SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MODUL-5
METODOLOGI
PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN, POPULASI DAN
SAMPEL PENELITIAN
Oleh : ABDUL RIVAI SALEH DUNGGIO
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 1
DAFTAR ISI
DESAI PENELITIAN.......................................................... 2
A.Pengertian........................................................................ 2
B.Desain Penelitian Observasional .................................... 2
Penelitian observasional deskriptif ........................................ 2
1. Survey ............................................................................ 3
2. Case studi/studi kasus...................................................... 4
Penelitian observasional analitik ........................................... 4
1. Cross sectional................................................................. 4
2. Case Control.................................................................... 5
3. Cohort............................................................................. 5
C.Desain Penelitian Eksperimental.................................... 6
Rancangan Penelitian Pra Eksperimental............................... 6
1. One-shot case study........................................................ 6
2. One-group pra post test design........................................ 6
3. Static-group comparison design ....................................... 7
Rancangan Penelitian Eksperimental Semu ........................... 7
Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan ................... 8
1. Pasca-test dengan pilihan................................................ 8
2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan............................. 8
3. Rancangan Solomon (gabungan keduanya) ...................... 8
POPULASI DAN SAMPEL .................................................. 10
A.Populasi ........................................................................... 10
1. Pengertian....................................................................... 10
2. Pembagian Populasi ......................................................... 10
3. Kriteria Populasi............................................................... 10
B.Sampel.............................................................................. 11
1. Pengertian....................................................................... 11
2. Syarat sampel.................................................................. 11
3. Kriteria sampel................................................................. 12
4. Menentukan besar sampel................................................ 12
C.Tehnik Sampling.............................................................. 13
1. Pengertian....................................................................... 13
2. Probability sampling......................................................... 13
3. Non probability sampling .................................................. 15
DAFTAR RUJUKAN............................................................... 16
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 2
DESAIN PENELITIAN
A.Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan penelitian.
Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan
agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya
dengan pertanyaan penelitian. Terdapat hal penting yang perlu
dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu :
1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan
intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan
penelitian intervemsional (eksperimental) atau apakah hanya
melakukan pengamatan saja atau tanpa intervensi
(obsevasional).
2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah
akan mengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau
melakukan follow up dalam jangka waktu tertentu (longitudinal)
3. Apakah akan dilakukan studi retropektif yaitu meneliti peristiwa
yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti
subyektif untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
B.Desain Penelitian Observasional
1.Penelitian observasional deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL
EKSPERIMENTAL
1. Pra Eksperimental
2. Eksperimental semu/ Quasi
ekperimental
3. Eksperimental sungguhan(True
eksperimental)
Deskriptif
1. Survey
2. Studi kasus.
Analitik
1. Cross sectional
2. Case control
3. Cohort :
- Prospektif
- Retropektif
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 3
tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini dilakukan
dengan menempuh Langkah-langkah pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.
Masalah yang layak diteliti dalam penelitian ini adalah masalah
yang sedang banyak dihadapi saat ini, khususnya dibidang
pelayanan Kesehatan. Masalah ini baik yang berkaitan dengan
aspek yang cukup banyak, menelaah satu kasus tunggal,
mengadakan perbandingan antara satu hal dengan hal lain,
melihat pengaruh sesuatu terhadap factor yang lain atau melihat
hubungan suatu gejala dengan factor yang lain.
Contoh :
• Tingkat kepuasan mahasiswa yang mengikuti kuliah di Poltekkes
Maluku
• Persepsi pasien yang datang berobat di Klinik Bersama
Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah :
a. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa
menkajukan hipotesis atau tidak
b. Merancang cara pendekatan, hal yang meliputi macam
datanya, penentuan sampelnya, penentuan metode
pengumpulan datanya dan penyajian hasilnya.
c. Tidak perlu kelompok pembanding
d. Tidak mencari penyebab suatu masalah
e. Mengumpulkan data.
f. Penyusunan laporan.
Jenis Racangan Penelitian Observasional Deskriptif adalah
a.Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan
terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam
jangka waktu tertentu. Survey ini biasanya menyediakan
informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan
hubungan antar variable dalam suatu populasi. Keuntungan dari
survey adalah dapat menjaring responden secara luas dan
mendapatkan informasi yang bermacam-macam serta hasil
informasi dapat dipergunakan untuk tujuan lainnya. Misalnya
untuk Menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 4
b.Case studi/studi kasus
Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu
klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Meskipun
yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal,
namun dianalisis secara mendalam. Keuntungan yang paling
besar dari rancangan ini adalah pengkajian secara rinci
meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga akan
didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas.
Contoh :
Studi kasus tentang asuhan keperawatan klien dengan infark
miokard akut pada hari pertama serangan di RS.
2.Penelitian observasional analitik
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari hubungan antar
variable. Penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap data yang
dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variable yang ada,
perlu juga diketahui apa ada variable kontrolnya. Oleh karena itu
pada penelitian ini perlu adanya hipotesis, sehingga penelitian ini
berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why). Penelitian
observasional analitik ini terdiri cross sectional, case control dan
cohort.
a. Cross sectional
Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variable
independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat.
Dalam penelitian sesksional silang, variable sebab atau resiko
dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur
dan dikumpulkan secara simultan. Jadi studi ini tidak ada tindak
lanjut atau follow up.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui hubungan antara sikap perawat
dengan tingkat kecemasan klien infark miokard aku yang
dirawat di IGD
Peneliti pada saat itu menilai atau menanyakan sikap perawat
(VI), kemudian kecemasan klien pada saat itu juga.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 5
b.Case Control
Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang
menyangkut bagaimana varibel bebas/factor risiko dipelajari
dengan menggunakan pendekatan retropektif. Dengan kata lain
efek/variable tergantungnya diidentifikasi saat ini, kemudian
factor risiko diidentifikasi adanya atau terjadi pada waktu lalu.
Contoh :
Penyakit asma (efek) hubungannya dengan minum susu buatan.
Peneliti melakukan pengukuran pada variable dependen (efek:
asma) terlebih dahulu, sedangkan variable dependen ditelusuri
secara retrospektif untuk menemukan ada tidaknya factor risiko,
missal minum susu buatan.
Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol
c. Cohort
Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif
adalah penelitian non eksperimen yang paling baik dalam
mengkaji hubungan factor risiko dengan efek. Dalam penelitian
ini peneliti mengobservasi variable independent terlebih dahulu
(factor risiko), kemudian subyek dikuti sampai batas waktu
tertentu untuk melihat terjadi pengaruh pada variable dependen
(efek atau penyakit yang diteliti)
Skema Rancangan Penelitian Cohort
Menilai Faktor Risiko Observasi Saat ini
Menilai Faktor Risiko
RETROSPEKTIF
Kasus : Asma
Kasus : Tidak
Asma
Menilai Faktor Risiko
Mengobservasi Saat ini Menilai Efek
Faktor Risiko Efek +/-
Efek +/-
Faktor Nonrisiko
PROSPEKTIF
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 6
C.Desain Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan
untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan
penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variable bebas.
Studi ini pada umumnya mahal dan pelaksanaanya rumit sehingga
penggunaannya terbatas.
Rancangan penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: 1) pra-eksperimental; 2) eksperimental semu; 3)
eksperimental sungguhan.
RANCANGAN PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL
1. One-shot case study
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/Tindakan
pada satu kelompok, kemudian diobservasi pada variable
dependen setelah dilakukan intervensi. Misalnya, penelitian
melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka
pascaoperasi (dependen) setelah dilakukan mobilisasi
(independent)
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
-
Waktu 1
I
Waktu 2
O
Waktu 3
Keterangan :
- : tidak diobservasi sebelum Tindakan
I : Intervensi
O : Observasi setelah intervensi
2. One-group pra post test design
Penelitian mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K O
Waktu 1
I
Waktu 2
OI
Waktu 3
Keterangan :
K : Subyek
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
OI : Observasi setelah intervensi
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 7
3. Static-group comparison design
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu
tindakan pada kelompok subyek yang mendapat perlakuan,
kemudian dibandingkan dengan kelompok subyek yang tidak
mendapat perlakuan.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K-A
K-B
O
-
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O1-A
O1-B
Waktu 3
Keterangan :
K-A : Subyek perlakuan
K-B : Subyek control
- : Tidak diobservasi dan tidak dilakukan intervensi
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASY-EXPERIMENT)
Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental. Disebut eksperimen semu karena syarat-
syarat sebagai penelitian eksperimen tidak memadai. Syarat pokok
yang tidak dipenuhi oleh penelitian eksperimen semu adalah :
1. Tidak adanya ramdomisasi yang berarti pengelompokan anggota
sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak
dilakukan dengan random atau acak.
2. Kontrol terhadap variable yang berpengaruh terhadap eksperimen
tidak dilakukan dimasyarakat.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K-A
K-B
O
O
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O1-A
O1-B
Waktu 3
