Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian khususnya desain penelitian dan populasi serta sampel penelitian. Terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu observasional, eksperimental semi, dan eksperimental sungguhan. Desain observasional terdiri dari deskriptif seperti survey dan studi kasus, serta analitik seperti cross sectional, case control, dan cohort. Desain eksperimental semi dan sungguhan melibatkan kelompok kontrol dan eksperimen
2. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 1
DAFTAR ISI
DESAI PENELITIAN.......................................................... 2
A.Pengertian........................................................................ 2
B.Desain Penelitian Observasional .................................... 2
Penelitian observasional deskriptif ........................................ 2
1. Survey ............................................................................ 3
2. Case studi/studi kasus...................................................... 4
Penelitian observasional analitik ........................................... 4
1. Cross sectional................................................................. 4
2. Case Control.................................................................... 5
3. Cohort............................................................................. 5
C.Desain Penelitian Eksperimental.................................... 6
Rancangan Penelitian Pra Eksperimental............................... 6
1. One-shot case study........................................................ 6
2. One-group pra post test design........................................ 6
3. Static-group comparison design ....................................... 7
Rancangan Penelitian Eksperimental Semu ........................... 7
Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan ................... 8
1. Pasca-test dengan pilihan................................................ 8
2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan............................. 8
3. Rancangan Solomon (gabungan keduanya) ...................... 8
POPULASI DAN SAMPEL .................................................. 10
A.Populasi ........................................................................... 10
1. Pengertian....................................................................... 10
2. Pembagian Populasi ......................................................... 10
3. Kriteria Populasi............................................................... 10
B.Sampel.............................................................................. 11
1. Pengertian....................................................................... 11
2. Syarat sampel.................................................................. 11
3. Kriteria sampel................................................................. 12
4. Menentukan besar sampel................................................ 12
C.Tehnik Sampling.............................................................. 13
1. Pengertian....................................................................... 13
2. Probability sampling......................................................... 13
3. Non probability sampling .................................................. 15
DAFTAR RUJUKAN............................................................... 16
3. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 2
DESAIN PENELITIAN
A.Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan penelitian.
Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan
agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya
dengan pertanyaan penelitian. Terdapat hal penting yang perlu
dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu :
1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan
intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan
penelitian intervemsional (eksperimental) atau apakah hanya
melakukan pengamatan saja atau tanpa intervensi
(obsevasional).
2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah
akan mengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau
melakukan follow up dalam jangka waktu tertentu (longitudinal)
3. Apakah akan dilakukan studi retropektif yaitu meneliti peristiwa
yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti
subyektif untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
B.Desain Penelitian Observasional
1.Penelitian observasional deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL
EKSPERIMENTAL
1. Pra Eksperimental
2. Eksperimental semu/ Quasi
ekperimental
3. Eksperimental sungguhan(True
eksperimental)
Deskriptif
1. Survey
2. Studi kasus.
Analitik
1. Cross sectional
2. Case control
3. Cohort :
- Prospektif
- Retropektif
4. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 3
tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini dilakukan
dengan menempuh Langkah-langkah pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.
Masalah yang layak diteliti dalam penelitian ini adalah masalah
yang sedang banyak dihadapi saat ini, khususnya dibidang
pelayanan Kesehatan. Masalah ini baik yang berkaitan dengan
aspek yang cukup banyak, menelaah satu kasus tunggal,
mengadakan perbandingan antara satu hal dengan hal lain,
melihat pengaruh sesuatu terhadap factor yang lain atau melihat
hubungan suatu gejala dengan factor yang lain.
Contoh :
• Tingkat kepuasan mahasiswa yang mengikuti kuliah di Poltekkes
Maluku
• Persepsi pasien yang datang berobat di Klinik Bersama
Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah :
a. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa
menkajukan hipotesis atau tidak
b. Merancang cara pendekatan, hal yang meliputi macam
datanya, penentuan sampelnya, penentuan metode
pengumpulan datanya dan penyajian hasilnya.
c. Tidak perlu kelompok pembanding
d. Tidak mencari penyebab suatu masalah
e. Mengumpulkan data.
f. Penyusunan laporan.
