SlideShare a Scribd company logo
1 of 109
ALAM SEMESTA
(Kebenaran secara konsep)
Nama, sebutan, merk dan lain-lain
(Kebenaran-
sesungguhnya)
Atau wujud asli,
hakikat.
(Tidak berkondisi)
NIBBANA
(Berkondisi)
Perpaduan
Berproses
Dukkha
Kalung
Gelang
Cincin
Wujud aslinya Emas
Papan Tulis
Kursi
Meja
Wujud aslinya Kayu
Wujud aslinya Nama dan RupaAlam Semesta
ALAM SEMESTA
1. Hakikat /wujud asli Alam Semesta
RUPA =‘MATERI’ UNTUK BENDA
‘JASMANI’ UNTUK MAHLUK
NAMA = BATIN
TANAH - PADAT AIR - CAIR API - PANAS ANGIN - GERAK
HAKIKAT =
WUJUD DASAR,
WUJUD ASLI
Komponen yang menyusun hakikat alam semesta :
 Materi (untuk makhluk disebut ‘jasmani’) = Rupa
 Batin(Nama), terdiri dari:
1) Perasaan (Vedana)
2) Pencerapan(Sañña) Cetasika
3) Bentuk- bentuk pikiran (Savkhara)
4) Kesadaran (Viññana) Citta
Jadi, hakikatnya adalah: Citta,Cetasika,dan Rupa
Batin (Nama)
TRUST
WORTHY
1. Rupa
2. Vinnana -Kesadaran
3. Sanna -Persepsi
4. Vedana -Perasaan
5. Sankhara -Pembentuk Pikiran
Mahluk Jasmani
Benda Materi
OBJEK
SENTUHAN
BENTUK
IDE / GAGASAN
NIBBĀNA
BEBAUAN
RASA
SUARA
KONTAK
KONTAK
KONTAK
KONTAK
KONTAK
KONTAK
LIDAH
6 LANDASAN
INDERA
JASMANI
MATA
PIKIRAN
HIDUNG
TELINGA
KESADARAN
MENYENTUH
MELIHAT
BERPIKIR
MEMBAUI
MENGECAP
MENDENGAR
KONTAK
OBJEK
6 LANDASAN
INDERA
JASMANI
MATA
PIKIRAN
HIDUNG
LIDAH
TELINGA
PERASAAN :
SENANG
TIDAK SENANG
NETRAL
SENANG , Mengandung
LOBHA ( + MOHA )
TIDAK SENANG ,
Mengandung
DOSA ( + MOHA )
Timbul
Timbul
KONTAK
PENCERAPAN
(SAÑÑĀ)
PERASAAN
(VEDANĀ)
BENTUK-BENTUK
PIKIRAN
(SAṄKHĀRA) (50)
KESADARAN
(VIÑÑĀNA)
CITTA
(89/121)
CETASIKA
(52)
RŪ PA
ALAM
SEMESTA
 Seluruh ruang waktu termasuk tempat
manusia berada, dengan energi dan materi
yang dimilikinya
 Alam semesta dalam bahasa pali
= loka
 Meliputi rupa maupun arupa
ilmu yang mempelajari struktur
dan sejarah alam semesta
 Aristoteles dan Ptolomeus menyatakan bumi
tak bergerak serta dikelilingi oleh matahari
dan bintang;
 Nicolaus Copernicus menyatakan bumi
berputar pada sumbunya, bumi beserta
planet lain mengelilingi matahari, bulan
mengelilingi bumi;
 Galileo mendukung teori Copernicus bahwa
matahari sebagai pusat tata surya
 Edwin Hubble membuktikan adanya galaksi di
luar Bimasakti (Milky Way)
 Sistem Dunia tunggal (single-world system)
 Sistem dunia yang beragam (multiple-world
system)
 Alam semesta = sebuah piringan datar yang
disebut cakkavala;
 Di tengah cakkavala terdapat Gunung Meru
dan enam gunung lain yang mengelilingi
cakkavala dan saling berhubungan.
 Di antara gunung-gunung terdapat samudera,
salah satunya Mahasamudra dengan empat
benua,yaitu: di utara (Uttarakuru), selatan
(Jambudipa), timur (Pubbavideha), dan barat
(Aparayojana)
Dalam Anguttara Nikaya Tikanipata Ananda
Vagga,bagian Abhibhu :
a. Sahassi Culanika-lokadhatu : 1.000 tata
surya
b. Dvisahassi Majjhimanika-lokadhatu :
1.000 x 1.000 = 1.000.000 tata surya;
c. Tisahassi Mahasahassi-lokadhatu :
1.000.000 x 1.000 = 1.000.000.000 tata
surya.
Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu
Culanika loka dhatu (tata surya kecil) ? .......
Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis
orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di
angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya.
Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari,
seribu bulan, seribu Sineru, seribu Jambudipa, seribu
Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana
....... Inilah, Ananda, yang dinamakan seribu tata surya
kecil (sahassi culanika lokadhatu). *
Ananda, seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan
"Dvisahassi majjhimanika lokadhatu".
Ananda, seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu
dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu".
Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat
memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di
Tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu
lagi.
Dalam Anguttara Nikaya Tikanipata Ananda
Vagga, bagian Abhibhu diceritakan tentang :
A.Culanika – Lokadhatu
( Tata Surya Kecil )
Planet-planet yang mengelilingi
matahari
TATA SURYA KITA
 1000/ribuan Tatasurya disebut Sahassi
Culanika Lokadhatu, ini disebut
kumpulan Tatasurya gugus bagian dari
Galaxi
B. Majjhimanika – Lokadhatu
( Tata Surya Sedang )
Gugusan Galaxi
C. Mahasahassi – Lokadhatu
( Tata Surya Besar)
Gugusan Cluster
Panca Niyama
a. Utu Niyama
b. Bijja Niyama
c. Citta Niyama
d. Kamma Niyama
e. Dhamma
Niyama.
2. HUKUM TERTIB KOSMIS (Pañca Niyāma)
A. UTU NIYĀMA = Hukum Tertib Temperatur / Lingkungan
B. BIJJA NIYĀMA = Hukum Tertib Benih / Biologis
C. KAMMA NIYĀMA = Hukum Tertib Sebab Akibat
Contoh :
Panas
Dingin
Temperatur Tubuh
Manusia ± 36°C
Contoh :
Contoh : Perbuatan Baik
Perbuatan Buruk
Hasil Baik
Hasil Buruk
D. CITTA NIYĀMA = Hukum Tertib Pikiran
- Telepati, kekuatan-kekuatan batin.
E. DHAMMA NIYĀMA = Hukum Tertib Terjadinya Persamaan
dari suatu gejala yang khas/ Hukum Tertib Fenomena
Adalah gabungan dari keempat hukum-hukum tertib.
Contoh :
-Hukum Gravitasi
-Hukum Relativitas ( E = m.c² )
-Terjadinya gempa bumi, bunga bermekaran bukan
pada musimnya pada saat kelahiran Bodhisatta.
Contoh : ObjekSelalu ada- Pikiran
 Hukum fisik anorganik (physical laws)
 Mengatur fenomena musiman dari angin dan
hujan, perubahan musim, temperatur, energi
dan sebagainya;
 Hukum biji-bijian atau fisik organik (biological
laws)
 Mengatur proses pertumbuhan tanaman dari biji-
bijian, pertumbuhan sel dan pembentukan janin
 Hukum pikiran (psychic laws)
 Mengatur proses kesadaran, kekuatan pikiran,
telepati, mata dewa, telinga dewa, kemampuan
mengingat kehidupan lampau, meramal dan
sebagainya;
 Hukum perbuatan dan akibatnya (moral laws)
 Mengatur akibat perbuatan baik dan buruk
yang dilakukan dengan sengaja (ada cetana
atau kehendak)
 Hukum realita (the general laws of cause and
effect)
 Mengatur gejala alam yang tidak diatur oleh
hukum lain contohnya yang terjadi pada saat
kelahiran terakhir Bodhisatta, parinibbana-
Nya Buddha, dan sebagainya
PAÑCA NIYĀMA merupakan Hukum yang
berlaku UNIVERSAL, mengatasi KEadaan,
wakTU dan temPAT
Berlaku terhadap SIAPA saja,
KAPAN saja, dan DIMANA saja
dalam keadaan BERKONDISI
PAÑCA NIYĀMA bukanlah
MAKHLUK , tapi merupakan
HUKUM
 Bahwa alam semesta adalah sistem yang
“berdenyut”, setelah mengembang secara
maksimal, lalu menciut dengan segala energi
yang ditekan pada suatu bentukan massa;
sedemikian besar sehingga menyebabkan
ledakan yang dikenal sebagai “ BIG BANG”
(dentuman besar), yang berakibat pelepasan
energi.
 Dentuman Besar atau teori Big Bang,
dipercaya sebagai kejadian yang membentuk
alam semesta
 Brahmajala Sutta
 Agañña Sutta
MAKHLUK PERTAMA
A. MANUSIA PERTAMA DĪGHA NIKĀYA,
AGAÑÑA SUTTA
TUMIMBAL LAHIR DARI
ALAM ABHASSARA
LAHIR DI BUMI INI DALAM
JUMLAH YANG BANYAK
 Suatu masa yang lama sekali, 'bumi ini belum
ada‘, umumnya makhluk hidup di alam dewa
Abhassara, dan ketika bumi mulai ber-evolusi
dalam pembentukan, alam Brahma kelihatan
dan masih kosong.
 Mahluk alam Abhassara tersebut meninggal
dan terlahir kembali di alam Brahma, muncul
keinginan adanya makhluk lain;
 Makhluk lain muncul kemudian meninggal
dan lahir di bumi, menjadi petapa dan dapat
mengingat kehidupan lampau;
 Makhluk ?
Dari Alam Abhassara
 Keadaan alam semesta (bumi) pada saat itu?
Diliputi cahaya yang terang benderang
 Makanan?
Sari tanah dengan warna, bau, dan rasa yang khas
 Akibat memakan terlalu banyak?
Lenyaplah cahaya yang terang dan muncul konstelasi
 Setelah hidup dengan sari tanah?
Tubuh menjadi semakin padat, lalu saling merendahkan
 Akibat saling merendahkan?
Sari tanah lenyap, kemudian muncul tumbuhan dari tanah
(bhumipappatiko), seperti cendawan
 Setelah hidup dengan tumbuhan dari tanah?
Tubuh tertampak semakin indah, sehingga muncul sombong
dan congkak
 Akibat sombong dan congkak?
Tumbuhan lenyap, muncul tumbuhan menjalar (badalata)
 Setelah hidup dengan tumbuhan menjalar?
Tubuh semakin lebih indah sehingga muncul lagi sombong
dan congkak
 Akibat semakin sombong dan congkak?
Tumbuhan menjalar lenyap, kemudian muncul tumbuhan
padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan
sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Sore di petik,
pagi tumbuh lagi, demikian sebaliknya;
 Setelah hidup dengan tumbuhan padi?
Tubuh padat dan jelas perbedaannya, wanita semakin jelas
kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas
kelaki-lakiannya (purisalinga), mereka saling memperhatikan,
muncul nafsu indera mereka sehingga melakukan hubungan
kelamin
B. MAKHLUK PERTAMA DI ALAM SEMESTA
DIJELASKAN DALAM SAṀYUTTA NIKĀYA II, 178-193:
“TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN AKHIR RODA TUMIMBAL LAHIR,
TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN ASAL MULA MAKHLUK-MAKHLUK
YANG KARENA DILIPUTI OLEH KETIDAKTAHUAN (AVĪJJA) DAN
TERBELENGGU OLEH KEINGINAN RENDAH (TANHA)
MENGEMBARA KE SANA KEMARI.”
PEMBENTUKAN & KEHANCURAN PLANET
AṄGUTTARA NIKĀYA, SATTAKANIPĀTA, MAHĀVAGGO DUTIYO, BAGIAN
SATTASURIYA, MENCERITAKAN TENTANG KEHANCURAN BUMI
KIAMAT
KEHANCURAN SELURUH ALAM SEMESTA
DALAM ALAM SEMESTA SELALU
TERJADI KEHANCURAN PLANET, JUGA
PEMBENTUKAN PLANET BARU
KEHANCURAN PLANET / BUMI
Visuddhi magga (Bab XIII, 28-65)
 (Angguttara Nikaya IV, 100);
 Satta Suriya Sutta
 Visuddhi magga (Bab XIII, 28-65) setelah
kemunculan Buddha terakhir (Buddha
Metteyya) muncul awan tebal yang menyirami
seratus milyar tata surya (Kotisatasahassa
cakkavalesu) yang disebabkan oleh api, air,
dan angin;
Anguttara Nikaya IV, 100; Sattakanipata dan Satta Suriya Sutta
 Muncul tujuh matahari (karena garis edar tata surya kita akan
bersilangan dengan garis orbit tata surya lain) yang
menghancurkan bumi;
 Suatu masa tidak akan ada hujan = tanaman kering dan mati
 Muncul matahari ke- 2 = sungai dan danau kecil surut,
kering
 Muncul matahari ke- 3 = semua sungai besar surut
 Muncul matahari ke- 4 = semua danau besar surut
 Muncul matahari ke- 5 = semua air di maha samudera surut
hingga semata kaki
 Muncul matahari ke- 6 = Bumi dengan Gunung Sineru
mengeluarkan asap
 Muncul matahari ke- 7 = Bumi dengan Gunung Sineru akan
terbakar sampai sebelum alam Abhassara
Kehancuran Alam Semesta karena Api
Anguttara Nikaya IV, 100; Sattakanipata dan Satta Suriya Sutta
Muncul tujuh matahari (karena garis edar tata surya kita akan bersilangan dengan
garis orbit tata surya lain) yang akan menghancurkan bumi;
Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-
tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu
