation
Sejarah peminatan peradaban india kuno presentation
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di IndonesiaProses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
 
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUN
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUNRPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUN
RPP ANTROPOLOGI BY RENNY MARBUN
 
Sriwijaya ppt
Sriwijaya pptSriwijaya ppt
Sriwijaya ppt
 
Sejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahSejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengah
 
Penulisan karya ilmiyah
Penulisan karya ilmiyahPenulisan karya ilmiyah
Penulisan karya ilmiyah
 
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
 
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
Krishna Leela Series   Part 06   Putana KilledKrishna Leela Series   Part 06   Putana Killed
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
 
Teori Brahmana
Teori BrahmanaTeori Brahmana
Teori Brahmana
 
Sejarah kerajaan sriwijaya
Sejarah kerajaan sriwijayaSejarah kerajaan sriwijaya
Sejarah kerajaan sriwijaya
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Makalah kerajaan kutai
Makalah kerajaan kutaiMakalah kerajaan kutai
Makalah kerajaan kutai
 
Kerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesiaKerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesia
 
Ppt negosiasi
Ppt negosiasiPpt negosiasi
Ppt negosiasi
 

Similar to Modul 2 Hindu KB 2 "Purana"

Mahabharata Bahasa Indonesia
Mahabharata Bahasa IndonesiaMahabharata Bahasa Indonesia
Mahabharata Bahasa IndonesiaAditya Hanif
 
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hinduPeran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hinduWayan Permadi
 
Agama-Hindu-Petemuan-4.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-4.pptAgama-Hindu-Petemuan-4.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-4.pptMiswanto5
 
Akulturasi sastra dan aksara hindu budha
Akulturasi sastra dan aksara hindu budhaAkulturasi sastra dan aksara hindu budha
Akulturasi sastra dan aksara hindu budhaPurwo Larndezz
 
HINDU DHARMA.pptx
HINDU DHARMA.pptxHINDU DHARMA.pptx
HINDU DHARMA.pptxibnunawaji1
 
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)Putu Ajus
 
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha okSuplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha okIstna Zakia Iriana
 
Agama-Hindu-Petemuan-2.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-2.pptAgama-Hindu-Petemuan-2.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-2.pptnabilsaliminu
 
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kuno
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kunoTelaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kuno
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kunossuser35dee3
 
3. sastra pada masa hindu budha dan islam
3. sastra pada masa hindu budha dan islam3. sastra pada masa hindu budha dan islam
3. sastra pada masa hindu budha dan islamWildan Insan Fauzi
 
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...AmbonPati
 

Similar to Modul 2 Hindu KB 2 "Purana" (20)

Hinduisme abdul
Hinduisme abdulHinduisme abdul
Hinduisme abdul
 
MAHABHARATA -- NYOMAN S. PENDIT
MAHABHARATA -- NYOMAN S. PENDITMAHABHARATA -- NYOMAN S. PENDIT
MAHABHARATA -- NYOMAN S. PENDIT
 
Mahabharata Bahasa Indonesia
Mahabharata Bahasa IndonesiaMahabharata Bahasa Indonesia
Mahabharata Bahasa Indonesia
 
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hinduPeran orang suci dalam penyebaran agama hindu
Peran orang suci dalam penyebaran agama hindu
 
Mitologi hindu
Mitologi hinduMitologi hindu
Mitologi hindu
 
Sejarah Agama Hindu Kb 1
Sejarah Agama Hindu Kb 1Sejarah Agama Hindu Kb 1
Sejarah Agama Hindu Kb 1
 
Agama-Hindu-Petemuan-4.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-4.pptAgama-Hindu-Petemuan-4.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-4.ppt
 
Akulturasi sastra dan aksara hindu budha
Akulturasi sastra dan aksara hindu budhaAkulturasi sastra dan aksara hindu budha
Akulturasi sastra dan aksara hindu budha
 
Modul 5 Hindu KB 4
Modul 5 Hindu KB 4 Modul 5 Hindu KB 4
Modul 5 Hindu KB 4
 
Mahabharata
MahabharataMahabharata
Mahabharata
 
HINDU DHARMA.pptx
HINDU DHARMA.pptxHINDU DHARMA.pptx
HINDU DHARMA.pptx
 
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
 
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha okSuplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
 