Jenis Racangan Penelitian Observasional Deskriptif adalah
a.Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan
terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam
jangka waktu tertentu. Survey ini biasanya menyediakan
informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan
hubungan antar variable dalam suatu populasi. Keuntungan dari
survey adalah dapat menjaring responden secara luas dan
mendapatkan informasi yang bermacam-macam serta hasil
informasi dapat dipergunakan untuk tujuan lainnya. Misalnya
untuk Menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
5. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 4
b.Case studi/studi kasus
Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu
klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Meskipun
yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal,
namun dianalisis secara mendalam. Keuntungan yang paling
besar dari rancangan ini adalah pengkajian secara rinci
meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga akan
didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas.
Contoh :
Studi kasus tentang asuhan keperawatan klien dengan infark
miokard akut pada hari pertama serangan di RS.
2.Penelitian observasional analitik
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari hubungan antar
variable. Penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap data yang
dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variable yang ada,
perlu juga diketahui apa ada variable kontrolnya. Oleh karena itu
pada penelitian ini perlu adanya hipotesis, sehingga penelitian ini
berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why). Penelitian
observasional analitik ini terdiri cross sectional, case control dan
cohort.
a. Cross sectional
Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variable
independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat.
Dalam penelitian sesksional silang, variable sebab atau resiko
dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur
dan dikumpulkan secara simultan. Jadi studi ini tidak ada tindak
lanjut atau follow up.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui hubungan antara sikap perawat
dengan tingkat kecemasan klien infark miokard aku yang
dirawat di IGD
Peneliti pada saat itu menilai atau menanyakan sikap perawat
(VI), kemudian kecemasan klien pada saat itu juga.
6. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 5
b.Case Control
Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang
menyangkut bagaimana varibel bebas/factor risiko dipelajari
dengan menggunakan pendekatan retropektif. Dengan kata lain
efek/variable tergantungnya diidentifikasi saat ini, kemudian
factor risiko diidentifikasi adanya atau terjadi pada waktu lalu.
Contoh :
Penyakit asma (efek) hubungannya dengan minum susu buatan.
Peneliti melakukan pengukuran pada variable dependen (efek:
asma) terlebih dahulu, sedangkan variable dependen ditelusuri
secara retrospektif untuk menemukan ada tidaknya factor risiko,
missal minum susu buatan.
Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol
c. Cohort
Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif
adalah penelitian non eksperimen yang paling baik dalam
mengkaji hubungan factor risiko dengan efek. Dalam penelitian
ini peneliti mengobservasi variable independent terlebih dahulu
(factor risiko), kemudian subyek dikuti sampai batas waktu
tertentu untuk melihat terjadi pengaruh pada variable dependen
(efek atau penyakit yang diteliti)
Skema Rancangan Penelitian Cohort
Menilai Faktor Risiko Observasi Saat ini
Menilai Faktor Risiko
RETROSPEKTIF
Kasus : Asma
Kasus : Tidak
Asma
Menilai Faktor Risiko
Mengobservasi Saat ini Menilai Efek
Faktor Risiko Efek +/-
Efek +/-
Faktor Nonrisiko
PROSPEKTIF
7. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 6
C.Desain Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan
untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan
penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variable bebas.
Studi ini pada umumnya mahal dan pelaksanaanya rumit sehingga
penggunaannya terbatas.
Rancangan penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: 1) pra-eksperimental; 2) eksperimental semu; 3)
eksperimental sungguhan.