tahun, tidak ada hujan. Ketika tidak ada hujan, maka
semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon
penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan
pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan
mati .....
Para bhikkhu,
selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu
di akhir masa yang lama, matahari kedua
muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka
semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering
dan tiada .....
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu
masa, suatu waktu di akhir masa yang lama,
matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga
muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai
Gangga, Yamuna, Aciravati, Sarabhu, dan Mahi
surut, kering dan tiada .
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu
masa, suatu waktu di akhir masa yang lama,
matahari keempat muncul. Ketika matahari
keempat muncul, maka semua danau besar
tempat bermuaranya sungai-sungai besar,
yaitu danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara,
Kannamunda, Kunala, Chaddanta, dan
Mandakini surut, kering dan tiada .....
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu
waktu di akhir masa yang lama, matahari kelima
muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air
maha samudra surut 100 yojana*, lalu surut 200
yojana, 300 yojana, 400 yojana, 500 yojana, 600 yojana
dan surut 700 yojana. Air maha samudra tersisa
sedalam tujuh pohon palem, enam, lima, empat, tiga,
dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon
palem. Selanjutnya, air maha samudra tersisa sedalam
tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua dan
hanya sedalam tinggi seorang saja, lalu dalam airnya
setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut
sampai sedalam tinggi mata kaki.
Para bhikkhu, bagaikan di musim rontok,
ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan
yang besar, mengakibatkan ada lumpur di
bekas tapak-tapak kaki sapi, demikianlah
dimana-mana air yang tersisa dari maha
samudra hanya bagaikan lumpur yang ada di
bekas tapak-tapak kaki sapi.
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa,
suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari
keenam muncul. Ketika matahari keenam muncul,
maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja
gunung-gunung, mengeluarkan, memuntahkan dan
menyemburkan asap. Para bhikkhu, bagaikan
tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan,
memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah
yang terjadi dengan bumi ini.
Demikianlah, para bhikkhu, semua bentuk
(sankhara) apa pun adalah tidak kekal, tidak
abadi atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa
puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan,
bebaskanlah diri kamu dari semua hal.
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa,
suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari
ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul,
maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja
gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar,
dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya
nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma,
demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan
gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam
Brahma.
Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru
setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus yojana terbakar dan
menyala ditaklukkan oleh amukan nyala yang
berkobar-kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh
nyala yang berkobar-kobar bumi dengan
gunung Sineru hangus total tanpa ada bara
maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega
atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa.
Demikian pula bumi maupun debu tidak tersisa
sama sekali.
Niraya Tiracchāna Peta Asura
Manussa
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Pārisajja Purohita Mahābrahmā
Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā
Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā
Vehapphala Asaññasatta
Aviha
Atappā
Sudassā
Sudassi
Akaniṭṭhā
Ākāsānañcāyatana
Viññānañcāyatana
Ākiñcaññāyatana
Nevasaññānāsaññāyatan
a
Apāya 4
Manusia 1
Deva 6
Rūpa Jhāna 1
Rūpa Jhāna 2/3
Rūpa Jhāna 4
Rūpa Jhāna 5
Ārūpa Jhāna 4
Destruction by Fire
Bhumi 31
Niraya Tiracchāna Peta Asura
Manussa
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Pārisajja Purohita Mahābrahmā
Apāya 4
Manusia 1
Deva 6
Rūpa Jhāna 1
 Alam semesta diliputi kegelapan hingga
muncul awan besar, hujan turun perlahan
kemudian bertambah besar dan menyirami
tempat bekas terbakar pada seratus milyar
tata surya sampai menjadi terendam.
Kemudian angin (energi) di sekelilingnya
muncul dan menekan serta membulatkannya,
sehingga membentuk alam yang diawali dari
alam Maha Brahma
Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :
 Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran
kappa sampai apinya padam disebut satu Asankheyya, dan
disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).
 Setelah padamnya api sampai timbulnya awan besar
pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya
merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah
penyusutan (samvattathayi).
 Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan
matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut
pengembangan (expansion/vivatto).
 Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya
awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya
keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
1. Samvatta-kappa
2. Samvattathaayi
3. Vivatta-kappa
4. Vivattathaayi
.
Setelah padamnya api sampai timbulnya awan
besar pemulihan yang menyirami seratus milyar
tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan
disebut masa setelah penyusutan
Periode setelah pemulihan sampai munculnya
bulan dan matahari merupakan asankheyya
ketiga dan disebut pengembangan.
.
Periode Pembentukan dan Kehancuran Alam
Semesta yang disebabkan karena api
Periode waktu munculnya awan yang mengawali
kehancuran kappa sampai apinya padam disebut
satu Asankheyya, dan disebut masa penyusutan
Periode setelah munculnya bulan matahari sampai
munculnya awan yang mengawali kehancuran
merupakan asankheyya keempat dan disebut masa
setelah ekspansi
 Muncul awan kaustik yang maha besar
(kharudaka);
 Hujan perlahan, kemudian bertambah besar
sampai menyirami seratus milyar tata surya,
setelah tersentuh air kaustik, bumi gunung
dan sebagainya mencair dan semua air yang
timbul ditunjang oleh angin (energi).
 Air merendam bumi sampai alam jhana kedua
terus naik hingga ke alam jhana ketiga yang
lebih rendah dan berhenti sebelum sampai di
alam Subhakinha;
Destruction by Water
Bhumi 31
Niraya Tiracchāna Peta Asura
Manussa
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Pārisajja Purohita Mahābrahmā
Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā
Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā
Vehapphala Asaññasatta
Aviha
Atappā
Sudassā
Sudassi
Akaniṭṭhā
Ākāsānañcāyatana
Viññānañcāyatana
Ākiñcaññāyatana
Nevasaññānāsaññāyatan
a
Apāya 4
Manusia 1
Deva 6
Rūpa Jhāna 1
Rūpa Jhāna 2/3
Rūpa Jhāna 4
Rūpa Jhāna 5
Ārūpa Jhāna 4
Niraya Tiracchāna Peta Asura
Manussa
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Pārisajja Purohita Mahābrahmā
Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā
Apāya 4
Manusia 1
Deva 6
Rūpa Jhāna 1
Rūpa Jhāna 2/3
 Alam semesta diliputi kegelapan hingga
muncul awan besar, air kaustik menyusut di
seratus milyar tata surya. Kemudian angin
(energi) di sekelilingnya muncul dan menekan
serta membulatkannya, sehingga membentuk
alam yang diawali dari alam Subhakinha;
Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :
 Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran
kappa sampai air kaustik surut disebut satu Asankheyya, dan
disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).
 Setelah surutnya air kaustik sampai timbulnya awan besar
pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya
merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah
penyusutan (samvattathayi).
 Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan
matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut
pengembangan (expansion/vivatto).
 Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya
awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya
keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
 Muncul angin ;
 Pertama muncul angin yang menerbangkan debu
(flue) kasar, flue halus lalu pasir halus, pasir kasar,
kerikil, batu sampai mengangkat batu sebesar batu
nisan dan pohon-pohon besar tertiup ke angkasa,
hancur berkeping-keping dan musnah;
 Kemudian angin muncul dari bawah permukaan bumi
dan membalikkan bumi melemparnya ke angkasa
hingga hancur berkeping-keping lalu musnah;
 Gunung di tatasurya dan gunung Sineru tercabut ke
luar angkasa saling bertumbukan hingga berkeping-
keping lalu lenyap;
 Angin menghancurkan bumi sampai alam vehapphala
Niraya Tiracchāna Peta Asura
Manussa
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Pārisajja Purohita Mahābrahmā
Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā
Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā
Vehapphala Asaññasatta
Aviha
Atappā
Sudassā
Sudassi
Akaniṭṭhā
Ākāsānañcāyatana
Viññānañcāyatana
Ākiñcaññāyatana
Nevasaññānāsaññāyatan
a
Apāya 4
Manusia 1
Deva 6
Rūpa Jhāna 1
Rūpa Jhāna 2/3
Rūpa Jhāna 4
Rūpa Jhāna 5
Ārūpa Jhāna 4
Destruction by Wind
Bhumi 31
Niraya Tiracchāna Peta Asura Apāya 4
Manussa Manusia 1
Cātumahārājikā
Tāvatimsā
Yāmā
Tusitā
Nimmānarati
Paranimmitavasavatti
Deva 6
Pārisajja Purohita Mahābrahmā Rūpa Jhāna 1
Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Rūpa Jhāna 2/3
Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā Rūpa Jhāna 4
 Alam semesta diliputi kegelapan hingga
muncul awan besar, angin mereda. Kemudian
angin (energi) di sekelilingnya muncul dan
menekan serta membulatkannya, sehingga
membentuk alam yang diawali dari alam
Subhakinha;
Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :
 Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran
kappa sampai angin mereda disebut satu Asankheyya, dan
disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).
 Setelah surutnya air kaustik sampai timbulnya awan besar
pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya
merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah
penyusutan (samvattathayi).
 Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan
matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut
pengembangan (expansion/vivatto).
 Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya
awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya
keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
Kemunculan Matahari kedua dstnya:
- Pengenalan binary system.
- Binary system ada yang hingga 6 matahari saling
mengorbit
Jenis-jenis binary system:
- Biner Visual yaitu suatu
pasangan bintang yang
nampak besar dan dapat
dilihat walaupun kita hanya
menggunakan teleskop kecil,
contoh: Sirius.
Pada kehancuran karena angin, partikel-
partikel terangkat dan berbenturan di
angkasa hingga hancur dan lenyap.
Kemungkinan kehancuran yang mirip dengan
ini hanya terjadi pada
benturan dua galaksi
yang ada di alam
semesta.
Kehancuran karena angin adalah
kehancuran yang paling dahsyat
dan spektakuler.
Secara iseng-iseng Alan Toomre
dari joint institute for laboratory
of astrophysics di Colorado,
membuat simulasi yang
menggambarkan kedahsyatan
tabrakan galaksi:
Kehancuran karena air agak sukar
diselidiki, karena kesulitan melihat air
yang ada di alam semesta.
Dugaan kehancuran karena air mungkin
bisa diasumsikan sebagai fase galaksi
yang tidak dapat dijelaskan,
umpamanya galaksi BL Lac.
BL Lac adalah galaksi ellips yang tidak
memiliki gas dan debu pembentuk,
intensitas pancaran cahayanya
berubah-ubah dalam periode tertentu.
 Lobha (keserakahan) = hancur oleh air;
 Dosa (kebencian) = hancur oleh api;
 Moha (kegelapan batin) = hancur oleh angin,
 1 sampai 7 oleh api, 8 oleh air;
 9 hingga 15 oleh api, 16 oleh air;
 17 hingga 23 oleh api, dstnya ;
 Setelah kehancuran ke 56 oleh air,
 lalu 57 hingga 63 oleh api, ke 64 oleh angin,
setelah itu mulai lagi hitungan satu
 Setelah 7 kali hancur oleh api,
 kemudian hancur oleh air sampai 7 kali,
kemudian hancur oleh angin sampai 7 kali
Definisi Kappa:
a) Maha Kappa. Umur bumi dari terbentuk
sampai hancur.
b) Asankkheyya Kappa. Jumlah kappa yg tidak
terhitung dalam konteks perjuangan parami
bodhisatta atau ¼ maha kappa = 20 antara
kappa.
c) Antara Kappa. Jarak waktu umur manusia rata-
rata 10 tahun kemudian naik dan turun lagi
menjadi rata-rata 10 tahun.
a) Perumpamaan batu karang
Panjang=1 Yojana
Lebar = 1 Yojana
Tinggi = 1 Yojana
1 Yojana = 1,6 km atau 1600m
Batu karang tersebut di gosok dengan kain sutera
100 tahun sekali sampai batu karang tsb hancur.
Jika sebuah batu karang akan habis tergosok kira-kira
sebesar 1 mm kubik setelah 10.000 kali gosokan.
Maka, batu setebal 1 mil kubik ( 1,6 x 10 6)3 yang
digosok setiap 100 tahun sekali lamanya adalah :
4,096 x 10 18 mm 3 x 10.000 gosokan x 100 tahun
= 4,096 x 10 23 tahun
= 409.600.000.000.000.000.000.000 tahun
Itulah kira-kira lamanya umur bumi.
Panjang =1Yojana
Lebar = 1 Yojana
Tinggi = 1 Yojana
1 Yojana = 1,6km / 1600 meter
Kemudian kotak itu di isi oleh satu biji sesawi
setiap 100 tahun sekali sampai penuh.
Satu mil (1,6 km) = 1.600.000 mm = 1,6 x 10 6 mm
Satu mil kubik = ( 1,6 x 10 6)3 = 4,096 x 10 18 mm 3
Ukuran biji mustrad /sesawi = 3mm x 3mm x 3mm= 27 mm 3
Jadi, banyaknya biji mustrad /sesawi dalam satu mil kubik=
4,096 x 10 18 mm 3 / 27 mm 3 = 1,517 x 10 16 butir
Bila biji mustard tersebut diambil 1 butir setiap 100 tahun,
maka lamanya Maha Kappa adalah :
1,517 x 1016 x 100 tahun = 1,517 x 10 18 tahun
1 Asankheya Kappa adalah = 1,517 x 10 18 tahun/4
= 3,793 x 10 17 tahun
= 379.300.000.000.000.000 tahun
SIKLUS MORAL MANUSIA
BERHUBUNGAN DENGAN RATA-RATA UMUR MANUSIA
MORAL
MORAL
UMUR RATA-RATA MANUSIA
UMUR RATA-RATA MANUSIA
SIKLUS UMUR MANUSIA
MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA GOTAMA
MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA METTEYA
MASA KELAHIRAN PACCEKA BUDDHA
MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA
UMUR RATA-RATA MANUSIA 100 TAHUN
UMUR RATA-RATA MANUSIA 80.000 TAHUN
UMUR RATA-RATA MANUSIA 10 – 100 TAHUN
UMUR RATA-RATA MANUSIA 100 – 100.000 TAHUN
1 ANTARA KAPPA
1 KAPPA ( UMUR BUMI )
1 SIKLUS MORAL ( UMUR RATA-RATA 10 TAHUN S/D UMUR RATA-RATA 10 TAHUN )
± 80 ANTARA KAPPA
10 THN 10 THN 10 THN 10 THN
AJARAN BUDDHA TIDAK DIKENAL ANTARA KAPPA ANTARA KAPPA
MORAL TURUN MORAL NAIK MORAL NAIK
S.S.B GOTAMA
100 THN
100.000 THN
100 THN 100 THN
100 THN 100 THN
100 THN
100.000 THN
100.000 THN
100.000 THN
100.000 THN
SAMMA
SAMBUDDHA
PACCEKA BUDDHA
S.S.B METTEYA
 Selama bumi berproses terjadi siklus moral
yang berhubungan dengan panjangnya usia
manusia rata-rata pada waktu itu;
 Usia manusia rata-rata dapat berlangsung
dari 100.000 tahun sampai kira-kira 10
tahun (terjadi pada ‘jaman Kaliyuga’)
 Jarak umur manusia antara rata-rata 10
tahun sampai dengan 10 tahun lagi disebut
satu ‘antara kappa’.
Terdapat enam macam kappa, yaitu :
 1. Maha kappa;
 2. Asankhyeyya kappa;
 3. Antara kappa;
 4. Ayu kappa;
 5. Hayana kappa;
 6. Vaddhana kappa.
 Satu siklus dunia yaitu siklus dari hancur, lalu terbentuk
hingga hancur kembali.
 1 Maha Kappa = 4 Asankheyya Kappa
 Pembagian Maha Kappa
 Subba kappa atau kappa kosong = tidak ada Buddha
 Asubba kappa atau kappa tidak kosong= ada Buddha
Asubba Kappa (ada Buddha muncul) ada lima jenis :
o 1. Sara kappa = muncul satu Buddha
o 2. Manda kappa = muncul dua Buddha
o 3. Vara kappa = muncul tiga Buddha
o 4. Saramanda kappa = muncul empat Buddha
o 5. Bhadda kappa = muncul lima Buddha
 1 Asankheya Kappa adalah = 1,517 x 10 18
tahun/4 = 3,793 x 10 17 tahun
= 379.300.000.000.000.000 tahun
 4 Asankheyya Kappa : 20 Antara Kappa
 Selang waktu umur rata-rata manusia 10 tahun naik menjadi tak
terhitung dan turun kembali menjadi rata-rata 10 tahun
 Macam antara kappa :
 Penurunan umur kehidupan disebut hàyana kappa
 Penurunan karena keserakahan sehingga kekurangan makanan
disebut dubbhikkhantara kappa atau kappa kelaparan.
 Penurunan karena kebodohan yang menyebabkan wabah
penyakit disebut rogantara kappa atau kappa penyakit.
 Penurunan karena kebencian yang menyebabkan saling bunuh
di antara sesama manusia dengan menggunakan senjata yang
disebut satthantara kappa atau kappa senjata
Tiga sebab ini membuat semua orang jahat akan binasa dalam
tujuh hari terakhir sebelum berakhirnya kappa.
 Peningkatan umur kehidupan disebut vaddhana kappa
 Meningkat kemudian menurunnya umur kehidupan disebut
antara kappa
 Masa yang dihitung berdasarkan umur
kehidupan (àyu) pada masa itu.
 Jika umur kehidupan adalah seratus tahun,
maka satu abad adalah satu àyu kappa.
 Jika umur kehidupan adalah seribu tahun,
maka satu millenium adalah satu àyu kappa.
 Masa ketika dunia mengalami kemerosotan
 Peningkatan umur kehidupan
DALAM 1 BUMI, PALING BANYAK HANYA ADA 5 KELAHIRAN
SAMMĀSAMBUDDHA
DI BUMI KITA INI TERDAPAT 5 SAMMĀSAMBUDDHA
KAKUSANDHA KONĀGAMANA KASSAPA GOTAMA METTEYYA
SAMMĀSAMBUDDHA
PACCEKA BUDDHA
PACCEKA BUDDHA
PACCEKA BUDDHA
PACCEKA BUDDHA
UMUR
RATA-RATA
40.000 thn 30.000 thn 20.000 thn 80-100 thn 80.000 thn
Di alam semesta yang berkondisi,
Terdapat 31 dimensi (gelombang)
Yaitu:
A. Apaya 4
B. Manussa 1
C. Deva 6
D. Rupa Brahma 16
E. Arupa Brahma 4
Niraya Tiracchana Peta Asura
Manussa
Catumaharajika
Tavatimsa
Yama
Tusita
Nimmanarati
Parinimmita-Vasawati
Parisajja Purohita Maha Brahma
Parittabha Appamanabha Abhhassara
Parittasubha
Appamana
subha
Subhankinha
Vehapphala Asannasatta
Aviha
Atappa
Sudassa
Sudassi
Akanittha
Akasanancatana
Vinnanancayatana
Akincannayatana
Nevasannanasanna
yatana
Deva 6
Manusia 1
Apaya 4
Rupa Jhana 5
Rupa Jhana4
Rupa Jhana 2/3
Rupa Jhana1
Arupa Jhana 4
Suddhavassa 5
Tidak Terhingga Tidak Terhingga
75 tahun
9 juta tahun
36 juta tahun
144 juta tahun
576 juta tahun
2304 juta tahun
9.216 juta tahun
1/4 MK 1/2 MK 1 MK
2 MK 4 MK 8 MK
16 MK 32 MK 64 MK
500 MK 500 MK
1000 MK
2000 MK
4000 MK
8000 MK
16000 MK
20000 MK
40000 MK
60000 MK
84000 MK
Deva 6
Manusia 1
Apaya 4
Rupa Jhana 5
Rupa Jhana 4
Rupa Jhana 2/3
Rupa Jhana 1
Arupa Jhana 4
Suddhavassa
ALAM - ALAM KEHIDUPAN Batas Umur
4 - ARŪPA BHŪMI
(Alam Tanpa
Bentuk)
4. N'eva Saññā N'āsaññāyatanaBhūmi
3. Akiñcaññāyatana Bhūmi
2. Viññānañcāyatana Bhūmi
1. Ãkāsānañcāyatana Bhūmi
84.000 M.K.
60.000 M.K.
40.000 M.K.
20.000 M.K.
16 - RŪPABHŪMI
(Alam Bentuk)
Catuttha Jhāna
Bhūmi
Alam Jhāna IV
Suddhavassa Akanittha Bhūmi
Sudassi Bhūmi
Sudassa Bhūmi
Atappa Bhūmi
Aviha Bhūmi
16.000 M.K.
8.000 M.K.
4.000 M.K.
2.000 M.K.
1.000 M.K.
500 M.K.
500 M.K.
Asaññasatta Bhūmi
Vehapphala Bhūmi
Tatiya Jhāna Bhūmi
Alam Jhāna IV
Brahma Subhakinha Bhūmi
Brahma Appamãnasubha Bhūmi
Brahma Parittasubha Bhūmi
64 M.K.
32 M.K.
16 M.K.
Dutiya Jhāna Bhūmi
Alam Jhāna II/III
Brahma Abhassarā Bhūmi
Brahma Appamãnabhā Bhūmi
Brahma Parittābhā Bhūmi
8 M.K.
4 M.K
2 M.K.
Pathama Jhāna
Bhūmi
Alam Jhāna I
Mahā Brahma Bhūmi
Brahma Purohita Bhūmi
Brahma Pārisajja Bhūmi
1 A.K.
1/2 A.K.
1/3 A.K.
11 - KĀMABHŪMI
(Alam Nafsu)
Kāmasugati Bhūmi 7
(7 Alam Bahagia)
Deva Bhūmi 6
(Alam Dewa)
Paranimmitavasavatti Bhūmi
Nimmānarati Bhūmi
Tusitā Bhūmi
Yāmā Bhūmi
Tāvatimsa Bhūmi
Cātummahārājikā Bhūmi
16.000 T.S.
8.000 T.S.
4.000 T.S.
2.000 T.S.
1.000 T.S.
500 T.S
Manussa Bhūmi - Alam Manusia Tak Terbatas
Apāya Bhūmi 4 (4 Alam Menderita)
Asurakāya Bhūmi
Peta Bhūmi
Tiracchāna Bhūmi
Niraya Bhūmi
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Sutta Ujung Kuku
(Nakhasikha Sutta)
Sutta Penyu Buta (Kanakacchapa
Sutta)
 Jika 0 para siswa, beberapa butir debu yang berada di
ujung kuku dari jari-Ku ini, dibandingkan dengan
banyaknya debu yang ada di semesta alam ini, yang
manakah yang akan dikatakan lebih sedikit, dan yang
manakah lebih banyak?
 Para siswa menjawab : Yang Mulia, debu yang ada di
ujung kuku itu yang lebih sedikit, dan debu yang ada di
semesta alam ini lebih banyak.
 Kemudian YMS Buddha Gotama bersabda lagi :
 Demikian juga, para siswa, mereka yang telah
meninggal dunia sangat sedikit sekali yang
bertumimbal-lahir di alam manusia dan di alam dewa,
laksana beberapa butir debu yang berada di ujung
kuku jari-Ku ini, dan mereka yang bertumimbal-lahir di
alam yang menyedihkan (APAYA) yaitu alam-alam
neraka, setan, binatang, raksasa asura) itu adalah
banyak sekali, laksana banyaknya debu di semesta
alam ini.
• Sutta Penyu Buta
• (Kanakacchapa Sutta)
 Dalam sutta ini dijelaskan bahwa sulitnya
terlahir di alam manusia adalah lebih sulit
dibandingkan dengan sulitnya kemungkinan
seekor penyu buta yang muncul ke
permukaan laut hanya 100 tahun sekali dan
ketika muncul ke permukaan kepalanya
masuk ke dalam gelang-gelang yang
terapung di permukaan lautan.
ALAM SEMESTA
ALAM SEMESTA