Keterangan :
K-A : Subyek perlakuan
K-B : Subyek control
- : Aktivitas lain
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 8
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN (TRUE-
EXPERIMENT)
Penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimen yang dipilih dengan menggunakan tehnik acak. Jenis
rancangan penelitian eksperimen sungguhan (true- experiment)
antara lain : 1) pasca-test dengan pilihan; 2) pra-test dan pasca-test
dengan pilihan; 3) Rancangan Solomon (gabungan keduanya)
1. Pasca-test dengan pilihan
Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Keduanya tidak diawali dengan
pengukuran (pra-test). Setelah perlakuan dilakukan pengukuran
keduanya.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
R
R
-
-
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O
O
Waktu 3
Keterangan :
R : Random (acak)
I : Intervensi
O : Observasi sesudah intervensi
2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan
Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Keduanya diawali dengan pengukuran
(pra-test). Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengukuran
Kembali pada keduanya (pasca-test).
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
R
R
O
O
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O
O
Waktu 3
Keterangan :
R : Random (acak)
I : Intervensi
O : Observasi (pengukuran
3.Rancangan Solomon (gabungan keduanya)
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan
eksperimental sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang
melibatkan empat kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang kuat dan cermat terhadap hasil penelitian
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 9
dibandingkan penelitian lainnya, dan memungkinkan adanya suatu
perbandingan yang kompleks antara kelompok dan pengkajian
efek dari pra-test pada nilai pasca-test. Rancangan ini juga mampu
menetralkan kelemahan-kelamahan rancangan sebelumnya.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 10
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
A.Populasi
1.Pengertian
Populasi adalah keseluruhan subyek/Obyek (manusia;klien,
benda, gejala, atau wilayah) yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.Pembagian Populasi
a. Populasi target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria
sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target
bersifat umum dan biasanya pada penelitian klinik dibatasi oleh
karakteristik demografis jenis kelamin atau usia). Misalnya:
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, dibangsal
rumah sakit seluruh Provinsi Maluku tahun 2020
b.Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteri
penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari
kelompoknya. Misalnya : Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah Ambon, bulang
Oktober tahun 2020.
3.Kriteria Populasi
Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan
kriteria sebagai berikut :
a. Biaya, jika ingin meneliti populasi di luar pulau, maka peneliti
harus belajar budaya dan bahasa tempat yang akan dilakukan
Populasi target
Populasi
terjangkau
Sampel
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, dibangsal rumah sakit seluruh
Provinsi Maluku tahun 2020
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah
Ambon, bulang Oktober tahun 2020.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 11
penelitian agar dapat terjadi interaksi dengan baik. Keadaan ini
memerlukan waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya
yang besar.
b. Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai
subyek karena berasal dari daerah yang sulit dijangkau.
c. Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam
penelitian, kondisi Kesehatan seseorang yang menjadi subyek
harus dijadikan pertimbangan dalam penentuan subyek.
Misalnya : orang gangguan mental, tidak sadar, dll.
d. Pertimbangan desain penelitian, desain penelitian
eksperimen memerlukan populasi yang mempunyai kriteria
homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan variable
random, perancu, dan variable lainnya yang mengganggu dalam
penelitian.
B.Sampel
1.Pengertian
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel
adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan
kemampuan mewakilinya.
2.Syarat sampel
Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam
menetapkan sampel, yaitu :
a. Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi
yang ada agar dapat memperoleh hasil dan kesimpulan
penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian.
Misalnya, meneliti tentang hubungan pengetahuan klien dan
ketaatan minum obat TB Paru. Semua tingkat Pendidikan harus
terdapat dalam sampel penelitian.
b. Sampel harus cuku banyak, artinya jumlah harus memenuhi
sehingga perlu menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak
ada pedoman umum yang digunakan untuk menentukan
besarnya sampel untuk sesuatu penelitian, tetapi besar kecilnya
jumlah sampel akan mempengaruhi kevalidan dari hasil
penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi
oleh rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian itu
sendiri. Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 12
akan lebih refresentatif. Polit dan Hungler (1993) menyatakan
bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan semakin baik
dan representative hasil yang diperoleh. Namun demikian,
penggunaan sampel sebesar 10%-20% untuk subjek dengan
jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup.
3.Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi (kriteria sampel yang layak diteliti)
Karakteritik umum subjek pelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. Misal, kita
akan meneliti tentang pengaruh senam nifas terhadap involusi
uteri, maka menjadi pertimbangan dalam kriteria inklusi adalah
jumlah paritas dan umur klien, karena kedua factor tersebut
sangat mempengaruhi hasil intervensi yang dilakukan.