RANCANGAN PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL
1. One-shot case study
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/Tindakan
pada satu kelompok, kemudian diobservasi pada variable
dependen setelah dilakukan intervensi. Misalnya, penelitian
melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka
pascaoperasi (dependen) setelah dilakukan mobilisasi
(independent)
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
-
Waktu 1
I
Waktu 2
O
Waktu 3
Keterangan :
- : tidak diobservasi sebelum Tindakan
I : Intervensi
O : Observasi setelah intervensi
2. One-group pra post test design
Penelitian mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K O
Waktu 1
I
Waktu 2
OI
Waktu 3
Keterangan :
K : Subyek
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
OI : Observasi setelah intervensi
8. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 7
3. Static-group comparison design
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu
tindakan pada kelompok subyek yang mendapat perlakuan,
kemudian dibandingkan dengan kelompok subyek yang tidak
mendapat perlakuan.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K-A
K-B
O
-
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O1-A
O1-B
Waktu 3
Keterangan :
K-A : Subyek perlakuan
K-B : Subyek control
- : Tidak diobservasi dan tidak dilakukan intervensi
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASY-EXPERIMENT)
Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental. Disebut eksperimen semu karena syarat-
syarat sebagai penelitian eksperimen tidak memadai. Syarat pokok
yang tidak dipenuhi oleh penelitian eksperimen semu adalah :
1. Tidak adanya ramdomisasi yang berarti pengelompokan anggota
sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak
dilakukan dengan random atau acak.
2. Kontrol terhadap variable yang berpengaruh terhadap eksperimen
tidak dilakukan dimasyarakat.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
K-A
K-B
O
O
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O1-A
O1-B
Waktu 3
Keterangan :
K-A : Subyek perlakuan
K-B : Subyek control
- : Aktivitas lain
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi
O1 (A+B) : Observasi setelah intervensi
9. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 8
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN (TRUE-
EXPERIMENT)
Penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimen yang dipilih dengan menggunakan tehnik acak. Jenis
rancangan penelitian eksperimen sungguhan (true- experiment)
antara lain : 1) pasca-test dengan pilihan; 2) pra-test dan pasca-test
dengan pilihan; 3) Rancangan Solomon (gabungan keduanya)
1. Pasca-test dengan pilihan
Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Keduanya tidak diawali dengan
pengukuran (pra-test). Setelah perlakuan dilakukan pengukuran
keduanya.
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
R
R
-
-
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O
O
Waktu 3
Keterangan :
R : Random (acak)
I : Intervensi
O : Observasi sesudah intervensi
2. Pra-test dan pasca-test dengan pilihan
Rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Keduanya diawali dengan pengukuran
(pra-test). Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengukuran
Kembali pada keduanya (pasca-test).
Subyek Pra Perlakuan Pasca-test
R
R
O
O
Waktu 1
I
-
Waktu 2
O
O
Waktu 3
Keterangan :
R : Random (acak)
I : Intervensi
O : Observasi (pengukuran
3.Rancangan Solomon (gabungan keduanya)
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan
eksperimental sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang
melibatkan empat kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang kuat dan cermat terhadap hasil penelitian
10. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 9
dibandingkan penelitian lainnya, dan memungkinkan adanya suatu
perbandingan yang kompleks antara kelompok dan pengkajian
efek dari pra-test pada nilai pasca-test. Rancangan ini juga mampu
menetralkan kelemahan-kelamahan rancangan sebelumnya.
11. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 10
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
A.Populasi
1.Pengertian
Populasi adalah keseluruhan subyek/Obyek (manusia;klien,
benda, gejala, atau wilayah) yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.Pembagian Populasi
a. Populasi target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria
sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target
bersifat umum dan biasanya pada penelitian klinik dibatasi oleh
karakteristik demografis jenis kelamin atau usia). Misalnya:
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun, trimester I, dibangsal
rumah sakit seluruh Provinsi Maluku tahun 2020
b.Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteri
penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari
kelompoknya. Misalnya : Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah Ambon, bulang
Oktober tahun 2020.
3.Kriteria Populasi
Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan
kriteria sebagai berikut :
a. Biaya, jika ingin meneliti populasi di luar pulau, maka peneliti
harus belajar budaya dan bahasa tempat yang akan dilakukan
Populasi target
Populasi
terjangkau
Sampel
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, dibangsal rumah sakit seluruh
Provinsi Maluku tahun 2020
Remaja putri hamil, usia 15-20 tahun,
trimester I, di ruang bersalin RSU Al-Fatah
Ambon, bulang Oktober tahun 2020.
12. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 11
penelitian agar dapat terjadi interaksi dengan baik. Keadaan ini
memerlukan waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya
yang besar.
b. Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai
subyek karena berasal dari daerah yang sulit dijangkau.
c. Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam
penelitian, kondisi Kesehatan seseorang yang menjadi subyek
harus dijadikan pertimbangan dalam penentuan subyek.
Misalnya : orang gangguan mental, tidak sadar, dll.
d. Pertimbangan desain penelitian, desain penelitian
eksperimen memerlukan populasi yang mempunyai kriteria
homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan variable
random, perancu, dan variable lainnya yang mengganggu dalam
penelitian.
B.Sampel
1.Pengertian
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel
adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan
kemampuan mewakilinya.
2.Syarat sampel
Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam
menetapkan sampel, yaitu :
a. Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi
yang ada agar dapat memperoleh hasil dan kesimpulan
penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian.
Misalnya, meneliti tentang hubungan pengetahuan klien dan
ketaatan minum obat TB Paru. Semua tingkat Pendidikan harus
terdapat dalam sampel penelitian.
b. Sampel harus cuku banyak, artinya jumlah harus memenuhi
sehingga perlu menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak
ada pedoman umum yang digunakan untuk menentukan
besarnya sampel untuk sesuatu penelitian, tetapi besar kecilnya
jumlah sampel akan mempengaruhi kevalidan dari hasil
penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi
oleh rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian itu
sendiri. Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin
13. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 12
akan lebih refresentatif. Polit dan Hungler (1993) menyatakan
bahwa semakin besar sampel yang dipergunakan semakin baik
dan representative hasil yang diperoleh. Namun demikian,
penggunaan sampel sebesar 10%-20% untuk subjek dengan
jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup.
3.Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi (kriteria sampel yang layak diteliti)
Karakteritik umum subjek pelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. Misal, kita
akan meneliti tentang pengaruh senam nifas terhadap involusi
uteri, maka menjadi pertimbangan dalam kriteria inklusi adalah
jumlah paritas dan umur klien, karena kedua factor tersebut
sangat mempengaruhi hasil intervensi yang dilakukan.
2. Kriteri eksklusi (kriteria sampel yang tidak layak diteliti)
Menghilangkan/mengeluarkan subjek yang mempengaruhi
kriteria inklusi dan studi karena pelbagai sebab, antara lain :
a. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu
b.Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan
pelaksanaan, seperti subjek yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap
c. Hambatan etis
d.Subjek menolak berpatisipasi.
4.Menentukan besar sampel
Didalam menentukan besarnya sampel, asumsi berikut ini penting
untuk dijadikan pertimbangan yaitu :
a. Makin kecil sampel yang dipilih, makin rendah pula kemampuan
untuk membuat generalisasi atau kesimpulan penelitian, kecuali
ada bukti-bukti kuat bahwa karakteristik sampel benar-benar
sama dengan karakteristik populasi diluarnya.
b. Makin kecil sampel penelitian yang diambil dari sekelompok
populasi, makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan
kesimpulan.
Berikut beberapa rumus yang dapat dipakai untuk menentukan
besar sampel.
14. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 13
Rumus SLOVIN
N
n =
1+Ne2
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Rumus STEVEN ISAAC DAN WILLIAM
λ2
.N.P.Q
n =
d2
(N-1)+ λ2
.PQ
Keterangan :
λ = Tingkat kesalahan (1%, 5%, 10%)
N = Jumlah Populasi
P = Populasi dalam proporsi (0,5)
Q = 1-P(1-0,05=0,5)
d = Derajat kebebasan (0,05)
C.Tehnik Sampling
1.Pengertian
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
untuk mewakili populasi. Tehnik sampling adalah tehnik yang
dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi. Adapun jenis
sampling ada dua yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling
2.Probability sampling
Tehnik yang memberikan kesempatan yang sama bagi anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Simple random sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika
anggota populasi dianggap homogen. Caranya dimasukkan
15. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 14
semua nama orang yang termasuk dalam populasi diletakkan
dikotak, kemudian diambil sesuai jumlah sampel yang sudah
ditentukkan sebelumnya, misalnya 30 orang.
b. Proportionate stratified random sampling
Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen
dan berstrata secara proporsional.