More Related Content

What's hot

Pengenalan kitab suci tripitaka-supriduta
Pengenalan kitab suci tripitaka-supridutaPengenalan kitab suci tripitaka-supriduta
Pengenalan kitab suci tripitaka-supridutaSupriDuta
 
upacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddhaupacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddhaRuby Santamoko
 
Pengayaan abhidhamma (2)
Pengayaan abhidhamma (2)Pengayaan abhidhamma (2)
Pengayaan abhidhamma (2)Ruby Santamoko
 
31 alam kehidupan
31 alam kehidupan31 alam kehidupan
31 alam kehidupanSanta Peace
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha STAB dharma widya
 
Gita Chapter 2 (Part 2)
Gita Chapter 2 (Part 2)Gita Chapter 2 (Part 2)
Gita Chapter 2 (Part 2)AnandSRao
 
Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaAlbert Tjandra
 
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI  Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI M-ia
 
Prana kundalini & yoga ppt
Prana kundalini & yoga pptPrana kundalini & yoga ppt
Prana kundalini & yoga pptc.p. bhatnagar
 
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview Medicherla Kumar
 
Power point idek media ips 2
Power point idek media ips 2Power point idek media ips 2
Power point idek media ips 2SiskaSeprilya
 
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
Krishna Leela Series   Part 06   Putana KilledKrishna Leela Series   Part 06   Putana Killed
Krishna Leela Series Part 06 Putana KilledKrishna Bhakti Sangha
 
Uh geografi kelas x bab 4 pedosfer smait
Uh geografi kelas x bab 4   pedosfer smaitUh geografi kelas x bab 4   pedosfer smait
Uh geografi kelas x bab 4 pedosfer smaitNashriyah Tsabitah
 

