2. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi
Data saat ini
Masalah yang lalu.
Kesehatan keluarga
Perawat mengkaji klien atau keluarga dan
berfokus :
Manifestasi klinik dari keluhan utama
Kejadian yang membuat kondisi sekarang ini
Riwayat perawatan dahulu
Riwayat keluarga, dan
Riwayat psikososial.
3. Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien,
dimana aspek biografi yang sangat erat
hubungannya dengan gangguan oksigenasi
mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan
(terutama yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja) dan tempat tinggal.
Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi
tempat tinggal serta apakah klien tinggal
sendiri atau dengan orang lain yang nantinya
berguna bagi perencanaan pulang (“Discharge
Planning”).
4. Keluhan utama akan menentukan prioritas
intervensi dan mengkaji pengetahuan klien
tentang kondisinya saat ini.
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien
gangguan kebutuhan oksigen dan
karbondioksida antara lain : batuk,
peningkatan produksi sputum, dyspnea,
hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest
pain.
5. 1) Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien
dengan penyakit sistem pernafasan. Tanyakan
berapa lama klien batuk (misal 1 minggu, 3
bulan).
Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul
dengan waktu yang spesifik (misal : pada
malam hari, ketika bangun tidur) atau
hubungannya dengan aktifitas fisik.
Tentukan batuk tersebut apakah produktif
atau non produktif, kongesti, kering.
6. 2) Peningkatan Produksi Sputum.
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar
bersama dengan batuk atau bersihan tenggorok.
Trakeobronkial tree secara normal memproduksi
sekitar 3 ons mucus sehari sebagai bagian dari
mekanisme pembersihan normal (“Normal Cleansing
Mechanism”).
Tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak
normal. Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau
dan jumlah dari sputum karena hal-hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan dari proses patologik.
Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna kuning
atau hijau, sputum mungkin jernih, putih atau kelabu.
Pada keadaan edema paru sputum akan berwarna
merah muda, mengandung darah dan dengan jumlah
yang banyak
7. 3) Dyspnea
Dyspnea merupakan suatu persepsi
kesulitan untuk bernafas/nafas pendek dan
merupakan perasaan subjektif klien.
Perawat mengkaji tentang kemampuan klien
untuk melakukan aktifitas. Contoh ketika
klien berjalan apakah dia mengalami
dyspnea ?.
kaji juga kemungkinan timbulnya
paroxysmal nocturnal dyspnea dan
orthopnea, yang berhubungan dengan
penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.
8. 4) Hemoptysis
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut
dengan dibatukkan.
Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal
dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna
merah terang karena darah dalam paru
distimulasi segera oleh refleks batuk.
Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara
lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru,
Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing
granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru
dan abses paru.
9. 5) Chest Pain
Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan
dengan masalah jantung dan paru.
Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat
menolong perawat untuk membedakan nyeri
pada pleura, muskuloskeletal, cardiac dan
gastrointestinal. Paru-paru tidak mempunyai
saraf yang sensitif terhadap nyeri, tetapi iga,
otot, pleura parietal dan trakeobronkial tree
mempunyai hal tersebut. Dikarenakan perasaan
nyeri murni adalah subjektif, perawat harus
menganalisis nyeri yang berhubungan dengan
masalah yang menimbulkan nyeri timbul.
10. Secara umum perawat menanyakan
tentang :
Riwayat merokok : merokok sigaret
merupakan penyebab penting kanker
paru-paru, emfisema dan bronchitis
kronik. Semua keadaan itu sangat jarang
menimpa non perokok.
11. a. Usia mulainya merokok secara rutin.
b. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap
perhari
c. Usia melepas kebiasaan merokok.
d. Pengobatan saat ini dan masa lalu
e. Alergi
f. Tempat tinggal
12. Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien
penyakit paru-paru sekurang-kurangnya ada tiga,
yaitu :
a) Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa,
ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya; jadi
dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang
terinfeksi dapat diketahui sumber penularannya.
b) Kelainan alergis, seperti asthma bronchial,
menunjukkan suatu predisposisi keturunan tertentu;
selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh
konflik keluarga atau kenalan dekat.
c) Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di
daerah yang polusi udaranya tinggi. Tapi polusi
udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya
memperburuk penyakit tersebut.