SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERNAPASAN
Oleh :
A. RIVAI. S. DUNGGIO
Sinus Paranasales
Pars nasalis pharyngs
Pars oralis pharyngs
Pars laryngea pharyngs
Larynx
Trachea
Cavitas nasi
Vestibulum nasi
Bronchi
L. Superior
L. Medius
L. inferior
L. Superior
L. inferior
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
External
intercostalis
Seratus
anterior
Pectoralis
minor
Scalenes
Sternocleidomastoid
Diaphragma
Rectus abdominalis
and other
Abdominal muscles
Internal
intercostalis
Transversus
thoracis
1
2
3
4
5
8
6
9
7
HIDUNG
 Bangunan berongga dibagi oleh
sekat (kiri dan kanan)
 Rongga depan  nares(cuping
hidung dan rongga belakang 
bagian atas farings (nasofarings)
 Kulit (tutup hidung) :
 Kelenjar sebasea besar sampai ke dalam
vestibulum nasi, kelenjar keringat, folikel
rambut (kaku dan besar)  tapis benda-
benda kasar dalam udara inspirasi
HIDUNG (lanj..)
 Rongga hidung :
 Vestibulum yang dilapisi sel
submukosa(proteksi)
 Rambut  penapis udara
 Konka (struktur berlapis)  proteksi
udara luar
 Sel silia  lempar benda asing
keluar  bersihkan jalan napas
HIDUNG (lanj..)
 Bagian anterior ke posterior
berbatasan dengan nasofaring
 Rongga hidung (transversal) :
 Konka Nasalis Superior  reseptor
penghidu (daerah olfaktoria)  warna
coklat-kekuningan
 Konka Nasalis Medialis
 Konka Nasalis Inferior  pleksus vena
besar, berdinding tipis, jaringan
kavernosus/jaringan erektil
FUNGSI HIDUNG
 Sebagai Preventif
 Bulu hidung  penyaring debu
 Silia (pseudokolumna epitelium 
menangkap benda asing (di konka
superior). Udara berpatikel 4-6 mikron
yang masuk ke saluran napas lebih
bawah.
 Sebagai “Lubrikasi” (pelicin)
 Kel. Submukosa dan sel goblet  lembab
sal. Napas
 Sebagai pemanas dan pendingin udara
 Vaskularisasi dan inspirasi dan ekspirasi
 konduksi dari panas
SINUS
 Bermuara ke rongga hidung 
sekresinya pengaruhi jalan napas
 Sinus-sinus :
 Sinus sfenoiddalis
 Sinus maksilaris
 Sinus etmoidalis
 Sinus frontalis
 Bagian atas  labium, palatum
durum dan palatum mole
 Bagian belakang  orofaring
 Perannya :
 Bersuara
 Tersumbat rongga hidung 
bernapas
RONGGA MULUT
FARINGS
 Bagian belakang dari rongga hidung
dan rongga mulut
 Faring :
 Nasofaring (berbatas dengan ronga
hidung) dasar tengkorak dan belakang
dan atas palatum mole
 Orofaring (berbatas dengan rongga mulut)
 belakang ronga mulut dan permukaan
belakang lidah
 Laringofaring/Hipofaring (berbatas dengan
laring)  simpang makanan dan udara
FARINGS (LANJ…)
 Tuba eustachii bermuara pada nasofarings
 seimbangkan tekanan udara dari kedua
sisi membran timpani.
 Orofaring dipisahkan dari mulut oleh
fauces
 Fauces (tempat) terdapat : Tonsilia
palatina, faringeal, dan lingual
 Laringofaring bertemu sistem napas dan
sistem cerna  udara melalui anterior ke
faring dan makanan melalui posterior ke
esofagus  epiglotis
LARINGS
 Letak : didepan bagian terendah
farings yang memisahkan dari
kolumna vertebra berjalan dari
farings-vertebra servikalis dan masuk
ke dalam trakea didalamnya
 Larings  tulang rawan (diikat
ligamen dan membran
 Tulang Hioid
 Tulang rawan tiroid (Adam’s Aple)
 Tulang rawan aritenoid (beker)
 Tulang rawan krikoid (cincin)