Modul 5 Hindu KB 4
Modul 5 Hindu KB 4Modul 5 Hindu KB 4
Modul 5 Hindu KB 4
 
Agama-Hindu-Petemuan-2.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-2.pptAgama-Hindu-Petemuan-2.ppt
Agama-Hindu-Petemuan-2.ppt
 
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kuno
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kunoTelaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kuno
Telaah Sastra Parwa dalam bahasa jawa kuno
 
WEEK 1.pptx
WEEK 1.pptxWEEK 1.pptx
WEEK 1.pptx
 
3. sastra pada masa hindu budha dan islam
3. sastra pada masa hindu budha dan islam3. sastra pada masa hindu budha dan islam
3. sastra pada masa hindu budha dan islam
 
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...
Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan K...
 
Agama buddha
Agama buddhaAgama buddha
Agama buddha
 

More from Istna Zakia Iriana

Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran okSuplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran okSuplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran topSuplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran topIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 okSuplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer okSuplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual topSuplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual topIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah okSuplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha okSuplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha okIstna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okIstna Zakia Iriana
 
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2Istna Zakia Iriana
 

More from Istna Zakia Iriana (20)

Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
 
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran okSuplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
 
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran okSuplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
 
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran topSuplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
 
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 okSuplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
 
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer okSuplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
 
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual topSuplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
 
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah okSuplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
 
Suplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha okSuplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha ok
 
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 3 ok
Weda 3. kegiatan belajar 3 okWeda 3. kegiatan belajar 3 ok
Weda 3. kegiatan belajar 3 ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 2 ok
Weda 3. kegiatan belajar 2   okWeda 3. kegiatan belajar 2   ok
Weda 3. kegiatan belajar 2 ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 1 ok
Weda 3. kegiatan belajar 1   okWeda 3. kegiatan belajar 1   ok
Weda 3. kegiatan belajar 1 ok
 
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 okTata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
 
Tata susila 4 ppt kb 3 ok
Tata susila 4 ppt kb 3 okTata susila 4 ppt kb 3 ok
Tata susila 4 ppt kb 3 ok
 
Tata Susila 4 ppt kb 2 ok
Tata Susila 4 ppt kb 2 okTata Susila 4 ppt kb 2 ok
Tata Susila 4 ppt kb 2 ok
 
Sejarah Agama Hindu Kb 3
Sejarah Agama Hindu Kb 3Sejarah Agama Hindu Kb 3
Sejarah Agama Hindu Kb 3
 
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2
 
Modul 5 Hindu KB 2 "Ramayana"
Modul 5 Hindu KB 2 "Ramayana"Modul 5 Hindu KB 2 "Ramayana"
Modul 5 Hindu KB 2 "Ramayana"
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Modul 2 Hindu KB 2 "Purana"

