Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan, meliputi anamnesis, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi ginjal dan kandung kemih untuk mendeteksi kelainan. Pemeriksaan fisik ini bertujuan mengevaluasi keluhan pasien secara objektif.
4. Pemeriksaan subyektif : dilakukan untuk
mencermati keluhan yang disampaikan oleh
pasien yang digali melalui anamnesis yang
sistematik
Pemeriksaan objektif : merupakan
pemeriksaan fisik pada pasien untuk mencari
data – data objektif mengenai keadaan
pasien saat ini
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan
laboratorium radiologi dll
5. Anamnesis dan riwayat penyakit
Keluhan utama : sesak napas, edema,
malaise, demam disertai mengigil, nyeri,
Perubahan eliminasi urin (keluhan miksi),
hematuria, inkontinensia, disfungsi seksual,
infertilitas.
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
6. Kaji daerah abdomen kiri dan kanan perhatikan simetris/
sama atau tidak kedua bagian
Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,
kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen
Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan
hematuria (, serta riwayat infeksi saluran kemih
Inspeksi penggunaan catheter
Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik
yang terkait dengan sistem perkemihan
(penampilan umum, asites, edema, ekstremitas dan wajah,
corak dan warna kulit, warna urine, pemeriksaan mata,
stomatitis, benjolan /massa/ jaringan parut bekas
pembedahan) kelainan pada penis)
7. Pasien wanita : jumlah dan tipe persalinan,
infeksi vagina, keputihan, iritasi.penggunaan
kontrasepsi.
Adanya riwayat penyakit menular seksual
Penggunaan obat (setiap obat yang didapat
dibeli di bebas / resep).
Riwayat merokok
Riwayat penggunaan obat – obatan dan
alkohol
8. Nyeri tidak selalu terdapat pada penyakit
ginjal meskipun umumnya ditemukan pada
keadaan lebih akut. Rasa nyeri akibat
penyakit ginjal biasanya disebabkan oleh
obstruksi dan distensi mendadak kapsula
renal yang terjadi kemudian. Nyeri ginjal
biasanya dapat dirasakan sebagai rasa sakit
yang tumpul. Rasa sakit atau nyeri ini dapat
menjalar samapi ke umbilikus.
9. Kelainan ureter : akan menimbulkan rasa
nyeri didaerah punggung yang menjalar ke
abdomen, paha bagian atas, testis atau
labium.
Nyeri dibagian pinggang yang menjalar
sampai ke abdomen bawah epigastrium dan
sering disertai mual, muntah, serta ileus
paralitik dapat menunjukkan adanya kolik
renal, cloudy urine
10. Eliminasi urin atau mikturisi biasanya terjadi
tanpa nyeri dengan frekuensi lima hingga enam
kali dan kadang – kadang sekali pada malam
hari. Kadang – kadang individu membentuk dan
mengeluarkan urin sebanyak 1200 hingga 1500
ml dalam waktu 24 jam (masalah umum adalah
keluhan adalah sering kencing, rasa ingin
kencing, disuria, kencing yang sulit di mulai,
inkontinensia, poliuria, oliguria, dan hematuria.
11. Untuk mengetahui adanya pembesaran pada ginjal :
Keadaan yang penting diperhatikan sewaktu pemeriksaan : cahaya
ruangan cukup baik, pasien rileks, pakaian harus terbuka
Untuk mendapatkan relaksasi dari pasien adalah :
VU harus kosong
Pasien harus posisi tidur menggunakan bantal
Kedua tangan disamping atau dilipat di atas dada
Telapak tangan px harus hangat, kuku pendek, menggesek – gesekkan
tangan membuat telapak tangan hangat
Lakukan px perlahan – lahan , hindari gerakan yang cepat dan tidak
diinginkan
Jika perlu ajak pasien berbicara
Jika pasien pengeli dan sensitif mulailah palpasi dengan tangan pasien
sendiri dibawah tangan px kemudian menggantikan tangan pasien
Perhatikan hasil px dengan memperhatikan raut muka dan emosi pasien
12. Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan:
Posisi di sebelah kanan pasien. : Tangan kiri diletakkan di belakang
penderita, paralel pada costa ke-12, ujungcari menyentuh sudut
costovertebral (angkat untuk mendorong ginjal kedepan). Tangan kanan
diletakkan dengan lembut pada kuadran kanan atas dilateral otot
rectus,minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan
tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal
di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan . Pasien diminta
membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan
bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi. (jika teraba tentukan ukuran,
nyeri tekan)
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri
penderita,Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang
Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot
rectus, mintapasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan
tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di
antar kedua tangan (normalnya jarang teraba)
13.
14. Palpasi : Prinsipnya seperti menangkap ginjal di
area costovertebralis. dari bawah dan atas yang
samping kiri di tengah ke axilla. pasien instruksikan
tarik nafas (pernafasan perut -> tarik
nafas,gembungkan perut) lalu lepaskan. jika dilepas
terasa ada aliran ginjal dari atas ke ke bawah turun
maka terjadi udema/pembesaran ginjal . jika terjadi
udema 1 ginjal maka terjadi hidronefrosis, jika terjadi
2 ginjal maka terjadi CRF
Palpasi kandung kemih : palpasi di daerahVU , jika
terjadi gelembungan/kandung kemih penuh maka
terjadi sumbatan volume naik
16. Perkusi : Pasien dimiringkan : cari area
costovertebralis lalu diperkusi dengan
mengepal tangan . jika pasien terasa nyeri
maka infeksi ginjal Perkusi daerah bladder:
Bunyi timpani normalnya jikaVU penuh
dengan maka bunyinya redup (shifting
dullness)
17.
18. Untuk mendengarkan bruid posisi: di atas
pusar 2-3 jari lalu geser ke arah kiri 2/3 jari,
lalu dengarkan, disitu letak arteri renalisnya
(jarang ada pasien yang arteri renalnya
terdengar bruid saat terjadi stenosis)