 Tulang rawan epiglotis (elastis)
LARINGS (lanj…)
 Fungsi: alat suara dan jalan udara
 Dibawah tulang rawan krikoid 
trakeotomi
 Larings dilapisi selaput lendir =
trakea kecuali epiglotis (sel
epitelium berlapis
 Pita suara : sebelah dalam larings,
berjalan dari tulang rawan tiroid
sebelah depan sampai ke tulang
rawan aritenoid
TRAKEA
 Letak : Larings-ketinggian
vertebra torakalis kelima 
bentuk U (16-20 cincin)
 Ukuran : panjang 9-11 cm, tebal 4-
5 cm, diameter ± 2,5 cm dan luas
permukaan 5 cm2
 LapisanTrakhea :
 Mukosa
 Kelenjar submukosa
 Jaringan ikat (otot polos)
TRAKEA (lanj…)
 Trakhe mempunyai sel-sel bersilia
 keluarkan benda asing
 Karina : pisahkan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan
BRONKUS
 Lanjutan Trakea  2 buah
 Letak  Ketinggian Vertebrata
Torakalis IV dan V
 Struktur = trakea
 Bronkus kanan (lebih pendek &
lebih besar)  3 cabang (6-8
cincin)
 Bronkus kiri (lebih panjang & lebih
ramping)  2 cabang (9-12 cincin)
BRONKUS (lanj…)
 Ukuran : panjang ± 5 cm, diameter 11-
19 cm dan luas penampang 3,2 cm2
 Cabang sebelum mediastinum 
bifurkasi
 Sudut tajam percabangan  Karina
 Bronkus kiri karina bentuk sudut 20-30
derajat
 Bronkus kanan karina bentuk sudut 45-
55 derajat
BRONKUS
LOBULARIS
 Cabang bronkus utama  kanan
(superior, medialis dan inferior)
dan kiri (superior dan inferior)
 Ukuran : diameter 4,5 – 11,5 mm
dan luas penampang 2,7 cm2
BATAS RONGGA THORAX
 Sternum dan tulang rawan iga-iga
di depan
 12 ruas tulang punggung serta
cakram antar ruas (diskus
intervertebralis terbuat dari
tulang rawan di belakang
 Iga-iga beserta otot interkostal
di samping
 Dasar leher diatas
MEDIASTINUM
 Ruang di dalam rongga dada
diantara paru-paru
 Isi : jantung, pembuluh darah
besar, usofagus, duktus torasika,
aorta desendes, vena kava
superior, saraf vagus dan frenikus
dan sejumlah besar kelenjar limfe.
PARU-PARU
 Bentuk kerucut  gelembung-
gelembung hawa (alveoli)
 Alveoli (sel epitel dan endotel)  luas
permukaan 90 cm2
(± 700 juta alveoli)
 Letak : apex (puncak) di atas dan
muncul sedikit lebih tinggi dari
klavikula di dalam dasar leher. Pangkal
paru-paru duduk di atas landai rongga
thorax, diatas diafragma
PLEURA
 Selaput pembungkus paru-paru pleura
 Pleura :
 Pleura viseral  bungkus paru-paru
 Pleura parietal  lapisi rongga dada
 Kavum pleura (antara kedua pleura) 
hampa udara dan sedikit cairan/eksudat
(normal)
 Fungsi kavum  ruang untuk kembang kempis
paru
 Fungsi Cairan eksudat  meminyaki permukaan
sehinga terhindar daris gesekan antara paru-
paru dan dinding dada
ALVEOLI
 Unit fungsional paru (dikelilingi banyak kapiler
darah  anggur
 Bentuk : poligonal dan heksagonal yang
dilapisi sel epitel gepeng yang sangat tipis
 Sel pelapis alveoli :
 Tipe I (sel alveolar gepeng)
 Tipe II (sel septa)  membentuk kuboid dan
menonjol ke dalam ruang alveoli
 Tipe II menghasilkan surfaktan  cegah
kolaps
 Makrofag (sel debu) terdapat dalam septum
interalveolar (bebas)  makan dan musnahkan
mikroorganisme dan partikel asing lainnya
 Septum interalveolar miliki satu atau lebih
pori (penghubung alveoli)  seimbangkan
tekanan antar alveoli (bronkiolus tersumbat)