2. Kriteri eksklusi (kriteria sampel yang tidak layak diteliti)
Menghilangkan/mengeluarkan subjek yang mempengaruhi
kriteria inklusi dan studi karena pelbagai sebab, antara lain :
a. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu
b.Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan
pelaksanaan, seperti subjek yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap
c. Hambatan etis
d.Subjek menolak berpatisipasi.
4.Menentukan besar sampel
Didalam menentukan besarnya sampel, asumsi berikut ini penting
untuk dijadikan pertimbangan yaitu :
a. Makin kecil sampel yang dipilih, makin rendah pula kemampuan
untuk membuat generalisasi atau kesimpulan penelitian, kecuali
ada bukti-bukti kuat bahwa karakteristik sampel benar-benar
sama dengan karakteristik populasi diluarnya.
b. Makin kecil sampel penelitian yang diambil dari sekelompok
populasi, makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan
kesimpulan.
Berikut beberapa rumus yang dapat dipakai untuk menentukan
besar sampel.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 13
Rumus SLOVIN
N
n =
1+Ne2
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Rumus STEVEN ISAAC DAN WILLIAM
λ2
.N.P.Q
n =
d2
(N-1)+ λ2
.PQ
Keterangan :
λ = Tingkat kesalahan (1%, 5%, 10%)
N = Jumlah Populasi
P = Populasi dalam proporsi (0,5)
Q = 1-P(1-0,05=0,5)
d = Derajat kebebasan (0,05)
C.Tehnik Sampling
1.Pengertian
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
untuk mewakili populasi. Tehnik sampling adalah tehnik yang
dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi. Adapun jenis
sampling ada dua yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling
2.Probability sampling
Tehnik yang memberikan kesempatan yang sama bagi anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Simple random sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika
anggota populasi dianggap homogen. Caranya dimasukkan
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 14
semua nama orang yang termasuk dalam populasi diletakkan
dikotak, kemudian diambil sesuai jumlah sampel yang sudah
ditentukkan sebelumnya, misalnya 30 orang.
b. Proportionate stratified random sampling
Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen
dan berstrata secara proporsional.
Contoh :
Suatu organisasi mempunyai pegawai dengan latar belakang
Pendidikan S2 : 30, S1 : 45, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, diambil
perwakilan sesuai kebutuhan.
c. Disproportionate stratified random sampling
Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen
dan berstrata tapi kurang proporsional.
Contoh :
Pegawai Perusahan mempunyai pegawai dengan latar belakang
Pendidikan S2 : 5, S1 : 7, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, maka
S2 dan S1 diambil semuanya karena kedua kelompok itu paling
sedikit.
d. Cluster sampling
Cluster berarti pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi
populasi. Tehnik sampling yang digunakan jika objek yang akan
diteliti sampai luas. Sampling ini bisa dipakai dalam dua situasi
yaitu alasan jarak dan biaya serta peneliti tidak mengetahui
alamat dari populasi secara pasti.
Contoh :
Satu kecamatan terdiri dari 28 Desa, kemudian kita ambil hanya
dua desa (tehnik sampling daerah).
e. Sistematik sampling
Tehnik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Tehnik ini memerlukan
daftar subyek.
Contoh :
Jika jumlah populasi adalah N = 1200 dan sampel yang dipilih =
50, maka setiap kelipatan 24 akan dijadikan sampel (1200 : 50
= 24), maka sampelnya adala 24, 48, dan seterusnya.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 15
3.Non probability sampling
a. Purposife sampling
Tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai
yang dikehendaki peneliti. Misal, akan melakukan penelitian
tentang disiplin perawat, maka sampel yang dipilih adalah orang
yang ahli dalam bidang keperawatan saja.
b. Consekutif sampling
Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) yaitu
pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah subyek yang diperlykan
terpenuhi.
c. Kuota sampling
Tehnik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
Contoh :
Penelitian berkelompok (5 orang), jumlah sampel 100 orang,
maka setiap anggota dapat memilih sampel secara bebas
sebanyak 20 orang sesuai karakteristik yang ditentukan.
d. Insidental sampling
Tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Contoh :
Jika ingin meneliti orang yang berambut putih di kota Ambon,
maka kapan dan dimana saja ketemu orang yang berambut putih
kita ambil sebagai sampelnya.
e. Sampling jenuh
Tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative
kecil. Misalnya peneliti tentang klien AIDS.
f. Snowball sampling
Tehnik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil
kemudian sampel ini disuruh untuk memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampai, begitu seterusnya sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 16
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 17
Lampiran :
Tabel Penentuan Jumlah Sampel Steven Isaac dan William dari Populasi Tertentu
Dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5% dan 10%
METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 18
Abdul Rivai Saleh Dunggio, Lahir di Batudaa, 5 Februari
1975. Menamatkan Magister Kesehatan Masyarakat di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun 2002. Sebagai
staf pengajar sejak tahun 1996, yang diawali sebagai asisten
dosen di Pendidikan D3 MSA (Multy Stream Academy).
Kemudian diangkat dalam jabatan fungsional dosen pada
tahun 2004 dan tersertifikasi sebagai Dosen Profesional
pada tahun 2011. Konsentrasi mengajar khusus di bidang
Keperawatan yaitu Keperawatan Medikal Bedah,
Manajemen Keperawatan, dan Metodologi Penelitian.
Selain itu mengajar Hematologi dan Penulisan Ilmiah.
Karya buku yang dihasilkan antara :
1. Penuntun Praktikum Ketrampilan Krtitis I, II dan III
2. Buku Saku Kader : Pencegahan dan Pengendalian
Potensi Stroke

