Dokumen tersebut merangkum pengkajian gangguan sistem saraf dan kulit. Mencakup gejala, riwayat penyakit, obat-obatan, keluarga, sosial, dan pemeriksaan fisik seperti tonus otot, kekuatan, koordinasi, dan sensasi pada ekstremitas serta inspeksi dan palpasi kulit untuk mendeteksi kelainannya.
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
1. PENGKAJIAN
(Gangguan Kebutuhan Aktivitas)
“Patologi Sistem Persarafan & Integumen”
Oleh :
Abdul Rivai Saleh Dunggio
Disampaikan pada perkuliahan Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Semester IV Tahun Akademik 2020/2021 Prodi Keperawatan Ambon
Poltekkes Kemenkes Maluku
2. Anamnesis (Patologi Sistem Saraf)
Gejala kelainan sistem saraf (Aktivitas)
Kejang, pingsan, atau gerakan aneh
Pening atau pertigo
Kesulitan berjalan
Ekstremitas lemah
Gerakan involunter atau tremor
3. Riwayat penyakit dahulu :
Adakah riwayat gangguan neurologis sebelumnya?
Adakah riwaya penyakit sistemik (Stroke)
Obat-obatan
Adakah penggunaan terapi neurologis
Riwayat Keluarga
Adakah riwayat gangguan neurologis? Korea
Huntington
4. Riwayat Sosial
Ketidakmampuan apa saja yang dimiliki pasien?
Mengapa pasien tidak dapat melakukan apa yang
ingin ia lakukan?
Apakah pasien menggunakan alat bantu?
Bantuan apa saja yang didapat oleh pasien??
5. Pemeriksaan Fisik
(Patologi Sistem Saraf)
• Bagaimana tingkat kesadaran pasien? GCS (Glasgow
Coma Scor)
– Mata (E:4)
• Nilai 1 : Meminta membuka mata dan merangsang seseorang
dengan nyeri tapi mata orang tersebut tidak bereaksi dan tetap
terpejam
• Nilai 2 : Jika mata terbuka akibat rangsang nyeri saja
• Nilai 3 : Jika mata seseorang terbuka hanya dengan mendengar
suara atau dapat mengikuti perintah untuk membuka mata
• Nilai 4 : Jika mata terbuka secara spontan tanpa perintah atau
sentuhan
6. Pemeriksaan Fisik
(Patologi Sistem Saraf)
– Gerakan (M=6)
• Nilai 1 : Tidak ada respons gerakan tubuh walau sudah diperintahkan
atau diberi rangsangan nyeri
• Nilai 2 : Seseorang hanya dapat mengepalkan jari tangan dan kaki,
atau menekuk kaki dan tangan saat diberi rangsangan nyeri.
• Nilai 3 : Seseorang hanya menekuk lengan dan memutar bahu saat
diberi rangsangan nyeri
• Nilai 4 : Seseorang dapat menggerakkan tubuh menjauhi sumber
nyeri ketika dirangsang nyeri
• Nilai 5 : Bagian tubuh yang tersakiti dapat bergerak dan orang yang
diperiksa dapat menunjukkan lokasi nyeri
• Nilai 6 : Seseorang dapat melakukan gerakan ketika diperintahkan
7. Pemeriksaan Fisik
(Patologi Sistem Saraf)
– Suara (V=5)
• Nilai 1 : Jika seseorang tidak mengeluarkan suara sedikitpun, meski
sudah dipanggil atau dirangsang nyeri
• Nilai 2 : Jika suara yang keluar seperti rintihan tanpa kata-kata
• Nilai 3 : Seseorang dapat berkomunikasi tapi tidak jelas atau hanya
mengeluarkan kata-kata tapi bukan kalimat yang jelas
• Nilai 4 : Jika seseorang dapat menjawab pertanyaan dari tim medis
tapi pasien seperti kebingungan atau percakapan tidak lancar, maka
poin yang didapat adalah 4.
• Nilai 5 : Seseorang dapat menjawab semua pertanyaan yang
diajukan dengan benar dan sadar penuh terhadap orientasi lokasi,
lawan bicara, tempat, dan waktu
8. Pemeriksaan Fisik
(Patologi Sistem Saraf)
• Perhatikan cara berjalan (minta pasien untuk
berjalan) apakah mencoba berjalan dari tumit ke
jari kaki periksa tanda romberg (kehilangan
keseimbangan).