More Related Content

What's hot

Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09fikri asyura
 
Respiration System
Respiration SystemRespiration System
Respiration SystemSusaldi
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Rahmad Hidayat
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)Cahya
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiakhuzaima
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasiEva Utami
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1etsas
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamFredy Samosir
 

What's hot (18)

Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia   dr lelyyySistem pernafasan pada manusia   dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09
 
Respiration System
Respiration SystemRespiration System
Respiration System
 
Sistem Pernapasan Manusia
Sistem Pernapasan ManusiaSistem Pernapasan Manusia
Sistem Pernapasan Manusia
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan
 
1 alat pernapasan manusia
1 alat pernapasan manusia1 alat pernapasan manusia
1 alat pernapasan manusia
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
 
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan BawahAnatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusia
 
Hidung
HidungHidung
Hidung
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasi
 
Media oska
Media oskaMedia oska
Media oska
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Ppt blok 7
Ppt blok 7Ppt blok 7
Ppt blok 7
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsam
 
Anatomi dasar sistem pernafasan
Anatomi dasar sistem pernafasanAnatomi dasar sistem pernafasan
Anatomi dasar sistem pernafasan
 

Similar to Anatomi sistem respirasi

Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan pjj_kemenkes
 
Sistem pernapasan manusia-organ.pptx
Sistem pernapasan manusia-organ.pptxSistem pernapasan manusia-organ.pptx
Sistem pernapasan manusia-organ.pptxluvioletlufina
 
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxMedia Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxEniRaeni1
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Materi sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaMateri sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
ppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxwijayati1
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusiaMahda Leni
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasanRose Rose
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1snowman Saputra
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Dnea Is
 

Similar to Anatomi sistem respirasi (20)

Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan
 
Sistem pernapasan manusia-organ.pptx
Sistem pernapasan manusia-organ.pptxSistem pernapasan manusia-organ.pptx
Sistem pernapasan manusia-organ.pptx
 
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxMedia Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
 
Makalah sistem pernapasan 4
Makalah sistem pernapasan 4Makalah sistem pernapasan 4
Makalah sistem pernapasan 4
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
makalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docxmakalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docx
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Materi sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaMateri sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusia
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Anatomi dasar sistem pernafasan
Anatomi dasar sistem pernafasanAnatomi dasar sistem pernafasan
Anatomi dasar sistem pernafasan
 
ppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptx
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasan
 
makalah pediatric
makalah pediatricmakalah pediatric
makalah pediatric
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem pernafasan
Sistem pernafasanSistem pernafasan
Sistem pernafasan
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio

Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENProsedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENAbdul Rivai Saleh Dunggio
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Abdul Rivai Saleh Dunggio
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenAbdul Rivai Saleh Dunggio
 

More from Abdul Rivai Saleh Dunggio (18)

INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIANINSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
 
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdfKONSEP PENDELEGASIAN.pdf
KONSEP PENDELEGASIAN.pdf
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPANCONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
CONTOH : TATA TERTIB PENGUTIPAN
 
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENProsedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Prosedur Pemeriksaan Fisik#GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif Konsep Perioperatif
Konsep Perioperatif
 
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATANSTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
MPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMAMPKP#TIMBANG TERIMA
MPKP#TIMBANG TERIMA
 