More Related Content

What's hot

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiNova Ci Necis
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingAyu Sefryna sari
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaMi Mie
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakMenjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakNeng Fana Gumelar
 
Uji interrater reliability_kappa
Uji interrater reliability_kappaUji interrater reliability_kappa
Uji interrater reliability_kappaI Gede Purnawinadi
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1dwihelynarti78
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensiveYoseph Buga
 
Contoh lain penelitian kohort adalah
Contoh lain penelitian kohort adalahContoh lain penelitian kohort adalah
Contoh lain penelitian kohort adalahRasid Hi Adam
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbNurul Atika
 

What's hot (20)

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispa
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakMenjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
Uji interrater reliability_kappa
Uji interrater reliability_kappaUji interrater reliability_kappa
Uji interrater reliability_kappa
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Audiometri praktek
Audiometri praktekAudiometri praktek
Audiometri praktek
 
1. ispa
1. ispa1. ispa
1. ispa
 
Contoh lain penelitian kohort adalah
Contoh lain penelitian kohort adalahContoh lain penelitian kohort adalah
Contoh lain penelitian kohort adalah
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 

Similar to Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel

Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi PenelitianRancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi PenelitianMAzhariHerli
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptxFebySWinarno1
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
Tahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian KeperawatanTahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian Keperawatanpjj_kemenkes
 
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDesain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDhenok Citra Panyuluh
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxAinulUyuni1
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitiandianeato
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianTian Sarwoyo
 
materi tentang penelitian kuantitatif
materi tentang penelitian kuantitatifmateri tentang penelitian kuantitatif
materi tentang penelitian kuantitatifjaka permanna
 
Pert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitianPert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitiandedidarwis
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahDiana Amelia Bagti
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianBank Miko
 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologifdsriwahyuni
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Jiantari Marthen
 
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA AviLa Marzuki
 
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrik
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrikRuang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrik
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matriktenobella
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisAndreZeref
 

Similar to Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel (20)

9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx
 
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi PenelitianRancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Tahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian KeperawatanTahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian Keperawatan
 
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDesain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
materi tentang penelitian kuantitatif
materi tentang penelitian kuantitatifmateri tentang penelitian kuantitatif
materi tentang penelitian kuantitatif
 
Pert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitianPert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitian
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Jenis Jenis Penelitian Ilmiah
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologi
 
CAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptxCAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptx
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
 
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
 
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrik
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrikRuang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrik
Ruang lingkup penelitian kedokteran 2014 matrik
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio

Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENProsedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENAbdul Rivai Saleh Dunggio
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenAbdul Rivai Saleh Dunggio
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio (18)

INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIANINSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
 
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdfKONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPANCONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
 
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENProsedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif
 
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATANSTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
MPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMAMPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMA
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Konsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelangganKonsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan
 
#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasanPertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel

  • 1. MODUL-5 METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Oleh : ABDUL RIVAI SALEH DUNGGIO
  • 2. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 1 DAFTAR ISI DESAI PENELITIAN.......................................................... 2 A.Pengertian........................................................................ 2 B.Desain Penelitian Observasional .................................... 2 Penelitian observasional deskriptif ........................................ 2 1. Survey ............................................................................ 3 2. Case studi/studi kasus...................................................... 4 Penelitian observasional analitik ........................................... 4 1. Cross sectional................................................................. 4 2. Case Control.................................................................... 5 3. Cohort............................................................................. 5 C.Desain Penelitian Eksperimental.................................... 6 Rancangan Penelitian Pra Eksperimental............................... 6 1. One-shot case study........................................................ 6 2. One-group pra post test design........................................ 6 3. Static-group comparison design ....................................... 7 Rancangan Penelitian Eksperimental Semu ........................... 7 Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan ................... 8 1. Pasca-test dengan pilihan................................................ 8 2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan............................. 8 3. Rancangan Solomon (gabungan keduanya) ...................... 8 POPULASI DAN SAMPEL .................................................. 10 A.Populasi ........................................................................... 10 1. Pengertian....................................................................... 10 2. Pembagian Populasi ......................................................... 10 3. Kriteria Populasi............................................................... 10 B.Sampel.............................................................................. 11 1. Pengertian....................................................................... 11 2. Syarat sampel.................................................................. 11 3. Kriteria sampel................................................................. 12 4. Menentukan besar sampel................................................ 12 C.Tehnik Sampling.............................................................. 13 1. Pengertian....................................................................... 13 2. Probability sampling......................................................... 13 3. Non probability sampling .................................................. 15 DAFTAR RUJUKAN............................................................... 16
  • 3. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 2 DESAIN PENELITIAN A.Pengertian Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian. Terdapat hal penting yang perlu dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu : 1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan penelitian intervemsional (eksperimental) atau apakah hanya melakukan pengamatan saja atau tanpa intervensi (obsevasional). 2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah akan mengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau melakukan follow up dalam jangka waktu tertentu (longitudinal) 3. Apakah akan dilakukan studi retropektif yaitu meneliti peristiwa yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti subyektif untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi. B.Desain Penelitian Observasional 1.Penelitian observasional deskriptif Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran DESAIN PENELITIAN OBSERVASIONAL EKSPERIMENTAL 1. Pra Eksperimental 2. Eksperimental semu/ Quasi ekperimental 3. Eksperimental sungguhan(True eksperimental) Deskriptif 1. Survey 2. Studi kasus. Analitik 1. Cross sectional 2. Case control 3. Cohort : - Prospektif - Retropektif
  • 4. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 3 tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh Langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan. Masalah yang layak diteliti dalam penelitian ini adalah masalah yang sedang banyak dihadapi saat ini, khususnya dibidang pelayanan Kesehatan. Masalah ini baik yang berkaitan dengan aspek yang cukup banyak, menelaah satu kasus tunggal, mengadakan perbandingan antara satu hal dengan hal lain, melihat pengaruh sesuatu terhadap factor yang lain atau melihat hubungan suatu gejala dengan factor yang lain. Contoh : • Tingkat kepuasan mahasiswa yang mengikuti kuliah di Poltekkes Maluku • Persepsi pasien yang datang berobat di Klinik Bersama Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah : a. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa menkajukan hipotesis atau tidak b. Merancang cara pendekatan, hal yang meliputi macam datanya, penentuan sampelnya, penentuan metode pengumpulan datanya dan penyajian hasilnya. c. Tidak perlu kelompok pembanding d. Tidak mencari penyebab suatu masalah e. Mengumpulkan data. f. Penyusunan laporan. Jenis Racangan Penelitian Observasional Deskriptif adalah a.Survey Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Survey ini biasanya menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan antar variable dalam suatu populasi. Keuntungan dari survey adalah dapat menjaring responden secara luas dan mendapatkan informasi yang bermacam-macam serta hasil informasi dapat dipergunakan untuk tujuan lainnya. Misalnya untuk Menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
  • 5. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 4 b.Case studi/studi kasus Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam. Keuntungan yang paling besar dari rancangan ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga akan didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas. Contoh : Studi kasus tentang asuhan keperawatan klien dengan infark miokard akut pada hari pertama serangan di RS. 2.Penelitian observasional analitik Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari hubungan antar variable. Penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variable yang ada, perlu juga diketahui apa ada variable kontrolnya. Oleh karena itu pada penelitian ini perlu adanya hipotesis, sehingga penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why). Penelitian observasional analitik ini terdiri cross sectional, case control dan cohort. a. Cross sectional Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variable independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Dalam penelitian sesksional silang, variable sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan. Jadi studi ini tidak ada tindak lanjut atau follow up. Contoh : Peneliti ingin mengetahui hubungan antara sikap perawat dengan tingkat kecemasan klien infark miokard aku yang dirawat di IGD Peneliti pada saat itu menilai atau menanyakan sikap perawat (VI), kemudian kecemasan klien pada saat itu juga.
