SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
(PATOLOGI SISTEM
PERNAPASAN DAN
KARDIOVASKULER)
DISAMPAIKAN OLEH :
ABDUL RIVAI S. DUNGGIO
Manubrium sterni
Corpus sterni
Suprasternal notch
Angulus sterniKosta
II
Sela iga II
Processus xyphoideus
Costochondral junction
Angulus kosta
Cardiac notch paru kiri
Kartilago kosta II
Dinding Dada
Anterior
Dinding Dada
Posterior
Processus spinosus VC7 Processus spinosus VTh1
Angulus inferior skapula
Kosta VII
Sela iga VII
Linea di Dinding
Dada Anterior
Linea Midsternalis(dari
suprasternal notch
ke arah bawah)l
Linea Midklavikularis(dari
tengah klavikula ke
arah bawah)
Linea Aksilaris Anterior (darilipatan
aksila anterior ke arah
bawah)
Linea di
Dinding Dada
Posterior
Linea Midskapularis
Linea Vertebralis
(sepanjang prosesus
spinosus vertebra)
Proyeksi
Jantung dan
Pembuluh
Darah Besar di
Dinding Dada
Anterior
Pryeksi Katub-
katub di
Dinding Dada
Anterior
Sela iga II-III kiri dekat
sternum  katub pulmonis
Sela iga II kanan
katub Aorta
Sekitar tepi sternum kiri
bawah  Katub Trikuspidalis
Disekitar apeks
Katub Mitral
Linea di
Dinding Dada
Posterior
Linea Midskapularis
Linea Vertebralis
(sepanjang prosesus
spinosus vertebra)
PROSEDUR PELAKSANAAN
Alat dan bahan
Alat yang dibutuhkan adalah stetoskop dan
penggaris
PROSEDUR PELAKSANAAN
Tahap Persiapan
 Pasien diminta untuk melepaskan pakaian bagian atas
 Pasien diminta duduk pada pemeriksaan dada posterior dan
berbaring telentang pada bed pemeriksaan saat memeriksa dada
anterior. Selain itu untuk kelengkapan pemeriksaan jantung
diperlukan pemeriksaan dengan posisi pasien berbaring miring ke
kiri (left lateral decubitus) dan posisi duduk sedikit membungkuk
ke depan.
 Ruang pemeriksaaan harus sunyi untuk mendapatkan hasil perkusi
dan auskultasi yang adekuat
 Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit.
PELAKSANAAN---DADA POSTERIOR
(INSPEKSI )
Statis dan Dinamis..Mencari :
1. Adanya deformitas/ asimetri bentuk dada.
Adanya retraksi sela iga waktu inspirasi.
2. Adanya ketinggalan gerak/ gangguan pergerakan
napas pada satu atau kedua sisi dada.
Inspeksi dada dalam keadaan statis/ saat istirahat
Saat istirahat kita perhatikan bentuk dada. Deformitas tulang
belakang seperti kifosis dan skoliosis atau adanya gibus dapat
mengakibatkan perubahan bentuk dada. Adanya asimetri
bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi
pulmonal dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat
diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab
kelainan jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan
katup aorta pada sindroma Marfan dan sebagainya) atau
menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas
jantung yang mencolok semasa pertumbuhan.
Inspeksi dada dalam keadaan dinamis (respirasi)
 Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada
mengembang sama besar dan pada waktu yang
bersamaan. Kelambanan pengembangan atau
keterlambatan gerak salah satu sisi dada bisa
terdapat pada kelainan efusi pleura unilateral,
penebalan pleura unilateral, tumor.
 Retraksi dinding dada : di dada posterior, retraksi
sela iga biasanya pada sela iga bagian bawah.
PALPASI
 Adanya kelainan/ lesi pada kulit,
massa, nyeri tekan lokal dan
kemungkinan adanya fraktur.
 Pengembangan dinding dada.
CARA PALPASI
Letakkan ibu jari setinggi kosta X, jari-jari
yang lain berada di sebelah lateral rongga
dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah
medial untuk mengangkat lipatan kulit yang
longgar di antara kedua ibu jari.
Mintalah pasien untuk bernapas dalam.
Amati, sejauh mana ibu jari anda
menyimpang mengikuti ekspansi toraks,
rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari
pergerakan dinding dada selama respirasi.
Pemeriksaan Pengembangan Dada
Posterior
PALPASI --Penilaian fremitus taktil
- Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada,
pergunakan telapak tangan di bagianbasal jari-jari
atau permukaan ulnar dari telapak tangan.
- Mintalah pasien mengulang-ulang kata : ”sembilan
puluh sembilan” atau ”dua puluh dua”.Jika belum
jelas, mintalah pasien untuk bersuara lebih keras