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan IntegumenPengkajian  Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas Akibat Gangguan Saraf dan Integumen
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Konsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelangganKonsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan
 
#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi#4diagnosa & intervensi respirasi
#4diagnosa & intervensi respirasi
 
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasanPertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
Pertemuan 2 anamnese_sistem_pernapasan
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 

Anatomi sistem respirasi

  • 2. Sinus Paranasales Pars nasalis pharyngs Pars oralis pharyngs Pars laryngea pharyngs Larynx Trachea Cavitas nasi Vestibulum nasi Bronchi L. Superior L. Medius L. inferior L. Superior L. inferior 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
  • 3.
  • 4.
  • 6.
  • 7. HIDUNG  Bangunan berongga dibagi oleh sekat (kiri dan kanan)  Rongga depan  nares(cuping hidung dan rongga belakang  bagian atas farings (nasofarings)  Kulit (tutup hidung) :  Kelenjar sebasea besar sampai ke dalam vestibulum nasi, kelenjar keringat, folikel rambut (kaku dan besar)  tapis benda- benda kasar dalam udara inspirasi
  • 8. HIDUNG (lanj..)  Rongga hidung :  Vestibulum yang dilapisi sel submukosa(proteksi)  Rambut  penapis udara  Konka (struktur berlapis)  proteksi udara luar  Sel silia  lempar benda asing keluar  bersihkan jalan napas
  • 9. HIDUNG (lanj..)  Bagian anterior ke posterior berbatasan dengan nasofaring  Rongga hidung (transversal) :  Konka Nasalis Superior  reseptor penghidu (daerah olfaktoria)  warna coklat-kekuningan  Konka Nasalis Medialis  Konka Nasalis Inferior  pleksus vena besar, berdinding tipis, jaringan kavernosus/jaringan erektil
  • 10. FUNGSI HIDUNG  Sebagai Preventif  Bulu hidung  penyaring debu  Silia (pseudokolumna epitelium  menangkap benda asing (di konka superior). Udara berpatikel 4-6 mikron yang masuk ke saluran napas lebih bawah.  Sebagai “Lubrikasi” (pelicin)  Kel. Submukosa dan sel goblet  lembab sal. Napas  Sebagai pemanas dan pendingin udara  Vaskularisasi dan inspirasi dan ekspirasi  konduksi dari panas
  • 11. SINUS  Bermuara ke rongga hidung  sekresinya pengaruhi jalan napas  Sinus-sinus :  Sinus sfenoiddalis  Sinus maksilaris  Sinus etmoidalis  Sinus frontalis
  • 12.  Bagian atas  labium, palatum durum dan palatum mole  Bagian belakang  orofaring  Perannya :  Bersuara  Tersumbat rongga hidung  bernapas RONGGA MULUT
  • 13. FARINGS  Bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut  Faring :  Nasofaring (berbatas dengan ronga hidung) dasar tengkorak dan belakang dan atas palatum mole  Orofaring (berbatas dengan rongga mulut)  belakang ronga mulut dan permukaan belakang lidah  Laringofaring/Hipofaring (berbatas dengan laring)  simpang makanan dan udara
  • 14. FARINGS (LANJ…)  Tuba eustachii bermuara pada nasofarings  seimbangkan tekanan udara dari kedua sisi membran timpani.  Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces  Fauces (tempat) terdapat : Tonsilia palatina, faringeal, dan lingual  Laringofaring bertemu sistem napas dan sistem cerna  udara melalui anterior ke faring dan makanan melalui posterior ke esofagus  epiglotis