• Adakah kelainan postur, pengecilan otot atau
tremor
9. Periksa Ekstremitas Atas (Inspeksi)
• Pengecilan otot, tremor, fasikulasi, deformitas dan perubahan
pada kulit
• Periksa tonus dan kekuatan dipergelangan tangan dan siku,
bandingkan kedua lengan (ROM)Skala MRC: Medical Research
Council (0-5)
– 0 : Lumpuh sempurna
– 1 : Masih terlihat kontraksi
– 2 : Gerak aktif tanpa gravitasi
– 3 : Bergerak melawan gravitasi
– 4 : Bergerak melawan tahanan
– 5 : Kekuatan normal
10. • Periksa koordinasi dengan test telunjuk-hidung,
gerak cepat jari-jari, gerak cepat bergantian
• Periksa refleks dengan ketukan pada biseps dan
triseps
• Periksa sensasi ; tes raba halus, tujuk jarum, rasa
getar (gunakan garputala), rasa posisi sendi, reaksi
panas dan dingin
11. Pengecilan otot, tremor, fasikulasi, deformitas dan perubahan
pada kulit
Periksa tonus pada lutut dan tes angkat lurus-lurus
Periksan kekuatan
Periksan koordinasi dengan test tumit-lutut
Periksa sensasi ; tes raba halus, tujuk jarum, rasa getar (gunakan
garputala), rasa posisi sendi, reaksi panas dan dingin
Periksa Ekstremitas Bawah
(Inspeksi)
12. Anamnesis (Patologi Sistem Kulit)
• Gejala kelainan sistem kulit (Aktivitas)
– Bengkak
– Ulkus
– Perubahan warna kulit
• Kapan terjadinya
• Diman letaknya
• Adakah benjolan ditempat lain
• Apakah pasien alergi obat atau alergi lain, reaksinya
seperti apa?
13. • Riwayat penyakit dahulu
– Adakah riwayat gangguan penyakit kulit?
• Obat-obatan
– Pernahkah pasien menggunakan obat penyakit kulit (minum
atau topikal)
• Riwayat Keluarga
– Adakah riwayat penyakit kulit
– Adakah anggota yang mempunyai penyakit yang sama
14. • Riwayat Sosial
– Riwayat pekerjaan (sinar matahari, alergen potensial)
– Adakah pajanan pada penyakit infeksi (cacar air)
15. Perhatikan :
Apakah pasien sakit ringan atau berat?
Apakah pasien tampak pucat, syok, berpigmen atau
demam?
Apakah kelainan kulitnya?? :
Papula : lesi menonjol padat dengan diameter <0,5 cm
Plak : penonjolan diatas permukaan kulit yang mengenai area
permukaan yang relatif besar dibandingkan tingginya.
Indurasi : papula atau plak berbentuk lingkaran atau memiliki
puncak yang datar, berwarna merah pucat yang menghilang
dalam beberapa jam
16. Perhatikan :
Apakah kelainan kulitnya?? :
Pustula : penonjolan kulit berbatas tegas yang berisi eksudat
purulen
Vesikula/bulla : lesi menonjol berbatas tegas yang berisis
cairan (Vesikula : <0,5 cm dan Bulla : >0,05 cm)
Ulkus : Lesi yang menunjukkan kerusakan epidermis dan
dermis
Kista : rongga tertutup berisi cairan atau bahan semi padat
(adakah memar atau petekie?)
17. Perhatikan :
Apakah ada perubahan kulit (memperberat)?? :
Skuama : lapisan deskuamasi stratum korneum (kulit terkelupas)
Krusta : serum, darah, atau eksudat purulen yang mengering
Erosi : daerah lekukan berbatas tegas akibat hilangnya epidermis
Likenifikasi : penebalan kulit akibat sering digosok atau digaruk
Atropi : kurangnya jaring ikat dermal
Parut : lesi yang berbentuk akibat kerusakan dermal
Ekskoriasi : Ekskavasi supervisial epidermis akibat garukan
Fisura : cela kulit berupa garis yang terasa nyeri
18. Tentukan perluasan (soliter, lokasi, regional,
generalisata atau universal)
Tentukan pola distribusi (simetris atau asimetris,
daerah pajanan, tempat tekanan, lipatan kulit)
Apakah lokasi berhubungan dengan pakaian, pajanan
sinar matahari atau perhiasan)
Lakukan palpasi untuk mengetahui :
Suhu
Mobilitas
Nyeri tekan
Kedalaman