atau lebih dalam.
- Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan
dan kiri di sebelah posterior dada padabeberapa
lokasi
- Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat,
menurun atau menghilang.
Lokasi Pemeriksaan Fremikus taktil
PERKUSI
- Pemeriksa duduk di samping-belakang pasien.
- Hiperekstensi jari tengah tangan kiri, sendi interphalangeal distal
ditekankan pada permukaan dada dengan lembut. Jari yang lain dan
bagian lain dari telapak tangan tidak boleh menyentuh permukaan
perkusi.
- Posisikan telapak tangan kanan agak dekat ke permukaan. Jari
tengah dalam keadaan fleksi sebagian, relaksasi dan siap untuk
mengetuk.
- Ketukkan distal jari tengah tangan kanan ke
arah sendi interphalangeal distal tangan kiri
dengan gerakan cepat tapi rileks. Dengan
demikian, kita mencoba untuk
mentransmisikan getaran melalui tulang sendi
ke dinding dada. Ketuklah dengan
menggunakan ujung jari dan bukan badan jari.
Gerakan pergelangan tangan bertumpu pada
sendi pergelangantangan kanan.
- Tarik tangan sesegera mungkin untuk
menghindari tumpukan getaran yang telah
diberikan.
- Lakukan perkusi secara beraturan, bandingkan
antara kanan dan kiri. Lakukan 2 kali ketukan
di tiap-tiap titik perkusi.
- Kenali jenis-jenis suara perkusi
- Bila suara perkusi yang terdengar kurang keras, tambahkan tekanan
pada sendiinterphalangeal distal yang menempel di dada pasien.
- Perkusi paru normal adalah sonor karena jaringan paru yang
mengandung udara. Suara perkusi menjadi pekak atau redup bila
jaringan paru normal terisi oleh konsolidasi (campuran antara
cairan dan sel darah) seperti pada pneumonia; digantikan oleh
jaringan padat (fibrosis pleura/ paru, tumor) atau terdapat cairan
yang menempati cavum pleura, dapat berupa cairan serosa (efusi
pleura), darah (hematothoraks) atau pus (empiema).
- Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal.
AUSKULTASI –POLA SEPERTI PERKUSI
Letakkan bagian diafragma stetoskop
Pasien diminta untuk bernapas dalam dan
dengarkan
Dengarkan minimal satu siklus inspirasi dan
ekspirasi di satu titik auskultasi. Bila suara yang
terdengar kurang jelas, minta pasien untuk
bernapas lebih dalam
PELAKSANAAN---DADA ANTERIOR
(INSPEKSI )
Statis Mencari :
 Bentuk dada normal apabila didapatkan diameter lateral (samping) lebih besar
daripada diameter anteroposterior (depan belakang).
 Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan penonjolan
sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks. Sering terjadi pada sindroma
Marfan.
 Pektus ekskavatus (funnel breast) : dada berbentuk cerobong, kebalikan dari pektus
karinatus, dimana bagian bawah sternum dan iga tertarik mendekati vertebra. Dapat
disebabkan karena pekerjaan (misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada
sindrom Marfan.
PELAKSANAAN---DADA POSTERIOR
(INSPEKSI )
Statis Mencari :
 Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema
pulmonum atau karena kifosis senilis (perubahan rangka yang
menyertai proses penuaan). Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini
normal pada anak – anak.
 Voussure cardiaque :penonjolan bagian depan hemitoraks kiri.
Keadaan ini hampir selalu terdapat pada kelainan jantung bawaan atau
karena demam rematik, terutama berkaitan dengan aktifitas jantung
yang berlebihan pada masa pertumbuhan.
 Dinamis Mencari:
 Asimetri gerakan dada/ keterlambatan gerak salah satu sisi
dada.
 Retraksi dinding dada : di dada anterior, retraksi
sering terjadi disupraklavikula dan suprasternal.
 Pada inspeksi dada saat respirasi, perlu juga dinilai
frekuensi, irama, kedala man dan usaha pasien untuk
bernapas.
 Dinilai juga adanya pola respirasi abnormal, misalnya
takhipnea, hiperpnea, orthopnea, Cheyne-Stokes, Kusmaull
dan lain-lain.
PALPASI
1. Adanya kelainan/ lesi pada kulit, massa, nyeri tekan lokal dan
kemungkinanadanya fraktur.
2. Letak iktus kordis
Caranya :
 Meletakkan permukaan palmar telapak tangan atau bagian 1/3 distal
jari II, II dan IV atau dengan meletakkan sisi medial tangan,
terutama pada palpasi untuk meraba thrill. Identifikasi BJ1 dan BJ2