  • 6. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 5 b.Case Control Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana varibel bebas/factor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retropektif. Dengan kata lain efek/variable tergantungnya diidentifikasi saat ini, kemudian factor risiko diidentifikasi adanya atau terjadi pada waktu lalu. Contoh : Penyakit asma (efek) hubungannya dengan minum susu buatan. Peneliti melakukan pengukuran pada variable dependen (efek: asma) terlebih dahulu, sedangkan variable dependen ditelusuri secara retrospektif untuk menemukan ada tidaknya factor risiko, missal minum susu buatan. Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol c. Cohort Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah penelitian non eksperimen yang paling baik dalam mengkaji hubungan factor risiko dengan efek. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi variable independent terlebih dahulu (factor risiko), kemudian subyek dikuti sampai batas waktu tertentu untuk melihat terjadi pengaruh pada variable dependen (efek atau penyakit yang diteliti) Skema Rancangan Penelitian Cohort Menilai Faktor Risiko Observasi Saat ini Menilai Faktor Risiko RETROSPEKTIF Kasus : Asma Kasus : Tidak Asma Menilai Faktor Risiko Mengobservasi Saat ini Menilai Efek Faktor Risiko Efek +/- Efek +/- Faktor Nonrisiko PROSPEKTIF
  • 7. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 6 C.Desain Penelitian Eksperimental Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variable bebas. Studi ini pada umumnya mahal dan pelaksanaanya rumit sehingga penggunaannya terbatas. Rancangan penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) pra-eksperimental; 2) eksperimental semu; 3) eksperimental sungguhan. RANCANGAN PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL 1. One-shot case study Penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/Tindakan pada satu kelompok, kemudian diobservasi pada variable dependen setelah dilakukan intervensi. Misalnya, penelitian melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka pascaoperasi (dependen) setelah dilakukan mobilisasi (independent) Subyek Pra Perlakuan Pasca-test - Waktu 1 I Waktu 2 O Waktu 3 Keterangan : - : tidak diobservasi sebelum Tindakan I : Intervensi O : Observasi setelah intervensi 2. One-group pra post test design Penelitian mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Subyek Pra Perlakuan Pasca-test K O Waktu 1 I Waktu 2 OI Waktu 3 Keterangan : K : Subyek O : Observasi sebelum intervensi I : Intervensi OI : Observasi setelah intervensi
  • 8. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 7 3. Static-group comparison design Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subyek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan kelompok subyek yang tidak mendapat perlakuan. Subyek Pra Perlakuan Pasca-test K-A K-B O - Waktu 1 I - Waktu 2 O1-A O1-B Waktu 3 Keterangan : K-A : Subyek perlakuan K-B : Subyek control - : Tidak diobservasi dan tidak dilakukan intervensi O : Observasi sebelum intervensi I : Intervensi O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASY-EXPERIMENT) Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental. Disebut eksperimen semu karena syarat- syarat sebagai penelitian eksperimen tidak memadai. Syarat pokok yang tidak dipenuhi oleh penelitian eksperimen semu adalah : 1. Tidak adanya ramdomisasi yang berarti pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak dilakukan dengan random atau acak. 2. Kontrol terhadap variable yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan dimasyarakat. Subyek Pra Perlakuan Pasca-test K-A K-B O O Waktu 1 I - Waktu 2 O1-A O1-B Waktu 3 Keterangan : K-A : Subyek perlakuan K-B : Subyek control - : Aktivitas lain O : Observasi sebelum intervensi I : Intervensi O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi
  • 9. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 8 RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN (TRUE- EXPERIMENT) Penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen yang dipilih dengan menggunakan tehnik acak. Jenis rancangan penelitian eksperimen sungguhan (true- experiment) antara lain : 1) pasca-test dengan pilihan; 2) pra-test dan pasca-test dengan pilihan; 3) Rancangan Solomon (gabungan keduanya) 1. Pasca-test dengan pilihan Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Keduanya tidak diawali dengan pengukuran (pra-test). Setelah perlakuan dilakukan pengukuran keduanya. Subyek Pra Perlakuan Pasca-test R R - - Waktu 1 I - Waktu 2 O O Waktu 3 Keterangan : R : Random (acak) I : Intervensi O : Observasi sesudah intervensi 2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Keduanya diawali dengan pengukuran (pra-test). Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengukuran Kembali pada keduanya (pasca-test). Subyek Pra Perlakuan Pasca-test R R O O Waktu 1 I - Waktu 2 O O Waktu 3 Keterangan : R : Random (acak) I : Intervensi O : Observasi (pengukuran 3.Rancangan Solomon (gabungan keduanya) Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan eksperimental sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan empat kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang kuat dan cermat terhadap hasil penelitian
  • 10. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 9 dibandingkan penelitian lainnya, dan memungkinkan adanya suatu perbandingan yang kompleks antara kelompok dan pengkajian efek dari pra-test pada nilai pasca-test. Rancangan ini juga mampu menetralkan kelemahan-kelamahan rancangan sebelumnya.
  • 11. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 10 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN A.Populasi 1.Pengertian Populasi adalah keseluruhan subyek/Obyek (manusia;klien, benda, gejala, atau wilayah) yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 2.Pembagian Populasi a. Populasi target Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target bersifat umum dan biasanya pada penelitian klinik dibatasi oleh karakteristik demografis jenis kelamin atau usia). Misalnya: Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, dibangsal rumah sakit seluruh Provinsi Maluku tahun 2020 b.Populasi terjangkau Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteri penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya. Misalnya : Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah Ambon, bulang Oktober tahun 2020. 3.Kriteria Populasi Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : a. Biaya, jika ingin meneliti populasi di luar pulau, maka peneliti harus belajar budaya dan bahasa tempat yang akan dilakukan Populasi target Populasi terjangkau Sampel Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, dibangsal rumah sakit seluruh Provinsi Maluku tahun 2020 Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah Ambon, bulang Oktober tahun 2020.