  • 2. OM SWASTYASTU OM AVIGNAM ASTU NAMO SIDAM OM ANO BRADAH KRTAWO WIYANTU WISWANTAH
  • 3. A. Dalam Veda dan Susastra Hindu 1. Dari kata ‘pura+ana’ menjadi “purāna”. “Pura” berarti kuno atau zaman kuno, dan “ana” berarti mengatakan. Jadi puraāna artinya sejarah kuno, isinya menceritrakan sejarah para dewa, rsi-rsi, dan raja-raja di masa silam (kuno). Intinya setiap ceritra Purāna mengandung pengertian ajaran agama. Kata “pura” mengandung dua pengertian yakni: “yang lalu dan yang akan datang” Mishra (dlm Titib, 2004:14). 2. Dlm kitab Rgveda, Purāna (kata sifat), berarti ‘kuno atau tua’ bentuk kata yang sangat kuno dari kata puratana’, kemudian berubah ke dlm bentuk ‘purana’ artinya ‘sangat kuno’, berubah maknanya menjadi kitab-kitab karya sastra yg mengandung mitos atau legenda kuno. PENGERTIAN PURAANA MENURUT ASAL KATA
  • 4. 3. Dlm Atharvaveda kata “puraana” menujukan “singular”. Dlm kitab Sataphata Brahmana XI.5.6.8 kata “puraana” dalam bentuk jamak menjadi satu kesatauan dgn “Itihasa”, sehingga bunyinya “itihasapuranam”. Panini (14.2.23, 2.1.4) Purāna dari kata “pura” (purvasmin kale) yakni yg telah ada di masa lampu 4. Kitab Mahabharata menggunakan istiah puraana untuk menyatakan ceritra-ceritra para dewa, dan makhluk suci di sorga (siddha). 5. Chandyoga Up VII.1.2 menyebutkan puraana dan itihasa merupakan Veda yang ke lima (itihāsa-purānaṁ pancanaṁ vedanaṁ vedam) 6. Rsi Kapila dlm kitab Artasastra diartikan purāna yg membahas tentang Itihasa dr segi isinya kemungkinan menyebutkan purana sbg bagian dr Itihāsa berarti mitologi atau tradisi yang lama dalam lengenda. Lanjutan
  • 5. 7. Dlm kitab Upanisad dan buku-buku ajaran Budhisme Kuno, purāna scr umum dpt disejajarkan dlm hub dgn Itihāsa. 8. Dalam penyusunan kitab Atharvaveda, dan kitab-kitab Upanisad, Purāna diartikan di dlmnya mengandung ceritra atau dongeng-dongeng kuno 4. Dlm Bhaisya Purāna, pengertiannya bertentangan, krn Purāna telah terlanjur dianggap sbg ‘’karya sastra kuno’ Kane (dlm Titib, 2004:15). 9. Dalam Vahyu Purāna I.203, Purāna dari kata ‘’pura’’= pada masa purba/terdahulu, dan dr kata ‘’an’= bernafas atau hidup. Jadi Purāna = mereka yg hidup dr zaman purba ‘’yatsmāpurā hyanatidaṁ purānam tena tasmŗtam’’ 10. Dalam kitab Smrti menyatakan Puraana adlh buku-buku yang memberikan penjelasan tentang segala sesuatu dalam kitab suci Veda. Lanjutan
  • 6. 11. Dalam Vahyu P, Agni P, Matsya P, dinyatakan bahwa itihasa (sejarah), Puraana (sejarah kuno raja-raja) merupakan referensi Veda. Artinya bhw kejadian yg disebutkan dlm mantra-mantra Weda scr lengkap dan panjang lebar diuraikan dlm kitab Itihāsa maupun Puraana Dlm Atharvaveda XV.7.11-12 disebutkan sbb. Lanjutan tam itihāsaśca purānaṁ ca gāthāś ca nārāśaṁsiś cānuya’calan itihāsasya ca vai sa purānasya gāthānaṁ ca nārāśamsinaṁ ca priyaṁ dhāma bhavati ya evaṁ veda Artinya Sejarah orang-orang besar (Itihāsa), ceritra orang-orang di masa purba (Purāna), gubahan mantra veda (ghatā), legenda pujian para pahlawan (nārāśaṁsi), semuanya di bawah kontrol-Nya
  • 7. Dengan demikian Ramayana, Mahabharata Purāna adalah Itihāsa. Itihāsa sesuatu yg benar-benar terjadi (sejarah), Puraana adalah susastra Hindu yang disucikan, dan merupakan suatu karya sastra keagamaan yg di dlmnya tekandung ceritra-ceritra kuno mengisahkan tentang para dewa dan makhluk suci. Ajarannya mengacu pada Veda.