pada iktus kordis dilakukan dengan memberikan tekanan ringan
pada iktus.
 Bila iktus tidak teraba pada posisi terlentang, mintalah pasien
untuk berbaring sedikit miring ke kiri (posisi left lateral decubitus)
dan kembali lakukan palpasi. Jika iktus tetap belum teraba, mintalah
pasien untuk inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian menahan
nafas sebentar
Pengembangan Dada
- Letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, jari-jari yang lain
berada di sebelah lateral rongga dada. Setelah itu,
geserkan sedikit ke arah medial untuk mengangkat
lipatan kulit yang longgar di antara kedua ibu jari.
Mintalah pasien untuk bernapas dalam.
- Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang
mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan
kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi
• Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo
dan durasi impuls apeks pada iktus.
1. Penilaian fremitus taktil
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
- Untuk membandingkan fremitus kedua sisi
dada, pergunakan telapak tangan di bagianbasal
jari-jari atau permukaan ulnar dari telapak tangan
- Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru
kanan dan kiri di sebelah anterior dada pada
beberapa lokasi
- Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat,
menurun atau menghilang.
PERKUSI PARU
- Lakukan perkusi secara beraturan pada dada
anterior dan lateral, dan bandingkan antara
kanan dan kiri
- Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya
abnormal. Jika jaringan paru atau kavum
pleura normal digantikan oleh massa padat
atau terisi cairan, suara sonor akan berubah
menjadi redup. Karena cairan selalu berada
di tempat terbawah dari kavum pleura
(diposterior bila pasien berbaring), maka
hanya efusi masif yang terdeteksi pada perkusi
dadaanterior.
Pada perempuan, untuk
meningkatkan perkusi, geser
payudara dengan perlahan
dengan tangan kiri ketika anda
memeriksa sebelah kanan.
Alternatif lain anda bisa
meminta pasien untuk
menggeser sendiri payudaranya.
MENILAI BATAS PARU – JANTUNG DAN BATAS
PARU –HEPAR. (PERKUSI)
- Penilaian batas paru – hepar :
Perkusi pada linea midklavikula kanan sampai ke bawah
dan identifikasi batas atas keredupan hepar. Metode ini akan
dipergunakan pada waktu pemeriksaan fisik abdomen untuk
memperkirakan ukuran hepar. Perkusi pada paru kiri bagian
bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam
lambung.
- Penilaian batas paru – jantung :
Secara normal, area jantung menimbulkan bunyi redup di
sisi kiri sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5.
Perkusi paru kiri dilakukan di sebelah lateral dari area
tersebut.
AUSKULTASI (BUNYI NAPAS)
Letakkan bagian diafragma stetoskop
Pasien diminta untuk bernapas dalam dan
dengarkan
Dengarkan minimal satu siklus inspirasi dan
ekspirasi di satu titik auskultasi. Bila suara yang
terdengar kurang jelas, minta pasien untuk
bernapas lebih dalam
AUSKULTASI (BUNYI JANTUNG)
1. Lakukan auskultasi di seluruh prekordium
dengan posisi pasien terlentang.
2. Pasien berbaring miring ke kiri (left
lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri
lebih dekat ke permukaan dinding dada
- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls
apeks (iktus).
- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya
pada stenosis mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan
bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan BJ4) lebih jelas
terdengar.
3. Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit
membungkuk ke depan
- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan
ekspirasi maksimal kemudian sejenakmenahan
nafas.
- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada
permukaan auskultasi dengan tekanan ringan.
- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi
kiri dan di apeks, dengan secara periodik memberi
kesempatan pasien untuk mengambil nafas.
- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari
daerah aorta lebih jelas terdengar.
Makan Durian
Bareng Aura Kasih
Cukup Sekian dan
Terima kasih