  • 12. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 11 penelitian agar dapat terjadi interaksi dengan baik. Keadaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya yang besar. b. Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek karena berasal dari daerah yang sulit dijangkau. c. Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi Kesehatan seseorang yang menjadi subyek harus dijadikan pertimbangan dalam penentuan subyek. Misalnya : orang gangguan mental, tidak sadar, dll. d. Pertimbangan desain penelitian, desain penelitian eksperimen memerlukan populasi yang mempunyai kriteria homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan variable random, perancu, dan variable lainnya yang mengganggu dalam penelitian. B.Sampel 1.Pengertian Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya. 2.Syarat sampel Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel, yaitu : a. Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada agar dapat memperoleh hasil dan kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian. Misalnya, meneliti tentang hubungan pengetahuan klien dan ketaatan minum obat TB Paru. Semua tingkat Pendidikan harus terdapat dalam sampel penelitian. b. Sampel harus cuku banyak, artinya jumlah harus memenuhi sehingga perlu menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel untuk sesuatu penelitian, tetapi besar kecilnya jumlah sampel akan mempengaruhi kevalidan dari hasil penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian itu sendiri. Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin
  • 13. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 12 akan lebih refresentatif. Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan semakin baik dan representative hasil yang diperoleh. Namun demikian, penggunaan sampel sebesar 10%-20% untuk subjek dengan jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup. 3.Kriteria sampel 1. Kriteria inklusi (kriteria sampel yang layak diteliti) Karakteritik umum subjek pelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. Misal, kita akan meneliti tentang pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri, maka menjadi pertimbangan dalam kriteria inklusi adalah jumlah paritas dan umur klien, karena kedua factor tersebut sangat mempengaruhi hasil intervensi yang dilakukan. 2. Kriteri eksklusi (kriteria sampel yang tidak layak diteliti) Menghilangkan/mengeluarkan subjek yang mempengaruhi kriteria inklusi dan studi karena pelbagai sebab, antara lain : a. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu b.Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, seperti subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap c. Hambatan etis d.Subjek menolak berpatisipasi. 4.Menentukan besar sampel Didalam menentukan besarnya sampel, asumsi berikut ini penting untuk dijadikan pertimbangan yaitu : a. Makin kecil sampel yang dipilih, makin rendah pula kemampuan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan penelitian, kecuali ada bukti-bukti kuat bahwa karakteristik sampel benar-benar sama dengan karakteristik populasi diluarnya. b. Makin kecil sampel penelitian yang diambil dari sekelompok populasi, makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan kesimpulan. Berikut beberapa rumus yang dapat dipakai untuk menentukan besar sampel.
  • 14. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 13 Rumus SLOVIN N n = 1+Ne2 Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar sampel e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance) Rumus STEVEN ISAAC DAN WILLIAM λ2 .N.P.Q n = d2 (N-1)+ λ2 .PQ Keterangan : λ = Tingkat kesalahan (1%, 5%, 10%) N = Jumlah Populasi P = Populasi dalam proporsi (0,5) Q = 1-P(1-0,05=0,5) d = Derajat kebebasan (0,05) C.Tehnik Sampling 1.Pengertian Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi. Tehnik sampling adalah tehnik yang dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi. Adapun jenis sampling ada dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling 2.Probability sampling Tehnik yang memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. a. Simple random sampling Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika anggota populasi dianggap homogen. Caranya dimasukkan
  • 15. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 14 semua nama orang yang termasuk dalam populasi diletakkan dikotak, kemudian diambil sesuai jumlah sampel yang sudah ditentukkan sebelumnya, misalnya 30 orang. b. Proportionate stratified random sampling Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Contoh : Suatu organisasi mempunyai pegawai dengan latar belakang Pendidikan S2 : 30, S1 : 45, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, diambil perwakilan sesuai kebutuhan. c. Disproportionate stratified random sampling Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen dan berstrata tapi kurang proporsional. Contoh : Pegawai Perusahan mempunyai pegawai dengan latar belakang Pendidikan S2 : 5, S1 : 7, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, maka S2 dan S1 diambil semuanya karena kedua kelompok itu paling sedikit. d. Cluster sampling Cluster berarti pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Tehnik sampling yang digunakan jika objek yang akan diteliti sampai luas. Sampling ini bisa dipakai dalam dua situasi yaitu alasan jarak dan biaya serta peneliti tidak mengetahui alamat dari populasi secara pasti. Contoh : Satu kecamatan terdiri dari 28 Desa, kemudian kita ambil hanya dua desa (tehnik sampling daerah). e. Sistematik sampling Tehnik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Tehnik ini memerlukan daftar subyek. Contoh : Jika jumlah populasi adalah N = 1200 dan sampel yang dipilih = 50, maka setiap kelipatan 24 akan dijadikan sampel (1200 : 50 = 24), maka sampelnya adala 24, 48, dan seterusnya.
  • 16. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 15 3.Non probability sampling a. Purposife sampling Tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. Misal, akan melakukan penelitian tentang disiplin perawat, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang keperawatan saja. b. Consekutif sampling Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah subyek yang diperlykan terpenuhi. c. Kuota sampling Tehnik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan. Contoh : Penelitian berkelompok (5 orang), jumlah sampel 100 orang, maka setiap anggota dapat memilih sampel secara bebas sebanyak 20 orang sesuai karakteristik yang ditentukan. d. Insidental sampling Tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Contoh : Jika ingin meneliti orang yang berambut putih di kota Ambon, maka kapan dan dimana saja ketemu orang yang berambut putih kita ambil sebagai sampelnya. e. Sampling jenuh Tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative kecil. Misalnya peneliti tentang klien AIDS. f. Snowball sampling Tehnik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian sampel ini disuruh untuk memilih teman-temannya untuk dijadikan sampai, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.
  • 17. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 16 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC
  • 18. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 17 Lampiran : Tabel Penentuan Jumlah Sampel Steven Isaac dan William dari Populasi Tertentu Dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5% dan 10%
  • 19. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5 PERTEMUAN - 5 18 Abdul Rivai Saleh Dunggio, Lahir di Batudaa, 5 Februari 1975. Menamatkan Magister Kesehatan Masyarakat di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun 2002. Sebagai staf pengajar sejak tahun 1996, yang diawali sebagai asisten dosen di Pendidikan D3 MSA (Multy Stream Academy). Kemudian diangkat dalam jabatan fungsional dosen pada tahun 2004 dan tersertifikasi sebagai Dosen Profesional pada tahun 2011. Konsentrasi mengajar khusus di bidang Keperawatan yaitu Keperawatan Medikal Bedah, Manajemen Keperawatan, dan Metodologi Penelitian. Selain itu mengajar Hematologi dan Penulisan Ilmiah. Karya buku yang dihasilkan antara : 1. Penuntun Praktikum Ketrampilan Krtitis I, II dan III 2. Buku Saku Kader : Pencegahan dan Pengendalian Potensi Stroke