  • 8. 1. Radhakrisnan, kitab-kitan purāna bersama-sama a. dengan ceritra kepahlawanan besar spt Ramayana dan Mahabharata memainkan peranan yg unik dlm percampuran dri bermacam-macam ras, suku, marga, sekta-sekta keagamaan pd zaman dulu dan pertengahan. b. Sebagai bentuk kepercayaan yg muncul dari semua golongan masyarakat di India. c. Purana meupakan kumpulan ceritra yg sangat terkenal dari zaman India kuno, dan zaman pertengahan yg mengadung ajaran agama, filsafat, sejarah marga, sosial kemasyarakatan dan politik B. Purana menurut para akhli
  • 9. 2. Rangacarya, purāna terdiri dr kata 2 kata, yakni: ‘’pura’’ dan ‘’nava’’ “Pura” = lama dan “nava” = baru. Jadi purāna adalah segala sesuatu yg baik dan selalu menarik untuk diceritrakan kembali, dan telah ada sejak zaman purba. 3. Margaret dan James Stutly, Purāna adalah kumpulan ceritra kuno, setelah zaman Veda, merupakan media untuk menjelaskan isi Veda, yg merupakan suatu pengajaran yg tidak tertulis yg hrs diberikan, diperuntukan tdk hanya bagi golongan rendah, ttp lebih dipentingkan pengajaran ini tdk untuk wanita. 4. R.C. Hazra dlm penelitianya tentang purāna menyatakan purāna ialah jalan menghubungkan kitab-kitab purāna dgn upacara-upacara korban/yajna. Ia adalah cabang bid. study yg pd awalnya telah mulai pd periode Veda, dan berasal dri porsi ceritra/akhyana bhaga dr upacara yajna dlm Veda, yg dlm kitab Brahmana didefinisikan berulang-ulang, melukiskan wujud Brahma sbg penicpta. Lanjutan
  • 10. 5. Shakuntala Jagannathan, mengatakan sbb. a. Urutannya diawali oleh Sruti, Smrti, dan Itihāsa, dan purāna. Ada 18 macam maha purāna, yg populer; adalah Bhagavata, Visnu, dan Markandya purāna. Ada 18 Upapurāna b. b. Purāna bukan unt para cerdik pandai, kaum inteletual, walau ceritranya bersumber dr kebenaran filsafat dlm kitab suci Veda, dan Dharmmasastra yg disusun dlm episode dan ceritra pendek. c. c. purāna diceritrakan unt masyarakat awam, masy desa yg sederhana, masy petani yg buta huruf. d. d. Imajinasinya yg ada dlm ceritra memiliki bentuk dasar pendidikan agama, dan kebiasaan masyarakat, dan membantu mereka scr sdrhana, tetapi mendasar kpd kebenaran ajaran agama, moralitas, petunjuk hidup, dan etika bertingkah laku. e. Shastri, purana adalah kitab-kitab susastra Hindu yg mengajarkan agama yg kuno, fils sejarah sosiologi, poitik da subjekm yg lainnya.
  • 11. Maka dpt disimpulkan sbb. 1. bhawa purāna merupakan salah satu susastra Veda/Hindu yg di dlmnya penuh ceritra keagamaan dan membrikan tuntunan hidup dan kehidupan bagi umat manusia. Bagi umat yang awam sangat mudah memahami, menghayati dan mengamalkannya. 2. Dalam purāna mengandung ajaran teologi, moralitas, berbagai aspek acara/ritual dan berbagai tuntunan berbhakti kpd Tuhan.
  • 12. • Penelompokan Purāna Ramayana, Mahabharata, demikian juga Purana di dalam susastra Hindu disebut dgn ‘itihasa’. Purana dikelompokan menjadi dua 1. Maha Purāna 2. Upapurāna Maha Purāna dan Upapurāna masing-masing terdiri dari 18 kitab purāna.