More Related Content

What's hot

134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerKANDA IZUL
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasitirolyn
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaFransiska Oktafiani
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamansiakadurban
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Pertemuan 1 keperawatan keluarga
Pertemuan 1 keperawatan keluargaPertemuan 1 keperawatan keluarga
Pertemuan 1 keperawatan keluargaIndra Hizkia
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptTYASLARASATI
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiWarnet Raha
 

What's hot (20)

134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Model konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingaleModel konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingale
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyaman
 
Konsep caring
Konsep caringKonsep caring
Konsep caring
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Pertemuan 1 keperawatan keluarga
Pertemuan 1 keperawatan keluargaPertemuan 1 keperawatan keluarga
Pertemuan 1 keperawatan keluarga
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
pemberian-oksigen
pemberian-oksigenpemberian-oksigen
pemberian-oksigen
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 

Similar to PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN

dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docayuandrilestari
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaHetty Astri
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptMelvinFebrianto2
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka pjj_kemenkes
 
Referat trauma abdomen
Referat trauma abdomenReferat trauma abdomen
Referat trauma abdomengeelieman1990
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsconesti08com
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
 
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni L
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni LPemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni L
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni Lyunilestari325148
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptssuser9df8d0
 
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxBHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxReginaClaudia10
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 

Similar to PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN (20)

dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Biologi modul 1 kb 4
Biologi modul 1 kb 4Biologi modul 1 kb 4
Biologi modul 1 kb 4
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
 
Fisioterapi dada
Fisioterapi dadaFisioterapi dada
Fisioterapi dada
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
 
Referat trauma abdomen
Referat trauma abdomenReferat trauma abdomen
Referat trauma abdomen
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
 
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni L
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni LPemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni L
Pemeriksaan Fisik Abdomen_Ni Kadek Yuni L
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
 
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxBHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio

Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Abdul Rivai Saleh Dunggio
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenAbdul Rivai Saleh Dunggio
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio (18)

INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIANINSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
 
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdfKONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPANCONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif
 
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATANSTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
MPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMAMPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMA
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Konsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelangganKonsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan
 
#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasanPertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN

  • 1. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN (PATOLOGI SISTEM PERNAPASAN DAN KARDIOVASKULER) DISAMPAIKAN OLEH : ABDUL RIVAI S. DUNGGIO
  • 2. Manubrium sterni Corpus sterni Suprasternal notch Angulus sterniKosta II Sela iga II Processus xyphoideus Costochondral junction Angulus kosta Cardiac notch paru kiri Kartilago kosta II Dinding Dada Anterior
  • 3. Dinding Dada Posterior Processus spinosus VC7 Processus spinosus VTh1 Angulus inferior skapula Kosta VII Sela iga VII
  • 4. Linea di Dinding Dada Anterior Linea Midsternalis(dari suprasternal notch ke arah bawah)l Linea Midklavikularis(dari tengah klavikula ke arah bawah) Linea Aksilaris Anterior (darilipatan aksila anterior ke arah bawah)
  • 5. Linea di Dinding Dada Posterior Linea Midskapularis Linea Vertebralis (sepanjang prosesus spinosus vertebra)
  • 6. Proyeksi Jantung dan Pembuluh Darah Besar di Dinding Dada Anterior
  • 7. Pryeksi Katub- katub di Dinding Dada Anterior Sela iga II-III kiri dekat sternum  katub pulmonis Sela iga II kanan katub Aorta Sekitar tepi sternum kiri bawah  Katub Trikuspidalis Disekitar apeks Katub Mitral
  • 8. Linea di Dinding Dada Posterior Linea Midskapularis Linea Vertebralis (sepanjang prosesus spinosus vertebra)
  • 9. PROSEDUR PELAKSANAAN Alat dan bahan Alat yang dibutuhkan adalah stetoskop dan penggaris
  • 10. PROSEDUR PELAKSANAAN Tahap Persiapan  Pasien diminta untuk melepaskan pakaian bagian atas  Pasien diminta duduk pada pemeriksaan dada posterior dan berbaring telentang pada bed pemeriksaan saat memeriksa dada anterior. Selain itu untuk kelengkapan pemeriksaan jantung diperlukan pemeriksaan dengan posisi pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) dan posisi duduk sedikit membungkuk ke depan.  Ruang pemeriksaaan harus sunyi untuk mendapatkan hasil perkusi dan auskultasi yang adekuat  Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit.
  • 11. PELAKSANAAN---DADA POSTERIOR (INSPEKSI ) Statis dan Dinamis..Mencari : 1. Adanya deformitas/ asimetri bentuk dada. Adanya retraksi sela iga waktu inspirasi. 2. Adanya ketinggalan gerak/ gangguan pergerakan napas pada satu atau kedua sisi dada.
  • 12. Inspeksi dada dalam keadaan statis/ saat istirahat Saat istirahat kita perhatikan bentuk dada. Deformitas tulang belakang seperti kifosis dan skoliosis atau adanya gibus dapat mengakibatkan perubahan bentuk dada. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab kelainan jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindroma Marfan dan sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang mencolok semasa pertumbuhan.
  • 13. Inspeksi dada dalam keadaan dinamis (respirasi)  Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada mengembang sama besar dan pada waktu yang bersamaan. Kelambanan pengembangan atau keterlambatan gerak salah satu sisi dada bisa terdapat pada kelainan efusi pleura unilateral, penebalan pleura unilateral, tumor.  Retraksi dinding dada : di dada posterior, retraksi sela iga biasanya pada sela iga bagian bawah.
  • 14. PALPASI  Adanya kelainan/ lesi pada kulit, massa, nyeri tekan lokal dan kemungkinan adanya fraktur.  Pengembangan dinding dada.
  • 15. CARA PALPASI Letakkan ibu jari setinggi kosta X, jari-jari yang lain berada di sebelah lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk mengangkat lipatan kulit yang longgar di antara kedua ibu jari. Mintalah pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang mengikuti ekspansi toraks, rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari pergerakan dinding dada selama respirasi. Pemeriksaan Pengembangan Dada Posterior
  • 16. PALPASI --Penilaian fremitus taktil - Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada, pergunakan telapak tangan di bagianbasal jari-jari atau permukaan ulnar dari telapak tangan. - Mintalah pasien mengulang-ulang kata : ”sembilan puluh sembilan” atau ”dua puluh dua”.Jika belum jelas, mintalah pasien untuk bersuara lebih keras atau lebih dalam. - Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan dan kiri di sebelah posterior dada padabeberapa lokasi - Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat, menurun atau menghilang. Lokasi Pemeriksaan Fremikus taktil