What's hot (20)

tipitaka
 tipitaka tipitaka
tipitaka
 
bab 1 citta
 bab 1 citta bab 1 citta
bab 1 citta
 
Pengenalan kitab suci tripitaka-supriduta
Pengenalan kitab suci tripitaka-supridutaPengenalan kitab suci tripitaka-supriduta
Pengenalan kitab suci tripitaka-supriduta
 
upacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddhaupacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddha
 
Pengayaan abhidhamma (2)
Pengayaan abhidhamma (2)Pengayaan abhidhamma (2)
Pengayaan abhidhamma (2)
 
Kena upanishad
Kena upanishadKena upanishad
Kena upanishad
 
31 alam kehidupan
31 alam kehidupan31 alam kehidupan
31 alam kehidupan
 
Ppt sejarah bab 3 sma x wajib
Ppt sejarah bab 3 sma x wajibPpt sejarah bab 3 sma x wajib
Ppt sejarah bab 3 sma x wajib
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
 
Gita Chapter 2 (Part 2)
Gita Chapter 2 (Part 2)Gita Chapter 2 (Part 2)
Gita Chapter 2 (Part 2)
 
Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesia
 
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI  Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI
Presentasi Sejarah Mataram Kuno SMA XI
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
Kekuatan paritta
Kekuatan parittaKekuatan paritta
Kekuatan paritta
 
Prana kundalini & yoga ppt
Prana kundalini & yoga pptPrana kundalini & yoga ppt
Prana kundalini & yoga ppt
 
tiratana
 tiratana tiratana
tiratana
 
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview
Bhagvad gita chapter 17 , (Revised 2021) The flowcharts and overview
 
Power point idek media ips 2
Power point idek media ips 2Power point idek media ips 2
Power point idek media ips 2
 
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
Krishna Leela Series   Part 06   Putana KilledKrishna Leela Series   Part 06   Putana Killed
Krishna Leela Series Part 06 Putana Killed
 
Uh geografi kelas x bab 4 pedosfer smait
Uh geografi kelas x bab 4   pedosfer smaitUh geografi kelas x bab 4   pedosfer smait
Uh geografi kelas x bab 4 pedosfer smait
 

Similar to ALAM SEMESTA

Similar to ALAM SEMESTA (15)

Kematian
KematianKematian
Kematian
 
Ppaticca Samuppada
Ppaticca SamuppadaPpaticca Samuppada
Ppaticca Samuppada
 
Bahan webinar upakara rai
Bahan webinar upakara raiBahan webinar upakara rai
Bahan webinar upakara rai
 
ILMU CELESTE O MENULIS telepati APA KATAKAN, BERKATA ATAU MENGAJARKAN ILMU A...
ILMU CELESTE O MENULIS telepati  APA KATAKAN, BERKATA ATAU MENGAJARKAN ILMU A...ILMU CELESTE O MENULIS telepati  APA KATAKAN, BERKATA ATAU MENGAJARKAN ILMU A...
ILMU CELESTE O MENULIS telepati APA KATAKAN, BERKATA ATAU MENGAJARKAN ILMU A...
 
bab 5 vithi mutta
bab 5 vithi muttabab 5 vithi mutta
bab 5 vithi mutta
 
.empat kebenaran mulia
.empat kebenaran mulia.empat kebenaran mulia
.empat kebenaran mulia
 
empat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaempat kebenaran mulia
empat kebenaran mulia
 
Mk. tri hita karana
Mk. tri hita karanaMk. tri hita karana
Mk. tri hita karana
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Shinto & bahai
Shinto & bahaiShinto & bahai
Shinto & bahai
 
IAD IBD
IAD IBDIAD IBD
IAD IBD
 
Siddhi
SiddhiSiddhi
Siddhi
 
Hakikat Manusia Dasar-dasar Kependidikan
Hakikat Manusia Dasar-dasar KependidikanHakikat Manusia Dasar-dasar Kependidikan
Hakikat Manusia Dasar-dasar Kependidikan
 
Muh. abduh shamad
Muh. abduh shamadMuh. abduh shamad
Muh. abduh shamad
 
Muh. abduh shamad
Muh. abduh shamadMuh. abduh shamad
Muh. abduh shamad
 

More from Ruby Santamoko

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdfRuby Santamoko
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdfRuby Santamoko
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdfRuby Santamoko
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfRuby Santamoko
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptRuby Santamoko
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxRuby Santamoko
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxRuby Santamoko
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxRuby Santamoko
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxRuby Santamoko
 

More from Ruby Santamoko (20)

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptx
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptx
 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
 
canki sutta.pptx
canki sutta.pptxcanki sutta.pptx
canki sutta.pptx
 

Recently uploaded

Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 

Recently uploaded (13)

Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 

ALAM SEMESTA

  • 2.
  • 3.
  • 4. (Kebenaran secara konsep) Nama, sebutan, merk dan lain-lain (Kebenaran- sesungguhnya) Atau wujud asli, hakikat. (Tidak berkondisi) NIBBANA (Berkondisi) Perpaduan Berproses Dukkha
  • 5. Kalung Gelang Cincin Wujud aslinya Emas Papan Tulis Kursi Meja Wujud aslinya Kayu Wujud aslinya Nama dan RupaAlam Semesta
  • 6. ALAM SEMESTA 1. Hakikat /wujud asli Alam Semesta RUPA =‘MATERI’ UNTUK BENDA ‘JASMANI’ UNTUK MAHLUK NAMA = BATIN TANAH - PADAT AIR - CAIR API - PANAS ANGIN - GERAK HAKIKAT = WUJUD DASAR, WUJUD ASLI
  • 7. Komponen yang menyusun hakikat alam semesta :  Materi (untuk makhluk disebut ‘jasmani’) = Rupa  Batin(Nama), terdiri dari: 1) Perasaan (Vedana) 2) Pencerapan(Sañña) Cetasika 3) Bentuk- bentuk pikiran (Savkhara) 4) Kesadaran (Viññana) Citta Jadi, hakikatnya adalah: Citta,Cetasika,dan Rupa
  • 8. Batin (Nama) TRUST WORTHY 1. Rupa 2. Vinnana -Kesadaran 3. Sanna -Persepsi 4. Vedana -Perasaan 5. Sankhara -Pembentuk Pikiran Mahluk Jasmani Benda Materi
  • 9.
  • 10. OBJEK SENTUHAN BENTUK IDE / GAGASAN NIBBĀNA BEBAUAN RASA SUARA KONTAK KONTAK KONTAK KONTAK KONTAK KONTAK LIDAH 6 LANDASAN INDERA JASMANI MATA PIKIRAN HIDUNG TELINGA KESADARAN MENYENTUH MELIHAT BERPIKIR MEMBAUI MENGECAP MENDENGAR KONTAK
  • 11. OBJEK 6 LANDASAN INDERA JASMANI MATA PIKIRAN HIDUNG LIDAH TELINGA PERASAAN : SENANG TIDAK SENANG NETRAL SENANG , Mengandung LOBHA ( + MOHA ) TIDAK SENANG , Mengandung DOSA ( + MOHA ) Timbul Timbul KONTAK
  • 13.  Seluruh ruang waktu termasuk tempat manusia berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya
  • 14.  Alam semesta dalam bahasa pali = loka  Meliputi rupa maupun arupa
  • 15. ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
  • 16.  Aristoteles dan Ptolomeus menyatakan bumi tak bergerak serta dikelilingi oleh matahari dan bintang;  Nicolaus Copernicus menyatakan bumi berputar pada sumbunya, bumi beserta planet lain mengelilingi matahari, bulan mengelilingi bumi;  Galileo mendukung teori Copernicus bahwa matahari sebagai pusat tata surya  Edwin Hubble membuktikan adanya galaksi di luar Bimasakti (Milky Way)
  • 17.
  • 18.
  • 19.  Sistem Dunia tunggal (single-world system)  Sistem dunia yang beragam (multiple-world system)
  • 20.  Alam semesta = sebuah piringan datar yang disebut cakkavala;  Di tengah cakkavala terdapat Gunung Meru dan enam gunung lain yang mengelilingi cakkavala dan saling berhubungan.  Di antara gunung-gunung terdapat samudera, salah satunya Mahasamudra dengan empat benua,yaitu: di utara (Uttarakuru), selatan (Jambudipa), timur (Pubbavideha), dan barat (Aparayojana)
  • 21.
  • 22. Dalam Anguttara Nikaya Tikanipata Ananda Vagga,bagian Abhibhu : a. Sahassi Culanika-lokadhatu : 1.000 tata surya b. Dvisahassi Majjhimanika-lokadhatu : 1.000 x 1.000 = 1.000.000 tata surya; c. Tisahassi Mahasahassi-lokadhatu : 1.000.000 x 1.000 = 1.000.000.000 tata surya.
  • 23. Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanika loka dhatu (tata surya kecil) ? ....... Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Sineru, seribu Jambudipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana ....... Inilah, Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culanika lokadhatu). * Ananda, seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan "Dvisahassi majjhimanika lokadhatu". Ananda, seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu". Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu lagi.
  • 24. Dalam Anguttara Nikaya Tikanipata Ananda Vagga, bagian Abhibhu diceritakan tentang : A.Culanika – Lokadhatu ( Tata Surya Kecil ) Planet-planet yang mengelilingi matahari
  • 26.
  • 27.  1000/ribuan Tatasurya disebut Sahassi Culanika Lokadhatu, ini disebut kumpulan Tatasurya gugus bagian dari Galaxi
  • 28. B. Majjhimanika – Lokadhatu ( Tata Surya Sedang ) Gugusan Galaxi
  • 29.
  • 30.
  • 31. C. Mahasahassi – Lokadhatu ( Tata Surya Besar) Gugusan Cluster
  • 32.
  • 34. a. Utu Niyama b. Bijja Niyama c. Citta Niyama d. Kamma Niyama e. Dhamma Niyama.
  • 35. 2. HUKUM TERTIB KOSMIS (Pañca Niyāma) A. UTU NIYĀMA = Hukum Tertib Temperatur / Lingkungan B. BIJJA NIYĀMA = Hukum Tertib Benih / Biologis C. KAMMA NIYĀMA = Hukum Tertib Sebab Akibat Contoh : Panas Dingin Temperatur Tubuh Manusia ± 36°C Contoh : Contoh : Perbuatan Baik Perbuatan Buruk Hasil Baik Hasil Buruk
  • 36. D. CITTA NIYĀMA = Hukum Tertib Pikiran - Telepati, kekuatan-kekuatan batin. E. DHAMMA NIYĀMA = Hukum Tertib Terjadinya Persamaan dari suatu gejala yang khas/ Hukum Tertib Fenomena Adalah gabungan dari keempat hukum-hukum tertib. Contoh : -Hukum Gravitasi -Hukum Relativitas ( E = m.c² ) -Terjadinya gempa bumi, bunga bermekaran bukan pada musimnya pada saat kelahiran Bodhisatta. Contoh : ObjekSelalu ada- Pikiran
  • 37.  Hukum fisik anorganik (physical laws)  Mengatur fenomena musiman dari angin dan hujan, perubahan musim, temperatur, energi dan sebagainya;
  • 38.  Hukum biji-bijian atau fisik organik (biological laws)  Mengatur proses pertumbuhan tanaman dari biji- bijian, pertumbuhan sel dan pembentukan janin
  • 39.
  • 40.  Hukum pikiran (psychic laws)  Mengatur proses kesadaran, kekuatan pikiran, telepati, mata dewa, telinga dewa, kemampuan mengingat kehidupan lampau, meramal dan sebagainya;
  • 41.  Hukum perbuatan dan akibatnya (moral laws)  Mengatur akibat perbuatan baik dan buruk yang dilakukan dengan sengaja (ada cetana atau kehendak)
  • 42.  Hukum realita (the general laws of cause and effect)  Mengatur gejala alam yang tidak diatur oleh hukum lain contohnya yang terjadi pada saat kelahiran terakhir Bodhisatta, parinibbana- Nya Buddha, dan sebagainya
  • 43. PAÑCA NIYĀMA merupakan Hukum yang berlaku UNIVERSAL, mengatasi KEadaan, wakTU dan temPAT Berlaku terhadap SIAPA saja, KAPAN saja, dan DIMANA saja dalam keadaan BERKONDISI PAÑCA NIYĀMA bukanlah MAKHLUK , tapi merupakan HUKUM
  • 44.
  • 45.  Bahwa alam semesta adalah sistem yang “berdenyut”, setelah mengembang secara maksimal, lalu menciut dengan segala energi yang ditekan pada suatu bentukan massa; sedemikian besar sehingga menyebabkan ledakan yang dikenal sebagai “ BIG BANG” (dentuman besar), yang berakibat pelepasan energi.  Dentuman Besar atau teori Big Bang, dipercaya sebagai kejadian yang membentuk alam semesta
  • 46.
  • 47.  Brahmajala Sutta  Agañña Sutta
  • 48. MAKHLUK PERTAMA A. MANUSIA PERTAMA DĪGHA NIKĀYA, AGAÑÑA SUTTA TUMIMBAL LAHIR DARI ALAM ABHASSARA LAHIR DI BUMI INI DALAM JUMLAH YANG BANYAK
  • 49.  Suatu masa yang lama sekali, 'bumi ini belum ada‘, umumnya makhluk hidup di alam dewa Abhassara, dan ketika bumi mulai ber-evolusi dalam pembentukan, alam Brahma kelihatan dan masih kosong.  Mahluk alam Abhassara tersebut meninggal dan terlahir kembali di alam Brahma, muncul keinginan adanya makhluk lain;  Makhluk lain muncul kemudian meninggal dan lahir di bumi, menjadi petapa dan dapat mengingat kehidupan lampau;
  • 50.  Makhluk ? Dari Alam Abhassara  Keadaan alam semesta (bumi) pada saat itu? Diliputi cahaya yang terang benderang  Makanan? Sari tanah dengan warna, bau, dan rasa yang khas  Akibat memakan terlalu banyak? Lenyaplah cahaya yang terang dan muncul konstelasi  Setelah hidup dengan sari tanah? Tubuh menjadi semakin padat, lalu saling merendahkan  Akibat saling merendahkan? Sari tanah lenyap, kemudian muncul tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko), seperti cendawan  Setelah hidup dengan tumbuhan dari tanah? Tubuh tertampak semakin indah, sehingga muncul sombong dan congkak
  • 51.  Akibat sombong dan congkak? Tumbuhan lenyap, muncul tumbuhan menjalar (badalata)  Setelah hidup dengan tumbuhan menjalar? Tubuh semakin lebih indah sehingga muncul lagi sombong dan congkak  Akibat semakin sombong dan congkak? Tumbuhan menjalar lenyap, kemudian muncul tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Sore di petik, pagi tumbuh lagi, demikian sebaliknya;  Setelah hidup dengan tumbuhan padi? Tubuh padat dan jelas perbedaannya, wanita semakin jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga), mereka saling memperhatikan, muncul nafsu indera mereka sehingga melakukan hubungan kelamin
  • 52. B. MAKHLUK PERTAMA DI ALAM SEMESTA DIJELASKAN DALAM SAṀYUTTA NIKĀYA II, 178-193: “TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN AKHIR RODA TUMIMBAL LAHIR, TIDAK DAPAT DIPIKIRKAN ASAL MULA MAKHLUK-MAKHLUK YANG KARENA DILIPUTI OLEH KETIDAKTAHUAN (AVĪJJA) DAN TERBELENGGU OLEH KEINGINAN RENDAH (TANHA) MENGEMBARA KE SANA KEMARI.”
  • 53. PEMBENTUKAN & KEHANCURAN PLANET AṄGUTTARA NIKĀYA, SATTAKANIPĀTA, MAHĀVAGGO DUTIYO, BAGIAN SATTASURIYA, MENCERITAKAN TENTANG KEHANCURAN BUMI KIAMAT KEHANCURAN SELURUH ALAM SEMESTA DALAM ALAM SEMESTA SELALU TERJADI KEHANCURAN PLANET, JUGA PEMBENTUKAN PLANET BARU KEHANCURAN PLANET / BUMI
  • 54. Visuddhi magga (Bab XIII, 28-65)  (Angguttara Nikaya IV, 100);  Satta Suriya Sutta
  • 55.  Visuddhi magga (Bab XIII, 28-65) setelah kemunculan Buddha terakhir (Buddha Metteyya) muncul awan tebal yang menyirami seratus milyar tata surya (Kotisatasahassa cakkavalesu) yang disebabkan oleh api, air, dan angin;
  • 56. Anguttara Nikaya IV, 100; Sattakanipata dan Satta Suriya Sutta  Muncul tujuh matahari (karena garis edar tata surya kita akan bersilangan dengan garis orbit tata surya lain) yang menghancurkan bumi;  Suatu masa tidak akan ada hujan = tanaman kering dan mati  Muncul matahari ke- 2 = sungai dan danau kecil surut, kering  Muncul matahari ke- 3 = semua sungai besar surut  Muncul matahari ke- 4 = semua danau besar surut  Muncul matahari ke- 5 = semua air di maha samudera surut hingga semata kaki  Muncul matahari ke- 6 = Bumi dengan Gunung Sineru mengeluarkan asap  Muncul matahari ke- 7 = Bumi dengan Gunung Sineru akan terbakar sampai sebelum alam Abhassara