  • 13. Nama-nama Maha P Yang tergolong dalam Maha P adlh 13. Skanda P 14. Vāmana P 15. Kūrma P 16. Matsya P 17. Gāruda P 18. Brahmanda P 1. Brahma P 2. Padma P 3. Visnu P 4. Siva P Vayu P 5. Bhāgavata P 6. Nārada P 7. Mārkandeya P 8. Agni P 9. Bhaviṣya P 10. Brahma Vaivarta P 11. Linga P 12. Vāraha P
  • 14. Di dlm Vayu P dinyatakan kalau Vayu P diposisi kan diurutan ke empat, sedangkan di sumber lain Siwa P diurutan yg sama dlm Maha Purāna. Lima persoalan dalam Purāna Lima permasalah yang dibicarakan di dlm setiap kitab purāna adl 1. Sarga 4. Vaṁṣa 2. Pratisarga 5. Vaṁṣanucarita 3. Mawantara
  • 15. 1. Sanatkumara P 2. Nārasiṁba P 3. Nāradiya P 4. Siva P 5. Durvāsa P 6. Kāpila P 18 Jenis Upapurāna 7. Mānava P 8. Usana P 9. Vāruna P 10. Kālika P 11. Sāmba P 12. Saura P 13. Ᾱditya P 14. Māheśvara P 15. Devibhāgavantam P 16. Vaāsista P 17. Visnudharmottara P 18. Nilamata P
  • 16. A Yang Sattvika 1. Padma P Visnu P 2. 2. Visnu P 3. 3 Bhagavata P 4. 4 Narada P 5. 5. Varaha p 6. 6. Garuda P C Yang Tamasika a. Siva P b. Agni p c. Linga P d. Skanda P e. Kurma P f. Matsya P B Yang Rajasika a. Brahma P b. Markandeya P c. Bhavisya P d. Brahma Vaivarta P e. Vamana P f. Brahmanda P Menurut Karakteristik Maha Purana Dikaitkan 3 Maifestasi Tuhan
  • 17. Aslinya ajaran purāna awalnya diturun oleh Brahma, baru kemudian diajarkan Veda. Veda takut kpd yang sedikit pengetahuannya. Hal ini dinyatakan dalam sloka Sarasamuçcuya, terjemahannya sbb Weda itu hendaknya dipelajari dgn semprna dgn jalan mempelajari Itihasa, krn Weda merasa takut kpd mrk yg kurang pengetahuannya. Sabdanya ‘wahai tuan-tuan, jnglah datang pdku, demikian sabda itu krn taku’. Kitab suci Veda sifatnya abstrak dan esoteris, sulit dipahami masy kebanyakan maka isinya diperjelas lagi pd setiap jaman dvapara yuga oleh rsi Vyasa. Dvapara yuga adl bagian dari Catur yuga menurut Hindu yakni 1. Satya yuga 3. Dvapara yuga 2. Trta yuga 4. Kali yuga/jaman kali Empat era/jaman ini berturut-turut dianalogikan dng jaman emas, perak, perunggu, dan besi karat
  • 18. Kondisi kehidupan umat manusia dng jelas diuraikan pada setiap yuga. Yang paling menonjol dilihat dari keadaan itu adalah jaman Kali. Pada yuga ini pikiran perlaku manusia lebih cenderung ke hal-hal bersifat adharma dpd dharma dalam segala aspek kehidupan. Sehingga jaman ini dianalogikan sbg jaman ’besi karat’. Lima Persoalan dlm Setiap Purāna Di dlm Kurma Purana disbutkan I.1.12 dinyatakan sbb. Sargasa pratisarga vamsomavantarani ca vamsamnucaritam ca Puranam panca laksanam Ada lima hal penting yang menjadi prmasalahan dalam setiap purana yakn a. Sarga, penciptaan alam semesta yang pertama b. Pratisarga, menguaikan penciptaan alam semsta yang kedua c. Vamsa, menguraikan keturunan raja-raja, para rsi d. Mavantara, menguraikan perubahan dari Manu ke Manu e. Vamsamnucarita, deskripsi tentang keturunan yg akan datang
  • 19. Vamsa yang menguraikan ttg penciptaan alam semesta, mengacu pada teori penciptaan; 1. Samkhya-Vedanta 2. Purana 3. Samkhya Teori penciptaan yang tersebut terakhir merupakan perpaduan teori Samkhya, Vedanta, dn Purana. Menurut teori Samkhya proses penciptaan itu adalah sbb a. Brawal dr laya, yakni kondisi keseimbangan dari semua Guna yg avaktya, tdk termanifestasi. Tiga Guna ini terangkum dlm Prakerti yang tak termaifestasikan, kecil, halus, tdk terlihat kasat indria mata, yg diciptakan bersamaan dgn Purusa mlalui tapa-yogaNya , b. Dengan kekuatan yogaNya, menciptakan ketidakseimbagan thd Tri Guna, maka Tuhan membagi diriNya menjadi Tri Murti. Brahma/Rajas, Rudra/Tamas, dan Visnu/Sattwa, c. Terjadi dominasi, ingin saling mengungguli di antara Rajas, Tamas, dan Sattwa. Keunggulan ada di pihak Sattwa. Salah satu sifat sattwa adalah kedewataan.