  • 17. PERKUSI - Pemeriksa duduk di samping-belakang pasien. - Hiperekstensi jari tengah tangan kiri, sendi interphalangeal distal ditekankan pada permukaan dada dengan lembut. Jari yang lain dan bagian lain dari telapak tangan tidak boleh menyentuh permukaan perkusi. - Posisikan telapak tangan kanan agak dekat ke permukaan. Jari tengah dalam keadaan fleksi sebagian, relaksasi dan siap untuk mengetuk.
  • 18. - Ketukkan distal jari tengah tangan kanan ke arah sendi interphalangeal distal tangan kiri dengan gerakan cepat tapi rileks. Dengan demikian, kita mencoba untuk mentransmisikan getaran melalui tulang sendi ke dinding dada. Ketuklah dengan menggunakan ujung jari dan bukan badan jari. Gerakan pergelangan tangan bertumpu pada sendi pergelangantangan kanan. - Tarik tangan sesegera mungkin untuk menghindari tumpukan getaran yang telah diberikan. - Lakukan perkusi secara beraturan, bandingkan antara kanan dan kiri. Lakukan 2 kali ketukan di tiap-tiap titik perkusi.
  • 19. - Kenali jenis-jenis suara perkusi - Bila suara perkusi yang terdengar kurang keras, tambahkan tekanan pada sendiinterphalangeal distal yang menempel di dada pasien. - Perkusi paru normal adalah sonor karena jaringan paru yang mengandung udara. Suara perkusi menjadi pekak atau redup bila jaringan paru normal terisi oleh konsolidasi (campuran antara cairan dan sel darah) seperti pada pneumonia; digantikan oleh jaringan padat (fibrosis pleura/ paru, tumor) atau terdapat cairan yang menempati cavum pleura, dapat berupa cairan serosa (efusi pleura), darah (hematothoraks) atau pus (empiema). - Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal.
  • 20. AUSKULTASI –POLA SEPERTI PERKUSI Letakkan bagian diafragma stetoskop Pasien diminta untuk bernapas dalam dan dengarkan Dengarkan minimal satu siklus inspirasi dan ekspirasi di satu titik auskultasi. Bila suara yang terdengar kurang jelas, minta pasien untuk bernapas lebih dalam
  • 21. PELAKSANAAN---DADA ANTERIOR (INSPEKSI ) Statis Mencari :  Bentuk dada normal apabila didapatkan diameter lateral (samping) lebih besar daripada diameter anteroposterior (depan belakang).  Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan penonjolan sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks. Sering terjadi pada sindroma Marfan.  Pektus ekskavatus (funnel breast) : dada berbentuk cerobong, kebalikan dari pektus karinatus, dimana bagian bawah sternum dan iga tertarik mendekati vertebra. Dapat disebabkan karena pekerjaan (misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada sindrom Marfan.
  • 22. PELAKSANAAN---DADA POSTERIOR (INSPEKSI ) Statis Mencari :  Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema pulmonum atau karena kifosis senilis (perubahan rangka yang menyertai proses penuaan). Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini normal pada anak – anak.  Voussure cardiaque :penonjolan bagian depan hemitoraks kiri. Keadaan ini hampir selalu terdapat pada kelainan jantung bawaan atau karena demam rematik, terutama berkaitan dengan aktifitas jantung yang berlebihan pada masa pertumbuhan.
  • 23.  Dinamis Mencari:  Asimetri gerakan dada/ keterlambatan gerak salah satu sisi dada.  Retraksi dinding dada : di dada anterior, retraksi sering terjadi disupraklavikula dan suprasternal.  Pada inspeksi dada saat respirasi, perlu juga dinilai frekuensi, irama, kedala man dan usaha pasien untuk bernapas.  Dinilai juga adanya pola respirasi abnormal, misalnya takhipnea, hiperpnea, orthopnea, Cheyne-Stokes, Kusmaull dan lain-lain.