  • 57. Kehancuran Alam Semesta karena Api Anguttara Nikaya IV, 100; Sattakanipata dan Satta Suriya Sutta Muncul tujuh matahari (karena garis edar tata surya kita akan bersilangan dengan garis orbit tata surya lain) yang akan menghancurkan bumi;
  • 58. Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun- tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan. Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati .....
  • 59. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada .....
  • 60. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Aciravati, Sarabhu, dan Mahi surut, kering dan tiada .
  • 61. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddanta, dan Mandakini surut, kering dan tiada .....
  • 62. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air maha samudra surut 100 yojana*, lalu surut 200 yojana, 300 yojana, 400 yojana, 500 yojana, 600 yojana dan surut 700 yojana. Air maha samudra tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam, lima, empat, tiga, dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha samudra tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua dan hanya sedalam tinggi seorang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tinggi mata kaki.
  • 63. Para bhikkhu, bagaikan di musim rontok, ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak kaki sapi, demikianlah dimana-mana air yang tersisa dari maha samudra hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi.
  • 64. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keenam muncul. Ketika matahari keenam muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap. Para bhikkhu, bagaikan tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini.
  • 65. Demikianlah, para bhikkhu, semua bentuk (sankhara) apa pun adalah tidak kekal, tidak abadi atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua hal.
  • 66. Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar, dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.
  • 67. Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus yojana terbakar dan menyala ditaklukkan oleh amukan nyala yang berkobar-kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi dengan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa. Demikian pula bumi maupun debu tidak tersisa sama sekali.
  • 68. Niraya Tiracchāna Peta Asura Manussa Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Pārisajja Purohita Mahābrahmā Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā Vehapphala Asaññasatta Aviha Atappā Sudassā Sudassi Akaniṭṭhā Ākāsānañcāyatana Viññānañcāyatana Ākiñcaññāyatana Nevasaññānāsaññāyatan a Apāya 4 Manusia 1 Deva 6 Rūpa Jhāna 1 Rūpa Jhāna 2/3 Rūpa Jhāna 4 Rūpa Jhāna 5 Ārūpa Jhāna 4 Destruction by Fire Bhumi 31 Niraya Tiracchāna Peta Asura Manussa Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Pārisajja Purohita Mahābrahmā Apāya 4 Manusia 1 Deva 6 Rūpa Jhāna 1
  • 69.  Alam semesta diliputi kegelapan hingga muncul awan besar, hujan turun perlahan kemudian bertambah besar dan menyirami tempat bekas terbakar pada seratus milyar tata surya sampai menjadi terendam. Kemudian angin (energi) di sekelilingnya muncul dan menekan serta membulatkannya, sehingga membentuk alam yang diawali dari alam Maha Brahma
  • 70. Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :  Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran kappa sampai apinya padam disebut satu Asankheyya, dan disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).  Setelah padamnya api sampai timbulnya awan besar pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah penyusutan (samvattathayi).  Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut pengembangan (expansion/vivatto).  Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
  • 71. 1. Samvatta-kappa 2. Samvattathaayi 3. Vivatta-kappa 4. Vivattathaayi . Setelah padamnya api sampai timbulnya awan besar pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah penyusutan Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut pengembangan. . Periode Pembentukan dan Kehancuran Alam Semesta yang disebabkan karena api Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran kappa sampai apinya padam disebut satu Asankheyya, dan disebut masa penyusutan Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya keempat dan disebut masa setelah ekspansi
  • 72.  Muncul awan kaustik yang maha besar (kharudaka);  Hujan perlahan, kemudian bertambah besar sampai menyirami seratus milyar tata surya, setelah tersentuh air kaustik, bumi gunung dan sebagainya mencair dan semua air yang timbul ditunjang oleh angin (energi).  Air merendam bumi sampai alam jhana kedua terus naik hingga ke alam jhana ketiga yang lebih rendah dan berhenti sebelum sampai di alam Subhakinha;
  • 73. Destruction by Water Bhumi 31 Niraya Tiracchāna Peta Asura Manussa Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Pārisajja Purohita Mahābrahmā Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā Vehapphala Asaññasatta Aviha Atappā Sudassā Sudassi Akaniṭṭhā Ākāsānañcāyatana Viññānañcāyatana Ākiñcaññāyatana Nevasaññānāsaññāyatan a Apāya 4 Manusia 1 Deva 6 Rūpa Jhāna 1 Rūpa Jhāna 2/3 Rūpa Jhāna 4 Rūpa Jhāna 5 Ārūpa Jhāna 4 Niraya Tiracchāna Peta Asura Manussa Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Pārisajja Purohita Mahābrahmā Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Apāya 4 Manusia 1 Deva 6 Rūpa Jhāna 1 Rūpa Jhāna 2/3
  • 74.  Alam semesta diliputi kegelapan hingga muncul awan besar, air kaustik menyusut di seratus milyar tata surya. Kemudian angin (energi) di sekelilingnya muncul dan menekan serta membulatkannya, sehingga membentuk alam yang diawali dari alam Subhakinha;
  • 75. Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :  Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran kappa sampai air kaustik surut disebut satu Asankheyya, dan disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).  Setelah surutnya air kaustik sampai timbulnya awan besar pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah penyusutan (samvattathayi).  Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut pengembangan (expansion/vivatto).  Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
  • 76.  Muncul angin ;  Pertama muncul angin yang menerbangkan debu (flue) kasar, flue halus lalu pasir halus, pasir kasar, kerikil, batu sampai mengangkat batu sebesar batu nisan dan pohon-pohon besar tertiup ke angkasa, hancur berkeping-keping dan musnah;  Kemudian angin muncul dari bawah permukaan bumi dan membalikkan bumi melemparnya ke angkasa hingga hancur berkeping-keping lalu musnah;  Gunung di tatasurya dan gunung Sineru tercabut ke luar angkasa saling bertumbukan hingga berkeping- keping lalu lenyap;  Angin menghancurkan bumi sampai alam vehapphala
  • 77. Niraya Tiracchāna Peta Asura Manussa Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Pārisajja Purohita Mahābrahmā Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā Vehapphala Asaññasatta Aviha Atappā Sudassā Sudassi Akaniṭṭhā Ākāsānañcāyatana Viññānañcāyatana Ākiñcaññāyatana Nevasaññānāsaññāyatan a Apāya 4 Manusia 1 Deva 6 Rūpa Jhāna 1 Rūpa Jhāna 2/3 Rūpa Jhāna 4 Rūpa Jhāna 5 Ārūpa Jhāna 4 Destruction by Wind Bhumi 31 Niraya Tiracchāna Peta Asura Apāya 4 Manussa Manusia 1 Cātumahārājikā Tāvatimsā Yāmā Tusitā Nimmānarati Paranimmitavasavatti Deva 6 Pārisajja Purohita Mahābrahmā Rūpa Jhāna 1 Parittābhā Appamānābhā Ābhassarā Rūpa Jhāna 2/3 Parittasubhā Appamānasubhā Subhakinhā Rūpa Jhāna 4
  • 78.  Alam semesta diliputi kegelapan hingga muncul awan besar, angin mereda. Kemudian angin (energi) di sekelilingnya muncul dan menekan serta membulatkannya, sehingga membentuk alam yang diawali dari alam Subhakinha;
  • 79. Empat asankheyya = satu maha kappa yaitu :  Periode waktu munculnya awan yang mengawali kehancuran kappa sampai angin mereda disebut satu Asankheyya, dan disebut masa penyusutan (contraction/pali: samvatto).  Setelah surutnya air kaustik sampai timbulnya awan besar pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan disebut masa setelah penyusutan (samvattathayi).  Periode setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari merupakan asankheyya ketiga dan disebut pengembangan (expansion/vivatto).  Periode setelah munculnya bulan matahari sampai munculnya awan yang mengawali kehancuran merupakan asankheyya keempat dan disebut masa setelah ekspansi (vivatthayi).
  • 80. Kemunculan Matahari kedua dstnya: - Pengenalan binary system. - Binary system ada yang hingga 6 matahari saling mengorbit Jenis-jenis binary system: - Biner Visual yaitu suatu pasangan bintang yang nampak besar dan dapat dilihat walaupun kita hanya menggunakan teleskop kecil, contoh: Sirius.
  • 81. Pada kehancuran karena angin, partikel- partikel terangkat dan berbenturan di angkasa hingga hancur dan lenyap. Kemungkinan kehancuran yang mirip dengan ini hanya terjadi pada benturan dua galaksi yang ada di alam semesta.
  • 82. Kehancuran karena angin adalah kehancuran yang paling dahsyat dan spektakuler. Secara iseng-iseng Alan Toomre dari joint institute for laboratory of astrophysics di Colorado, membuat simulasi yang menggambarkan kedahsyatan tabrakan galaksi:
  • 83. Kehancuran karena air agak sukar diselidiki, karena kesulitan melihat air yang ada di alam semesta. Dugaan kehancuran karena air mungkin bisa diasumsikan sebagai fase galaksi yang tidak dapat dijelaskan, umpamanya galaksi BL Lac. BL Lac adalah galaksi ellips yang tidak memiliki gas dan debu pembentuk, intensitas pancaran cahayanya berubah-ubah dalam periode tertentu.
  • 84.  Lobha (keserakahan) = hancur oleh air;  Dosa (kebencian) = hancur oleh api;  Moha (kegelapan batin) = hancur oleh angin,
  • 85.  1 sampai 7 oleh api, 8 oleh air;  9 hingga 15 oleh api, 16 oleh air;  17 hingga 23 oleh api, dstnya ;  Setelah kehancuran ke 56 oleh air,  lalu 57 hingga 63 oleh api, ke 64 oleh angin, setelah itu mulai lagi hitungan satu  Setelah 7 kali hancur oleh api,  kemudian hancur oleh air sampai 7 kali, kemudian hancur oleh angin sampai 7 kali
  • 86. Definisi Kappa: a) Maha Kappa. Umur bumi dari terbentuk sampai hancur. b) Asankkheyya Kappa. Jumlah kappa yg tidak terhitung dalam konteks perjuangan parami bodhisatta atau ¼ maha kappa = 20 antara kappa. c) Antara Kappa. Jarak waktu umur manusia rata- rata 10 tahun kemudian naik dan turun lagi menjadi rata-rata 10 tahun.
  • 87. a) Perumpamaan batu karang Panjang=1 Yojana Lebar = 1 Yojana Tinggi = 1 Yojana 1 Yojana = 1,6 km atau 1600m Batu karang tersebut di gosok dengan kain sutera 100 tahun sekali sampai batu karang tsb hancur.
  • 88. Jika sebuah batu karang akan habis tergosok kira-kira sebesar 1 mm kubik setelah 10.000 kali gosokan. Maka, batu setebal 1 mil kubik ( 1,6 x 10 6)3 yang digosok setiap 100 tahun sekali lamanya adalah : 4,096 x 10 18 mm 3 x 10.000 gosokan x 100 tahun = 4,096 x 10 23 tahun = 409.600.000.000.000.000.000.000 tahun Itulah kira-kira lamanya umur bumi.
  • 89. Panjang =1Yojana Lebar = 1 Yojana Tinggi = 1 Yojana 1 Yojana = 1,6km / 1600 meter Kemudian kotak itu di isi oleh satu biji sesawi setiap 100 tahun sekali sampai penuh.
  • 90. Satu mil (1,6 km) = 1.600.000 mm = 1,6 x 10 6 mm Satu mil kubik = ( 1,6 x 10 6)3 = 4,096 x 10 18 mm 3 Ukuran biji mustrad /sesawi = 3mm x 3mm x 3mm= 27 mm 3 Jadi, banyaknya biji mustrad /sesawi dalam satu mil kubik= 4,096 x 10 18 mm 3 / 27 mm 3 = 1,517 x 10 16 butir Bila biji mustard tersebut diambil 1 butir setiap 100 tahun, maka lamanya Maha Kappa adalah : 1,517 x 1016 x 100 tahun = 1,517 x 10 18 tahun 1 Asankheya Kappa adalah = 1,517 x 10 18 tahun/4 = 3,793 x 10 17 tahun = 379.300.000.000.000.000 tahun
  • 91. SIKLUS MORAL MANUSIA BERHUBUNGAN DENGAN RATA-RATA UMUR MANUSIA MORAL MORAL UMUR RATA-RATA MANUSIA UMUR RATA-RATA MANUSIA SIKLUS UMUR MANUSIA MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA GOTAMA MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA METTEYA MASA KELAHIRAN PACCEKA BUDDHA MASA KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA UMUR RATA-RATA MANUSIA 100 TAHUN UMUR RATA-RATA MANUSIA 80.000 TAHUN UMUR RATA-RATA MANUSIA 10 – 100 TAHUN UMUR RATA-RATA MANUSIA 100 – 100.000 TAHUN 1 ANTARA KAPPA 1 KAPPA ( UMUR BUMI ) 1 SIKLUS MORAL ( UMUR RATA-RATA 10 TAHUN S/D UMUR RATA-RATA 10 TAHUN ) ± 80 ANTARA KAPPA 10 THN 10 THN 10 THN 10 THN AJARAN BUDDHA TIDAK DIKENAL ANTARA KAPPA ANTARA KAPPA MORAL TURUN MORAL NAIK MORAL NAIK S.S.B GOTAMA 100 THN 100.000 THN 100 THN 100 THN 100 THN 100 THN 100 THN 100.000 THN 100.000 THN 100.000 THN 100.000 THN SAMMA SAMBUDDHA PACCEKA BUDDHA S.S.B METTEYA
  • 92.  Selama bumi berproses terjadi siklus moral yang berhubungan dengan panjangnya usia manusia rata-rata pada waktu itu;  Usia manusia rata-rata dapat berlangsung dari 100.000 tahun sampai kira-kira 10 tahun (terjadi pada ‘jaman Kaliyuga’)  Jarak umur manusia antara rata-rata 10 tahun sampai dengan 10 tahun lagi disebut satu ‘antara kappa’.
  • 93. Terdapat enam macam kappa, yaitu :  1. Maha kappa;  2. Asankhyeyya kappa;  3. Antara kappa;  4. Ayu kappa;  5. Hayana kappa;  6. Vaddhana kappa.
  • 94.  Satu siklus dunia yaitu siklus dari hancur, lalu terbentuk hingga hancur kembali.  1 Maha Kappa = 4 Asankheyya Kappa  Pembagian Maha Kappa  Subba kappa atau kappa kosong = tidak ada Buddha  Asubba kappa atau kappa tidak kosong= ada Buddha Asubba Kappa (ada Buddha muncul) ada lima jenis : o 1. Sara kappa = muncul satu Buddha o 2. Manda kappa = muncul dua Buddha o 3. Vara kappa = muncul tiga Buddha o 4. Saramanda kappa = muncul empat Buddha o 5. Bhadda kappa = muncul lima Buddha
  • 95.  1 Asankheya Kappa adalah = 1,517 x 10 18 tahun/4 = 3,793 x 10 17 tahun = 379.300.000.000.000.000 tahun  4 Asankheyya Kappa : 20 Antara Kappa
  • 96.  Selang waktu umur rata-rata manusia 10 tahun naik menjadi tak terhitung dan turun kembali menjadi rata-rata 10 tahun  Macam antara kappa :  Penurunan umur kehidupan disebut hàyana kappa  Penurunan karena keserakahan sehingga kekurangan makanan disebut dubbhikkhantara kappa atau kappa kelaparan.  Penurunan karena kebodohan yang menyebabkan wabah penyakit disebut rogantara kappa atau kappa penyakit.  Penurunan karena kebencian yang menyebabkan saling bunuh di antara sesama manusia dengan menggunakan senjata yang disebut satthantara kappa atau kappa senjata Tiga sebab ini membuat semua orang jahat akan binasa dalam tujuh hari terakhir sebelum berakhirnya kappa.  Peningkatan umur kehidupan disebut vaddhana kappa  Meningkat kemudian menurunnya umur kehidupan disebut antara kappa
  • 97.  Masa yang dihitung berdasarkan umur kehidupan (àyu) pada masa itu.  Jika umur kehidupan adalah seratus tahun, maka satu abad adalah satu àyu kappa.  Jika umur kehidupan adalah seribu tahun, maka satu millenium adalah satu àyu kappa.
  • 98.  Masa ketika dunia mengalami kemerosotan
  • 99.  Peningkatan umur kehidupan
  • 100. DALAM 1 BUMI, PALING BANYAK HANYA ADA 5 KELAHIRAN SAMMĀSAMBUDDHA DI BUMI KITA INI TERDAPAT 5 SAMMĀSAMBUDDHA KAKUSANDHA KONĀGAMANA KASSAPA GOTAMA METTEYYA SAMMĀSAMBUDDHA PACCEKA BUDDHA PACCEKA BUDDHA PACCEKA BUDDHA PACCEKA BUDDHA UMUR RATA-RATA 40.000 thn 30.000 thn 20.000 thn 80-100 thn 80.000 thn
  • 101. Di alam semesta yang berkondisi, Terdapat 31 dimensi (gelombang) Yaitu: A. Apaya 4 B. Manussa 1 C. Deva 6 D. Rupa Brahma 16 E. Arupa Brahma 4
  • 102. Niraya Tiracchana Peta Asura Manussa Catumaharajika Tavatimsa Yama Tusita Nimmanarati Parinimmita-Vasawati Parisajja Purohita Maha Brahma Parittabha Appamanabha Abhhassara Parittasubha Appamana subha Subhankinha Vehapphala Asannasatta Aviha Atappa Sudassa Sudassi Akanittha Akasanancatana Vinnanancayatana Akincannayatana Nevasannanasanna yatana Deva 6 Manusia 1 Apaya 4 Rupa Jhana 5 Rupa Jhana4 Rupa Jhana 2/3 Rupa Jhana1 Arupa Jhana 4 Suddhavassa 5
  • 103. Tidak Terhingga Tidak Terhingga 75 tahun 9 juta tahun 36 juta tahun 144 juta tahun 576 juta tahun 2304 juta tahun 9.216 juta tahun 1/4 MK 1/2 MK 1 MK 2 MK 4 MK 8 MK 16 MK 32 MK 64 MK 500 MK 500 MK 1000 MK 2000 MK 4000 MK 8000 MK 16000 MK 20000 MK 40000 MK 60000 MK 84000 MK Deva 6 Manusia 1 Apaya 4 Rupa Jhana 5 Rupa Jhana 4 Rupa Jhana 2/3 Rupa Jhana 1 Arupa Jhana 4 Suddhavassa
  • 104. ALAM - ALAM KEHIDUPAN Batas Umur 4 - ARŪPA BHŪMI (Alam Tanpa Bentuk) 4. N'eva Saññā N'āsaññāyatanaBhūmi 3. Akiñcaññāyatana Bhūmi 2. Viññānañcāyatana Bhūmi 1. Ãkāsānañcāyatana Bhūmi 84.000 M.K. 60.000 M.K. 40.000 M.K. 20.000 M.K. 16 - RŪPABHŪMI (Alam Bentuk) Catuttha Jhāna Bhūmi Alam Jhāna IV Suddhavassa Akanittha Bhūmi Sudassi Bhūmi Sudassa Bhūmi Atappa Bhūmi Aviha Bhūmi 16.000 M.K. 8.000 M.K. 4.000 M.K. 2.000 M.K. 1.000 M.K. 500 M.K. 500 M.K. Asaññasatta Bhūmi Vehapphala Bhūmi Tatiya Jhāna Bhūmi Alam Jhāna IV Brahma Subhakinha Bhūmi Brahma Appamãnasubha Bhūmi Brahma Parittasubha Bhūmi 64 M.K. 32 M.K. 16 M.K. Dutiya Jhāna Bhūmi Alam Jhāna II/III Brahma Abhassarā Bhūmi Brahma Appamãnabhā Bhūmi Brahma Parittābhā Bhūmi 8 M.K. 4 M.K 2 M.K. Pathama Jhāna Bhūmi Alam Jhāna I Mahā Brahma Bhūmi Brahma Purohita Bhūmi Brahma Pārisajja Bhūmi 1 A.K. 1/2 A.K. 1/3 A.K. 11 - KĀMABHŪMI (Alam Nafsu) Kāmasugati Bhūmi 7 (7 Alam Bahagia) Deva Bhūmi 6 (Alam Dewa) Paranimmitavasavatti Bhūmi Nimmānarati Bhūmi Tusitā Bhūmi Yāmā Bhūmi Tāvatimsa Bhūmi Cātummahārājikā Bhūmi 16.000 T.S. 8.000 T.S. 4.000 T.S. 2.000 T.S. 1.000 T.S. 500 T.S Manussa Bhūmi - Alam Manusia Tak Terbatas Apāya Bhūmi 4 (4 Alam Menderita) Asurakāya Bhūmi Peta Bhūmi Tiracchāna Bhūmi Niraya Bhūmi Tak Terbatas Tak Terbatas Tak Terbatas Tak Terbatas
  • 105. Sutta Ujung Kuku (Nakhasikha Sutta) Sutta Penyu Buta (Kanakacchapa Sutta)
  • 106.  Jika 0 para siswa, beberapa butir debu yang berada di ujung kuku dari jari-Ku ini, dibandingkan dengan banyaknya debu yang ada di semesta alam ini, yang manakah yang akan dikatakan lebih sedikit, dan yang manakah lebih banyak?  Para siswa menjawab : Yang Mulia, debu yang ada di ujung kuku itu yang lebih sedikit, dan debu yang ada di semesta alam ini lebih banyak.  Kemudian YMS Buddha Gotama bersabda lagi :  Demikian juga, para siswa, mereka yang telah meninggal dunia sangat sedikit sekali yang bertumimbal-lahir di alam manusia dan di alam dewa, laksana beberapa butir debu yang berada di ujung kuku jari-Ku ini, dan mereka yang bertumimbal-lahir di alam yang menyedihkan (APAYA) yaitu alam-alam neraka, setan, binatang, raksasa asura) itu adalah banyak sekali, laksana banyaknya debu di semesta alam ini.
  • 107. • Sutta Penyu Buta • (Kanakacchapa Sutta)  Dalam sutta ini dijelaskan bahwa sulitnya terlahir di alam manusia adalah lebih sulit dibandingkan dengan sulitnya kemungkinan seekor penyu buta yang muncul ke permukaan laut hanya 100 tahun sekali dan ketika muncul ke permukaan kepalanya masuk ke dalam gelang-gelang yang terapung di permukaan lautan.