  • 20. d. Brahman dengan kekuatanNya mempertemukan Prakerti/unsur kebendaan dengan Purusa/unsur kejiwaan, maka terjadi evolusi alam semesta, yang tercipta adalah Citta, sdh dipengaruhi Tri Guna, lanjut muncul Tri Antahkarana yakni Buddhi, Manah, dan Ahamkara, kemudian muncul Panca buddhindria dan Pancakarmendria. e. Eolusi selanjutya adl munculnya Pancatanmatra yaknI Lima benih unsur alam semesta yg bersifat sngt halus. Pancatamatra kemudian bervolusi menjadi unsur-unsur benda materi disebut Panca Maha Bhuta,kemudian bergerak dgn mengisi kehampaan, unt menyusun alam alam semesta. f. Sari-sari Panca Maha Bhuta menjadi Sadrasa dan bercampur dgn citta, buddhi, ahamkara, Dasendria, panccatanmatra, dan P Maha Bhuta. Dari pencampuran tsb timbulah benih sukla dan Swanita. Pertemuan kedua benih tsb menyebabkan terjadinya makhluk hidup. Kehidupan terjadi dr yg paling halus sampai yg paling kasar g. Brahman sebagai perwujudan dr Brahman, meciptakan para gandarwa, makhluk gaib, kemudian binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan manusia diciptakan setelah itu. h. Karena memiliki unsur yang sama dalam menyusun alam semesta, manusia disebut dgn Bhuana Alit dan jagat raya disebut Bhuana Agung.
  • 21. Sapta Patala dan Sapta Loka Menurut Purana, bumi yang manusia pijak meiliki tujuh lapisan atau patala. 7 lapisan/patala disebut sapta patala, terdiri dari: 1. Witala, 2. Sutala, 3. Tatala, 4. Mahatala, 5. Rasatala, 6.Patala, 7.Kala Geni. Selain bumi memiliki 7 patala /lapisan, langitpun juga memiliki tuju patala, disebut sapta loka, teriri dari: 1.Bhurloka, 2. Bhuwahloka 3. Svahloka, 4.Mahaloka, 5. Janaloka, 6. Tapaloka, 7. Satyaloka atau Brahmaloka. Kehidupan dan sikap perilaku manusia yang cenderung mengarah ke jaman Kali, lebih mementingkan kenikmatan dunia materi dpd rohani, mulai meninggalkan dharma menjadi adharma, sesungguhnya bisa diminimalisir dgn mantap menujukkan sikap bhakti kepada Tuhan. Dalam Bhagavata Purana dinyatakan ada 9 cara bhakti yakni; 1. Sravanam, 2. Krtanam, 3. Smaranam, 4. Padasavanam, 5 Arcanam, 6. Vandanam, 7. Dasya, 8. Sankhya, 9. Atmanivedanam
  • 22. Dari sudut pandang keadaan kehidupan manusia, bentuk bhakti dilakukan oleh mereka seperti berikut ini. a. Yang mengalami hidup sengsara b. Yang mengejar kekayaan c. Yang mengejar ilmu pengetahuan d. Yang berbudi luhur Yang trsebut terakhir dikatakan sebagai sikap bhakti paling mulia, krn mereka menyerahkan diri secara total dan murni kepada Tuhan, hingga mereka rasakan kebhaktiannya. Itulah disebut dgn Prapatti. Maka dpt dikatakan ada dua jenis bentuk bhakti yakni 1. Apara bhakti, adl bhakti dgn berbagai permohonan. Ajaran Hindu mengisyaratkan untuk menghindari bhakti yang i yg bersifat rajas dan tamas, tapi lebih utamakan bhakti yg Sattwika. 2. Para Bhakti, adalah sebutan lain dr prapatti adalah bhakti secara total dan murn ikepada Tuhan, bukan bhakti yg bersifat fatalistis.