  • 15. LARINGS  Letak : didepan bagian terendah farings yang memisahkan dari kolumna vertebra berjalan dari farings-vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea didalamnya  Larings  tulang rawan (diikat ligamen dan membran  Tulang Hioid  Tulang rawan tiroid (Adam’s Aple)  Tulang rawan aritenoid (beker)  Tulang rawan krikoid (cincin)  Tulang rawan epiglotis (elastis)
  • 16.
  • 17. LARINGS (lanj…)  Fungsi: alat suara dan jalan udara  Dibawah tulang rawan krikoid  trakeotomi  Larings dilapisi selaput lendir = trakea kecuali epiglotis (sel epitelium berlapis  Pita suara : sebelah dalam larings, berjalan dari tulang rawan tiroid sebelah depan sampai ke tulang rawan aritenoid
  • 18. TRAKEA  Letak : Larings-ketinggian vertebra torakalis kelima  bentuk U (16-20 cincin)  Ukuran : panjang 9-11 cm, tebal 4- 5 cm, diameter ± 2,5 cm dan luas permukaan 5 cm2  LapisanTrakhea :  Mukosa  Kelenjar submukosa  Jaringan ikat (otot polos)
  • 19. TRAKEA (lanj…)  Trakhe mempunyai sel-sel bersilia  keluarkan benda asing  Karina : pisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan
  • 20. BRONKUS  Lanjutan Trakea  2 buah  Letak  Ketinggian Vertebrata Torakalis IV dan V  Struktur = trakea  Bronkus kanan (lebih pendek & lebih besar)  3 cabang (6-8 cincin)  Bronkus kiri (lebih panjang & lebih ramping)  2 cabang (9-12 cincin)
  • 21. BRONKUS (lanj…)  Ukuran : panjang ± 5 cm, diameter 11- 19 cm dan luas penampang 3,2 cm2  Cabang sebelum mediastinum  bifurkasi  Sudut tajam percabangan  Karina  Bronkus kiri karina bentuk sudut 20-30 derajat  Bronkus kanan karina bentuk sudut 45- 55 derajat
  • 22. BRONKUS LOBULARIS  Cabang bronkus utama  kanan (superior, medialis dan inferior) dan kiri (superior dan inferior)  Ukuran : diameter 4,5 – 11,5 mm dan luas penampang 2,7 cm2
  • 23. BATAS RONGGA THORAX  Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan  12 ruas tulang punggung serta cakram antar ruas (diskus intervertebralis terbuat dari tulang rawan di belakang  Iga-iga beserta otot interkostal di samping  Dasar leher diatas
  • 24. MEDIASTINUM  Ruang di dalam rongga dada diantara paru-paru  Isi : jantung, pembuluh darah besar, usofagus, duktus torasika, aorta desendes, vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
  • 25. PARU-PARU  Bentuk kerucut  gelembung- gelembung hawa (alveoli)  Alveoli (sel epitel dan endotel)  luas permukaan 90 cm2 (± 700 juta alveoli)  Letak : apex (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga thorax, diatas diafragma
  • 26. PLEURA  Selaput pembungkus paru-paru pleura  Pleura :  Pleura viseral  bungkus paru-paru  Pleura parietal  lapisi rongga dada  Kavum pleura (antara kedua pleura)  hampa udara dan sedikit cairan/eksudat (normal)  Fungsi kavum  ruang untuk kembang kempis paru  Fungsi Cairan eksudat  meminyaki permukaan sehinga terhindar daris gesekan antara paru- paru dan dinding dada
  • 27. ALVEOLI  Unit fungsional paru (dikelilingi banyak kapiler darah  anggur  Bentuk : poligonal dan heksagonal yang dilapisi sel epitel gepeng yang sangat tipis  Sel pelapis alveoli :  Tipe I (sel alveolar gepeng)  Tipe II (sel septa)  membentuk kuboid dan menonjol ke dalam ruang alveoli  Tipe II menghasilkan surfaktan  cegah kolaps  Makrofag (sel debu) terdapat dalam septum interalveolar (bebas)  makan dan musnahkan mikroorganisme dan partikel asing lainnya  Septum interalveolar miliki satu atau lebih pori (penghubung alveoli)  seimbangkan tekanan antar alveoli (bronkiolus tersumbat)