Contoh :
Suatu organisasi mempunyai pegawai dengan latar belakang
Pendidikan S2 : 30, S1 : 45, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, diambil
perwakilan sesuai kebutuhan.
c. Disproportionate stratified random sampling
Tehnik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen
dan berstrata tapi kurang proporsional.
Contoh :
Pegawai Perusahan mempunyai pegawai dengan latar belakang
Pendidikan S2 : 5, S1 : 7, SMA: 400, SMP: 200 SD: 300, maka
S2 dan S1 diambil semuanya karena kedua kelompok itu paling
sedikit.
d. Cluster sampling
Cluster berarti pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi
populasi. Tehnik sampling yang digunakan jika objek yang akan
diteliti sampai luas. Sampling ini bisa dipakai dalam dua situasi
yaitu alasan jarak dan biaya serta peneliti tidak mengetahui
alamat dari populasi secara pasti.
Contoh :
Satu kecamatan terdiri dari 28 Desa, kemudian kita ambil hanya
dua desa (tehnik sampling daerah).
e. Sistematik sampling
Tehnik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Tehnik ini memerlukan
daftar subyek.
Contoh :
Jika jumlah populasi adalah N = 1200 dan sampel yang dipilih =
50, maka setiap kelipatan 24 akan dijadikan sampel (1200 : 50
= 24), maka sampelnya adala 24, 48, dan seterusnya.
16. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 15
3.Non probability sampling
a. Purposife sampling
Tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai
yang dikehendaki peneliti. Misal, akan melakukan penelitian
tentang disiplin perawat, maka sampel yang dipilih adalah orang
yang ahli dalam bidang keperawatan saja.
b. Consekutif sampling
Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) yaitu
pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
waktu tertentu, sehingga jumlah subyek yang diperlykan
terpenuhi.
c. Kuota sampling
Tehnik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
Contoh :
Penelitian berkelompok (5 orang), jumlah sampel 100 orang,
maka setiap anggota dapat memilih sampel secara bebas
sebanyak 20 orang sesuai karakteristik yang ditentukan.
d. Insidental sampling
Tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Contoh :
Jika ingin meneliti orang yang berambut putih di kota Ambon,
maka kapan dan dimana saja ketemu orang yang berambut putih
kita ambil sebagai sampelnya.
e. Sampling jenuh
Tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative
kecil. Misalnya peneliti tentang klien AIDS.
f. Snowball sampling
Tehnik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil
kemudian sampel ini disuruh untuk memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampai, begitu seterusnya sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
17. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 16
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC
18. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 17
Lampiran :
Tabel Penentuan Jumlah Sampel Steven Isaac dan William dari Populasi Tertentu
Dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5% dan 10%
19. METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN KE-5
PERTEMUAN - 5 18
Abdul Rivai Saleh Dunggio, Lahir di Batudaa, 5 Februari
1975. Menamatkan Magister Kesehatan Masyarakat di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun 2002. Sebagai
staf pengajar sejak tahun 1996, yang diawali sebagai asisten
dosen di Pendidikan D3 MSA (Multy Stream Academy).
Kemudian diangkat dalam jabatan fungsional dosen pada
tahun 2004 dan tersertifikasi sebagai Dosen Profesional
pada tahun 2011. Konsentrasi mengajar khusus di bidang
Keperawatan yaitu Keperawatan Medikal Bedah,
Manajemen Keperawatan, dan Metodologi Penelitian.
Selain itu mengajar Hematologi dan Penulisan Ilmiah.
Karya buku yang dihasilkan antara :
1. Penuntun Praktikum Ketrampilan Krtitis I, II dan III
2. Buku Saku Kader : Pencegahan dan Pengendalian
Potensi Stroke