  • 24. PALPASI 1. Adanya kelainan/ lesi pada kulit, massa, nyeri tekan lokal dan kemungkinanadanya fraktur. 2. Letak iktus kordis Caranya :  Meletakkan permukaan palmar telapak tangan atau bagian 1/3 distal jari II, II dan IV atau dengan meletakkan sisi medial tangan, terutama pada palpasi untuk meraba thrill. Identifikasi BJ1 dan BJ2 pada iktus kordis dilakukan dengan memberikan tekanan ringan pada iktus.  Bila iktus tidak teraba pada posisi terlentang, mintalah pasien untuk berbaring sedikit miring ke kiri (posisi left lateral decubitus) dan kembali lakukan palpasi. Jika iktus tetap belum teraba, mintalah pasien untuk inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian menahan nafas sebentar
  • 25. Pengembangan Dada - Letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, jari-jari yang lain berada di sebelah lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk mengangkat lipatan kulit yang longgar di antara kedua ibu jari. Mintalah pasien untuk bernapas dalam. - Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi • Setelah iktus teraba, lakukan penilaian lokasi, diameter, amplitudo dan durasi impuls apeks pada iktus.
  • 26. 1. Penilaian fremitus taktil Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : - Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada, pergunakan telapak tangan di bagianbasal jari-jari atau permukaan ulnar dari telapak tangan - Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan dan kiri di sebelah anterior dada pada beberapa lokasi - Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat, menurun atau menghilang.
  • 27. PERKUSI PARU - Lakukan perkusi secara beraturan pada dada anterior dan lateral, dan bandingkan antara kanan dan kiri - Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal. Jika jaringan paru atau kavum pleura normal digantikan oleh massa padat atau terisi cairan, suara sonor akan berubah menjadi redup. Karena cairan selalu berada di tempat terbawah dari kavum pleura (diposterior bila pasien berbaring), maka hanya efusi masif yang terdeteksi pada perkusi dadaanterior.
  • 28. Pada perempuan, untuk meningkatkan perkusi, geser payudara dengan perlahan dengan tangan kiri ketika anda memeriksa sebelah kanan. Alternatif lain anda bisa meminta pasien untuk menggeser sendiri payudaranya.
  • 29. MENILAI BATAS PARU – JANTUNG DAN BATAS PARU –HEPAR. (PERKUSI) - Penilaian batas paru – hepar : Perkusi pada linea midklavikula kanan sampai ke bawah dan identifikasi batas atas keredupan hepar. Metode ini akan dipergunakan pada waktu pemeriksaan fisik abdomen untuk memperkirakan ukuran hepar. Perkusi pada paru kiri bagian bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam lambung. - Penilaian batas paru – jantung : Secara normal, area jantung menimbulkan bunyi redup di sisi kiri sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5. Perkusi paru kiri dilakukan di sebelah lateral dari area tersebut.
  • 30. AUSKULTASI (BUNYI NAPAS) Letakkan bagian diafragma stetoskop Pasien diminta untuk bernapas dalam dan dengarkan Dengarkan minimal satu siklus inspirasi dan ekspirasi di satu titik auskultasi. Bila suara yang terdengar kurang jelas, minta pasien untuk bernapas lebih dalam
  • 31. AUSKULTASI (BUNYI JANTUNG) 1. Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang. 2. Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri lebih dekat ke permukaan dinding dada - Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus). - Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan BJ4) lebih jelas terdengar.
  • 32. 3. Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan - Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian sejenakmenahan nafas. - Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan tekanan ringan. - Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks, dengan secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas. - Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas terdengar.
  • 33. Makan Durian Bareng Aura Kasih Cukup Sekian dan Terima kasih